Anda di halaman 1dari 5

NAMA : VIRA LARASHATI

NIM : M021221047

KELAS : REKAYASA KEHUTANAN A

1. Berikan penjelasan singkat disertai dengan contoh dari istilah: laju (rate), persamaan
laju (rate equation), hukum laju (rate law), orde reaksi, konstanta laju, energy aktivasi,
sifat-sifat yang mempengaruhi laju reaksi, katalis.
Jawaban: Laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan
waktu. Karena reaksi berlangsung ke arah pembentukan hasil, maka laju reaksi adalah
pengurangan jumlah perekasi per satuan waktu, atau penambahan jumlah hasil reaksi
per satuan waktu. Untuk reaksi sederhana berikut : A + B → C .
Contoh: Reaksi pembakaran metana CH4 : CH4(g) + 2 O2(g) → CO2 (g) + 2 H2O(g).
jika metana terbakar dengan laju 0,15 mol L-1 s -1 , hitung laju pembentukan CO2 dan
H2O Pembahasan : Laju pembentukan CO2 = laju penguraian CH4 = 0,15 mol L-1 s -1
Laju pembentukan H2O = ½ x laju penguraian CH4 = ½ x 0,15 mol L-1 s -1 = 0,075
mol L-1 s -1.

2. Reaksi 4NH3 (g) + 3O2 (g) → 2N2 (g) + 6H2O (g) jika laju pembentukan gas nitrogen
0,30 mol L-1 det-1 pada reaksi tersebut, maka hitunglah laju penggunaan gas oksigen
Jawaban: 4 NH3 (g) + 3 O2 (g) 2 N2 (g) + 6 H2O(g) Pada suatu saat terbentuk N2
dengan laju 0,60 mol L-1 s -1 , hitung laju : Penggunaan O2?
0,3 3 mol NH3
Peny: Laju penggunaan O2 = L.s X = 0,45 mol O2 L-1 s-1.
2 mol N2

3. Tuliskan dan jelaskan cara menyatakan kecepatan (laju) reaksi untuk reaksi A + 2B →
3C + D
Jawaban: Di mana besaran a, b, meruapakan koefisien reaksi maka laju reaksi, v,
dinyatakan dalam
persamaan matematik sebagai berikut :
v = k [A]m[B]n
[A] dan [B] masing-masing adalah konsentrasi molar pereaksi A dan B, sedangkan
pangkat m dan n adalah bilangan bulat kecil, yang menunjukkan orde reaksi, meskipun
dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan. Jika nilai m = 1, berarti reaksi merupakan
orde satu terhadap A. Demikian juga halnya jika n = 2, artinya reaksi orde dua terhadap
B, dan seterusnya. Jumlah pangkat m+n meruapakn orde reaksi total. Tak ada hubungan
antara m dan n dengan koefisien a dan b, namun secara kebetulan dalam beberapa kasus
keduanya identik (m = a atau n = b). Faktor k dikenal sebagai teatapan laju, koefisien
laju, atau laju reaksi jenis. Faktor tersebut merupakan sifat khas dari suatu reaksi dan
hanya tergantung pada suhu.

4. Tuliskan ciri-ciri orde 0, orde satu, orde dua


Jawaban: - Orde 0
Kadang-kadang laju suatu reaksi sama sekali tidak bergantung pada konsentrasi
pereaksi. Laju reaksi seperti ini dapat ditentukan oleh parameter lain, misalnya peranan
intensitas cahaya dalam proses reaksi fotokimia, atau tersedianya enzim dalam reaksi-
reaksi biokimia yang dikatalis oleh enzim, dan sebagainya. Pada reaksi seperti itu, laju
reaksi akan tetap.
- Orde Satu
Reaksi peruraian hidrogen peroksida dalam larutan air, sesuai persamaan reaksi
berikut:
H2O2 (aq) → H2O + 1/2 O2 (g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde satu terhadap H2O2, artinya bahwa [H2O2]
pada persamaan laju reaksinya berpangkat satu. Selama reaksi berlangsung, oksigen
akan dilepaskan dari campuran sampai reaksi sempurna. Reaksi ini berlangsung
sangat lambat, dan umumnya digunakan katalis untuk mempercepat reaksi.
Persamaan laju reaksinya adalah laju reaksi = k [H2O2].
- Orde Dua
Jika kita memperhatikan reaksi hipotetik berikut ini, maka persamaan laju reaksinya
menunjukkan nilai pangkat m = 2 untuk pereaksi, A, yang berarti bahwa reaksi
tersebut merupakan reaksi orde dua terhadap pereaksinya. 2 A → P (hasil reaksi)

5. Perhatikan reaksi: H2O2(aq) à H2O(l) + ½ O2(g) . Jika disosiasi 3M hydrogen


peroksida pada reaksi itu memiliki tetapan laju reaksi 7x10-4 det-1, maka tentukanlah:
konsentrasi yang terurai, konsentrasi yang tersisa, waktu paruh dan konsentrasi
hydrogen peroksida yang dibutuhkan agar tersisa 0,75M setelah 3,5 menit.
Jawaban: Dik: [A0] = 3M ; k = 7x10-4 det-1 ; t = 3,5 menit

Peny: V = k [0,2]m [0,1]n


I = 8 x 10-3 = k [0,2]m [0,1]n
II = 3,2 x 10-2 = k [0,2]m [0,2]n
III = 1,6 x 10-2 = k [0,1]m [0,2]n
- Mencari nilai n
I / II = 8 X 10-3 / 3,2 x 10-2 = k [0,2]m [0,1]n / k [0,2]m [0,2]n
0,25 = (0,5)n
0,5 2 = 0,5n
n=2
- Mencari nilai m
II / III = 3,2 x 10-2 / 1,6 x 10-2 = k[0,2]m [0,2]n / k[0,1]m [0,2]n
2 = (2)m
21 = 2m
6. Jika reaksi pada soal No. 5 berlangsung pada suhu 45oC, ternyata kecepatan reaksi
peruraiannya memiliki kemiringan grafik -0,25. Berdasarkan data tersebut tentukanlah
energi aktivasi rekasi dan tetapan Arrhenius dari reaksi tersebut
Jawaban: I = 8 X 10-3 = k [0,2]m [0,1]n
8 X 10-3 = k [0,2]1 [0,1]2
8 X 10-3 = k 0,002
K = 4 M2 menit-1
II = 3,2 X 10-2 = k [0,2]m [0,2]n
8 X 10-2 = k [0,2]1 [0,2]2
8 X 10-2 = k 0,008
K = 4 M2 menit-1
III = 1,6 X 10-2 = k [0,1]m [0,2]n
1,6 X 10-2 = k [0,1]1 [0,2]2
1,6 X 10-2 = k 0,004
K = 4 M2 menit-1
7. Bila data eksperimen dari reaksi aA + bB → cC, seperti di bawah

Konsentrasi Konsentrasi
Percobaan V, M. menit-1
A (M) B (M)

I 0,2 0,1 8,0 x 10-3

II 0,2 0,2 3,2 x 10-2

III 0,1 0,2 1,6 x 10-2

Berdasarkan data tersebut, Maka tentukan : a. persamaan lajunya, b. orde reaksinya c.


tetapan lajunya (k)

Jawaban: Berdasarkan data-data tersebut, tentukanlah persamaan laju, orde reaksi, dan
tetapan laju reaksinya. Pembahasan: (a) Persamaan laju reaksinya adalah v = k [A]a
[B]b (b) Jika data-data dimasukkan ke dalam persamaan laju, maka:

I : 8,0 x 10-3 = k (0,250)a (0,125)b

II : 2,8 x 10-2 = k (0,500)a (0,250)b

III : 1,4 x 10-2 = k (0,250)a (0,250)b

Untuk mendapatkan nilai b, persamaan I dibagi dengan persamaan III:

8,0 X 10-3 = k [ 0,250]a [0,125]b → 0,5 = (0,5)b →b = 1

1,6 X 10-2 k [0,250]a [0,250] b

Untuk mendapatkan nilai a, persamaan II dibagi dengan persamaan III:

3,2 X 10-3 = k [ 0,50]a [0,250]b → 0,5 = (0,5)b →b = 1

1,6 X 10-2 k [0,250]a [0,250] b

(c) Tetapan laju, k dapat ditentukan berdasarkan salah satu persamaan:

1,6 X 10-2 = k [0,25]1 [0,25]1 = kx 1,6 X 10-2 → 0,06250 →k = 0,256

8. Tuliskan dan jelaskan 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi


Jawaban: (1). Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi zat pereaksi, semakin banyak jumlah partikel yang
bertumbukan, sehingga laju reaksi semakin cepat
(2). Suhu
Semakin tinggi temperatur, energi kinetik dari partikel yang bertumbukan semakin
besar, sehingga tumbukan sering terjadi yang menyebabkan laju reaksi semakin cepat
(3). Luas permukaan
Jika luas permukaan bidang sentuh semakin luas, maka laju reaksinya makin cepat.
Serbuk atau butiran bereaksi lebih cepat daripada padatan.
(4). Katalis (katalisator)
Katalis adalah zat kimia yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan
energi aktifasi. Energi aktifasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
terjadinya reaksi.
(5). Sifat zat
Faktor yang satu ini juga perlu diketahui sebagai tambahan informasi. Sifat zat,
misalnya memilih zat pelarut yang tepat, juga dapat mempengaruhi laju reaksi partikel
terlarut. Viskositas atau kekentalan pelarut cukup berperan penting dalam menentukan
laju reaksi. Dalam pelarut yang sangat kental, partikel terlarut berdifusi jauh lebih
lambat daripada dalam pelarut yang kurang kental. Dengan meningkatnya viskositas
pelarut, laju reaksi semakin berkurang.

Anda mungkin juga menyukai