BAHAN AJAR
KUP
TIM KUP
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PAJAK 2018
KUP
2
PUSDIKLAT PAJAK KEGIATAN BELAJAR 2 KEWAJIBAN MENDAFTARKAN
DIRI
DAN MELAPORKAN USAHA
1
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang KUP memberi pengertian NPWP
adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. Saat mulai menjadi WP dalam literatur sering disebut
dengan istilah taatbestand yaitu pada saat syarat subjektif bertemu
dengan syarat objektif maka ia sudah memenuhi syarat sebagai Wajib
Pajak. Wajib Pajak yang sudah terdaftar akan mendapatkan Kartu NPWP
dan SKT. Kartu NPWP adalah kartu yang diterbitkan oleh KPP atau
KP2KP yang berisikan NPWP dan identitas lainnya.1 Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) yang selanjutnya disingkat menjadi SKT adalah surat
keterangan yang diterbitkan oleh KPP atau KP2KP sebagai
pemberitahuan bahwa Wajib Pajak telah terdaftar pada KPP tertentu yang
berisi NPWP dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 2
1Paal 1 angka 9 PER-20/PJ/2013 s.t.d.d Per-02/PJ/2018 2Pasal 1 angka 10 PER-20/PJ/2013 s.t.d.d Per-02/PJ/2018
KUP
KUPTM
KUP yang mengatur bahwa bahwa setiap Wajib Pajak yang telah
kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
Sesuai dengan sistem self assessment setiap Wajib Pajak yang telah
diri pada kantor DJP untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus
PUSDIKLAT PAJAK
4
KUP
aturan yang berisi norma dalam undang-undang adalah apa yang ada
untuk subyek pajak PPN disebut dengan istilah PKP. Pengukuhan PKP
mempunyai tanda pengenal diri atau identitas berupa nama, tetapi nama
Setiap Wajib Pajak, baik orang pribadi maupun badan hanya diberikan
PUSDIKLAT PAJAK 5
KUP
undangan perpajakan.3
suaminya.
tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang dikenakan pajak secara
penghasilan dan harta.5 Ketentuan ini juga masih ada dalam perubahan
3 Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang KUP 4 mulai berlakunya Undang-Undang Republik
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 5 Penjelasan Pasal
2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, ketentuan ini
diatur dalam (batang tubuh) Pasal 2 ayat (2) PP Nomor 74 Tahun 2011
PUSDIKLAT PAJAK
6
KUP
2007 menambah ketentuan baru bahwa bagi wanita kawin selain dua
Jadi yang harus mendaftarkan diri adalah Wajib Pajak yang telah
meliputi:8
a) Wajib Pajak orang pribadi, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak
b) Wajib Pajak orang pribadi, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak
6 Penjelasan
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan 7 Ketentuan ini dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 2 PP No. 74 Tahun 2011 dan Pasal 3
PMK Nomor 147/PMK.03/2017 dan Pasal 2 Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 s.t.d.d Per-
PUSDIKLAT PAJAK 7
KUP
PUSDIKLAT PAJAK 8 karena: a. hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim;
b. menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan dan harta; atau
c. memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan terpisah
dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau
tidak terdapat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta,
yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
Catatan 1: Wanita kawin yang ingin melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban
perpajakan suami harus mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. 9
Contoh: Bapak Bagus yang telah memiliki NPWP 12.345.678.9-
XXX.000 menikah dengan Ibu Ayu yang belum memiliki NPWP. Ibu
Ayu memperoleh penghasilan dan ingin melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan secara terpisah dari suaminya. Oleh
karena itu, Ibu Ayu harus mendaftarkan diri ke Kantor DJP untuk
memperoleh NPWP dan diberi NPWP baru dengan nomor
98.765.432.1-XXX.000.
Catatan 2: Dalam hal wanita kawin yang ingin melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban
perpajakan suami telah memiliki NPWP sebelum kawin, tidak perlu
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. 10 Contoh: Lisa
memperoleh penghasilan dan telah memiliki NPWP dengan nomor
56.789.012.3-XYZ.000. Lisa kemudian menikah dengan Hengki yang
telah memiliki NPWP 78.901.234.5-XYZ.000. Apabila Lisa setelah
9Pasal 2 ayat (4) PP 74 Tahun 2011 10Pasal 2 ayat (5) PP 74 Tahun 2011
KUP
menikah memilih untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
Wajib Pajak orang pribadi selain Wajib Pajak tersebut di atas dapat
Pengecualian:
PUSDIKLAT PAJAK 9
KUP
PUSDIKLAT PAJAK 10 berdomisili di Salatiga, karena suami bekerja di Pekanbaru, yang
bersangkutan bertempat tinggal di Pekanbaru sedangkan istri
bertempat tinggal di Salatiga.13
3. Kewajiban Mendaftar NPWP bagi Wanita Kawin dan Anak Yang
Belum Dewasa
Pada prinsipnya sistem administrasi perpajakan di Indonesia
menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis, sehingga dalam
satu keluarga hanya terdapat satu NPWP. Dengan demikian, wanita kawin
yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya dan anak yang belum
dewasa, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga. 14
Wanita kawin yang telah memiliki NPWP sebelum kawin, wanita kawin
tersebut harus mengajukan permohonan penghapusan NPWP dengan
alasan bahwa pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakannya digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan suaminya. Demikian halnya terhadap "anak yang
belum dewasa" sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan 1984 dan perubahannya, yaitu yang belum berumur 18 tahun
dan belum pernah menikah, kewajiban perpajakan anak yang belum
dewasa tersebut digabung dengan orang tuanya. 15
Dalam Hukum Perdata dikenal dua keadaan yang berhubungan dengan
lembaga perkawinan, pertama perkawinan yang hidup terpisah
berdasarkan keputusan hakim, kedua perkawinan yang dikehendaki
secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
13 Penjelasan Pasal 2 ayat (3) PP Nomor 74 Tahun 2011 14Pasal 2 ayat (5) PER - 20/PJ/2013 s.t.d.d Per-02/PJ/2018 15
istri yang hidup terpisah antara lain karena tugas, pekerjaan, atau usaha.
Pasal 2 ayat (3) PP Nomor 74 Tahun 2011 untuk anak yang belum
laki-laki sedangkan orang tua bisa bapak atau ibu. Anak yang belum
dewasa dalam kasus hidup terpisah atau perceraian dapat ikut bapak atau
secara nyata yang ditunjuk menjadi wali, bisa bapak atau ibu.
Tahun 2011 mengatur bahwa warisan yang belum terbagi sebagai satu
warisan tersebut dan diwakili oleh salah seorang ahli waris, pelaksana
wasiat, atau pihak yang mengurus harta peninggalan. 16
2011
PUSDIKLAT PAJAK 11
KUP
secara :17
a. elektronik atau
b. tertulis.
dan PKP paling lambat 1 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima
mendaftarkan diri pada kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
Pajak orang pribadi pengusaha tertentu, yaitu Wajib Pajak orang pribadi
PUSDIKLAT PAJAK
12
KUP
mendaftarkan diri pada kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan. Maksud kantor DJP adalah, 21 KPP
atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
sebenarnya.22
dapat menetapkan:
tempat tinggal dan kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tertentu.
21Pasal 3 ayat (1) PMK-147/PMK.03/2017 22Pasal 2 ayat (2) PER - 20/PJ/2013 s.t.d.d Per-
02/PJ/2018 23Juga diatur dalam Pasal 8 ayat (1) PMK No. 147/PMK.03/2017 jo Pasal 8 ayat
PUSDIKLAT PAJAK 13
KUP
yang diperoleh atau dimiliki oleh DJP ternyata orang pribadi atau badan
pengukuhan PKP oleh Kepala KPP atau KP2KP secara jabatan dilakukan
ekstensifikasi.25
dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib Pajak
PUSDIKLAT PAJAK
14
KUP
perundang-undangan perpajakan terhitung sejak tahun 2005, kewajiban
perpajakannya timbul terhitung sejak tahun 2005. Penerbitan SKPKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang KUP.
