Anda di halaman 1dari 27

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (K13)

RAUDATUL ATHFAL AS-SOLEH

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disusun Dalam Rangka Memberikan Arah Dan Pengelolaan Kegiatan

Penddikan Anak Usia Dini

RAUDATUL ATHFAL AS-SOLEH DESA

SONDOSIA KECAMATAN BOLO

KABUPATEN BIMA

NUSA TENGGARA BARAT


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah Nya kepada kami yang dapat menyelesaikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
RA As-Sholeh. Kurikulum ini disusun dengan berpedoman pada Permendikbud RI No
146Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 yang pada prinsipnya pendidikan difokuskan pada
pengembangan karakter, pengetahuan dan keterampilan
Selesainya penyusuan kurkulum ini adalah berkat bimbingan, bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga RA As-
Sholeh yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu baik waktu maupun
tenaganya. Semoga Allah SWT. Senantiasa memberikan petunjukm terhadap segala upaya
yang kita lakukan demi peningkatan mutu pendidikan.
Akhir kata kami mengharapkan saran-saran dari Tim Pengembangan Kurikulum serta
seluruh pembaca. Kami berharap kurikulum ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
RA As-Sholeh dalam menjalankan programnya.

Tim Penyusun KTSP

i
HALAMAN PENGESAHAN

Setelah Memperhatikan, Menganalisis, Menerima masukan dari berbagai pihak


kemudian mempertimbangkan, maka kami memutuskan bahwa kurikulum K 13 satuan
pendidikan RA As-Sholeh Bima dinyatakan Sah digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan semua aktifitas pendidikan selama Tahun Pelajaran 2022/2023.

Disahkan di Tempat: Bima

Pada tanggal : 20 juni 2022

Yang mengajukan pengesahan


Kepala Sekolah

Maryani, S.Pd

ii
BERITA ACARA

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Nomor : 422/053/RA-ASHOLEH/2022

Pada hari ini Jumat tanggal 20 bulan Juni .tahun 2022

Di sekolah RA As-Sholeh , Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Bima, telah dilaksanakan rapat
pembahasan kurikulum RA As-Sholeh Antara lain:

1. Pembentukan tim pengembang penyusunan kurikulum2013


2. Penyusunan program tahunan tahun pelajaran 2022/2023
3. Penyusunan program semester tahun pelajaran 2022/2023
4. Penyusunan KKM tahunn pelajaran 2013/2014

Dalam pembahasan ini kurikulum sebagaimana tersebut di hadiri oleh:

1. Pengurus komite sekolah

2. Pengawas

3. Kepala sekolah

Demikian berita ini di buat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya

Bima, 20 juni 2022

Kepala Sekolah

Maryani, S.Pd

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Halaman Pengesahan ...................................................................................................... ii
Berita Acara Pengembangan Kurikulum ........................................................................ iii
Daftar Hadir .................................................................................................................... iv
Daftar Isi ......................................................................................................................... v
Bagian I Profil Lembaga ................................................................................................. 1
A. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga RA As-Sholeh ................................... 1
B. Alamat Satuan lembaga RA As-Sholeh .............................................................. 3
C. Status Satuan lembaga RA As-Sholeh ................................................................ 3
Bagian II Dokumen I ...................................................................................................... 4

A. Pendahuluan ........................................................................................................ 4
1. Latar Belakang .............................................................................................. 4
2. Dasar Operasional Penyusunan Kurikulum .................................................. 4
3. Tujuan Penyusunan Kurikulum ................................................................... 5
4. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum........................................................ 5
B. Visi Misi dan Tujuan RA As-Sholeh .................................................................. 6
1. Visi RA As-Sholeh ....................................................................................... 6
2. Misi RA As-Sholeh ....................................................................................... 6
3. Tujuan Pendidikan RA As-Sholeh ................................................................ 6
C. Karakteristik Kurikulum RA As-Sholeh ............................................................. 7
D. Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran........................................... 7
E. Metode dan Media Pembelajaran........................................................................ 12
F. Pengaturan Beban Belajar ................................................................................... 14
G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembelajaran ........................................... 14
Bagian III Dokumen II .................................................................................................... 16

A. Program Semester (Prosem) ............................................................................... 16


B. Program Tahunan (Protah) .................................................................................. 16
C. Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) ......................................... 17
D. Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) ................................................ 17
E. Penilaian Perkembangan Anak ........................................................................... 18
Bagian IV Penutup .......................................................................................................... 20

Bagian V Lampiran ......................................................................................................... 21

iv
BAGIAN I
PROFIL LEMBAGA

A. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga RA As-Sholeh


a. Struktur Kepengurusan RA As-Sholeh adalah sebagai berikut

Kepala sekolah
Maryani S.Pd Pembinaan

Kemenag Kabupaten Bima


Ketua Yayasan
Kepala Desa Soundosia

Sekretaris Bendahara

Abdul Rahman Wiwin Apriyanti S.Pd

Guru kelompok A Guru kelompok B


Awaludin Purga S.Pd Maryani S.Pd
Wiwin Apriyanti S.Pd Dewi Apriyanti
Putri Ramdani Ismail S.Pd

