Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

TINJAUAN HISTORIS PELAKSANAAN DAN PENUMPASAN PEMBERONTAKAN DII/TII SM


KARTOSOEWIRJO DI JAWA BARAT TAHUN 1950-1962

Agung Giyen Santara,1 Drs Muhammad Rb, M.Pd


2 Putut Wisnu Kurniawan S.Pd., M.Pd
STKIP PGRI Bandar Lampung
Agunggiyen16@gmail.com, muhammadrb714@gmail.com, pututbukan@gmail.com

Abstrak: Kartosuwiryo merupakan tokoh dari pemberontakan DI/TII. Alasan Kartosuwiryo


melakukan pemberontakan adalah mendirikan negara Islam Islam di Jawa Barat saat itu. Untuk
mengetahui kronologi terjadinya pemberontakan DII/TII di Masa S.M.Kartosoewirjo, untuk
mengetahui bagaimana cara pelaksanan dan penumpasan pemberontakan DII/TII itu
dilaksanakan, pelaksanaan penumasan DII/TII di lakukan dengan dua cara, yaitu dengan
operasi intelijen TNI, Melalui Operasi Pagar Betis yang di buat oleh TNI dan Rakyat saat itu.
Pemberontakan DII/TII cukup membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan
negara Indonesia saat itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian historis, dengan langkah-langkah (a)heuristik, (b) kritik, (c) interpretasi, (d)
historiografi. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data dan informasi yang objektif
tentang Pelaksanaan dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM Kartosoewirjo di Jawa Barat
Tahun 1950-1962 Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian sejarah. Langkah-langkah metode penelitian sejarah adalah heuristik, kritik sumber,
interpretasi dan historiografi. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif, cenderung menggunakan analisis
dan lebih menonjolkan proses makna. Berdasarkan hasil penelitian ini pemberontakan DII/TII
Kartosuwiryo ini terjadi karena adanya sebuah perjanjian yang di lakukan oleh pemerintah
Belanda dengan pemerintah Indonesia dengan perjanjian yakni Perjanjian Renville pada tanggal
17 Januari 1949 di kapal di atas kapal USS Renville. Adanya penentangan mengenai keputusan
pemerintah RI (Republik Indonesia) yang sah, untuk pelakanaan penumpasannya dengan
melalui operasi intelijen TNI, dan operasi pagar betis, kalau untuk penumpasannya dahulu
dengan melalui damai akan tetapi ditolak oleh Kartosoewirjo dan akhirnya dengan operasi
pagar betis inilah yang berhasil melumpuhkan Kartosoewirjo dan anak buahnya.

Abstract:
Kartosuwiryo was a figure in the DI / TII rebellion. The reason for Kartosuwiryo's rebellion was
to establish an Islamic Islamic state in West Java at that time. To find out the chronology of the
DII / TII rebellion during the SMKartosoewirjo Period, to find out how the implementation of
the DII / TII rebellion was carried out, the implementation of the DII / TII suppression was
carried out in two ways, namely with TNI intelligence operations, through the Operation of
Fence Betis in made by the TNI and the People at that time. The DII / TII rebellion had quite a
negative impact on the lives of the people and the Indonesian state at that time . The method
used in this study is the historical research method, with steps (a) heuristics, (b) criticism, (c)
interpretation, (d) historiography. This method is carried out to obtain objective data and
information about IMPLEMENTATION AND DISPOSAL OF DII / TII SMART KARTOSOEWIRJO IN
WEST JAVA IN 1950-1962. Based on the results of this study the Kartosuwiryo DII / TII
rebellion occurred because of an agreement made by the Dutch government with the
Indonesian government with an agreement namely the Renville Agreement on January 17, 1949
on a ship aboard the USS Renville. Opposition to the legal decision of the Republic of Indonesia
(Republic of Indonesia) government, to carry out its eradication through TNI intelligence
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
operations, and posse operations, if for its eradication through peace but was rejected by
Kartosoewirjo and finally with this posse operation that succeeded in crippling Kartosoewirjo
and his men

PENDAHULUAN
Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus Pada waktu pasukan Divisi Siliwangi
1945, bangsa Indonesia telah dihadapkan melaksanakan hijrah ke daerah Jawa
dengan berbagai macam permasalahan, Tengah, tidak semua kesatuan tentara ikut
seperti masalah ekonomi, sosial, hubungan serta melakukan hijrah. Mereka yang tidak
luar negeri maupun masalah pertahanan ikut hijrah terus melakukan perang gerilya
keamanan. Khusus dibidang pertahanan di daerah Jawa Barat. Kesatuan tentara
keamanan, muncul berbagai yang tidak ikut hijrah diantaranya ialah
pemberontakan yang menentang keputusan pasukan Sabilillah dan Hizbullah6 yang
dipimpin oleh Kartosuwirjo. Dengan
pemerintah RI (Republik Indonesia) yang
melihat situasi dan kondisi seperti tersebut
sah. Salah satu pemberontakan tersebut
di atas maka dengan segera Kartosuwirjo
yaitu pemberontakan DI/TII (Darul memanfaatkan keadaan. Pada tanggal 10-
Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa 11 Februari 1948 di Desa Pangwedusan,
Barat yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Cisayong, Tasikmalaya, ia beserta kawan
Kartosuwiryo. Dengan pasukannya yang seperjuangannya seperti Raden Oni dan
diberi nama Tentara Islam Indonesia. Kamran mengadakan suatu konferensi
yang berhasil membentuk TII.
Kartosuwiryo merupakan sosok sentral
dibalik pemberontakan DI/TII di Jawa KAJIAN TEORI
Barat. Ia telah sejak lama menginginkan Kajian Teori
terbentuknya suatu negara Islam yang Pengertian Historis
dinamakan Darul Islam. Upaya
Historis atau yang sering disebut sejarah,
Kartosuwiryo dalam merealisasikan
secara etimologis kata ini berasal dari
gambaran tentang negara Islam itu, bahasa Yunani Historia yang berarti ilmu,
dapatlah dikatakan mulai berlangsung inkuiri, wawancara, interogasi dari
setelah ditandatanganinya perjanjian seseorang saksi mata. Metode sejarah
Renville. Perjanjian tersebut ditandatangani adalah proses menguji dan menganalisis
oleh Pemerintah RI dan Belanda pada kesaksian sejarah untuk menemukan data
tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal USS autentik dan dapat dipercaya, serta usaha
Renville. Penandatanganan perjanjian sintetis atas data semacam itu menjadi
Renville telah memecah belah kekuatan RI. kisah sejarah yang dapat dipercaya.
Dari hasil perjanjian itu wilayah RI di pulau Sebelum melakukan penelitian sejarah, kita
Jawa hanya meliputi sebagian wilayah Jawa harus mengerti metode dalam penelitian
Tengah dan Banten. Hal ini membawa sejarah (Sulasman, 2014:73)
akibat anggota tentara harus ditarik dari Penelitian historis adalah penelaahan
wilayah pendudukan Belanda dan harus sumber-sumber lain yang berisi informasi
pindah ke wilayah RI yang sempit. Di mengenai masa lampau dan dilaksanakan
daerah Jawa Barat, tentara yang telah secara sistematis. Atau dapat dengan kata
menempati daerah yang strategis untuk lain yaitu penelitian yang bertugas
melakukan gerilya terpaksa harus segera mendiskripsikan gejala, tetapi bukan yang
melakukan hijrah ke daerah RI. Sebagian terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
besar pasukan Divisi Siliwangi dipindahkan Penelitian historis juga merupakan cara
dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. menetapakan fakta dan mencapai simpulan
mengenai hal-hal yang telah lalu, yang
dilalukan secara sistematis dan objektif oleh
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi Latar Belakang DII/TII


dan menafsirkan bukti-bukti untuk
mempelajari masalah tersebut. Berbicara tentang pemberontakan DI/TII,
maka tidak akan lepas dari sosok S.M.
Pengertian Pemberontakan DII/TII Kartosoewirjo. Ia adalah imam yang
memimpin gerakan ini selama bertahun-
Kata “ Darul Islam “ berasal dari bahasa tahun. Perjuangannya didasari keinginan
Arab yang secara harfiah berarti “rumah”, untuk membentuk Indonesia menjadi
atau daerah, atau wilayah Islam. Makna kata negara Islam, bukan negara sekuler. Oleh
“dar” berlaku dan bersifat umum, dalam arti karena itu, ia banyak bertentangan dengan
bahwa ia tidak hanya absah dipakai untuk tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno.
menyatakan suatu daerah atau wilayah Padahal, Soekarno dan KArtosoewirjo
tertentu saja, akan tetapi dalam arti luas merupakan murid H.O.S Tjokroaminoto. Jika
bisa juga berarti negara, asalkan Soekarno mewarisi keahlian tulis menulis.
penduduknya menganut agama Islam Tjokroaminoto juga banyak memengaruhi
dengan tak bersyarat dan pemerintahnya sikap, tindakan, dan orientasi politik
yang beragama Islam menguasai golongan Kartosoewirjo hingga ia menjadi sosok yang
dzimmi. Ummat/orang Islam di daerah itu Islam-minded. Semua aktivitasnya
dapat menjalankan kewajiban-kewajiban kemudian hanya untuk mempelajari Islam
agamanya dengan bebas, (dan). Shalat dan berbuat untuk Islam semata. Pada
Jum’at atau shalat pada hari-harinya (led) akhirnya, Kartosoewirjo bercita-cita
dapat dilakukan ( di daerah tersebut ), mendirikan negara Islam (Daulah
( Budi Santoso, 2013:11). Islamiyah). Ia juga membuat konsep
Dibentuknya Gerakan NII ini yakni dengan “hijrah” yang merupakan pola dan strategi
tujuan agar dapat menjadikan Republik perjuangan.
Indonesia sebagai salah satu Negara yang Keteguhan perjuangan Kartosoewirjo
menerapkan dasar Agama Islam sebagai semakin terlihat ketika ia secara terang-
landasan atau dasar Negara. Dimana di terangan menyatakan bahwa menginginkan
dalam sebauh proklamasi tertera bahwa Indonesia yang non-sekuler. Kekecewaan
“Hukum yang ada dan diberlakukan di terhadap Perjanjian Renville yang
Negara Indonesia ialah Hukum Islam” atau disepakati Indonesia membuatnya menolak
lebih tepatnya sebuah Negara Hukum isi perjanjian tersebut. Ia juga menolak
tertingginya ialah kitab suci Al Qur’an dan untuk menarik pasukannya keluar dari Jawa
Hadist”. Barat yang merupakan daerah basis Darul
Kemudian proklamasi Negara Islam Islam. Ia kemudian membentuk Tentara
Indonesia (NII) menjelaskan dengan tegas Islam Indonesia (TII) sebagai instrumen
bahwa suatu kewajiban dari suatu Negara awal sebelum memproklamasikan Negara
agar dapat menyusun undang-undang Islam Indonesia yang juga populer dengan
yangb sesuai dengan berdasarkan syari’at nama Darul Islam. ( Ade Firmansyah : 2011:
Islam, dan juga sangat menentang dengan hal 5-6).
keras terhadap ideologi selain Al Qur’an dan Heuristik
Hadist, atau yang biasa disebut oleh mereka Sejarah pada awalnya merupakan kajian
dengan julukan hukum kafir. Dimana di keilmuan yang masih belum dikatakan
dalam perkembangannya, Negara Islam “ilmiah”, karena sumber data yang
Indonesia ini telah menyebar luas hingga ke digunakan pada masa itu masih bersumber
sejumlah wilayah yang terletak di Negara dari filsafat spekulatif dan kisah-kisah
Indonesia terutama berada di Jawa Barat, sastra masa lalu Menurut Notosusanto
Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, dan (1971:18), heuritis berasal dari bahasa
juga Sulawesi Selatan. (Budi Santoso, yunani heuriskein, artinya sama dengan to
2013:11). find yang berarti tidak hanya menemukan,
tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini,
kegiatan diarahkan pada penjajakan,
pencarian dan pengumpulan sumber-
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
sumber yang akan diteliti, baik yang dikumpulkan sesuai dengan sudut pandang
terdapat dilokasi penelitian, penemuan yang ada.
benda maupun sumber lisan. Pada tahap
pertama, peneliti berusaha mencari dan Interpretasi harus berbicara
mengumpulkan sumber yang berhubungan sendiri.Kemampuan interpretasi adalah
dengan topik yang akan dibahas. (Sulasman: menguraikan fakta-fakta sejarah dan
93). kepentingan topic sejarah, serta
menjelaskan masalah kekinian.Tidak ada
Sumber-sumber tersebut diperoleh dari masa lalu dalam konteks sejarah yang
berbagai tempat, diantaranya adalah aktual karena yang ada hanyalah
koleksi perpustakaan Daerah Lampung, interpretasi historis tidak ada interpretasi
Perpustakaan STKIP-PGRI Bandar Lampung yang bersifat final, sehingga setiap generasi
dan toko-toko buku. berhak mengerangkakan interpretasinya
Adapun sumber-sumber yang di dapat sendiri.
buku, referensi yang berkaitan dengan
pemberontakan DII/TII, lalu adapun Adanya interpretasi lain tentang sejarah
sumber bendanya adalah peta sebagai memang sangat mungkin. Hal ini
penanda kekuasan DII/TII Di Jawa Barat. dikarenakan banyak interpretasi, bahkan
(Sulasman: 93). semua interpretasi belum tentu
memberikan manfaat yang sama.
Kritik Sumber Pandangan ini didasarkan pada tiga
Kritik dilakukan oleh sejarawan jika argument, yaitu
sumber-sumber sejarah telah dikumpulkan. 1. Selalu ada interpretasi yang tidak sesuai
Tahapan kritik tentu memiliki tujuan dengan laporan sejarah yang disepakati
tertentu dalam pelaksanaannya. Salah 2. Ada beberapa interpretasi yang
satunya adalah otentitas (authenticity). memerlukan sejumlah hipotesis yang
Menurut Lucey (1984:47) dalam bersifat membantu jika hendak bebas
Sjamsuddin (2007:134) “Sebuah sumber dari falsifikasi yang dilakukan oleh
sejarah (catatan harian, surat buku) laporan
autentik atau asli jika benar-benar 3. Ada beberapa interpretasi yang tidak
merupakan produk dari orang yang mampu menghubungkan fakt-fakta
dianggap sebagai pemiliknya (atau dari yang dapat dihubungkan oleh
periodeyang di percayainya sebagai interpretasi lain.
masanya jika tidak mungkin menandai
pengarangnya) atau jika yang dimaksud Interpretasi atau penafsiaran sejarah sering
oleh pengarangnya “. Adapun Buku-buku disebut dengan analisis sejarah. Analisis
yang dijadikan sumbernya adalah sesuai berarti menguraikan, dan secara
dan masih layak untuk di kaji seperti buku terminologi berbeda sintesis yang berarti
tentang biografi SM. Kartosoewirjo , buku menyatukan. Analisis dan sintesis
tentang Sejarah Darul Islam dan dipandang sebagai metode utama dalam
Kartosoewirjo, buku tentang Sejarah Daerah interpretasi
Jawa Barat, buku tentang Pegangan sejarah, ( Sulasman:107)
buku tentang Darul Islam ( Pemberontakan
di Jawa Barat), buku tentang Kesaksian Historiografi
Pelaku Sejarah Darul Islam, buku tentang
Darul Islam Sebuah Pemberontakan. Historigrafi adalah proses penyusunan fakta
(Sulasman:101) sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam bentuk penulisan sejarah.
Interprestasi (Penafsiran Sejarah) Setelah melakukan penafsiran terhadap
data-data yang ada, sejarawan harus
Dalam sejarah, fakta-fakta yang tersedia mempertimbangkan struktur dan gaya
sangat terbatas dan tidak dapat diulang bahasa penulisannya. Dari sudut etimologis,
serta diimplimentasikan sesuai historiografi berasal dari bahasa Yunani,
keinginan.Fakta-fakta sejarah telah yaitu historia dan grafein.Historia berarti
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

penyelidikan tentang gejala alam fisik, Salah satu perpecahan yang dihadapi
sedangkan grafein berarti gambaran, Masyumi adalah ketika PSII menarik diri
lukisan atau uraian. Dengan demikian, dari Masyumi pada tahun 1947, dan lagi-
secara harfiah historiografi dapat diartikan lagi orang yang beranggung jawab atas
sebagai uraian atau tulisan tentang hasil perpecahan ini adalah Womdoamiseno dan
penelitian mengenai gejala alam. Pada tahap Aruji Kartawinata. Mereka yang menarik
akhir, penulis melakukan penulisan dengan diri akhirnya membentuk PSII baru.
merangkaikan sejumlah fakta yang relevan, Menyusul kemudian, sikap para elit PSII
sehingga terwujud lah suatu tulisan sejarah tersebut kalah simpatik oleh Natsir dan
sebagai cerita yang menyangkut tentang Muhammad Roem. Kartosuwiryo yang
Sejarah pelaksanaan dan penumpasan melihat perpecahan didalam Masyumi dan
pemberontakan DII/TII SM kartosoewirjo di enggan dengan “liberalisme” Masyumi
Jawa Barat pada tahun 1950-1962. akhirnys memutuskan untuk kembali ke
(Sulasman: 147). Malangbong dengan status tetap sebagai
Sekretaris I serta sekaligus ia telah ditunju
HASIL DAN PEMBAHASAN ksebagai wakil Masyumi untuk Jawa Barat.
Pembahasan Di sana Kartosoewirjo mendirikan Dewan
Pertahanan Umum Islam Indonesia pada
Kronologi Pemberontakan DI/TII tahun 1947 juga, demi menghadapi Belanda
yang dengan Agresi Militernya yang
Kartosuwiryo muncul kembali dalam pertama Maret 1947 berhasil menguasai
gelanggang politik setelah Proklamasi tempat-tempat utama di daerah Priangan
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. seperti Garut, Tasik, dan Ciamis. Di samping
Sesungguhnya ia telah memproklamasikan Dewan Pertahanan Ummat Islam ia juga
Negara Islam Indonesia pada tanggal 14 mendirikan Majelis Ummat Islam Indonesia
Agustus 1945 namun karena tiga hari di dearah itu, dan berhasil melampaui
kemudian Soekarno-Hatta “Perjuangan Pembelaan Nasional “, suatu
memproklamasikan kemerdekaan nasional organisasi pertahanan sekuler di bawah
Indonesia, maka ditariknya kembali prakarsa Sanusi Harjadinata. Hingga akhir
proklamasinya. Aktivitasnya selama awal 1947, tampaknya Kartosuwiryo masih tetap
kemerdekaan Indonesia dicurahkannya loyal kepada republic, akan tetapi
pertama kali lewat Masyumi, di mana ia pun memasuki1948 cerita tentang cita-cita
termasuk salah seorang pendrinya di perjuangannya tidak dapat dianggap kecil.
samping Muhammad Natsir dan Abdul Demikianlah, Kartosuwiryo mempersiapkan
Wahab Hasyim. Bertindak sebagai ketua segala sesuatu demi mewujudkan Negara
partai yang didirikan Agustus 1945 itu Islam Indonesia untuk pertama kali
adalah Natsir sendiri. bersamaan dengan perjanjian Renville
Januari 1948. Perjanjian Renville yang
Masyumi yang dibentuk lepas dari campur menghendaki pengosongan kantong-
tangan Matahari Terbit memang kantong gerilyawan Indonesia itu
diharapkan dapat merangkul semua diabaikannya seraya mengkonsolidasi
kekuatan Islam yang ada pada waktu itu: pasukan Hizbullah Sabililah untuk tetap
Muhammadiyah, NU , dan tak ketinggalan tinggal di Jawa Barat. Persiapan
pula PSII, yang ada pada zaman sebelum diselenggarakan 10-11 Februari 1948 di
kemerdekaan menjadi sarang benih konflik desa Pamedusan, kecamatan Cisayong
internal bersumber pada garis perjuangan Tasik, itu menghasilkan Satu keputusan
partai. Tetapi apa yang terjadi adalah jauh penting, yakni diubahnya ideologi Islam
dari harapan, yakni justru sifat aneka ragam dari bentuk kepartaian menjadi bentuk
Masyumi membuatnya sulit untuk tetap kenegaraan yang nyata. Sebagai tindak
mempersatukan partai. Fraksi yang lanjutnya, organisasi-organisasi Islam yang
berbeda-beda harus berlangsung terdapat di daerah Jawa Barat
berdampingan dengan pandangan politik dikoordinasikan ke dalam apa yang disebut
dan keinginan yang berbeda. “ Majelis Islam”. Keputusan lain dari
peristiwa bersejarah pertama itu adalah
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
dibekukannya Masyumi Jawa Barat dan dan persembunyian gerombolan DII/TII di
kemudian mengangkat Kartosuwiryo daerah pedalaman. Dengan cara demikian
sebagai imam dari seluruh ummat Islam maka ruang gerak gerombolan menjadi
Jawa Barat. Tidak kalah pentingnya, pada sempit dan terdesak.
pertengahan Februari itu juga di bentuklah
Tentara Islam Indonesia (TII) mulai dari TNI-AD dalam menumpas gerombolan
kesatuan resimen hingga badan-badan DI/TII Kartosuwiryo mengembangkan
perjuangan Islam seperti BARIS ( Barisan konsep Perang Wilayah , yang berlandaskan
Rakyat Islam ), PADI ( Pahlawan Darul kepada UUD 1945 pasal 30 ayat (1), yang
Islam ). Semua komando perang di wilayah berbunyi “tiap-tiap Warga Negara berhak
Priangan tersebut di pimpin oleh Oni Qital, dan wajib ikut dan ikut serta dalam
dengan pusat konsentrasi di Gunung Cupu. ( pembelaan negara”. Nomor II/MPRS/1960.
Budi Santoso:2013:hal28-36) Untuk melakukan Operasi Penumpasan
dikerahkan TNI Divisi Siliwangi yang
diperkuat oleh satu-satunya TNI lainnya.
Pelaksanaan Penumpasan DI/TII Kekejaman gerombolan DI/TII
Kartosoewirjo Kartosuwiryo mendorong TNI menggelar
Secara resmi penumpasan pemberontakan “Perintah Perang Tanpa Kembali” sejak
DI/TII Kartosuwiryo dilaksanakan sejak tanggal 11 Juni `` 1961 pukul 07:00: WIB.
keluarnya peraturan Pemerintah Nomor 59 Perintah Perang Tanpa Kembali tersebut
tahun 1958 yang berlaku surut sejak mengisyaratkan bahwa DI/TII
tanggal 27 Desember 1949. Peraturtan Kartosoewirjo harus di hadapi secara tegas
Pemerintah itu mengesahkan Gerakan dank eras, tanpa mengenal kompromi.
Operasi Militer terhadap gerombolan DI/TII
Kartosuwiryo. Pada tanggal 4 Juni 1962 pukul 11.35 WIB
SM Kartosuwiryo beserta para
DI/TII merupakan organisasi yang amat pengawalanya yang sedang bersembunyi
tangguh. Mereka kebanyakan adalah dalam gubuknya di daerah Gunung Geber
veteran-veteran Perang Kemerdekaan yang Majalaya, Priangan Timur berhasil
terkena hasutan DII/TII Kartosuwiryo. ditangkap hidup-hidup oleh satuan Kompi C
Puncak kejayaan GKS dicapai pada tahun Batalyon 328/Kujang II.
1957 dengan kekuatannya 13.129 orang,
terdiri atas unsur tempur, territorial, Tertangkapnya Kartosoewirjo berduyun-
personil lainnya, dengan persenjataan duyunlah anak buah dan keluarga
sekitar 3.000 pucuk dari berbagai jenis, gerombolan DII/TII menyerahkan diri
termsasuk 200 brengun dan 20 mortir. kepada satuan-satuan ABRI. Mahkamah
Selain itu, kekuatannya juga telah menyebar Angkatan Darat dalam keadaan perang
hampir di seluruh wilayah pedalaman Jawa untuk Jawa dan Madura mengadili
Barat. Kartosoewirjo. Setelah bersidang dari
tanggal 14 – 16 Agustus 1962, Mahkamah
DI/TII Kartosuwiryo merupakan menjatuhkan kepada S.M. Kartosoewirjo.
gerombolan yang paling kuat dan luas Keputusan itu diumumkan pada tanggal 16
dibanding pemberontakan kedaerahan Agustus 1962.
lainnya. Mereka adalah gerilyawan yang
terlatih dan berpengalaman. Guna Kartosoewirjo kemudian mengajukan grasi
menghadapi geombolan DI/TII yang kepada Presiden Soekarno pada tanggal 12
berkekuatan lebih dari 13.000 orang itu, September 1962, tetapi secara tegas di
tentu perlu mengerahkan kekuatan TNI tolak. Pada waktu itu tersiar berita
secara besar-besaran. Untuk hukuman mati secara tembak terhadap
mengahancurkan gerombolan DI/TII terpidana S.M. Kartosoewirjo Berakhirlah
Kartosuwiryo pemerintah juga pertualangan DII/TII yang telah
mengerahkan massa rakyat, disebut Pagar menimbulkan banyka korban di kalangan
Betis. Pasukan Pagar Betis dimaksudnya rakyat Jawa Baratitu. ( E.Juhana
untuk menyisir dan menghadang pelarian Wijaya:1995:99)
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

