Copyright : Ir.

Sri Manu Rohmiyati

KLASIFIKASI TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH
 KLASIFIKASI TANAH
• MERUPAKAN PENGELOMPOKAN TANAH
SECARA SISTEMATIS
• DILAKUKAN UNTUK MEMAHAMI
HUBUNGAN ANTAR JENIS TANAH
• SISTEMNYA ADA YG BERSIFAT NASIONAL
(PERANCIS, RUSIA, INDONESIA)
MAUPUN INTERNASIONAL (USDA, FAO,
WORLD SOIL LEGEND/LEGENDA TANAH
DUNIA)
KLASIFIKASI TANAH DIBEDAKAN ATAS
• KLASIFIKASI ALAMI = DIDASARKAN ATAS
SIFAT TANAH YG DIMILIKI TANPA SAMA
SEKALI MENGHUBUNGKAN DGN TUJUAN
PENGGUNAANNYA
• KLASIFIKASI TEKNIS = DIDASARKAN ATAS
SIFAT TANAH YG DIHUBUNGKAN DGN
PENGGUNAAN TERTENTU (CONTOH :
KLASF KEMAMPUAN LAHAN, KLASF
KESESUAIAN LAHAN)
K.T. BERDASARKAN FAKTOR PEMBENT. TANAH
• TANAH ZONAL = DG FAKTOR PEMBENTUK
IKLIM & VEGETASI ( KLSF : TANAH TUNDRA,
STEPPA, TANAH HUTAN, TANAH TROPIKA)
• TANAH INTRAZONAL = PEMBENTUKNYA
FAKTOR LOKAL SETEMPAT (KALSI-, HALI-,
TANAH HIDROMORFIK)
• TANAH AQZONAL = PROFILNYA BELUM
BERKEMBANG (KLSF : TANAH MUDA, TANAH
TEREROSI, TNH KOLUVIAL,ALUVIAL)
 SISTEM KLASIFIKASI BERDASARKAN SIFAT
TANAH (SOIL TAKSONOMI )
DIDASARKAN PADA ADA TIDAKNYA HORIZON
DIAGNOSTIK & SIFAT PROFIL LAINNYA, DAN
DIBEDAKAN ATAS BEB. KATEGORI YAITU :
• ORDO (TINGKAT TERTINGGI, ADA 12 ORDO)
• SUB-ORDO
• GREAT GROUP
• SUB-GROUP
• FAMILY, DAN SERI
 HORIZON DIAGNOSTIK
ADALAH HORIZON PENCIRI TANAH
YANG TERDIRI ATAS
• EPIPEDON (HORIZON
PERMUKAAN TANAH), DAN
• HORIZON BAWAH PERMUKAAN
TANAH
 MACAM-MACAM EPIPEDON
• MOLIK = MENGANDUNG B.O > 1 %,
TEBAL ≥ 18 cm, KEJENUHAN BASA
> 50 %
• MELANIK = HITAM,TEBAL,
KANDUNGAN BHN.ORGANIK TINGGI,
BERASOSIASI DG MINERAL AMORF
• HISTIK EPIPEDON=KAND. B.O. > 20 %
 MACAM-MACAM EPIPEDON
• OKRIK = WARNA TERANG, B.O < 1 %,
KERAS, STRUKTUR PEJAL/ MASSIVE
• PLAGEN=LAPISAN PERMUKAAN
SEDALAM ≥ 50 cm SBG HASIL
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK YG
INTENSIF (TERUS MENERUS)
HORIZON BAWAH PERMUKAAN
• AGRIK =HORIZON DIBAWAH
LAPISAN OLAH, TERAKUMULASI
HUMUS,DEBU & LEMPUNG
• ALBIK = PUCAT, NILAI VALUE > 5
(LEMBAB)
• ARGILIK = PELONGGOKAN
LEMPUNG > DARIPADA HORIZON
YG ADA DI ATASNYA
HORIZON BAWAH PERMUKAAN
• KALSIK = TEBAL ≥ 15cm,
MENGANDUNG CaCO3.
• KAMBIK = TIDAK GELAP,
KANDUNGAN B.0 RENDAH,
TIDAK PUNYA STRUKTUR HISTIK
• FRAGIPAN = GELUH, TERLETAK
DIBAWAH HOR. SPODIK
 ENTISOLS
• TANAH YANG MEMPUNYAI
EPIPEDON OKRIK/HORIZON
ALBIK, TANPA ADANYA
PERKEMB. HORIZON
• PERSAMAANNYA ADALAH
TANAH ALUVIAL, REGOSOL, GLEY
HUMUS RENDAH)
 VERTISOLS
• TANAH LEMPUNG YG MENGEMBANG
SAAT BASAH & MENGERUT SAAT
KERING (DIJUMPAI RETAKAN LEBAR
& DALAM,ADA CERMIN SESAR).
• PERSAMAANNYA ADALAH TANAH
GRUMUSOL, LEMPUNG MARGALIT,
TANAH REGURS,TANAH KAPAS HITAM
 INCEPTISOLS
• INCEPTISOLS = TANAH DI
WILAYAH HUMIDA, TIDAK ADA
ELUVIASI /PELAPUKAN EKSTREM
• PERSAMAANNYA DENGAN
TANAH BROWN FOREST, GLEY
HUMIK)
 ARIDISOLS
• TERDAPAT DI WILAYAH ARIDA
(KERING)
• MEMPUNYAI EPIPEDON OKRIK DAN
≥ 1 HORIZON SBB: ARGILIK,KAMBIK,
KALSIK, SALIK, GIPSIK
• PERSAMAANNYA ADALAH TANAH
COKLAT MERAH, TANAH ARID,
SOLONCHAK)
 MOLLISOLS
• TANAH DENGAN WARNA KELAM
MEMPUNYAI HORIZON MOLIK.
• TERDAPAT DI DAERAH STEPPA.
• PERSAMAANNYA DENGAN TANAH
CHERNOZEM, RENZINA
 SPODOSOLS
• TANAH DENGAN HORIZON SPODIK
• TERDAPAT PELONGGOKAN
CAMPURAN BAHAN AMORF, BAHAN
ORGANIK & ALUMINIUM,DG ATAU
TANPA BESI, BERWARNA KELABU.
• PERSAMAANNYA=TANAH
PODZOLIK,PODZOLS
 ALFISOLS
• MEMPUNYAI EPIPEDON OKRIK &
HORIZON ARGILIK
• MEMPUNYAI KEJENUHAN BASA
YG TINGGI, DAN TIDAK KERING.
• PERSAMAANNYA = TANAH
PODZOLIK MERAH KUNING,
TANAH PLANOSOLS
 ULTISOLS
• MEMPUNYAI HORIZON ARGILIK,
MEMPUNYAI KEJENUHAN BASA YG
RENDAH (<35 %)
• PERKEMBANGAN TANAH LANJUT.
• PERSAMAANNYA =TANAH LATERIT
COKLAT KEMERAHAN,PODZOLIK
MERAH KUNING
 OKSISOLS
• TANAH YANG MEMPUNYAI
HORIZON OKSIK PADA
KEDALAMAN < 2 M.
• PERSAMAANNYA ADALAH
TANAH LATERITIK
 HISTOSOLS
• TANAH MENGANDUNG BAHAN
ORGANIK ≥ 40 CM DARI
PERMUKAAN TANAH.
• PERSAMAANNYA ADALAH
DENGAN TANAH BOG DAN
TANAH GAMBUT
 ANDISOLS
• TANAH DENGAN TEBAL SOLUM ≥
60 CM
• MEMPUNYAI SIFAT ANDIK.
• PERSAMAANNYA DENGAN
TANAH ANDOSOLS
SISTIM KLASF TANAH DI INDONESIA
• KLASIFIKASI TANAH MOHR
• KLASIFIKASI TANAH ANEKA
DASAR
• KLASIFIKASI BPT BOGOR
• KLASIFIKASI
SOEPRAPTOHARDJO
 KLASIFIKASI TANAH MOHR
• DIDASARKAN PD KOMBINASI
MACAM BAHAN INDUK & CARA
PELAPUKANNYA YG DITEKANKAN
PD INTENSITAS PELINDIHAN.
• DIBEDAKAN : TANAH ANTIGEN
/RESIDU DAN TANAH ALLOTHIGEN)
KLASIFIKASI TANAH ANEKA DASAR
• KLASIFIKASI TANAH ANEKA DASAR =
DIDASARKAN PD PENGGUNAANNYA
UNTUK TAN.PERDAGANGAN,MIS :
TEMBAKAU ,TEBU
• DIBEDAKAN ATAS : TANAH ABU
VULKANIK, LATERIT, NAPAL
(MERGEL), KAPUR, SEDIMEN
 KLASIFIKASI TANAH BPT BOGOR
• SISTIM YG DIKEMBANGKAN DI
INDONESIA OLEH DUDAL &
SOEPRAPTOHARDJO
• UNTUK MEMBANDINGKAN ANTAR JENIS
TANAH INDONESIA DG LAIN NEGARA
MELALUI SISTIM KLASIFIKASI USDA.
• SISTIM KLASIFIKASI INI TERDIRI ATAS 6
KATEGORI YG DIDASARKAN ATAS
MORFOLOGI PROFIL TANAH
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA
SOEPRAPTOHARDJO
MENGEMBANGKAN & MENYEMPUR
NAKAN KLASIFIKASI TANAH DI
INDONESIA YG SEBELUMNYA
DISUSUN OLEH MOHR, WHITE,
DAMES, & KEMUDIAN OLEH DUDAL
& SOEPRAPTOHARDJO.
