Anda di halaman 1dari 24

CERITA SEJARAH PERANG AMBARAWA

Sebuah kajian teks cerita sejarah

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Bahasa Indonesia

kelas XII semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021

Fairus At'thariq Syah


NIS. 7955

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SMAN NEGERI 1 TEMPEH

LUMAJANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat kita semua diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang teks cerita sejarah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung pembuatan makalah ini. Saya sangat menyadari masih ada
beberapa kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan
maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari
pembaca, agar kedepannya saya dapat membuat makalah sebaik mungkin.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman lainnya


dan juga tentunya bermanfaat bagi saya sendiri.

Lumajang, 10 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata pengantar 2

Daftar isi 3

BAB I PENDAHULUAN 5

1.1 Latar Belakang (menjelaskan mengapa memilih teks cerita tersebut)

1.2 Tujuan (menjelaskan tentang tujuan menganalisis teks cerita)

1.3 Ruang Lingkup Masalah (menjelaskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah)

BAB II SINOPSIS /RINGKASAN CERITA 6

BAB III PEMBAHASAN 7

3.1 Ciri-ciri Teks Cerita Sejarah

3.1.1 (mengungkapkan bahwa teks cerita telah memenuhi / sesuai ciri-ciri


Teks

Cerita Sejarah sebagaiman pada LKS hal 22)

3.1.2 Dijelaskan setiap poin (ciri) dengan memberikan contoh data

3.2 Jenis Teks Cerita Sejarah

3.2.1 Menjelaskan apakah teks tersebut termasuk teks cerita sejarah


berdasarkan

fakta atau teks cerita sejarah fiksi

3.3 Struktur Teks Cerita Sejarah

3.4 Unsur Intrinsik Cerita

3.5 Unsur Kebahasaan Teks Cerita Sejarah (seperti Pronomina, Majas/ungkapan,


peribahasa, dan sebagainya)

3.6 Nilai yang Terdapat dalam Cerita Sejarah


3.7 Relevansi Nilai yang Terkandung dalam Cerita dengan Keadaan Masa
Sekarang

BAB IV PENUTUP 13

DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (menjelaskan mengapa memilih teks cerita tersebut)


Sejarah merupakan hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh
semua orang. Walau dunia semakin tua, bukan berarti penghuninya boleh lupa
begitu saja dengan sejarahnya. Dalam konteks yang lebih kecil, misalkan
negara Indonesia. Bangsa Indonesia harus mengetahui sejarah berdirinya
NKRI. Peristiwa sejarah tidak semata-mata menjadi cerita yang dikisahkan
turun temurun, tetapi sebagai bangsa yang cerdas kita harus mampu menggali
kearifan dan makna yang terkandung di dalamnya. Jika sampai melupakan
sejarah, maka suatu bangsa akan kehilangan identitasnya. Karena itulah
diperlukan sarana untuk menyampaikan sejarah. Di dalam pelajaran Bahasa
Indonesia, peristiwa sejarah dapat di ceritakan melalui teks cerita sejarah.
Teks ini sangat penting dipelajari, sehubungan dengan tugas yang telah guru
Bahasa Indonesia berikan kepada kami.
Kalau berbicara soal Perang di Indoneisa, ada sebuah perang yang
dinamakan Perang Ambarawa dikarenakan Pada saat itu Ambarawa telah
menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia Belanda sejak zaman
penjajahan. Di sanalah didirikan Benteng Willem I yang juga disebut sebagai
Benteng Pendem. Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum
kereta api Ambarawa yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta. Peristiwa
Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan
Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal 20 oktober
1945.

