Anda di halaman 1dari 25

Spesifikasi Fitur-Fitur

Netmonk Prime

Menara Multimedia, Jl. Kebon Sirih No.10, info@netmonk.id


RT.11/RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota www.netmonk.id
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10110 Netmonk
1.Overview
Adanya paradigma baru yakni digital transformasi menyebabkan perubahan
mendasar dalam sifat supply-demand. Jika dulu strategi bisnis masih dibatasi oleh
sumber daya, kini semua dilakukan serba digital. Efek dari digital transformasi ini
membuka bisnis model baru dan definisi baru terkait entitas yang dianggap vital
bagi keberlangsungan bisnis. Saat ini, layanan digital menjadi hal yang vital bagi
suatu bisnis dan butuh dilakukan pemantauan secara berkala agar berjalan optimal.
Menurut Gartner, layanan yang mati dalam waktu 1 menit dapat
menyebabkan lost opportunity sekitar 5000 USD. Sehingga memastikan performa
dan ketersediaan (availability) layanan merupakan hal yang sangat penting.
Proses pemantauan layanan perusahaan bukan tanpa tantangan, tim
operasional dapat menemukan berbagai tantangan untuk memantau berbagai
layanan perusahaan. Mulai dari banyaknya layanan yang harus dipantau,sulitnya
mendapatkan informasi terkini dari suatu layanan secara end-to-end karena terdiri
dari banyak perangkat dan berbagai vendor, dan juga terdapat berbagai tools
terpisah untuk melakukan pemantauan menyebabkan tidak efisiennya proses
pemantauan.
Sebagai solusinya, Netmonk hadir dengan produk bernama “Netmonk
Prime” yang mampu melakukan pemantauan layanan mulai dari pemantauan
network, situs web, aplikasi web, API (Application Programming Interface), dan juga
Linux Server dalam 1 aplikasi. Dengan konsep “One Tool, All Purposes”, Netmonk
Prime memiliki 3 modul utama untuk mengefektifkan proses pemantauan layanan
yaitu Modul Network Monitoring, Modul Web/API Monitoring, dan Modul Linux Server
Monitoring.
2.Penjelasan Produk
Netmonk Prime adalah produk unggulan Netmonk berupa aplikasi
monitoring jaringan, web/API, dan linux server yang bersifat proactive dan preventive
maintenance. Netmonk Prime mengusung konsep “One tool, all purposes” untuk
mengefektifkan proses pemantauan layanan. Netmonk Prime memiliki 3 modul
utama yaitu Modul Network Monitoring, Modul Web/API Monitoring, dan Modul Linux
Server Monitoring.

2.1. Modul Network Monitoring


Modul Network Monitoring adalah modul yang mampu melakukan monitoring
jaringan dengan mengakuisisi data dari perangkat jaringan, kemudian
divisualisasikan menjadi dashboard analitik yang mudah dipahami. Modul Network
Monitoring dapat memantau kondisi suatu jaringan sehingga dapat membantu
Manager IT dan Tim Operasional IT dalam mengelola jaringan, audit performa
jaringan, serta pengambilan keputusan yang lebih baik pada saat optimalisasi
sumber daya infrastruktur IT jaringan.

Berikut cara kerja modul Network Monitoring pada Netmonk Prime:


Fitur Modul Network Monitoring
1. Dashboard Operasional

Dashboard yang disediakan untuk tim operasional IT Jaringan perusahaan


agar dapat secara efektif memusatkan perhatian pada perangkat-perangkat
maupun bagian jaringan (link) yang butuh diperhatikan, seperti: Perangkat yang
mati atau tidak terdeteksi, link jaringan dengan persentase penggunaan yang
tinggi berdasarkan kapasitasnya, link jaringan yang memang dikategorikan
sebagai gateway, perangkat jaringan dengan penggunaan CPU/RAM/Storage yang
tinggi.

Tim kami merancang sebuah tampilan guna meningkatkan experience


pelanggan dalam mendapatkan informasi secara cepat. Selain itu, dengan
adanya tampilan warna yang membedakan dari berbagai status, akan
mempercepat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan secara
operasional maupun keputusan strategis perusahaan.
2. Dashboard Manajerial

Dashboard yang disediakan untuk IT Manager atau yang bisa ditampilkan


di ruangan Network Operation Center (NOC). Berguna untuk mengetahui kondisi
terkini dari jaringan dalam format yang telah dirangkum sesuai kebutuhan
manajemen. Informasi dari Network Performance Dashboard kami bagi menjadi
informasi Device Status (up/down), Device Status by Location, Device Uptime
Availability (SLA), Link Utilization dan Starred Link Utilization.

3. Alarm via Telegram/email

Alarm bisa dikirimkan ke Telegram group ataupun akun individu apabila


perangkat terdeteksi mati atau penggunaan resource perangkat mencapai
threshold. Hal ini ditujukan agar tim operasional IT dapat lebih proaktif tanpa
harus 24x7 berada di depan layar monitor. Dengan adanya sistem alerting,
pengguna akan mendapat experience yang memanjakan, karena fitur ini membuat
tim operasional seperti memiliki asisten pribadi yang dapat memantau
performansi network secara otomatis dan real-time.

Berikut contoh alerting yang dikirimkan kepada pengguna melalui Telegram ketika
perangkat terdeteksi down:
4. Network Map

Selain menyediakan tampilan berupa dashboard operasional dan


dashboard managerial, terdapat fitur berdasarkan persebaran perangkat di
map/topology. Sehingga user dapat lebih mudah melihat perangkat yang sedang
bermasalah maupun perangkat dalam pengawasan berdasarkan lokasi.

5. Reporting dengan format PDF

Fitur ini memudahkan pengguna dalam mendapatkan laporan terkait


perangkat jaringan selama periode tertentu dan dapat diunduh ke dalam format
PDF tanpa harus diproses secara manual menggunakan excel/spreadsheet.
Parameter dalam laporan meliputi availability perangkat, statistik penggunaan
link, dan statistik penggunaan CPU/RAM/Storage.

Selain menyajikan laporan untuk perangkat yang dimonitor, modul ini juga
menyajikan laporan berupa availability untuk setiap link/port/interface dari suatu
perangkat, yang pengambilan datanya dapat disesuaikan berdasarkan hari yang
diinginkan.
6. Grafik SLA dari informasi ICMP Availability dan Uptime Availability

Pada menu detail yang terdapat di device status, Netmonk Prime dapat
menampilkan informasi dari ICMP availability dan uptime availability. Informasi ini
dapat digunakan untuk mengukur tingkat SLA dari suatu perangkat jaringan. Dari
segi tampilan waktu, pengguna dapat mengubah rentang waktu sesuai yang
diinginkan baik tampilan per hari, per minggu, atau per bulan.
7. Device Status (Up & Down)

Fitur yang berfungsi untuk melihat status perangkat, apakah berstatus


hidup (up) atau mati (down). Fitur ini mempermudah tim operasional untuk
memantau perangkat tanpa melakukan cek perangkat secara manual. Selain itu,
terdapat fitur export data dengan format excel untuk memudahkan pembuatan
pelaporan. Fitur detail berguna untuk melihat grafik performansi harian,
mingguan, maupun bulanan dari suatu perangkat.
8. Link Utilization

Fitur yang berfungsi untuk melihat kondisi terkini dari trafik link layanan
apakah sudah memasuki ambang batas “normal”, “warning”, atau “critical”.
Persentase ambang batas tersebut dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan
pengguna dan berguna untuk memastikan link utilization dalam keadaan normal
atau membutuhkan perhatian lebih.
Pada menu Link Utilization bisa melakukan export data berbentuk excel untuk
mempermudah sistem pelaporan. Selain itu terdapat data detail yang berguna
untuk melihat grafik performansi harian, mingguan, atau bulanan dari
link/port/interface tertentu.
9. Starred Link

Fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengelompokkan atau


menandai suatu link/port/interface yang dianggap perlu lebih diperhatikan karena
hal tertentu, sehingga pengguna dapat dengan mudah menemukannya di
kemudian hari.

10. RAM Status


Fitur yang berfungsi untuk melihat kondisi RAM suatu perangkat, sehingga
tim operasional lebih mudah dalam memantau RAM perangkat dan mengestimasi
kemampuannya berdasarkan usage/pemakaian. Selain itu, terdapat export data
dengan format excel untuk mempermudah dalam sistem pelaporan.

11. CPU Status

Fitur yang berfungsi untuk melihat kondisi CPU suatu perangkat, sehingga
tim operasional lebih mudah dalam memantau CPU perangkat dan mengestimasi
kemampuannya berdasarkan usage/pemakaian. Selain itu, terdapat export data
dengan format excel untuk mempermudah dalam sistem pelaporan.
12. Storage Status

Fitur yang berfungsi untuk melihat kondisi Storage suatu perangkat,


sehingga tim operasional lebih mudah dalam memantau Storage perangkat dan
mengestimasi kemampuannya berdasarkan average storage usage. Selain itu,
terdapat export data dengan format excel untuk mempermudah dalam sistem
pelaporan.
13. DiskIO Status

Fitur yang berfungsi untuk melihat kondisi Disk di suatu server, sehingga
tim operasional lebih mudah dalam memantau penggunaan Disk server dan
mengestimasi kemampuannya berdasarkan load average. Selain itu, terdapat
export data dengan format excel untuk mempermudah dalam sistem pelaporan.

14. Grafik Data Hingga Beberapa Tahun ke Belakang

Data yang dikumpulkan dapat disimpan hingga waktu yang ditentukan oleh
pengguna (standar retensi selama 2 tahun), dan dapat dilihat dalam bentuk grafik
pada menu history.

15. SNMPv3 untuk Protokol Monitoring yang Lebih Aman

Dukungan SNMPv3 untuk protocol monitoring yang terotentikasi dan


terenkripsi sehingga bisa sesuai dengan aturan perusahaan yang menjunjung
tinggi aspek security.

16. SNMP Template telah Disiapkan

OID (Object Identifier) untuk mengambil data dari perangkat jaringan yang
dimonitor telah disediakan oleh Netmonk Prime sehingga tim IT Jaringan tidak
perlu mencari sendiri template untuk setiap perangkat.
Gambaran Komunikasi SNMP

Persyaratan Sistem Probe


Jika perangkat yang dimonitor berada di jaringan private, Network Probe perlu
diinstal terpisah di server atau komputer yang berada di jaringan private tersebut
dan dipastikan dapat mengakses ke internet. Berikut spesifikasi minimum yang
perlu dipersiapkan pengguna untuk Network Probe yang akan diinstal pada private
network:
2.2. Modul Web/API Monitoring
Modul Web/API Monitoring adalah modul yang dapat memantau
fungsionalitas dan kinerja dari situs web, aplikasi web, dan API (Application
Programming Interface) berbasis HTTP/S secara konsisten untuk memastikan proses
bisnis berjalan secara optimal dan dapat mendukung Customer Experience yang lebih
baik.
Modul Web/API Monitoring di dalam Netmonk Prime ini diimplementasikan
secara on-cloud sehingga pengguna hanya membutuhkan koneksi internet dan web
browser untuk dapat mengaksesnya. Modul Web/API Monitoring secara default telah
diinstal bersama Web/API Probe yang bertugas mengumpulkan data dari website
atau API yang ingin di monitor. Jika suatu website atau API tersebut berada di sebuah
server atau komputer yang memiliki akses private, Web/API Probe perlu diinstal
terpisah dan dipastikan dapat mengakses ke internet.

Berikut cara kerja modul Web/API Monitoring pada Netmonk Prime:


Fitur Modul Web/API Monitoring
1. Dashboard Website/API Status

Dashboard yang menampilkan histori status, grafik response time, serta


persentase nilai downtime dan uptime dari website atau API yang dimonitor.
Netmonk menyediakan pilihan interval waktu diperiksanya status website atau API
secara berkala sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, apakah
ingin real-time atau dilakukan dalam interval yang lebih renggang agar tidak
mengganggu trafik dari website atau API tersebut.

2. Alarm Via Telegram/Email

Alarm bisa dikirimkan ke Telegram group ataupun akun individu apabila


sebuah website/API terdeteksi down, atau memiliki response time yang melebihi
threshold. Hal ini ditujukan agar tim operasional IT dapat lebih proaktif tanpa
harus 24x7 berada di depan layar monitor. Dengan adanya sistem alerting,
pengguna akan mendapat experience yang memanjakan, karena fitur ini membuat
tim operasional seperti memiliki asisten pribadi yang dapat memantau website/API
secara otomatis dan real-time.

Berikut contoh alert yang akan diterima pengguna jika response time
melebihi threshold, serta ketika website terdeteksi down dan setelah hidup (up)
kembali:
3. Reporting dengan format PDF
Pengguna dapat mengunduh laporan terkait response time dan status dari
website/API. Pengambilan data dapat disesuaikan berdasarkan periode waktu
yang diinginkan.
Persyaratan Sistem Probe
Jika suatu website atau API tersebut berada di sebuah server atau komputer

yang memiliki akses private, Web/API Probe perlu diinstal terpisah dan dipastikan

dapat mengakses ke internet. Berikut spesifikasi minimum yang perlu dipersiapkan

pengguna untuk Web/API Probe yang akan diinstal pada private network:
2.3. Modul Linux Server Monitoring
Modul Linux Server Monitoring adalah modul yang mampu mendeteksi
visibilitas dan performansi Linux Server baik fisik maupun virtual untuk memastikan
Linux Server tersebut beroperasi sesuai ekspektasi agar pengelolaan infrastruktur IT
menjadi lebih baik dan mendukung bisnis berjalan dengan optimal.

Fitur Modul Linux Server Monitoring


1. Dashboard Linux Server Status

Dashboard yang menampilkan jumlah Linux Server berdasarkan statusnya (up


atau down) dari total keseluruhan Linux Server yang dimonitor. Informasi lebih detail
dapat dilihat di halaman Linux Server Status berupa persentase penggunaan CPU,
Memory, dan Network pada server, rata-rata operasi input/output suatu disk, serta
daftar process yang sedang berjalan yang dapat digunakan untuk kebutuhan
proactive maintenance.

2. Alarm Via Telegram/Email

Alarm bisa dikirimkan ke Telegram group ataupun akun individu apabila sebuah
Linux Server terdeteksi down atau ketika penggunaan CPU dan Memory melebihi
batas normal. Hal ini ditujukan agar tim operasional IT dapat lebih proaktif tanpa
harus 24x7 berada di depan layar monitor. Dengan adanya sistem alerting,
pengguna akan mendapat experience yang memanjakan, karena fitur ini membuat
tim operasional seperti memiliki asisten pribadi yang dapat memantau Linux Server
secara otomatis dan real-time.

3. Reporting dengan format PDF

Pengguna dapat mengunduh laporan terkait laporan uptime/downtime dan


penggunaan sumber daya dari Linux Server yang dimonitor. Pengambilan data
dapat disesuaikan berdasarkan periode waktu yang diinginkan.
3.Benefit Bagi Perusahaan

3.1. Benefit Bagi Manajemen


a. Meningkatkan performa operasional perangkat jaringan, website, API,
maupun Linux Server perusahaan melalui notifikasi proaktif dan
rangkuman dari laporan kondisi jaringan dan status website, API, atau Linux
Server.
b. Optimasi operasional IT bagi perusahaan yang memiliki keterbatasan
anggaran pengelolaan jaringan (affordable)
c. Data perangkat jaringan yang tersedia dapat membantu perusahaan
dalam melakukan pengambilan keputusan yang lebih baik terkait investasi
infrastruktur perusahaan.
d. Efisiensi penggunaan anggaran IT perusahaan, karena penggunaan
Netmonk Prime hanya membutuhkan resource yang kecil,
perangkat-perangkat yang didaftarkan bisa multi-vendor, dan sudah
mencakup 3 modul dalam 1 aplikasi.

3.2. Benefit Bagi Operasional


a. Mempercepat dan mempermudah Tim Operasional IT dalam
mendapatkan informasi penting dan terkini mengenai kondisi jaringan
dan status website, API, atau Linux Server di perusahaan (Proactive
Approach).
b. Memudahkan Tim Operasional IT dalam melakukan audit perangkat
jaringan, performa website/API, dan kinerja Linux Server perusahaan.
c. Modernisasi IT Tools Monitoring dari segi tampilan maupun
penggunaannya (Simplifikasi).
d. Sistem kinerja Netmonk Prime memungkinkan IT Operasional untuk
mengoptimalisasi performanya dalam memonitoring dan mengaudit
jaringan, web/API, dan Linux Server tanpa harus secara langsung berada di
depan layar monitor selama 24 x 7 jam.
4.Arsitektur
5. Alasan Memilih Netmonk Prime

Anda mungkin juga menyukai