Jurnal Skripsi Baru
Jurnal Skripsi Baru
Abstract:
Kartosuwiryo was a figure in the DI / TII rebellion. The reason for Kartosuwiryo's rebellion was
to establish an Islamic Islamic state in West Java at that time. To find out the chronology of the
DII / TII rebellion during the SMKartosoewirjo Period, to find out how the implementation of
the DII / TII rebellion was carried out, the implementation of the DII / TII suppression was
carried out in two ways, namely with TNI intelligence operations, through the Operation of
Fence Betis in made by the TNI and the People at that time. The DII / TII rebellion had quite a
negative impact on the lives of the people and the Indonesian state at that time . The method
used in this study is the historical research method, with steps (a) heuristics, (b) criticism, (c)
interpretation, (d) historiography. This method is carried out to obtain objective data and
information about IMPLEMENTATION AND DISPOSAL OF DII / TII SMART KARTOSOEWIRJO IN
WEST JAVA IN 1950-1962. Based on the results of this study the Kartosuwiryo DII / TII
rebellion occurred because of an agreement made by the Dutch government with the
Indonesian government with an agreement namely the Renville Agreement on January 17, 1949
on a ship aboard the USS Renville. Opposition to the legal decision of the Republic of Indonesia
(Republic of Indonesia) government, to carry out its eradication through TNI intelligence
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
operations, and posse operations, if for its eradication through peace but was rejected by
Kartosoewirjo and finally with this posse operation that succeeded in crippling Kartosoewirjo
and his men
PENDAHULUAN
Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus Pada waktu pasukan Divisi Siliwangi
1945, bangsa Indonesia telah dihadapkan melaksanakan hijrah ke daerah Jawa
dengan berbagai macam permasalahan, Tengah, tidak semua kesatuan tentara ikut
seperti masalah ekonomi, sosial, hubungan serta melakukan hijrah. Mereka yang tidak
luar negeri maupun masalah pertahanan ikut hijrah terus melakukan perang gerilya
keamanan. Khusus dibidang pertahanan di daerah Jawa Barat. Kesatuan tentara
keamanan, muncul berbagai yang tidak ikut hijrah diantaranya ialah
pemberontakan yang menentang keputusan pasukan Sabilillah dan Hizbullah6 yang
dipimpin oleh Kartosuwirjo. Dengan
pemerintah RI (Republik Indonesia) yang
melihat situasi dan kondisi seperti tersebut
sah. Salah satu pemberontakan tersebut
di atas maka dengan segera Kartosuwirjo
yaitu pemberontakan DI/TII (Darul memanfaatkan keadaan. Pada tanggal 10-
Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa 11 Februari 1948 di Desa Pangwedusan,
Barat yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Cisayong, Tasikmalaya, ia beserta kawan
Kartosuwiryo. Dengan pasukannya yang seperjuangannya seperti Raden Oni dan
diberi nama Tentara Islam Indonesia. Kamran mengadakan suatu konferensi
yang berhasil membentuk TII.
Kartosuwiryo merupakan sosok sentral
dibalik pemberontakan DI/TII di Jawa KAJIAN TEORI
Barat. Ia telah sejak lama menginginkan Kajian Teori
terbentuknya suatu negara Islam yang Pengertian Historis
dinamakan Darul Islam. Upaya
Historis atau yang sering disebut sejarah,
Kartosuwiryo dalam merealisasikan
secara etimologis kata ini berasal dari
gambaran tentang negara Islam itu, bahasa Yunani Historia yang berarti ilmu,
dapatlah dikatakan mulai berlangsung inkuiri, wawancara, interogasi dari
setelah ditandatanganinya perjanjian seseorang saksi mata. Metode sejarah
Renville. Perjanjian tersebut ditandatangani adalah proses menguji dan menganalisis
oleh Pemerintah RI dan Belanda pada kesaksian sejarah untuk menemukan data
tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal USS autentik dan dapat dipercaya, serta usaha
Renville. Penandatanganan perjanjian sintetis atas data semacam itu menjadi
Renville telah memecah belah kekuatan RI. kisah sejarah yang dapat dipercaya.