1.2 Tujuan (menjelaskan tentang tujuan menganalisis teks cerita)

a. Agar lebih memahami materi terkait teks cerita sejarah


b. Sebagai pertanggungjawaban tugas dari bapak guru Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas ini.
1.3 Ruang Lingkup Masalah (menjelaskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah)
a. Apa pengertian teks cerita sejarah?
b. Apa tujuan pembuatan teks cerita sejarah?
c. Bagaimana struktur, ciri-ciri dan kaidah kebahasaannya?
d. Apa saja jenis-jenis teks cerita sejarah?
e. Bagaimana perbedaan sejarah fiksi dan non fiksi?
f. Lalu bagaimana contoh teks cerita sejarah?
BAB II SINOPSIS /RINGKASAN CERITA

Pertempuran Ambarawa
Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia
Belanda sejak zaman penjajahan. Di sanalah didirikan Benteng Willem I yang
juga disebut sebagai Benteng Pendem.

Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum kereta api Ambarawa
yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta.

Di Ambarawa terdapat kamp khusus perempuan dan anak – anak Belanda pada
masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ambarawa sebagai kota yang memiliki
kamp tawanan perang telah pasti akan didatangi oleh pasukan sekutu.

Setelah kekalahan dari Jepang, pasukan sekutu mendatangi Ambarawa atas nama
RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoers of War and Internees) untuk
merehabilitasi tawanan perang dan internir.

Terjadinya Pertempuran di Ambarawa


Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada tanggal 20 November 1945.
Dan berakhir hingga tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR (Indonesia)
melawan pasukan sekutu (Inggris).

Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak di antara dua kota yaitu
Semarang dan Magelang, juga di antara Semarang dan Salatiga.
Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan
Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.

Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang


yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.

Terjadinya Pertempuran Ambarawa


Kedatangan pasukan Inggris yang kemudian diikuti oleh pasukan NICA
(Nederlandsch Indië Civiele Administratie). Sekutu lalu mempersenjatai para
bekas tawanan perang Eropa tersebut.

Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di Kota


Magelang. Dan kemudian sampai pada puncaknya terjadi pertempuran antara
pasukan TKR melawan pasukan sekutu (Inggris).

Insiden tersebut dapat diredakan dan berakhir setelah Presiden Ir. Soekarno dan
Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu datang ke Magelang pada tanggal 2
November 1945.

Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan


memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang dituangkan dalam 12 pasal.
Naskah persetujuan tersebut berisi antara lain sebagai berikut.

Pihak Sekutu dan para pasukannya akan tetap ditempatkan di Magelang. Dengan
tujuan untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi
pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang (RAPWI)
Palang Merah atau Red Cross yang menjadi bagian dari pasukan Inggris.
Jumlah pasukan Sekutu harus dibatasi sesuai dengan tugasnya.
Pihak Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan di bawahnya
Jalan Raya Ambarawa hingga Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas
Indonesia dan Sekutu.
Tokoh Pertempuran Ambarawa
Adapun tokoh – tokoh terkenal yang terlibat dalam pertempuran di Ambarawa
adalah sebagai berikut.

1. Letkol Isdiman yang gugur dalam medan pertempuran Ambarawa.


2. Kolonel Sudirman, yang merupakan pemimpin pasukan Indonesia
menggantikan Letkol Isdiman yang gugur dahulu.
3. M Sarbini, yang merupakan Pemimpin TKR Resimen dari Magelang.
4. Brigadir Bethel, yang merupakan pemimpin tentara Inggris.

Penyebab Pertempuran Ambarawa


Penyebab terjadinya pertempuran ambarawa adalah karena pihak sekutu ternyata
tidak menepati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.

Sehingga pada tanggal 20 November 1945, meletuslah pertempuran Ambarawa


yaitu pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak
sekutu dari Inggris.

Dan pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang
ditarik mundur ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur.

Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan


pasukan Inggris melakukan genjaran terhadap perkampungan di sekitar
Ambarawa.

Pasukan TKR yang berada di Ambarawa bersama dengan pasukan TKR lainnya
dari Salatiga, Boyolali, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda.

Sehingga mereka semua membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang
membelah dua Kota Ambarawa.