8. Jangka Waktu Pendaftaran atau Pengukuhan
Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang KUP mengatur bahwa jangka waktu
pendaftaran dan pelaporan serta tata cara pendaftaran dan pengukuhan
termasuk penghapusan NPWP dan/atau pencabutan Pengukuhan PKP
diatur dengan atau berdasarkan PMK. 26 Kewajiban mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP dan kewajiban melaporkan usaha untuk
memperoleh pengukuhan PKP dibatasi jangka waktunya karena hal ini
berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak
terutang.27 Ketentuan pasal ini sebetulnya adalah taatbestand. Adapun
jangka waktu pendaftaran adalah sebagaimana dalam Tabel 1-1. 28
Tabel 1-1 Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
Wajib Pajak Jangka Waktu
No
1. Wajib Pajak orang pribadi yang
tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas (termasuk wanita
kawin yang dikenai pajak secara terpisah)29
PUSDIKLAT PAJAK 15
paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut pada
suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP 2. Wajib Pajak orang pribadi yang
menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas (termasuk wanita kawin yang
dikenai pajak secara terpisah) 30
paling lama 1 (satu) bulan setelah kegiatan usaha atau pekerjaan bebas mulai
dilakukan.
26 PMK yang mengatur adalah PMK Nomor 147/PMK.03/2017. 27Penjelasan Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang KUP 28
Pasal 3 PER - 20/PJ/2013 29 Pasal 4 (1) PMK 147/PMK.03/2017 30 Pasal 4 ayat (2) PMK No. 147/PMK.03/2017
KUP
Wajib Pajak Jangka Waktu
No
3. Wajib Pajak badan31
Untuk yang memiliki kegiatan usaha di beberapa tempat 32 16 PUSDIKLAT PAJAK paling
lama 1 (satu) bulan setelah saat pendirian.
paling lama 1 (satu) bulan setelah adanya suatu kegiatan usaha yang mulai dilakukan
oleh Wajib Pajak di tempat kegiatan usaha tersebut. 4. Bendahara yang ditunjuk
sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak 33
paling lambat sebelum melakukan pemotongan dan/atau pemungutan pajak
9. Tata Cara Ekstensifikasi Dalam Rangka Pendaftaran NPWP atau
Pengukuhan PKP
Dirjen Pajak dapat melakukan kegiatan ekstensifikasi dalam rangka
pemberian NPWP dan pengukuhan PKP.34 Tata cara pendaftaran dan
pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran, pemberian, dan
penghapusan NPWP, serta pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
PKP serta kegiatan ekstensifikasi, diatur dengan Peraturan Dirjen Pajak. 35
Ekstensifikasi dilakukan dengan cara: 36
a. Mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak
Meminta Wajib Pajak untuk mengisi dan menandatangani Formulir
Pendaftaran dan/atau Formulir Pengukuhan dengan jelas, benar, dan
lengkap, dan melengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai
31 Pasal 24 ayat (1) PMK No. 147/PMK.03/2017 32 Pasal 24 ayat (2) PMK No. 147/PMK.03/2017 33 Pasal 34 ayat (2) PMK
No. 147/PMK.03/2017 34 Pasal 2 ayat (11) PMK No. 73/PMK.03/2012 35 Pasal 61 PMK No. 147/PMK.03/2017 Peraturan
pengukuhan PKP. Dalam hal Wajib Pajak tidak melakukan hal tersebut
berikut:39
NPWP.41
harus memberikan tanggapan paling lama empat belas hari sejak Surat
PER-35/PJ/2013
PUSDIKLAT PAJAK 17
KUP
apabila:
perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan
usaha;
Indonesia; atau
undangan perpajakan.
No-147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK
18
KUP
Kepala KPP atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan dapat
dalam hal 46
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak
meninggalkan warisan;
f. wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya
PUSDIKLAT PAJAK 19
KUP
melakukan penghapusan NPWP Wajib Pajak orang pribadi secara jabatan
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak
meninggalkan warisan;
Jenderal Pajak.
Kepala KPP atas permohonan wakil Wajib Pajak atau secara jabatan
Kepala KPP atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan dapat
:51
penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP, tidak termasuk
NPWP cabang.
48 Pasal 14 ayat (3) PMK
147/PMK.03/2017
30 PMK 147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK
20
KUP
tertentu.53
perpajakan, berupa:
1. keberatan;
147/PMK.03/2017
147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK 21
KUP
22 PUSDIKLAT PAJAK 2. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi; 3.
pengurangan atau pembatalan SKP;
4. pengurangan atau pembatalan STP;
5. pembatalan hasil pemeriksaan, verifikasi, atau penelitian
PBB;
6. gugatan;
7. banding; dan/atau
8. peninjauan kembali.
Untuk penghapusan NPWP Wajib Pajak bendahara dilakukan sepanjang
Wajib Pajak memenuhi ketentuan a, b dan f.54
Dikecualikan dari pengertian utang di atas meliputi: 55
a. utang pajak yang penagihannya telah daluwarsa; dan/atau
b. utang pajak yang dimiliki oleh:
1. Wajib Pajak yang telah meninggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan; atau
2. Wajib Pajak yang tidak mempunyai harta kekayaan.
10. Jangka Waktu Penghapusan NPWP
Pasal 2 ayat (7) Undang-Undang KUP mengatur bahwa Dirjen Pajak
setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib
Pajak badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila
jangka waktu telah terlampaui dan Dirjen Pajak tidak memberi suatu
keputusan, permohonan penghapusan NPWP dianggap dikabulkan.
Dalam hal permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan, Dirjen Pajak
54 Pasal 42 ayat (1) PMK 147/PMK.03/2017 55 Pasal 22 (2), 32 (2), 42 (2), PMK 147/PMK.03/2017
KUP
kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar daerah pabean.57 Sedangkan yang dimaksud dengan Pengusaha
dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
197/PMK.03/2013
PUSDIKLAT PAJAK 23
KUP
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPnBM serta untuk
perundang-undangan perpajakan.60
KUP saja, tetapi juga diatur dalam Undang-Undang PPN Tahun 1984
KUP
PUSDIKLAT PAJAK
24
KUP
DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Pengusaha dan tempat
dan
147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK 25
KUP
dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib Pajak
63Juga diatur dalam Pasal 54 ayat (1) PMK No. 147/PMK.03/2017 jo Pasal 8 ayat (1) PER - 20/PJ/2013
s.t.d.d Per-
147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK
26
KUP
jabatan pada tahun 2008 dan ternyata Wajib Pajak telah memenuhi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang KUP.
penelitian administratif.66
sebagai berikut:67
PUSDIKLAT PAJAK 27
KUP
Jenderal Pajak.
telah terlampaui dan Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka
PKP dalam jangka waktu paling lambat satu bulan setelah jangka waktu
No. 147/PMK.03/2017
PUSDIKLAT PAJAK
28
KUP
KEGIATAN
dijelaskan dalam
Gambar 2-1.
CircumNavigation UU KUP
PUSDIKLAT PAJAK 29
KUP
Bab ini akan membahas pembukuan atau pencatatan yang diatur dalam
PUSDIKLAT PAJAK
30
KUP
meliputi Pasal 28, Pasal 29, Pasal 29A, Pasal 30, dan Pasal 31.
Undang KUP.
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
pada Pasal 28 ayat (2) terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur
penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang
sangat penting untuk dapat mengenakan pajak yang adil dan wajar sesuai
PUSDIKLAT PAJAK 31
KUP
penjelasannya
PUSDIKLAT PAJAK
32
KUP
Gambar 2-2 Kewajiban Pembukuan atau Pencatatan bagi Wajib Pajak
neto bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau
pajak yang adil dan wajar sesuai dengan kemampuan ekonomis Wajib
menyelenggarakan pembukuan.