PRINSIPNYA ADALAH =
 PRINSIP KLASIFIKASI TANAH
SOEPRAPTOHARDJO
• IKLIM TROPIK BASAH SEPERTI DI
INDONESIA MENYEBABKAN PROSES
PELAPUKAN & PERKEMBANGAN
TANAH BERLANGSUNG SECARA
INTENSIF, SEHINGGA MEMBENTUK
JENIS-JENIS TANAH YG BERUMUR
LANJUT ( LATOSOL)
 PRINSIP KLASIFIKASI TANAH
SOEPRAPTOHARDJO
• KEGIATAN VULKANIK (GUNUNG
BERAPI) MEMBENTUK
TOPOGRAFI BERBUKIT DAN
SERING TERJADI PEREMAJAAN
TANAH MEMBENTUK JENIS
TANAH MUDA SEPERTI TANAH
REGOSOLS
 PRINSIP KLASF. TANAH
SOEPRAPTOHARDJO
• KEADAAN LINGKUNGAN SETEMPAT
MEMBENTUK JENIS TANAH YG
SEHARUSNYA HANYA TERDAPAT DI
DAERAH YG BERIKLIM SEDANG
(SEPERTI PODZOL), JUGA TANAH YG
TERDAPAT DIMANA-MANA (
ORGANOSOL)
 KLASIFIKASI TANAH SISTIM
SPEPRAPTOHARDJO
• TANAH-TANAH YANG BELUM
MEMBENTUK DEFERENSIASI
HORIZON
• TANAH YANG SUDAH
MEMBENTUK DEFERENSIASI
HORIZON (TANAH MERAH)
 TANAH TANPA DEFERENSIASI
HORIZON
• GOLONGAN TANAH INI BELUM
MENGALAMI DEFERENSIASI PROFIL
MEMBENTUK HORIZON, SEHINGGA
MASIH DIANGGAP SBG LAPISAN
TANAH
• TANAH INI PERKEMBANGANNYA
MASIH MUDA/ BELUM LANJUT
 TANAH TANPA DEFERENSIASI
HORIZON
TERDAPAT 3 JENIS TANAH YG
TERMASUK DLM GOLONGAN INI =
• TANAH LITOSOL,
• TANAH ALUVIAL (ENTISOLS,
INCEPTISOLS)T
• TANAH REGOSOLS
 TANAH LITOSOL
• TANAH PALING MUDA, BAHAN
INDUKNYA DANGKAL (< 45 cm),
MEMPUNYAI CIRI MORFOLOGI
SAMA DG BAHAN INDUKNYA
• BLUM LAMA MENGALAMI
PERKEMB.TANAH AKIBAT
PENGARUH IKLIM LEMAH, LETUSAN
VULKAN, ATAU TOPOGRAFI MIRING
 TANAH LITOSOL
• UNTUK DIBUDIDAYAKAN, MAKA
PERKEMB. TANAHNYA HARUS
DIPERCEPAT DG PENGHUTANAN.
• TERDAPAT DI PEG. KAPUR
DAERAH KARST JAWA TENGAH,
JAWA TIMUR, MADURA, NTT,
MALUKU,SUMATERA
 TANAH ALUVIAL (ENTISOLS,
INCEPTISOLS)
• SERING MENGALAMI BANJIR
• TANAH MUDA (BLM ADA DEF. HOR)
• BHN YG BERUKURAN BESAR
DIENDAPKAN DI DEKAT SUMBERNYA,YG
UKURAN KECIL JAUH DR SUMBERNYA.
BHN YG DIENDAPKAN PD TEMPAT &
WAKTU YG SAMA,TEKSTUR SERAGAM
 TANAH ALUVIAL (ENTISOLS,
INCEPTISOLS)
• SIFAT & KESUBURANNYA
DIPENGARUHI SUMBER ASALNYA.
• TANAH ASAL BENGAWAN SOLO &
PEG. KARST, KANDUNGAN P & K
RENDAH.
• TANAH YG BERASAL DR GUNUNG
MERAPI LEBIH SUBUR
 TANAH REGOSOL (ENTISOLS,
INCEPTISOLS)
• TANAH MUDA, PELAPUKANNYA BELUM
LANJUT, TEKSTUR PASIR,PERMEABILITAS
&POROSITAS TANAH TINGGI, DAYA
SIMPAN AIR RENDAH, AGREGAT BELUM
TERBENTUK SEHINGGA PEKA TERHADAP
EROSI
• BERWARNA KELABU,COKLAT
KELABU,COKLAT KEKUNINGN
 TANAH REGOSOL (ENTISOLS,
INCEPTISOLS)
• KESUBURAN POTENSIALNYA
TINGGI,TAPI KESUBURAN
AKTUALNYA RENDAH.
• BERDASARKAN BHN. INDUKNYA
DIBEDAKAN ATAS = REGOSOL ABU
VULKANIK, REGOSOL BUKIT PASIR,
REGOSOL BATUAN SEDIMEN
 REGOSOL ABU VULKANIK
• TERDAPAT DI SEKITAR GUNUNG BERAPI
• ABU VULKANIK ADALAH SEMUA BAHAN
VULKANIK HASIL ERUPSI GUNUNG BERAPI
YANG BERUPA DEBU, PASIR, KERIKIL,BATU,
BOM, LAPILLI
• ALIRAN LAHAR MENGALIR DARI PUNCAK KE
LERENG SAMPAI KE KAKI GUNUNG YG DATAR
• SEMAKIN MELEBAR MEMBENTUK KIPAS,
SEHINGGA DINAMAKAN KIPAS FLUVIAL
(VULCANIC FAN)
 REGOSOL BUKIT PASIR
• TERDAPAT DI SEPANJANG PANTAI (ANTARA
CILACAP – PARANG TRITIS & KRAWANG)
• BUKIT PASIR TERBENTUK DR PASIR DI PANTAI
YG BERASAL DR ABU VULKANIK OLEH ANGIN
& AKUMULASI GAYA OMBAK LAUT MEMILIH
PASIR HALUS DILEMPAR JAUH DR DARATAN
• PASIR KASAR TERTINGGAL DIPANTAI LANDAI.