Pemimpin Pertempuran Ambarawa


Pertempuran di Ambarawa dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Sedangkan dari arah
Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto dipimpin oleh Imam Androngi
yang melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945.

Serangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memukul mundur pasukan


Inggris yang berada di Desa Pingit. Pasukan yang dipimpin oleh Imam Androngi
ini berhasil menduduki Desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap desa –
desa yang berada di sekitarnya.

Pertempuran Ambarawa Jenderal Sudirman


Wisata Semarang
Batalion Imam Androngi kemudian meneruskan gerakan pengejarannya terhadap
Sekutu. Lalu Batalion Imam Androngi diperkuat oleh tiga Batalion dari
Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan Mayor
Soeharto dan Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono.

Pada akhirnya pihak sekutu terkepung, meskipun demikian pasukan musuh


mencoba untuk menerobos kepungan itu dengan cara melakukan gerakan
melambung. Dan mengancam kedudukan pasukan TKR menggunakan alat-alat
berat seperti tank dari arah belakang.

Untuk mencegah terjadinya jatuhnya korban jiwa, pasukan TKR mundur ke


Bedono. Dengan bantuan Resimen 2 yang dipimpin oleh M. Sarbini, Batalion
Polisi Istimewa dipimpin oleh Onie Sastroatmojo dan Batalion dari Yogyakarta

Dan hal ini mengakibatkan gerakan sekutu berhasil ditahan di Desa Jambu. Di
desa Jambu inilah, para komandan pasukan melakukan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar.

Rapat tersebut menghasilkan pembentukan komando yang disebut “Markas


Pimpinan Pertempuran”, yang bertempat di Kota Magelang.
Sejak saat itulah, Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu sektor utara,
sektor selatan, sektor barat, dan sektor timur . Kekuatan pasukan tempur
disiagakan secara berganti – gantian.

Tepat pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman yang merupakan
pimpinan pasukan dari Purwokerto gugur. Pada saat itulah Kolonel Sudirman
Panglima dari Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan pasukan. Situasi
pertempuran menguntungkan pasukan TKR Indonesia.

Kronologi Terjadinya Puncak Pertempuran Ambarawa


Pada akhirnya tanggal 5 Desember 1945, sekutu dan pasukannya terusir dari
Banyubiru. Pada tanggal 11 Desember 1945 Kolonel Sudirman mengambil
prakarsa untuk mengumpulkan setiap komandan sektor, setelah mempelajari
situasi medan pertempuran.

Pertempuran Ambarawa
Puncak Pertempuran Ambarawa
Dalam kesimpulan Kolonel Sudirman, dinyatakan bahwa sekutu telah terdesak
sehingga perlu dilaksanakan serangan yang terakhir. Rencana serangan yang
terakhir tersebut disusun sebagai berikut.

Serangan dilakukan serentak dan mendadak dari semua sektor.


Setiap komandan sektor memimpin pelaksanaan serangan.
Pasukan badan perjuangan atau laskar menjadi tenaga cadangan.
Hari serangan dilangsungkan pukul 04.30 tanggal 12 Desember 1945.
Akhir dari Pertempuran Ambarawa ini terjadi pada tanggal 12 Desember 1945
dini hari, yang kemudian pasukan TKR Indonesia bergerak menuju pos-posnya
masing-masing. Hanya dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil
mengepung pasukan musuh yang ada di dalam kota.
Pertahanan Sekutu yang terakhir dan terkuat diperkirakan di Benteng Willem
yang terletak di tengah – tengah Kota Ambarawa. Lalu, Kota Ambarawa dikepung
selama empat hari empat malam.

