Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR KERJA KB 2

PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


(Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran)

Petunjuk:
1. Bacalah KI-KD yang tertera pada
● Pemetaan KI- KD untuk mapel Qurdits, Akidah Akhlak dan Bahasa Arab menggunakan KMA 183 -184 2019
● Pemetaan KI-KD untuk GKMI menggunakan Permendikbud no 37 tahun 2018
● Pemetaan KI-KD Untuk GKRA menggunakan Permendikbud no 146 dan 137 tahun 2014.
2. Rumuskan indikator pembelajaran berdasarkan KI-KD yang telah Bapak/Ibu tentukan
3. Berdasarkan Indikator yang telah dikembangkan, rumuskan materi pokok pembelajaran dan model/metode pembelajaran.
4. kemudian dari materi pokok kembangkan menjadi Modul lengkap
5. Kemudian dari model pembelajaran yang telah ditentukan kembangkan sintaksnya sesuai dengan materi yang telah dirumuskan
6. Nomor pada kolom sesuaikan dengan nomor KD yang ada dipermendikbud/KMA, dan No. indikator, tujuan pembelajaran, materi dan model
diturunkan dari no KD
7. 1 KD harus diturunkan menjadi beberapa indikator

KELAS : XI IPA
SEMESTER : GASAL
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

No Kompetensi Dasar No IPK/Indikator No Tujuan No Materi Pokok No Model/Metode


Pembelajaran
1 3.1 Menganalisis makna Q.S. al- 1  Membaca Q.S. an- 1 Setelah mengikuti proses 1 Kompetisi dalam 1 Model
Maidah/5 : 48; Q.S. an-Nisa/4: Nisā'/4: 59, Q.S. al- pembelajaran, peserta kebaikan, dan etos kerja  Discovery learning
59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, Māidah/5: 48, Q.S. at- didik diharapkan dapat :  Problem Based
serta Hadis tentang taat pada Taubah/9: 105 sesuai  Membaca Q.S. an- Learning (PBL)
aturan, kompetisi dalam dengan kaidah tajwĩd Nisā'/4: 59, Q.S. al-
kebaikan, dan etos kerja dan makhrajul huruf. Māidah/5: 48, Q.S. Metode
 Menyebutkan arti Q.S. at-Taubah/9: 105  Tanya jawab
an-Nisā'/4: 59, Q.S. al- sesuai dengan  Wawancara
Māidah/5: 48, Q.S. at- kaidah tajwĩd dan  Diskusi
Taubah/9:105. makhrajul huruf.  Bermain peran
 Menjelaskan makna isi  Menyebutkan arti
Q.S. an-Nisā'/4: 59, Q.S. an-Nisā'/4: 59,
Q.S. al-Māidah/5: 48, Q.S. al-Māidah/5:
Q.S. at Taubah/9: 105 48, Q.S. at-
sesuai dengan kaidah Taubah/9:105.
tajwĩd dan makhrajul  Menjelaskan makna
huruf. isi Q.S. an-Nisā'/4:
 Mendemonstrasikan 59, Q.S. al-
hafalan Q.S. an- Māidah/5: 48, Q.S.
Nisā'/4: 59, Q.S. al- at Taubah/9: 105
Māidah/5: 48, Q.S. at- sesuai dengan
Taubah /9: 105 sesuai kaidah tajwĩd dan
dengan kaidah tajwĩd makhrajul huruf.
dan makhrajul huruf.  Mendemonstrasikan
 Menampilkan contoh hafalan Q.S. an-
perilaku taat Nisā'/4: 59, Q.S. al-
kompetitif dalam Māidah/5: 48, Q.S.
kebaikan dan kerja at-Taubah /9: 105
keras berdasarkan Q.S. sesuai dengan
an-Nisā'/4: 59, QS. al- kaidah tajwĩd dan
Māidah/5: 48, dan Q.S. makhrajul huruf.
at-Taubah/9:105.  Menampilkan
contoh perilaku taat
kompetitif dalam
kebaikan dan kerja
keras berdasarkan
Q.S. an-Nisā'/4: 59,
QS. al-Māidah/5: 48,
dan Q.S. at-
Taubah/9:105.
2 3.2 Menganalisis makna Q.S. 2  Menunjukkan contoh 2 Setelah mengikuti proses 2 Menghindarkan diri dari 2 Model
Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al- perilaku toleran dan pembelajaran, peserta tindak kekerasan  Discovery learning
Maidah/5 : 32, serta Hadis menghindari tindak didik diharapkan dapat :  Problem Based
tentang toleransi, rukun, dan kekerasan sebagai  Menunjukkan Learning (PBL)
menghindarkan diri dari tindak implementasi dari contoh perilaku
kekerasan pemahaman Q.S. toleran dan Metode
Yŭnus/10: 40-41 dan menghindari tindak  Tanya jawab
Q.S. al-Māidah /5: 32 kekerasan sebagai  Wawancara
serta hadis yang implementasi dari  Diskusi
terkait. pemahaman Q.S.  Bermain peran
 Menampilkan perilaku Yŭnus/10: 40-41 dan
sebagai implementasi Q.S. al-Māidah /5:
dari pemahaman Q.S. 32 serta hadis yang
Yŭnus/10:40-41 dan terkait.
Q.S. al-Māidah /5: 32  Menampilkan
serta hadis yang perilaku sebagai
terkait. implementasi dari
 Membaca Q.S. pemahaman Q.S.
Yŭnus/10: 40-41 dan Yŭnus/10:40-41 dan
Q.S. al-Māidah /5: 32 Q.S. al-Māidah /5:
dengan benar. 32 serta hadis yang
 Mengidentifikasi terkait.
hukum bacaan tajwĩd  Membaca Q.S.
Q.S. Yŭnus/10: 40-41 Yŭnus/10: 40-41 dan
dan Q.S. al-Māidah /5: Q.S. al-Māidah /5:
32. 32 dengan benar.
 Menyebutkan arti Q.S.  Mengidentifikasi
hukum bacaan
Yŭnus/10: 40-41 dan tajwĩd Q.S.
Q.S. al-Māidah /5: 32 Yŭnus/10: 40-41 dan
serta hadis yang terkait Q.S. al-Māidah /5:
tentang perilaku 32.
toleran, rukun dan  Menyebutkan arti
menghindari tindak Q.S. Yŭnus/10: 40-
kekerasan. 41 dan Q.S. al-
 Menjelaskan isi Q.S. Māidah /5: 32 serta
Yŭnus/10: 40-41 dan hadis yang terkait
Q.S. al-Māidah /5: 32 tentang perilaku
serta hadis yang terkait toleran, rukun dan
tentang perilaku menghindari tindak
toleran, rukun dan kekerasan.
menghindari tindak  Menjelaskan isi Q.S.
kekerasan. Yŭnus/10: 40-41 dan
 Mendemonstrasikan Q.S. al-Māidah /5:
bacaan Q.S. Yŭnus 32 serta hadis yang
(10): 40-41 dan Q.S. terkait tentang
al-Māidah (5):32. perilaku toleran,
 Mendemonstrasikan rukun dan
hafalan Q.S. menghindari tindak
Yŭnus/10: 40-41 dan kekerasan.
Q.S. al-Māidah /5: 32.  Mendemonstrasikan
bacaan Q.S. Yŭnus
(10): 40-41 dan Q.S.
al-Māidah (5):32.
 Mendemonstrasikan
hafalan Q.S.
Yŭnus/10: 40-41 dan
Q.S. al-Māidah /5:
32.

