Anda di halaman 1dari 2

PAGE

1
BNI 1946 YOGYAKARTA Kritik Normatif - Doktrin
KRITIK ARSITEKTUR TERHADAP BANGUNAN “GEDUNG BNI 46" TITIK NOL YOGYAKARTA

TENTANG BNI

ARSITEK : Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels


TAHUN : 1921 - 1922.
LUAS BANGUNAN : 1.141,8 m²
LUAS LAHAN : 1.343,8 m²
FUNGSI AWAL : Kantor Nederlandsch - Indische
Levensverzekeringen en
Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ).
PENDIRI : Di prakarsai oleh Margono
Djojohadikusumo
TAHUN : 5 Juli 1946
FUNGSI : Bank Nasional Indonesia
LOKASI : Jalan Ahmad Dahlan No. 1
Kampung Kauman RT. 38 RW. 11
Kel. Ngupasan, Kec. Gondomanan,
Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta.

Gedung BNI ini dulunya pada zaman Belanda merupakan gedung yang digunakan untuk kantor Nederlandsch- Indische
Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ). NILLMIJ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang didirikan oleh C.F.W.
Wiggers van Kerchem.

Kemudian saat Perang Dunia II pada masa kependudukan Jepang, gedung ini
dialihfungsikan sebagai kantor Radio Jepang Hoso Kyoku dan markas bagi pasukan Jepang.
Sejarah yang panjang dilalui gedung ini.

Lalu kemudian pada masa Revolusi gedung ini untuk


sementara waktu berfungsi sebagai kantor Radio Republik
Indonesia. Sempat dimanfaatkan juga sebagai studio
siaran Radio Mataram yang dikenal dengan nama
MAVRO.Gedung BNI 1.

Dan kini digunakan sebagai Bank milik Pemerintah (BUMN) di Indonesia. Berdiri sejak 17 Agustus 1946 dan merupakan Bank komersial
tertua di Indonesia yang diresmikan di Yogyakarta oleh Moh. Hatta. Gedung ini dirancang oleh Arsitek Belanda kelahiran Tulungagung
yaitu Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels. Gedung ini terletak di Jalan Ahmad Dahlan No. 1 Kampung Kauman RT. 38 RW. 11 Kelurahan
Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BNI Yogyakarta ini dibangun di pojok
perempatan atau lampu merah benteng, atau berada pada pertemuan Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan Trikora. Hal yang membuat unik
atau khas dari gedung BNI 46 Yogyakarta ini yaitu desainnya yang bergaya Art Deco. Gaya khas arsitektur ini ditandai dengan
konstruksi pilar-pilar tinggi. Pintu dan jendela yang lebar dan tinggi pada gedung ini merupakan ciri-ciri bangunan Eropa. Dinding
dihiasi dengan roster yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan sekaligus mempercantik tampilan arsitektural.

Bangunan Art Deco

Melbourne Art Deco House

Decorationtrend Bullocks

BNI 46 Yogyakarta mulai dibangun pada tahun 1921 dan selesai pada tahun 1922. Bangunan ini menjadi salah satu bangunan heritage
di kawasan Yogyakarta. Bangunan ini memiliki luas total 1.141,8 m² yang terdiri dari serangkaian fasad berirama dan sering disebut
sebagai bangunan yang fenomenal tak hanya di Yogyakarta tetapi juga di Indonesia bahkan Internasional.

Mahasiswa: NIM:
KRITIK ARSITEKTUR E Zaky Abrallian Adam 5170911234
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Dosen Pengampu: Dr. Andie Arief Wicaksana , S.T., M.T: PDH. Irdasari Maisyarah Zulaikha 5170911064 ARSITEKTUR
PAGE
2
BNI 1946 YOGYAKARTA Kritik Normatif - Doktrin
KRITIK ARSITEKTUR TERHADAP BANGUNAN “GEDUNG BNI 46" TITIK NOL YOGYAKARTA

Bangunan ini menjadi yang paling penting karena dari karya-karya dan sejarah yang khas yang terkandung didalamnya dan salahsatu
bangunan paling spektakuler dalam kawasan Heritage Yogyakarta. Dirancang di pusat wisata Yogyakarta yaitu Titik Nol KM menambah
keistemewahan dari bangunan ini.

Atap berbentuk limasan yang


d i s e s u a i k a n d e n g a n
iklim yang ada di Indonesia. Agar ketika
hujan, air dapat segera turun jatuh ke
tanah

Ciri utama seperti ornamen (pilar dan


r o s t e r )
pada dinding berfungsi sebagai
p e n c a h a y a a n
sekaligus sirkulasi udara yang masuk.

Secara keseluruhan Gedung BNI


46 memiliki langgam arsitektur
Indis.( arsitektur bergaya Eropa
yang kemudian beradaptasi pada
lingkungan sekitar di Indonesia)

(Arsitektur Indis merupakan asimilasi atau campuran dari unsur-


unsur budaya Barat terutama Belanda dengan budaya Indonesia
khususnya dari Jawa.)

Pemandangan paling spektakuler adalah diluar dari gedung ini


Atap menggunakan Bukaan Jendela Dinding beton Jendela Kaca Hitam
yang terdiri dari bukaan jendela yang berbentuk geometri,
material genteng material besi tersusun rapih, sejajar secara berirama.

Secara keseluruhan Gedung BNI 46 memiliki langgam arsitektur Indis karena dibangun saat masa penjajahan Belanda. Arsitektur indis
sendiri merupakan asimilasi antara arsitektur bergara Eropa yang kemudian beradaptasi pada lingkungan sekitar yakni di Indonesia.
Ciri utama yang dapat terlihat yakni dari ornamen pada bagian dinding serta pilar dan roster yang berfungsi sebagai pencahayaan
sekaligus sirkulasi udara yang masuk. Kemudian terlihat juga dari atap limasan yang disesuaikan dengan iklim yang ada di Indonesia.
Hal ini membuat Gedung Bank BNI 46 serta bangunan lainnya cocok diterapkan di Indonesia dan banggunan banggunan ini dapat
menyesuaikan terhadap lingkungan sekitarnya yang merupakan pusat kota dan cagar budaya.

Desain Art Deco Gedung De Vries Bandung Gereja Blendhuk

Letaknya yang berada di pusat kota dan kawasan cagar budaya membuat pemerintah mengatur regulasi tentang bangunan bergaya
Indis dalam pada pasal 63 bagian kedua tentang Arsitektur Bernuansa Daerah. Disebutkan pula kritesia dari bangunan kawasan cagar
budaya mulai dari langgam arsitektur, material, corak, fasad, struktur, hingga teknik pengerjaannya. Pememrintah juga mengatur
regulari terhadap pengelolaan, perawatan, pemugaran, penyelamatan hingga pelestarian pada Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Warisan Budaya Serta Cagar Budaya.

Mahasiswa: NIM:
KRITIK ARSITEKTUR E Zaky Abrallian Adam 5170911234
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Dosen Pengampu: Dr. Andie Arief Wicaksana , S.T., M.T: PDH. Irdasari Maisyarah Zulaikha 5170911064 ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai