Anda di halaman 1dari 17

Mari kita belajar membentuk bahtera rumah tangga yang mampu

berlayar merengkuh keridhoaan-Nya. Bertakwalah kepada Allah dalam


setiap mengambil keputusan dan bersabarlah menghadapi kekurangan
dan kelemahan pasangan kita, karena tak ada manusia yang sempurna,
teruslah bermuhasabah diri. Mudah-mudahan dengan kesabaran kit...

endaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-
sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri
diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam: “Andaikan saja
dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya... aku
perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan
Shahih)

kecemasan

Kecemasan selalu hadir diantara riak waktu.Merambat, menerobos, lalu mengalir


dengan deras ke sela-sela ventilasi keseharian kita.Dalam prakteknya, kecemasan
sering kali menguras daya dan pikiran.

Itulah sebabnya, saat kecemasan membanjiri dan meredam hati, pada saat yang
sama parameter iman kerap tersungkur pada titik minimalis.Ujungnya banyak
diantara kita yang mengalami stress, stroke, dan akhirnya stop alias mati.Gejala
stress pada umumnya dimulai dari rasa sakit.Entah itu sakit secara fisikmaupun
sakit secara jiwa.

Pada hakikatnya, kecemasan, kegelisahan dan ketakutan adalah jejaring yang


sengaja Allah SWT ciptakan untuk kita.Namun demikian, banyak diantara kita
yang tidak memahami makna cemas dan kegelisahan tersebut.Kita bahkan sering
menilai kegelisahan, kecemasan dan ketakutan adalah sebuah penyakit
kronis.Sehingga banyak diantara kita yang sekuat tenaga mencari obat atau
menghindari fenomena yang satu ini.

 
Mengapa Allah yang Maha Agung menciptakan kecemasan kepada kita?
Bagaimana kiat meredam keresahan menurut petunjuk Rasulullah SAW ?

Menghadapi kecemasanAda kisah menarik yang dialami seorang rekan.Beliau


sebut saja, Fulan.Fulan adalah seorang kepala rumah tangga yang sudah dikaruniai
dua orang anak.Ia sudah mendayuh bahtera rumah tangganya sekitar sepuluh
tahun.Fulan adalah seorang suami yang baik dan bertanggug jawab.Karenanya, ia
berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Salah satunya, setiap hari ia berangkat ke kantor pagi-pagi.Pulang ke rumah


menjelang petang atau malam hari.Fulan bekerja di sebuah yayasan sosial di kota
Bandung.Selama lima tahub bekerja Fulan tak pernah mengelu.Apapun tugas yang
dibebankan atasannya, ia lakukan dengan khidmat.

Setelah lima tahun bekerja, tiba-tiba ketenangannya terusik.Kondisi itu disebabkan


karena yayasan sosial dimana ia bekerja mengalami stagnasi.Stagnasi itu dilatar
belakangi oleh pengelolaan yayasan yang gonjang ganjing.

Menurut kabar yang ia terima, sebagian besar karyawan terpaksa akan


dirumahkan.Konon yayasan tak lagi sanggup untuk membayar kewajibannya
kepada karyawan.Menyikapi Fenomena tersebut, istri Fulan gelisah, cemas dan
takut.Berkali ia mengeluh dan merasa khawatir suaminya termasuk daftar tunggu
yang akan di PHK.

Menghadapi situasi "genting" seperti itu Fulan tetap kelihatan tenang.Meskipun,


sesekali kadang ia pun merasakan kegetiran yang bakal menimpa diri dan
keluarganya.Beberapa hari yanglalu ia merasakan tak nyeyak tidur dan
makan.Pikirannya dibalut oleh kecemasan PHK yang siap menerkamnya.

Meredam KecemasanKegetiran Fulansuatu hari tiba-tiba mereda.Meredanya


kegelisahan itu disebabkan oleh nasehat guru spritualnya.Nasehat itu antara lain,
pertama, keresahan, kegelisahan, dan ketakutan sebenarnya adalah nikmat dan
karunia dari Allah bagi orang beriman.Artinya, keresahan yang tengah
menggerogoti hati kita menunjukkan bukti sayangnya Allah kepada kita.
 

Perhatikanlah firman-Nya."Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu


dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Inna lillahi wa innaa ilahi
Raaji'un."(QS.Al-Baqarah[2]:155-156).

Sejalan dengan ayat diatas Allah pun mengingatkan dalam Al-Quran surat Al-
Anbiya ayat 35."Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebajikan
sebagai suatu ujian dan kepada Kami kamu akan dikembalikan."

Menelaah kedua ayat di atas, kita mendapat suatu gambaran, selama hayat masih
dikandung badan, kita tidak akan lepas dari berbagai ujian dan cobaan.Adapun
bentuk ujian dan cobaan itu antara lain, kecemasan, kegelisahan serta ketakutan.

Nah, pada saat kecemasan melanda, setan segera merasuk dan menakuti pikiran
kita sehingga Allah mengingatkan,"Sesungguhnya setan-setan itu hanya
mempertakuti orang-orang yang dibawah pimpinanya, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku."(QS.Ali Imran[3]:175).

Kedua, tingkatkan dzikrullah. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Rad ayat
28,"(yaitu) Orang-orang yang beriman, dan mereka meenjadi tenang dengan
mengingat Allah." Manusia yang kurag berdzikir kepada Allah akan banyak
mengalami kesulitan dan keresahan.Selain itu, akan menimbulkan kekerasan
hati(qaswatul qalb).

Sebagaimana Allah memeringatkan dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 16,


"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan keadaan kebenaran yang telah turun (kepada mereka)
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al kitab
kepadanya, kemudian berlalulah masa yangpanjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras.Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang fasik."

 
Akhir kata, kecemasan adalah fitrah.Karena fitrah, maka dipastikan setiap orang
akan mengalaminya.Jika sekarang anda tengah mengalami gejala serupa, cemas,
takut, was-was, atau gelisah, maka tak ada pilihan lain, kecuali meningkatkan
kesabaran dan menegakkan shalat sebagai upaya preventif dalam menanggulangi
kecemasan.

jilbab

Duhai jilbab yang masih terlipat, jadilah perisai dan tabir untuk diriku, Mengukir
simbol kehormatan dan kesucianku, Menjelmalah laksana rumah berjalan untukku,
Dan kusematkan setangkai cinta untukmu…

Jadikanlah jilbab seperti bagian dari dirimu, yang jika tanpanya, engkau merasa
tidak sempurna. Jadikanlah dia penutup auratmu yang lebih baik dari sekedar
pakaianmu. Jadikanlah dia sebagai lambang rasa malumu yang akan
memancarkan wibawamu. Jadikanlah dia sebagai simbol kehormatan dan
kesucianmu yang harus engkau jaga sebaik-baiknya. Maka dengan begitu, engkau
akan mencintainya tanpa engkau sadari bahwa engkau telah mencintainya.

Yang Cantik yang Berjilbab

Tak ada ajaran yang lebih memuliakan wanita daripada Islam. Dalam Islam,
wanita ditempatkan sebagai makhluk yang sangat mulia. Dan Islam sangat menjaga
kehormatan juga kesucian seorang wanita. Namun, di belantara fitnah saat ini,
wanita yang berkomitmen untuk menjaga kesucian dirinya karena masih menjadi
kaum minoritas, seringkali mendapat cemoohan, sindiran, dan cibiran dari kaum
mayoritas yang awam. Bahkan, ada yang menyebut dirinya sebagai kaum feminis
yang –dengan tidak disadari oleh akal sehatnya telah menjerumuskan kaum wanita
kepada lembah kehinaan yang bersampul keadilan.

Wal’iyyadzubillah.