• PASIR KERING TERTIUP ANGIN KE DARATAN
DIENDAPKAN PD TEMPAT YG BERVEGETASI
MEMBNT DERETAN BKT PASIR(SAND DUNES)
 REGOSOL BATUAN SEDIMEN
• DI DAERAH TERSIER, DI PEGUNUNGAN
LIPATAN YANG TELAH MENGALAMI
PENTOREHAN HEBAT MEMBENTUK LEMBAH
YANG DALAM, TEBING CURAM & BUKIT
• DI LEMBAH TSB BATUAN KAPUR TELAH
HABIS DIHANYUTKAN SHG YG TERTINGGAL
BATUAN SEDIMEN LUNAK (TERDIRI NAPAL &
ATAU LEMPUNG)
• DIJUMPAI DI SEKITAR PAMEKASAN,
MADURA, MRANGGEN (JAWA TENGAH)
 TANAH MERAH
• MELIPUTI SEBAGIAN TERBESAR LAHAN DI
INDONESIA, MULAI DARI DATARAN RENDAH
SAMPAI PEGUNUNGAN TINGGI BERBUKIT
• DI DAERAH IKLIM KERING SAMPAI BASAH
• TERBENTUK MULAI DARI BATUAN BEKU,
BATUAN SEDIMEN ATAU BATUAN MALIHAN
• TERMASUK DLM TANAH MERAH = LATOSOL,
MEDITERAN MERAH KUNING, LATERITIK,
PODZOLIK MERAH KUNING, ANDOSOLS,
GRUMOSOLS, HIDROSOLS, PLANOSOLS
 LATOSOL (INCEPTISOLS, ULTISOLS)
• BERVARIASI DR LATOSOL COKLAT MUDA (DT.
TINGGI) SAMPAI LATOSOL MERAH TUA (DT.
RENDAH), KADAR AIR RENDAH
• MELIPUTI TANAH-2 YG TELAH MENGALAMI
PELAPUKAN LANJUT, SHG WARNA MERAH
(KAND. BESI TINGGI AKIBAT PELINDIAN
KATION-2 BASA), pH TANAH RENDAH
• KESUB. KIMIA RENDAH-SEDANG, TEKSTUR
LEMPUNG-GELUH,STRUKT.REMAH-GUMPAL,
KONSISTENSI GEMBUR, SOLUM TNAH TEBAL
 LATOSOL (INCEPTISOLS, ULTISOLS)
• DI INDONESIA, LATOSOL BERASAL DARI
BATUAN INDUK VULKANIK,TERDAPAT DI
DATARAN RENDAH – TINGGI (900 M dpl)
• TOPOGRAFI MIRING BERGELOMBANG
SAMPAI BERBUKIT
• IKLIM TROPIKA BASAH, CH 2500 – 7000 mm
• BERDASARKAN WARNA, DIBEDAKAN =
LATOSOL MERAH,LAT. MERAH KEKUNINGAN,
LAT. COKLAT KEMERAHAN, LAT. COKLAT, LAT.
COKLAT KEKUNINGAN, LAT.MERAH UNGU
MEDITERAN MERAH KUNING (ALFISOLS)
• MEMPUNYAI HUBUNGAN DG IKLIM LAUTAN
TENGAH (MEDITERANEAN),YANG DICIRIKAN
: PADA MUSIM PANAS (SUMMER) KERING
• JENIS TANAH INI DIKENAL DG TERRA ROSA.
• MENGANDUNG BESI YG TINGGI,BAHAN ORG
RENDAH, pH TINGGI (ALKALIS), TEKSTUR
LEMPUNG, LEKAT, DERAJAD PENJENUHAN
BASA TINGGI,PELAPUKAN LANJUT, BAHAN
INDUK KAYA DENGAN KAPUR
 TANAH LATERITIK
• ADALAH TANAH YANG KARENA SESUATU
HAL MENGALAMI LATERISASI YANG TIDAK
BERKEMBANG LANJUT
• JIKA LATOSOL MEMPUNYAI PERBANDINGAN
SiO2/Al2O3 < 1,33, MAKA TANAH LATERITIK
PERBANDINGAN SiO2/Al2O3 =1,33 – 2,00
• SOLUM TANAHNYA DANGKAL
• MENGANDUNG KONKRESI Fe/Mn LAPISAN
KUARSA YG MENYEBABKAN ADANYA AIR
 PODZOLIK MERAH KUNING / PMK
(ULTISOLS, ACRIDISOLS)
• TERSEBAR MULAI DARI DATARAN RENDAH
BANTEN, LAMPUNG, SUMATERA, ACEH,
SULAWESI TENGGARA
• TOPOGRAFI BEROMBAK SAMPAI RATA
• LAPISAN PERMUKAANYA SANGAT TERLINDI
(HIGHLY LEACHED), SHG BERWARNA
KELABU CERAH SAMPAI KEKUNINGAN
DENGAN TEKSTUR TANAH PASIRAN
 PODZOLIK MERAH KUNING / PMK
• HORIZON DI BAWAHNYA BERWARNA
MERAH, MERAH KEKUNINGAN, KUNING, DG
TEKSTUR LEMPUNG BERAT, STRUKTUR
GUMPAL, AGREGAT KURANG STABIL,
PERMEABILITAS RENDAH
• KESUBURAN KIMIA RENDAH, pH MASAM
(4,5 – 4,8), KPK, KADAR BAHAN ORGANIK &
KEJENUHAN BASANYA RENDAH
