Anda di halaman 1dari 14

Standar Sistem Operasi dan Aplikasi yang

Digunakan di Command Center


1. Sistem Operasi
1.1 Sistem Operasi Server
Semua server yang ada di Command Center menggunakan sistem operasi Ubuntu
16.04 LTS atau lebih. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keamanan, shell
access ke server tidak menggunakan port standar akan tetapi menggunakan port non-
standar yang ditentukan oleh system administrator. Selain itu pada server wajib
dipasangkan sistem anti malware, anti virus dan firewall dengan konfigurasi default
menutup semua port dan hanya membuka port yang diperlukan saja.
1.2 Sistem Operasi Server
Semua perangkat Workstation menggunakan sistem operasi Microsoft Windows
10 berlisensi, dilengkapi dengan anti virus dan Windows Defender untuk
menghindari jangkitan virus dan malware.
1.3 Sistem Operasi Mobile Apps
Semua aplikasi berbasis mobile yang digunakan dalam operasional Command
Center dibuat untuk dijalankan pada sistem operasi Android. Khusus untuk aplikasi
publik, diperbolehkan dibuat untuk sistem operasi Android dan IOS.

2. Aplikasi Penunjang Operasional Command Center


Operasional sebuah Command Center harus dilengkapi dengan aplikasi- aplikasi
yang digunakan untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan dan penanganan insiden yang
dilaporkan oleh masyarakat dan stakeholders. Dibawah ini adalah daftar dari aplikasi-
aplikasi yang harus ada dalam sebuah operasional Command Center khususnya di
Kabupaten/Kota yang memiliki kewenangan penanganan langsung melalui perangkat-
perangkatnya. Sementara untuk Command Center Provinsi, walaupun semua aplikasi
di bawah ini dapat digunakan, akan tetapi kebanyakan hanya pada fungsi monitoring
bukan pada fungsi eksekusi kecuali pada beberapa bidang yang merupaan kewenangan
Pemerintah Provinsi seperti bidang penanganan bencana dan kebijakan transportasi.
Pemerintah Provinsi diharapkan dapat mengambil peran sebagai fasilitator dan
katalisator, di antaranya dalam hal penyediaan beberapa aplikasi operasional Command
Center Kabupaten/Kota, infrastruktur Datacenter serta penyediaan akses data
kependudukan, data kepegawaian, pajak kendaraan bermotor dan transportasi.

2.1 Aplikasi Dispatching System


Aplikasi Dispatching System adalah inti dari operasional sebuah Command
Center. Melalui aplikasi ini petugas di Command Center menerima informasi, laporan
maupun pengaduan dari masyarakat melalui berbagai saluran. Setelah informasi
tersebut diterima, petugas dapat langsung mendelegasikan tugas penanganan kepada
jajaran operasional yang terkait di lapangan. Pendelegasian ini kemudian dapat
dipantau pada aplikasi Incident Monitoring System dan hasil akhir penanganan
akan disajikan melalui Incident Handling Reporting System. Aplikasi Dispatching
System yang digunakan harus memenuhi kriteria berikut ini:
➢ Berbasis web
❖ Mampu menerima input melalui berbagai saluran baik saluran
konvensional, saluran aplikasi maupun saluran Internet of Things (IoT).
❖ Memiliki fitur untuk dengan cepat menetapkan lokasi pelapor
❖ Memiliki kemampuan untuk mendelegasikan tugas secara langsung kepada
jajaran operasional terkait yang posisinya saat itu paling dekat dengan lokasi
pelapor, baik orang per orang maupun secara kelompok
❖ Memiliki kemampuan untuk melakukan transfer informasi, laporan atau
pengaduan ke sistem yang ada pada instansi lain yang lebih berwenang
menangani (misalnya transfer ke Sistem Kepolisian) dan tetap mampu
menerima update penanganan dari sistem tersebut
❖ Memiliki kemampuan untuk memandu petugas dalam memberikan
penanganan pertama dalam insiden
❖ Memiliki fitur alarm notifikasi dalam bentuk audio visual saat menerima
informasi, laporan atau pengaduan baru, Memiliki log record untuk setiap
informasi, laporan dan pengaduan yang masuk serta catatan penangan
pertamanya oleh petugas
2.2 Aplikasi Incident Monitoring System
Aplikasi Incident Monitoring System merupakan aplikasi yang menampilkan
status perkembangan semua insiden yang telah didelegasikan oleh Dispaching System
kepada jajaran / instansi terkait. Dalam aplikasi ini setiap insiden dapat diketahui
informasinya secara rinci, termasuk waktu kejadian, lokasi kejadian, identitas pelapor,
jenis dan narasi kejadian, gambar yang disertakan (jika ada), petugas yang
menangani, kronologi informasi perkembangan penanganan, saran / arahan pimpinan,
serta hasil akhir penanganan. Aplikasi Incident Monitoring System yang digunakan
harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web dan Mobile
❖ Mampu menampilkan titik-titik lokasi kejadian pada peta dengan penanda
yang berbeda-beda sesuai jenis kejadian dan status penanganan kejadian
❖ Mampu menampilkan posisi terakhir para petugas yang sedang
melaksanakan penanganan di lapangan, termasuk posisi kendaraan operasional
jika dilengkapi perangkat GPS Tracking
❖ Memiliki fitur yang dapat digunakan oleh pimpinan untuk memberikan saran /
arahan kepada petugas pelaksana lapangan secara langsung
❖ Memiliki timeline (titiwangsa) yang menampilkan kronologi penanganan
kejadian yang dilengkapi dengan bukti gambar penanganan (jika ada)
❖ Memiliki notifikasi audio visual yang menandakan perkembangan
penanganan kejadian