3 3.3 Menganalisis makna iman kepada 3  Menjelaskan makna 3 Setelah mengikuti proses 3 Iman kepada kitab-kitab 3 Model
kitab-kitab Allah Swt. iman kepada kitab- pembelajaran, peserta Allah Swt.  Discovery learning
kitab Allah Swt. didik diharapkan dapat :  Problem Based
 Menjelaskan  Menjelaskan makna Learning (PBL)
kandungan dalil naqli iman kepada kitab-
tentang iman kepada kitab Allah Swt. Metode
kitab-kitab Allah Swt.  Menjelaskan  Tanya jawab
 Mengidentifikasi ciri- kandungan dalil  Wawancara
ciri orang beriman naqli tentang iman  Diskusi
kepada kitab-kitab kepada kitab-kitab  Bermain peran
Allah Swt. Allah Swt.
 Menunjukkan perilaku  Mengidentifikasi
yang mencerminkan ciri-ciri orang
iman kepada kitab- beriman kepada
kitab Allah Swt. kitab-kitab Allah
 Mengidentifikasi Swt.
hikmah dan manfaat  Menunjukkan
beriman kepada kitab- perilaku yang
kitab suci Allah Swt. mencerminkan iman
kepada kitab-kitab
Allah Swt.
 Mengidentifikasi
hikmah dan manfaat
beriman kepada
kitab-kitab suci
Allah Swt.
4 3.4 Menganalisis makna iman kepada 4  Menyebutkan arti iman 4 Setelah mengikuti proses 4 Iman kepada rasul-rasul 4 Model
rasul-rasul Allah Swt. kepada rasul-rasul pembelajaran, peserta Allah Swt.  Discovery learning
Allah Swt. didik diharapkan dapat :  Problem Based
 Menjelaskan  Menyebutkan arti Learning (PBL)
kandungan dalil naqli iman kepada rasul-
tentang iman kepada rasul Allah Swt. Metode
rasul-rasul Allah Swt.  Menjelaskan  Tanya jawab
 Menjelaskan makna kandungan dalil  Wawancara
iman kepada rasul- naqli tentang iman  Diskusi
rasul Allah Swt. kepada rasul-rasul  Bermain peran
 Menunjukkan perilaku Allah Swt.
yang mencerminkan  Menjelaskan makna
iman kepada rasul- iman kepada rasul-
rasul Allah Swt. rasul Allah Swt.
 Menyimpulkan  Menunjukkan
keterkaitan antara perilaku yang
beriman kepada Rasul- mencerminkan iman
rasul Allah Swt. kepada rasul-rasul
dengan perilaku saling Allah Swt.
tolong menolong.  Menyimpulkan
keterkaitan antara
beriman kepada
Rasul-rasul Allah
Swt. dengan
perilaku saling
tolong menolong.
5 3.5 Menganalisis makna syaja’ah 5  Mengidentifikasi 5 Setelah mengikuti proses 5 Syaja’ah (berani membela 5 Model
(berani membela kebenaran) gambar, peristiwa, atau pembelajaran, peserta kebenaran)  Discovery learning
dalam kehidupan sehari-hari fenomena alam terkait didik diharapkan dapat :  Problem Based
dengan Syaja’ah  Mengidentifikasi Learning (PBL)
(berani membela gambar, peristiwa,
kebenaran). atau fenomena alam Metode
 Memahami dalil-dalil terkait dengan  Tanya jawab
tentang Syaja’ah Syaja’ah (berani  Wawancara
(berani membela membela  Diskusi
kebenaran). kebenaran).  Bermain peran
 Menganalisis hikmah  Memahami dalil-
dan manfaat dari sifat dalil tentang
Syaja’ah (berani Syaja’ah (berani
membela kebenaran). membela
 Menganalisis makna kebenaran).
Syaja’ah (berani  Menganalisis
membela kebenaran). hikmah dan manfaat
 Menganalisis ciri-ciri dari sifat Syaja’ah
orang yang memiliki (berani membela
sifat Syaja’ah (berani kebenaran).
membela kebenaran).  Menganalisis makna
 Mengidentifikasi Syaja’ah (berani
tanda-tanda orang membela
yang memiliki sifat kebenaran).
Syaja’ah (berani  Menganalisis ciri-
membela kebenaran). ciri orang yang
 Mengidentifikasi dalil- memiliki sifat
dali yang berkaitan Syaja’ah (berani
dengan Syaja’ah membela
(berani membela kebenaran).
kebenaran)..  Mengidentifikasi
 Mengidentifikasi tanda-tanda orang
hikmah dan manfaat yang memiliki sifat
Syaja’ah (berani Syaja’ah (berani
membela kebenaran). membela
 Menyimpulkan hikmah kebenaran).
dan manfaat sifat  Mengidentifikasi
Syaja’ah (berani dalil-dali yang
membela kebenaran). berkaitan dengan
Syaja’ah (berani
membela
kebenaran)..
 Mengidentifikasi
hikmah dan manfaat
Syaja’ah (berani
membela
kebenaran).
 Menyimpulkan
hikmah dan manfaat
sifat Syaja’ah
(berani membela
kebenaran).