Mereka berteriak-teriak di jalanan, di media-media massa dan elektronik mengenai


kesetaraan gender, keadilan terhadap hak asasi manusia, dan harkat serta
martabat kaum wanita. Mereka menginginkan para wanita mereka berpakaian
seronok supaya diterima oleh masyarakat –yang rusak akalnya–, mereka mencoba
mengafiliasi budaya barat dengan budaya timur agar mereka dinobatkan sebagai
wanita modern, wanita masa kini, wanita fashionable. Ketahuilah olehmu wahai
saudariku, mereka inilah setan berwujud manusia yang pernah disebutkan oleh
Allah Ta’ala dalam firman-Nya, artinya,

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari
jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia…” (Qs. Al-
An’aam: 112)

Allah Ta’ala memaksudkan perkataan yang indah dalam ayat di atas adalah
perkataan yang sebenarnya bathil, tetapi pemiliknya menghiasi perkataan tersebut
semampunya, kemudian melontarkannya kepada pendengaran orang-orang yang
tertipu, sehingga akhirnya mereka terpedaya. (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa)

Wanita shalihah yang kecantikannya ibarat mutiara yang terbenam dalam lumpur,
masih menjadi kaum minor di kalangan masyarakat yang sudah mulai terpengaruh
dengan eksistensi kaum liberal, permisif dan hedonis masa kini. Merekalah para
wanita perindu Surga yang selalu nyaman tinggal di istananya. Merekalah para
bidadari yang bersembunyi di balik tabir, kain longgar, dan lebarnya kerudung.
Ketika orang mendatanginya, ia begitu khawatir jika keindahannya terlihat, dan
dia tidak mungkin menjumpai tamunya dalam busana ala kadarnya yang bisa
menampakkan ’simpanan berharga’nya. Mereka masih dan akan selalu menjadi
misteri bagi para lelaki asing di luar sana. Tetapi mereka berubah bagai bidadari
jika bertemu dengan kekasih hati yang telah menjadi suaminya.

Tahukah engkau siapa kekasih hati sang bidadari..? Hanyalah lelaki shalih yang
berani mendamba dirinya dan hanya lelaki shalih yang memiliki nyali
mempersuntingnya sekaligus meminangnya menjadi belahan hati. Sedangkan lelaki
hidung belang, miskin agama, dan kurang bermoral hanya akan mendekati
‘daging-daging’ yang dijual bebas di pasaran. Para wanita yang menjajakan
dirinya di pinggir-pinggir jalan, di mal-mal, di tempat-tempat dugem, dan yang
sejenisnya. Sekalipun mereka tidak merasa atau tidak berniat ‘menjual diri’
mereka, akan tetapi pada hakikatnya jika mereka mau menyadari, merekalah
‘mangsa’ empuk para serigala manusia yang kelaparan. Maka saudariku, manakah
yang lebih engkau sukai, si cantik yang diobral murah? Ataukah si shalihah yang
penuh rahasia?

 
Fenomena Jilbab Gaul, Berpakaian Tapi Telanjang

Belakangan ini, merebak trend jilbab gaul atau kudung gaul. Anggotanya mulai
dari anak-anak remaja hingga ibu-ibu yang aktif dalam berbagai kegiatan
pengajian. Kalau mereka ditanya, “Jilbab apa ini namanya?” Mereka akan
menjawab dengan dengan pede-nya, “Jilbab gaul..!”

Jilbab gaul ini digandrungi karena alasan modisnya. Peminatnya adalah para
wanita yang sudah terlanjur berjilbab tapi tetap ingin tampil modis dan trendi.
Mereka ingin celana jeans, kaos-kaos ketat dan pakaian-pakaian minim mereka
masih bisa terpakai, meskipun mereka sudah berjilbab. Walhasil, para desainer
kawakan yang minim akan ilmu agama, mencoba mengotak-atik ketentuan jilbab
syar’i dan mewarnainya sesuka hati dengan berkiblat kepada trend mode di
wilayah barat. Mereka tidak segan-segan membawakan semboyan, “Jilbab modis
dan syar’i” atau “Jilbab muslimah masa kini, modis dan trendi” atau semboyan-
semboyan lain yang membuat kacau pikiran dan hati para gadis remaja.

Sekarang, mari kita simak peringatan yang pernah disampaikan oleh Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Ada dua golongan penghuni Neraka
yang belum pernah aku lihat sebelumnya, yaitu:

(1) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi betina yang mereka
pakai untuk mencambuk manusia;

(2) wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, yang kalau berjalan


berlenggak-lenggok menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta’at),
kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk.

Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak dapat mencium bau wanginya, padahal bau
wanginya itu sudah tercium dari jarak sekian dan sekian.” ( Muslim dan Ahmad)

Siapakah itu wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang? Mereka adalah para
wanita yang pakaiannya tipis, transparan dan ketat, sehingga kemolekan tubuhnya
terlihat. Mereka berpakaian secara zhahir (nyata), namun sebenarnya mereka
bertelanjang. Karena tidak ada bedanya ketika mereka berpakaian maupun ketika
mereka tidak berpakaian, sebab pakaian yang mereka kenakan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, yakni menutupi aurat. Dan mereka adalah wanita-wanita
yang menyimpang dari keta’atan kepada Allah dalam hal menjaga kemaluan serta
menutupi diri mereka dari para lelaki yang bukan mahramnya. (Al-Jannatu
Na’iimuhaa wat Thariiqu Ilaiha Jahannamu Ahwaaluhaa wa Ahluhaa)

Tentu engkau tidak ingin menjadi salah satu wanita yang disebutkan dalam hadits
di atas bukan? Tentu engkau ingin menjadi wanita penghuni Surga yang jumlahnya
hanya sedikit itu bukan? Jadi jangan sampai kehabisan tempat. Persiapkanlah
tempatmu di Surga nanti mulai dari sekarang!

Akhirnya…

Apabila Allah telah mengadakan suatu ketentuan, maka sudah pasti dalam
ketentuan itu terkandung kebaikan yang amat besar. Maka dengan meragukan
ketentuan dan perintah-Nya, engkau telah melewatkan banyak kebaikan yang
seharusnya engkau dapatkan. Coba engkau simak firman Allah yang berbunyi,

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan
kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Alasan apapun yang masih tersimpan dihatimu untuk tidak melaksanakan perintah
berjilbab ini, janganlah engkau dengarkan dan engkau turuti. Semua itu hanyalah
was-was setan yang dihembuskannya ke dalam hati-hati manusia, termasuk ke
dalam hatimu.

Bersegeralah menuju jalan ketakwaan, karena dengan begitu engkau akan melihat
sosok lain yang jauh lebih baik dari dirimu pada hari ini. Engkau akan dengan
segera mendapati rentetan kasih sayang Allah yang tidak pernah engkau sangka-
sangka sebelumnya. Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu dan
tutupilah cantikmu. Belajarlah menghargai dirimu sendiri dengan menjaga
jilbabmu, maka dengan begitu orang lain pun akan ikut menghargai dirimu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya,
 

“Barang siapa di antara kalian mampu membuat perlindungan diri dari api Neraka
meskipun hanya dengan sebiji kurma, maka lakukanlah.” (Dari jalan ‘Adi bin Hatim
radhiyallahu ‘anhu)

Surat cinta

Ku susun risalah ini sebagai bentuk kasih sayang terhadapmu sembari terus
berdo’a semoga Allah membuka hatimu untuk menerima ‘kado istimewa’ ini
dengan ikhlas. Bukan karena apa maupun karena siapa, tapi karena semata-mata
engkau mengharapkan keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla terhadap dirimu. Semoga
risalah yang hanya mengharap Wajah Allah ini dapat mengetuk pintu yang
tertutup dan membangunkan nurani yang lama tertidur lelap, sehingga
membangkitkan semangat untuk bersegera menuju ketaatan kepada Allah. Semoga
Allah memasukkan dirimu, diriku, dan seluruh kaum muslimin yang berpegang
teguh dalam tali agama Allah ke dalam golongan orang-orang yang ditunjuki jalan
yang lurus. Wallahul musta’an.

