Anda di halaman 1dari 35

KURIKULUM SMK MIFTAKHUL HUDA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KURIKULUM SMK MIFTAKHUL HUDA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG

SMK MIFTAKHUL HUDA


JL. MESIR ILIR, KAMPUNG BUMI HARJO,
KEC. BUAY BAHUGA, KAB. WAY KANAN

ii
KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIFTAKHUL
HUDA
KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY
KANAN PROVINSI LAMPUNG

DITETAPKAN DAN DIGUNAKAN UNTUK


Tahun Pelajaran 2022/2023

Way Kanan, 25 Juli 2022


Ketua Komite Kepala Sekolah

SA’I SULAIAMAN FERY YOLANDA,S.Pd


NIY. 122.051988.2018.07.034

Mengetahui
Ketua Yayasan
Pondok Pesantren Miftakhul Huda

KH. Miftakhul Huda,S.Pd.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah- Nya kami dapat menyelesaian tugas penyusunan kurikulum untuk
meningkatkan mutu pendidikan demi mencerdaskan anak bangsa.

Saat ini bangsa Indonesia telah lepas dari masa-masa sulit setelah pandemi
menyerang di seluruh dunia, melumpuhkan sektor apapun termasuk pendidikan.
Pelaksanaan pembelajaran mengalami pergeseran yang tadinya dilakukan secara
konvensional dengan adanya kejadian pandemi bergeser 180o menjadi full
menggunakan teknologi informasi atau dilakukan secara daring. Pelaksanaan
pendidikan dituntut tetap dilakukan ditengah keterbatasan dalam melaksanakan
kegiatan tatapmuka secara langsung. Namun tahun 2022 ini mendapatkan akabar
baik, bahwa pandemi sudah berangsur membaik. Pendidikan kembali dilakukan
secara luring (tatap muka). Banyak perubahan yang terjadi akibat dampak pandemi,
pemerinta mencanangkan program pemulihan pendidikan melalui kurikulum
merdeka dengan tujuan utama adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang
terdampak pandemi. Begitu jugai SMK Miftakhul Huda dengan segala keterbatasan
selalau berusaha memperbaiki kualitas pembelajaran dalam rangka memberikan
pelayanan pendidikan terhadap anak didik. Segala upaca dilakukan agar proses
pendidikan setelah masa pandemi ini selalu memiliki kualitas yang baik, sehingga
nantinya juga memiliki kualitas lulusan yang mumpuni dalam menghadapi dunia
kerja dan dunia usaha yang semakin kompetitif di masa setelah pandemi. Juga
menyiapkan lulusan yang juga siap dalam melanjutkan pendidikannya di jenjang
selanjutnya.

Penyusunan kurikulum SMK Miftakhul Huda dimaksud sebagai dasar


operasional dalam rangka pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
Kurikulum SMK Miftakhul Huda disusun oleh satu tim yang melibatkan kepala
sekolah, guru, komite sekolah dan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Lampung Wilayah IV.

iv
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan Kurikulum SMK Miftakhul Huda, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan kurikulum ini masih jauh dari sempurna,
Karenanya kami memerlukan binaan, bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak
demi tercapainya visi dan misiserta tujuan penyelenggaraan pendidikan di SMK
Miftakhul Huda.

Semoga kurikulum SMK Miftakhul Huda dapat meningkatkan mutu


pendidikan maupun profesionalisme tenaga kependidikan.