SISWA

1
b.Tugas pokok dan fungsi dalam struktur kepengurusan RA As-Sholeh

1. Ketua Yayasan bertanggung jawab dalam:


• Pengembangan pendidikan di RA As-Sholeh
• Bekerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan dalam rangka optimalisasi
sumber belajar dan sumber dana
2. Kepala RA As-Sholeh, bertanggung jawab dalam:
• Pengembangan program Raudhatul Athfal
• Mengkoordinasikan guru-guru Raudhatul Athfal
• Mengelola administratif Raudhatul Athfal
• Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap kinerja guru Raudhatul Athfal
• Melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran di Raudhatul Athfal
3. Guru bertanggung jawab dalam:
• Menyusun rencana pembelajaran
• Mengelola pembelajaran sesuai dengan kelompoknya
• Mencatat perkembangan anak
• Menyusun pelaporan perkembangan anak
• Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam program parenting.
4. Tenaga Administrasi, bertanggungjawab dalam:
• Memberikan pelayanan administratif kepada guru, orangtua dan peserta didik
• Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik
• Mengelola sarana dan prasarana Raudhatul Athfal
• Mengelola keuangan

B. Alamat Satuan lembaga RA As-Sholeh


RA As-Sholeh terletak di Jalan lintas Bima, Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima.

2
BAGIAN II DOKUMEN I
A. Pendahuluan
1. Dasar Pemikiran
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya merupakan tanggung jawab orang tua.
Hanya saja karena keterbatasan kemampuan orang tua, maka perlu adanya bantuan
dari orang yang mampu dan mau membantu dalam pendidikan anak-anaknya.
Pendikan Luqman terhadap anaknya, sebagaimana terdapat dalam Q.S. Luqman ayat
12-19, mencerminkan pendidikan yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya,
yang mencakup antara lain: (1) pembinaan jiwa orang tua (ayat 12); (2) pembinaan
iman dan tauhid (ayat 13-16); (3) pembinaan akhlak (ayat 14, 15, 18 dan 19); (4)
pembinaan ibadah (ayat 17); (5) pembinaan kepribadian dan sosial anak (ayat 16-17).
Di dalam Q.S An-Nahl ayat 78 juga dinyatakan bawa setiap anak yang baru lahir telah
membawa/memiliki potensi-potensi yang harus dikembangkan secara optimal sebagai
manifestasi dari rasa syukur kepada Allah SWT.
Anak Usia Dini, termasuk Raudlatul Athfal As-Sholeh memiliki karkateristik
perkembangan fisik dan psikologis yang khas, sehingga orang tua kadang-kadang
belum tahu akan hal tersebut, atau tahu tetapi kurang memiliki kesempatan yang
sepenuhnya untuk mendidik dan membimbing anaknya, sehingga mereka
menyerahkan anaknya ke Raudlatul Athfal As-Sholeh .
Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan (golden
age) sebab perkembangan berbagai aspek psiko-fisik yang terjadi pada masa ini akan
menjadi peletak dasar sangat fundamental. Artinya, perkembangan aspek psiko-fisik
pada masa usia dini akan menjadi dasar peletak bagi perkembangan selanjutnya. Pada
masa ini perkembangan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh
sebab itu pendidikan anak usia dini merupakan dasar bagi perkembangan masa
berikutnya, serta merupakan tahap pembinaan awal menuju terbinanya kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing tinggi di era globalisasi ini.
Proses perkembangan otak manusia sepanjang rentang kehidupan yaitu usia 0-4
tahun perkembangan otak anak mencapai 50%. Usia 5-8 tahun proses perkembangan
otak manusia mencapai 80%. Usia 8-12 tahun proses perkembangan otak manusia
mencapai 90%. Usia 12-18 tahun peoses perkembangan otak manusia mencapai
100%. berdasarkan fakta tersebut maka diperlukan layanan pendidikan yang sesuai
agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, atau dilakukan upaya
pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan kegiatan
pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak yang
diimplementasikan melalui perngembangan kurikulum.
Di sisi lain, pendidikan anak usia dini memandang anak sebagai individu yang
utuh sehingga membutuhkan pelayanan menyeluruh yang meliputi berbagai aspek
perkembangan fisik dan psikis. Secara kodrati bahwa anak sejak lahir memiliki lebih
3
dari satu bakat, tetapi bakat tersebut bersifat potensial. Untuk itu, anak perlu diberikan
pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
anak akan tercapai secara optimal, apabila diciptakan situasi dan kondisi yang
kondusif sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga
layanan pendidikan yang diberikan harus memperhatikan keberagaman budaya,
agama, kondisi alam dan pola kehidupan sehari-hari anak. Selain itu, sangat perlu
diperhatikan kodrat anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Oleh
karena itu pengembangan anak usia dini berorientasi pada pendekatan berpusat pada
anak (student centered).
Pendidikan di Raudlatul Athfal AS Sholeh bertujuan untuk mengembangkan
sikap, pengetahuan, ketrampilan, daya cipta dan hati nurani anak didik dalam
merespon dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya berdasarkan ajaran dan nilai-
nilai Islam. Untuk itu pelayanan pendidikan di Raudlatul Athfal AS SHOLEH harus
sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak pra sekolah dengan
berlandaskan ajaran nilai-nilai Islam.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
merupakan alat untuk membantu dan memberikan acuan bagi pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan memberikan acuan bagi pendidik
dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini karena kurikulum secara umum didefinisikan
Raudlatul Athfal AS SHOLEH mengacu pada ajaran dan nilai-nilai Islam serta filosofi
pendidikan anak sebagai landasan berpikir dalam penetapan tujuan, pemilihan materi
untuk anak, program dan suasana berlajar di dalam dan di luar kelas, strategi
pembelajaran, pengelolaan kelas, media, sarana da prasarana, evaluasi dan assesmen
serta kerjasama antara pengelolaan kelas, media, sarana prasarana, evaluasi dan
assesmen serta kerjasama antara para guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keagamaan
multipotensi, minat, multi kecerdasan (kecerdasan majemuk), emosional, spiritual dan
kinestetik atau fisik-motorik anak didik secara optimal sesuai dengan keunikan dan
tahap perkembangan setiap anak. Pengembangan kurikulum merupakan salah satu
bagian penting dalam proses pendidikan. Pengambanagn kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan yaitu untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Sejalan dengan Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 14 bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan mulai rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan undang-undang
4
tersebut, maka pendidikan anak usia dini merupakan masa penting, karena awal
kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Apa yang dialami
anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangnnya akan berdampak pada
kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pada masa-masa usia dini
perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi upaya stimulasi, bimbingan,
pengasuhan, pendampingan dan pemberian kegiatan pembelajaran untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dilakukan anak melalui pengembangan
kurikulum.
Kurikulum Raudlatul Athfal AS SHOLEH ini merupakan penjabaran dari
idelalisme, cita-cita, tuntutan stakeholders, atau kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Melalui kurikulum ini akan diketahui arah pendidikan, alternatif pendidikan, fungsi
pendidikan serta hasil pendiidkan yang hendak dicapai oleh Raudlatul Athfal As-
Sholeh . Kurikulum ini harus dijadikan pedoman bagi pengelola dan guru RA untuk
selanjutnya disempurnakan secara terus-menerus melalui tahapan pengkajian,
sosialisasi, advokasi, perintisan oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari
unsur kepala Raudlatul Athfal As-Sholeh , guru/ praktisi, komite Raudlatul Athfal As-
Sholeh , penyelenggara pendidikan, Mapenda Departemen Agama kota/kabupaten
dan narasumber. Dengan demikian, kurikulum ini mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan ipteks dan budaya, serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan tanpa melepaskan diri
dari ajaran dan nilai-nilai Islam.
Menghadapi kondisi tersebut Raudlatul Athfal AS SHOLEH perlu
mempersiapkan diri secara mantap dengan membuat Rencana Kerja Raudhatul Athfal
(RKRA) untuk memenuhi tuntutan perkembangan kurikulum Raudlotul Athfal yang
sesuai dengan kondisi, potensi dan karakteristik Raudlatul Athfal AS SHOLEH
dengan model KTSP yang mengacu pada standar pencapaian perkembangan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum Raudlatul Athfal AS
SHOLEH dikembangkan dengan menyesuaikan kondisi, potensi dan karakteristik
masyarakat religius dengan mayoritas agraris (petani), wiraswasta serta kondisi
masyarakat desa Sondosia dan aspirasinya terhadap dunia pendidikan anak usia dini
(PAUD) cukup bagus. Pola pendidikan yang dikembangkan di Raudlatul Athfal As-
Sholeh . Keberhasilan pendidikan di Raudlatul Athfal AS SHOLEH kepercayaan
masyarakat terhadap Raudlatul Athfal As-Sholeh .
Raudlatul Athfal AS SHOLEH telah melaksanakan “kurikulum 2004” namun
tahun 2006 diharapkan melaksanakan KTSP. Oleh karena itu pada tahun 2015 Tim
Pengembang Kurikulum IGRA bersama kepala RA, Guru, yayasan/komite
Kementrian Agama Kabupaten Bima telah menyusun dan mengembangkan
kurikulumnya sendiri dengan mengacu pada UU No.23 tahun 2002 tentang
5
perlindungan anak, Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pemendiknas
no 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anaka Usia Dini serta berpedoman
pada Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh
BSSP serta pedoman penyusunan dan implementasi KTSP RA yang dikeluarkan oleh
Kanwil Departemen Nusa Tenggara Barat. Kurikulum Raudlatul Athfal AS SHOLEH
ini akan diimplemtasikan pada tahun 2021.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di Raudlatul Athfal AS SHOLEH
dinyatakan tercapai apabila kegiatan belajar mampu mencapai perkembangan peserta
didik secara optimal proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui
persiapan yang cukup dan terencana dengan baik agar dapat diterima untuk; (1)
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global; (2)
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perkembangan dunia global; dan (3)
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan/atau mengembangkan ketrampilan untuk
hidup mandiri.
Untuk menjamin keberhasilan implemntasi kurikulum RA tersebut, dibutuhkan
berbagai persyaratan, antara lain:
a. Dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan (Stakeholders);
b. Sosialisasi, pelatihan, diskusi dan lokakarya KTSP;
c. Pemenuhan dokumen yang diperlukan untuk penyusunan KTSP;
d. Pengembangan sumberdaya manusia secara berkelanjutan;
e. Koordinasi dan pengelolaan yang profesional;
f. Perluasan kerjsama yang baik dengan berbagai pihak;
g. Semua pihak perlu: (a) memahami KTSP; (b) memiliki dokumen pendukung;(c)
memiliki komitmen untuk berkembang dan maju secara bersama-sama; serta (d)
mampu dan mau melaksanakannya secara baik.
Kurikulum ini harus dijadikan pedoman bagi pengelola dan guru Raudlatul
Athfal AS SHOLEH untuk selanjutnya disempurnakan secara terus-menerus. Dengan
demikian, Kurikulum Raudlatul Athfal AS SHOLEH akan mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan ipteks dan berbudaya, serta perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan tanpa
melepaskan diri dari ajaran dan nilai-nilai Islam.
B. Landasan Pendidikan RA
1. Landasan Religius
a. Pendidikan Luqman terhadap anaknya, sebagaimana terdapat dalam Q.S Luqman
ayat 12-19, yang meliputi antara lain: (1) pembinaan jiwa orang tua (ayat 12); (2)
pembinaan iman dan tauhid (ayat 13-16); (3) pembinaan akhlak (ayat 14, 15, 18
dan 19); (4) pembinaan ibadah (ayat 17); dan (5) pembinaan kepribadian dan sosial
anak (ayat 16-17).
Firman Allah dalam Q.S. An-Nahl: 78: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari

6
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui suatu apapun, dan dia memberi kami
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kami bersyukur.”
Firman Allah dalam Q.S Al-Furqon: 74: “Orang-orang yang menyatakan: Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan dan anak-anak
keturunan kami sebagai penyayang hati kami, dan jadikanlah kami iman bagi orang-
orang yang bertaqwa”. (Menurut ayat ini bahwa untuk menyiapkan anak-anak yang
qurrata a’yun (menyenangkan hati) diperlukan azwaj (pasangan-paangan atau
komponen-komponen pendidikan) yang kompak dan harmonis.
Pernyataan Shahabat Ali Karramullah Wajhah bahwa: “Didiklah anak-anakmu,
karena mereka diciptakan) untuk zamannya bukan zamanmu sekarang.”
2. Landasan Filosofis
Berdasarkan landasan filosofis, secara antologis anak sebagai makhluk individu
yang memiliki aspek biologis, psikologis, sosiologis dan antropologis. Dengan
demikian pembelajaran di RA/BA/TA menggunakan konsep belajar sambil bermain
(learning by playing), belajar dengan berbuat (learbing by doing), belajar melalui
stimulus (learning by stimulating).
Isi kurikulum disusun dan dikembangkan untuk seluruh potensi anak yang
berhubungan dengan spiritual, moral, nilai-nilai agama, sosial-emosional, kognitif,
bahasa, etetika, fisik-motorik, seni, keindahan dan keselarasan yang mengarah pada
kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya setempat.
3. Landasan Yuridis
a). UU No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:
1). Pasal 4 berbunyi: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2). Pasal 8 berbunyi: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
jaminan sosial sesuai dnegan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.
3). Pasal 9 menyatakan bahwa: Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
b.). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1) Pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2) Pasal 28 ayat 1 berisi pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar.

7
3) Pasal 28 ayat 2 menguraikan bahwa pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal.
4) Pasal 28 ayat 3 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanan, Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
5) Pasal 28 ayat 3 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur non formal berbentuk
kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang
sederajat.
6) Pasal 28 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia pada jalur pendidikan
informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan.
c). Permendiknas no 52 tahun 2009 tentang instrumen Akreditasi TK/RA
d). Permendiknas no 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
e). Pedoman dan Implementasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan RA/BA/TA Diterbitkan oleh Bidang Mapenda Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 tahun 2010 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum
Kurikulum RA As-Sholeh disusun sebagai:
a. Acuan bagi Pengelola dan Pendidik dalam menyusun program layanan,
kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang mendukung pencapaian
keberhasilan belajar anak.
b. Informasi tentang program layanan pendidikan yang diberikan oleh satuan
pendidikan kepada peserta didik.
c. Dokumen program yang diperlukan untuk pemberian pembinaan.
D. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum
1) Berbuat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan pesertadidik
danlingkungannya

2) Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


potensi kegiatan l untuk mengembangkan kompetansinya agar menjadi
manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tersebut
pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembanngan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntunan
lingkungan. Memiliki posisi kegiatan l berarti kegiatan pembelajaran berpusat
kepada peserta didik.

8
3) Beragam dan terpadu.
4) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku budaya, adat istiadat dan
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.
5) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

6) Kurikulum dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaaPAUDan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
7) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
8) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibaPAUDan pemangku
kepentingan (Stokeholders ) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berfikir, keterampilan social, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
9) Menyeluruh dan berkesinambungan
10) Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkasinambungan antar semua jenjang kehidupan.
11) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat

12) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan Kepentingan Nasional dan


Kepentingan Daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Motto Bhineke Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ).
E. Visi, Misi dan Tujuan RA As-Sholeh
1. Visi RA As-Sholeh
“Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan berakhlak
mulia”
2. Misi RA As-Sholeh
a. Menyelenggarakan layanan pengembangan holistik integratif.
b. Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan
9
tahapan perkembangan, minat, dan potensi anak.
c. Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih, sehat dan berakhlak mulia
secara mandiri.
d. Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lingkup terkait
dalam rangka pengelolaan pendidikan anak usia dini yang professional,
akuntabel, dan berdaya saing nasional.
3. Tujuan pendidikan RA As-Sholeh
a. Mewujudkan anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri
b. Mewujudkan anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri sendiri,
teman, dan lingkungan sekitarnya.
c. Menjadikan anak yang mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak produktif
dan kreatif melalui bahasa, musik, karya, dan gerakan sederhana.

d. Menjadikan anak beragama sejak dini.


e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi penyelenggaraan pendidikan,
perawatan, pengasuhan, dan perlindungan anak.
f. Menjadi lembaga rujukan PAUD tingkat Kabupaten/ Kota/ Propinsi
/nasional.
F. Karakteristik Kurikulum RA As-Sholeh
Kurikulum RA As-Sholeh disusun dengan mengusung nilai-nilai yang menjadi
dasar pengembangan karakter peserta didik. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan
antara lain: kepemimpinan, jujur, kreativitas, dst… Penerapan nilai- nilai dilakukan
melalui pembiasaan rutin yang diterapkan selama anak berada di satuan RA As-Sholeh
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan
partisipatif, RA As-Sholeh menerapkan model pembelajaran kelompok/ klasikal,
dimana kelompok anak dalam satu hari bermain dalam satu kelas yang didalamnya
berisi berbagai aktivitas sebagai pemenuhan densitas main.
Kegiatan yang disiapkan adalah: kegiatan imtaq, kegiatan balok, kegiatan bahan
alam, kegiatan persiapan, dan kegiatan main peran. Untuk kelompok usia 4-6 tahun
bermain di kegiatan persiapan sebanyak 2 kali dalam seminggu dalam rangka
membantu kematangan keaksaraan anak.
RA As-Sholeh mengembangkan program khusus sebagai program unggulan
berupa:
1. Pengenalan alam sekitar
2. Pengenalan seni daerah
3. Pengembangan bakat dan minat anak
4. Kegiatan parenting

G. Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran


H. Pengembangan Materi Ajar.
Guru memilih materi pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas dalam pembelajaran.
10
Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi
pembelajaran diambilkan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
1. Buku – buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru, maupun buku atau
literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar.
2. Hal - hal yang berkaitan dengan kehidupan dan / atau berkaitan dengan fenomena sosial yang
bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi Covid-19 atau hal lain yang sedang
terjadi di sekitar peserta didik.

I. Standart Tingkat Perkembangan Anak


Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi perkembangan anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. .
a. Nilai-nilai agama dan moral
Mengenal agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur,
penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
mengetahui hari besar agama, dan menghormati (toleransi) agama orang lain.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNYA
2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasasyukur
kepada Tuhan
3. Memiliki Perilaku yang mencerminkan sikap jujur
4. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
5. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
6. Mengenal perilaku baik dan santun sebagai cerminan akhlak mulia
7. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
b. Fisik Motorik
1) Motorik Kasar: memiliki kemampuan gerakan tubuh secara
terkoordinasi, lentur, seimbang, dan lincah serta mengikuti aturan.
2) Motorik Halus : memiliki kemampuan menggunakan alat untuk
ngeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
3) Kesehatan dan Perilaku Keselamatan: memiliki berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala sesuai usia serta memiliki kemampuan untuk berperilaku hidup
bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
perkembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar danhalus.
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
4.4Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat

11
c. Kognitif
1) Belajar dan Pemecahan Masalah: mampu memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan

diterima social dan menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam


konteks yang baru.
2) Berfikir logis: mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi, pola,
berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab akibat.
3) Berfikir simbolik: mengenal, menyebutkan, dan menggunakanlambang
bilangan 1-10, mengenal abjad, serta mampu merepresentasikan berbagai
benda dalam bentuk gambar.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu 2.3 Memiliki
perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
3.5 Mengetahui dan mampu cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berperilaku kreatif
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya).
4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar
yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya.
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat
ibadah, budaya, transportasi).
4.7 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga, teman,
tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi).
3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu
batuan, dll).
4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh,dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll).
3.9 Mengenal dan menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah
tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll).
4.9 Menggunakanteknologi sederhana (peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) untuk menyelesaikan
tugas dan kegiatannya.
d. Bahasa
1) Memahami (reseptif) bahasa: memahami cerita, perintah, aturan, dan

12
menyenangi serta menghargai bacaan.
2) Mengekspresikan bahasa: mampu bertanya, menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali apa yang diketahui

