ii
KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIFTAKHUL
HUDA
KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY
KANAN PROVINSI LAMPUNG
Mengetahui
Ketua Yayasan
Pondok Pesantren Miftakhul Huda
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah- Nya kami dapat menyelesaian tugas penyusunan kurikulum untuk
meningkatkan mutu pendidikan demi mencerdaskan anak bangsa.
Saat ini bangsa Indonesia telah lepas dari masa-masa sulit setelah pandemi
menyerang di seluruh dunia, melumpuhkan sektor apapun termasuk pendidikan.
Pelaksanaan pembelajaran mengalami pergeseran yang tadinya dilakukan secara
konvensional dengan adanya kejadian pandemi bergeser 180o menjadi full
menggunakan teknologi informasi atau dilakukan secara daring. Pelaksanaan
pendidikan dituntut tetap dilakukan ditengah keterbatasan dalam melaksanakan
kegiatan tatapmuka secara langsung. Namun tahun 2022 ini mendapatkan akabar
baik, bahwa pandemi sudah berangsur membaik. Pendidikan kembali dilakukan
secara luring (tatap muka). Banyak perubahan yang terjadi akibat dampak pandemi,
pemerinta mencanangkan program pemulihan pendidikan melalui kurikulum
merdeka dengan tujuan utama adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang
terdampak pandemi. Begitu jugai SMK Miftakhul Huda dengan segala keterbatasan
selalau berusaha memperbaiki kualitas pembelajaran dalam rangka memberikan
pelayanan pendidikan terhadap anak didik. Segala upaca dilakukan agar proses
pendidikan setelah masa pandemi ini selalu memiliki kualitas yang baik, sehingga
nantinya juga memiliki kualitas lulusan yang mumpuni dalam menghadapi dunia
kerja dan dunia usaha yang semakin kompetitif di masa setelah pandemi. Juga
menyiapkan lulusan yang juga siap dalam melanjutkan pendidikannya di jenjang
selanjutnya.
iv
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan Kurikulum SMK Miftakhul Huda, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan kurikulum ini masih jauh dari sempurna,
Karenanya kami memerlukan binaan, bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak
demi tercapainya visi dan misiserta tujuan penyelenggaraan pendidikan di SMK
Miftakhul Huda.
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Landasan................................................................................................................ 3
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Spektrum 2013 Revisi .................................. 4
BAB V PENUTUP.................................................................................................................120
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah
menyesuaikan dengan tuntunan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi
daerah. Dengan demikian daerah dan sekolah memiliki cukup kewenangan untuk
merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman
belajar, cara mengajar dan keberhasilan belajar mengajar.
B. Landasan
10
21. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran V - Tentang Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
22. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VI -Tentang Standar Sarana dan
Prasarana
23. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VII -Tentang Standar Pengelolaan
24. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 - Lampiran VIII - Tentang Standar Biaya
Operasinal
25. Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19
26. SK Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung No.800/590 a/V.01/DP.1C/2020
Tanggal 2 Maret 2020 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar
Efektif di sekolah Tahun Pelajaran 2022/2023
Kurikulum Spektrum 2013 Revisi disusun dengan tujuan memberikan arah yang jelas
terhadap pendidikan di satuan pendidikan. Tersusunnya Kurikulum Spektrum 2013
Revisi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh warga di satuan pendidikan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan sekolah
yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan nasional.
a. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.
Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik. Pendidikan merupakan proses sistematik untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan
itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,
11
minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Daerah memiliki
potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Dalam era otonomi dan desentralisasi
untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan
keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.
e. Tuntutan dunia kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di
mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus
terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Agama. Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung pula upaya-upaya dalam hal peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia
pada diri siswa.
h. Dinamika perkembangan global. Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
12
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
k. Kesetaraan gender. Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan pula hal-hal yang berhubungan dengan kesetaraan
gender.
l. Karakteristik satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan
harus selalu disesuaikan dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan dengan tidak meninggalkan budaya lokal yang ada.
13
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender.Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
BAB II
C. Tujuan
15
Pendidikan Nasional pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional PP No
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidik dan tenaga
kependidikan, pasal 29 ayat 2 tentang kualifikasi akademik.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
16
bidang elektronika dan teknologi mesin, serta dunia industry teknologi
tepat guna.
c. Untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik
berdasarkan potensi, bakat, minat yang dimilikinya secara optimal agar
menjadikan kecakapan hidup teknologi tepat guna, elektronika, dan
teknologi mesin menjadi profesi bagi peserta didik yang bermakna
bagi kehidupannya kelak.
d. Untuk membangun kesadaran peserta didik membuka wawasan dan
pengalaman melalui orientasi pemerkayaan ke dunia usaha, dunia kerja
dan dunia teknologi tepat guna agar motivasi belajar peserta didik
lebih meningkat dan bermutu, serta semangat kerja di bidangnya lebih
kompetentif dan kompetitif.
17
BAB III
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
18
Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok
Mata pelajaran Muatan Nasional mencakup 6 mata pelajaran yaitu :
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kepesantrenan
Beban belajar di SMK Miftakhul Huda pada Kelas X, XI, dan XII masing- masing adalah 48, 48, dan
48 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit..
KODE
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti A 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila, dan B 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia C 4 4 3 3 2 2
4. Matematika D 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia E 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing F 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya G 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan H 2 2 2 2 - -
Kepesantrenan I 2 2 2 2 2 2
JUMLAH A dan B 26 26 19 19 17 17
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital J 3 3 - - - -
2. Fisika K 3 3 - - - -
3. Kimia M 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif TB1 4 4 - - - -
2. Teknologi Dasar Otomotif TB 2 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif TB 3 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor TB 5 - - 8 8 8 8
2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor TB 6 - - 8 8 4 4
3. Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor TB 7 - - 8 8 7 7
0-
4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor TB 8 - - - - 6 6
5. Produk Kreaktif dan Kewirausahaan TB 9 - - 5 5 6 6
Jumlah C (C1, C2, C3) 22 22 29 29 31 31
Total 48 48 48 48 48 48
23
satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang
berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan
dirasakan oleh setiap satuan pendidikan. Mempertimbangkan kondisi darurat
setiap daerah berbeda, maka implementasi kurikulum darurat setiap satuan
pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing.
2. Dalam menyusun kurikulum darurat, satuan pendidikan dapat melakukan
modifikasi dan inovasi KTSP, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah. Sekolah dapat melakukan modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur
kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain
sebagainya. Misalnya dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga mata
pelajaran yang diajarkan, terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan
sebagainya.
3. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan
dan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap
muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat melakukan belajar dari
rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua.
4. Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah, kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.
5. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah
normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya.
Pembelajaran Masa Darurat
24
2. Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan ditetapkan sebagai masa darurat
oleh pemerintah maka proses pembelajaran di sekolah mengikuti mekanisme
kurikulum darurat yang ditetapkan pada ketentuan ini.
3. Kegiatan pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar
(KD) kurikulum semata, namum lebih menititikberatkan pada penguatan
karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial
lainnya.
4. Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, siswa dan
lingkungan sekitar.
5. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan kompetensi siswa pada
aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
6. Kegiatan pembelajaran harus menumbuhkembangkan kompetensi literasi
bahasa, literasi matematik, literasi sains, literasi media, literasi teknologi dan
literasi visual.
7. Kegiatan pembelajaran harus dapat merangsang tumbuhnya 4C (Critical
thinking, Collaborative, Creativity dan Communicative) pada diri siswa.
8. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan,
keamanan,dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun
psikologi.
Prinsip Pembelajaran Masa Darurat
25
siswa hidup.
6. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajaran sepanjang hayat.
7. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu
memberi keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul
karima (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam
belajar dan bekerja (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani);
8. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
9. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
10. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa
menjadi acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
a. buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku atau
literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar.
26
learning), Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan model
pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif dan
kreatif.
Di sekitar kita, terdapat banyak benda yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran sederhana. Pada prinsipnya segala benda yang sesuai dapat dijadikan
media pembelajaran. Guru diharapkan kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan benda
tersebut menjadi media agar dapat membantu tercapainya
E. Pengelolaan Kelas
1. Kegiatan pembelajaran dapat berbentuk kelas nyata maupun kelas virtual.
2. Bila dalam bentuk kelas nyata, dimana guru dan siswa bertemu tatap muka, maka
harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bila ruangan kelas tidak mencukupi,
maka dapat dilaksanakan secara sift pagi dan siang.
3. Bila dalam bentuk kelas virtual, maka sekolah atau guru dapat menggunakan aplikasi
pembelajaran digital yang menyediakan menu/pengaturan kelas virtual. Misalnya
aplikasi Elearning : smartschool lampung berjaya, google classroom, zoom, webex
dan lain-lain.
4. Bila kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelas virtual, sekolah mengatur jadwal
kelas secara proporsional, misalnya dalam sehari hanya ada satu atau dua kelas
virtual, agar peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh.
Disamping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet
27
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Masa Darurat
A. Merencanakan Pembelajaran
2. Dalam menyusun RPP, guru harus merujuk pada SKL, KI-KD dan dan Indikator
Pencapaian yang diturunkan dari KD.
3. Guru dapat membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di
ajarkan kepada peserta didik pada masa darurat.
4. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu dicapai dan
perlu diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran, yaitu dimensi sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan.
5. Dimensi sikap mencakup nilia-nilai spiritual sebagai wujud iman dan takwa
kepada Allah Swt, mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjadi teladan bagi
keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu sikap peserta didik yang jujur, disipilin,
tanggungjawab, peduli, santun, mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat
untuk mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah kehidupan dirinya
dan masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik.
28
mampu bersaing di era global dengan kemampuan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
1. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar dari
Kemenag RI dengan penyesuaian masa darurat.
2. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
3. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan.
4. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan
penilaian akhir tahun (PAT).
5. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan
tidak perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
6. Pemberian tugas kepada siswa dan penilaian hasil belajar pada masa Belajar
dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-
masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas
belajar di rumah. Pemberian tugas perlu proporsional atau tidak berlebihan,
agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi siswa selama masa
darurat tetap terjaga.
7. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang
memungkinkan diwujudkan di masa darurat.
8. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan, maupun hasil karya.
9. Kemudian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul
lalu dilakukan skoring.
29
C. Standar Operasional Prosedur selama New Normal Protokol
30
oleh petugas keamanan berkoordinasi dengan klinik sekolah
2. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana
sekolah setelah penggunaan bersama
3. Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan
ruang kelas masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai
kebutuhan
4. Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah,
laboratorium, ruang ibadah secara periodic
5. Pengaturan siswa belajar dikelas maksimum 20 orang
6. Optimalisasi fungsi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) beserta
perlengkapannya
7. Mengatur jarak bangku didalam kelas, dengan jarak minimal 1 meter
antara siswa
31
Protokol Kesehatan Untuk Siswa Selama Di Sekolah
34
35
36