Dari hasil perjanjian itu wilayah RI di pulau Sebelum melakukan penelitian sejarah, kita
Jawa hanya meliputi sebagian wilayah Jawa harus mengerti metode dalam penelitian
Tengah dan Banten. Hal ini membawa sejarah (Sulasman, 2014:73)
akibat anggota tentara harus ditarik dari Penelitian historis adalah penelaahan
wilayah pendudukan Belanda dan harus sumber-sumber lain yang berisi informasi
pindah ke wilayah RI yang sempit. Di mengenai masa lampau dan dilaksanakan
daerah Jawa Barat, tentara yang telah secara sistematis. Atau dapat dengan kata
menempati daerah yang strategis untuk lain yaitu penelitian yang bertugas
melakukan gerilya terpaksa harus segera mendiskripsikan gejala, tetapi bukan yang
melakukan hijrah ke daerah RI. Sebagian terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
besar pasukan Divisi Siliwangi dipindahkan Penelitian historis juga merupakan cara
dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. menetapakan fakta dan mencapai simpulan
mengenai hal-hal yang telah lalu, yang
dilalukan secara sistematis dan objektif oleh
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan
penyelidikan tentang gejala alam fisik, Salah satu perpecahan yang dihadapi
sedangkan grafein berarti gambaran, Masyumi adalah ketika PSII menarik diri
lukisan atau uraian. Dengan demikian, dari Masyumi pada tahun 1947, dan lagi-
secara harfiah historiografi dapat diartikan lagi orang yang beranggung jawab atas
sebagai uraian atau tulisan tentang hasil perpecahan ini adalah Womdoamiseno dan
penelitian mengenai gejala alam. Pada tahap Aruji Kartawinata. Mereka yang menarik
akhir, penulis melakukan penulisan dengan diri akhirnya membentuk PSII baru.
merangkaikan sejumlah fakta yang relevan, Menyusul kemudian, sikap para elit PSII
sehingga terwujud lah suatu tulisan sejarah tersebut kalah simpatik oleh Natsir dan
sebagai cerita yang menyangkut tentang Muhammad Roem. Kartosuwiryo yang
Sejarah pelaksanaan dan penumpasan melihat perpecahan didalam Masyumi dan
pemberontakan DII/TII SM kartosoewirjo di enggan dengan “liberalisme” Masyumi
Jawa Barat pada tahun 1950-1962. akhirnys memutuskan untuk kembali ke
(Sulasman: 147). Malangbong dengan status tetap sebagai
Sekretaris I serta sekaligus ia telah ditunju
HASIL DAN PEMBAHASAN ksebagai wakil Masyumi untuk Jawa Barat.
Pembahasan Di sana Kartosoewirjo mendirikan Dewan
Pertahanan Umum Islam Indonesia pada
Kronologi Pemberontakan DI/TII tahun 1947 juga, demi menghadapi Belanda
yang dengan Agresi Militernya yang
Kartosuwiryo muncul kembali dalam pertama Maret 1947 berhasil menguasai
gelanggang politik setelah Proklamasi tempat-tempat utama di daerah Priangan
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. seperti Garut, Tasik, dan Ciamis. Di samping
Sesungguhnya ia telah memproklamasikan Dewan Pertahanan Ummat Islam ia juga
Negara Islam Indonesia pada tanggal 14 mendirikan Majelis Ummat Islam Indonesia
Agustus 1945 namun karena tiga hari di dearah itu, dan berhasil melampaui
kemudian Soekarno-Hatta “Perjuangan Pembelaan Nasional “, suatu
memproklamasikan kemerdekaan nasional organisasi pertahanan sekuler di bawah
Indonesia, maka ditariknya kembali prakarsa Sanusi Harjadinata. Hingga akhir
proklamasinya. Aktivitasnya selama awal 1947, tampaknya Kartosuwiryo masih tetap
kemerdekaan Indonesia dicurahkannya loyal kepada republic, akan tetapi
pertama kali lewat Masyumi, di mana ia pun memasuki1948 cerita tentang cita-cita
termasuk salah seorang pendrinya di perjuangannya tidak dapat dianggap kecil.