“Lihatlah hari ini, sebab ia adalah kehidupan,kehidupan dari kehidupan. Dalam


sekejap dia telah melahirkan berbagai hakikat dari wujudmu. Nikmat pertumbuhan.
Pekerjaan yg indah. Indahnya kemenangan. Karena hari kemarin tak lebih dari
sebuah mimpi. Dan esok hari hanyalah bayangan. Namun hari ini ketika anda hidup
sempurna telah membuat hari kemarin sebagai impian yg indah. Setiap hari esok
adalah bayangan yg penuh harapan. Maka lihatlah hari ini”. 

Wahai orang-orang yang terpejam matanya, Perkenankanlah kami, manusia-


manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta
kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti
cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu
bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami
tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara
dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap, Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya


yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang tersembunyi
di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan
cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,menikmati
tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan
gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai
kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena, Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu !! Yang
setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena
oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu !! Kami adalah
para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil,
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi
luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk
mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan
salam serta mendirikan sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam.”
Sudahkah kau dengar tadi ? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan
orang-orang yang mendirikan sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup
mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, Kau pasti pernah mendengar
namaku disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadist. Kerinduanku akan
sepertiga malam adalah hal yang tak terperi.

Penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau ?


Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri. Kubagi malam-malamku yang
penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu
lagi untuk pelayan yang aku kasihi.

Jika salah satu dari kami selesai mendirikan sholat, maka kami bersegera
membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya. Subhanallah, tak
tergerakkah dirimu ? Pedulikah kau pada keluargamu ? Adakah kebaikan yang
kau inginkan dari mereka ? Sekedar untuk membangunkan orang-orang yang
paling dekat denganmu, keluargamu?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang
Penakluk kesombongan pasukan salib.

 
Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomeCemburu merupakan
tabiat wanita. Ini juga dialami para istri Rasulullah dan shahabiyyah yg lain.
Namun tentu saja kecemburuan ini tdk serta merta membutakan hati mereka.
Bagaimana dgn kita?

Cemburu tdk hanya milik lelaki tapi juga milik kaum wanita. Bahkan wanitalah yg
dominan memiliki sifat yang satu ini karena merupakan tabiatnya. Dan perasaan
cemburu ini paling banyak muncul pada pasangan suami istri .

Oleh krn itu semesti hal ini menjadi perhatian seorang suami. Sehingga ia tdk
serampangan dalam meluruskan 'kebengkokan' sang istri dan dapat memaklumi
tabiat wanita ini selama dlm batasan yg wajar. Apalagi pada hakikat kecemburuan
istri terhadap suami bukan merupakan hal yg tercela. Bahkan menjadi tanda ada
rasa cinta di hatinya. Tentu selama tdk melampaui batasan syariat.

Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-'Asqalani asal dari sifat cemburu bukanlah hasil
usaha si wanita namun wanita memang diciptakan dgn sifat tersebut. Namun bila
cemburu itu melampaui batas dari kadar yg semesti mk menjadi tercela. Bila
seorang wanita cemburu terhadap suami krn sang suami melakukan perbuatan yg
diharamkan seperti berzina atau mengurangi hak atau berbuat dzalim dgn
mengutamakan madu kata Al-Hafidz cemburu semacam ini disyariatkan .

Dengan syarat hal ini pasti dan ada bukti . Bila cemburu itu hanya didasari
sangkaan tanpa bukti maka tidak diperkenankan. Adapun bila si suami seorang yg
adil dan telah menunaikan hak masing-masing istri tapi masih tersulut juga
kecemburuan mk ada udzur bagi para istri tersebut bila cemburu sebatas tabiat
wanita yg tdk ada seorang pun dari mereka dapat selamat darinya. Tentu dgn
catatan ia tdk melampaui batas dgn melakukan hal-hal yg diharamkan baik berupa
ucapan ataupun perbuatan.