• DIBEDAKAN ATAS PODZOLK MERAH COKLAT,
KUNING, KUNING PUTIH, MERAH KUNING
ANDOSOL (INCEPTISOLS), ANDO = HITAM
• TERDAPAT DI DATARAN TINGGI >1.000 M dpl
DG IKLIM DINGIN, CH TINGGI,WARNA
HITAM-HITAM KELAM, SANGAT POROUS,
BHN ORGANIK & LEMPUNG TIPE AMORF
(TERUTAMA ALOFAN) SANGAT TINGGI, BV
RENDAH SHG RINGAN, BHN INDUK ALOFAN
• KEMAMPUAN MEMFIKSASI P YG TINGGI
(KETERSEDIAAN P RENDAH), KADAR C & N
TINGGI, TAPI RATIO C/N RENDAH
• SANGAT GEMBUR, REMAH, KESUB SEDANG
 GRUMUSOL ( GRUMOS = GUMPAL KERAS)/
VERTISOLS = KADAR LEMPUNG TINGGI)
• MULAI DR DT. RENDAH – SEDANG ( ≤ 300 M
dpl. DENGAN TOPOGRAFI BERGELOMBNG –
BERBUKIT, CH < 2500 mm/TH., PERGANTIAN
MUSIM HUJAN & KEMARAU TEGAS,B.INDUK
SUDAH LAPUK (KAPUR, ENDAPAN ALUVIAL,
NAPAL, TUFF, DAN ABU VULKANIK)
• KADAR Ca & Mg,SERTA B.O. TINGGI (1,5-4 %)
• MAKIN TINGGI KADAR KAPUR WARNA TANH
MAKIN HITAM
 GRUMUSOLS (VERTISOLS)
• KESUBURAN FISIK BURUK(LEMPUNG BERAT=
MONMORILONIT,SUKAR DIOLAH,SAAT BASH
MENGEMBANG, SAAT KERING MENGERUT &
RETAK),KONSISTENSI SANGAT LEKAT & LIAT
• AERASI &DRAINASI BURUK,AGREGAT LEMAH
• KESUBURAN KIMIA TINGGI, pH 6,0 – 8,2,
KPK > 50 me/100 G, KEJENUHAN BASA 90 %
• TERMASUK DIDALAMNYA ADALAH TANAH
RENZINA (B.I.KAPUR, pH 7,8 - 8,4 WARNA
KELABU HITAM – HITAM )
 TANAH HIDROSOL
• MERUPAKAN GABUNGAN JENIS-JENIS
TANAH YG MEMPERLIHATKAN GEJALA GLEY,
TERDAPAT DI DATARAN RENDAH DENGAN
TOPOGRAFI DATAR
• POROSITAS LAMBAT, DRAINASI BURUK,
SEHINGGA MENGHAMBAT RESPIRASI AKAR
• SERING TERGENANG AIR & TERBENTUK
GLEY PADA LAPISAN TANAH TERTENTU
• TERMASUK DI DALAMNYA =PLANOSOLS,
GLEY HUMIK, HIDROMORFIK KELABU
PLANOSOLS, GLEY HUMIK, HIDROMORFIK
• PLANOSOLS = ENDAPAN LEMPUNG DR LAUT,
DANGKAL,WARNA KELABU – KUNING,GELUH
–LEMPUNG,pH 6,5 – 8,0, KONDISI KERING
PECAH-PECAH, GUMPAL BESAR YG KERAS
• GLEY HUMIK=SOLUM < 1 M,KELABU KELAM-
HITAM, LEKAT & KERAS,B.O TINGGI > 3 %,pH
AGAK MASAM – NETRAL, KESUB. SEDANG
• HIDROMORFIK KELABU = SOLUM DALAM,
KELABU-KELABU KUNING, DI DTR ALUVIAL
(0 – 300 M),PH 4,5 – 6, GELUH - LEMPUNG
TANAH PODZOL (POD=PUCAT, ZOLA=KELABU)
• MELUAS DI DAERAH HUTAN YG BERIKLIM
BASAH SEDANG. MULAI DR DT RENDAH
KUTAI (KALTENG) & BANGKA – PAPUA
• LAPISAN ATAS GAMBUT, COKLAT KELABU,
LAP. BAWAH GELUH LEMPUNGAN, KUNING,
LAP. DI BAWAHNYA TEGAS BERBATASAN DG
LAPISAN YANG BERWARNA PUCAT
• BHAN INDUK DR BATU LEMPUNG (SHALE) &
BATU PASIR KUARSA. KESUB KIMIA RENDAH
 TANAH ORGANIK
• ADALAH TANAH YG TERDIRI DR LAP. GAMBUT
(B.O) YANG RELATIF TEBAL,TERDAPAT DI ATAS
LAPISAN TANAH MINERAL YANG TERGLEISASI
• TANAH INI JENUH AIR SEPANJANG TAHUN,
DRAINASI BURUK & BERKEMBANG DI
DAERAH DENGAN CURAH HUJAN YG TINGGI
• GAMBUT = B.ORGANIK YG TERTIMBUN SCR
ALAMI DLM KEADAAN BASAH BERLEBIHAN,
SEHINGGA SEDIKIT YANG TERDEKOMPOSISI &
MASIH MENAMPAKKAN JARINGAN ASLINYA
 TANAH ORGANIK
• TEBAL GAMBUT BERAGAM (≥ 50 CM – 16 M)
• TIDAK MENGALAMI PERKEMBANGAN PROFIL
KE ARAH TERBENTUKNYA HORIZON-HORIZON