Berdasarkan Indikator dan Tujuan Pembelajaran yang telah ditentukan silahkan Bapak/Ibu mengembangkan :
A. Materi Ajar ( Modul) :
3.3 Menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah
1. Pengertian Kitab
Secara bahasa kitab merupakan bentuk masdar (gerund). Berasal dari bahasa Arab kataba-yaktubu-katban-kitaaban yang artinya tulisan.
Dalam bahasa Indonesia kitab berarti buku. Jadi secara bahsa Kitab artinya tulisan atau buku. Secara istilah yang dimaksud dengan Kitab Allah
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Kata Al-Kitab dalam al-Quran menunjukkan beberapa arti:
a. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 177
ٓ
‫علَ َٰى ُحبِِۦه ذَ ِوي ۡٱلقُ ۡربَ َٰى َو ۡٱليَ َٰت َ َم َٰى‬
َ ‫ب َوٱلنَّبِي ِۧنَ َو َءات َى ۡٱل َما َل‬ ِ َ ‫ٱَّلل َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل ٓ ِخ ِر َو ۡٱل َم َٰلَئِ َك ِة َو ۡٱل ِك َٰت‬
ِ َّ ِ‫ب َو َٰلَ ِك َّن ۡٱلبِ َّر َم ۡن َءا َمنَ ب‬ ِ ‫ق َو ۡٱل َم ۡغ ِر‬ِ ‫س ۡٱلبِ َّر أَن ت ُ َولُّواْ ُو ُجو َهكُ ۡم قِبَ َل ۡٱل َم ۡش ِر‬
َ ‫۞لَّ ۡي‬
ْْۖ‫س أُو َٰلَٓئِكَ ٱلَّذِينَ صدَقُوا‬ ْۖ
َ ْ ِۗ ِ ‫سا ٓ ِء َوٱلض ََّّرآ ِء َو ِحينَ ۡٱلبَ ۡأ‬
َ ‫صبِ ِرينَ فِي ۡٱلبَ ۡأ‬ َّ َٰ ‫ع َهد ُوا ْ َوٱل‬ َ َٰ ‫ٱلز َك َٰوة َ َو ۡٱل ُموفُونَ بِعَهۡ ِد ِه ۡم إِذَا‬
َّ ‫ص َل َٰوة َ َو َءات َى‬ َ َ‫ب َوأَق‬
َّ ‫ام ٱل‬ ِ ‫ٱلرقَا‬ِ ‫سآئِلِينَ َوفِي‬ َّ ‫سكِينَ َو ۡٱبنَ ٱل‬
َّ ‫سبِي ِل َوٱل‬ َ َٰ ‫َو ۡٱل َم‬
]177:‫َوأ ُ ْو َٰلَٓئِكَ هُ ُم ۡٱل ُمتَّقُونَ [ البقرة‬
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Al Baqarah:177]

b. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran. Contohnya dalam QS. Ar-Ra'd ayat 43.

ِ َ ‫ش ِهي َۢدَا بَ ۡينِي َوبَ ۡينَكُ ۡم َو َم ۡن ِعندَ ۥهُ ِع ۡلمُ ۡٱل ِك َٰت‬
]43:‫ب [ الرعد‬ ِ َّ ِ‫س ا ۚٗل قُ ۡل َكفَ َٰى ب‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫َويَقُو ُل ٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ لَسۡ تَ ُم ۡر‬
43. Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan
antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab". [Ar Ra'd:43]

c. Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 2.

