Anda di halaman 1dari 10

A.

Kemolaran (M)
Kemolaran atau Molaritas menyatakan konsentrasi (kepekatan) dari suatu larutan yang
menggambarkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Berikut ini beberapa rumus yang
biasa digunakan dalam menentukan Kemolaran.

n massa 1000 10 x P x ρ
M= M= x M=
V(L) Mr V(mL) Mr

Keterangan:
M = Molaritas (M)
n = mol zat (mol)
V = volume larutan
Massa = massa zat terlarut (gram)
Mr = Massa molekul relatif
P = persen fase larutan (%)
𝛒 = Massa jenis larutan (g/mL)

Contoh Soal:
Sebanyak 16,4 gram Ca(NO3)2 dilarutkan dalam air hingga volumenya menjadi 250 mL. Jika diketahui
Mr Ca(NO3)2 adalah 164, maka konsentrasi larutan tersebut adalah…
Diketahui:
Massa = 16,4 gram
V = 250 mL
Mr = 164

Ditanya: M?
Jawaban:
massa 1000
M= x
Mr V(mL)
16,4 1000
M= x = 0,4 M
164 250

B. Laju Reaksi
Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan
waktu. Konsentrasi pereaksi semakin lama akan semakin berkurang, sedangkan konsentrasi hasil
reaksi semakin lama akan semakin bertambah.

ΔC
v =
Δt
Keterangan:
v = laju reaksi (M/s)
ΔC = perubahan konsentrasi (M)
Δt = perubahan waktu (s)

Perhatikan reaksi berikut:


pA + qB → rC + sD
Laju reaksi tersebut dapat dihitung dengan:
Δ[A] Δ[B] Δ[C] Δ[D]
VA = - VB = - Vc = + VD = +
Δt Δt Δt Δt
Tanda (-) menandakan pengurangan konsentrasi, tanda (+) menunjukkan penambahan konsentrasi.
Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Persamaan laju reaksi ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat, dipangkatkan orde
reaksinya. Orde reaksi bukanlah koefisien reaksi (walaupun keduanya mungkin memiliki nilai yang
sama). Orde reaksi hanya dapat diperoleh dari percobaan.

Perhatikan persamaan reaksi berikut:


pA + qB → rC + sD
Persamaan laju reaksi untuk reaksi di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

v = k [A]x [B]y
Keterangan:
v = laju reaksi (M/s)
k = konstanta laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
x = orde reaksi zat A
y = orde reaksi zat B
x + y = orde reaksi total

Grafik Orde Reaksi

Penentuan Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi


Orde reaksi dapat ditentukan dengan cara membandingkan data laju reaksi sebagai fungsi dari
konsentrasi pereaksi. Contoh pada persamaan reaksi berikut:
2 NO +O2 → 2 NO2
Pada percobaan ini diperoleh data sebagai berikut.
No. [NO] (M) [O2] (M) v (M/s)
1. 0,1 0,1 1,20 x 10-3
2. 0,2 0,1 4,80 x 10-3
3. 0,3 0,2 2,16 x 10-2
4. 0,2 0,3 1,44 x 10-2
5. 0,3 0,3 3,24 x 10-2
Tentukan:
a. Orde reaksi NO
b. Orde reaksi O2
c. Orde reaksi total
d. Persamaan laju reaksi
e. Nilai konstanta laju reaksi
Jawaban:
a. Orde reaksi NO (Kuncinya: Cari data O2 yang sama)
Untuk soal di atas, digunakan data nomor 1 dan 2
y
v1 k [NO]x1 [O2 ]1
=
v2 k [NO]x2 [O2 ]y2

1,20 x 10-3 k (0,1)x (0,1)y


=
4,80 x 10-3 k (0,2)x (0,1)y
1 1
= ( )x
4 2
X=2
b. Orde reaksi O2 (Kuncinya: cari data NO yang sama)
Untuk soal di atas, digunakan data nomor 2 dan 4
y
v2 k [NO]x2 [O2 ]2
=
v4 k [NO]x4 [O2 ]y4
4,80 x 10-3 k (0,2)x (0,1)y
=
1,44 x 10-2 k (0,2)x (0,3)y
1 1
= ( )y
3 3
y=1
c. Orde reaksi total
Order reaksi total: x + y = 2 +1 = 3
d. Persamaan laju reaksi
v = k [NO]2 [O2]
e. Nilai konstanta laju reaksi (Pilihlah salah satu data yang ada di tabel dan masukkan ke
persamaannya)
Misal, memilih data nomor 1. Maka,
v = k [NO]2 [O2]
1,20 x 10-3 = k [0,1]2 [0,1]
1,20 x 10-3 = k x 10-3
k = 1,20

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi


1. Energi Aktivasi
Agar reaksi kimia berlangsung, partikel-partikel pereaksi harus bertumbukan satu sama lain.
Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian membentuk
ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil reaksi. Akan tetapi, tidak setiap tumbukan antar
partikel dapat menyebabkan terjadinya reaksi. Agar reaksi terjadi, setiap partikel harus memiliki
energi kinetik yang sangat besar.
Energi kinetik minimum yang diperlukan oleh partikel-partikel pereaksi agar dapat bereaksi
membentuk kompleks teraktivasi dinamakan Energi Aktivasi (Ea). Perhatikan gambar di bawah
ini.

Gambar 1. Energi Aktivasi reaksi Eksoterm (a) dan Energi Aktivasi reaksi Endoterm (b)

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat laju reaksi:
 Memperbesar energi kinetik molekul
 Menurunkan harga Energi Aktivasi dengan menggunakan katalis

2. Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu larutan besar (pekat), maka partikel akan lebih sering bertumbukan
karena kerapatannya akan semakin besar. Maka energi kinetik yang dihasilkan akan lebih besar,
jadi laju reaksinya akan berjalan lebih cepat.
3. Suhu Reaksi
Peningkatan suhu akan menyebabkan peningkatan laju reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi,
molekul bergerak lebih cepat sehingga tumbukan lebih sering terjadi dan energi kinetik akan
bertambah.
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 10°C menyebabkan laju reaksi meningkat dua sampai
tiga kali laju reaksi semula. Nilai peningkatan laju reaksi dapat dihitung dengan menggunakan
skala garis atau menggunakan rumus berikut.
𝑇2−𝑇1
𝑣2 = (𝛥𝑣) 𝛥𝑇 x 𝑣1
Atau
1 𝑇2−𝑇1
𝑡2 = (𝛥𝑣) 𝛥𝑇 x 𝑡1

Keterangan:
V1 = laju reaksi awal (M/s)
V2 = laju reaksi akhir (M/s)
T1 = suhu awal (°C)
T2 = suhu akhir (°C)
ΔT = kenaikan suhu
Δv = kenaikan laju reaksi berapa kali
t1 = lama reaksi pada suhu awal (s)
t2 = lama reaksi pada suhu akhir (s)

Contoh soal:
Suatu laju reaksi akan meningkat menjadi dua kali laju semula jika suhu reaksi ditingkatkan 10°C.
berapa kali lebih cepat laju reaksi yang berlangsung pada suhu 70°C dibandingkan reaksi yang
berlangsung pada suhu 30°C?
4. Luas Permukaan Bidang Sentuh
Semakin kecil ukuran suatu zat dalam jumlah massa yang sama, luas bidang sentuhnya akan
semakin besar. Dan semakin besar luas permukaan pereaksi, laju reaksi juga akan semakin besar.
a b c d a b c d
e f g h e f g h
i j k l
i j k l
m n o p
m n o p
Gula batu
Gula pasir
Misalkan gambar pertama diasumsikan sebagai gula batu dan gambar kedua diasumsikan
sebagai gula pasir. Pada gula batu, permukaan yang bisa bereaksi hanya bagian a, b, c, d, e, h, i, l,
m, n, o, dan p. Sementara pada gula pasir, seluruh bagian permukaan a-p dapat bereaksi dengan
partikel lain. Jadi permukaan bidang sentuhnya lebih luas jika ukurannya lebih kecil.

5. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi sehingga komplek teraktivasi lebih mudah terbentuk. Sementara Inhibitor (katalis negatif)
adalah zat yang keberadaannya dapat memperlambat laju reaksi. Dalam reaksi kimia, katalis tidak
ikut bereaksi secara tetap sehingga biasa dianggap tidak ikut bereaksi.
Perhatikan gambar berikut.
Latihan Soal
1. Pada penentuan laju reaksi H2 + O2 → H2O, diperoleh data percobaan sebagai berikut.
No. [H2] M [O2] M Laju reaksi (v)
M/s
1. 0,1 0,2 4
2. 0,1 0,4 4
3. 0,2 0,2 16
Orde reaksi total dari reaksi tersebut adalah….
A. 0
B. ½
C. 1
D. 2
E. 3
2. Reaksi fase gas:
2 NO + Br2 → 2 NOBr
Dilakukan dalam wadah tertutup dengan konsentrasi awal reaktan yang berbeda-beda. Pada tabel di
bawah ini, yang dimaksud dengan waktu reaksi (t) adalah waktu dari awal reaksi sampai hilangnya
warna Br2.
No. [NO] M [Br2] M Waktu (s)
1. 0,10 0,05 4
2. 0,10 0,10 2
3. 0,20 0,05 1
Berdasarkan data ini, persamaan laju reaksi tersebut adalah….
A. v = k [NO]2
B. v = k [Br2]
C. v = k [NO] [Br2]
D. v = k [NO]
E. v = k [NO]2 [Br2]
3. perhatikan data percobaan berikut.
Konsentrasi HCl Ukuran partikel Zn
No. Suhu awal (°C) Waktu reaksi (menit)
(volume 25 mL) (2 gram)
1. 0,2 M Pita 23 10
2. 0,1 M Pita 23 20
3. 0,2 M Pita 33 1
4. 0,2 M Serbuk 23 4
5. 0,4 M Pita 23 5
Perubahan laju reaksi yang terjadi pada percobaan nomor (1) dan (3) dipengaruhi oleh….
A. Konsentrasi
B. Suhu
C. Luas permukaan
D. Katalis
E. Waktu
4. Diberikan data percobaan dari reaksi: 2 NO2 → 2 NO + O2
Percobaan [NO2] awal (M) Laju reaksi awal (M/s)
1 0,01 7,1 x 10-5
2 0,02 28,0 x 10-5
Harga tetapan laju reaksi (k) berdasarkan pada tabel adalah….
A. 0,01 C. 0,71 E. 7,10
B. 0,14 D. 1,4
5. Tiap kenaikan suhu 10°C, laju reaksi suatu zat akan naik dua kali laju semula. Jika pada suhu 30°C
reaksi tersebut berlangsung selama 4 menit, maka pada suhu 70°C reaksi tersebut akan berlangsung
selama….
A. ¼ menit
B. ½ menit
C. 1 menit
D. 2 menit
E. 4 menit
6. Laju reaksi suatu gas dapat dinyatakan dengan v = k [A]2 [B]. Bila volume diperkecil menjadi ¼ kali
volume semula, maka laju reaksi jika dibandingkan dengan laju reaksi mula-mula adalah….
A. 4 kali
B. 8 kali
C. 16 kali
D. 32 kali
E. 64 kali
7. Perhatikan reaksi aA + bB → produk. Ketika konsentrasi kedua reaktan, A dan B, dinaikkan dua kali
lipat, laju reaksi meningkat menjadi 8 kali lipat. Namun, ketika konsentrasi A dinaikkan dua kali lipat
sedangkan konsentrasi B tetap, laju reaksi meningkat menjadi dua kali lipat. Persamaan untuk laju
reaksi tersebut adalah….
A. V = k [A]2
B. V = k [A]2 [B]
C. V = k [A] [B]2
D. V = k [A] [B]
E. Tidak dapat ditentukan dari percobaan di atas
8. Percobaan penentuan laju reaksi: 2 H2 + 2 NO → 2 H2O + N2
Memberikan data sebagai berikut.
Percobaan ke- [H2] M [NO] M Laju reaksi (v) M/s
1 0,01 0,02 32
2 0,02 0,02 64
3 0,02 0,04 256
Harga tetapan laju reaksi dari reaksi tersebut adalah….
A. 4 x 104
B. 2 x 106
C. 4 x 106
D. 8 x 106
E. 4 x 107
9. Pada persamaan reaksi P + Q → hasil, untuk setiap kenaikan suhu 15°C laju reaksi meningkat tiga kali.
Berapa kali peningkatan laju reaksi pada suhu 85°C dibandingkan dengan laju reaksi pada suhu 25°C?
A. 3 kali
B. 9 kali
C. 27 kali
D. 81 kali
E. 243 kali
10. Diketahui laju reaksi naik dua kali pada setiap kenaikan suhu 10°C. jika pada suhu 27°C reaksi
berlangsung selama 320 sekon, maka waktu berlangsungnya reaksi pada suhu 67°C adalah….
A. 160 s D. 20 s
B. 80 s E. 10 s
C. 40 s
11. Larutan 750 mL NaOH 0,2 M mengandung NaOH (Mr = 40) sebanyak….
A. 2 g
B. 3 g
C. 6 g
D. 8 g
E. 12 g
12. Berikut ini data percobaan reaksi 2 A + B2 → 2 AB. Orde reaksinya adalah….
No. [A] M [B] M Laju reaksi (v) M/s
1 0,50 0,50 1,6 x 10-4
2 0,50 1,00 3,2 x 10-4
3 1,00 1,00 3,2 x 10-4

A. 0 D. 3
B. 1 E. 4
C. 2
13. Dari persamaan reaksi 2 A + B2 → 2 AB diperoleh data eksperimen sebagai berikut.
No. [A] M [B2] M Laju reaksi (v) M/s
1 0,50 0,50 1,5 x 10-2
2 1,00 0,50 3,0 x 10-2
3 1,00 1,00 3,0 x 10-2
Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah….
A. V = k [A]2 [B2]
B. V = k [A] [B2]
C. V = k [A]0,5 [B2]
D. V = k [B2]
E. V = k [A]
14. Perhatikan gambar berikut.
15. Diketahui data percobaan reaksi 2 A + B2 → 2 AB diperoleh data eksperimen sebagai berikut.
No. [A] M [B2] M Waktu (s) Laju reaksi (v) M/s
1 a b 288 16
2 2a b 72 64
3 3a 2b 16 72
Grafik yang menunjukkan orde reaksi dari A adalah….

Anda mungkin juga menyukai