Cemburu Melebihi Batas

 Ada kala kecemburuan seorang istri terhadap suami sangat berlebihan. Di benak
seolah hanya ada sifat curiga. Bahkan tidak jarang ia melemparkan prasangka
buruk kepada suami dan tidak bisa menerima kenyataan bila suami memiliki istri
yg lain.

Yang ironis adalah bila ada istri yg mengalami hal ini kemudian tidak dapat
menahan diri dari perkara yg Allah haramkan seperti lari ke "orang pintar."
Dengan bantuan tukang tenung atau tukang sihir ia berharap suami membenci
madu dan hanya mencintai dirinya. Padahal perbuatan sihir merupakan perbuatan
kekufuran yg diharamkan sebagaimana Allah nyatakan dlm firman-Nya:

"Dan mereka mengikuti apa yg dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Nabi
Sulaiman1 padahal Sulaiman tidaklah kafir2 akan tetapi setan-setan itulah yg kafir.
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yg diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut sedangkan kedua tidaklah
mengajarkan sesuatu kepada seorang pun sebelum kedua mengatakan: 'Sesungguh
kami hanyalah cobaan bagimu krn itu janganlah engkau berbuat kekafiran.' mk
mereka mempelajari sihir dari kedua yg dengan mereka dapat memisahkan antara
suami dgn istrinya. Tidaklah mereka dapat memberi mudharat kepada seorang pun
dgn sihir tersebut kecuali dgn izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yg memberi
mudharat kepada mereka dan tdk memberi manfaat. Sungguh mereka telah
mengetahui bahwa barangsiapa yg menjual agama dgn sihir itu tiadalah bagi
keuntungan di akhirat. Betapa jelek perbuatan mereka menjual diri mereka dgn sihir
itu seandai mereka mengetahui."
 

 Nabi juga bersabda:

"Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yg membinasakan. Para shahabat bertanya: 'Apa
tujuh perkara itu wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: ' Syirik kepada Allah sihir'..."

 Saking cemburu sebagian wanita bahkan ada yg sampai berangan-angan tidak


dibolehkan poligami dlm syariat ini. Bahkan ada yg membenci syariat krn
menetapkan ada poligami. Sebagian yg lain mengharapkan kematian suami bila
sampai menikah lagi. Yang lain tdk berangan demikian tapi lisan digunakan utk
mencaci maki madu meng-ghibah4 dan menjatuhkan kehormatannya.

Karena sifat cemburu ini pula mayoritas wanita merasa mendapatkan musibah yg
sangat besar kala suami menikah lagi. Semesti bagi seorang mukminah apapun
kenyataan yg dihadapi semua itu disadari sebagai ketentuan takdir Allah. Semua
musibah dan kepahitan yg didapatkan di dunia itu sangat kecil dibanding
keselamatan agama yg diperolehnya.

Salahkah Bila Aku Cemburu?Mungkin sering muncul pertanyaan demikian di


kalangan para wanita. mk jawab dapat kita dapati dari kisah-kisah istri Nabi.
Mereka pun ternyata memiliki rasa cemburu padahal mereka dipuji oleh Allah
dalam firman-Nya:

"Wahai istri-istri Nabi kalian tdk sama dgn seorang wanita pun jika kalian
bertakwa..."

 Al-Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa istri-istri Nabi tdk sama dgn wanita lain
dalma hal keutamaan dan kemuliaan namun dgn syarat ada takwa pada diri
mereka.

Nabi sendiri sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu mereka tidak
menghukum mereka selama cemburu itu dalam batas kewajaran.'Aisyah bertutur
tentang cemburunya:
 

"Aku tdk pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah seperti
cemburuku kepada Khadijah krn Rasulullah banyak menyebut dan
menyanjungnya."

'Aisyah pernah berkata kepada Nabi mengungkapkan rasa cemburu kepada


Khadijah:"Seakan-akan di dunia ini tdk ada wanita kecuali Khadijah? Nabi
menjawab: 'Khadijah itu begini dan begitu dan aku mendapatkan anak darinya.'"

