SATUAN PENDIDIKAN
Berdasarkan hasil telaah dan kajian Tim Pengembang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah
Ummul Mukminin dengan memperhatikan pertimbangan dari Komite Madrasah dan rekomendasi
Pengawas Madrasah maka dengan ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disahkan
dan dinyatakan berlaku pada Tahun Pelajaran 2022/2023, selanjutnya pada akhir tahun pelajaran
akan dievaluasi keterlaksanaan dan ketercapaiannya sebagai acuan pengembangan kurikulum
pada tahun pelajaran berikutnya.
Mengetahui:
Seksi Pendidikan Madrasah
Kementerian Agama Kota Makassar,
i
LEMBAR REKOMENDASI
REKOMENDASI PENGESAHAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
MTs UMMUL MUKMININ
LEMBAR VALIDASI
KTSP TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Setelah dilakukan validasi dengan instrumen validasi yang telah disesuaikan dengan regulasi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan hanya kepada Allah SWT yang
telah memberikan hidayah dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Ummul Mukminin ’Aisyiyah Wilayah
Sulawesi Selatan untuk Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Ummul Mukminin ini disusun agar dapat
menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran
dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan pembelajaran
berdasarkan Pembelajaran Kontekstual dengan penyesuaian terhadap kondisi riil MTs Ummul
Mukminin dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai UU No. 20 Tahun 2003
yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab selain itu juga untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila Rahmatanlilalamin
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan kurikulum ini. Kami menyadari bahwa kurikulum ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan masukan-masukannya untuk kesempurnaan kurikulum ini.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah dan atas berkat Rahmat Allah yang
Maha Kuasa penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin terkendali sampai dengan saat ini,
sehingga proses pembelajaran bisa kembali dilaksanakan normal kembali.
Namun demikian ada hikmah di balik wabah Covid 19 bagi dunia pendidikan
khususnya madrasah; Pertama, guru harus belajar dan berbagi praktek baik pembelajaran,
Kedua, budaya inovasi seperti melakukan pembelajaran melalui project based learning dan
yang ketiga yaitu memahami konsep verifikasi perbandingan sistensi uji coba produksi,
pengetahuan, kesempatan berkolaborasi dengan ekosistem yang berbeda dengan
menggunakan teknologi.
Oleh karena ketigal hal tersebut diatas, Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan MTs Ummul Mukminin Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan telah menyusun dan
mengembangan kurikulum madrasah berbasis pesantren
Pada tahun pelajaran 2022/2023 MTs Ummul Mukminin telah menyusun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman, acuan dan norma dalam
pelaksanaan proses pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dengan memperhatikan
rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan
Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Ummul Mukminin adalah
Kolaborasi dari tiga yakni; Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional Riset dan Perguruan
Tinggi, Kurikulum Kementerian Agama dan Kurikulum Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terkait dengan perencanaan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi
pada setiap satuan pendidikan madrasah. Dalam menyusun suplemen kurikulum ini, satuan
pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan madrasah.
Kurikulum ini disusun juga tidak terlepas bahwa MTsS Ummul Mukminin adalah
bagian dari Sistem Pendidikan Pesantren Puteri Ummul Mukminin yang mempunyai desain
kurikulum khas pesantren. Hal ini mengakibatkan muatan mata pelajaran yang lebih banyak
1
di bandingkan MTs yang lain. Oleh karenanya, hal tersebut menjadi potensi dan karakteristik
tersendiri santri di MTsS Ummul Mukminin yang akan memberikan bekal saat berada di
tengah masyarakat global. Penguasaan ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan umum yang
saling melengkapi, sehingga dalam pengembangan kurikulum ini MTsS Ummul Mukminin
melibatkan seluruh warga madrasah dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan
(stakeholders).
B. Landasan Hukum
1. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia,
hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada rumusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik
dan peranan pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang
didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk
kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di
madrasah.
Mata Pelajaran kepesantrenan berdasarkan Standar Pendidikan dari Lembaga
Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah di madrasah dikembangkan dengan landasan
filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:
a. Pendidikan di Madrasah yang berbasis Pesantren tentunya mempunyai ke khasan
tersendiri karena menggabungkan antara mata pelajaran agama dan mata pelajaran
umum
b. Pendidikan madrasah di Kota Makassar memiliki akar budaya keberagamaan dan
kekhasan masyarakat Sulawesi Selatan dalam menentukan masa depan bangsa.
Demikian pula kurikulum yang dikembangkan di madrasah perlu memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan
dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
2
kini dan masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah merupakan kerangka
pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan
madrasah yang tidak terlepas dari nilai agama Islam;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan generasi
mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik dalam menyiapkan generasi
mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social
budaya.
d. Kurikulum dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai
pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
3
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata
pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum ini bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum ini berdasarkan:
a. UUD Negara RI 1945
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4
c. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana diubah dengan PP No. 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
d. Peraturan Menteri Agama Nomor Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah;
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 19 Tahun 2020 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis BOS Reguler
g. Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
h. Keputusan Menteri Agama nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa
Arab pada Madrasah;
i. Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum Pada Madrasah;
j. Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/ 328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri
dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi;
k. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus;
l. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 Tentang
Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah;
m. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan No. 108/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas untuk Kondisi
Khusus
n. Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19;
o. Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Covid 19
5
p. Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor:B-937/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/05/2020
tentang Kurikulum Darurat pada Madrasah.
q. Keputusan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran PAUDDIKDASMEN Di Masa Pandemi Covid-19 2021
r. Standar Pendidikan dari Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah Tahun
2017;
6
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu,
dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
Kurikulum MTsS Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan
diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna
dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi
kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
7
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan
lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN
A. Visi Madrasah
Mencetak Alumni Puteri yang Unggul, Kader Ulama, dan Pemimpin Berdasarkan Al-
Qur’an dan Al-Sunnah Al-Maqbulah.
B. Misi Madrasah
1. Menyelenggarakan pengembangan kurikulum yang visible berbasis Pondok Pesantren.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
3. Menyelenggarakan dan mengoptimalkan program / kegiatan estrakurikuler
4. Menyelenggarakan pembinaan santri dalam persiapan lomba mata pelajaran, seni,
keagamaan, pidato, dan olahraga.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan pembiasaan santri dalam menulis Karya Ilmiah.
6. Menyelenggarakan pembelajaran berbasis aplikasi komputer dan internet
7. Menyelenggarakan program keterampilan hidup (life skills)
8. Menyelenggarakan dan mengoptimalkan program Hafal Al-Qur’an.
9. Menyelenggarakan dan mengoptimalkan program latihan berdakwah / ceramah
agama.
10. Menyelenggarakan pembiasaan hafal dan fasih bacaan sholat, gerakan sholat, dan
tumakninah.
11. Menyelenggarakan pembiasaan hafal dan fasih do’a setelah sholat, do’a dan zikir,
tertib menjalankan sholat fardhu dan sholat sunnah.
12. Menyelenggarakan perkaderan tentang hakikat persyarikatan ‘Aisyiyah dan
Muhammadiyah
13. Menyelenggarakan dan mengoptimalkan program organisasi santri.
14. Menyelenggarakan perkaderan kepemimpinan, dan mendorong santri menjadi
pemimpin organisasi.
15. Menyelenggarakan kajian dan praktek Adabul Mar’ah Fil Islam / akhlakul karimah
16. Menyelenggarakan kajian Kitab Kuning / Kitab Gundul / Kitab Arab.
9
C. Tujuan Madrasah
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terpadu dalam kehidupan sehari-hari.
Mengacu pada tujuan umum pendidikan menengah maka tujuan MTs Ummul
Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan adalah untuk mewujudkan alumni puteri yang
unggul, kader ulama, dan pemimpin berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah Al-Maqbulah,
yang mendukung pencapaian tujuan persyarikatan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah, yakni
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
10
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
3. Prinsip Pembelajaran
a. Pembelajaran dilakukan dengan Tatap Muka dengan menitik beratkan pada
materi materi esensial kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
b. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan
tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif peserta didik.
c. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
d. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran
e. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitikberatkan pada
pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi problem sosoal
pada saat pandemi dan pasca pandemic Covid-19, penguatan nilai karakter atau
akhlak, serta keterampilan beribadah peserta didik di tengah keluarga;
f. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama
dalam pelaksanaan belajar dari rumah
g. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru
dengan peserta didik dan orang tua/wali
12
h. Bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan konteksttual.
13
6) Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan
konsep beban tugas yang diberikan kepada peserta didik dipastikan dapat
diselesaikan dalam asrama, karena peserta didik MTs Ummul Mukminin
tinggal dalam asrama pesantren.
c. Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa
benda-benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana.
Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema. Selain itu guru dan peserta
didik dapat menggunakan media dan sumber belajar antara
lain:bukusekolahelektronik ( https://bse.kmendikbud.go.id), sumber bahan ajar
peserta didik, Guru berbagi (E-Learning Madrasah), aplikasi e -learning
madrasah (https://elearning.kemenag.go.id/), web Rumah Belajar oleh
Pusdatin Kemendikbud(https://belajar.kemdikbud.go.id), TV edukasi
Kemendikbud (https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Video pembelajaran baik
yang dibuat sendiri oleh guru maupun searching di internet, , serta membuat
LMS di https://belajar.ppum.sch.id menggunakan aplikasi moodle.
14
pembelajaran yang digunakan Tatap Muka, kendala pelaksanaan dan praktik
pelaksanaannya serta capaian hasil belajar peserta didik.
b. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kurikulum darurat yang dilakukan
oleh guru:
1) Menyiapkan Perencanakan Pembelajaran
a) Sebelum melakukan aktifitas pembelajaran, guru menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun secara simple/sederhana,
mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal pokok saja namun tetap
berpedoman pada SK Dirjen Pendis Nomor 5164 Tahun 2018 dan
permendikbud Nomor 37 tahun 2018.
b) Dalam menyusun RPP, guru merujuk pada SKL, KI-KD dari materi esensi
dan dan Indikator Pencapaian yang diturunkan dari KD.
c) Guru membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di
ajarkan kepada peserta didik pada masa darurat.
d) Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu dicapai
dan perlu diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran,yaitu dimensi sikap,
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
e) Dimensi sikap mencakup nilai-nilai spiritual sebagai wujud iman dan
takwa kepada Allah Swt, mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjadi
teladan bagi keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu sikap peserta didik
yang jujur, disipilin, tanggungjawab, peduli, santun, mandiri, dan percaya
diri dan berkemauan kuat untuk mengimplementasikan hasil
pembelajarannya di tengah kehidupan dirinya dan masyarakatnya dalam
rangka mewujudkan kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang lebih baik.
f) Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan pengetahuan
secara konseptual, faktual, prosedural dan metakognitif secara teknis dan
spesifik dari tingkat sederhana,kongkrit sampai abstrak, komplek
berkenaaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya masyarakat sekitar, lingkungan alam, bangsa, negara dan kawasan
regional, nasional maupun internasional.
g) Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri,kolaboratif, dan
15
komunikatif serta mampu bersaing di era global dengan kemampuan sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
h) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran asinkron menggunakan LMS
belajar.ppum.sch.id
6. Pengelolaan Kelas
Pelaksanaan pembelajaran tata muka secara penuh dengan tetap
mempertimbangkan Kesehatan dan keselamatan peserta didik. Membuat ruangan
kelas yang nyaman dna aman dalam proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran jadwal diatur secara proporsional,
yaitu 1 jam tatap muka waktunya 23 menit, hal ini sesuai dengan hasil rapat bersama
pimpinan dikarenakan pemerintah belum mencabut status pandemic covid-19,
apalagi kegiatan dipondok sangat banyak sehingga kegiatan pembelajaran dikelas
berlangsung hingga pukul 11.50 WITA.
B. Struktur dan Muatan Kurikulum
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum MTsS Ummul Mukminin meliputi sejumlah mata pelajaran
sesuai KMA Nomor 184 tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum, sedangkan
mata pelajaran Umum sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 108/H/KR/2020 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Untuk mata pelajaran kepesantrenan
berdasarkan Standar Pendidikan dari Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah
Tahun 2017.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
per pekan untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
16
2. Muatan Kurikulum
a. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu
sebagai berikut:
Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
17
Mata pelajaran mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pesantren Puteri
Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan mengacu Kurikulum pada Lembaga
Pengembangan Pesantren Muhammadiyah.
c. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, Pembina ekstrakurikuler yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler menggunakan sarana dan prasarana di
lingkungan madrasah dan pesantren. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan kepemimpinan peserta didik serta kegiatan
ekstrakurikuler di madrasah yaitu IPM/OSIS,Pramuka/Hisbul Wathan, Tapak Suci, berlatih
tampil didepan banyak orang baik langsung seperti ceramah di masjid maupun tidak langsung
melalui chanel Youtube selain keterampilan dalam menggunakan aplikasi untuk mempermudah
dalam kehidupan bermasyarakat seperti pembuatan video dan pembuatan desain infografis.
18
d. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu pekan, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar di
MTsS Ummul Muminin dinyatakan dalam jam pembelajaran per pekan. Beban belajar satu
pekan untuk pelajaran kurikulum berdasarkan KMA 184 untuk Kelas VII yaitu 42 jam
pelajaran, Kelas VIII yaitu 42 jam pelajaran dan kelas IX yaitu 42 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 23 menit. Sedangkan untuk muatan lokal pondok
pesantren berdasarkan kurikulum Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah untuk
kelas VII yaitu 16 jam pelajaran, kelas VIII yaitu 18 jam pelajaran dan kelas IX yaitu 18 jam
pelajaran
Adapun layanan konseling selama pembelajaran tatap muka ini dilakukan secara
langsung bersama dnegan guru BK serta layanan rutin dilaksanakan untuk memberikan
penguatan kepada para santri yang mengalami kendala dalam Pembelajaran nya termasuk
memberikan survey kepada santri untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi di
rumahnya.
Kemudian saat Pertemuan Tatap Muka pihak BK membuat jadwal konseling berkaitan
dengan permasalahan di kelas dan asrama, pemilihan sekolah.madrasah untuk lanjut termasuk
karir.
e. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator adalah 75%. Penentuan kriteria ketuntasan minimal dilakukan
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake) serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dan tingkat
kompleksitas setiap KD.
Ketuntasan belajar santri pada setiap mata pelajaran ditentukan dengan
berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berdasarkan pembelajaran pada masa
pandemic covid-19 yang menekankan pada penguasaan keterampilan hidup, penguatan
karakter serta penerapan kehidupan islami dengan ketentuan bahwa santri dinyatakan lulus
atau tuntas jika dalam setiap uji kompetensi dengan mempertimbangkan kemampuan masing-
masing santri pada KD mata pelajaran sebagaimana tabel berikut :
19
KKM Mata Pelajaran Umum
20
f. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada Pasca pandemi covid-19 memperhatikan hal-hal sebagai
berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar dari
Kemenaterian agama .
b. Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
c. Penilaian hasil belajar berbentuk antara laian portofolio, penugasan, proyek, praktek, tulis
dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk asesmen lainnya
yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap memperhatikan protokol
kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian
akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak
dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa Belajar dari
Rumah dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-
masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar di
rumah. Pemberian tugas diberikan secara proporsional atau tidak berlebihan dengan tujuan
perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi peserta didik selama masa darurat tetap
terjaga.
g. Hasil belajar peserta didik langsung didiskusikan dan diberikan ke guru antara lain berupa
foto, gambar, video,animasi, karya seni, fortopolio dan bentuk lain tergantung jenis
kegiatannya .
h. Terkait penugasan yang diberikan oleh guru, waktu pembelajaran dan pengerjaan tugas
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran dikelas
i. Dari hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian baik dengan teknik skala capaian
perkembangan, maupun hasil karya.
j. Guru melakukan analisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul lalu
dilakukan skoring.
21
g. Kenaikan Kelas
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5162 Tahun
2018 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar Pada MTsS Ummul Mukminin
menentukan kriteria kenaikan kelas sebagai berikut:
Peserta Didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti.
b. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh MTsS Ummul Mukminin
h. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan Pedoman Akademik Pesantren Puteri Ummul Mukminin
’Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan BAB IV Pasal 18, peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas VII, VII dan IX
b. Nilai Akhir (NA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 6 diperoleh dari nilai
gabungan antara Nilai Sekolah/Madrasah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan
Nilai Ujian Nasional (UN), dengan pembobotan 40% untuk Nilai Sekolah/Madrasah dari
mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai Ujian Nasional (UN).
c. Kriteria Kelulusan Ujian Nasional sebagai berikut:
2) Memperoleh Nilai Akhir (NA) sebesar 6,0 untuk mata pelajaran yang
diujinasionalkan, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3) Boleh ada nilai akhir kurang dari 6,0 asal memperoleh nilai rata-rata minimal 6,5
untuk seluruh mata pelajaran yang diujinasionalkan
4) Tidak ada Nilai Akhir (NA) yang kurang dari 4,0
5) Kelulusan peserta didik Sekolah/Madrasah ditetapkan dalam rapat Dewan Pendidik
berdasarkan kriteria kelulusan.
Pasal 22
1. Mutasi peserta didik dapat berupa:
a. Mutasi Masuk
b. Mutasi Keluar
2. Proses penerimaan peserta didik pindah masuk dilakukan awal semester ganjil dan genap
setiap awal tahun pelajaran dengan memperhatikan jumlah peserta didik dan alasan
kemanusiaan (misalnya terjadi bencana alam dan atau kerusuhan).
3. Peserta didik yang mutasi masuk harus memenuhi persyaratan:
a. Berasal dari Sekolah/Madrasah Negeri atau dari Swasta dengan status akreditasi A.
b. Surat mutasi dari Sekolah/Madrasah asal yang telah mendapat pengesahan dari Kepala
Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama.
c. Memiliki Laporan Hasil belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari Sekolah/Madrasah
asal.
Pasal 23
1. Peserta didik berhak pindah keluar atas permintaan Orang Tua/Wali Murid.
2. Orang tua peserta didik yang akan mutasi keluar, harus mengajukan permohonan mutasi
keluar dan melampirkan surat keterangan bersedia menerima dari Sekolah/Madrasah yang
dituju.
3. Peserta didik yang mutasi keluar, tidak memiliki tunggakan di Sekolah/Madrasah seperti
pinjaman buku, SPP dan lainnya.
23
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
1. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai
dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri
4. Permulaan tahu pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
6. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menempatkan hari libur khusus.
7. Madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi madrasah yang memerlukan kegiatan
khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
8. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
24
pendidikan disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat/provinsi/
kabupaten/kota.
Tabel
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1 Minggu efektif Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
belajar minggu dan efektif pada setiap satuan pendidikan.
Maksimum 38
minggu
25
B. Pengaturan Waktu Libur
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah untuk
tidak diadakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun hari yang ditetapkan sebagai
hari libur adalah :
1. Libur hari raya Idul Adha
2. Libur HUT Kemerdekaan RI
3. Libur Maulid Nabi Muhammad SAW
4. Libur akhir semester 1
5. Libur Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW
6. Libur Ramadhan dan hari raya Idul Fitri
7. Libur akhir semester 2
26
BAB V
PENUTUP
27
Lampiran :
SK Tim Pengembang Kurikulum
Berita Acara rapat penetapan pengembangan kurikulum
Notulensi rapat pengembangan kurikulum
Daftar hadir rapat pengembangan kurikulum
Foto rapat pengembangan kurikulum
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
SKL
Contoh RPP
Contoh KKM
28