YANG BERBEDA (PROFIL SERAGAM), COKLAT
KELAM – HITAM, KADAR AIR TINGGI, pH
MASAM – LUAR BIASA MASAM (3 – 5)
• TANAH ORGANIK BELUM TENTU TANAH
GAMBUT. GAMBUT YG KETEBALAN LAPISAN
ORGANIKNYA < 50 cm = TANAH MINERAL
BERGAMBUT / TANAH HUMUS
 TANAH ORGANIK
• TANAH GAMBUT ATAU TANAH ORGANIK
DISEBUT JUGA TANAH ORGANOSOL ATAU
HISTOSOLS, KADAR B.O > 30 % ATAU KADAR
KARBON ( C ) = 12 – 18 %
• SEMAKIN TINGGI KADAR KARBON, SEMAKIN
MENTAH BAHAN ORGANIKNYA
• MAKIN RENDAH KADAR KARBON, SEMAKIN
MATANG ATAU MAKIN SEMPURNA PROSES
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIKNYA, YANG
HASILNYA DISEBUT HUMUS
 PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT (1)
• DIMULAI DG ADANYA CEKUNGAN LAHAN YG
BERDRAINASI BURUK & TERGENANG AIR
HAMPIR SEPANJANG TAHUN, SEHINGGA
TERJADI PENUMPUKAN BAHAN ORGANIK YG
TIDAK TERDEKOMPOSISI, KARENA
KECEPATAN PENAMBAHAN B.O LEBIH CEPAT
DARI PADA LAJU DEKOMPOSISINYA
• KECEPATAN PENIMBUNAN BAHAN ORGANIK
DITENTUKAN OLEH TOPOGRAFI DAN CURAH
HUJAN
 PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT (1)
• KUALITAS B.O. DITENTUKAN OLEH JENIS
VEGETASI YANG ADA & SECARA TIDAK
LANGSUNG TERPENGARUH OLEH JENIS
BAHAN MINERAL TEMPAT TUMBUH
VEGETASI

• VEGETASI TUA AKAN ROBOH & DIGANTIKAN

VEGETASI BARU YANG PERTUMBUHANNYA
SEMAKIN DIPENGARUHI OLEH KETEBALAN
TUMPUKAN BAHAN ORGANIK
 PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT (2)
• MAKIN TEBAL TUMPUKAN BAHAN ORGANIK
MAKA PERTUMBUHAN VEGETASI SEMAKIN
TERGANTUNG PD KETERSEDIAAN HARA YG
ADA PD LAPISAN BAHAN ORGANIK, KARENA
MAKIN SEDIKIT AKAR YG DAPAT MENCAPAI
LAPISAN MINERAL DI BAWAHNYA
• PENUMPUKAN B.O. BERJALAN TERUS KRN
PADA TANAH ORGANIK PERMEABILITAS KE
BAWAHNYA RENDAH, SHG DRAINASINYA
TETAP BURUK & AIR TETAP TERGENANG
 PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT (3)
• DITEPI SUNGAI SERING ADA ENDAPAN BARU
DARI BAHAN MINERAL,SEHINGGA PD LAHAN
INI DAPAT TERBENTUK TANAH GAMBUT YG
DISELINGI ADANYA LAPISAN-2 MINERAL
• GAMBUT YG TERBENTUK PADA CEKUNGAN
DEKAT KAKI LERENG, SERING MENDAPAT
LONGSORAN BAHAN MINERAL DARI ATAS
LERENG, SEHINGGA TERDAPAT LAPISAN
MINERAL DI ATAS TANAH GAMBUT
 PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT (4)
• SERINGKALI DIJUMPAI ENDAPAN KUNING YG
BERBAU BELERANG (FeS) / FERO SULFIDA,
DENGAN pH < 3 (DISEBUT MINERAL PIRIT)
• PADA KONDISI TERGENANG (REDUKSI) FeS
TIDAK MENIMBULKAN MASALAH, TAPI JIKA
DILAKUKAN DRAINASI (PEMBUANGAN AIR),
KONDISINYA MENJADI TEROKSIDASI, PIRIT
(FeS) AKAN MEMBENTUK ASAM SULFAT SHG
TANAH MENJADI LUAR BIASA MASAM
• FeS + 2H20 + O2 --------- FeOH + H2SO4
 KLASIFIKASI TANAH GAMBUT
BERDASARKAN PEMBENTUKANNYA TERDIRI
• GAMBUT OMBROGEN
• GAMBUT TOPOGEN

BERDASARKAN KEMATANGANNYA TERDIRI =

• GAMBUT FIBRIK
• GAMBUT HEMIK
• GAMBUT SAPRIK
 KLASIFIKASI TANAH GAMBUT
BERDASARKAN KETEBALAN LAPISAN B.O. =
• GAMBUT DANGKAL
(KETEBALAN B.O.NYA ≥ 50 – 100 CM)
• GAMBUT TENGAHAN