Sekutu merasa kedudukannya semakin terdesak dan berusaha keras untuk mundur
dari medan pertempuran. Hingga pada akhirnya tanggal 15 Desember 1945,
sekutu meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Kota Semarang.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Ciri-ciri Teks Cerita Sejarah

3.1.1 (mengungkapkan bahwa teks cerita telah memenuhi / sesuai ciri-ciri


Teks Cerita Sejarah sebagaiman pada LKS hal 22)

Berdasarkan ciri-ciri Teks Cerita Sejarah menurut Desiana (2020:22)


menjelaskan bahwa ciri-ciri teks sejarah adalah:
1. Menampilkan latar masa lalu,
2. Disajikan secara kronologis,
3. Berbentuk teks cerita ulang,
4. Sering menggunakan konjungsi temporal,
5. Isinya dapat berupa fakta, dapat juga berupa fiksi dengan latar
cerita berupa fakta.

3.1.2 Dijelaskan setiap poin (ciri) dengan memberikan contoh data

1. Menampilkan latar masa lalu,


Teks cerita sejarah yang menceritakan peristiwa atau kejadian
yang sudah terjadi di masa lampau atau masa lalu.
a) Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk
pemerintah Hindia Belanda sejak zaman penjajahan. Di
sanalah didirikan Benteng Willem I yang juga disebut
sebagai Benteng Pendem.
b) Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada
tanggal 20 November 1945. Dan berakhir hingga tanggal
15 Desember 1945, antara pasukan TKR (Indonesia)
melawan pasukan sekutu (Inggris).
c) Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh
mendaratnya pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 di
Kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.
d) Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah
insiden di Kota Magelang. Dan kemudian sampai pada
puncaknya terjadi pertempuran antara pasukan TKR
melawan pasukan sekutu (Inggris).
e) Insiden tersebut dapat diredakan dan berakhir setelah
Presiden Ir. Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell dari
Sekutu datang ke Magelang pada tanggal 2 November
1945.
f) Sehingga pada tanggal 20 November 1945, meletuslah
pertempuran Ambarawa yaitu pertempuran antara TKR di
bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak sekutu dari
Inggris.
g) Dan pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang
berada di Magelang ditarik mundur ke Ambarawa di bawah
lindungan pesawat tempur.
h) Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar
di dalam kota dan pasukan Inggris melakukan genjaran
terhadap perkampungan di sekitar Ambarawa.
i) ............................................................................Sedangkan
dari arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto
dipimpin oleh Imam Androngi yang melakukan serangan
fajar pada tanggal 21 November 1945.
j) Tepat pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel
Isdiman yang merupakan pimpinan pasukan dari
Purwokerto gugur. Pada saat itulah Kolonel Sudirman
Panglima dari Divisi V di Purwokerto mengambil alih
pimpinan pasukan.
k) Pada akhirnya tanggal 5 Desember 1945, sekutu dan
pasukannya terusir dari Banyubiru. Pada tanggal 11
Desember 1945 Kolonel Sudirman mengambil prakarsa
untuk mengumpulkan setiap komandan sektor, setelah
mempelajari situasi medan pertempuran.
l) Hari serangan dilangsungkan pukul 04.30 tanggal 12
Desember 1945. Akhir dari Pertempuran Ambarawa ini
terjadi pada tanggal 12 Desember 1945
m) Sekutu merasa kedudukannya semakin terdesak dan
berusaha keras untuk mundur dari medan pertempuran.
Hingga pada akhirnya tanggal 15 Desember 1945, sekutu
meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Kota
Semarang.
Dari penggalan beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa
teks termasuk dalam teks cerita sejarah karena memenuhi ciri-ciri
dari teks cerita sejarah yang menampilkan latar masa lalu.
2. Disajikan secara kronologis,
Teks cerita yang peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir
dan mengikuti urutan waktu dimana hal tersebut terjadi atau
diceritakan berdasarkan urutan peristiwa.

Pertempuran Ambarawa
Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk
pemerintah Hindia Belanda sejak zaman penjajahan. Di sanalah
didirikan Benteng Willem I yang juga disebut sebagai Benteng
Pendem.

Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum kereta
api Ambarawa yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta.

Di Ambarawa terdapat kamp khusus perempuan dan anak – anak


Belanda pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ambarawa
sebagai kota yang memiliki kamp tawanan perang telah pasti akan
didatangi oleh pasukan sekutu.

Setelah kekalahan dari Jepang, pasukan sekutu mendatangi


Ambarawa atas nama RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoers of
War and Internees) untuk merehabilitasi tawanan perang dan
internir.

Terjadinya Pertempuran di Ambarawa

Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada tanggal 20


November 1945. Dan berakhir hingga tanggal 15 Desember 1945,
antara pasukan TKR (Indonesia) melawan pasukan sekutu
(Inggris).

Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak di antara dua kota


yaitu Semarang dan Magelang, juga di antara Semarang dan
Salatiga...............................................................................................
..........Pertempuran Ambarawa

Puncak Pertempuran Ambarawa

Dalam kesimpulan Kolonel Sudirman, dinyatakan bahwa sekutu


telah terdesak sehingga perlu dilaksanakan serangan yang terakhir.
Rencana serangan yang terakhir tersebut disusun sebagai berikut.

Serangan dilakukan serentak dan mendadak dari semua sektor.

Setiap komandan sektor memimpin pelaksanaan serangan.

Pasukan badan perjuangan atau laskar menjadi tenaga cadangan.

Hari serangan dilangsungkan pukul 04.30 tanggal 12 Desember


1945.

Akhir dari Pertempuran Ambarawa ini terjadi pada tanggal 12


Desember 1945 dini hari, yang kemudian pasukan TKR Indonesia
bergerak menuju pos-posnya masing-masing. Hanya dalam waktu
setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung pasukan musuh
yang ada di dalam kota.
Pertahanan Sekutu yang terakhir dan terkuat diperkirakan di
Benteng Willem yang terletak di tengah – tengah Kota Ambarawa.
Lalu, Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam.

Sekutu merasa kedudukannya semakin terdesak dan berusaha keras


untuk mundur dari medan pertempuran. Hingga pada akhirnya
tanggal 15 Desember 1945, sekutu meninggalkan Kota Ambarawa
dan mundur ke Kota Semarang.
.
3. Berbentuk teks cerita ulang,

Teks cerita ulang yang menceritakan kembali pengalaman


di masa lalu secara kronologis dengan tujuan memberi informasi
atau menghibur pembaca atau bisa jadi keduannya.

Sejak saat itulah, Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu


sektor utara, sektor selatan, sektor barat, dan sektor timur .
Kekuatan pasukan tempur disiagakan secara berganti – gantian.

4. Sering menggunakan konjungsi temporal,


Teks cerita sering menggunakan konjungsi temporal.
Contohnya
sebelumnya,sesudahnya,lalu,setelahnya,kemudian,dll. Dimana
konjungsi temporal yaitu kata konjungsi atau kata hubung yag
bisa menerangkan hubungan waktu dari 2 hal atau peristiwa
yang berbeda.
a.) Setelah kekalahan dari Jepang, pasukan sekutu mendatangi
Ambarawa atas nama RAPWI (Rehabilitation of Allied
Prisoers of War and Internees) untuk merehabilitasi tawanan
perang dan internir.
b.) Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah
insiden di Kota Magelang. Dan kemudian sampai pada
puncaknya terjadi pertempuran antara pasukan TKR melawan
pasukan sekutu (Inggris).
c.) Sehingga pada tanggal 20 November 1945, meletuslah
pertempuran Ambarawa yaitu pertempuran antara TKR di
bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak sekutu dari Inggris.
d.) Sehingga mereka semua membentuk garis medan di
sepanjang rel kereta api yang membelah dua Kota Ambarawa.
e.) ....................................... Lalu Batalion Imam Androngi
diperkuat oleh tiga Batalion dari Yogyakarta, yaitu Batalion
Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan Mayor Soeharto dan
Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono.
f.) ....................................... Lalu, Kota Ambarawa dikepung
selama empat hari empat malam.
g.) ....................................... Hingga pada akhirnya tanggal 15
Desember 1945, sekutu meninggalkan Kota Ambarawa dan
mundur ke Kota Semarang.

