Makalah
LUMAJANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat kita semua diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang teks cerita sejarah ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung pembuatan makalah ini. Saya sangat menyadari masih ada
beberapa kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan
maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari
pembaca, agar kedepannya saya dapat membuat makalah sebaik mungkin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN 5
1.3 Ruang Lingkup Masalah (menjelaskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah)
BAB IV PENUTUP 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I PENDAHULUAN
Pertempuran Ambarawa
Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia
Belanda sejak zaman penjajahan. Di sanalah didirikan Benteng Willem I yang
juga disebut sebagai Benteng Pendem.
Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum kereta api Ambarawa
yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta.
Di Ambarawa terdapat kamp khusus perempuan dan anak – anak Belanda pada
masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ambarawa sebagai kota yang memiliki
kamp tawanan perang telah pasti akan didatangi oleh pasukan sekutu.
Setelah kekalahan dari Jepang, pasukan sekutu mendatangi Ambarawa atas nama
RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoers of War and Internees) untuk
merehabilitasi tawanan perang dan internir.
Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak di antara dua kota yaitu
Semarang dan Magelang, juga di antara Semarang dan Salatiga.
Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan
Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.
Insiden tersebut dapat diredakan dan berakhir setelah Presiden Ir. Soekarno dan
Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu datang ke Magelang pada tanggal 2
November 1945.
Pihak Sekutu dan para pasukannya akan tetap ditempatkan di Magelang. Dengan
tujuan untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi
pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang (RAPWI)
Palang Merah atau Red Cross yang menjadi bagian dari pasukan Inggris.
Jumlah pasukan Sekutu harus dibatasi sesuai dengan tugasnya.
Pihak Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan di bawahnya
Jalan Raya Ambarawa hingga Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas
Indonesia dan Sekutu.
Tokoh Pertempuran Ambarawa
Adapun tokoh – tokoh terkenal yang terlibat dalam pertempuran di Ambarawa
adalah sebagai berikut.
Dan pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang
ditarik mundur ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur.
Pasukan TKR yang berada di Ambarawa bersama dengan pasukan TKR lainnya
dari Salatiga, Boyolali, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda.
Sehingga mereka semua membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang
membelah dua Kota Ambarawa.
Dan hal ini mengakibatkan gerakan sekutu berhasil ditahan di Desa Jambu. Di
desa Jambu inilah, para komandan pasukan melakukan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar.
Tepat pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman yang merupakan
pimpinan pasukan dari Purwokerto gugur. Pada saat itulah Kolonel Sudirman
Panglima dari Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan pasukan. Situasi
pertempuran menguntungkan pasukan TKR Indonesia.
Pertempuran Ambarawa
Puncak Pertempuran Ambarawa
Dalam kesimpulan Kolonel Sudirman, dinyatakan bahwa sekutu telah terdesak
sehingga perlu dilaksanakan serangan yang terakhir. Rencana serangan yang
terakhir tersebut disusun sebagai berikut.
Sekutu merasa kedudukannya semakin terdesak dan berusaha keras untuk mundur
dari medan pertempuran. Hingga pada akhirnya tanggal 15 Desember 1945,
sekutu meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Kota Semarang.
Pertempuran Ambarawa
Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk
pemerintah Hindia Belanda sejak zaman penjajahan. Di sanalah
didirikan Benteng Willem I yang juga disebut sebagai Benteng
Pendem.
Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum kereta
api Ambarawa yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta.
5. Isinya dapat berupa fakta, dapat juga berupa fiksi dengan latar
cerita berupa fakta.
1. Orientasi
Pada bagian ini berisi tentang pengenalan atau pembukaan dari teks cerita
sejarah. Biasanya berisi mengenai penjelasan singkat dari suatu peristiwa yang
diceritakan.
Pada bagian ini berisi mengenai rekaman peristiwa sejarah yang terjadi
yang disampaikan menurut urutan kejadian atau waktu dari awal kejadian hingga
sampai pada akhir kejadian tersebut. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks
cerita sejarah yang biasanya dituliskan secara rinci dan mendetail sehingga para
pembaca akan lebih memahami hal apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu.
3. Reorientasi
Merupakan bagian akhir dari teks tersebut. Biasanya pada bagian ini berisi
mengenai komentar pribadi dari si penulis itu sendiri mengenai kejadian yang
ditulisnya. Namun ada juga beberapa teks cerita sejarah yang tidak menambahkan
bagian penutup ini. Itu sah-sah saja karena bagian ini hanya sebagai opsi atau
pilihan saja.
Unsur Intrinsik , yaitu unsur – unsur yang secara langsung membangun sebuah
teks cerita sejarah. Unsur intrinsik terdiri dari :
a. Tema , adalah ide pokok sebuah cerita. Dalam teks cerita sejarah tema yang
biasa ditulis adalah tokoh – tokoh agama, pejuang, asal mula suatu tempat, dan
lain sebagainya.
b. Alur (Plot), merupakan unsur intrinsic teks cerita sejarah yang penting. Plot
adalah serangkaian peristiwa dalam cerita yang mempunyai hubungan sebab
akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
Didalam kebahasaan teks cerita sejarah terdapat ciri-ciri yang sangat menonjol
yang dapat diketahui dan ditandai sebagai berikut :
Kata kerja material / verba material adalah jenis kata yang memiliki fungsi
untuk menunjukan sebuah perbuatan nyata (aktifitas) yang telah dilakukan
oleh partisipan. Adapun didalam kata kerja material ini menunjukan ciri-ciri
yang dapat diketahui seperti perbuatan fisik / kejadian / peristiwa. Contoh
memasak, menyapu, membaca dan lain sebagainya.
kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau lebih yang digabungkan menjadi
satu kalimat .kalimat : Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan
gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang
dituangkan dalam 12 pasal.
Sastra lisan yang sarat dan kental akan kebudayaannya, yang mengandung
nilai moral, seni, dan falsafah kehidupan, apakah masih dibutuhkan dan digemari
oleh masyarakat masa kini? Jika dilihat, sebagian besar orang memang ada yang
sudah tidak peduli karena prioritasnya yang terletak pada iptek. Sastra lisan yang
identik dengan kesan "kuno" mulai ditinggalkan dari waktu ke waktu. Meski
masih ada sebagian orang yang tetap teguh mempertahankan budaya sastra lisan.
Sastra lisan harus dipertahankan karena tetap memiliki relevansi di masa kini,
nilai moral yang terdapat di dalamnya dibutuhkan oleh generasi sekarang.
Perkembangan iptek dan pengaruh globalisasi jangan sampai menghilangkan nilai
kebaikan pada diri seseorang.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, teks cerita sejarah adalah teks yang khusus diperuntukkan untuk
menceritakan kembali peristiwa lampau. Peristiwa lampau itu juga menjadi
sumber informasi yang memiliki makna dan kearifan di dalamnya. Teks cerita
sejarah harus dipelajari dan dikuasai semua orang, karena sangat efektif dalam
memuat sejarah didalamnya berdasarkan struktur, kaidah kebahasaan, dan jenis-
jenis yang mudah dipahami untuk menceritakan kembali peristiwa lampau.
Saran
Sebaiknya, dalam membuat teks cerita ulang, peristiwa lampau yang dimuat
memang berdasarkan sejarah. Jika banyak diubah-ubah dan malah dijadikan
propaganda untuk kepentingan sendiri, maka akan membahayakan orang banyak
dalam menentukan pandangan mengenai suatu hal yang dimuat dan akan
tersebarnya informasi salah.
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenwisata.com/pertempuran-ambarawa/