(KETEBALAN B.O.NYA > 100 – 200 CM)
• GAMBUT DALAM (TEBAL)
KETEBALAN B.O.NYA > 200 – 300 CM
• GAMBUT SANGAT DALAM
(KETEBALAN BHN ORGANIKNYA > 300 CM)
 GAMBUT OMBROGEN
• TERBENTUK KRN PENGARUH C.H & KONDISI
TERGENANG. JENIS GAMBUT INI MELIPUTI
HAMPIR 1/5 WILAYAH SUMATERA,SEPANJANG
PANTAI MALAYA, KALIMANTAN, & IRIAN JAYA
• OLIGOTROFIK (KURANG SUBUR,KRN ASAL DR
POHON DG KDR LIGNIN & SELULOSE TINGGI)
• KRN PENGARUH PASANG-SURUT AIR LAUT /
SUNGAI YG MENCAPAI WIL. INI, TANAHNYA
MISKIN MINERAL & HARA (Ca & Mg), JENUH
AIR, COKLAT, SANGAT MASAM (pH 3 – 4,5)
 GAMBUT TOPOGEN
• TERBENTUK PADA TOPOGRAFI CEKUNGAN &
AIR TANAH DI RAWA-2, DT RENDAH – TINGGI
• MULAI DR RAWA LAKBOK, PANGANDARAN,
RAWA PENING, JATIROTO, TANAH PAYAU DI
DELI, DANAU-2 DI KALIMANTAN SELATAN
• KESUB LEBIH > DARI GAMBUT OMBROGEN
• SEBAG. BESAR ADA DI DAERAH PAYAU YANG
BERASAL DARI VEGETASI SERAT, RUMPUT, pH
NETRAL – ALKALIN (GAMBUT EUTROFIK,
KANDUNGAN MINERAL (Ca & Mg) TINGGI
 GAMBUT FIBRIK
• BAHAN TANAH GAMBUT YANG TERGOLONG
MASIH MENTAH ( DICIRIKAN DENGAN
TINGGINYA KANDUNGN BAHAN JARINGAN
TANAMN ASLI DENGAN UKURAN BERAGAM)
• JIKA DIGENGGAM & DIPERAS,MAKA 2/3 DR
BAHAN KELUAR DARI CELAH GENGGAMAN
• DIJUMPAI PADA KEDALAMAN > 2 M, KADAR
ABUNYA RENDAH, KADAR SELULOSA TINGGI,
BERAT VOLUME RENDAH (BV < 0,1 G/CM3)
 GAMBUT HEMIK
• BAHAN TANAH GAMBUT YANG SUDAH
MENGALAMI PEROMBAKAN ATAU
TERDEKOMPOSISI & BERSIFAT SEPAROH
MATANG
• JIKA DIGENGGAM & DIPERAS, HANYA
1/3 BAGIAN BAHAN YANG KELUAR DARI
CELAH-CELAH GENGGAMAN
• JENIS GAMBUT HEMIK INI DIJUMPAI
PADA KEDALAMAN 1 – 2 METER
 GAMBUT SAPRIK
• BAHAN GAMBUT YANG SUDAH MENGALAMI
PEROMBAKAN YANG SANGAT LANJUT
• BRSIFAT MATANG SAMPAI SANGAT MATANG

• JIKA DIPERAS HAMPIR TIDAK ADA YANG

KELUAR DARI CELAH-CELAH GENGGAMAN
• DIJUMPAI PADA KEDALAMAN < 1 M
• KADAR ABUNYA TINGGI, KANDUNGAN
SELULOSANYA RENDAH, BV > 0,2 G/CM3.
 SIFAT FISIK TANAH GAMBUT
• DAYA REMBES AIR SECARA VERTIKAL SANGAT
LAMBAT, TAPI SECARA HORIZONTAL CEPAT
• MUDAH TERJADI SUBSIDENCE (PENURUNAN
PERMUKAAN TANAH / AMBLES)
• AMBLESAN (SUBSIDENCE) PADA GAMBUT
TERGANTUNG PADA KEMATANGAN GAMBUT,
PADA AWAL REKLAMASI CEPAT, LALU LAMBAT,
AKHIRNYA MANTAP SETELAH TH KE 8 – 10
• AKIBAT SUBSIDENCE = AERASI, KADAR AIR
TERSEDIA & LAJU INFILTRASI AIR MENURUN
 SIFAT FISIK TANAH GAMBUT
• KAPASITAS MENGIKAT AIR SANGAT TINGGI.
GAMBUT FIBRIK = 580 – 3000 %, GAMBUT
HEMIK = 450 – 850 %, SAPRIK < 450 %
• GAMBUT YG KERING SETELAH PEMBUKAAN
LAHAN, DAYA MENYERAP AIR RENDAH
(HIDROPHOBE), SEHINGGA TERJADI KERING
TAK BALIK (IRREVERSIBLE DRYING) =====
GAMBUT MUDAH TERBAKAR,& MENGKERUT
TAK BALIK (IRREVERSIBLE SHRINKAGE) ==
MEMBENTUK TEKSTUR PASIR SEMU
(PSEUDOSAND)=PUPUK MUDAH TERCUCI
 SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
• GAMBUT YG DIDRANASI AKAN MENGALAMI
DEKOMPOSISI SCR CEPAT- MEMBEBASKAN
CO2 SEHINGGA TANAH MENJADI MASAM
• GAMBUT OMBROGEN pH RENDAH (3 – 4,5).