5. Isinya dapat berupa fakta, dapat juga berupa fiksi dengan latar
cerita berupa fakta.

3.2 Jenis Teks Cerita Sejarah

3.2.1 Menjelaskan apakah teks tersebut termasuk teks cerita sejarah


berdasarkan fakta atau teks cerita sejarah fiksi

Cerita sejarah Perang Ambarawa termasuk dalam teks cerita


sejarah berdasarkan fakta, karena Tersusun oleh fakta yang objektif,
gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta,
menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.
3.3 Struktur Teks Cerita Sejarah

1. Orientasi

Pada bagian ini berisi tentang pengenalan atau pembukaan dari teks cerita
sejarah. Biasanya berisi mengenai penjelasan singkat dari suatu peristiwa yang
diceritakan.

2. Insiden atau Urutan Kejadian

Pada bagian ini berisi mengenai rekaman peristiwa sejarah yang terjadi
yang disampaikan menurut urutan kejadian atau waktu dari awal kejadian hingga
sampai pada akhir kejadian tersebut. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks
cerita sejarah yang biasanya dituliskan secara rinci dan mendetail sehingga para
pembaca akan lebih memahami hal apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu.

3. Reorientasi

Merupakan bagian akhir dari teks tersebut. Biasanya pada bagian ini berisi
mengenai komentar pribadi dari si penulis itu sendiri mengenai kejadian yang
ditulisnya. Namun ada juga beberapa teks cerita sejarah yang tidak menambahkan
bagian penutup ini. Itu sah-sah saja karena bagian ini hanya sebagai opsi atau
pilihan saja.

3.4 Unsur Intrinsik Cerita

Unsur Intrinsik , yaitu unsur – unsur yang secara langsung membangun sebuah
teks cerita sejarah. Unsur intrinsik terdiri dari :

a.       Tema , adalah ide pokok sebuah cerita. Dalam teks cerita sejarah tema yang
biasa ditulis adalah tokoh – tokoh agama, pejuang, asal mula suatu tempat, dan
lain sebagainya.
b.      Alur (Plot), merupakan unsur intrinsic teks cerita sejarah yang penting. Plot
adalah serangkaian peristiwa dalam cerita yang mempunyai hubungan sebab
akibat.  Alur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

a.   Alur maju – serangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan


waktu kejadian atau cerita bergerak ke depan.

b.    Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang urutannya tidak sesuai


dengan urutan kejadian atau cerita bergerak mundur (flashback)

c.    Alur campuran adalah serangkaian peristiwa yang urutannya


merupakan campuran antara alur maju dan alur mundur.

c.       Penokohan adalah pelukisan  gambaran jelas tentang sesorang dalam sebuah


cerita. Dalam teks cerita sejarah tokoh yang biasa digunakan adalah pahlawan
nasional atau tokoh penting disuatu daerah.

d.      Sudut pandang, merupakan salah satu unsur yang digolongkan sebagai


sarana cerita. Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai
peristiwa yang terjadi. Pada teks cerita sejarah, sudut pandang yang digunakan
adalah orang ketiga, yaitu pengarang.

e.      Latar, dapat berupa tempat, waktu dan suasana.

3.5 Unsur Kebahasaan Teks Cerita Sejarah (seperti Pronomina,


Majas/ungkapan, peribahasa, dan sebagainya)

Didalam kebahasaan teks cerita sejarah terdapat ciri-ciri yang sangat menonjol
yang dapat diketahui dan ditandai sebagai berikut :

1. Kata ganti (pronomina)

Kata ganti / pronomina adalah jenis kata yang digunakan untuk


menggantikan nomina / frasa nomina dan kemudian memberikan nama
seseorang secara tidak langsung. Contoh saya, kapan, nya, ini.

2. Kata keterangan (frasa adverbial)


Frasa adverbial / kata keterangan adalah jenis kata yang menunjukan suatu
peristiwa, waktu, kejadian dan tempat. Contoh tadi siang, tahun lalu, minggu
kemarin.

3. Kata kerja material (verba material.

Kata kerja material / verba material adalah jenis kata yang memiliki fungsi
untuk menunjukan sebuah perbuatan nyata (aktifitas) yang telah dilakukan
oleh partisipan. Adapun didalam kata kerja material ini menunjukan ciri-ciri
yang dapat diketahui seperti perbuatan fisik / kejadian / peristiwa. Contoh
memasak, menyapu, membaca dan lain sebagainya.

4. Kata sambung waktu (konjungsi temporal)


Kata sambung waktu (konjungsi temporal) adalah jenis kata yang
berfungsi untuk menata urutan-urutan kejadian atau peristiwa yang di
ceritakan. Dan didalam teks cerita sejarah ini banyak menggunakan serta
memanfaatkan kata penghubung (konjungsi) temporal.
5. Kalimat Majemuk

kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau lebih yang digabungkan menjadi
satu kalimat .kalimat  : Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan
gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang
dituangkan dalam 12 pasal.

3.6 Nilai yang Terdapat dalam Cerita Sejarah


Dalam cerita teks sejarah tersebut, dapat diambil sebuah pelajaran bahwa
segala sesuatu yang kita miliki didunia ini akan kembali ke sisi Tuhan yang
Maha Esa entah itu terjadi secara mudah atau sulit untuk kita terima. Dan
semoga peristiwa serupa tidak terjadi lagi di Negeri kita ini.

3.7 Relevansi Nilai yang Terkandung dalam Cerita dengan Keadaan


Masa Sekarang

Sastra lisan yang sarat dan kental akan kebudayaannya, yang mengandung
nilai moral, seni, dan falsafah kehidupan, apakah masih dibutuhkan dan digemari
oleh masyarakat masa kini? Jika dilihat, sebagian besar orang memang ada yang
sudah tidak peduli karena prioritasnya yang terletak pada iptek. Sastra lisan yang
identik dengan kesan "kuno" mulai ditinggalkan dari waktu ke waktu. Meski
masih ada sebagian orang yang tetap teguh mempertahankan budaya sastra lisan.

Sastra lisan harus dipertahankan karena tetap memiliki relevansi di masa kini,
nilai moral yang terdapat di dalamnya dibutuhkan oleh generasi sekarang.
Perkembangan iptek dan pengaruh globalisasi jangan sampai menghilangkan nilai
kebaikan pada diri seseorang.
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, teks cerita sejarah adalah teks yang khusus diperuntukkan untuk
menceritakan kembali peristiwa lampau. Peristiwa lampau itu juga menjadi
sumber informasi yang memiliki makna dan kearifan di dalamnya. Teks cerita
sejarah harus dipelajari dan dikuasai semua orang, karena sangat efektif dalam
memuat sejarah didalamnya berdasarkan struktur, kaidah kebahasaan, dan jenis-
jenis yang mudah dipahami untuk menceritakan kembali peristiwa lampau.

Saran

Sebaiknya, dalam membuat teks cerita ulang, peristiwa lampau yang dimuat
memang berdasarkan sejarah. Jika banyak diubah-ubah dan malah dijadikan
propaganda untuk kepentingan sendiri, maka akan membahayakan orang banyak
dalam menentukan pandangan mengenai suatu hal yang dimuat dan akan
tersebarnya informasi salah.


DAFTAR PUSTAKA

https://dosenwisata.com/pertempuran-ambarawa/

Anda mungkin juga menyukai