2.3 Aplikasi Quick Response


Aplikasi Quick Response adalah aplikasi mobile yang digunakan oleh jajaran
petugas operasional lapangan untuk menerima pendelegasian tugas serta melaporkan
pelaksanaan penanganan secara langsung. Aplikasi Quick Response ini merupakan
alat bantu utama para petugas operasional di lapangan, yang harus memiliki kriteria
sebagai berikut:
➢ Berbasis Mobile
❖ Pengamanan aplikasi berbasis username & password serta pengenalan
perangkat yang digunakan
❖ Memiliki Access Control List (pengaturan hak akses) sesuai dengan instansi,
jabatan dan tanggung jawab setiap user
❖ Memiliki fitur yang dapat digunakan oleh user untuk menandai statusnya
sebagai on-duty atau off-duty
❖ Memiliki kemampuan untuk mengirimkan kordinat lokasi user saat sedang
bertugas setiap interval waktu tertentu, baik secara mandiri maupun ditandai
dengan pengiriman laporan
❖ Memiliki kemampuan untuk menerima notifikasi saat Command Center
memberikan penugasan untuk menangani insiden serta saat Pimpinan
memberikan saran / arahan
❖ Memiliki kemampuan untuk mengirimkan laporan penanganan insiden ke
server dengan dilengkapi gambar, kordinat lokasi, waktu, serta narasi
❖ Memiliki kemampuan untuk membubuhi setiap gambar yang dikirim
dengan watermark berisikan waktu kirim dan kordinat lokasi pengambilan
gambar yang dikirim
❖ Memiliki kemampuan untuk menampilkan identitas seseorang (pelapor
atau korban) dengan input nomor NIK atau gambar wajah. Fitur ini
bergantung kepada fitur Face Recognition yang ada di sistem Video
Analytics dan integrasi dengan data Disdukcapil

2.4 Aplikasi Manpower Management


Aplikasi Manpower Management merupakan aplikasi berbasis web yang
digunakan untuk melakukan pengelolaan data Sumber Daya Manusia yang terkait
dengan operasional Command Center serta para pelaksana operasional lapangan.
Aplikasi Manpower Management yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
➢ Berbasis web
❖ Memiliki fitur untuk mengatur informasi dan struktur organisasi instansi
pelaksana tugas (UPT)
❖ Memiliki fitur untuk mengatur informasi personil yang bertugas baik di
lingkup Command Center maupun pelaksana operasional lapangan
❖ Memiliki fitur untuk mengatur hak akses setiap personil terhadap setiap
aplikasi yang digunakan
❖ Memiliki fitur pencarian informasi berdasarkan kriteria atau kata kunci
tertentu
❖ Memiliki kemampuan untuk menghitung performa kinerja para petugas
pelaksana, baik di Command Center maupun di lapangan dan menampilkan
perhitungan kinerja tersebut dalam bentuk grafik
❖ Memiliki kemampuan untuk menampilkan posisi realtime seluruh petugas
dalam tampilan peta
❖ Memiliki API yang dapat diakses oleh aplikasi lain yang digunakan di
Command Center