Oleh karena itu dalam Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang KUP diatur
waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan, dan
B. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) dan 9 Undang-Undang KUP
sebenarnya.
PUSDIKLAT PAJAK
34
KUP
biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya
itu diterima dan kapan biaya itu dibayar secara tunai.Termasuk dalam
dipakai dalam bidang konstruksi dan metode lain yang dipakai dalam
bidang usaha tertentu seperti build operate and transfer (BOT) dan
secara tunai.
biaya-biaya ditetapkan pada saat barang, jasa, dan biaya operasi lain
PUSDIKLAT PAJAK 35
KUP
PUSDIKLAT PAJAK 36 a. Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus
meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh
pembelian dan persediaan.
b. Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang
dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan
hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.
c. Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas
(konsisten).
Dengan demikian penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan
dapat juga dinamakan stelsel campuran.
1. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak. Pada dasarnya metode
pembukuan yang dianut harus taat asas, yaitu harus sama dengan
tahun-tahun sebelumnya, misalnya dalam hal penggunaan metode
pengakuan penghasilan dan biaya (metode kas atau akrual), metode
penyusutan aktiva tetap, dan metode penilaian persediaan. Namun,
perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat
telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak. Perubahan metode
pembukuan harus diajukan kepada Dirjen Pajak sebelum dimulainya
tahun buku yang bersangkutan dengan menyampaikan alasan yang
logis dan dapat diterima serta akibat yang mungkin timbul dari
perubahan tersebut.
2. Perubahan metode pembukuan akan mengakibatkan perubahan dalam
prinsip taat asas yang dapat meliputi perubahan metode dari kas ke
akrual atau sebaliknya atau perubahan penggunaan metode
pengakuan penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri, misalnya
KUP
Contoh:
lurus atau straight line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib Pajak
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun kalender kecuali Wajib Pajak
a) Tahun buku 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun
Pajak 2008. b) Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai dengan 30 September
2009
adalah Tahun Pajak 2009.
PUSDIKLAT PAJAK 37
KUP
impor, jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean,
jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
Rupiah yaitu Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika
tersebut meliputi:72
Modal Asing;
Nomor 1/PMK.003/2015
PUSDIKLAT PAJAK
38
KUP
atau
h. Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih
dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi Wajib
PUSDIKLAT PAJAK 39
KUP
Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak dalam rangka
bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut
dimulai;atau
b. sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun
dari Wajib Pajak diterima secara lengkap.75 Apabila jangka waktu tersebut
Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak Kontraktor
tertulis ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar paling lambat tiga bulan sejak
tanggal pendirian.77 Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib
PUSDIKLAT PAJAK
40
KUP
sebenarnya.
pajak yang bersifat final. Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi
1/PMK.03/2015
PUSDIKLAT PAJAK 41
KUP
PUSDIKLAT PAJAK 42 pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final. 79
4. Kewajiban Menyimpan Dokumen Dasar Pembukuan atau
Pencatatan
Pasal 28 ayat (11) Undang-Undang KUP mengatur bahwa buku, catatan,
dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib
disimpan selama sepuluh tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.80 Dalam hal Wajib Pajak melakukan transaksi dengan
para pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak,
kewajiban menyimpan dokumen lain meliputi
dokumen dan/atau informasi tambahan untuk
mendukung bahwa transaksi yang dilakukan
dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa telah sesuai dengan prinsip kewajaran
dan kelaziman usaha.81
Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang diselenggarakan secara
program aplikasi on-line dan hasil pengolahan data elektronik yang
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan harus disimpan selama
sepuluh tahun di Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar apabila Dirjen Pajak
akan mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan pembukuan atau
pencatatan yang diperlukan masih tetap ada dan dapat segera
disediakan. Kurun waktu sepuluh tahun penyimpanan buku, catatan, dan
79Penjelasan Pasal 28 ayat (9) UU KUP s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015 80Juga diatur dalam Pasal 10 ayat
(1) PP Nomor 74 Tahun 2011 81Pasal 10 ayat (2) PP Nomor 74 Tahun 2011
KUP
kewajaran penyimpanan.