samping Muhammad Natsir dan Abdul Demikianlah, Kartosuwiryo mempersiapkan
Wahab Hasyim. Bertindak sebagai ketua segala sesuatu demi mewujudkan Negara
partai yang didirikan Agustus 1945 itu Islam Indonesia untuk pertama kali
adalah Natsir sendiri. bersamaan dengan perjanjian Renville
Januari 1948. Perjanjian Renville yang
Masyumi yang dibentuk lepas dari campur menghendaki pengosongan kantong-
tangan Matahari Terbit memang kantong gerilyawan Indonesia itu
diharapkan dapat merangkul semua diabaikannya seraya mengkonsolidasi
kekuatan Islam yang ada pada waktu itu: pasukan Hizbullah Sabililah untuk tetap
Muhammadiyah, NU , dan tak ketinggalan tinggal di Jawa Barat. Persiapan
pula PSII, yang ada pada zaman sebelum diselenggarakan 10-11 Februari 1948 di
kemerdekaan menjadi sarang benih konflik desa Pamedusan, kecamatan Cisayong
internal bersumber pada garis perjuangan Tasik, itu menghasilkan Satu keputusan
partai. Tetapi apa yang terjadi adalah jauh penting, yakni diubahnya ideologi Islam
dari harapan, yakni justru sifat aneka ragam dari bentuk kepartaian menjadi bentuk
Masyumi membuatnya sulit untuk tetap kenegaraan yang nyata. Sebagai tindak
mempersatukan partai. Fraksi yang lanjutnya, organisasi-organisasi Islam yang
berbeda-beda harus berlangsung terdapat di daerah Jawa Barat
berdampingan dengan pandangan politik dikoordinasikan ke dalam apa yang disebut
dan keinginan yang berbeda. “ Majelis Islam”. Keputusan lain dari
peristiwa bersejarah pertama itu adalah
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
dibekukannya Masyumi Jawa Barat dan dan persembunyian gerombolan DII/TII di
kemudian mengangkat Kartosuwiryo daerah pedalaman. Dengan cara demikian
sebagai imam dari seluruh ummat Islam maka ruang gerak gerombolan menjadi
Jawa Barat. Tidak kalah pentingnya, pada sempit dan terdesak.
pertengahan Februari itu juga di bentuklah
Tentara Islam Indonesia (TII) mulai dari TNI-AD dalam menumpas gerombolan
kesatuan resimen hingga badan-badan DI/TII Kartosuwiryo mengembangkan
perjuangan Islam seperti BARIS ( Barisan konsep Perang Wilayah , yang berlandaskan
Rakyat Islam ), PADI ( Pahlawan Darul kepada UUD 1945 pasal 30 ayat (1), yang
Islam ). Semua komando perang di wilayah berbunyi “tiap-tiap Warga Negara berhak
Priangan tersebut di pimpin oleh Oni Qital, dan wajib ikut dan ikut serta dalam
dengan pusat konsentrasi di Gunung Cupu. ( pembelaan negara”. Nomor II/MPRS/1960.
Budi Santoso:2013:hal28-36) Untuk melakukan Operasi Penumpasan
dikerahkan TNI Divisi Siliwangi yang
diperkuat oleh satu-satunya TNI lainnya.
Pelaksanaan Penumpasan DI/TII Kekejaman gerombolan DI/TII
Kartosoewirjo Kartosuwiryo mendorong TNI menggelar
Secara resmi penumpasan pemberontakan “Perintah Perang Tanpa Kembali” sejak
DI/TII Kartosuwiryo dilaksanakan sejak tanggal 11 Juni `` 1961 pukul 07:00: WIB.
keluarnya peraturan Pemerintah Nomor 59 Perintah Perang Tanpa Kembali tersebut
tahun 1958 yang berlaku surut sejak mengisyaratkan bahwa DI/TII
tanggal 27 Desember 1949. Peraturtan Kartosoewirjo harus di hadapi secara tegas
Pemerintah itu mengesahkan Gerakan dank eras, tanpa mengenal kompromi.
Operasi Militer terhadap gerombolan DI/TII
Kartosuwiryo. Pada tanggal 4 Juni 1962 pukul 11.35 WIB
SM Kartosuwiryo beserta para
DI/TII merupakan organisasi yang amat pengawalanya yang sedang bersembunyi
tangguh. Mereka kebanyakan adalah dalam gubuknya di daerah Gunung Geber
veteran-veteran Perang Kemerdekaan yang Majalaya, Priangan Timur berhasil
terkena hasutan DII/TII Kartosuwiryo. ditangkap hidup-hidup oleh satuan Kompi C
Puncak kejayaan GKS dicapai pada tahun Batalyon 328/Kujang II.
1957 dengan kekuatannya 13.129 orang,
terdiri atas unsur tempur, territorial, Tertangkapnya Kartosoewirjo berduyun-
personil lainnya, dengan persenjataan duyunlah anak buah dan keluarga
sekitar 3.000 pucuk dari berbagai jenis, gerombolan DII/TII menyerahkan diri
termsasuk 200 brengun dan 20 mortir. kepada satuan-satuan ABRI. Mahkamah
Selain itu, kekuatannya juga telah menyebar Angkatan Darat dalam keadaan perang
hampir di seluruh wilayah pedalaman Jawa untuk Jawa dan Madura mengadili
Barat. Kartosoewirjo. Setelah bersidang dari
tanggal 14 – 16 Agustus 1962, Mahkamah
DI/TII Kartosuwiryo merupakan menjatuhkan kepada S.M. Kartosoewirjo.
gerombolan yang paling kuat dan luas Keputusan itu diumumkan pada tanggal 16
dibanding pemberontakan kedaerahan Agustus 1962.
lainnya. Mereka adalah gerilyawan yang
terlatih dan berpengalaman. Guna Kartosoewirjo kemudian mengajukan grasi
menghadapi geombolan DI/TII yang kepada Presiden Soekarno pada tanggal 12
berkekuatan lebih dari 13.000 orang itu, September 1962, tetapi secara tegas di
tentu perlu mengerahkan kekuatan TNI tolak. Pada waktu itu tersiar berita
secara besar-besaran. Untuk hukuman mati secara tembak terhadap
mengahancurkan gerombolan DI/TII terpidana S.M. Kartosoewirjo Berakhirlah
Kartosuwiryo pemerintah juga pertualangan DII/TII yang telah
mengerahkan massa rakyat, disebut Pagar menimbulkan banyka korban di kalangan
Betis. Pasukan Pagar Betis dimaksudnya rakyat Jawa Baratitu. ( E.Juhana
untuk menyisir dan menghadang pelarian Wijaya:1995:99)
Agung Giyen Santara, Muhammad Rb, Putut Wisnu Kurniawan
yang setuju atau mau bekerja sama dengan kezaliman sejarah tidak terus berlanjut
DI/TII. ( Muhammad Rasyid Ridha,2010) terhadap tokoh yang kita hormati itu.
( Darma Putra : 2014 ).