2.5 Aplikasi Fleet Management


Aplikasi Fleet Management adalah aplikasi berbasis web yang digunakan untuk
mengatur informasi terkait dengan kendaraan operasional yang tersedia untuk
digunakan dalam penanganan insiden. Aplikasi Fleet Management yang digunakan
harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web
❖ Memiliki kemampuan untuk mengelola informasi identitas
kendaraan operasional meliputi jenis (ambulance, damkar, truk sampah, dll),
nomor polisi, merk / tipe / tahun pembuatan, instansi pemilik serta
informasi lainnya yang diperlukan
❖ Memiliki kemampuan untuk mendeteksi posisi kendaraan secara realtime
dan menampilkan pada layar berbasis peta
❖ Memiliki kemampuan untuk membaca informasi dari perangkat GPS
Tracking seperti odometer, posisi bahan bakar, mesin hidup / mati, kecepatan
dan informasi lainnya yang tersedia
❖ Memiliki fitur pencatatan pemeliharaan kendaraan
❖ Memiliki API yang dapat diakses oleh aplikasi lain yang digunakan di
Command Center
2.6 Aplikasi Pemetaan Potensi Wilayah
Aplikasi Pemetaan Potensi Wilayah adalah aplikasi berbasis web yang
digunakan untuk mengatur dan menampilkan informasi tentang keadaanwilayah
dalam bentuk data geo-spatial (peta). Aplikasi Pemetaan PotensiWilayah yang
digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web
❖ Mampu memetakan potensi ekonomi wilayah dalam bentuk titik- titik
kordinat pada peta, dengan penanda berbeda sesuai kategori potensi yang juga
dilengkapi dengan gambar dan informasi pendukung
❖ Mampu memetakan potensi kebencanaan dalam bentuk peta, baik titik kordinat
maupun dalam bentuk polygon
❖ Mampu memetakan potensi kebakaran yang ada di wilayah, termasuk gedung-
gedung yang memiliki kerawanan kebakaran
❖ Mampu memetakan potensi konflik sosial yang ada di wilayah

❖ Mampu memetakan lokasi obyek-obyek vital yang ada di wilayah

❖ Memiliki API yang dapat diakses oleh aplikasi lain yang digunakan di
Command Center

2.7 Aplikasi Emergency Medical System (EMS)


Aplikasi Emergency Medical System (EMS) adalah aplikasi berbasis web dan
mobile yang digunakan dalam penanganan kegawatdaruratan medis. Aplikasi EMS
yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web dan Mobile
❖ Mampu menentukan posisi pelapor dengan cepat pada peta
❖ Mampu memetakan sebaran fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah,
dilengkapi dengan informasi terkait jenis / kemampuan penanganan di tiap-
tiap fasilitas kesehatan tersebut
❖ Mampu memetakan sebaran ambulance yang siap digunakan untuk
menangani panggilan darurat
❖ Mampu memilih jenis ambulance yang dikirimkan sesuai kadar
kegawatan yang dialami pasien
❖ Memiliki tools yang dapat digunakan oleh call taker dalam memandu pelapor
untuk melakukan penanganan pertama sambil menunggu kedatangan
ambulance / petugas medis
❖ Mampu mengirimkan informasi terkait penanganan pasien yang
dilakukan oleh tenaga medis baik di lokasi pasien maupun di perjalanan
menuju ke fasilitas kesehatan
❖ Memiliki kemampuan untuk menampilkan identitas seseorang (pasien atau
korban) dengan input nomor NIK atau gambar wajah. Fitur ini bergantung
kepada fitur Face Recognition yang ada di sistem Video Analytics dan integrasi
dengan data Disdukcapil.

❖ Memiliki API yang dapat diakses oleh aplikasi lain yang digunakan di
Command Center maupun di instansi lain, misalnya saat Sistem Kepolisian
atau Sistem Pemadam Kebakaran memerlukan ambulance / tenaga medis

2.8 Aplikasi Incident Handling Reporting System


Aplikasi Incident Handling Reporting System adalah aplikasi berbasis web yang
menampilkan data hasil penanganan semua insiden yang laporannya diterima oleh
Command Center dan telah diselesaikan penanganannya. Aplikasi ini bermanfaat
untuk memberikan insight dan evaluasi atas pelaksanaan penanganan insiden yang
terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu. Aplikasi Incident Handling Reporting
System yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web
❖ Menampilkan grafik informasi / laporan / pengaduan yang diterima, dengan
pengkategorian sesuai jenisnya
❖ Menampilkan instansi / dinas yang paling banyak melaksanakan
penanganan insiden
❖ Menampilkan personil yang paling banyak melaksanakan penanganan
insiden
❖ Menampilkan grafik rata-rata waktu yang diperlukan oleh petugas
❖ Dispatcher sejak menerima panggilan sampai pendelegasian tugas
❖ Menampilkan grafik rata-rata waktu yang diperlukan untuk penyelesaian
penanganan insiden secara total dan berdasarkan jenisnya
❖ Menampilkan peta heatmap lokasi kejadian yang dilaporkan
❖ Menampilkan grafik jumlah penanganan insiden berbasis wilayah
kecamatan dan desa/kelurahan

2.9 Aplikasi Intelligent Media Management (IMM)


Aplikasi Intelligent Media Management (IMM) adalah sebuah aplikasi berbasis
web yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemantauan data/informasi yang
berasal dari seluruh pemberitaan media, baik media online, media cetak, televisi, serta
media sosial twitter dan facebook. Dengan menggunakan teknologi, seluruh data
tersebut (big data) langsung dibaca dan dipetakan secara otomatis dengan
menggunakan artificial intelligence (AI) sehingga menjadi sebuah analisis baru sesuai
kebutuhan dan bersifat real-time.
Aplikasi IMM yang digunakan di Command Center harus memenuhi k riteria
sebagai berikut:
➢ Berbasis web
❖ Mengumpulkan informasi dari pemberitaan media online(internasional,
nasional dan lokal)
❖ Mengumpulkan informasi dari pemberitaan media cetak (nasional dan lokal)
❖ Mengumpulkan informasi dari pemberitaan media televisi nasional
❖ Mengumpulkan informasi dari media sosial
❖ Mampu membuat analisa berita dan informasi secara otomatis
❖ Mampu membuat Laporan Monitoring Berita secara otomatis

2.10 Dashboard
Dashboard adalah sebuah aplikasi berbasis web yang menampilkan situasi dan
kondisi operasional Command Center ditinjau dari berbagai kriteria. Dashboard ini
menjadi salah satu alat bagi unsur pimpinan untuk dapat dengan cepat melihat
kinerja pelayanan penanganan informasi, laporan dan pengaduan masyarakat
maupun laporan pelaksanaan tugas operasional. Dashboard yang digunakan di
Command Center harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis web
❖ Menampilkan data statistik pelayanan meliputi jumlah informasi / laporan
/ pengaduan masyarakat ke Command Center
❖ Menampilkan data statistik pelaksanaan penanganan di setiap proses bisnis
dan lini operasional
❖ Menampilkan data statistik insiden yang ditangani berdasarkan
kelompok kejadian
❖ Menampilkan data statistik kinerja unsur-unsur pelaksana dalam
operasional Command Center

2.11 Aplikasi Layanan Publik


Aplikasi Layanan Publik adalah aplikasi berbasis mobile yang digunakan oleh
masyarakat untuk mengakses informasi, melaporkan kejadian yang memerlukan
penanganan atau mengadukan keluhan atas pelayanan Pemerintahan. Aplikasi
Layanan Publik yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
➢ Berbasis mobile
❖ Bersifat terbuka dan dapat diunduh melalui Play Store atau App Store
❖ Terintegrasi dengan data Disdukcapil, Bapenda dan Dishub
❖ Memiliki proses verifikasi berbasis NIK dan nomor handphone
❖ Menyediakan informasi layanan Pemerintahan, prosedur pelayanan, nomor
telepon penting dan lokasi-lokasi pelayanan Pemerintahan serta direktori kota
❖ Menyediakan form isian untuk mengirimkan informasi dan
pengaduan keluhan
❖ Menyediakan akses cepat ke layanan bantuan darurat: Medis, Kebakaran dan
Kepolisian
❖ Masyarakat dapat memilih untuk mengidentifikasi diri sebagai “anonim”saat
menyampaikan laporan dan / atau pengaduan keluhan
❖ Menerima notifikasi terkait broadcast informasi massal (misalkan saat
terjadi ancaman bencana tsunami) maupun notifikasi personal terkait status
penanganan laporan / keluhan / permintaan bantuan yang telah dikirimkan

2.12 Video Analytics (FR & LPR)


Video Analytics adalah suatu teknologi yang menambahkan kecerdasan buatan
(atrificial intelligence) ke suatu sistem jaringan video sehingga dapat dikenali suatu
data berdasarkan parameter tertentu yang telah ditetapkan. Pilihan / opsi fitur yang
digunakan pada operasional Command Center di Provinsi/Kabupaten/Kota adalah:
❖ Face Recognition (FR)
❖ License Plate Recognition (LPR) atau Automotive Number Plate
❖ Recognition (ANPR)
❖ Traffic Violation Detection
❖ Vehicle Counting & Classification
❖ People Counting & Classification
❖ Water Level Detection
❖ Flood Detection
❖ Trash Detection
❖ Dwelling Time Detection
❖ Sidewalk / Trotoar Violation Detection
❖ PKL Detection

Video Analytics harus ada dalam operasional Command Center


Provinsi/Kabupaten/Kota yang dapat dipilih dari opsi-opsi fitur yang tersedia sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik daerahnya masing- masing. Face Recognition
adalah kemampuan pengenalan wajah berdasarkan kriteria dan rumus tertentu yang
dilakukan dengan membandingkan suatu data gambar / video dengan sebuah gambar
yang dijadikan referensi. Penggunaan teknologi ini pada operasional Command
Center dilakukan dengan mengirimkan gambar wajah seseorang (korban, pelapor,
atau orang lainnya) ke server Video Analytics yang kemudian akan
memperbandingkan gambar tersebut ke database KTP-el yang ada di server
Disdukcapil. Jika ditemukan kecocokan, maka akan menghasilkan informasi data
kependudukan sesuai hasil pencarian. Bentuk penggunaan teknologi FR ini antara
lain:
❖ Untuk mencari identitas pasien, korban kecelakaan atau korban kejahatan
yang tidak membawa identitas
❖ Untuk mendeteksi identitas pelaku pelanggaran hukum / peraturan daerah,
misalnya parkir liar
❖ Dalam kegiatan pengawasan penggunaan Dana Desa, misalnya saat
melakukan verifikasi penerima upah atas pekerjaan yang dilakukan yang
dananya berasal dari Dana Desa
❖ Sebagai sarana verifikasi absensi pegawai
License Plate Recognition (LPR) atau disebut juga Automotive Number Plate
Recognition (ANPR) adalah teknologi yang memiliki kemampuan untuk membaca
data digital dalam bentuk video atau gambar untuk mencari adanya pola tertentu yang
dapat diekstrak ke dalam bentuk tulisan huruf dan angka yang terkorelasi dengan
format Plat Nomor kendaraan bermotor. Hasil bacaan ini kemudian diperbandingkan
dengan data yang tersedia pada penyedia data terkait (data Regident di Polda atau
data PKB di Bapenda atau data Kelaikan Uji di Dishub) yang jika ditemukan
kecocokan maka akan menghasilkan data identitas kendaraan bermotor yang terdiri
dari identitas kendaraan (merk, tipe, warna, tahun pembuatan, status pembayaran
pajak kendaraan bermotor, status uji laik jalan) maupun data pemilik kendaraan
tersebut. Bentuk penggunaan teknologi LPR ini antara lain:
❖ Mendeteksi kendaraan yang belum membayar Pajak Kendaraan
Bermotor
❖ Mendeteksi kendaraan angkutan umum yang habis masa berlaku Uji KIR- nya
❖ Pencatatan kendaraan keluar masuk terminal angkutan
❖ Pencatatan kendaraan keluar masuk area tertentu lainnya Bentuk pemanfaatan
dari fitur Traffic Violation Detection antara lain adalah:
❖ Tilang berbasis deteksi CCTV
❖ Pendataan parkir liar / illegal parking
Bentuk pemanfaatan dari fitur Vehicle Counting & Classification antara lain
adalah:
❖ Menghitung arus lalu lintas kendaraan pada titik-titik tertentu
❖ Melakukan klasifikasi kendaraan yang melalui titik-titik tertentu
berdasarkan jenis
Bentuk pemanfaatan dari fitur People Counting & Clasiffication antara lain adalah:
❖ Menghitung jumlah orang pada titik-titik tertentu
❖ Melakukan klasifikasi orang pada titik pengamatan berdasarkan gender
Bentuk pemanfaatan dari fitur Water Level Detection antara lain adalah:
❖ Mendeteksi ketinggian air pada titik-titik pengamatan
❖ Memberikan alert / peringatan pada saat ketinggian air mencapai angka
tertentu
❖ Menjadi salah satu input berbasis IoT (Internet of Things) ke aplikasi
❖ Dispatch System
Bentuk pemanfaatan dari fitur Flood Detection antara lain adalah:
❖ Mendeteksi genangan air / banjir di area yang diamati
❖ Memberikan alert / peringatan pada saat genangan terjadi dan saat surut
❖ Menjadi salah satu input berbasis IoT (Internet of Things) ke aplikasi Dispatch
System
Bentuk pemanfaatan dari fitur Trash Detection antara lain
❖ Mendeteksi tumpukan sampah di area yang diamati
❖ Memberikan alert / peringatan pada saat volume sampah mencapai
parameter yang ditentukan
❖ Menjadi salah satu input berbasis IoT (Internet of Things) ke aplikasi Dispatch
System
Bentuk pemanfaatan dari fitur Dwelling Time Detection antara lain
❖ Mendeteksi angkutan umum yang ngetem pada area yang diamati
Bentuk pemanfaatan dari fitur Sidewalk / Trotoar Violation antara lain
❖ Mendeteksi penyalahgunaan fungsi trotoar
Bentuk pemanfaatan fitur PKL Detection antara lain
❖ Mendeteksi kehadiran Pedagang Kaki Lima liar di area dalam pengamatan

2.13 Video Management System (VMS)


Salah satu fitur utama di Command Center adalah pemantauan CCTV yang
tersebar di berbagai tempat. Mengingat beragamnya jenis feed CCTV yang diakses
dimana di antaranya adalah perangkat CCTV yang tidak dimiliki oleh Pemerintah
Daerah (milik masyarakat, milik Kepolisian, milik instansi lain) yang hanya bersifat
stream, maka diperlukan adanya suatu Video Management System (VMS). Video
Management System (VMS) adalah sistem pengelolaan tayangan video yang
mengelola input dari banyak sumber CCTV, merekam, mengolah dan
menayangkannya melalui jaringan IP ke komputer dalam jaringan.
VMS yang dipergunakan harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
❖ Mampu menerima input dari berbagai jenis CCTV melalui jaringan IP
❖ Memiliki kemampuan untuk merekam stream dengan pola first in first out
❖ Memiliki kemampuan kompresi data yang baik
❖ Memiliki kemampuan untuk melakukan re-streaming ke jaringan
❖ Memiliki interface yang sanggup menampilkan banyak tayangan secara
bersamaan
❖ Memiliki fitur playback Dapat diintegrasikan dengan Video
❖ Analytics

2.14 Aplikasi Video Conferencing & Collaboration


Aplikasi Video Conferencing & Collaboration digunakan sebagai salah satu sarana
komunikasi dan kordinasi berbasis video baik antar Command Center, Command Center
ke Instansi lain, Command Center ke Petugas Operasional, Pimpinan ke Petugas
Operasional maupun sesama Petugas Operasional. Aplikasi Video Conferencing &
Collaboration yang digunakan di Command Center harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
❖ Dapat digunakan untuk melakukan komunikasi dari Command Center
Provinsi/Kabupaten/Kota ke jajaran operasional dalam lingkupnya, antar Command
Center Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Papua Barat dan dari Command Center
Provinsi ke jajaran operasional di Kabupaten/Kota.
❖ Cloud-based, berbasis user licensing sehingga tidak diperlukan adanya peralatan MCU
(Multipoint Control Unit) milik sendiri di Command Center Cross-platform, harus
dapat digunakan baik menggunakan perangkat PC/Laptop, Smartphone/Tablet
maupun Drone.
❖ Aplikasi client dapat berjalan dengan baik pada kondisi bandwith rendah <100kbps
❖ Memiliki fitur untuk melakukan perekaman sesi percakapan langsung pada perangkat
client
❖ Memiliki pengamanan transmisi data dengan standar
❖ AES(Advanced Encryption Standard)
❖ Dapat digunakan untuk melakukan panggilan point-to-point conference dengan
jumlah user banyak (minimal 12 user)
❖ Memiliki fitur Cloud MCU Conference minimal 50 user dalam satu sesi
❖ Memiliki fitur closed instant messaging dan group chat
❖ Memiliki fitur desktop sharing
❖ Memiliki fitur file transfer
❖ Dapat diintegrasikan dengan drone mounted camera, sehingga bisa
mentransmisikan gambar yang diambil dari kamera drone secara realtime
❖ Memiliki fitur pengaturan user dan user group secara terstruktur

Anda mungkin juga menyukai