]2:‫ب فِي َۛ ِه هُدا ى ِل ۡل ُمتَّقِينَ [ البقرة‬ ُ َ ‫َٰذَلِكَ ۡٱل ِك َٰت‬


َ َۛ ‫ب ََل َر ۡي‬
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [Al Baqarah:2]

2. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah


Iman artinya percaya, yakin. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mempercayai, meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada
para Rasul (utusan)-Nya. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti juga mempercayai, meyakini bahwa seluruh kitab Allah yang diturunkan kepada
para Nabi dan Rasul-Nya adalah haq (benar) dan tidak ada keraguan didalamnya. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah tidak akan
membeda-bedakan antara kitab Al-Quran dengan kitab sebelumnya karena semua merupakan kitab Allah. Lihat QS. Al-Baqarah ayat 136.
B. Dalil Naqli Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Dalil naqli (‫ )نَ ْقلِي‬adalah dalil/petunjuk yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Berikut ini diantara dalil naqli bukti keberadaan
dan perintah beriman kepada kitab-kitab Allah:
1) QS. Al-Baqarah ayat 2
2) QS. Al-Baqarah ayat 4
3) QS. An-Nisa' ayat 136
4) QS. Ar-Ra'd ayat 43
C. Kitab-kitab Allah yang Diturunkan Kepada Para Rasul
Sebelum menurunkan kitab terakhir yaitu kitab Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan beberapa kitab yaitu Taurat, Zabur, dan Injil.
1) Kitab Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa 'Alaihis salam. Kitab taurat menggunakan bahasa Ibrani. Diturunkan untuk membimbing kaum
Bani Israil. Dalil naqli tentang kitab Taurat lihat QS. Al-Maidah ayat 44 dan QS. Ali Imran ayat 3.
2) Kitab Zabur
Kata Zabur berasal dari kata zabaro yang berarti tulisan. Zabaro juga bisa berarti sepotong besi. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
dengan bahasa Qibti untuk memberi bimbingan kepada kaum Bani Israil. Kitab Zabur diterima oleh Nabi Daud setelah raja Talut (raja Bani
Israil) meninggal dalam peperangan melawan pasukan Jalut. Talut merupakan raja dari kaum Filistin yang zalim.
3) Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa. Injil asli berbahasa Ibrani. Injil diturunkan untuk memberi bimbingan/petunjuk kepada kaum
Bani Israil.
4) Kitab Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, Nabi akhir zaman, penutup para Nabi (khatamun
nabiyyin). Al-Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab.
D. Perbedaan Al-Quran dengan Kitab-kitab Allah yang lain
a) Al-Quran
 Diturunkan untuk umat manusia dari zaman ke zaman
 Diketahui sejarahnya, diyakini keberadaannya, dipelajari, diafahami dan dipedomani ajarannya
 Terjaga keasliannya
b) Kitab-kitab sebelumnya
 Hanya untuk kaum pada masanya
 Diketahui sejarahnya dan hanya diyakini keberadannya
 Kitab yang asli sulit dilacak keberadaannya
E. Manfaat Diturunkannya Kitab-kitab Allah
Sebagai penuntun dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, lingkungan, dan dalam kehidupan
berbangsa serta bernegara.
F. Hikmah Iman Kepada Kitab-kitab Allah
 Yakin terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
 Percaya dan yakin akan adanya kitab-kitab terdahulu sebelum al-Quran dan semakin yakin bahwa Al-Quran merupakan kitab yang sempurna
 Bangga sebagai muslim karena kitab al-QUran mudah dipahami oleh seluruh umat manusia
 Memberikan kemantapan dalam menjalankan ajaran agama Islam
G. Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Kitab-kitab Allah
 Peduli kepada orang lain
 Saling menasehati
3.4 Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
A. Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang
benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat
ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasulrasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada
rasul Allah terdapat dalam surah an-Nisā/4: 136.
[ ‫ض َٰ َل َۢ َٗل بَ ِعيد ًا‬ ٓ
َ ‫ٱَّلل َو َم َٰلَئِ َكتِِۦه َوكُت ُ ِبِۦه َو ُرسُ ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل ٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
َ ‫ض َّل‬ ِ َّ ‫ِي أَنزَ َل ِمن قَ ۡب ۚ ُل َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ِب‬ ِ َ ‫علَ َٰى َرسُو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬
ٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ِ َ ‫ٱَّلل َو َرسُو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬
َ َ‫ب ٱلَّذِي ن ََّزل‬ ِ ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ َء‬
ِ َّ ‫امنُواْ ِب‬
]136:‫النساء‬
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An Nisa":136]
B. Perbedaan Nabi dan Rasul
Rasul:
 Rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syariat baru
 Rasul senantiasa memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf) yang memuat syariat baru atau sebgian dari syariat Rasul sebelumnya
Nabi:
 Nabi adalah orang yang diutus Allah menjalankan dan mengokohkan syariat Rasul-rasul sebelumnya
 Nabi belum tentu memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf)
C. Jumlah Nabi dan Rasul
Jumlah Nabi dan Rasul itu banyak. Hanya Allah yang mengetahui jumlahnya secara pasti. Namun ada hadits Nabi yang menyebutkan jumlah Nabi
dan Rasul tersebut. Sebagian Allah sebutkan kisahnya dalam Al-Quran, sedangkan sebagian lainnya tidak disebutkan. Allah berfirman dalam
QS. Al-Mu’min Ayat 78. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau
menjawab, “ Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315. Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a.
juga, menjelaskan bahwa Rasulullah saw. menjawab, “Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312.”Jumlah nabi yang
mendapat gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.
D. Sifat-sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Para Rasul Allah
Rasul sebagai utusan Allah Swt. memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat
tersebut adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.
1) Sifat Wajib
Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu
seperti berikut.
a) Aṡ-Ṡiddiq
Aṡ-Ṡiddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar.
b) Al-Amānah
Al-Amānah, yaitu rasul selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. lalu Allah
Swt. menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah).
c) At-Tabligh
At-Tabligh, yaitu rasul selalu meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak
disampaikan kepada umatnya.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān, Ali pun
menegaskan bahwa “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang
terhadap al-Qur’ān.”
d) Al-Faṭānah
Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok
memaksakan kehendak untuk meletakkan alHajār al-Aswād (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahi dengan cara
semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka
semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw
2) Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
a) Al-Kiẓẓib
Al-Kiẓẓib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.
b) Al-Khiānah Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
c) Al-Kiṭmān Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan
kepada umatnya.
d) Al-Balādah Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia
pandai.
3) Sifat Jāiz
Jāiz artinya boleh. Sifat jāiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana
manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal
sebagai mana makhluk lainnya.
E. Tugas Rasul-Rasul Allah Swt.
Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut.
 Menyampaikan risalah dari Allah Swt.
 Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah).
 Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir.
 Menunjukkan jalan yang lurus.
 Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.
 Sebagai hujjah bagi manusia.
F. Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Di samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah
yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.
 Makin sempurna imannya.
 Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya
 Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
 Memiliki teladan dalam hidupnya. Firman Allah Swt:
َ َّ ‫ٱَّللَ َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱۡل ٓ ِخ َر َوذَ َك َر‬
]21:‫ٱَّلل َكثِ ايرا [ اۡلحزاب‬ َ ‫ٱَّلل أُسۡ َوة ٌ َح‬
َّ ْ‫َة ِل َمن َكانَ يَ ۡر ُجوا‬ٞ ‫سن‬ ِ َّ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَكُ ۡم فِي َرسُو ِل‬
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al Ahzab:21]

 Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya. Firman Allah Swt.:
ٞ ُ‫غف‬
]31:‫يم [ آل عمران‬ٞ ‫ور َّر ِح‬ َّ ‫ٱَّللُ َويَ ۡغ ِف ۡر لَكُ ۡم ذُنُو َبكُ ۡۚم َو‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ َّ َ‫قُ ۡل إِن كُنت ُ ۡم ت ُ ِحبُّون‬
َّ ‫ٱَّللَ فَٱتَّبِعُونِي ي ُۡحبِ ۡبكُ ُم‬
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al 'Imran:31]

 Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya. Firman Allah Swt.
ِ ‫نس ِإ ََّل ِليَعۡ بُد‬
]56:‫ُون [ الذاريات‬ ِ ۡ ‫َو َما َخلَ ۡقتُ ۡٱل ِج َّن َو‬
َ ‫ٱۡل‬
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adh Dhariyat:56]

3.5 Menganalisis makna syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-hari

A. Pengertian Syaja'ah
Menurut bahasa Syaja'ah merupakan bahasa Arab yang berasal dari syaju'a-yasju'u-syaja'atan (‫ شجاعة‬- ‫ يشجع‬- ‫ )شجع‬yang artinya berani.
Lawan dari Syaja'ah adalah Al-Jubn (‫ )ال ُجبْن‬yang berarti pengecut.
Sedangkan secara istilah pengertian Syaja'ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian, untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara
jantan dan terpuji.
B. Dalil Naqli tentang Syaja'ah
Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang
memerintahkan untuk bersifat Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam QS. Ali Imron: 139
]139:‫َو ََل ت َ ِهنُواْ َو ََل ت َۡحزَ نُواْ َوأَنت ُ ُم ۡٱۡل َ ۡعلَ ۡونَ ِإن كُنتُم ُّم ۡؤ ِمنِينَ [ آل عمران‬
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman. [Al 'Imran:139]

C. Tanda-tanda Orang yang Memiliki Sifat Syaja'ah


Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:
1) Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya
telah memberikan contoh syaja'ah dalam jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan
300 orang, mereka dengan ikhlas dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat (kurang lebih 1000
orang). Dengan izin Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan gilang gemilang.
2) Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq). "Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit
(akibatnya)!. Kita harus sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di hadapan penguasa zhalim.
3) Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah
D) Sumber Sifat Syaja'ah
Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:
 Rasa takut kepada Allah
 Lebih mencintai akhirat daripada Dunia
 Tidak takut mati
 Tidak ragu-ragu
 Tidak menomorsatukan kekuatan materi
 Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah
 Hasil Pendidikan
B. Model Pembelajaran dan Sintaksnya ( disesuaikan dengan model pembelajaran yang telah ditentukan diatas dan
disesuaikan dengan materinya)
JUDUL MODUL RPP 1

Satuan Pendidikan : UPT SMA NEGERI 12 GOWA

Kelas/Semester : XI / GASAL

Tema (Menyesuaikan) : BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Sub Tema : A. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah Swt


(Menyesuaikan) B. Hukum Beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt
C. Macam-macam Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya
D. Sikap yang Mencerminkan Keimanan kepada Kitab-kitab Allah Swt
E. Hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt

Pembelajaran : Kurikulum K13


(Menyesuaikan))

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


Kompetensi Inti :
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar : 3.3 Menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
 Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Mengidentifikasi ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Mengidentifikasi hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.

ISI MODUL
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga modul ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga modul ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh
lagi agar modul ini si pembaca mempraktekkannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan di dalam penyusunan modul ini, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangaun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.

Gowa, 08 November 2022

Penulis

Nurlina, S,Pd.I

MODUL 3

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

A. Pendahuluan.
Modul 3 yang berjudul Iman kepada Kitab-kitab Allah, yang disertai dengan pemahaman dan penjelasan tentang pengertian, hukum, macam-macam
kitab Allah, sikap yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah, dan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah.. Hal ini dapat dilihat pada
materi ajar yang telah dibuat sebelumnya.