• KETERSEDIAAN N,P,K,Ca,Cu SANGAT RENDAH
• C/N TINGGI (20 – 45) BLM TERDEKOMPOSISI
• KPK TINGGI (50 – 100 meg/100 g)
• KADAR ABU GAMBUT RENDAH (2 – 5 %)
 SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
• GAMBUT PASANG SURUT BERSIFAT MASAM
– SANGAT MASAM
• MAKIN TEBAL GAMBUT, MAKIN MASAM
• GAMBUT DANGKAL LEBIH SUBUR DARIPADA
GAMBUT DALAM
• LAPISAN BAWAH GAMBUT DAPAT BERUPA
LAPISAN LEMPUNG MARINE MAUPUN PASIR
• LAPISAN GAMBUT YANG BERADA DI ATAS
LEMPUNG MARINE LEBIH SUBUR DARIPADA
LAPISAN GAMBUT YG ADA DI ATAS PASIR
 SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
• FRAKSI ORGANIK GAMBUT TERDIRI LIGNIN
HEMISELULOSE, SELULOSE, BAHAN HUMIN
• PEMBERIAN AMELIORAN (ABU KAYU, ABU
LIMBAH PERTANIAN, KAPUR) DAN
PEMUPUKAN SECARA TERUS MENERUS DPT
MENINGKATKAN pH GAMBUT SEKALIGUS
MENINGKATKAN AKTIVITAS MIKRO-
ORGANISM SEHINGGA PROSES DEKOMPOSISI
GAMBUT LEBIH CEPAT DAN KETERSEDIAAN
UNSUR HARANYA MENINGKAT
PENGELOLAAN LHN GAMBUT UNT TAN TAHUNAN
TAHAPAN REKLAMASI LAHAN GAMBUT
UNTUK LAHAN PERTANIAN / PERKEBUNAN =
• DIPILIH GAMBUT YG KEDALAMANNYA ≤ 2 M
• DILAKUKAN PEMBUANGAN AIR YG BERLEBIH
MELALUI SALURAN DRAINASI
• PRINSIP DRAINASI ADALAH MEMBUANG
KELEBIHAN AIR DR HUJAN SECARA TEPAT
WAKTU & EFISIEN, SERTA MENGENDALIKAN
MUKA AIR TANAH AGAR TERCAPAI KONDISI
YG OPTIMUM UNTUK PERTUMBUHAN TAN.
 PENGELOLAAN LHN GAMBUT UNT TAN THN
• MENGINGAT SIFAT IRREVERSIBLE DRYING &
IRREVERSIBLE SHRINKAGE DARI GAMBUT,
MAKA SEBAIKNYA DRAINASI DILAKUKAN
SECARA BERANGSUR & TIDAK TERLALU CEPAT
• APABILA DIJUMPAI SENYAWA PIRIT (FeS)
(UMUMNYA TERDAPAT PADA KEDALAMAN ≥
80 CM), MAKA KEDALAMAN PERMUKAAN
TANAH DIPERTAHANKAN ≤ 75 CM, UNTUK
MENGHINDARKAN OKSIDASI PIRIT YG DAPAT
BERAKIBAT TANAH MNJADI SANGAT MASAM
 PENGELOLAAN LHN GAMBUT UNT. TAN THN
• PEMBUKAAN LAHAN DENGAN CARA LAND
CLEARING YANG DILANJUTKAN DENGAN
PENYIAPAN LAHAN UNTUK PERTANAMAN

• AKIBAT REKLAMASI (DRAINASI & LAND

CLEARING) = TANAH MENJADI MASAM &
TERDAPAT UNSUR TOKSIK
AMBLES / SUBSIDENCE
MENGENDALIKAN AMBLESAN (SUBSIDENCE)
• UNTUK MENGENDALIKAN KEMASAMAN
TANAH & TOKSISITAS DIBERIKAN AMELIORAN
YANG BERPENGARUH GANDA, BERJANGKA
PANJANG, DAN BIAYA RELATIF MURAH, MISAL
= KAPUR, ABU BAKARAN, PUPUK KANDANG,
PENCAMPURAN DENGAN BAHAN MINERAL
• AKIBAT AMBLES ATAU SUBSIDENCE, DAYA
DUKUNG TANAH TERHADAP TANAMAN
MENJADI TIDAK KUAT, SEHINGGA TANAMAN
TUMBUH MIRING ATAU MUDAH REBAH
MENGENDALIKAN AMBLESAN (SUBSIDENCE)
• DILAKUKAN PEMADATAN DI SEKITAR ZONE
PERAKARAN PADA JALUR PENANAMAN
DENGAN ALAT BERAT (BEBAN 10 – 20 TON)
• PEMADATAN JUGA DAPAT DILAKUKAN DI
DALAM LUBANG TANAM, KEMUDIAN
LUBANG TANAM DITUTUP DENGAN TANAH
LEMPUNG DI SEKELILING BIBIT
• PERLAKUAN INI MAMPU MENEKAN
KEREBAHAN 40 – 50 %, DAN MAMPU
MENINGKATKAN HASIL TBS SAMPAI 25 %
 MENGENDALIKAN AMBLESAN (SUBSIDENCE)

• LUBANG TANAM PADA GAMBUT DIBUAT

BERSUSUN DUA (HOLE IN HOLE) TERDIRI DARI
LUBANG DASAR ATAU LUBANG UTAMA (100 X
100 CM), KEDALAMAN 30 X 40 CM DAN
LUBANG PENUNJANG DI DALAM LUBANG
DASAR (30 X 30 CM), KDALAMAN 30 X 40 CM
• UNTUK MEMPERKUAT DAN AGAR TANAMAN
TIDAK CONDONG, DI SEKELILING PANGKAL
BATANG DIBUMBUN TANAH MINERAL
 PENINGKATAN KESUB KIMIA TANAH GAMBUT

• AKIBAT KEMASAMAN YG TINGGI, KESUBURAN

KIMIA TANAH GAMBUT UMUMNYA RENDAH
• SERING MENGALAMI KEKURANGAN UNSUR
HARA MAKRO N, P, K, Ca, Mg
• JUGA KEKURANGAN UNSUR HARA MIKRO
Cu, Zn, Fe, DAN BORON
• OLEH KARENA ITU BUD TAN PADA LAHAN
GAMBUT, SELAIN HARUS DIBERI PUPUK N, P,
K, Ca, Mg JUGA PUPUK CuSO4