Akhir Perjuangan DII/TII Kartosuwiryo
Pada akhirnya tentara NKRI berhasil DAFTAR PUSTAKA
menghabisi perlawanan NII, ditandai
dengan tertangkapnya SM Kartosoewirjo Awwas S. Irfan 2015, Kesaksian Pelaku
selaku Imam Besar (presiden) NII di Sejarah Darul Islam ( DI/TII),
wilayah Gunung Geber pada 4 Juni 1962. Yogyakarta
Mahkamah militer menyatakan
Kartosoewirjo bersalah dan menjatuhkan Dijk Van .C 1993. Darul Islam Sebuah
hukuman mati. Mantan aktivis, jurnalis, Pemberontakan . Jakarta
sekaligus ulama kharismatik itupun
menghembuskan napas terakhirnya di Dwijayanto, Rano Aprilia,2014. Sistem
depan regu tembak NKRI pada September Militer dalam Tentara Islam
1962. Indonesia ( TII )di Jawa Barat pada
Pada masa Orde Baru (orde militerisme), masa Kartosoewirjo ( 1948-1962 ).
Islamisme agaknya dipandang lebih Universitas Negeri Yogyakarta.
berbahaya daripada sekularisme, Yogyakarta.
komunisme atau misionaris Kristen dan
Yahudi. Bahkan Seminar TNI Angkatan
Dengel H Holk 1995, Buku sejarah Darul
Darat (Agustus 1966) di Bandung malah
Islam Dan Kartosuwiryo. “Angan-
bersikap antipati, menganggap gerakan
angan yang gagal karangan. Jakarta
Darul Islam (DI) atau NII sebagai musuh
bangsa nomor satu, baru menyusul PKI.
E. Wijaya Juliana 1995, Buku pegangan
Sikap istiqamah yang ditunjukkan sejarah “ 3untuk SLTP kelas III
Kartosuwiryo terhadap cita-cita perjuangan Caturwulan karangan . Bandung
yang telah digariskannya patut diteladani
oleh siapa saja (para aktivis) yang
menyebut dirinya sebagai orang Firmansyah ade 2011, Pegangan Sejarah “
pergerakan, apa pun ideologinya, dengan Biografi Singkat Sm Kartosoewirjo
terlebih dahulu mengenyampingkan naluri 1907-1962. Sleman ,Yogyakarta
sektarian yang ada pada dirinya.
Tentang kisah wafatnya Kartosoewirjo, Kuntowijoyo, 1995, Pengantar Ilmu Sejarah.
ternyata Soekarno dan A.H. Nasution cukup Yogyakarta. Yayasan Benteng Budaya.
menyadari bahwa Kartosoewirjo adalah
tokoh besar yang bahkan jika wafat pun Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho
akan terus dirindukan umat. Maka mereka Notosusanto. 2008 Sejarah Nasional
dengan segala konspirasinya, didukung Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman
Umar Wirahadikusuma, berusaha Republik Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
menyembunyikan rencana jahat mereka
Marthupa Rido. 2015 makalah tentang
ketika mengeksekusi Imam Negara Islam
DII/TII Jawa Barat.
ini.
https://www.melekdata.com/2015/04/
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
contoh-makalah-tentang-ditii-jawa-
orang-orang yang gugur di jalan Allah
barat.html
(bahwa mereka itu mati), bahkan
sebenarnya mereka itu hidup, tetapi skamu
Muhammad Rasyid Ridha,2010 Gerakan
tidak menyadarinya”. (QS. 2:154)
DI/TII dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan Masyarakat Maros 1953-1965,
Tuduhan bahwa Kartosoewirjo sebagai
Universitas Negeri Makassar.
pemberontak harus dikoreksi. Bukan saja
Makassar
demi meluruskan sejarah yang keliru atau
https://emtha1110.blogspot.com/2010/05
sengaja dikelirukan, namun juga agar
/gerakan-ditii-dan-
Tinjauan Historis Tentang Pelaksanaan Dan Penumpasan Pemberontakan DII/TII SM
Kartosoewirjo di Jawa Barat Tahun 1950-1962
dampaknya-terhadap.html