di Jakarta. Penugasan ini membawa dampak


Operasi Intelijen TNI positif bagi lalu lintas surat menyurat demi
kepentingan perjuangan NII dan Agus
TNI tidak pernah berhenti mempersiapkan melaporkannya kepada Kartosoewirjo. Sang
rencana operasi untuk menghancurkan NII. imam lalu memerintahkan Agus untuk
Konflik RI dan NII memang meliputi perang meningkatkan hubungan dan kegiatan di
propaganda, perang intelijen, hingga Jakarta. Bahkan, kalau memungkinan
penghancuran satuan-satuan militer. dibentuk perwakilan pemerintahan NII di
Keberhasilan TNI menghancurkan TII Jakarta. Akhirnya, Agus memerintahkan Ali
didahului dengan keberhasilan operasi Murtado untuk menyusun personalia guna
intelijen. mengisi jabatan dalam perwakilan
Pemerintah NII di Jakarta.
Pada 1951, Sersan Mayor Ukon Sukandi
yang bertugas sebagai intel dengan nama Kartosoewirjo mempercayai Ali Mutado
samara Sukarta, memperoleh informasi karena usulan ini datang dari orang yang
perihal Ali Murtado, bekas komandan dan terpecaya, yaitu Agus Abdullah, Ali
tokoh TII dari Batalyon Kalipaksi yang kemudian menyempaikan surat penugasan
berkedudukan di Garut. Menurut informasi tersebut kepada Ukon Sukandi yang segera
tersebut , Ali telah kembali ke masyarakat membahasnya bersama Komandan Intelijen
dan tidak lagi bertempur bersama TII. Ukon TNI Letnan Muda Satiri dan Kepala Seksi I
mendatangani dan berusaha merebut Komandan Militer Kota Besar Jakarta Raya
simpati Ali dengan berbagai kebaikan. Lettu Suhadi. Dengan persetujuan Suhandi,
Suhandi, Ukon berhasil menyusupkan
Ali tertarik dengan segala kebaikan Ukon. anggota kepolisian dari Sektor Jatinegara.
Bahkan, ia melaporkan hal ini kepada Ukon dan Ali lalu menyusun personalia
pimpinan TII yang sekaligus pamannya perwakilan Pemerintah NII, yaitu Ali
yaitu Sudjai. Menurut Ali, Ukon Sukandi Murtado sebagai komandan, Sukarta (nama
pantas untuk direktut demi kepentingan samara Ukon Sukandi ) sebagai Wakil
TII dalam menjalankan aksi intelijen di kota. komandan, dan Among ( anggota kepolisian
Sebaliknya, Ukon juga melaporkan kepada RI Sektor Jatinegara ) sebagai kepala
atasannya bahwa Ali Murtado berhasil kepolisian.
didekati dan bisa diperalat, diserap Pada tahun itu juga Abdullah
informasinya bahkan bisa menjadi jalan memberitahu Ali Murtado dan Ukon bahwa
bagi masuknya operasi intelijen TNI ke Kolonel TII Sohby akan datang untuk
tubuh TII. mengontrol pasukan di Jakartra. Agus
rupanya tertipu oleh Ukon alias Sukarta
Lewat Ali, Ukon berhasil menipu Sudjai. yang mengatakan bahwa Sukarta berhasil
Ukon memberikan banyak bantuan kepada menyusun satuan rakyat terlatih yang siap
komandan TII, tersebut, baik berupa uang, mendukung perjuangan NII. Ketika Sohby
pakaian, alat tulis, surat kabar, juga surat datang ke Jakarta dan menyatakan
peribadinya yang menunjukkan rasa keinginan untuk menginspeksinya pasukan,
simpati terhadap perjuangan NII. Sudjai Ukon menyampaikan alas an alasan bahwa
terkecoh dengan kemurahan ini. Ia para prajurit waktu dua hari untuk
kemudian mengirim surat balasan kepada mengumpulkan mereka.
Ukon yang isinya menjelaskan bahwa Sudjai
sudah mengusulkan kepada panglima TII Ukon mengontak pimpinan intelijen di
wilayah Divisi I Sunan Rahmat Agus Jakarta untuk meminjam beberapa puluh
Abdullah agar mengangkat Ali Murtado karaben dari Markas Detasemen TNI. Ia
sebagai petugas khusus di Jakarta yeng juga mengumpulkan 40 orang intel yang
setiap saat bisa dihubungi oleh Ukon. segera dilatih tatacara upacara militer TII
oleh Ali. Mereka inilah kemudian hadir di
Dua hari kemudian, datang surat penetapan sekitar Rawa Buaya dan berpura-pura
dari Agus Abdullah yang menetapkan dan sebagai pasukan TII yang menyambut
mengangkat Ali Murtado sebagai kepala Pos kedatangan komandannya. Sohby
Perhubungan Wilayah I dan berkedudukan
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
menyatakan kepuasannya melihat Sebelumnya, pada Februari 1959, telah
kesigapan para prajurit TII gabungan itu. Ia disusun Petunjuk Pokok Pelaksanaan
berkata, “sekali berada di daerah jantung Pemulihan Keamanan (P4K) yang
musuh, namun semangat dan disiplinnya bersandar pada konsep Perang Wilayah. Ini
melalui pasukan TII yang kini beroperasi di merupakan petunjuk untuk penggunaan
gunung-gunung. seluruh sarana militer secara efisien.
Akhirnya, lahirnya Rencana Pokok 2.1.
Selama seminggu di Jakarta, Sohby untuk membatasi kebebasan gerak lawan
menyuruh Ali Murtado agar mengetik surat sehingga lawan terdorong ke daerah-daerah
untuk Kartosoewirjo dan Agus Abdullah tertentu yang kemudian diselesaikan satu
dengan tembusan kepada semua panglima persatu.
wilayah TII. Sohby menyebutkan bahwa
setelah mendapat restu dari Imam NII, ia Untuk melaksanakan rencana tersebut,
akan melanjutkan tugasnya sebagai duta pada Desember 1959 disusun Rencana
keliling di luar negeri. Berita tersebut tentu Operasi 2.1.2. Kemudian pada Februari
saja sangat bernilai bagi kalangan intelijen 1961 dikeluarkan Rencana Operasi 2.1.2.1.
RI. Ukon Sukandi segera melaporkan yang merupakan percepatan dari Rencana
rencana Sohby ini kepada Kepala Seksi I Operasi 2.1.2. Dalam Rencana Operasi2.1..2.,
Komando Militer Kota Besar Jakarta Raya. pemulihan keamanan wilayah Jawa Barat di
Ukon mengusulkan agar Sohby tidak rencanakan untuk diselesaikan dalam
ditangkap di Jakarta karena akan waktu waktu lima tahun, yaitu hingga 1965.
menimbulkan kecurigaan NII kepada Dalam Rencana Operasi 2.1.2.1., selang
dirinya. Akhirnya Sohby di jebak di Bogor. waktu itu dipercepat hingga akhir 1962.
Ironisnya, Ukon melaporkan kepada
pemerintah NII bahwa Sohby tertangkap Setelah Soekarno mengeluarkan Dekrit
karena pengkhianatan A.M. Firdaus. Dalam Presiden, maka Operasi Wilayah Gerak,
hal ini, TNI berhasil menangkap Sohby, Tanah, dan Godam dilakukan secara
sedangkan Firdaus dihukum mati oleh serempak di seluruh Jawa Barat. Sesuai
kawan-kawannya sendiri. ( Ade dengan Rencana Pokok 2.1.2., wilayah Jawa
Firmansyah:2011: Hal 77-80). Barat dibagi menjadi tiga daerah operasi,
1. Daerah Operasi A, Ini adalah operasi
Operasi Pagar Betis daerah normal
2. Daerah Operasi B. Ini adalah daerah
Pada 1958, TNI merevisi doktrin militer. yang sudah dikontrol oleh TNI
Hasilnya adalah konsep perang Wilayah tetapi belum sepenuhnya terbebas
dengan dasar pemikiran bahwa tanpa dari Darul Isla.
adanya bantuan aktif dari masyarakat, 3. Daerah Operasi C. Ini adalah daerah
Darul Islam tidak akan bisa ditiumpa. Untuk yang masih sepenuhnya dikontrol
itulah situasi di masyarakat harus oleh Darul Islam.
distabilisasikan. Cara berpikir yang Penumpasan Darul Islam dimulai pada
konstrukitf serta integrasi nasional juga pertengahan 1960 di Kabupaten Lebak.
perlu didukung untuk mencapai partisipasi Daerah ini dipilih untuk menutup
aktif dari rakyat dalam tugas-tugas kemungkinan adanya anggota Darul Islam
pertahanan. Panglima Divisi Siliwangi menyebrang ke Sumatera. Di daerah Banten
Ibrahim Adjie, sosok yang pernah menjabat ini pula penduduk setempat untuk pertama
sebagai atase militer di Beograd, Yugoslavia, kalinya diikutsertakan dalam operasi
bertanggung jawab atas pelaksanaan milliter. Operasi ini awalnya disebut Perang
doktrin Perang Wilayah di Jawa Barat. Bedog ( Perang Golok) dan kemudian
Rupanya, ia berorientasi pada pengalaman terkenal dengan istilah Pagar Betis.
perang gerilya di Yugoslavia selama Perang
Dunia II. Pada mulanya, seperti ini kurang berhasil.
Namun, Operasi Pagar Betis kemudian
Konsepsi Perang Wilayah disahkan oleh berhasil menjadi salah satu syarat untuk
Ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960. mengisolasi TII, terutama di Banten dan
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