Way Kanan, 25 Juli 2022 Tim


Pengembang Kurikulum

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Landasan................................................................................................................ 3
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Spektrum 2013 Revisi .................................. 4

BAB II VISI, MISI dan TUJUAN


A. Visi .......................................................................................................................... 9
B. Misi ......................................................................................................................... 9
C. Tujuan .................................................................................................................... 9

BAB III STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum...................................................................................................11
B. Standar Operasional Prosedur selama New Normal...............................................19
C. Muatan Kurikulum.....................................................................................................21
D. Program Muatan Lokal............................................................................................108
E. Kegiatan Pengembangan Diri..................................................................................108

BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR


A. Beban Belajar............................................................................................................110
B. Ketuntasan Belajar...................................................................................................111
C. Kenaikan Kelas..........................................................................................................116
D. Kelulusan...................................................................................................................116

BAB V KALENDER PENDIDIKAN


A. Kalender Pendidikan................................................................................................117
B. Kalender Akademik Sekolah...................................................................................119

BAB V PENUTUP.................................................................................................................120

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
7
dalam mengembangkan kurikulum. Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum
2006 dengan kurikulum 2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada
pelaksanaan K-13, mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus
menjadi poros perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan
setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk
mewujudkan target kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya. Kurikulum
2013 mulai disosialisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah mulai 2013 sebagai
pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.

Penyusunan Kurikulum SMK Miftakhul Huda disesuaikan dengan tuntutan


perkembangan di dunia usaha/industri yang semakin maju, karena lulusan SMK
diharapkan langsung dapat terserap di dunia kerja. Tuntutan tersebut merupakan
tantangan bagi SMK untuk mencetak tamatan yang kompenten sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan Visi, Misi dan Tujuan SMK
Miftakhul Huda yang mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif,
terampil, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Untuk itu SMK
Miftakhul Huda akan terus mengembangkan metode pembelajaran dan kurikulumnya
yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Miftakhul Huda.

Pengembangan Kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi


kesempatan peserta didik untuk : (a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan menghayati, (c) Belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) Belajar untuk hidup
bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) Belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang efektif, inofatif, kreatif dan
menyenangkan.

8
Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah
menyesuaikan dengan tuntunan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi
daerah. Dengan demikian daerah dan sekolah memiliki cukup kewenangan untuk
merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman
belajar, cara mengajar dan keberhasilan belajar mengajar.

B. Landasan

1. Undang-undang No 20 thn 2003 Sistem Pendidikan Nasional


2. PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
3. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
4. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang KTSP Kurikulum 2013
5. Permendikbud No. 63 thn 2014 tentang Pedidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Permendikbud No. 64 thn 2014 tentang Peminatan
7. Permendikbud No. 68 thn 2014 tentang Peran Guru TIK dan KKPI
8. Permendikbud No.79 thn 2014 tentang Pengembangan Muatan Lokal
9. Permendikbud No. 111 thn 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar Dan Menengah
10. Permendikbud No. 160 thn 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013
11. Pergub Provinsi Lampung No. 39 Tahun 2014 Tentang Mata Pelajaran Bahasa
dan Aksara Lampung Sebagai Muatan Lokal Wajib
12. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
13. Permendikbud No.18 tahun 2016 tentang Kegiatan Pengenalan Lingkungan
Sekolah (PLS)
14. Peraturan Dirjen Nomor 464/D.D5/KR/2018 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasioanl (A) , Muatan Kewilayahan
(B), dasar Bidang Keahlian (C), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi
Keahlian (C3).
15. Perdirjen No : 07/D.D5/KK/2018 Tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
16. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK
17. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran I - Tentang Standar Kompetensi
9
Lulusan
18. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran II -Tentang Standar Isi
19. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran III -Tentang Standar Proses
Pembelajaran
20. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran IV -Tentang Standar Penilaian
Pendidikan

10
21. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran V - Tentang Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
22. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VI -Tentang Standar Sarana dan
Prasarana
23. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VII -Tentang Standar Pengelolaan
24. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VIII - Tentang Standar Biaya
Operasinal
25. Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19
26. SK Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung No.800/590 a/V.01/DP.1C/2020
Tanggal 2 Maret 2020 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar
Efektif di sekolah Tahun Pelajaran 2022/2023

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Spektrum 2013 Revisi

1. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Kurikulum Spektrum 2013 Revisi disusun dengan tujuan memberikan arah yang jelas
terhadap pendidikan di satuan pendidikan. Tersusunnya Kurikulum Spektrum 2013
Revisi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh warga di satuan pendidikan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan sekolah
yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2. Acuan Operasional Kurikulum

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.
Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik. Pendidikan merupakan proses sistematik untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan
itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,

11
minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Daerah memiliki
potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Dalam era otonomi dan desentralisasi
untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan
keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.
e. Tuntutan dunia kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di
mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus
terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Agama. Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung pula upaya-upaya dalam hal peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia
pada diri siswa.
h. Dinamika perkembangan global. Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

12
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
k. Kesetaraan gender. Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan pula hal-hal yang berhubungan dengan kesetaraan
gender.
l. Karakteristik satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan
harus selalu disesuaikan dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan dengan tidak meninggalkan budaya lokal yang ada.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta


didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik


peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

13
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender.Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan


(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
14
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB II

VISI, MISI dan TUJUAN

A. Visi SMK Miftakhul Huda

Visi SMK Miftakhul Huda

” Menjadi SMK berkualitas yang Islami, Berkarakter, Berprestasi dan dan


Kompeten di Bidang Teknologi dan Pertanian”.

B. Misi SMK Miftakhul Huda

1. Mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sekolah berdasarkan


keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT;

2. Menanamkan karakter melalui kegiatan pembiasaan;

3. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien berbasis TIK;

4. Meningkatkan profesionalisme guru secara berkelanjuitan;

5. Mengembangkan pengelolaan sekolah meliputi SDM, kurikulum,


kesiswaan, sarana-prasarana, maupun administrasi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pada peserta didik;

6. Mengoptimalkan perkembangan potensi peserta didik dibidang


akademik dan non-akademik dalam rangka meningkatkan daya saing.

7. Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang ramah


lingkungan.

C. Tujuan

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

15
Pendidikan Nasional pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional PP No
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidik dan tenaga
kependidikan, pasal 29 ayat 2 tentang kualifikasi akademik.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

2. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai


Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan
bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

3. Tujuan Pendidikan SMK Miftakhul Huda

a. Untuk mencetak peserta didik yang memiliki kompetensi IMTAQ agar


menjadikan sebagai sumber nilai dan sumber motivasi dalam
mengelola, memelihara, dan memanfaatkan sumber daya alam secara
professional dan beretos kerja dalam dunia usaha dan dunia kerja di
bidang elektronika dan teknologi mesin, serta dunia industry teknologi
tepat guna.
b. Untuk mencetak peserta didik yang memiliki kompetensi IPTEKS agar
menjadikan sebagai landasan teoritik dan praktis dalam mengelola,
memelihara, dan memamnfaatkan sumber daya alam secara
professional dan beretos kerja dalam dunia usaha dan dunia kerja di

16
bidang elektronika dan teknologi mesin, serta dunia industry teknologi
tepat guna.
c. Untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik
berdasarkan potensi, bakat, minat yang dimilikinya secara optimal agar
menjadikan kecakapan hidup teknologi tepat guna, elektronika, dan
teknologi mesin menjadi profesi bagi peserta didik yang bermakna
bagi kehidupannya kelak.
d. Untuk membangun kesadaran peserta didik membuka wawasan dan
pengalaman melalui orientasi pemerkayaan ke dunia usaha, dunia kerja
dan dunia teknologi tepat guna agar motivasi belajar peserta didik
lebih meningkat dan bermutu, serta semangat kerja di bidangnya lebih
kompetentif dan kompetitif.

4. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan


Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai
Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

17
BAB III

STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum SMK Miftakhul Huda

SMK Miftakhul Huda melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Perdirjen No :


07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), pada 7 Kompetensi Keahlian yaitu :

1. Agribisnis Tanaman pangan dan Hortikultura

2. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

1. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah


Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.

18
Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII

1. Menghayati 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan


mengamalkan mengamalkan ajaran
dan mengamalkan ajaran ajaran agama yang agama yang
agama yang dianutnya. dianutnya. dianutnya.

