Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zaky Abrallian Adam

NIM : 5170911234
Pengembangan Kepribadian_C_Arsitektur

SADARI KESALAHANMU
Berbicara tentang kegagalan, pasti semua rekan-rekan disini setuju bahwa hal demikian
merupakan suatu perbincangan yang tidak mudah, bukan?
Ini mungkin salah satu topik yang paling tidak nyaman bagi semua yang ada disini.
Diantara dari semua yang ada dikelas ini pasti tidak satupun yang suka mengakuinya.
Namun, demikian merupakan topik pembicaraan yang paling bisa diterima oleh kita semua.
Rekan-rekan yang ada di ruangan ini pasti pernah merasakan kegagalan dalam suatu waktu.
Ada peristiwa atau momen-momen dikehidupan kita semua.
Seperti gagal dalam pdkt, mecoba diet gk berhasil-berhasil, gagal dalam mengikuti
sayembara, atau gagal dalam masuk kampus impian.

Berbicara tentang kegagalan, di Negeri Paman Sam, USA, kegagalan adalah sesuatu hal yang
besar yang dibicarakan, sama seperti di Italia kegagalan merupakan stigma yang kuat dalam
sosial disana.
Ini memalukan, itu memalukan, dia gagal.
Stigma tersebut diperkuat oleh ancaman dari "brutta figura," yang berarti, dalam Bahasa
italia yaitu kehilangan muka, atau terlihat buruk.
Kerena masyarakat disana di Italia berfikir bahwa kegagalan membuat kamu terlihat buruk,
fenomena ini tidak hanya di Italia saja, melainkan dibanyak negara lain juga.
"brutta figura," seharusnya dihindari dengan segala cara, karena hal demikian hanya
membuatmu menjadi buruk, dan tidak akan berkembang.

Dalam kita tumbuh dewasa dan menjaga penampilan, itu merupakan hal yang tidak mudah,
Ketika kita memiliki suatu pekerjaan utama, lalu kemudian ingin melakukan sesuatu
pekerjaan sampingan atau berwirausaha, demikian karena kita tidak ingin membiarkan rasa
takut akan gagal, dan menghalangi kita untuk melakukan sesuatu yang baru. Dan
seharusnya kita tidak membiarkan rasa malu karena kegagalan, karena untuk menghindari
ketakutan kita untuk mendapatkan pelajaran yang baru dan berharga.
Ketika kita berusaha dengan sangat keras dalam pekerjaan utama kita, keringat, dan air
mata untuk pekerjaan kita, memberi segalanya, sampai suatu hari Ketika pekerjaan atau
usaha kita diharuskan untuk menutupnya untuk selamanya karena suatu keadaan yang
mendesaknya. Sebagai contoh pengalaman dari seorang pengusaha besar dibidang fasion
terkenal di Italia pernah mengalami kejadian ini, ia bergumam sembari menangis dan tidak
percaya kepada rekan kerjanya, “ini tidak mungkin, bagaimana aku bisa menutup
perusahaan ini, bagaimana aku dimata orang-orang yang sudah mengenalku, aku tidak bisa
menerima kemaluan ini, ini sangat memalukan, apa yang akan dikatakan orang, apa yang
difikirkan orang?” Dan dia menatapnya dengan penuh jengkel karena, sejujurnya itu bukan
pertama kalinya mereka melakukan percakapan itu, mungkin yang kelima.
Kita hanya tidak bisa mengakui kegagalan, kita tidak bisa mengakui rasa malu bahwa kita
fikir kegagalan merupakan hal yang sangat memalukan. Kita harus berhenti terlalu focus
pada hasil akhir, andai pada kenyataannya kita sendiri mengalami kegagalan yang
mengharuskan menutup perusahaan kita.
Kita sering mendengar pada banyak kasus bahwa betapa kegagalan seharusnya
menginspirasi.
Kita terlalu terpaku pada hasil, bahwa kita harus menutup perusahaan kita sebab kita telah
banyak sekali berkorban selama bertahun-tahun dan harus menghapus itu semua.
Kegagalan dapat menjadi inspirasi dan dapat mengarah pada hal-hal yang lebih besar dan
lebih baik.
Namun masih sedikit diantara kita yang benar-benar berbicara/sadar tentang proses
bagaimana kamu sampai disana. Seharusnya kita berfikir bagaimana kamu melewati
kegagalan, dan sebab apa kamu sampai bisa gagal?.
Saya mendapati tiga pedoman dasar, yang saya temui dari tokoh wirausaha hebat, yang
mungkin bisa teman-teman terapkan jika dirasa teman-teman membutuhkannya. Tentang
bagaimana kamu bisa melewati kegagalan dan mengakuinya sehingga kamu andai suatu hari
mengalami kegagalan, kamu bisa lebih baik menghadapinya. Ini berlaku untuk apa saja,
apakah itu sebuah hubungan, atau masalah pribadi apapun yang sedang kamu perjuangkan
atau gagalkan.

Nomer satu: Bertanggung jawab.


Saya tahu ini terdengar betapa sangat membosankan, tapi percayalah teman-teman akan
tertarik mendengarkannya.
Ketika membuat suatu kesalahan atau Ketika hal-hal kecil menjadi sangat salah, insting
pertama kita adalah, biasanya, temen-temen ada yang tahu? Ya, menyalahkan orang lain,
atau menyalahkan keadaan, dan tidak bertanggung jawab penuh. Saya melihat ini bayak
terjadi dalam hubungan, termasuk saya sendiri pernah melakukannya. Namun tidak
menyalahkan, juga tidak membuat kita terlihat lebih keren, itu hanya membuat kita terlihat
jelek, atau itu membuat kita terlihat seperti menyangkal semuanya. Tetapi jika kamu tidak
akan membuat kesalahan dan akhirnya mengakuinya dan memahami bagaimana dan
dimana kamu berbuat kesalahan
Dan jika kita akan bertanggung jawab atas tujuan kita, cita-cita kita, dan impian kita, kita
harus bertanggung jawab atas kegagalan kita, agar suatu saat nanti kitab isa benar-benar
bertanggung jawab atas kesuksesan kita.

Nomer dua: Fokus pada diri kita sendiri.


Saya sendiri tidak tahu berapa banyak waktu yang telah saya buang mengkhawatirkan apa
yang orang lain pikirkan tentang saya, dan Ketika saya tidak memikirkan apa yang orang lain
pikirkan tentang saya.
Saya membandingkan hidup saya dengan hidup orang lain.
Pada generasi kita termasuk, khususnya.
Kita terus dibikin berantakan oleh gambar gaya hidup di media sosial yang sama sekali tidak
realistis. Jangan khawatir tentang apa yang orang lain lakukan.
Fokus pada diri kamu, focus pada kualitas kerja keras kamu dan perjalanan kamu. Jangan
buang waktumu untuk melihat apa yang orang lain lakukan, karena itu bukan kenyataan.
Nomer tiga: adalah kesimbangan.
Kita harus menemukan keseimbangan dalam diri kita, dimana kita menilai diri kita begitu
keras sehingga kita merasa seperti lemah, namun kita tidak menghargai semua kerja keras
dan pencapaian kita. Memahami bagaimana dan dimana kita salah.
Kita harus menemuka keseimbangan itu dan bertemu dengan diri kita di tengah karena
hanya melalui keseimbangan kita benar-benar mendapatkan kejelasan, dan hanya melalui
kejelasan kita benar-benar mengerti dimana pesannya dan kita belajar sesuatu.
Saya pribadi seorang yang terobsesi dengan ide kesuksesan, namun kesuksesan bukanlah
ladang Ajaib di ujung Pelangi yang tiba-tiba berbuah lebat.
Hidup adalah benar-benar 10% apa yang terjadi pada kita dan 90% nya bagaimana kita
bereaksi terhadapnya.
Betul, kegagalan bisa menjadi inspirasi
Betul, itu bisa membawa kita ke hal-hal yang lebih besar dan lebih baik, tetapi satu-satunya
cara yang benar Ketika kita sampai disana adalah jika belajar sesuatu, dan jika kita mengakui
kegagalan kita.

Terimakasih.

Sumber : Cristel Carrisi – Own Your Mistake /


Translate oleh : Zaky Abrallian Adam

Anda mungkin juga menyukai