PUSDIKLAT PAJAK 43
KUP
44
PUSDIKLAT PAJAK KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBAYARAN PAJAK
1. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran
3
Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang KUP mengatur bahwa Menteri
Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-
masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. Keterlambatan dalam
pembayaran dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Atas kuasa Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang KUP tersebut,
Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dalam
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
242/PMK.03/2014.
2. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak Untuk Masa Pajak
Penetapan tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak
sebagaimana Tabel 182
Tabel 1 Batas Waktu Pembayaran atau Penyetoran Pajak
No Jenis Setoran Disetor Paling Lama
1 PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh Pemotong Pajak Penghasilan
tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain
oleh Menteri Keuangan.
82 Pasal 2 PMK-242/PMK.03/2014
KUP
No Jenis Setoran Disetor Paling Lama
2 PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
PUSDIKLAT PAJAK 45
tanggal lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain
oleh Menteri Keuangan 3 PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan yang dipotong/dipungut atau yang harus dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak,
sebelum akta, keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang atas pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
4 PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pemotong PPh
tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
5 PPh Pasal 15 yang harus
dibayar sendiri
tanggal lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir 6 PPh Pasal 21 yang
dipotong oleh Pemotong PPh
tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
7 PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh
tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
8 PPh Pasal 25 tanggal lima belas bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir 9 PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor
harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea
Masuk ditunda atau dibebaskan,
harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor.
10 PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh DJBC
Dalam jangka waktu satu hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak
11 PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh kuasa pengguna anggaran atau
pejabat penanda tangan Surat Perintah
pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena
Pajak rekanan pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
KUP
No Jenis Setoran Disetor Paling Lama
Membayar sebagai Pemungut PPh Pasal 22,
12 PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara pengeluaran
46
PUSDIKLAT PAJAK paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran
atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh
bendahara. 13 PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan
tertentu sebagai Pemungut Pajak
tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
14 PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak
tanggal lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
15 PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean harus disetor oleh orang pribadi atau badan
yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean
tanggal lima belas bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak
16 PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri harus disetor oleh orang
pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri
tanggal lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
17 PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pejabat
Penandatangan Surat
pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena
Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
KUP
No Jenis Setoran Disetor Paling Lama
Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN,
18 PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran sebagai
Pemungut PPN
PUSDIKLAT PAJAK 47
disetor paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran kepada
Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara. 19 PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya
dilakukan oleh Pemungut PPN yang ditunjuk selain Bendahara Pemerintah
paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
20 PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak
dalam satu SPT Masa
pada akhir Masa Pajak terakhir
21 Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang
melaporkan beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa
sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak
3. Batas Waktu Pembayaran Pajak dalam SPT Tahunan
Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang KUP mengatur bahwa Kekurangan
pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan harus dibayar lunas sebelum SPT Pajak Penghasilan
KUP
Undang KUP.
4. Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Pembayaran Pajak
penyetoran pajak untuk masa pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh
berupa bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh
bulan dihitung penuh satu bulan. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga
Juni 2008 dan dilaporkan tanggal 19 Juni 2008. Apabila pada tanggal 15
Juli 2008 diterbitkan STP, sanksi bunga dalam STP dihitung satu bulan
sebagai berikut:
1 x 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00.
bulan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian SPT
harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu satu bulan
Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu, jangka waktu
Wajib Pajak usaha kecil terdiri dari Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib
Indonesia;
84 Pasal 7 PMK-242/PMK.03/2014
85 Pasal 7 PMK-242/PMK.03/2014
86 Pasal 7 PMK-242/PMK.03/2014
87 Pasal 7 PMK-242/PMK.03/2014
PUSDIKLAT PAJAK 49