2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan


Mengamalkan perilaku mengamalkan mengamalkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung-jawab, peduli disiplin, tanggung- disiplin, tanggung-
(gotong royong, jawab, peduli jawab, peduli (gotong
kerjasama, toleran, (gotong royong, royong, kerjasama,
damai), santun, kerjasama, toleran, toleran, damai),
responsif dan pro-aktif damai), santun, santun, responsif dan
dan menunjukan sikap responsif dan pro- pro-aktif dan
sebagai bagian dari aktif dan menunjukan sikap
solusi atas berbagai menunjukan sikap sebagai bagian dari
permasalahan dalam sebagai bagian dari solusi atas berbagai
berinteraksi secara solusi atas berbagai permasalahan dalam
efektif dengan permasalahan berinteraksi secara
lingkungan sosial dan dalam berinteraksi efektif dengan
alam serta dalam secara efektif lingkungan sosial dan
menempatkandiri dengan lingkungan alam serta dalam
sebagai cerminan sosial dan alam menempatkan diri
bangsa dalam serta dalam sebagai cerminan
pergaulan dunia. menempatkan diri bangsa dalam
sebagai cerminan pergaulan dunia.
bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,


menerapkan dan menerapkan, dan menerapkan,
menganalisispengetahu menganalisis menganalisis, dan
an faktual, konseptual, pengetahuan mengevaluasi
dan prosedural faktual, konseptual, pengetahuan faktual,

19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII

2. berdasarkan rasa ingin prosedural, dan konseptual, Mata


tahunya tentang ilmu metakognitif prosedural, dan Pelajaran
pengetahuan, teknologi, berdasarkan rasa metakognitif dalam
seni, budaya, dan ingin tahunya ilmu pengetahuan, Untuk
humaniora dalam tentang ilmu teknologi, seni,
mewadahi
wawasan kemanusiaan, pengetahuan, budaya, dan
kebangsaan, teknologi, seni, humaniora dengan konsep
kenegaraan, dan budaya, dan wawasan kesamaan
peradaban terkait humaniora dalam kemanusiaan, muatan
penyebab fenomena wawasan kebangsaan,
dan kejadian dalam kemanusiaan, kenegaraan, dan antara
bidang kerja yang kebangsaan, peradaban terkait
spesifik untuk kenegaraan, dan penyebab fenomena
memecahkan masalah. peradaban terkait dan kejadian dalam
penyebab fenomena bidang kerja yang
dan kejadian dalam spesifik untuk
bidang kerja yang memecahkan
spesifik untuk masalah.
memecahkan
masalah.

SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok
Mata pelajaran Muatan Nasional mencakup 6 mata pelajaran yaitu :

 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia
 Matematika
 Sejarah Indonesia
 Bahasa Inggris

Mata pelajaran Muatan Kewilayahan mencakup 3 Mata pelajaran yaitu :

 Seni Budaya
 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
 Kepesantrenan

Muatan peminatan kejuruan mencakup mata pelajaran :

 C1. Dasar Bidang Keahlian


 C2. Dasar Program Keahlian
 C3. Kompetensi Keahlian
20
dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk
Mata pelajaran wajib bagi SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta
didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan
minatnya.

Beban belajar di SMK Miftakhul Huda pada Kelas X, XI, dan XII masing- masing adalah 48, 48, dan
48 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit..

Rincian Mata pelajaran per kompetensi keahlian adalah sebagai berikut :

Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi


Program Keahlian : Agribisnis Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
21
3. Biologi K 3 3 - - -
4. Kimia L 2 2 - - -
C2 Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Budidaya Tanaman P1 4 4 - - -
2. Alat Mesin Pertanian P2 4 4 - - -
3. Pembiakan Tanaman P3 4 4 - - -
C3 Kompetensi Keahlian
1. Agribisnis Tanaman Pangan P4 - - 6 6 6
2. Agribisnis Tanaman Sayuran P5 - - 6 6 6
3. Agribisnis Tanaman Buah P6 - - 6 6 6
4. Agribisnis Tanaman Hias P7 - - 6 6 7
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan P8 - - 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30
Total 48 48 48 48 48

