Anda di halaman 1dari 81

KURIKULUM

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MARDI WACANA


SUMBER ASRI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP MARDI WACANA SUMBER ASRI
NPSN 10608955 TERAKREDITASI C
Alamat: Sumber Asri Kecamatan Buay Madang Timur. Kabupaten OKU Timur Sumsel

i
REKOMENDASI
KURIKULUM SMP MARDI WACANA KECAMATAN BUAY MADANG
TIMUR
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang


ditetapkan/disahkan oleh,
Satuan Pendidikan : SMP MARDI WACANA
Alamat : SUMBER ASRI Kecamatan BMT Kab. OKU Timur
Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Kurikulum 2013, bersama ini:
Nama :Dra. Komijah, MM
NIP :196406261992032002
Jabatan : Pengawas Pembina

Memberikan pertimbangan/rekomendasi kepada Kurikulum SMP MARDI


WACANA tersebut:
Dapat direkomendasikan tanpa syarat
√ Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk
perbaikan/penyempurnaan
Belum dapat direkomendasikan
Dengan alasan :
Semua unsur Kurikulum 2013 terpenuhi dengan lengkap
Unsur Kurikulum 2013 terpenuhi tetapi kurang lengkap
Unsur Kurikulum 2013 tidak lengkap

Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan pertimbangan/rekomendasi


ditetapkannya kurikulum SMP MARDI WACANA SUMBER ASRI

Sumber Asri, 18 Juli


2022
Pengawas Pembina,

ii
Dra. Komijah, MM
NIP. 196406261992032002

LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil musyawarah Tim Pengembang Kurikulum SMP Mardi


Wacana Sumber Asri dan memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah,
maka dengan ini Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri disahkan untuk
diberlakukan pada tahun pelajaran 2022/2023.

Ditetapkan di : Sumber Asri


Pada tanggal: 18 Juli 2022

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

PRAYITNO DIAH PURWIANTI, S.Pd

Mengetahui:
An. Kepala Dinas,
Sekretaris,
Ub. Kabid. Pembinaan Dikdas,

DODI PURNAMA, ST, MM


PEMBINA
NIP 197506092003121003

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, SWT Tuhan yang Maha Kuasa,


atas berkat rahmat-Nya, sehingga kita dapat melaksanakan tugas
dan kewajiban kita sebagai pengemban pendidikan.
Dalam penyusunan Kurikulum Sekolah Menengah Pertama
Mardi Wacana Sumber Asri ini, kami mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan, dan acuan utama dalam pengembangannya
adalah Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum ini merupakan pedoman bagi kepala sekolah, para guru, orang
tua siswa, dan pembina pendidikan lainnya dalam memahami dan melaksanakan
Standar Nasional Pendidikan, khususnya tentang Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Mardi Wacana Sumber Asri
Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur akan
melakukan pengembangan sesuai dengan keadaan potensi dan kondisi sekolah.
Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada banyak pihak
yang membantu penyusunan kurikulum ini, terutama kepada pengawas pembina,
khususnya kepada Guru dan Komite Sekolah yang telah berusaha
menyumbangkan segenap tenaga dan pikirannya demi terwujudnya Kurikulum
ini. Semoga kurikulum ini bermanfaat bagi para pendidik di SMP Mardi Wacana
Sumber Asri Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur.
Apabila terdapat kekurangan kami mengharap kritik konstruktif dan
pengarahannya dari berbagai pihak demi sempurnanya kurikulum di masa
mendatang.
Akhir kata pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan kurikulum ini, dengan rendah hati kami mengucapkan
terima kasih. Semoga kurikulum ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan harapan kita.

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN PENGAWAS......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iii
KATA PENGANTAR. .......................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Dasar Hukum..................................................................................4
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ...............................................
6
D. Mekanisme ....................................................................................12
1. Pengembangan KTSP...............................................................12
a. Acuan Konseptual..............................................................12
b. Prinsip Pengembangan.......................................................15
c. Prosedur Operasional.........................................................15
2. Pelaksanaan………………………………………………….18
3. Daya Dukung………………………………………………… 20
E. Pihak yang Terlibat ………………………………………….
21
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN DASAR, VISI, MISI, DAN TUJUAN
SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Dasar...............................................................23
B. Visi Sekolah...................................................................................23
C. Misi Sekolah...................................................................................23
D. Tujuan Sekolah...............................................................................23
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM, PENGATURAN
BEBAN BELAJAR, DAN PENILAIAN
A. Muatan Kurikulum ………………………………………………
25

v
B. Pengaturan Beban Belajar..............................................................31
C. Kriteria Ketuntasan Minimal..........................................................32
D. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah.....................................33
E. Gerakan Literasi Sekolah...............................................................44
F. PenilaianHasil Belajar....................................................................46
G. Kenaikan Kelas dan Kelulusan......................................................53
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan ............................................................................55
Agenda Kegiatan...................................................................................57
BAB V PENUTUP.............................................................................................58
GLOSARIUM
LAMPIRAN
1. SK Tim Pengembang Kurikulum
2. Berita Acara Penetapan Kurikulum
3. Daftar Hadir Rapat Penetapan Kurikulum
4. Instrumen Validasi Kurikulum

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan
pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang
tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali
penyempurnaan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus

7
berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan
karakter.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi
faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak
dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan syarat dengan
kompetensi sikap dan pengetahuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; (2) mewujudkan manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang komunikatif,demokratis dan bertanggung
jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 2013 merupakan salah satu
strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Peraturan Permendikbud nomor 32 tahun 2013 tentang Penyempurnaan 8 SNP
yang didalam termuat elemen perubahan kurikulum.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah menetapkan kerangka dasar
pengembangan kurikulum.
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masin-masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan
satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat dan peserta didik.

8
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang
semula bersifat sntralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan
pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tenteng Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang
fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai Standar Nasional
Pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata
desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya wewenang kepada
satuan pendidikan untuk mengambil keputusa berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan, seperti dalam mengelola kurikulum, baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah
memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula
halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 3003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada senua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik,
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
denga memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan
akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
(d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu

9
pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan
global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan,
3. Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Sesuai dengan acuan di atas, Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber
Asri tahun ini disusun sebagai sarana untuk mengimplementasikan Kurikulum
2013 serta mengembangkan nilai-nilai budaya karakter bangsa sebagai satu
kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang diksud
diantaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan
lingkungan, serta tanggung jawab. Niliai-nilai tersebut tidak diajarkan sebagai
mata pelajaran tertentu tetapi diintegrasikan pada setiap pembelajaran yakni
pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran maupun dalam pengembangan diri.
Strategi penyampaiannya tidak bersifat informatif tetapi lebih bersifat proses
mengamati, melaksanakan/mencoba, dan mengomunikasikan dalam bentuk
pembiasaan/perilaku.
B. Dasar Hukum
1. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi
muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan
pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan
potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai
dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan
masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu
kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan
keputusan yuridis di bidang pendidikan.

10
Landasan yuridis kurikulum adalah:
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan terakhir
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
c. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota;
g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Standar
Kurikulum Sekolah SMP;
h. Peraturan Menteri Pendidikan Dan KebudayaanRepublik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
i. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
j. Peraturan Menteri Pendidikan Dan KebudayaanRepublik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2014TentangPendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiata Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;

11
k. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor 79 Tahun 2014Tentang Muatan Lokal Kurikulum
2013;
l. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;
n. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
o. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
p. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
q. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
r. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan
Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah;
s. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
karakter Pada Satuan Pendidikan Formal;
t. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

12
u. Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid 19) Pada Satuan
Pendidikan;
v. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid 19)
w. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440/882, Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan
Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19),
x. Surat Edaran Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Nomor
042/SE/DISDIK.SS/2020 Tanggal 10 Juli 2020 Tentang
Penyelenggaraan Pembelajaran di Satuan Pendidikan
PAUD/RA/SD/MI/SMP/MTs/SMA/MASMK/SLB dan Satuan
Pndidikan Lainnya Pada Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
y. Surat Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 237 Tahun
2016 tentang Penetapan Budaya Ogan Komering Ulu Timur menjadi
Muatan Lokal Wajib Bagi Satuan Pendidikan Dasar di Kabupaten OKU
Timur;
z. Surat Edaran …(menunggu)
aa. Hasil rapat Tim Pengembang Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber
Asri tanggal 08 Juli 2022

13
2. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab.”
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah
suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu
menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan
berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan,
dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa
yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang
budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,
kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial
memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan
kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang
mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh karena itu, konten
pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa
di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan
berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam
ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat,

14
bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten
pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi
pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun
kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan pendidikan yang tidak
terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten
pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang
lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan
dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan
menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai
warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang
dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya
bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya,
konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan
dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik
untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta
bertanggungjawab di masa mendatang.
3. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan
standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk
setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas

15
minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi
Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 32
tahun 2013).
Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL.Adapun SKL untuk
jenjang SMP terdiri dari 3 dimensi antara lain:
a. Sikap : memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain
b. Pengetahuan : memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
c. Keterampilan : memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu
tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan
berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil
belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang
dinyatakan dalam SKL.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

16
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 32 tahun 2013). Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk
dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan,
konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk
kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana
tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam
dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL
menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu,
kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut dikemas dalam
berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil. Dalam
setiap mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten
berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara
langsung mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan
berbagi untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan
kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga
kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut
menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan
menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan
diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik
berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang
dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi
hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang
dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

17
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based
curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada
pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula
penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian
kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian
kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta
didik.
Karakteristik kurikulum 2013 adalah:
(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke
dalam Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan
pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata
pelajaran. Untuk SMP pengembangan sikap menjadi kepedulian utama
kurikulum.
(5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.
(6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik
konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap

18
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan
dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan
(Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).
4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah
bayang-bayang resesi dunia. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus
terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi muda berjiwa wirausaha yang
tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan untuk
memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi
seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena
hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum
sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,
potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah
ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.
Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan
jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk
berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan
kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia.
Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-
kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli
pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar
masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek
kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan

19
kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan
pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar,
dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah
dasar. Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya
beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya
berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.
Oleh karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan
kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung
serta pembentukan karakter.
Kondisi yang sekarang ini masih ada anak yang dalam mengerjakan
ulangan berusaha mendapatkan nilai baik dengan menyontek
pekerjaanorang lain sehingga mendesaknya upaya menumbuhkan budaya
jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan
pendidikan. Maka kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi
nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara
nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin
berkurangnya sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada
berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang
harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang.
Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan
kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan
kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap
isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan
Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil studi PISA (Program for
International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada
literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia
baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS

20
(Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan
siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1)
memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan
masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan
orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten
namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga
negara untuk berperanserta dalam membangun negara pada masa
mendatang.

C. Tujuan
Secara umum tujuan dari pengembangan kurikulum di SMP Mardi
Wacana Sumber Asri adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Selain itu pengembangan kurikulum ini juga untuk memberikan acuan
kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah dalam
mengembangkan program-program yangakan dilaksanakan.

D. Mekanisme
1. Pengembangan Kurikulum
a. Acuan Konseptual
Acuan konseptual pengembangan Kurikilum SMP Mardi Wacana Sumber
Asri adalah sebagai berikut:
(1)Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak
mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara
utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan
iman, takwa, dan akhlak mulia.

21
(2)Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan
untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antarumat
beragama.
(3)Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum
diarahkanuntuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI.
(4)Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan
merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat,
minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
(5)Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum
diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga
negara memperoleh pendidikan bermutu.
(6)Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang
diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan,
memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola
keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
(7)Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan
dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu

22
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki
dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan
dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
(8)Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena
itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Iptek.
(9)Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah
memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
(10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
daerah dan nasional.
(11) Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.

23
(12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat
dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuh kembangkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
(13) Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
b. Prinsip Pengembangan
Pengembangan Kurikulum SMP..............didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut:
(1)Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan
yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
(2)Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta
didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
(3)Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)

24
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
Sebagaimana kita maklumi bersama, pandemi covid-19 memberikan
dampak terhadap kebijakan penyelenggaraan pembelajaran. Berdasarkan
SKB 4 menteri dan analisis kondisi daerah, maka penyelenggaraan
pembelajaran di SMP................... dilaksanakan kegiatan belajar dari rumah
melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga batas waktu mengikuti
perkembangan kondisi daerah dan kebijakan pemerintah.

Pembelajaran Jarak Jauh adalah pembelajaran yang diberikan melalui media


elektronik dan/atau media non-elektronik kepada peserta didik yang tidak
berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran
secara langsung dari guru. PJJ dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran
daring dan pembelajaran luring. Pembelajaran daring dilaksanakan dalam
bentuk asynchronous (quiz, rekaman audio, video, dll) dan synchronous
(live chat/presentasi, kelas virtual). Pembelajaran luring dapat diartikan
sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi
terhubung jaringan internet maupun intranet. Pembelajaran luring yang
dilaksanakan antara lain: menggunakan media buku/ modul/ bahan ajar dari
lingkungan sekitar, menggunakan televisi, dll. Sebelum pembelajaran luring
guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan kemudian
mengirimkannya ke peserta didik/orang tua/wali, serta memastikan semua
peserta didik telah mendapatkan lembar jadwal dan penugasan. Saat proses
pembelajaran luring, peserta didik dibantu orang tua/wali peserta didik
sesuai dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan. Guru dapat
melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk melakukan pengecekan
dan pendampingan belajar. Jika ini dilaksanakan, wajib melakukan prosedur
pencegahan penyebaran COVID-19. Pasca pembelajaran, peserta didik
mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian, orang
tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar yang
telah tuntas di lembar pemantauan harian. Penugasan diberikan sesuai

25
dengan jadwal. Hasil penugasan berikut lembar pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan
penugasan untuk minggu berikutnya.

Belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ):


(1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas
maupun kelulusan.
(2) Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai
pandemi Covid-19.
(3) Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah
antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah.
(4) Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari
rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kualitatif.
Pembelaran jarak jauh dilaksanakan dengan prinsip:
(1) Tidak membahayakan. Sebagaimana guru di seluruh dunia mencoba untuk
mengurangi kemungkinan kerugian dalam belajar karena gangguan
sekolah, keselamatan dan kesejahteraan siswa (students well-being) harus
menjadi hal terpenting untuk dipikirkan. Upaya penyampaian kurikulum
secara jarak jauh tidak menciptakan lebih banyak stres dan kecemasan
bagi siswa dan keluarganya.
(2) Realistis. Guru hendaknya memiliki ekspektasi yang realistis mengenai
apa yang dapat dicapai dengan pembelajaran jarak jauh, dan menggunakan
penilaian profesional untuk menilai konsekuensi dari rencana
pembelajaran tersebut.

26
Dalam mendesign dan mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh
perlu mempertimbangkan isi kontent/materi, siapa dan bagaimana profil
belajar, kondisi, dan kebutuhan saat ini, serta desain dan implementasi
pembelajaran.
Pemilihan dan penentuan materi serta reviu kurikulum, guru diharapkan:
(1) Mengikuti arahan atau panduan resmi yang diberikan kepala sekolah
tentang apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mendapatkannya;
(2) Selalu memberikan laporan perkembangan pembelajaran, kendala selama
proses pembelajaran untuk mendapatkan umpan balik dari kepala sekolah.
Mengikuti pertemuan atau diskusi kelompok dengan kepala sekolah
menggunakan saluran formal dan informal;
(3) Melakukan komunikasi dengan sesama guru untuk berbagi pengalaman
dan mencari solusi atas kendala yang dihadapi;
(4) Memastikan persetujuan dari kepala Kepala Sekolah tentang kurikulum
dan rencana pembelajaran yang akan diberikan selama proses
pembelajaran jarak jauh
(5) Mengikuti arahan pemerintah, dan sumber daya yang dimiliki guru dan
siswa. Menentukan prioritas pembelajaran: (1) selengkap mungkin
sebagaimana kurikulum standar, (2) memberikan pengalaman belajar
tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum, (3)
mencakup pengetahuan dan keterampilan inti, atau (4) fokus pada konten
dan kegiatan yang akan membantu siswa mengatasi krisis saat ini;
(6) Menentukan target kurikulum yang akan dicapai yang mencakup
pengetahuan dan keterampilan inti, dengan lebih memfokuskan pada
kesejahteraan (well-being) para siswa;
(7) Memastikan ada arahan atau panduan resmi yang harus diikuti untuk
menerapkan rencana pembelajaran tersebut, dan sumber daya yang akan
digunakan, serta rekomendasi narasumber yang harus dihubungi jika
diperlukan bantuan teknis;

27
(8) Memulai pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan dan disetujui Kepala Sekolah dengan tetap mengikuti
perkembangan kebijakan berikutnya;
Berkaitan dengan profil pembelajaran, kondisi dan kebutuhan siswa, guru
diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang siswa dan
bagaimana mereka belajar, hal ini akan sangat membantu guru untuk
merancang pengalaman belajar jarak jauh yang lebih baik serta sejauhmana
keberadaan siswa tentang pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan minat
mereka, kekuatan mereka dan tantangan mereka.
Guru hendaknya memperhatikan:
(1) siswa mana yang dapat menyelesaikan tugas sekolah mereka dengan baik
sebelum sekolah ditutup dan mana yang masih belum bisa;
(2) strategi pengajaran dan kegiatan belajar yang terbaik untuk siswa,
diferensiasi atau strategi personalisasi yang paling efektif;
(3) siswa mana saja saya yang dapat bekerja secara mandiri dan siapa yang
akan membutuhkan lebih banyak bimbingan dan dukungan belajar dari
jarak jauh;
(4) siswa mana saja yang merasa nyaman menggunakan teknologi dan siapa
saja yang akan membutuhkan lebih banyak bantuan;
(5) siswa mana saja yang dapat membantu teman sekelas dengan kegiatan
belajar menggunakan teknologi;
(6) lokasi dan lingkungan rumah tinggal siswa, ditinjau dari aspek
kenyamanan, keamanan, ketersediaan kebutuhan dasar yang memadai;
(7) mengetahui kondisi mental dan emosi siswa, apakah cemas atau takut,
apakah mereka memiliki jaringan dukungan yang kuat di dalam rumah
atau di komunitasnya;
(8) mengetahui kepemilikan akses ke teknologi untuk pembelajaran jarak
jauh, jenisnya, seberapa sering, untuk berapa lama, dan berapa biayanya,
bagaimana mereka akan mengakses materi pembelajaran, bagaimana
komunikasi satu sama lain, dan siapa yang akan paling membutuhkan
bantuan dalam hal akses;

28
(9) mengetahui orang tua siswa atau orang lain dalam rumah siswa yang dapat
membantu dalam menyelesaikan tugas sekolah, siswa mana yang akan
membutuhkan lebih banyak bimbingan dan dukungan dari guru;
(10) mengetahui permintaan bantuan apa saja dari orang tua atau wali murid,
kemampuan mereka, cara memastikan bahwa tugas yang diberikan
kepada mereka berada dalam kemampuan mereka;
(11) memastikan bahwa hasil yang diharapkan, panduan belajar, dapat
disampaikan dengan jelas dari awal kepada orang tua atau wali murid dan
sumber daya dan alat apa yang harus disediakan;
(12) menggunakan pola komunikasi dan memberikan umpan balik yang baik
kepada orangtua dengan menyepakati waktu untuk berkomunikasi;
memberikan dukungan, dorongan, dan motivasi kepada orangtua atau
walimurid untuk tetap termotivasi;

c. Prosedur Operasional
1. Pelaksanaan
a. Persiapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi tematik integratif, perlu
dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup
kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema,
pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
1) Pemetaan Kompetensi Inti
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang
dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam
indikator

29
Melakukan kegiatan penjabaran KompetensiIntidan kompetensi dasar
dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan
indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
 Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
 Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat
diamati
b) Menentukan materi
(1) Cara penentuan materi
Dalam menentukan materi dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
- Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan materi yang sesuai.
- Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu materi, guru dapat bekerjasama
dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
(2) Prinsip Penentuan materi
Dalam menetapkan materi perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
- Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
- Dari yang termudah menuju yang sulit
- Dari yang sederhana menuju yang kompleks
- Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
- materi yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir
pada diri siswa
- Ruang lingkup materi disesuaikan dengan usia dan perkembangan
siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
(3) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar
dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap materi sehingga
semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

30
2) Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri
dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman
belajar, alat/sumber, dan penilaian.
3) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan
realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam
silabus pembelajaran.
Komponen rencana pembelajaran meliputi:
(1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan,
kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang
dialokasikan).
(2) Kompetensi Dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.Materi
pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator.
(3) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran
dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator,
kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
(4) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.
(5) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak
lanjut hasil penilaian).
d. Pelaksanaan

31
1) Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakantigatahapankegiatanyaitukegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup satu jam pelajaran
Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk
pemanasan.Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap
pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh
kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan
fisik/jasmani, dan menyanyi.
(1) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk pengembangan kemampuan ealam pencapaian Kompetensi
dasar. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
(2) Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim,
pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Pembelajaran yang seyogyanya dilaksanakan dengan tatap muka serta
alokasi tersebut di atas, pada semester gazal masa pandemi covid-19,
pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang
dirancang oleh masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan program

32
pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran yang dimiliki sekolah
dan peserta didik. Layanan PJJ antara lain menggunakan grup whatsApp,
modul/bahan ajar, TV, kelas virtual, dan layanan lainnya yang akan
disampaikan oleh guru kelas/ mata pelajaran yang bersangkutan.
Sistem penyelenggaran kegiatan pembelajaran akan dilakukan evaluasi
dan dapat berubah sesuai perkembangan kondisi daerah, serta merujuk
pada kebijakan pemerintah yang sedang berlaku.

d. Penguatan Pembelajaran Kurikulum 2013


Pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
danketerampilan secara holistik. Proses Pembelajaran diselenggarakan:
- interaktif,
- inspiratif,
- menyenangkan,
- menantang,
- memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
- Memberikan ruang yang cukup kepada siswa untuk:berprakarsa,
berkreativitas, dan
- Mengembangkan kemandirian sesuai bakat, minat, perkembangan
fisik dan psikologis siswa.
Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah:
- Dari diberi tahu menuju mencari tahu;
- Dari guru sebagai sumber belajar utama menjadi berbasis aneka
sumberbelajar;
- Dari tekstual menuju penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
- Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasiskompetensi;
- Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran holistik/terpadu;
- Dari pembelajaran menekankan jawaban tunggal menujupembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi-dimensi;
- Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

33
- Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal(hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
- Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
siswasebagai pembelajar sepanjang hayat.
- Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangunkarso), danmengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran(tut wuri handayani);
- Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
- Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru,siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
- Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkanefisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
- Pengakuan atas perbedaan individual an latar belakang budaya siswa.
2. Daya Dukung
Potensi-potensi yang dimiliki dan karakteristik SMP Mardi Wacana
Sumber Asri antara lain:
a. Peserta didik
Peserta didik yang ada di SMP Mardi Wacana Sumber Asri berada di
daerah datar dengan akses transportasi yang mudah dan aman. Jaringan
internet melalui beberapa layanan juga terbilang lancar.
b. Pendidik
Pendidik SMP Mardi Wacana Sumber Asri rata-rata usia produktif
dengan kualifikasi sarjana S1 sudah mencapai 99 %. pendidik sudah
tersertifikasi 1 % dan bertempat tinggal di sekitar kecamatan dengan
akses transportasi yang mudah.
c. Sarana prasarana
Luas tanah SMP Mardi Wacana Sumber Asri adalah 3.600 m2 dengan
bangunan ruang belajar 1 ruang 1 perpustakaan masing-masing ruang
berukuran 6 X 9 m2

34
d. Pembiayaan
Pembiayaan operasional sepenuhnya didanai dari dana BOS.
e. Program
Program unggulan yang dikembangkan SMP Mardi Wacana
Sumber Asri adalah sebagai berikut:
1) Program religius
Program ini merupakan bentuk implementasi dari visi sekolah,
diantaranya: berdoa sebelum dan sesudah pelajaran yang dilaksanakan
oleh seluruh warga sekolah.
2) Program peduli lingkungan
Program ini dilaksanakan harian mulai pukul 06.45 s.d. 07.00 oleh
semua warga sekolah sesuai lokasi masing-masing dengan
membersihkan lingkungan, menata taman, dan merawat taman.
3) Program pengembangan SDM
Pengembangan SDM diikuti oleh tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.
f. Komite sekolah
Komite sekolah yang ada di SMP Mardi Wacana Sumber Asri,
keberadaannya sangat bermanfaat bagi sekolah, memberikan masukan
kepada sekolah dalam menyusun program maupun membantu
mengawasi program tersebut sehingga efektif.
g. Dinas pendidikan
Peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Mardi Wacana Sumber
Asri sangat dirasakan misalnya monitoring dan evaluasi kinerja
pendidik maupun tenaga kependidikan, sehingga lebih memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada.
h. Asosiasi profesi
Asosiasi profesi yang ada di sekolah seperti MGMP maupun di tingkat
zona, keberadaannya sangat bermanfaat bagi sekolah, karena melalui
wadah tersebut pendidik dapat bertukar pikiran dan informasi tentang

35
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi yang harus disiapkan
maupun kesulitan-kesulitan materi pembelajaran.
E. Pihak yang Terlibat
Pengembangan kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri melibatkan
para pemangku kepentingan yang dibentuk dalam tim pengembang Kurikulum
SMP Mardi Wacana Sumber Asri tahun pelajaran 2022/2023. Tim Pengembang
Kurikulum 2013 SMP Mardi Wacana Sumber Asri Kecamatan BMT Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur Tahun Pelajaran 2020/2021 tertera pada SK Kepala
SMP Mardi Wacana Sumber Asri nomor 420/ /SMP MW/XI/2022
Implementasi kurikulum pada SMP Mardi Wacana Sumber Asri
merupakan usaha bersama antara pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi
dan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
- Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala
sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
- Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
- Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait.
- Pemerintah kabupaten bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan
kurikulum di kabupaten/kota terkait.

36
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN DASAR,
VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
danmengikuti pendidikan lebih lanjut

B. Visi Sekolah
Membentuk generasi yang cerdas, beriman, berbudi luhur dan bertanggung
jawab.
C. Misi Sekolah
1. Membentuk generasi penerus bangsa berakhlak mulia

2. Membentuk generasi penerus bangsa yang bertoleransi dan bertanggung


jawab

3. Membentuk siswa sopan, jujur dalam berperilaku sehari hari

D. Tujuan Sekolah
1. Tercapainya generasi penerus bangsa berakhlak mulia

2. Tercapainya generasi penerus bangsa yang bertoleransi dan


bertanggung jawab

3. Tercapainya siswa sopan, jujur dalam berperilaku sehari hari

37
BAB III
MUATAN KURIKULUM, PENGATURAN BEBAN BELAJAR, DAN
PENILAIAN

A. Muatan Kurikulum
4. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di
suatu satuan atau jenjang pendidikan.
Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi
belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata
pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan
kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas
sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.

38
Tabel 1: Kompetensi Inti SMP Kelas VII, VIII, dan IX
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Sikap Spritual : Sikap Spritual : Sikap Spritual :
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama
yang dianut yang dianut yang dianut
Sikap Sosial : Sikap Sosial : Sikap Sosial :
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati perilaku : menghayati perilaku : menghayati perilaku :
a. Jujur a. Jujur a. Jujur
b. Disiplin b. Disiplin b. Disiplin
c. Santun c. Santun c. Santun
d. Percaya diri d. Percaya diri d. Percaya diri
e. Peduli e. Peduli e. Peduli
f. Bertanggung jawab f. Bertanggung jawab f. Bertanggung jawab
Dalam berinteraksi secara Dalam berinteraksi secara Dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan efektif sesuai dengan efektif sesuai dengan
perkembangan anak perkembangan anak perkembangan anak
dilingkungan keluarga, dilingkungan keluarga, dilingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan
alam sekitar, bangsa, alam sekitar, bangsa, alam sekitar, bangsa,
Negara dan kawasan Negara dan kawasan Negara dan kawasan
regional regional regional
Pengetahuan : Pengetahuan : Pengetahuan :
Memahami dan Memahami dan Memahami dan
menerapkan pengetahuan menerapkan pengetahuan menerapkan pengetahuan
factual, konseptual dan factual, konseptual dan factual, konseptual dan
metakognitif pada tingkat metakognitif pada tingkat metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik teknis dan spesifik teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan sederhana berdasarkan sederhana berdasarkan
rasa ingin tahu tentang : rasa ingin tahu tentang : rasa ingin tahu tentang :
a. Ilmu Pengetahuan a. Ilmu Pengetahuan a. Ilmu Pengetahuan
b. Tehnologi b. Tehnologi b. Tehnologi
c. Seni c. Seni c. Seni
d. Budaya d. Budaya d. Budaya
Dengan wawasan Dengan wawasan Dengan wawasan
kebangsaan dan kebangsaan dan kebangsaan dan
kenegaraan terkait kenegaraan terkait kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian fenomena dan kejadian fenomena dan kejadian
tampak mata. tampak mata. tampak mata.
Keterampilan : Keterampilan : Keterampilan :
Menunjukan keterampilan Menunjukan keterampilan Menunjukan keterampilan
menalar, mengolah dan menalar, mengolah dan menalar, mengolah dan
menyajikan secara : menyajikan secara : menyajikan secara :
a. Kreatif a. Kreatif a. Kreatif

39
b. Produktif b. Produktif b. Produktif
c. Kritis c. Kritis c. Kritis
d. Mandiri d. Mandiri d. Mandiri
e. Kolaboratif e. Kolaboratif e. Kolaboratif
f. Komunikatif f. Komunikatif f. Komunikatif
Dalam rana kongkrit dan Dalam rana kongkrit dan Dalam rana kongkrit dan
rana abstrak sesuai dengan rana abstrak sesuai dengan rana abstrak sesuai dengan
yang dipelajari disekolah yang dipelajari disekolah yang dipelajari disekolah
dan sumber lain yang dan sumber lain yang sama dan sumber lain yang sama
sama dalam sudut dalam sudut pandang teori dalam sudut pandang teori
pandang teori

Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut (Permendikbud no 37 tahun 2018)

1.   kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka


menjabarkan KI1;
2.   kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI2;
3.   kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
4.   kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.

Struktur Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asriadalah sebagai berikut:


(tabel)
1. Kelompok Mata Pelajaran
Kelompok mata pelajaran terdiri dari Kelompok A yang merupakan mata
pelajaran yang Kompetensi Dasarnya dikembangkan secara nasional, dan
Kelompok B yang merupakan mata pelajaran yang dikembangkan oleh
daerah dan satuan pendidikan.

40
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran lain. Berdasarkan keputusan tim pengembang
kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri, menetapkan Budaya Ogan
Komering Ulu Timur yang menjadi muatan pelajaran yang berdiri
sendiri. Berdasarkan SK Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 237
Tahun 2016 tentang Penetapan Budaya Ogan Komering Ulu Timur
menjadi Muatan Lokal Wajib Bagi Satuan Pendidikan Dasar di
Kabupaten OKU Timur. Muatan lokal yang dilaksanakan di SMP Mardi
Wacana Sumber Asri adalah Budaya OKU Timur.
Budaya OKU Timur
Tujuan :
(1) Memberikan Pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik
tentang budaya masyarakat OKU Timur
(2) Memberikan bekal kemampuan, ketrampilan, dan perilaku kepada
peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan
budaya masayarakat Ogan Komering Ulu Timur dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan budaya nilai-nilai/norma/aturan yang
berlaku di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan mendukung
kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
3. Bimbingan Konseling
Kegiatan bimbingan konseling melayani:
(2) Masalah kesulitan belajar siswa:
- siswa malas dalam belajar
- siswa belum bisa membaca dan menulis
(3) Pengembangan karir siswa
- peningkatan prestasi siswa
- peningkatan peringkat siswa dalam US
(4) Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi

41
- siswa dapat diterima di Sekolah Menengah Pertama yang berkualitas
(5) Masalah dalam kehidupan sosial siswa
- kenakalan siswa di lingkungan sekolah maupun di masyarakat
- kesantunan siswa dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan antar
sesama umat beragama di masyarakat
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
(1) Kepramukaan
Tujuan:
- sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
- melatih siswa untuk trampil dan mandiri
- melatih siswa untuk mempertahankan hidup
- memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
- memiliki sikap kerjasama kelompok
- dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
(2) Olahraga dan Permainan
- pengembangan olahraga permainan
- pengembangan olahraga atletik, meliputi:bola volley dan sepak bola
(3) UKS
- Kebun Sekolah
- Pelayanan P3K
Kegiatan ekstrakurikuler diberikan di luar jam pembelajaran dibina oleh
guru–guru yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat
keputusan Kepala Sekolah.
Jadwal Kegiatan

NO NAMA KEGIATAN HARI WAKTU

1 Kepramukaan Sabtu 10.00 – 12.00

2 Olah raga Selasa - kamis 15.00 – 16.30

3 UKS Senin & Jumat 14.30 – 15.00

42
Kegiatan ekstrakurikuler selama pandemi tidak dilaksanakan sesuai jadwal
tersebut di atas, melainkan dalam bentuk penugasan PJJ dan disesuaikan
dengan perkembangan kondisi lingkungan. Penanggung jawab bidang
kegiatan ekstrakurikuler akan menyampaikan pemberitahuan seiring
perkembangan kondisi.

a) Alokasi Waktu
Untuk Kelas VII, VIII dan IX diberikan 42 jam pelajaran (1 jam pelajaran
= 35 menit).
b) Penilaian
Kegiatan ekstrakurikuler dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif sesuai dengan rubrik yang telah
ditentukan.

KATEGORI KETERANGAN
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang

B. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum, yaitu:
Satu jam Minggu
Jumlah jam Waktu
pembelajaran efektif per
Kelas pembelajaran pembelajaran/
tatap muka/ tahun
perminggu jam pertahun
menit ajaran
VII 35 42 52 2.184

VIII 35 42 52 2.184

IX 35 42 52 2.184

43
- Beban belajar di Kelas VII,VIII,IX dalam satu semester paling sedikit 25
minggu dan paling banyak 26 minggu.

- Beban belajar di kelas VII,VIII,IX dalam satu semester Genap paling


sedikit 25 minggu dan paling banyak 26 minggu.

- Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 51 minggu dan
paling banyak 52 minggu.

Dengan adanya tambahan jam belajar ini guru memiliki keleluasaan


waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa
aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang
dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru
dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau
belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah
dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Selama pandemi beban belajar peserta didik tetap sesuai dengan
kurikulum. Pemenuhan beban belajar pada semester gazal melalui kegiatan
PTM. Sedangkan pada semester genap, menunggu hasil evaluasi dan
perkembangan kondisi daerah, serta petunjuk/ kebijakan dari pemerintah
terkait pandemi covid-1.
Pemenuhan beban belajar dengan pembelajaran Tatap Muka (PTM)
pada setiap kelas diatur sesuai dengan daya dukung pembelajaran. Sangat
diharapkan semua peserta didik tergabung dari whatsApp grup kelas masing-
masing. Selain memudahkan koordinasi layanan tersebut digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran juga dikemas dengan modul/bahan ajar.
Peserta didik dapat memanfaatkan layanan belajar sesuai dengan rancangan
program guru melalui:
1. Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud
https://belajar.kemdikbud.go.id

44
2. TV Edukasi Kemendikbud https://tve.kemdikbud.go.id
3. Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC Kemendikbud
http://rumahbelajar.id
4. Laman Guru Berbagi https://guruberbagi.kemdikbud.go.id
5. SIAJAR oleh SEAMOLEC Kemendikbud https://lms.seamolec.org
6. Suara Edukasi http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id
7. Tatap Muka Daring Melalui Program SAPA Duta Rumah Belajar
Pusdatin Kemendikbud, melalui Pusdatin.webex.com
8. Program Belajar dari Rumah TVRI
C. Kriteria Ketuntasan Minimal
D. Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh guru kelas dan guru
mata pelajaran melalui rapat tim pengembang kurikulum dengan
mempertimbangkan materi esensial, kompleksitas, intake siswa, dan daya
dukung dalam penyelenggaraan pembelajaran, (KKM masing- masing KD
tiap kelas terlampir).
REKAP
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL
MATA KELAS KELAS KELAS
NO
PELAJARAN VII VIII IX
Pend Agama dan Budi
1 75 75 75
Pekarti
2 PPKN 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 IPA 75 75 75
6 IPS 75 75 75
7 Bahasa Inggris 75 75 75
8 Seni Budaya 75 75 75
9 PJOK 75 75 75
10 Prakarya 75 75 75
11 Budaya Komering 75 75 75

45
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) satuan pendidikan ditentukan dengan
memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan/ mata pelajaranhasil
analisis dari seluruh mata pelajaran pada suatu kelas. KKM SMP Mardi Wacana
Sumber Asri adalah 75 Rentang predikat menggunakan satu ukuran yang
sama.Sehingga rentang predikat tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut:
A (sangat baik) = 88< A ≤ 100
B (Baik) = 77 < B ≤ 88
C (cukup) = 65 ≤ C ≤ 76
D (perlu bimbingan) = D <65
E. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah
(4) Tujuan
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) memiliki tujuan sebagai
berikut:
a) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna
dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan
pendidikan.
b) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi
dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21.
c) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan
melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).
d) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala
sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung
perluasan implementasi pendidikan karakter.
e) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-
sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.
f) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
2. Manfaat
Gerakan PPK memiliki manfaat dan implikasi sebagai berikut:

46
a) Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa
dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi,
b) Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah
dengan pengawasan guru
c) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru sebagai
inspirator PPK 4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong
royong sekolah dan partisipasi masyarakat
d) Penguatan peran keluarga melalui Kebijakan pembelajaran
e) Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan
dan sumber-sumber belajar lainnya
3.Aspek Penguatan:
a) Revitalisasi manajemen berbasis sekolah
b) Sinkronisasi intra-kurikuler, ko-kurikuler, ekstrakurikuler, dan non-
kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni
budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta keagamaan
c) Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru
d) Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, konsumsi,
peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring
kolaborasi pelibatan publik,
e) Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur
dan keberagaman kultural daerah/wilayah
f) Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang
transparan dan akuntabel.
4. Nilai-nilai dan Prinsip Pengembangan PPK
a) Nilai-Nilai
Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku
pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaita
membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas

47
Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
(1) Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan
lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai
religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama
dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk
agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan,
tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih.
(2) Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku,dan agama.
(3) Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain

48
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
(4) Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.
(5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara,
aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
b) Prinsip PPK
Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang
prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai
macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan
budaya.
Prinsip 2 – Holistik

49
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan
fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan
spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen
pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik
seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai
pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat menyepakati
prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi
pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.

Prinsip 5 – Kearifan Lokal


Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi.
Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan
lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat
memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan

50
berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),
kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan
bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative
learning).
Prinsip 7 – Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan
perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan
perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,
maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan
maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan
peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip
keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara
objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-
nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah
dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah;
dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan
pemangku kepentingan pendidikan.
5. Implementasi PPK
Implementasi PPK dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Ketiga
pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Pendekatan ini dapat membantu satuan pendidikan dalam merancang dan
mengimplementasikan program dan kegiatan PPK.
a. PPK Berbasis Kelas

51
1) Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran
dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-
nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan
pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai
utama PPK. Pendidik dapat memanfaatkan secara optimal materi yang
sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan
nilai-nilai utama PPK.
2) PPK Melalui Manajemen kelas
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat momen
penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Contohnya, sebelum memulai
pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta didik untuk secara
psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran, untuk
menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen bersama, guru bersama
peserta didik membuat komitmen kelas yang akan disepakati pada saat
peserta didik belajar. Aturan ini dikomunikasikan, didialogkan, dan
disepakati bersama dengan peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap
individu berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang
baik dapat membentuk penguatan karakter.
3) PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan
melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai memilih agar metode
pembelajaran yang digunakan secara tidak langsung menanamkan
pembentukan karakter peserta didik. Metode pembelajaran yang dipilih
harus dapat membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Melalui metode tersebut
diharapkan siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan pada abad
XXI, seperti kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif

52
(creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill),
termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam
pembelajaran (collaborative learning).
4) PPK Melalui Mata Pelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter melalui mata pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
mengalokasikan waktu khusus untuk mengajarkan nilai-nilai
tertentu.Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam
bentuk pembelajaran di kelas ini diharapkan semakin memperkaya
praksis PPK di sekolah. Satuan pendidikan mendesain sendiri tema dan
prioritas nilai pendidikan karakter apa yang akan mereka tekankan.
Satuan pendidikan dapat menyediakan guru khusus atau memberdayakan
guru yang adauntuk mengajarkan materi tentang nilai-nilai tertentu untuk
memperkuat pendidikan karakter.
5) PPK Melalui Gerakan literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses,
memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan
cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan
berbicara untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi
tangguh, kuat, dan baik. Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan secara
terencana dan terprogram sedemikian rupa, baik dalam kegiatankegiatan
berbasis kelas maupun kegiatan-kegiatan berbasis budaya sekolah, dan
komunitas masyarakat. Dalam konteks kegiatan PPK berbasis kelas,
kegiatan-kegiatan literasi dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan
pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum.
6) PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling
Penguatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan dan konseling
diselenggarakan melalui layanan-layanan berikut.
a) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan bagi seluruh
peserta didik (konseli) melalui kegiatan pengalaman terstruktur secara

53
klasikal atau kelompok untuk mengembangkan perilaku jangka panjang
dalam pengembangan perilaku belajar, karier, pribadi, dan sosial. Nilai-
nilai utama PPK diidentifikasi dan diintegrasikan ke dalam pengembangan
perilaku belajar/akademik, karier, pribadi, dan sosial yang dikemas ke
dalam topik atau tema tertentu dan dituangkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK). Layanan dasar
merupakan momen utama BK yang paling memungkinkan integrasi nilai-
nilai utama PPK ke dalam layanan bimbingan dan konseling.
b) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik
tertentu, baik individual maupun kelompok, yang memerlukan bantuan
segera agar peserta didik tidak terhambat dalam pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Bantuan diberikan melalui konseling,konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan (pengalihan penanganan
konseli pada ahli lain karena sudah di luar kewenangan konselor/guru
BK). Nilai-nilai utama PPK diinkorporasikan dalam proses pemberian
bantuan baik secara individual maupun kelompok.
c) Layanan Perencanaan Individual dan Peminatan
Layanan ini dimaksudkan untuk membantu setiap peserta didik dalam
pengembangan bakat dan minatnya, melalui pemahaman diri, pemahaman
lingkungan, dan pemilihan program yang cocok dengan bakat dan
minatnya. Nilai-nilai utama PPK diinkorporasikan dalam proses
pemahaman diri dan penguatan pilihan serta pembelajaran dalam
pengembangan bakat dan minat.
d) Dukungan Sistem
Dukungan sistem terkait dengan aspek manajemen dan kepemimpinan
sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan dan konseling untuk
memperkuat PPK. Dukungan sistem ini termasuk di dalamnya kebijakan,
ketenagaan, dana, dan fasilitas.

54
b. PPK Berbasis Budaya Sekolah
Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya
keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah.
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus pada
pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai
utama PPK yang menjadi prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini
diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari
suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif.
Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, dilaksanakan
dengan cara:
1. Menentukan Nilai Utama PPK
a. Menyusun Jadwal Harian/Mingguan
b. Mendesain KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
c. Evaluasi Peraturan Sekolah
d. Pengembangan Tradisi Sekolah

C. PPK Berbasis Masyarakat


Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan
berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar
lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak
dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam
bentuk kolaborasi dan kerja sama antarkomunitas dan satuan pendidikan
diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter.
Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga,
komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat
menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Beberapa prinsip
pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter melalui kerja
sama/kolaborasi dengan komunitas antara lain:
(1)penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di
lingkungan sekolah adalah kepala sekolah;

55
(2)kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi seluruh anggota
komunitas sekolah;
(3)fokus kolaborasi PPK dengan komunitas terutama diperuntukkan bagi
peserta didik;
(4)rasional atau alasan mengapa sekolah melakukan kolaborasi dengan
komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan pada seluruh
komunitas sekolah;
(5)satuan pendidikan wajib membuat dokumentasi kegiatan mulai dari
pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan;
(6)prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan sekolah
sebagai objek pemasaran produk tertentu.
Bentuk kolaborasi yang dilakukan dalam rangka pengembangan PPK
dengan berbagai komunitas diluar sekolah yang berfokus pada penguatan
kekayaan pengetahuan peserta didik dalam rangka pembelajaran antara
lain:
(1) Kelas Inspirasi
Setiap kelas mengadakan kelas yang memberikan inspirasi bagi peserta
didik dengan mendatangkan individu dari luar yang memiliki profesi
sangat beragam. Satuan pendidikan mengundang narasumber dari
kalangan orang tua maupun tokoh masyarakat setempat. Orang tua dan
tokoh-tokoh masyarakat bisa menjadi sumber pembelajaran yang
menginspirasi nilai-nilai pembentukan dan penguatan karakter dalam diri
peserta didik. Kelas inspirasi bertujuan agar setiap peserta didik
memperoleh inspirasi dari pengalaman para tokoh dan profesional yang
telah berhasil di bidang kehidupan profesimereka, sehingga kehadiran
mereka dapat memberikan semangat dan motivasi bagi para peserta didik
untuk meningkatkan semangat belajar dan prestasi mereka.
(2) Gerakan Literasi
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri peserta
didik, sekolah membangun kerja sama dengan instansi lain yang relevan

56
dalam rangka pengembangan literasi sekolah, seperti toko buku, penerbit,
dan percetakan, dan gerakan masyarakat peduli literasi pendidikan.
(3) Kerja Sama dengan Komunitas Keagamaan
Pembentukan nilai-nilai spiritual dilakukan dengan melakukan kerja sama
dengan lembaga-lembaga dan komunitas keagamaan yang mampu
membantu menumbuhkan semangat kerohanian yang mendalam, terbuka
pada dialog, yang akan membantu setiap individu, terutama peserta didik
agar dapat memiliki pemahaman dan praktik ajaran iman yang benar dan
toleran. Kerja sama dengan komunitas keagamaan ini bisa dilakukan
dengan melibatkan lembaga-lembaga yang memang menyediakan layanan
untuk pengembangan keagamaan khusus, sesuai dengan agama masing-
masing peserta didik.
Pendidikan karakter dan budaya sekolah dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan pembiasaan. Kegiatan secara tidak terprogram dilaksanakan sebagai
berikut:
 Kegiatan rutin
 Kebersihan lingkungan
 Piket kelas
 Ibadah
 Kegiatan spontan
 Memberi salam
 Meminta maaf
 Berterima kasih
 Mengunjungi kerabat yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Mengumpulkan barang temuan
 Melerai pertengkaran
 Mengumpulkan infak
 Keteladanan
 Perilaku guru selalu positif
 Mengambil sampah yang berserakan

57
 Cara berbicara yang sopan
 Meminta maaf
 Mengucapkan terima kasih
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang yang lebih tua
 Memberi salam
 Berpakaian rapi
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada yang berprestasi
 Mengakui kebenaran
 Dll

F. Gerakan Literasi Sekolah


Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
1) Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

58
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Gerakan Literasi Sekolah Adalah :
a) Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
b) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga
sekolah).
c) Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca dan
menunjang kegiatan pembelajaran di SMP).
4) Program GLS
Program yang akan dilaksanakan di SMP Mardi Wacana Sumber Asri adalah
sebagai berikut:
i. Membaca 15 menit sebelum pembelajaran
ii. Pojok Baca Kelas (menyiapkan buku bacaan di setiap kelas)
iii. Lomba menulis peserta didik setiap 3 bulan sekali
iv. Pemberian penghargaan di bidang literasi setiap akhir tahun
GLS di dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan
Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru,
orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung
lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang
relevan).
Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS SD
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran.
Tabel Tahapan Kegiatan GLS

Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran


1. Apa kecakapan literasi 1. Menyediakan 1. Menyediakan
yang ditumbuhkan pada beragam pembelajaran
tahap pembiasaan? pengalaman terpandu berbasis
2. Apa fokus dan prinsip membaca literasi
kegiatan di tahap 2. Warga sekolah 2. Menata kelas berbasis
pembiasaan? gemar membaca literasi
3. Apa prinsip-prinsip 3. Warga sekolah 3. Mengorganisasikan

59
kegiatan membaca di gemar menulis material
tahap pembiasaan? 4. Memilih buku 4. Melaksanakan literasi
4. Kegiatan membaca dan pengayaan fiksi dan terpadu sesuai dengan
penataan lingkungan nonfiksi tema dan mata
kaya literasi di tahap 5. Langkah-langkah pelajaran
pembiasaan. kegiatan: 5. Membuat jadwal
5. Langkah-langkah a. Membaca 6. Asesmen dan
kegiatan: terpandu Evaluasi
a. Membaca 15 menit b. Membaca 7. Konferensi
sebelum pelajaran bersama literasi warga
dimulai c. Aneka karya sekolah
b. Menata sarana dan kreativitas
lingkungan kaya seperti
literasi Workbook, Skill
c. Menciptakan Sheets
lingkungan kaya teks (Triarama, Easy
d. Memilih buku slit book,One
bacaan di SD sheet book, Flip
e. Pelibatan publik flop book)
6. Indikator pencapaian d. Mari berdiskusi
di tahap pembiasaan tentang buku
7. Ekosistem sekolah e. Story-map
yang literat outline
menjadikan guru 6. Indikator
literat dengan pencapaian di tahap
menunjukan ciri pengembangan
kinerja sebagai
berikut.
Kegiatan literasi selama pandemi covid-19 dilaksanakan melalui kegiatan
PJJ yang terintegrasi dengan budaya membaca dan menulis.
G. Penilaian Hasil Belajar
Pengolahan hasil penilaian peserta didik merupakan kegiatan
merekapitulasi,menganalisis, dan melaporkan hasil penilaianpencapaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik kepada pelaku
pendidikan terkait dalam kurun waktu tertentu. Hasil penilaian pencapaian

60
sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi.
Sedangkan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
1. Penilaian Sikap
Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap sebagai berikut:
a. Menentukan sikap yang akan diamati di sekolah mengacu pada KI-1
dan KI-2
b. Menentukan indikator sikap.
c. Menyusun format penilaian sikap Pendidik menyiapkan format
penilaian sikap yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan.
Format penilaian sikap ini dibuat sedemikian rupa agar proses
penilaian sikap dapat dilakukan secara mudah dan praktis.
Prosedur pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal berikut:
a. Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar
pembelajaran.
b. Mencatat sikap dan perilaku peserta didik, yang sangat baik, baik,
cukup, dan perlu bimbingan. Namun untuk mempermudah
pelaksanaan, guru diperbolehkan setidak-tidaknya mencatat sikap dan
perilaku yang menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) dengan
menggunakan lembar observasi. Minimal pada pertengahan dan akhir
semester, guru mata pelajaran dan pembina ekstrakurikuler
menyerahkan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap
peserta didik kepada guru kelas untuk diolah lebih lanjut. Hasil
penilaian dirapatkan melalui dewan guru untuk menentukan deskripsi
pada rapor peserta didik.
Pengolahan Penilaian Sikap Hasil penilaian sikap direkap oleh pendidik
minimal dua kali dalam satu semester. Hasil penilaian sikap ini akan
dibahas dan dilaporkan dalam bentuk deskripsi nilai sikap peserta didik.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu
semester:

61
a. Guru kelas dan guru mata pelajaran mengelompokkan atau menandai
catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal, baik sikap
spiritual maupun sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu
semester (jangka waktu bisa disesuaikan sesuai pertimbangan satuan
pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan catatan sikap berupa deskripsi singkat dari
guru mata pelajaran dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler, petugas
perpustakaan, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
d. Guru kelas menyimpulkan dan merumuskan deskripsi capaian sikap
spiritual dan sosial setiap peserta didik.
Berikut rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna
kontras, misalnya: … tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ...
namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
b. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didik yang
sangat baik, baik, cukup, atau perlu bimbingan. c. Apabila peserta didik
tidak memiliki catatan apapun dalam jurnal, sikap dan perilaku peserta
didik tersebut diasumsikan baik.
d. Karena sikap dan perilaku dikembangkan selama satu semester,
deskripsi nilai sikap peserta didik dirumuskan pada akhir semester.
Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan guru kelas harus memeriksa
jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk menganalisis
catatan yang menunjukkan perkembangan sikap dan perilaku peserta
didik.
e. Penetapan deskripsi akhir sikap peserta didik dilakukan melalui rapat
dewan guru.
2. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah
maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan

62
dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada pemetaan
kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu.
a. Penilaian Harian (PH)
Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau
penugasan. Penilaian harian tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan
KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan minimal satu kali
dalam satu untuk setiap KD muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan
penilaian harian dilakukan untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan
KD-KD beberapa muatan pelajaran sesuai kebutuhan. Sebelum menyusun
soalsoal tes tertulis, guru perlu membuat kisi-kisi soal. Apabila tes tertulis
dilakukan untuk mencapai KD satu muatan pelajaran, soal-soal dibuat per
muatan pelajaran. Soal-soal tes tertulis dapat juga dibuat terpadu untuk
beberapa muatan pelajaran.
Penilaian harian berfungsi untuk perbaikan pembelajaran dan juga sebagai
salah satu bahan untuk pengolahan nilai rapor. Nilai pengetahuan yang
diperoleh dari penilaian harian (NPH) merupakan nilai rerata yang ditulis
dengan menggunakan angka pada rentang 0-100.
Selama pandemi, penilaian harian dilaksanakan pada saat guru melakukan
kunjungan ke rumah peserta didik, menyelesaikan soal melalui kegiatan
daring, dan atau teknik lain yang sesuai dengan tuntutan kompetensi,
kondisi, dan daya dukung.
b. Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh
dari jumlah KD dalam satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar
efektif. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan
pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan
pengolahan nilai rapor. Soal atau instrumen PTS disusun berdasarkan
muatan pelajaran sesuai dengan KD yang dirakit secara terintegrasi. Nilai
pengetahuan yang diperoleh dari PTS (NPTS) merupakan nilai tengah
semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentang 0-100.

63
Selama pandemi, penilaian tengan semester dilaksanakan pada saat guru
melakukan kunjungan ke rumah peserta didik, menyelesaikan soal melalui
kegiatan daring, dan atau teknik lain yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi, kondisi, dan daya dukung.
c. Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT)
dilaksanakan setelah menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester
belajar efektif. Penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan
dilakukan dengan teknik tes tertulis yang berfungsi untuk mengukur
pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah
satu bahan pengisian rapor.
Instrumen penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan
disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan karakteristik KD.
Nilai dari penilaian akhir semester ditulis NPAS dan nilai dari penilaian
akhir tahun ditulis NPAT. Penulisan nilai NPAS dan NPAT menggunakan
angka pada rentang 0-100.
Apabila hingga waktu penyelenggaraan PAS/PAT kondisi daerah dan/atau
kebijakan pemerintah tentang kegiatan penyelenggaraan pendidikan belum
berubah, maka akan dilakukan penilaian pengganti PAS/PAT dan/atau
penilaian yang dapat mengukur capaian kompetensi peserta didik dalam
bentuk lainnya, dan/atau menyimpulkan hasil capaian kompetensi peserta
didik untuk penilaian rapor berdasarkan kumpulan portofolio peserta
didik.
d. Ujian Sekolah
Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi
belajar dan penyelesaian dari satuan pendidikan. Muatan/mata pelajaran
yang diujikan adalah semua muatan/mata pelajaran yang diajarkan pada
satuan pendidikan tersebut. Untuk beberapa muatan/mata pelajaran, ujian
sekolah diselenggarakan dalam bentuk ujian tulis dan ujian praktik, namun

64
beberapa muatan/mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian tulis atau
ujian praktik saja.
Pengaturan tentang hal ini dan pelaksanaan secara keseluruhan diatur
dalam Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Sekolah yang disusun oleh
satuan pendidikan. Hasil analisis ujian sekolah dipergunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan pada tahun pelajaran
berikutnya. Hasil ujian sekolah dilaporkan satuan pendidikan kepada
orangtua peserta didik dalam bentuk surat keterangan hasil ujian sekolah
(SKHUS). Hasil ujian sekolah digunakan sebagai salah satu pertimbangan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Apabila hingga waktu penyelenggaraan ujian sekolah, kondisi daerah
dan/atau kebijakan pemerintah tentang kegiatan penyelenggaraan
pendidikan belum berubah, maka akan dilakukan penilaian pengganti ujian
sekolah dan/atau penilaian yang dapat mengukur capaian kompetensi
peserta didik dalam bentuk lainnya, dan/atau menyimpulkan hasil capaian
kompetensi peserta didik untuk kelulusan berdasarkan kumpulan
portofolio peserta didik dan mengikuti kebijakan pemerintah.
e. Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan. Penilaian dengan tes tertulis dilakukan melalui penilaian
harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir. Hasil penilaian
pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan angka
(bilangan bulat skala 0-100), predikat, dan deskripsi. Deskripsi berupa
kalimat positif terkait capaian kemampuan peserta didik dalam setiap
muatan pelajaran yang mengacu pada setiap KD.
f. Menentukan Nilai Akhir
Penghitungan NA untuk setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan
kegiatan penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan
NA KD didasarkan pada NPH, NPTS, dan NPAS. Jika bobot di suatu
satuan pendidikan adalah (2*NPH):NPTS:NPAS, maka penghitungan NA
KD menggunakan rumus sebagai berikut:

65
(2 x NPH) + NPTS + NPAS
NA KD =
4

Penghitungan NA untuk setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan


kegiatan penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan
NA KD 3.6, 3.7, dan 3.9 didasarkan pada NPH dan NPAS. Hal ini
dikarenakan ketiga KD tersebut terdapat pada tema 3 dan/atau 4 yang
kegiatan pembelajarannya dilakukan setelah PTS Jika bobot di suatu
satuan pendidikan adalah (2*NPH):NPAS, maka penghitungan NA KD
menggunakan rumus sebagai berikut:
(2 x NPH) + NPAS
NA KD =
3
Dengan demikian penghitungan NA Muatan pelajaran dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus:
NA Mupel = rata – rata NAKD
NAKD1 + NAKD2 + NAKD 3 + NAKD 4 + NAKD 5
NA Mupel =
5
g. Pelaksanaan Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik, produk, dan
proyek.
1) Praktik
Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik
mengutamakan penilaian proses yang dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu, seperti: menyanyi, praktik ibadah,
praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, dan
membaca. Hasil penilaian praktik menggunakan
rerata dan/atau nilai optimum.
Hasil penilaian praktik menggunakan rerata
Nilai = Skor perolehan X 100

66
Skor maksimum
Jika dalam satu KD ada 2 atau lebih praktik maka nilai KD di hitung
dengan rumus:
P1 + P 2
NA KD=
2

Hasil penilaian praktik menggunakan nilai optimum


Pengitungannya sama dengan hasil penilaian prkatik
menggunakan rata-rata tetapi nilai KD diambil dari yang paling tinggi.
2) Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan produk-produk, teknologi, dan seni.
Menghitung nilai produk:
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor maksimum

3) Proyek
Rumus untuk menghitung nilai produk sama dengan rumus
menghitung nilai proyek
i. Pengolahan Penilaian Keterampilan
Nilai keterampilan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan
bilangan bulat pada skala 0 sampai dengan 100 serta dibuatkan deskripsi
capaian kemampuan peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat
positif terkait capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan
pelajaran yang mengacu pada setiap KD pada muatan pelajaran.
Penilaian keterampilan dapat disajikan dalam bentuk nilai rata-
rata dan/atau nilai optimum, sedangkan nilai akhir penilaian keterampilan
dihitung dari rerata nilai seluruh KD. Nilai optimum diberlakukan
apabila penilaian dilakukan terhadap KD pada materi dan teknik
penilaian yang sama dan penilaian dilakukan lebih dari satu kali.

67
Nilai akhir (NA) Keterampilan adalah Rata-rata skor semua
KD/Nilai Optimum. Penentuan rentang predikat menyesuaikan dengan
cara penentuan rentang predikat untuk penilaian pengetahuan.
Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
Hasil analisis digunakan untuk mengidentifikasi peserta didik yang sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) KD mata/muatan
pelajaran. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM KD, pendidik
harus menindaklanjuti dengan remedial, sedangkan bagi peserta didik
yang telah mencapai KKM KD, pendidik dapat memberikan pengayaan.
H. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru
dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh
seluruh warga satuan pendidikan.
Kriteria kenaikan kelas:
(1) Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti
(2) Prosentase kehadiran minimal 80% (dapat ditinjau dari laporan hasil
aktivitas pembelajaran harian peserta didik)
(3) hasil belajar pada kompetensi pengetahuan keterampilan yang belum
tuntas dan/atau sikap belum baik paling banyak 2 (dua) mata pelajaran

2. Remidial dan Pengayaan


1. Remedial dilakukan setelah siswa tidakmencapai nilai KKM yang
telah ditentukan oleh dewan guru masing-masing baik melalui
perseorangan maupun secara kelompok.
2. Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran bagi siswa yang telah
berhasil mencapai nilai KKM untuk memperluas dan memperkaya
kemampuan siswa.

68
3. Kelulusan
Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat
dewan guru.
Kriteria kelulusanberdasarkan ketentuan PP No. 19 tahun 2005
sebagaimana yang diubah dengan PP No.13 Tahun 2015 dan
Permendikbud No 4 Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
(2) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
(3) lulus ujian satuan/program pendidikan.
Ujian Sekolah (US) adalah ujian yang diselenggarakan oleh sekolah
secara mandiri maupun dikoordinir dalam Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten dengan kreteria soal yang mengacu pada KI
dan KD hasil dari guru kelas maupun kelompok guru kelas yang setara
(melalui KKG).

Program Pasca Ujian Sekolah


Program pasca ujian disusun dan dilaksanakan bagi siswa yang pada saat
Ujian Sekolah berhalangan misalnya, sakit atau terkena bencana alam.

Program ujian ini disebut ujian susulan, jadwal dilakukan setelah ujian
sekolah dilaksanakan.

69
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri diselenggarakan dengan


mengikuti kalender pendidikan setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik dalam satu
tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pembelajaran. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu
kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Waktu pembelajaran efektif
adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pelajaran
untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah pengembangan
diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal di sekolah. Waktu libur terjadi pada jeda antar semester,
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan menteri pendidikan
nasional dan atau keputusan menteri agama dalam hal yang terkait dengan hari
raya keagamaan. Sedangkan hari libur khusus berdasarkan ketetapan Bupati dan
atau Dinas Pendidikan Kab. OKU Timur.

70
BAB V
PENUTUP

Kurikulumini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehinggakegiatan


pembelajaran di SMP Mardi Wacana Sumber Asri menjadi lebih menyenangkan,menantang,
mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik setempat.
Kurikulum direview setiap tahun menyesuaikan situasi dan kondisi. Perubahan dan
pengembangan Kurikulum 2013harus melibatkan dewan guru dengan persetujuan orang tua
murid melalui komite sekolah. Sosialisasi perubahan Kurikulum 2013dilaksanakan melalui rapat
orang tua siswa. Kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala
sekolah, dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan dari
apa yang telah direncanakan. Selain itu berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman,
keterampilan, sikap dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauhmana
visi yang telah dirumuskan dapat dicapai atau didekati guna menyusun dan melaksanakan
kegiatan tindak lanjut
Kurikulum dibuat untuk perbaikan dan evaluasi sekolah. Apakah tujuan pendidikan
yang tertulis cukup lengkap dan dapat dicapai, Apakah kemampuan (pemahaman, prakarya, dan
sikap serta perilaku) yang tertulis cukup untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta
didik, Sejauhmana kemampuan siswa (pemahaman, prakarya, dan sikap serta perilaku) yang
diharapkan dapat dicapai, Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan
yang diharapkan dan sejauhmana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap
secara jelas perkembangan kemampuan yang diharapkan dari peserta didik?Oleh karena itu isi
kurikulum ini masih jauh dari sempurna. Saran dan perbaikan diharapkan dapat
menyempurnakan isi Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri ini.

71
Glosarium

1. Gerakan Literasi sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
2. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi
adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan
pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil
belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum
dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh
seluruh peserta didik.
6. Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/atau berbicara.
7. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran
8. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung
jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM)

72
9. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
10. Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
12. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
13. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal.
14. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
15. dll

73
LAMPIRAN – LAMPIRAN

BERITA ACARA PENETAPAN KURIKULUM


SMP MARDI WACANA SUMBER ASRI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nomor : 420 / /SMP.MW/XI/2022

Pada hari ini Senin tanggal Sebelas bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua di SMP Mardi Wacana
Sumber Asri Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur, telah dilaksanakan penetapan
Kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri tahun pelajaran 2020/2021 yang dihadiri oleh seluruh tim
penyusun kurikulum SMP Mardi Wacana Sumber Asri.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya.

Sumber Asri,11 Juli 2022


Notulen

AYU WELIARTI, S.Pd

Mengetahui

Kepala Sekolah Komite Sekolah

DIAH PURWIANTI, S.Pd PRAYITNO

74
NOTULEN PENYUSUNAN KURIKULUM
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SMP..................

Susunan Acara :
1. Pembukaan
2. Pembentukan Panitia
3. Penyusunan Kurikulum
4. Pembacaan Notulen Hasil Penyusunan Kurikulum
5. Penutup

Ad.1. Pembukaan
...............................

Ad.2. Pembentukan Panitia


Berdasarkan musyawarah tim penyusun Kurikulum SMP.... Tahun 2020 adalah:

Jabatan dalam
No Nama Jabatan Ket
Tim

1 Kepala Sekolah Ketua

2 Komite Sekolah Wakil Ketua

3 Pengawas SD Nara Sumber

4 Anggota

5 Anggota

6 Anggota

7 Anggota

75
8 Anggota

9 Anggota

10 Anggota

11 Anggota

12 Anggota

13 Anggota

14 Anggota

15 Anggota

16 Anggota

17 Anggota

18 Anggota

19 Anggota

20 Anggota

21 Anggota

22 Anggota

23 Anggota

24 Anggota

25 Nara Sumber

26

27

76
DITULISKAN JALANNYA RAPAT OLEH NOTULIS

DAFTAR HADIR

77
TIM PENYUSUN
KURIKULUM SMP MARDI WACANA
Jabatan dalam
No Nama Jabatan Tanda Tangan
Tim

1 Kepala Sekolah Ketua 1

2 Komite Sekolah Wakil Ketua 2

3 Pengawas Sekolah Nara Sumber 3

4 Anggota 4

5 Anggota 5

6 Anggota 6

7 Anggota 7

8 Anggota 8

9 Anggota 9

10 Anggota 10

11 Anggota 11

12 Anggota 12

13 Anggota 13

14 Anggota 14

15 Anggota 15

16 Anggota 16

17 Anggota 17

18 Anggota 18

78
19 Anggota 19

20 Anggota 20

21 Anggota 21

22 Anggota 22

23 Anggota 23

24 Anggota 24

25 25

26 26

27 27

79
KEPUTUSAN
KEPALA SMP
NOMOR : ........................

TENTANG
KURIKULUM SMP..........................
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Kepala SMP................. Kecamat....................... Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Menimbang : Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan lainnya yang berlaku di sekolah, perlu menetapkan Kurikulum
SMP............... Tahun Pelajaran 2020/2021

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan terakhir Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah

80
Mengingat : Hasil Musyawarah Tim Pengembang Kurikulum SMP................ tanggal
.....................

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Kurikulum SMP................ Tahun Pelajaran 2020/2021 sebagai Pedoman
Kegiatan Pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah di SMP............... untuk
Tahun Pelajaran 2020/2021
KEDUA : Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas
kependidikan di SMP................ diharuskan berpedoman pada Kurikulum
SMP.......................Tahun Pelajaran 2020/2021

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku tanggal ................li 2020, dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................
Pada tanggal : ................ 2020
Kepala Sekolah,

........................
.......................

81

Anda mungkin juga menyukai