Priangan. Dengan Operasi Pagar Betis, TNI


mengurung kekuatan Darul Islam di aerea Pada September 1961, Menteri Keamanan
pegunungan tertentu. TNI kemudian Nasional A.H. Nasution mengeluarkan
memberdayakan penduduk desa di sekitar instruksi tentang pelaksanaan kebijakan
gunung untuk membentuk semacam rantai terhadap TII dalam kaitannya dengan
manusia sehingga setiap gerilyawan Darul rencana pemberian amnesti oleh
Islam yang mencoba melarikan diri akan pemerintah RI. Para anggota NII pun
bertemu dengan tembok betis manusia dan kemudian dibagi ke dalam lima golongan,
tidak bisa menghindar. TNI lalu mengirim yaitu:
beberapa batalyon Angkatan Darat ke 1. Golongan A ( pemikir, pejabat, dan
gunung tersebut serta menghancurkan menteri).
kantung Darul Islam. 2. Golongan B ( perwira)
3. Golongan C ( para pengikut)
Pada saat itu, Kartosoewirjo seperti 4. Golongan D ( orang-orang yang
kehabisan tenaga. Rakyat semula tidak tercantum dalam golongan
berpatisipasifasi aktif dalam A,B, dan c.)
mempertahankan NII perlahan-lahan 5. Golongan E ( warga asing ).
menarik dukungan dan bantuannya. Hal ini Jika menyerah, Golongan A kemudian akan
konon disebabkan adanya usaha-usaha TNI dipulangkan ke tempat asalnya dan diberi
yang membuat satuan-satuan TII palsu lapangan pekerjaan. Golongan B akan
untuk melakukan tindakan – tindakan diberikan lapangan pekerjaan atau
kejam terhadap rakyat. Mereka membunuh, dipekerjakan di perusahaan asalkan
membakar, dan merampok, dengan memenuhi syarat. Golongan C akan di
menggunakan symbol-simbol yang khas NII. transmigrasikan. Kelima golongan tersebut
TNI juga meminta rakyat terlihat dalam juga dilarang untuk kembali terlihat dalam
Operasi Pagar Betis. Jika menolak, mereka kegiatan-kegiatan politik.
langsung dituduh sebagai pendukung NII.
Pada November 1961, Nasution kembali
Dalam kondisi genting itu Kartosoewirjo mengeluarkan instruksi. Kali ini tentang
mengeluarkan wasiat. Isinya antara lain petunjuk persoalan khusus dalam rangka
menyebutkan bahwa jika Imam NII pelaksanaan terhadap para anggota Darul
ditangkah atau dibunuh, perjuangan NII Islam yang menyerah. Berdasarkan
tidak boleh terhenti apalagi menyerah. Di instruksi tersebut, Golongan A dibagi lagi ke
pihak lain, TNI merencanakan operasi- dalam golongan-golongan yang lebih kecil.
operasi militer, yaitu Operasi Cepat I-XII ( 1 Kartosoewirjo termasuk golongan A1.
– 31 Januari 1962), Operasi Brata Yudha I-
IV ( Maret – juni 1962), dan Operasi Kartosoewirjo tidak lantas menyerah,
Pamungkas ( Agustus 1962 - Januari 1963). meskipun ia sadar bahwa perjuangan akan
segera berakhir. Dengan semangat juang
Dalam keadaan terdesak, Darul Islam yang tinggi, ia masih berpidato di
melalui Taruna, sekretaris pribadi markasnya di daerah Gunung Galunggung,
Kartosoewirjo, mengeluarkan Perintah Tasikmalaya, untuk meneguhkan moral
Perang Semesta ( PSP ) pada 11 Juni 1961. para pendukungnya. Pada waktu itu
Instruksi ini tidak ditandatangani Kartosoewirjo mengatakan, “ untuk
Kartosoewirjo. Namun, kekuatan Darul menegakkan Darul Islam harus melalui
Islam tetap saja kalah. Kesatuan- proses pengaliran darah secara besar-
kesatuanTII di Banten, Pangrango-Gede, besaran.” Artinya, jika di suatu negeri
Burangrang, dan Tangkuban Perahu terdapat dua kepala negara, salah satu dari
ditumpas atau menyerah kepada TNI. mereka harus menyingkir.
Apalagi waktu itu Pemerintah RI melakukan
pemberian amnesti yang berlaku hingga Pada 2 Januari 1962 , Panglima Divisi
Oktober 1961. Tekanan TNI juga kian Siliwangi Ibrahim Adjie mengeluarkan
menyulitkan komunikasi diantara perintah harian kepada pasukannya.
kelompok-kelompok kesatuan di tubuh TII. Sementara itu, kesatuan-kesatuan Darul
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
Islam yang bermarkas di Cakrabuana dan Sesungguhnya bagi Kabinet Natsir-lah
Gunung Galunggung – daerah yang juga masalah gerilyawan nan tidak patuh ini
diperkirakan sebagai markas Kartosoewirjo menjadi-jadi dan mencapai puncaknya.
– menghadapi pengepungan total. Pada mulanya Kabinet ini berusaha
Pengepungan terhadap TII juga dilakukan membujuk para gerilyawan yang terus juga
Di Kecamaatan Ciawi, Tasikmalaya , menentang republik untuk menyerah.
misalnya, sekitar 5.653 warga dikerahkan Pemerintah mengumumkan pada tanggal
TNI. Ribuan orang itu dibagi ke dalam 1.127 14 November yang memberikan
pos penjagaan. kesempatan kepada para gerilyawan untuk
melapor kepada para pejabat dari tanggal
Sementara itu, pemimpin Darul Islam, 28 bulan itu sampai 14 Desember.
antara lain Zainal Abidin dan Ateng
Djaelani, telah menyerah kepada TNI. Ateng Kartosuwiryo sendiri menjawab imbauan
menyerah sebelumnya Kartosoewirjo itu dengan jawaban pasti bahwa ia hanya
tertangkap. Ketika itu ia masih membawahi bersedia beruding dengan Pemerintah
sekitar 80 orang, termasuk istri dan dua Indonesia jika Republik mengakui
anaknya. Malam sebelumnya, Ateng kedaulatan NII. Karena imbauan Natsir
bersembahyang. “Saya protes kepada gagal maka Tentara Republik melancarkan
Tuhan, mengapa perjuangan menegakkan operasi “Merdeka”, yaitu operasi militer
syariat Islam mendapat rintangan. Dalam terhadap bekas gerilyawan dan
pertempuran, kami selalu kalah, “tuturnya” pemberontak di seluruh Indonesia. Bahkan
Ateng lalu tertidur. Dalam mimpinya, ia walaupun Herbert Feith mengatakan bahwa
mengaku telah melihat sebuah ayat Al- pengganti Natsir, yaitu Sukiman, mengambil
Qur’an di langit. Ayat itu berbunyi. “Boleh garis keras dalam penyelesaian masalah ini,
jadi kamu tak suka sesuatu padahal baik sesungguhnyalah Sukiman hanya bertindak
buat kamu, dan boleh jadi kamu mencintai sebagai penerus perintah Natsir secara
sesuatu padahal buruk buat kamu. “Ateng tidak langsung untuk menuntaskan
mengaku sejak itu hatinya menjadi tentram. permasalahan ini.
Esok paginya ia menyerah. Ateng langsung
dijemput oleh Ibrahim Adjie. ( Ade Demikianlah, menurut informan saya,
Firmansyah:2011: Hal 81-85). sesungguhnya perintah membasmi DII/TII
itu berasal dari Natsir dan Nasution kala itu
hanyalah sebagai pelaksana saja. Namun
Penumpasan Pemberontakan DII/TII demikian penyelesaian masalah ini tidaklah
Kartosuwiryo mudah, sebab ternyata membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk
Tanggal 17 Agustus 1950 dinyatakan secara
menumpasnya.
berdirinya Negara Kesatuan Republik
Sejarah tampaknya telah menentukan nasib
Indonesia hasil dari leburan RI dan RIS, dan
gerilyawan DI/TII. Demikianlah, seruan
bertindak sebagai Perdana Menteri pertama
untuk melakukan aksi militer tidak datang
negara kesatuan Republik Indonesia setelah
dari pihak militer saja, tetapi juga dari PNI
hancurnya struktur negara federal ini
dan PKI, tambahan pula kedua partai
adalah Muhammad Natsir. Membawahi 15
tersebut menuduh bahwa Masyumi
Menteri dengan Wakil Perdana Menteri,
memberikan dukungan kepada DI/TII.
Natsir mencanangkan tujuh program
Demikian juga dengan Sukarno. Ia didesak
cabinet, dua di antaranya adalah
untuk mengeluarkan pernyataan resmi
“menyempurnakan organisasi angakatan
yang mencap pemberontakan DI sebagai
perang dan pemulihan bekas-bekas anggota
pengacau negara. Pada 1953 berturut-turut
Tentara dan Gerilya ke dalam masyarakat,
delegasi SOBSI, PKI, PNI, MURBA, dan Partai
(dan) memperjuangkan penyelesaian soal
Buruh, semuanya dari Jawa Barat,
Irian Barat dalam tahun itu (1950) juga.
mendatangi pejabat-pejabat pusat maupun
daerah dengan mengajukan tututan
Program yang belakangan di sebut kita
demikian. Rapat-rapat umum
abaikan, dan pusatkan perhatian kepada
diselenggarakan untuk mendesakkan ini,
program yang pertama di sebut.
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