Bidang Keahlian :Teknologi dan Rekayasa

Program Keahlian : Teknik Otomotif

Kompetensi Keahlian : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor


22
KELAS

KODE
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti A 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila, dan B 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia C 4 4 3 3 2 2
4. Matematika D 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia E 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing F 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya G 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan H 2 2 2 2 - -

Kepesantrenan I 2 2 2 2 2 2
JUMLAH A dan B 26 26 19 19 17 17
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital J 3 3 - - - -
2. Fisika K 3 3 - - - -
3. Kimia M 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif TB1 4 4 - - - -
2. Teknologi Dasar Otomotif TB 2 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif TB 3 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor TB 5 - - 8 8 8 8
2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor TB 6 - - 8 8 4 4
3. Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor TB 7 - - 8 8 7 7
0-
4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor TB 8 - - - - 6 6
5. Produk Kreaktif dan Kewirausahaan TB 9 - - 5 5 6 6
Jumlah C (C1, C2, C3) 22 22 29 29 31 31
Total 48 48 48 48 48 48

B. Konsep Kurikulum Masa Darurat

1. Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh

23
satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang
berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan
dirasakan oleh setiap satuan pendidikan. Mempertimbangkan kondisi darurat
setiap daerah berbeda, maka implementasi kurikulum darurat setiap satuan
pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing.
2. Dalam menyusun kurikulum darurat, satuan pendidikan dapat melakukan
modifikasi dan inovasi KTSP, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah. Sekolah dapat melakukan modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur
kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain
sebagainya. Misalnya dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga mata
pelajaran yang diajarkan, terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan
sebagainya.
3. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan
dan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap
muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat melakukan belajar dari
rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua.
4. Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah, kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.
5. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah
normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya.
Pembelajaran Masa Darurat

1. Kegiatan Pembelajaran di sekolah pada masa darurat tetap berpedoman pada


Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran berjalan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Misalnya untuk Tahun Pelajaran 2022/2023, Pembelajaran dimulai
bulan Juli 2020 dan berakhir pada bulan Juni 2021

24
2. Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan ditetapkan sebagai masa darurat
oleh pemerintah maka proses pembelajaran di sekolah mengikuti mekanisme
kurikulum darurat yang ditetapkan pada ketentuan ini.
3. Kegiatan pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar
(KD) kurikulum semata, namum lebih menititikberatkan pada penguatan
karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial
lainnya.
4. Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, siswa dan
lingkungan sekitar.
5. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan kompetensi siswa pada
aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
6. Kegiatan pembelajaran harus menumbuhkembangkan kompetensi literasi
bahasa, literasi matematik, literasi sains, literasi media, literasi teknologi dan
literasi visual.
7. Kegiatan pembelajaran harus dapat merangsang tumbuhnya 4C (Critical
thinking, Collaborative, Creativity dan Communicative) pada diri siswa.
8. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan,
keamanan,dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun
psikologi.
Prinsip Pembelajaran Masa Darurat

1. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas,


dan/atau pembelajaran jarak jauh, baik secara Daring (dalam jaringan) dan
Luring (luar jaringan).
2. Pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, rumah, dan di lingkungan sekitar
sesuai dengan kondisi sekolah.
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi,
keterampilan aplikatif, dan terpadu.
4. Pembelajaran perlu berkembang secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif siswa.
5. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk kehidupan
riil siswa, orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam lingkungan tempat

25
siswa hidup.
6. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajaran sepanjang hayat.
7. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu
memberi keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul
karima (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam
belajar dan bekerja (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani);
8. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
9. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
10. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa
menjadi acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.

Materi, Metode, Media dan Sumber Belajar

1. Pengembangan Materi Ajar.

Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:

a. buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku atau
literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar.

b. hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan fenomena


sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi Covid-19 atau
hal lain yang sedang terjadi di sekitar siswa.

2. Model dan Metode Pembelajaran.

a. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis ilmiah/saintifik dapat


berbentuk model-model pembelajaran, seperti model Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry

26
learning), Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan model
pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif dan
kreatif.

b. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran pada


kondisi darurat.

c. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang disesuaikan


dengan karakteristik materi/tema.

3. Media dan Sumber Belajar.

Di sekitar kita, terdapat banyak benda yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran sederhana. Pada prinsipnya segala benda yang sesuai dapat dijadikan
media pembelajaran. Guru diharapkan kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan benda
tersebut menjadi media agar dapat membantu tercapainya

tujuan pembelajaran. Beberapa contoh media pembelajaran sederhana antara lain:


Gambar, Peta dan Globe, Grafik, Papan Tulis, Papan Flanel, Display, Poster, Bagan
(Chart), dan sebagainya. Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema yang
diajarkan dan tagihan sesuai indikator dan tetap mempertimbangkan kondisi
kedaruratan.

E. Pengelolaan Kelas
1. Kegiatan pembelajaran dapat berbentuk kelas nyata maupun kelas virtual.
2. Bila dalam bentuk kelas nyata, dimana guru dan siswa bertemu tatap muka, maka
harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bila ruangan kelas tidak mencukupi,
maka dapat dilaksanakan secara sift pagi dan siang.

3. Bila dalam bentuk kelas virtual, maka sekolah atau guru dapat menggunakan aplikasi
pembelajaran digital yang menyediakan menu/pengaturan kelas virtual. Misalnya
aplikasi Elearning : smartschool lampung berjaya, google classroom, zoom, webex
dan lain-lain.
4. Bila kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelas virtual, sekolah mengatur jadwal
kelas secara proporsional, misalnya dalam sehari hanya ada satu atau dua kelas
virtual, agar peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh.
Disamping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet

27
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Masa Darurat

A. Merencanakan Pembelajaran

1. Sebelum guru bersama siswa melakukan aktifitas pembelajaran, maka guru


wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedapat mungkin
RPP disusun yang simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal
pokok saja.

2. Dalam menyusun RPP, guru harus merujuk pada SKL, KI-KD dan dan Indikator
Pencapaian yang diturunkan dari KD.

3. Guru dapat membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di
ajarkan kepada peserta didik pada masa darurat.

4. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu dicapai dan
perlu diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran, yaitu dimensi sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan.

5. Dimensi sikap mencakup nilia-nilai spiritual sebagai wujud iman dan takwa
kepada Allah Swt, mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjadi teladan bagi
keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu sikap peserta didik yang jujur, disipilin,
tanggungjawab, peduli, santun, mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat
untuk mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah kehidupan dirinya
dan masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik.

6. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan pengetahuan secara


konseptual, faktual, prosedural dan metakognitif secara teknis dan spesifik dari
tingkat sederhana, kongkrit sampai abstrak, komplek berkenaaan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya masyarakat sekitar,
lingkungan alam, bangsa, negara dan kawasan regional, nasional maupun
internasional.

7. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dan


bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif serta

28
mampu bersaing di era global dengan kemampuan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.

Penilaian Hasil Belajar

Guru dalam merancang penilaian hasil belajar pada masa darurat


harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar dari
Kemenag RI dengan penyesuaian masa darurat.
2. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
3. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan.
4. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan
penilaian akhir tahun (PAT).
5. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan
tidak perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
6. Pemberian tugas kepada siswa dan penilaian hasil belajar pada masa Belajar
dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-
masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas
belajar di rumah. Pemberian tugas perlu proporsional atau tidak berlebihan,
agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi siswa selama masa
darurat tetap terjaga.
7. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang
memungkinkan diwujudkan di masa darurat.
8. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan, maupun hasil karya.
9. Kemudian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul
lalu dilakukan skoring.

29
C. Standar Operasional Prosedur selama New Normal Protokol

Kesehatan Umum Sekolah

1. Skrining kesehatan bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa untuk


memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau
tertular Covid-19
2. Skrining zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan siswa
untuk memastikan
tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19
3. Menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan standar protokol
kesehatan Covid-
19
4. Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-19 untuk
warga sekolah
5. Pengaturan siswa belajar di sekolah dan belajar dari rumah secara
bergantian untuk
menghindari kerumunan
6. Pengaturan jarak dengan prinsip social distancing dan physical distancing
7. Koordinasi intensif dengan fasilitas kesehatan terdekat
8. Mengajak warga sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat
9. Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdo‟a dan mendekatkan diri
pada Tuhan Yang
Maha Esa

Protokol Kesehatan Umum Sarana Dan Prasarana Sekolah

1. Menyediakan Alat pengukur suhu (Thermo gun) untuk melakukan proses


skrining kesehatan sebelum memasuki lingkungan sekolah yang dilakukan

30
oleh petugas keamanan berkoordinasi dengan klinik sekolah
2. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana
sekolah setelah penggunaan bersama
3. Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan
ruang kelas masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai
kebutuhan
4. Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah,
laboratorium, ruang ibadah secara periodic
5. Pengaturan siswa belajar dikelas maksimum 20 orang
6. Optimalisasi fungsi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) beserta
perlengkapannya
7. Mengatur jarak bangku didalam kelas, dengan jarak minimal 1 meter
antara siswa

Protokol Kesehatan Berangkat Dari Rumah Menuju Ke Sekolah

1. Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua memastikan bahwa siswa dalam


kondisi sehat (suhu badan normal, tidak batuk, pilek, gangguan kulit, mata,
muntah, diare, tidak selera makan atau keluhan lain). Hal ini berlaku pula
bagi Guru dan Tenaga Kependidikan
2. Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah
3. Pakaian yang dikenakan dalam kondisi bersih
4. Mengenakan Masker
5. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4 maupun roda 2,
tetap menerapkan prinsip jaga jarak
6. Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan
harus dalam satu keluarga (satu Kartu Keluarga)
7. Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak mampir-mampir)
8. Sampai di Sekolah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak sekolah mulai
suhu tubuh, kelengkapan masker dan dilanjutkan dengan cuci tangan atau
pemakaian hand sanitizer
9. Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar
sekolah, serta dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau
menjemput

31
Protokol Kesehatan Untuk Siswa Selama Di Sekolah

1. Selalu mengenakan masker


2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
setelah memegang sesuatu
4. Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak
enak badan
5. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di
luar kelas
6. Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang
lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung
7. Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di kelas masing-masing
8. Selama jam istirahat siswa tetap berada di dalam kelas dan diawasi oleh
guru masing-masing

Protokol Kesehatan Untuk Guru Dan Tenaga Kependidikan Selama Di


Sekolah

1. Selalu mengenakan masker


2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah
memegang sesuatu
4. Melaporkan kepada Kepala Sekolah jika merasa sakit atau tidak enak
badan
5. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di
luar kelas/di luar kantor
6. Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
7. Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di ruang masing-masing
8. Selama jam istirahat tetap berada di dalam kelas atau ruang kerja masing-
masing
9. Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak
32
mobile (tidak berkeliling kelas/mendekati siswa)
10. Tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal dari guru, siswa
menggunakan bahan/kertas kerja milik sendiri

Protokol Kesehatan Pulang Sekolah Menuju Ke Rumah

1. Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah dan pulang ke


rumah masing- masing (tidak mampir-mampir
2. Mengenakan Masker
3. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap
menerapkan prinsip jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum
roda 2 (ojek)
4. Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan
harus dalam satu keluarga (satu Kartu Keluarga)
5. Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan menggunakan
air hangat/air mengalir dan sabun
6. Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota keluarga
sebelum mandi

Muatan Kurikulum SMK Miftakhul Huda Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.Rumusan


kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi
inti sebagai berikut:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka


menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
33
rangka menjabarkan KI-4.

34
35
36

Anda mungkin juga menyukai