 Ruang lingkup

Pada buku modul 3 ini terdapat 5 kegiatan belajar, yakni: Pengertian, hukum, macam-macam kitab Allah, sikap yang mencerminkan keimanan
kepada kitab-kitab Allah, dan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah.
Kompetensi dasar:
1.3 Meyakini adanya kitab-kitab suci Allah Swt.
2.3 Peduli kepada orang lain dengan saling menasihati sebagai cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.
3.3 Menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
4.3 Menyajikan keterkaitan antara beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt., dengan perilaku sehari-hari

 Tujuan pembelajaran.

Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan:
 Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Mengidentifikasi ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
 Mengidentifikasi hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.

Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah
1. Pengertian Kitab
Secara bahasa kitab merupakan bentuk masdar (gerund). Berasal dari bahasa Arab kataba-yaktubu-katban-kitaaban yang artinya tulisan.
Dalam bahasa Indonesia kitab berarti buku. Jadi secara bahsa Kitab artinya tulisan atau buku. Secara istilah yang dimaksud dengan Kitab Allah
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Kata Al-Kitab dalam al-Quran menunjukkan beberapa arti:
a. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 177
ٓ
‫علَ َٰى ُحبِِۦه ذَ ِوي ۡٱلقُ ۡربَ َٰى َو ۡٱليَ َٰت َ َم َٰى‬ َ ‫ب َوٱلنَّبِي ِۧنَ َو َءات َى ۡٱل َما َل‬ ِ َ ‫ٱَّلل َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل ٓ ِخ ِر َو ۡٱل َم َٰلَئِ َك ِة َو ۡٱل ِك َٰت‬
ِ َّ ِ‫ب َو َٰلَ ِك َّن ۡٱلبِ َّر َم ۡن َءا َمنَ ب‬ ِ ‫ق َو ۡٱل َم ۡغ ِر‬ِ ‫س ۡٱلبِ َّر أَن ت ُ َولُّواْ ُو ُجو َهكُ ۡم قِبَ َل ۡٱل َم ۡش ِر‬
َ ‫۞لَّ ۡي‬
ْ‫صدَقُو ْۖا‬ ٓ
َ َ‫س أ ُ ْو َٰلَئِكَ ٱلَّذِين‬ َ ‫ص ِب ِرينَ فِي ۡٱل َب ۡأ‬
ِۗ ِ ‫سا ٓ ِء َوٱلض ََّّرآ ِء َو ِحينَ ۡٱل َب ۡأ‬ َّ َٰ ‫ع َهد ُو ْۖا ْ َوٱل‬ َ َٰ ‫ٱلز َك َٰوة َ َو ۡٱل ُموفُونَ ِب َعهۡ ِد ِه ۡم ِإذَا‬
َّ ‫ص َل َٰوة َ َو َءات َى‬ َ َ‫ب َوأَق‬
َّ ‫ام ٱل‬ ِ ‫ٱلرقَا‬ِ ‫سآئِلِينَ َوفِي‬ َّ ‫سكِينَ َو ۡٱبنَ ٱل‬
َّ ‫س ِبي ِل َوٱل‬ َ َٰ ‫َو ۡٱل َم‬
]177:‫َوأ ُ ْو َٰلَٓئِكَ هُ ُم ۡٱل ُمتَّقُونَ [ البقرة‬
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Al Baqarah:177]

b. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran. Contohnya dalam QS. Ar-Ra'd ayat 43.

ِ َ ‫ش ِهي َۢدَا بَ ۡينِي َوبَ ۡينَكُ ۡم َو َم ۡن ِعندَ ۥهُ ِع ۡلمُ ٱ ۡل ِك َٰت‬


]43:‫ب [ الرعد‬ ِ َّ ِ‫س ا ۚٗل قُ ۡل َكفَ َٰى ب‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫َويَقُو ُل ٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ لَسۡ تَ ُم ۡر‬
43. Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan
antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab". [Ar Ra'd:43]

c. Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 2.

]2:‫ب فِي َۛ ِه هُدا ى ِل ۡل ُمت َّ ِقينَ [ البقرة‬ ُ َ ‫َٰذَلِكَ ۡٱل ِك َٰت‬


َ َۛ ‫ب ََل َر ۡي‬
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [Al Baqarah:2]

2. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah


Iman artinya percaya, yakin. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mempercayai, meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada
para Rasul (utusan)-Nya. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti juga mempercayai, meyakini bahwa seluruh kitab Allah yang diturunkan kepada
para Nabi dan Rasul-Nya adalah haq (benar) dan tidak ada keraguan didalamnya. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah tidak akan
membeda-bedakan antara kitab Al-Quran dengan kitab sebelumnya karena semua merupakan kitab Allah. Lihat QS. Al-Baqarah ayat 136.

Kegiatan Belajar 2
B. Dalil Naqli Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Dalil naqli (‫ )نَ ْقلِي‬adalah dalil/petunjuk yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Berikut ini diantara dalil naqli bukti keberadaan
dan perintah beriman kepada kitab-kitab Allah:
1) QS. Al-Baqarah ayat 2
2) QS. Al-Baqarah ayat 4
3) QS. An-Nisa' ayat 136
4) QS. Ar-Ra'd ayat 43
5) Kitab-kitab Allah yang Diturunkan Kepada Para Rasul
Sebelum menurunkan kitab terakhir yaitu kitab Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan beberapa kitab yaitu Taurat, Zabur, dan Injil.
1) Kitab Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa 'Alaihis salam. Kitab taurat menggunakan bahasa Ibrani. Diturunkan untuk membimbing kaum
Bani Israil. Dalil naqli tentang kitab Taurat lihat QS. Al-Maidah ayat 44 dan QS. Ali Imran ayat 3.
2) Kitab Zabur
Kata Zabur berasal dari kata zabaro yang berarti tulisan. Zabaro juga bisa berarti sepotong besi. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
dengan bahasa Qibti untuk memberi bimbingan kepada kaum Bani Israil. Kitab Zabur diterima oleh Nabi Daud setelah raja Talut (raja Bani
Israil) meninggal dalam peperangan melawan pasukan Jalut. Talut merupakan raja dari kaum Filistin yang zalim.
3) Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa. Injil asli berbahasa Ibrani. Injil diturunkan untuk memberi bimbingan/petunjuk kepada kaum
Bani Israil.
4) Kitab Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, Nabi akhir zaman, penutup para Nabi (khatamun
nabiyyin). Al-Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab.

Kegiatan Belajar 3

C. Perbedaan Al-Quran dengan Kitab-kitab Allah yang lain


a) Al-Quran
 Diturunkan untuk umat manusia dari zaman ke zaman
 Diketahui sejarahnya, diyakini keberadaannya, dipelajari, diafahami dan dipedomani ajarannya
 Terjaga keasliannya
b) Kitab-kitab sebelumnya
 Hanya untuk kaum pada masanya
 Diketahui sejarahnya dan hanya diyakini keberadannya
 Kitab yang asli sulit dilacak keberadaannya
c) Manfaat Diturunkannya Kitab-kitab Allah
Sebagai penuntun dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, lingkungan, dan dalam kehidupan
berbangsa serta bernegara.

Kegiatan Belajar 4

D. Hikmah Iman Kepada Kitab-kitab Allah


 Yakin terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
 Percaya dan yakin akan adanya kitab-kitab terdahulu sebelum al-Quran dan semakin yakin bahwa Al-Quran merupakan kitab yang sempurna
 Bangga sebagai muslim karena kitab al-QUran mudah dipahami oleh seluruh umat manusia
 Memberikan kemantapan dalam menjalankan ajaran agama Islam

Kegiatan Belajar 5

E. Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Kitab-kitab Allah


 Peduli kepada orang lain
 Saling menasehati

MODUL 4

IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

B. Pendahuluan.
Modul 4 yang berjudul Iman kepada rasul-rasul Allah, yang disertai dengan pemahaman dan penjelasan tentang makna beriman kepada Rasul, sikap
dan perilaku yang mencerminkan iman kepada Rasul. Hal ini dapat dilihat pada materi ajar yang telah dibuat sebelumnya.

 Ruang lingkup

Pada buku modul 3 ini terdapat 2 kegiatan belajar, yakni: makna beriman kepada Rasul, sikap dan perilaku yang mencerminkan iman kepada Rasul.
Kompetensi dasar:
1.4 Meyakini adanya rasul-rasul Allah Swt.
2.4 Menunjukkan perilaku saling menolong sebagai cerminan beriman kepada rasul-rasul Allah Swt.
3.4 Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
4.4 Menyajikan kaitan antara iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan keteguhan dalam bertauhid, toleransi, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah

 Tujuan pembelajaran.

Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan:
 Menyebutkan arti iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

 Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

 Menjelaskan makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

 Menyimpulkan keterkaitan antara beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt. dengan perilaku saling tolong menolong.

Kegiatan Belajar
A. Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang
benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat
ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasulrasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada
rasul Allah terdapat dalam surah an-Nisā/4: 136.
[ ‫ض َٰلَ َۢ َٗل بَ ِعيد ًا‬ ٓ
َ ‫ٱَّلل َو َم َٰلَ ِئ َكتِِۦه َوكُتُبِِۦه َو ُرسُ ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل ٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
َ ‫ض َّل‬ ِ َّ ‫ِي أَنزَ َل ِمن قَ ۡب ۚ ُل َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ِب‬ ِ َ ‫علَ َٰى َرسُو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬
ٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ِ َ ‫ٱَّلل َو َرسُو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬
َ َ‫ب ٱلَّذِي ن ََّزل‬ ِ ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ َء‬
ِ َّ ‫امنُواْ ِب‬
]136:‫النساء‬
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An Nisa":136]
B. Perbedaan Nabi dan Rasul
Rasul:
 Rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syariat baru
 Rasul senantiasa memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf) yang memuat syariat baru atau sebgian dari syariat Rasul sebelumnya
Nabi:
 Nabi adalah orang yang diutus Allah menjalankan dan mengokohkan syariat Rasul-rasul sebelumnya
 Nabi belum tentu memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf)
C. Jumlah Nabi dan Rasul
Jumlah Nabi dan Rasul itu banyak. Hanya Allah yang mengetahui jumlahnya secara pasti. Namun ada hadits Nabi yang menyebutkan jumlah Nabi
dan Rasul tersebut. Sebagian Allah sebutkan kisahnya dalam Al-Quran, sedangkan sebagian lainnya tidak disebutkan. Allah berfirman dalam
QS. Al-Mu’min Ayat 78. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau
menjawab, “ Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315. Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a.
juga, menjelaskan bahwa Rasulullah saw. menjawab, “Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312.”Jumlah nabi yang
mendapat gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.
D. Sifat-sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Para Rasul Allah
Rasul sebagai utusan Allah Swt. memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat
tersebut adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.
1) Sifat Wajib
Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu
seperti berikut.
a) Aṡ-Ṡiddiq
Aṡ-Ṡiddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar.
b) Al-Amānah
Al-Amānah, yaitu rasul selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. lalu Allah
Swt. menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah).
c) At-Tabligh
At-Tabligh, yaitu rasul selalu meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak
disampaikan kepada umatnya.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān, Ali pun
menegaskan bahwa “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang
terhadap al-Qur’ān.”
d) Al-Faṭānah
Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok
memaksakan kehendak untuk meletakkan alHajār al-Aswād (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahi dengan cara
semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka
semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw
2) Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
a) Al-Kiẓẓib
Al-Kiẓẓib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.
b) Al-Khiānah Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
c) Al-Kiṭmān Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan
kepada umatnya.
d) Al-Balādah Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia
pandai.
3) Sifat Jāiz
Jāiz artinya boleh. Sifat jāiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana
manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal
sebagai mana makhluk lainnya.
E. Tugas Rasul-Rasul Allah Swt.
Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut.
 Menyampaikan risalah dari Allah Swt.
 Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah).
 Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir.
 Menunjukkan jalan yang lurus.
 Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.
 Sebagai hujjah bagi manusia.
F. Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Di samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah
yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.
 Makin sempurna imannya.
 Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya
 Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
 Memiliki teladan dalam hidupnya. Firman Allah Swt:
َ َّ ‫ٱَّللَ َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱۡل ٓ ِخ َر َوذَ َك َر‬
]21:‫ٱَّلل َكثِ ايرا [ اۡلحزاب‬ َ ‫ٱَّلل أُسۡ َوة ٌ َح‬
َّ ْ‫َة ِل َمن َكانَ يَ ۡر ُجوا‬ٞ ‫سن‬ ِ َّ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَكُ ۡم فِي َرسُو ِل‬
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al Ahzab:21]

 Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya. Firman Allah Swt.:
ٞ ُ‫غف‬
]31:‫يم [ آل عمران‬ٞ ‫ور َّر ِح‬ َّ ‫ٱَّللُ َو َي ۡغ ِف ۡر لَكُ ۡم ذُنُو َبكُ ۡۚم َو‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ َّ َ‫قُ ۡل ِإن كُنت ُ ۡم ت ُ ِحبُّون‬
َّ ‫ٱَّللَ فَٱت َّ ِبعُو ِني ي ُۡح ِب ۡبكُ ُم‬
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al 'Imran:31]

 Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya. Firman Allah Swt.
ِ ‫نس إِ ََّل ِليَعۡ بُد‬
]56:‫ُون [ الذاريات‬ ِ ۡ ‫َو َما َخلَ ۡقتُ ۡٱل ِج َّن َو‬
َ ‫ٱۡل‬
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adh Dhariyat:56]

MODUL 5

SYAJA’AH ( BERANI MEMBELA KEBENARAN )

C. Pendahuluan.
Modul 5 yang berjudul syaja’ah, yang disertai dengan pemahaman dan penjelasan tentang makna Syaja’ah, sikap yang mencerminkan keberanian
dan keuntungan dari sikap pemberani. Hal ini dapat dilihat pada materi ajar yang telah dibuat sebelumnya.

 Ruang lingkup

Pada buku modul 3 ini terdapat 3 kegiatan belajar, yakni: makna Syaja’ah, sikap yang mencerminkan keberanian dan keuntungan dari sikap
pemberani.
Kompetensi dasar:
1.5 Meyakini bahwa Islam mengharus-kan umatnya untuk memiliki sifat syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran
2.5 Menunjukkan sikap syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran
3.5 Menganalisis makna syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Menyajikan kaitan antara syaja’ah (berani membela kebenaran) dengan upaya mewujudkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari

 Tujuan pembelajaran.

Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan:
 Mengidentifikasi gambar, peristiwa, atau fenomena alam terkait dengan Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Memahami dalil-dalil tentang Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Menganalisis hikmah dan manfaat dari sifat Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Menganalisis makna Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Menganalisis ciri-ciri orang yang memiliki sifat Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Mengidentifikasi tanda-tanda orang yang memiliki sifat Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Mengidentifikasi dalil-dali yang berkaitan dengan Syaja’ah (berani membela kebenaran)..

 Mengidentifikasi hikmah dan manfaat Syaja’ah (berani membela kebenaran).

 Menyimpulkan hikmah dan manfaat sifat Syaja’ah (berani membela kebenaran).


Kegiatan Belajar
A. Pengertian Syaja'ah
Menurut bahasa Syaja'ah merupakan bahasa Arab yang berasal dari syaju'a-yasju'u-syaja'atan (‫ شجاعة‬- ‫ يشجع‬- ‫ )شجع‬yang artinya berani.
Lawan dari Syaja'ah adalah Al-Jubn (‫ )ال ُجبْن‬yang berarti pengecut.
Sedangkan secara istilah pengertian Syaja'ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian, untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara
jantan dan terpuji.
B. Dalil Naqli tentang Syaja'ah
Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang
memerintahkan untuk bersifat Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam QS. Ali Imron: 139
]139:‫َو ََل ت َ ِهنُواْ َو ََل ت َۡحزَ نُواْ َوأَنت ُ ُم ۡٱۡل َ ۡعلَ ۡونَ ِإن كُنتُم ُّم ۡؤ ِمنِينَ [ آل عمران‬
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman. [Al 'Imran:139]

C. Tanda-tanda Orang yang Memiliki Sifat Syaja'ah


Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:
1) Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya
telah memberikan contoh syaja'ah dalam jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan
300 orang, mereka dengan ikhlas dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat (kurang lebih 1000
orang). Dengan izin Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan gilang gemilang.
2) Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq). "Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit
(akibatnya)!. Kita harus sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di hadapan penguasa zhalim.
3) Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah
E) Sumber Sifat Syaja'ah
Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:
 Rasa takut kepada Allah
 Lebih mencintai akhirat daripada Dunia
 Tidak takut mati
 Tidak ragu-ragu
 Tidak menomorsatukan kekuatan materi
 Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah
 Hasil Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai