Anda di halaman 1dari 3

PELUANG DAN STATISTIKA

Konsep dasar statistika

Merupakan sebuah konsep dan metode untuk menyajikan, mengalisis , dan deskriptif hanya sebagai
mengumpulkan dan meyajikan data.

Inferensial adalah sebuah metode yang mampu dipakai untuk menganalisis kelompok kecil dari data
induknya atau sample yang diambil dari populasi sampai pada peramalan dan penarikan kesimpulan
pada kelompok data induknya atau populasi.

Dalam statistika, populasi (N) adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan
menjadi objek inferensi,

Sampel (n), contoh, atau cuplikan merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian
dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri.
Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang
diamati

Syarat dari sampel yang baik adalah representatif. Representatif adalah sampel harus menggambarkan
keadaan asli dari populasi.

Teknik pengambilan sampel sebagai berikut :

1. Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan probability
sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau random dari populasi yang ada.

2. Simple random sampling

Teknik sampling ini dianggap sebagai teknik dasar dalam statistik. Untuk mengumpulkan random
sample, pertama-tama peneliti memberi nomor urut pada setiap populasi dengan cara membuat daftar.
Masing-masing individu memiliki nomor yang berbeda. Setelah semua nomor terkumpul. Peneliti
mengacak secara random nomor berapa saja yang muncul. Individu dengan nomor yang muncul itulah
yang menjadi sampel penelitian.

Contohnya, misal seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan ingin memilih 10 orang untuk
menjadi sampel. Pertama, semua orang dalam populasi ditandai dengan nomor 1-100. Nomor tersebut
lalu diacak. Pengacakan bisa meniru model arisan atau sekarang bisa menggunakan aplikasi acak nomor.
10 individu yang nomornya keluar menjadi sampel penelitiannya. Teknik ini biasanya digunakan pada
populasi yang homogen. Misal seseorang ingin meneliti tentang proses belajar di kelas dalam satu kelas.
Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti tersebut bisa mewawancarai secara mendalam 10 orang
sebagai sampel.

Teknik sampling ini dilakukan secara sistematis dengan proses awal yang random. Pada mulanya, mirip
dengan random sampling, peneliti memberi nomor seluruh populasi. Daftar nomor populasi tersebut
diurutkan, lalu urutan nomor dalam daftar diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan tertentu,
satu sampel diambil, dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk diteliti. Begitu seterusnya sampai
jumlah sampel sesuai dengan rencana awal.

Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi di suatu
universitas. Jumlah total populasinya 1000 mahasiswa. Peneliti ingin melakukan survei pada 100
mahasiswa saja. Teknik sampling yang dilakukan, pertama-tama peneliti merencanakan, misal sampel
yang diambil adalah daftar nomor urut ke 10 dan kelipatannya (20,30,40, dst sampai 1000), lalu peneliti
mengacak daftar 1000 nomor yang semula berurutan. Setelah diacak, dilihat kembali, mereka yang
namanya berada di urutan nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.

3. Cluster sampling

Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar populasi tidak tersedia atau tidak mungkin
mengumpulkan daftar populasi yang akan diteliti. Pada umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya
saja tidak ada daftar lengkap anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan klaster.

Sebagai contoh survei tentang tingkat kepercayaan warga NU dan Muhammadiyah tentang pernyataan
bahwa ”Borobudur peninggalan Raja Sulaiman”. Daftar keseluruhan populasi warga NU dan
Muhammadiyah tidak tersedia. Tidak mungkin pula membuatnya. Maka, peneliti memilih organisasi NU
dan Muhamadiyah cabang mana yang akan dijadikan sampel. Setiap organisasi diperoleh daftar
anggota-anggotanya. Cluster sampling artinya memilih klaster yang tersedia karena tidak ada data yang
menunjukkan semua populasinya.

Teknik sampling non-probabilitas

Teknik ini dinamakan non-probabilitas karena proses pengumpulan sampel tidak memberikan
kesempatan yang sama pada masing-masing individu dalam populasi

4. Purposive sampling

Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan penilaian peneliti akan pengetahuan calon informan atau
responden untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penilaian bahwa informan tersebut mempunya
pengetahuan dilakukan secara subjektif berdasarkan pengamatan peneliti. Pada umumnya, sampel yang
dinilai mampu menjawab pertanyaan penelitian adalah orang yang berpengalaman atau memiliki
pengetahuan terkait fokus penelitian.

Misal, penelitian tentang perilaku korup polisi lalu lintas. Peneliti menentukan sampling dengan cara
mengamati siapa saja orang-orang yang pernah merasa dirugikan oleh oknum polisi lalu lintas, seperti
ditilang tanpa alasan yang jelas, dipersulit dalam pembuatan SIM, dan sebagainya. Teknik sampling ini
disebut purposif karena pemilihan sampel dilakukan dengan bertujuan.
5. Snowball sampling

Teknik sampling ini cocok dilakukan ketika jumlah populasi sulit ditentukan dan isu yang dibahas cukup
sensitif. Snowball sampling adalah teknik sampling berantai. Pengetahuan informan tentang informan
lain yang potensial untuk diteliti menjadi pijakan. Peneliti biasanya kesulitan mencari individu yang layak
dijadikan subjek penelitian tanpa informasi dari informan sebelumnya.

Sebagi contoh, penelitian tentang imigran gelap di Malaysia atau pengemis di ibukota. Peneliti biasanya
kesulitan menemukan orang-orangnya, namun imigran atau pengemis mengenal imigran atau pengemis
lain yang berada dalam jaringannya. Informan atau responden juga memiliki pengetahuan tentang siapa
saja orang-orang yang potensial untuk menjadi sampel penelitian. Teknik ini dinamakan snowball karena
jumlahnya sedikit diawal dan semakin besar diakhir, seperti bola salju yang menggelinding.

6. Quota sampling

Teknik sampling ini dilakukan dengan cara memberi kuota sampel secara proporsional pada tiap
kategori. Kategori dibuat berdasarkan pengetahuan awal tentang karakteristik populasi. Karakteristik
populasi diasumsikan memang ada sebelumnya.

Contohnya, penelitian tentang persepsi masyarakat Indonesia tentang kesetaraan gender. Sampel yang
dicari berada dalam lingkup nasional, yaitu Indonesia. Quota sampling membuat kategori berdasarkan
karakteristik, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur dan sebagainya. Peneliti menentukan
kuota berdasarkan pengetahuan karakteristik akan berapa jumlah laki-laki, berapa jumlah perempuan.
Sampel dari kategori laki-laki dan perempuan diambil secara proporsional. Begitu pula kategori
pendidikan dan umur.

Anda mungkin juga menyukai