3) Keaksaraan: memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk


huruf, serta memahami kata dalam cerita
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar
2.14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang tua,
pendidik, dan teman
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
4.10. Menunjukkanm kemampuan berbahasa reseptif (menyima dan
membaca)
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan
bahasa secara verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk
karya.
e. Sosial-emosional
1) Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan
sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diri dengan
orang lain.
2) Rasa tanggung Jawab untuk Diri dan Orang lain: mengetahui hak haknya,
mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan sesama.
3) Perilaku Prososial: mampu bermain dengan teman sebaya, memahami
perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain;
bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan
sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau
membantu jika diminta bantuannya
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri

13
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung- jawab 3.13
Mengenal emosi diri dan orang lain secara wajar
4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
f. Seni
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimaginasi dengan gerakan, musik,
drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta
mampu mengapresiasi karya seni.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar
2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
3.15. Mengenal dan menghasilkan berbagai karya dan aktivitas seni
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
media.
Indikator pencapaian perkembangan dikembangkan berdasarkan
kelompok usia:
1) Lahir sampai usia 3 (tiga) bulan;
2) Usia 3 (tiga) bulan sampai usia 6 (enam) bulan;
3) Usia 6 (enam) bulan sampai usia 9 (sembilan) bulan
4) Usia 6 (enam) bulan sampai usia 9 (sembilan) bulan;
5) Usia 12 (dua belas) bulan sampai usia 18 (delapan belas) bulan;
6) Usia 18 (delapan belas) bulan sampai usia 2 (dua) tahun;
7) Usia 2 (dua) tahun sampai usia 3 (tiga) tahun;
8) Usia 3 (tiga) tahun sampai usia 4 (empat) tahun;
9) Usia 4 (empat) tahun sampai usia 5 (lima) tahun; dan
10) Usia 5 (lima) tahun sampai usia 6 (enam) tahun.

J. Metode Dan Media Pembelajaran


1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi tertentu.
Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna dan
menyenangkan bagi anak. Tujuan dari metode yang satu ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai olehnya selama mengikuti pendidikan.
Metode pembelajaran yang bisa digunakan di RA As-Sholeh antara lain :
- Metode bermain
Metode bermain adalah metode pembelajaran anak usia dini yang menerapkan
permainan tertentu sebagi wahana pembelajaran siswa.
- Metode Cerita
Metode cerita adalah metode pembelajaran anak usia dini yang menggunakan
14
teknik guru bercerita tentang suatu legenda, dongeng, mitos, atau suatu kisah
yang didalamnya diselipkan pesan-pesan moral atau intelektual tertentu.
- Metode Karyawisata
Bagi anak karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk memperoleh
informasi atau mengkaji sesuatu secara langsung. Karyawisata berarti
membawa anak ke objek-objek tertentu untuk memberikan pengalaman belajar
yang tidak mungkin diperoleh didalam kelas.
- Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan dan menjelaskan. Jadi, dalam demonstrasi
guru bertugas untuk menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan
sesuatu.
2. Media Pembelajaran
Media dimaksudkan sebagia alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan
pembelajaran pada anak usia dini. Prinsipnya, media yang akan digunakan tersebut
dapt memberikan rangsangan semangat atau motivasi anak usia dini untuk dapat
belajar dengan mudah dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh
atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Adapun media yang dapat digunakan antara lain :
a) Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-
pesan dalam bentuk auditif (Pendengaran), serta hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset. Untuk pendidikan anak usia
dini media ini dapat digunakan untuk memutar sebuah cerita ataupun lagu- lagu
untuk anak-anak.
b) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentu lebih
baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya bagi anak usia
dini. Dengan menggunakan penglihatannya seorang anak akan dapat
mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari.
c) Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. seperti film suara dan video cassette
d) Media lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Artinya, media
lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak-anak dikenalkan atau
dibawa kesuatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya.
e) Media permainan (APE) merupakan media yang sangat disukai oleh anak-
anak.Permainan ialah suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai
sarana bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala potensi

15
yang dimiliki anak. Media permainan dapat berupa puzzle, ayunan, dakon, dan
lain sebagainya.
K. Pengaturan Beban Belajar
Program Kompetensi Usia 4-6 tahun
Pengembangan
1. Nilai Agama A. Sikap Spiritual 0 menit 0 menitperminggu
Moral
B. Sikap Sosial perminggu terdiri 150 menit untuk 6
2. Fisik-Motorik
C.Pengetahuan atas 540 menit pertemuan per
3. Kognitif Spiritual
4. Bahasa D.Ketrampilan tatap muka dan minggu atau 180
5. Sosial Emosional
360 menit menit untuk 5
6. Seni
pengasuhan pertemuan per
terprogram minggu

Alokasi Waktu
1. Alokasi waktu dimaksudkan adalah jumlah jam kegiatan yang dilaksanakan
setiap hari dan setiap minggu di satuan PAUD.
2. Alokasi waktu kegiatan hanya dihitung dari jumlah jam tatap muka saja.
3. Alokasi waktu kegiatan minimal untuk setiap kelompok usia anak berbeda
jumlahnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia lahir – 2tahun jumlah jam
belajar paling sedikit 120 menit (2 jam) dalam seminggu.
- Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 2 – 4 tahun jumlah jam
belajar paling sedikit 360 menit (6 jam) dalam seminggu
- Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 4 – 6 tahun jumlah jam
belajar paling sedikit 900 menit (15 jam) dalam seminggu.

L. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembelajaran


Standar operasional merupakan langkah-langkah untuk menjalankan suatu
pekerjaan dengan berpedoman pada tujuan yang akan dicapai. SOP Pembelajaran
merupakan langkah-langkah untuk menjalankan pembelajaran PAUD dalam
mencapai semua kompetensi inti (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan) dan standar tingkat pencapaian perkembangan anak. SOP menjadi
sistem yang memberikan pedoman kerja, kapan, dimana, oleh siapa dan cara
bagaimana pembelajaran dijalankan terutama dalam mengatur program pembelajaran
yang bersifat rutin dan habituasi. Kegiatan rutin dan terus berulang dilakukan guru
biasanya kegiatan pembiasaan san keteladanan dalam mencapai sikap spiritual dan
sikap sosial.
SOP Pembelajaran PAUD terutama ditujukan untuk mewujudkan pencapaian
16
kompetensi yang terkait dengan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. SOP
memandu pembelajaran mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan olehguru dari awal hingga akhir
dapat dijalankan secara runut, teratur dan produktif.

Adapun kegitan – kegiatan nya adalah sebagai berikut

▪ Standar Oprasional Prosedur Umum

▪ Standar Oprasional Prosedur Penataan Lingkungan

▪ Standar Oprasional Prosedur Kegiatan Makan

▪ Standar Oprasional Prosedur Pembukaan Proses Kegiatan Belajar


Mengajar

▪ Standar Oprasional Prosedur Penyambutan Anak

▪ Standar Oprasional Prosedur Bermain Motorik Kasar

▪ Standar Oprasional Prosedur Toileting ( Latihan ke kamar mandi )

▪ Standar Oprasional Prosedur Pengelolaan Kegiatan Belajar Anak

▪ Standar Oprasional Prosedur Membaca Buku

▪ Standar Oprasional Prosedur Penimbangan Berat Badan

▪ Standar Oprasional Prosedur Pengukuran Tinggi Badan Anak

▪ Standar Oprasional Prosedur Pengukuran Ketajaman Mata

▪ Standar Oprasional Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

▪ Standar Oprasional Prosedur Pertolongan Pertama Pada Penyakit


(P3p)Demam

▪ Standar Oprasional Prosedur Pertolongan Pertama Pada Penyakit


(P3p)Diare

▪ Standar Oprasional Prosedur Pertolongan Pertama


Pada Penyakit(P3p) Sakit Perut

▪ Standar Oprasional Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Telinga

▪ Standar Oprasional Prosedur Pemeriksaan Kesehatan


Gigi DanMulut
▪ Standar Oprasional Prosedur Guru

▪ Standar Oprasional Prosedur Peserta Didik

▪ Standar Oprasional Prosedur Pembuatan Rppm

17
BAGIAN III

Untuk mentransfer bidang-bidang pengembangan ini kepada anak dalam rangka


mencapai tujuan yang ada dalam kurikulum perlu dibuat dan di susun :

A. PROSEM ( Program Semester )


Perencanaan program semester berisi daftar tema satu dan sub tema dalam satu
semester , serta Kompetensi Dasar yang dipilih pada tema tersebut, termasuk alokasi
waktu setiap tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat
fleksibel. Penentuan tema dapat dikembangkan oleh satuan PAUD atau mengacu pada
contoh tema yang ada dalam Panduan
Cara Penyusunan Program Semester
a. Tema dan sub tema dikembangkan berdasarkan potensi satuan PAUD,
minat anak, atau diambil dari contoh yang terdapat dalam Panduan.
b. KD diambil dari struktur kurikulum yang paling sesuai dengan tema-
sub tema yang ditetapkan.
c. Alokasi waktu ditetapkan sesuai dengan kedalaman dan keluasan yang
ingin dicapai sesuai dengan potensi satuan PAUD Alokasi waktu minimal
untuk satu semester adalah 17 minggu @ 900 menit perminggu.

(Prosem Ada pada Lampiran)

B. PROTA (Program Tahunan)


Program Tahunan disusuun oleh lembaga berisi tentang rencana kegiatan
perencanaan kurikulum yang mendukung perkembangan dan belajar anak secara
holistik-integratif (baik secara langsung, maupun tidak langsung) yang akan
dilaksanakan dari awal tahun ajaran hingga akhir tahun ajaran terdiri dari:
a. Kegiatan yang terkait dengan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran (awal-akhir
bulan, awal-akhir semester, awal-akhir TA).
b. Kegiatan penunjang kurikulum (mendatangkan narasumber), mengunjungi tempat
terkait dengan tema, kegiatan bazaar anak, pentas seni anak, dll).
c. Kegiatan ke-orang tuaan/parenting yang mendukung kurikulum/pembelajaran

18
(pertemuan orang tua, hari konsultasi, dll).
(Prota ada pada lampiran)

C. RPPM ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan )


Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang disusununtuk
pembelajaran selama satu minggu.

Penyusunan RPPM memperhatikan hal-hal berikut:

a. Diturunkan dari program semester


b. Berisi sub tema,materi/muatan pembelajaran dan rencana kegiatan(memuat
pembisaan dan kegiatan main)
c. Materi/muatan pembelajaran adalah konsep yang berupa sikap,pengetahuan dan
keterampilan yang ingin dibangun pada anak.
d. Materi/muatan pembelajaran dikembangkan dari KD dan tema yang telah dipilih.
e. Anak belajar optimal bila terjadi pengulangan. Karenanya Kompetensi Dasar
dalam satu tema akan digunakan oleh seluruh sub tema sampai tema dan sub tema
selesai di bahas.
Cara penyusunan RPPM:
a. Tuliskan Identitas Program

o Smester/ bulan/ minggu


o Tema
o Kelompok sasaran
o Kompetensi dasar
b. Mengembangkan rencana mingguan
o Nomor urut diisi sesuai urutan
o Sub tema diambil dari bagian tema di program semester
o Materi/muatan pembelajaran diturunkan dari pengetahuan
yang akan dikenalkan sesuai KD
o Rencana kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan
dilakukan anak selama satu minggu.

(RPPM Ada pada Lampiran)


D. RPPH ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian )

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah perencanaan program

19
harian yang akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai
dengan program lembaga. Komponen RPPH, antara lain:tema/sub tema/sub-sub tema,
alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Cara Penyusunan RPPH:


a. Disusun berdasarkan kegiatan mingguan.
b. Pilih beberapa kegiatan yang ada di RPPM
c. Sesuaikan dengan pendekatan yang digunakan oleh lembaga (area,kegiatan
atausudut)
d. Kegiatan harian berisi kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
e. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuaidengan
prinsip-prinsip pembelajaran.

f. Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan


masing-masing dan menggunakan pendekatan saintifik.
g. Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan formatsesuai
kebutuhan masing-masing.

(RPPH Ada pada Lampiran)

E. Penilaian Perkembangan Anak


Penilaian merupakan proses mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi
secara sistematis, terukur, berkelanjutan, menyeluruh tentang tumbuh kembang yang
telah dicapai peserta didik selam kurun waktu tertentu. Penilaian mencakup seluruh
lingkup perkembangan yang terkait dengan Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
empat ranah, yakni: kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Penilaian dilakukan oleh
guru dengan menggunakan pendekatan otentik dengan teknik observasi, catatan
anecdote, hasil karya, unjuk kerja dan portofolio.
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana perubahan sikap dan
perilaku anak-anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatn penilaian
dilakukan oleh pendidik secara berkesinambungan dan terus menerus agar perubahan
sikap dan perilaku anak dapat dilihat secara utuh. Adapun prinsip penilaian yang dimiliki
oleh RA As-Sholeh yaitu:
1. Menyeluruh, artinya penilaian hendaknya mencakup aspek proses dan

20
hasil penanaman sikap yang secara bertahap menggambarkan perubahan
sikap dan perilaku anak.
2. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh
terhadap hasil penanaman sikap kebangsaan.
3. Obyektif, penilaian dilakukan seobyektif mungkin sesuai dengan apayang
dialami atau terjadi pada diri anak dengan memperhatikan perbedaan
keunikan masing-masing individu.
4. Mendidik, artinya hasil penilaian digunakan untuk membina dan
mendorong anak-anak dalam meningkatkan kemampuan atau
mengembangkan sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter
kebangsaan.
5. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian harus bermakna baik bagipendidik,
orangtu, anak didik dan pihak lain yang memerlukan.

Sistem Pelaksanaan penilaian RA As-Sholeh dilakukan setiap hari tatap


muka dan dirangkum dalam penilaian mingguan dan semester. Penilaian
menggunakan format capaian hasil perkembangan seperti yang tercantum dalam
Pedoman Penilaian. Teknik penilaian yang digunakan meliputi: catatan anekdote,
checklist atau format penilaian, dan portofolio anak. Penilaian Perkembangan Anak
Didik tidak diberikan secara kuantitatif atau dalam bentuk angka-angka. Melainkan
diberikan secara deskripsi dalam bentuk BM (Belum Muncul), MM (Mulai Muncul),
BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik). Pelaporan
disajikan dalam bentuk narasi yang menerangkan ketercapaian perkembangan dan
aspek yang masih harus didukung orangtua agar segera mencapai kematangan
perkembangan.

21
A. Kesimpulan

1. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berisi komponen yang


harus dilaksanakan dan dicapai dalam proses belajar mengajar yang meliputi
visi, misi dan tujuan sekolah; struktur dan muatan kurikulum, kalender
pendidikan, silabus danRPP.
2. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disusun dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah, peserta didik dan lingkungan.

B. Saran

1. Sejalan dengan otonomi sekolah dan manajemen berbasis sekolah, maka Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hendaklah menjadi pedoman
dan arahdalam pengelolaan sekolah terutama pengelolaan proses belajar dan
mengajar guna tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan KTSP perlu dukungan dari semua komponen
dan stakeholder sekolah dalam bentuk partisipasi aktif, kreatif dan inovatif

22

Anda mungkin juga menyukai