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Sebab cemburu 'Aisyah krn Rasulullah banyak
menyebut Khadijah meski Khadijah telah tiada dan 'Aisyah aman dari tersaingi
oleh Khadijah. Namun krn Rasulullah sering menyebut 'Aisyah memahami betapa
berarti Khadijah bagi beliau. Karena itulah bergejolak kemarahan 'Aisyah
mengobarkan rasa cemburu hingga mengantarkan uuntuk mengatakan kepada
suaminya: "Allah telah menggantikan untukmu wanita yang lbh baik darinya."
Namun Rasulullah berkata: "Allah tdk pernah menggantikan untukku wanita yang
lebih baik darinya." Bersamaan dengan itu kita tidak mendapatkan ada berita yang
menunjukkan kemarahan Rasulullah kepada 'Aisyah krn 'Aisyah mengucapkan hal
tersebut didorong rasa cemburu yang merupakan tabiat wanita."

Pernah ketika Nabi berada di rumah seorang istri salah seorang ummahatul
mukminin mengirimkan sepiring makanan utk beliau. Melihat hal itu istri yg Nabi
sedang berdiam di rumah segera memukul tangan pelayan yg membawa makanan
tersebut hingga jatuhlah piring itu dan pecah. Nabi pun mengumpulkan pecahan
piring tersebut kemudian mengumpulkan makanan yang berserakan lalu beliau
letakkan di atas piring yg pecah seraya berkata: "Ibu kalian sedang cemburu."
Beliau lalu menahan pelayan tersebut hingga diberikan kepada ganti berupa piring
yg masih utuh milik istri yg memecahkan sementara piring yang pecah disimpan di
tempatnya.

Hadits ini menunjukkan wanita yang sedang cemburu tidaklah diberi hukuman
atas perbuatan yang dia lakukan tatkala api cemburu berkobar. Karena dlm
keadaan demikian akal tertutup disebabkan kemarahan yang sangat.

 
Namun bila cemburu itu mengantarkan kepada perbuatan yg diharamkan seperti
mengghibah maka Rasulullah tidak membiarkannya. Suatu saat 'Aisyah berkata
kepada beliau: "Wahai Rasulullah cukup bagimu Shafiyyah dia itu begini dan
begitu." Salah seorang rawi hadits ini mengatakan bahwa yg dimaksud 'Aisyah adl
Shafiyyah itu pendek. Mendengar hal tersebut Rasulullah berkata kepada
'Aisyah:"Sungguh engkau telah mengucapkan satu kata yg seandai dicampur
dengan air lautan niscaya akan dapat mencampurinya."

Juga kisah lain ketika sampai berita kepada Shafiyyah bahwa Hafshah mencela dgn
mengatakan: "Putri Yahudi" Shafiyyah menangis. Bersamaan dgn itu Nabi masuk
menemui dan mendapati sedang menangis. mk beliau pun bertanya: "Apa yg
membuatmu menangis?" Shafiyyah menjawab: "Hafshah mencelaku dgn
mengatakan aku putri Yahudi." Nabi berkata menghiburnya: "Sesungguh engkau
adalah putri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi dan engkau adl istri
seorang nabi lalu bagaimana dia membanggakan diri terhadapmu?" Kemudian
beliau menasehati Hafshah: "Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah".

Wallahu a'lam.

ntari diriku, katanya, ” Nuruddin itu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa
dan berjihad dengan akidah yang benar.” Kemenangan demi kemenangan aku raih
bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah
perbincangan seru. Kata mereka, ” Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan
karena pasukannya yang banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia
bersama Tuhan”. Aku tersenyum, mereka memang benar. Kemenangan yang
kuraih adalah karena do’a dan sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu’an.
Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku ? Dialah Istriku
tercinta, Khotun binti Atabik.

Dia adalah istri shalehah di mataku, terlebih di mata Alloh. Malam-malam kami
adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan.

Gemerisik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat
mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang.
Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itu
tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya
Alloh, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan
kesempatan untuk beribadah. Astaghfirulloh, aku menyesal telah membuat dia
kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan
mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untuk
menabuh genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan
Al Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emas itu, seorang
Panglima Perang, Sholahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang hidup di zamanku
mengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalu menjaga sholat
berjama’ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Alqur’an yang indah
dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana
aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-
perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terlena, Pernahkah kau mendengar kisah
penaklukan Konstantinopel ? Akulah orang dibalik penaklukan itu, Sultan
Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala tentaraku. Namun
tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan
kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba, kami
laksanakan sholat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan-Nya. Jika
Alloh memberikan kematian kepada kami pada siang hari disaat kami berjuang,
maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar.

Biarlah siang hari kami berada di ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung
malamnya Alloh temukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan
menghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya, Pernahkah kau dengar kisah
Penduduk Basrah yang kekeringan ? Mereka sangat merindukan air yang keluar
dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa sangat menyengat, padang pasir
pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan
Sholat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada wajah-
wajah besar yang turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atho’ As-Sulami, Tsabit Al-
Bunani. Sholat dimulai, dua rakaat pun usai. Harapan terbesar mereka adalah
hujan-hujan yang penuh berkah. Namun waktu terus beranjak siang, matahari
kian meninggi, tak ada tanda-tanda hujan akan turun.

 
Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru. Dalam hati mereka
bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu
tertahan di langit ? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini ?
Sholat demi sholat Istisqo didirikan, namun hujan tak kunjung datang.

Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah
masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit
hitam dan berpakaian usang, datang ke masjid itu. Langkahku menuju mihrab,
kuniatkan untuk sholat Istisqo sendirian, dua orang terpandang itu mengamati
gerak gerikku. Setelah sholat, dengan penuh kekhusyu’an kutengadahkan tanganku
ke langit, seraya berdo’a : “Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang
berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak
mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu.

Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis ? Ataukah perbendaharaan
kekuasaan-Mu telah hilang ? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan
kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya.”
Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang bergemuruh dengan
cepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do’a seorang
pelayan ini. Do’aku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya,
membasahi bumi yang tandus yang sudah lama merindukannya.

Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terheran-heran dan kau pasti juga
heran bukan ? Aku, seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih
pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi
sangat luar biasa karena doaku yang makbul dan malam-malam yang kupenuhi
dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam, Penghujung malam adalah detik-
detik termahal bagiku, Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan kepadaku,
bagaimana aku bisa menciptakan berbagai karya yang banyak ? Kapan aku
beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku ? Lalu kujelaskan padanya, “Jika
aku mengantuk, maka aku hentikan sholatku dan aku bersandar pada buku-
bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan
ibadahku.” Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh
akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau bisa
menikmati karya-karyaku.
 

Wahai orang-orang yang tergoda, Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk


lehermu saat kau tertidur pulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk lehermu !!
Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, “Hai manusia, Engkau masih
punya malam panjang, karena itu tidurlah !!”. Hei, Sadarlah, sadarlah, jangan kau
dengarkan dia, itu tipu muslihatnya ! Syetan itu berbohong kepadamu. Maka
bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk menangkal godaannya.
Sebutlah nama Alloh, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian,
berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, sholatlah,
sholat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap, Masihkah kau menikmati malam-


malammu dengan kepulasan ? Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit,
bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon
keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Alloh turun ke
langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa
Dia berkata, “Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan
Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang
memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga
fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, Bagi kami, manusia-manusia


malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami
kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap ? Apakah kau menginginkan
kehidupan sesungguhnya ? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam.
Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika
kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk,
bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang
demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa
bagimu. Semoga Alloh mempertemukan kita di sana, di surga-Nya, mendapati
dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan
sisi dalamnya terlihat dari luar.

Semoga…

Surat cinta

Anda mungkin juga menyukai