dan mendapat dukungan pula dari tanggal 12 September 1962 sebagai


organisasi-organisasi pamong praja yang syuhada. (Budi Santoso:2013:hal 36-38)
ternyata paling menderita karena serangan
DI/TII. Pemerintah Indonesia
menyambutnya dengan mempersiapkan Isi Proklamasi Berdirinya Negara Islam
suatu RUU yang mengusulkan agar gerakan Indonesia
dilarang, di antaranya DI/TII Kartosuwiryo Proklamasi Berdirinya
di Jawa Barat, Daud Beureuh di Aceh, Kahar Negara Islam Indonesia
Muzakkar di Sulawesi Selatan, dan Ibnu Bismillahirrahmanirrahim
Hajar di Kalimantan Selatan. Kartosuwiryo Asjhadu anla ilaha illallah wa asjhadu anna
balik counter dengan memerintahkan Muhammadar Rasulullah.
perang semesta terhadap musuh-musuhnya Kami, Ummat Islam Bangsa Indonesia
pada awal 1961. MENJATAKAN: Berdirinya “NEGARA ISLAM
Karena memang gerilyawan DI/TII tangguh INDONESIA” Maka hukum jang berlaku atas
dan ulet, maka para gerilyawan ahli siasat Negara Islam Indonesia itu, ialah : HUKUM
dari Divisi Siliwangi akhirnya melibatkan ISLAM.
dan mengikut sertakan rakyat dalam upaya Allahu Akbar!
penumpasan pergerakan ini secara tuntas, Allahu Akbar!
uapaya mana dikenal dengan nama “Pagar Allahu Akbar!
Betis”. Bantuan lain dikerahkan untuk Atas nama Ummat Islam Bangsa
menumpas DI selamanya dengan mengikut Indonesia
sertakan Divisi Brawijaya dan Diponegoro Imam NEGARA ISLAM INDONESA
dalam operasi “Brata Yudha”. MADINAH-INDONESIA, 12 Sjawal 1368/7
Agustus 1949
Pada tanggal 4 Juni 1962 pukul 11.35 WIB Pendjelasan singkat:
SM Kartosuwiryo beserta para 1. Alhamdulilah, maka Allah telah
pengawalanya yang sedang bersembunyi berkenan menganugerahkan Kurnianja
dalam gubuknya di daerah Gunung Geber jang Maha Besar atas Ummat Islam
Majalaya, Priangan Timur berhasil Bangsa Indonesia, ialah: Negara Kurnia
ditangkap hidup-hidup oleh satuan Kompi C Allah, jang meliputi seluruh Indonesia.
Batalyon 328/Kujang II. Tertangkapnya 2. Negara Kurnia Allah itu, adalah “Negara
Kartosuwiryo berduyun-duyunlah anak Islam Indonesia”. Atau dengan kata lain
buah dan keluarga gerombolan DII/TII “Ad –daulat- ul- Islamijah” atau Darul
menyerahkan diri kepada satuan-satuan Islam “ atau sengaja dengan singkatan
TNI ABRI. Mahkamah Angkatan Darat jang sering dipakai orang D.I.
dalam keadaan perang untuk Jawa dan “selandjuntnja hanja dipakai satu istilah
Madura mengadili Kartosuwiryo. jang resmi, ja’ni “ NEGARA ISLAM
INDONESIA”.
Para tokoh DI lainnya, seperti Adah Jaelani, 3. Sedjak bulan September 1945, pada
telah menyerahkan diri 23 Mei 1962. Oni ketika turunnja Belanda di Indonesia
dan Kamran telah tewas dalam chusus di pulau Djawa, atau sebelum
pertempuran sebelumnya. Bahkan Oni kemudian daripada Proklamasi
tewas pada 1951. Haji Zainal Abidin, Toha berdirinja “Negara Republik Indonesia “
Machfud, Ateng Jaelani Setiawan, telah maka revolusi Nasional jang dimulai
melapor diri sebelumnya. Terakhir menjala pada tanggal 17 Agustus 1945
Muhammad Darda atau Dodo, putra itu, merupakan “perang” sehingga
Kartosuwiryo sekaligus “putra Mahkota” DI sedjak masa itu seluruh Indonesia di
mengumumkan kepada setiap anggota dalam Keadaan Perang.
DI/TII yang masih berada di hutan untuk 4. Negara Islam Indonesia tumbuh di masa
segera menyerahkan diri, Juni 1962. perang, di tengah-tengah revolusi
Kartosuwiryo dijatuhi vonis mati oleh Nasional, jang pada achir kemudiannja,
Mahkamah Angkatan Darat dalam keadaan setelah Naskah Renville dan Ummat
perang (MAHADPER) Pada tanggal 14-16 Islam bangun serta berbangkit melawan
Agustus 1962, dan menjalani eksekusi keganasan pendjajahan dan perbudakan
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
jang dilakukan oleh Belanda, beralih menimbulkan keresahan, kesengsaraan,
sifat dan wudjudnja mendjadilah ketidak-amanan dan ketidak-kenyamanan
Revolusi Islam atau Perang Sutji. bagi masyarakat.
5. Insja Allah, perang sutji atau revolusi
Islam itu akan berdjalan terus hingga: a. Aksi-aksi penculikan terutama dialamatkan
N.I.I. berdiri dengan sentausa dan tegak kepada tokoh-tokoh masyarakat yang
teguhnja, keluar dan ke dalam 100% berpengaruh di suatu kampung dengan
de-facto dan de jure di seluruh harapan (mereka itu tadi) menjadi kaki
Indonesia. b. Lenjapnja segala matjam tangan DI/TII dalam mobilissi gerakan
pendjadjahan dan perbudakan. c. massa. Mereka yang menjadi sasaran yang
Terusirnja segala musuh Allah, musuh akan dijadikan kaki tangan DI/TII terutama
Agama dan musuh N.I.I. d. Hukum2 guru-guru sekolah dan guru mengaji, sebab
Islam berlaku dengan sempurna di status dan kedudukan sosial mereka, di
seluruh N.I.I. samping kharismanya yang diharapkan
6. Selama itu, “N.I.I.” merupakan: Negara dapat menarik simpati rakyat untuk
Islam di masa Perang atau Darul Islam kemudian mendukung gerakan DI/TII.
Fi Waqtil-Harbi. Selain dua unsur (tokoh masyarakat)
7. Maka segala Hukum jang berlaku tersebut, yang tidak lepas dari incaran
dalam masa it, di dalam lingkungan untuk dipengaruhi adalah para kepala
N.I.I. ialah Hukum Islam di masa kampung dan kepala-kepala distrik di setiap
Perang. daerah yang menjadi sasaran aksi pasukan
8. Proklamasi ini disiarkan ke seluruh DI/TII.
dunia, karena Ummat Islam Bangsa Kendatipun demikian, tidak jarang dari para
Indonesia berpendapat dan tokoh masyarakat tersebut yang tidak
berkejakinan bahwa kini adalah tiba setuju atau tidak mau bekerja sama dengan
ssatnja melakukan wajib sutji, jang DI/TII. Terhadap mereka, minimal ada dua
serupa itu bagi mendjaga keselamatan kemungkinan yang akan terjadi, yaitu
N.I.I. dan segenap Ra’iatnja, serta bagi melarikan diri/mengungsi ke tempat-
memelihara kesutjian Agama, terutama tempat yang tidak/sulit dijangkau oleh
sekali bagi “ Mendhohirkan Keadilan pasukan DI/TII terutama (daerah) yang
Allah di Dunia”. mana terdapat aparan kemanan dan bila
9. Pada dewasa ini perdjuangan tidak sempat menyingkir (ditangkap
Kemerdekaan Nasional jang diusahkan gerombolan), maka yang terjadi kemudian
selama hampir bulat 4 (empat) tahun adalah pembunuhan yang bersangkutan.
itu kandaslah sudah. Karena itu, banyak warga yang harus
10. Semoga Allah membenarkan menyingkir, meningalkan kampung
Proklamasi Berdirinja Negara Islam halamannya demi untuk menyelamatkan
Indonesia itu, djua adanja. Insja Allah diri dan kelangsungan hidupnya.
Amin. Bismillahi Allahu Akbar. (Ade
Firmansyah:2011:141) Selain melakukan penculikan dan
pembunuhan, pasukan DI/TII juga
melakukakn perampokkan barang-barang
(tanpa kecuali barang-barang yang mereka
dapati ketika beraksi) kepunyaan penduduk
hampir dalam setiap kali aksi memasuki
kampung-kampung. Hal ini sudah barang
Dampak Gerakan DII/TII Terhadap
tentu terkait dengan upaya menghimpun
Kehidupan Masyarakat
dana dalam rangka mobilisasi dan
Berasarkan uraian tersebut disimpulkan kelangsungan gerakan DI/TII di daerah
bahwa tampaknya pada tahun 1951-1961 Maros. Akibat dari tindaka mereka itu,
pasukan DI/TII cukup intensif dalai maka ketika mereka memasuki suatu
melakukan aksi-aksinya terutama di daerah kampung, para warga pun berlarian
Maros (yang oleh penduduk setempat menjauhkan diri dan bersembunyi karena
diidentifikasi dengan “geromboan”) telah ketakutan, kecuali bagi mereka (warga)
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan

yang setuju atau mau bekerja sama dengan kezaliman sejarah tidak terus berlanjut
DI/TII. ( Muhammad Rasyid Ridha,2010) terhadap tokoh yang kita hormati itu.
( Darma Putra : 2014 ).
Akhir Perjuangan DII/TII Kartosuwiryo
Pada akhirnya tentara NKRI berhasil DAFTAR PUSTAKA
menghabisi perlawanan NII, ditandai
dengan tertangkapnya SM Kartosoewirjo Awwas S. Irfan 2015, Kesaksian Pelaku
selaku Imam Besar (presiden) NII di Sejarah Darul Islam ( DI/TII),
wilayah Gunung Geber pada 4 Juni 1962. Yogyakarta
Mahkamah militer menyatakan
Kartosoewirjo bersalah dan menjatuhkan Dijk Van .C 1993. Darul Islam Sebuah
hukuman mati. Mantan aktivis, jurnalis, Pemberontakan . Jakarta
sekaligus ulama kharismatik itupun
menghembuskan napas terakhirnya di Dwijayanto, Rano Aprilia,2014. Sistem
depan regu tembak NKRI pada September Militer dalam Tentara Islam
1962. Indonesia ( TII )di Jawa Barat pada
Pada masa Orde Baru (orde militerisme), masa Kartosoewirjo ( 1948-1962 ).
Islamisme agaknya dipandang lebih Universitas Negeri Yogyakarta.
berbahaya daripada sekularisme, Yogyakarta.
komunisme atau misionaris Kristen dan
Yahudi. Bahkan Seminar TNI Angkatan
Dengel H Holk 1995, Buku sejarah Darul
Darat (Agustus 1966) di Bandung malah
Islam Dan Kartosuwiryo. “Angan-
bersikap antipati, menganggap gerakan
angan yang gagal karangan. Jakarta
Darul Islam (DI) atau NII sebagai musuh
bangsa nomor satu, baru menyusul PKI.
E. Wijaya Juliana 1995, Buku pegangan
Sikap istiqamah yang ditunjukkan sejarah “ 3untuk SLTP kelas III
Kartosuwiryo terhadap cita-cita perjuangan Caturwulan karangan . Bandung
yang telah digariskannya patut diteladani
oleh siapa saja (para aktivis) yang
menyebut dirinya sebagai orang Firmansyah ade 2011, Pegangan Sejarah “
pergerakan, apa pun ideologinya, dengan Biografi Singkat Sm Kartosoewirjo
terlebih dahulu mengenyampingkan naluri 1907-1962. Sleman ,Yogyakarta
sektarian yang ada pada dirinya.
Tentang kisah wafatnya Kartosoewirjo, Kuntowijoyo, 1995, Pengantar Ilmu Sejarah.
ternyata Soekarno dan A.H. Nasution cukup Yogyakarta. Yayasan Benteng Budaya.
menyadari bahwa Kartosoewirjo adalah
tokoh besar yang bahkan jika wafat pun Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho
akan terus dirindukan umat. Maka mereka Notosusanto. 2008 Sejarah Nasional
dengan segala konspirasinya, didukung Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman
Umar Wirahadikusuma, berusaha Republik Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
menyembunyikan rencana jahat mereka
Marthupa Rido. 2015 makalah tentang
ketika mengeksekusi Imam Negara Islam
DII/TII Jawa Barat.
ini.
https://www.melekdata.com/2015/04/
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
contoh-makalah-tentang-ditii-jawa-
orang-orang yang gugur di jalan Allah
barat.html
(bahwa mereka itu mati), bahkan
sebenarnya mereka itu hidup, tetapi skamu
Muhammad Rasyid Ridha,2010 Gerakan
tidak menyadarinya”. (QS. 2:154)
DI/TII dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan Masyarakat Maros 1953-1965,
Tuduhan bahwa Kartosoewirjo sebagai
Universitas Negeri Makassar.
pemberontak harus dikoreksi. Bukan saja
Makassar
demi meluruskan sejarah yang keliru atau
https://emtha1110.blogspot.com/2010/05
sengaja dikelirukan, namun juga agar
/gerakan-ditii-dan-
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
dampaknya-terhadap.html

Nuralip Ayu .2016 Makalah Sejarah


Indonesia pemberontakan DI/TII Di Jawa
Barat. Uptd Smk Negeri 1 Slawi .Tegal.
http://ayunuralip.blogspot.com/2016/07/
makalah-di-tii-jawa-barat.html.
Ricklef, N.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern
1200 – 2008. Jakarta, Serambi

S.Konso, Suwarno K, Syafei. 1994. Sejarah


Jawa Barat.. Jakarta: CV. Dwi Karya

Santoso Budi 2013. Darul Islam


Pemberontakan di Jawa Barat,
Bandung: Dunia Pustaka Jaya

Setyawan Dony . 2016 . Penumpasan DII/TII


DoniSaur.
http://www.donisetyawan.com/pen
umpasan-ditii/

Sudiyo. 2004. Pergerakan Nasional


Mencapai dan Mempertahankan
Kemerdekaan. Jakarta. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai