Anda di halaman 1dari 61

PERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK

B.2.1.4.98.3.M

Edisi I
November 2014
PERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK
B.2.1.4.98.3.M

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami prinsip-prinsip dasar


dan menyusun tarif tenaga listrik dengan memasukkan keterkaitan Power Purchase
Agreement (PPA), Trasmission Service Agreement (TSA), Distribution Service
Agreement (DSA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT PLN (Persero)

Durasi : 16 JP / 2 Hari Efektif

TIM PENYUSUN :

1. Iman Faskayana (PLN Pusat)


2. Matias Haryanto (PLN Dist Jaya & Tangerang)
3. Jaka Kartiwa (PLN Dist Jateng & DIY)
4. Deny Sukmanegara (PLN Dist Jabar & Banten)

TIM VALIDATOR

1. Benny Marbun (PLN Pusat)


2. Djaka Panuju (PLN Pusat)
3. Mirza Arsyad (PLN Pusat)
4. Bambang Yusuf (PLN Pusat)
5. Setiawati (PLN Pusat)
6. Edison S (PLN Pusat)
7. Dedi M (PLN Pusat)
8. Tohari H (PLN Pusat)
9. Sri Budi Santoso (PLN Pusdiklat)
10. Hari Kaptono Adi (PLN Pusdiklat)
11. Wahyu Bintoro (PLN Pusdiklat)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


DAFTAR MATA PELAJARAN

Mata Pelajaran 1

Dasar hukum penentuan tarif

Mata Pelajaran 2
Tarif Tenaga Listrik 2014

Mata Pelajaran 3

Perhitungan tarif tenaga listrik

Mata Pelajaran 4
Simulasi dan Studi Kasus

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Mata Pelajaran 1
DASAR HUKUM
PENENTUAN TARIF
1. DASAR HUKUM PENENTUAN TARIF

TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta mampu


memahami dan menjelaskan Dasar hukum
penentuan tarif dengan baik dan benar sesuai
Standar Perusahaan

DURASI : 2 JP

PENYUSUN : 1. Iman Faskayana (PLN Pusat)


2. Matias Haryanto (PLN Dist Jaya & Tangerang)
3. Jaka Kartiwa (PLN Dist Jateng & DIY)
4. Deny Sukmanegara (PLN Dist Jabar & Banten)
1 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... i


DASAR HUKUM PENENTUAN TARIF................................................................................. 1
1.1. Landasan Hukum ......................................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.3. Tarif Tenaga Listrik 2014 ............................................................................................. 2
1.4. Definisi Tarif Tenaga Listrik ........................................................................................ 2
1.5. Soal Latihan ................................................................................................................. 5

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


2 DASAR HUKUM PENENTUAN TARIF
1.1. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
Pasal 7 :
(1) Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana subsidi untuk
kelompok masyarakat tidak mampu.
b. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
 Pasal 4 :
Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu.
 Pasal 34 ayat (1):
Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik
untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia.
c. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik
Pasal 41 ayat 1
Tarif Tenaga Listrik untuk Konsumen ditetapkan oleh Menteri setelah
memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dalam hal tenaga listrik
disediakan oleh usaha penyediaan tenaga listrik yang izinnya ditetapkan oleh
Menteri.

1.2. Latar Belakang


a. Hasil keputusan Rapat Badan Anggaran DPR-RI tanggal 25 s.d 30 September
2013 terkait subsidi listrik RAPBN Tahun 2014:

 Subsidi listrik dialokasikan sebesar Rp. 81,77 triliun yang terdiri dari subsidi
listrik sebesar Rp. 71,36 triliun dan cadangan risiko energi sebesar Rp.
10,41 triliun.

 Penghapusan subsidi listrik untuk pelanggan industri menengah I-3 daya


di atas 200 kVA yang sudah go public dan pelanggan industri besar I-4 daya
30.000 kVA ke atas.

 Penerapan tariff adjustment terhadap pelanggan non subsidi (rumah


tangga besar R-3 daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah B-2 daya 6.600
VA s.d 200 kVA, bisnis besar B-3 daya di atas 200 kVA, dan kantor
pemerintah sedang P-1 daya 6.600 VA s.d 200 kVA).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang APBN TA 2014 tanggal 14
November 2013 :

Subsidi listrik dialokasikan sebesar Rp. 81,77 triliun yang terdiri dari subsidi listrik
sebesar Rp. 71,36 triliun dan cadangan risiko energi sebesar Rp. 10,41 triliun.

c. Hasil Keputusan Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM
tanggal 21 Januari 2014 :

Komisi VII DPR RI dapat menerima dan menyetujui usulan Pemerintah untuk
melakukan penghapusan subsidi listrik secara bertahap terhadap pelanggan
industri menengah (I3) yang go public dan Industri besar (I4) serta penerapan
tariff adjustment terhadap pelanggan listrik non subsidi rumah tangga besar (R3),
bisnis menengah (B2), bisnis besar (B3) dan kantor pemerintah sedang (P1)
terhitung tanggal 1 Mei 2014 setiap 2 (dua) bulan sampai dengan Desember
2014.

1.3. Tarif Tenaga Listrik 2014


Telah terbit Peraturan Menteri ESDM No. 09 Tahun 2014 tanggal 1 April 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara, berlaku mulai 1 Mei 2014 dengan substansi pokok :

a. Penyesuaian tarif tenaga listrik secara bertahap setiap 2 (dua) bulan terhadap
pelanggan industri menengah (I-3) daya di atas 200 kVA go public, dan
pelanggan industri besar (I-4) daya 30.000 kVA;

b. Penyesuaian tarif tenaga listrik (tariff adjustment) setiap bulan untuk golongan
pelanggan rumah tangga besar (R-3) daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah
(B-2) daya 6.600 VA s.d 200 kVA, bisnis besar (B-3) daya di atas 200 kVA, dan
kantor pemerintah sedang (P-1) daya 6.600 VA s.d 200 kVA;

c. Pencabutan Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2012.

1.4. Definisi Tarif Tenaga Listrik

1. Tarif Tenaga Listrik ditetapkan berdasarkan goIongan tarif, terdiri atas:

a. Tarif tenaga listrik reguler; dan


b. Tarif tenaga listrik prabayar.
2. Tarif tenaga listrik reguler merupakan tarif tenaga listrik yang
dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh konsumen.

3. Tarif tenaga listrik prabayar merupakan tarif tenaga listrik yang


dibayarkansebelum pemakaian tenaga listrik oleh konsumen.

4. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, terdiri atas:

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


a. Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada
tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S-1/TR);

b. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai


dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA
sampai dengan 200 kVA (S-2/TR);

c. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar pada


tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (S-3/TM),

5. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

a. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada


tegangan rendah, dengan daya sampai dengan 2.200 VA (R-
1/TR);

b. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada


tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA
(R-2/TR);

c. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada


tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR)

6. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Bisnis, terdiri atas:

a. Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah,


dengan daya 450 VA sampai dengan

b. VA (B-1/TR);

c. Golongan tarif untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan


rendah, dengan daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA (B-2/TR);

d. Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan menengah,


dengan daya di atas 200 kVA (B-3/TM),

7. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri, terdiri atas:

a. Golongan tarif untuk keperluan industri kecil/ industri rumah


tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan
14 kVA (I-1/TR);

b. Golongan tarif untuk keperluan industri sedang pada tegangan


rendah, dengan daya di atas 14 kVA sampai dengan 200 kVA (I-
2/TR);

c. Golongan tarif untuk keperluan industri menengah pada tegangan


menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/TM);

d. Golongan tarif untuk keperluan industri besar pada tegangan


tinggi, dengan daya 30.000 kVA ke atas (I-4 /TT),

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


8. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan
Penerangan Jalan Umum, terdiri atas:

a. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil pada tegangan


rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 5.500 VA (P-1/TR);

b. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah sedang pada


tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA
(P-1/TR);

c. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar pada


tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (P-2/TM);

d. Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada


tegangan rendah (P-3/TR),

9. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan


menengah,dengan daya di atas 200 kVA (T/TM) diperuntukkan bagi
P erusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api

10. Tenaga Listrik untuk keperluan penjualan Curah pada tegangan


menengah, dengan daya di atas 200 kVA (C/TM) diperuntukkan bagi
Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,

11. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Layanan Khusus pada tegangan
rendah, tegangan menengah, dan tegangan tinggi (L/TR, TM, TT),
diperuntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan
dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk
dalam ketentuan golongan tarif Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Industri,
Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum, Traksi, dan Curah

12. Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (tariff adjustment) dilaksanakan


setiap bulan apabila terjadi perubahan, baik peningkatan maupun
penurunan salah satu dan/ atau beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi biaya pokok penyediaan tenaga listrik, yaitu :

a. Nilai tukar mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang Rupiah (kurs);
b. Indonesian Crude Price (ICP); dan atau
c. Inflasi.
13. Yang dimaksud dengan RM (Rekening Minimum) adalah Rekening yang
dikenakan kepada pelanggan (sesuai aturan TDL 2010) yang perhitungan
Rekeningnya lebih rendah dari RM.

Perhitungan Rekening meliputi:

 Rupiah Biaya Beban + Rupiah Blok1 + Rupiah Blok2 + Rupiah Blok3, untuk
pelanggan dengan pengukuran Meter Tunggal,
 Rupiah Biaya Beban + Rupiah LWBP + Rupiah WBP + Rupiah kVArh, untuk
pelanggan dengan pengukuran Meter Ganda.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


14. Rekening Pecahan adalah Rekening yang:
 Diterbitkan pertama kali sejak TDL baru diberlakukan,

 Mengandung pemakaian listrik dengan perhitungan 2 aturan TDL sekaligus


(TDL lama dan TDL baru), dan atau

 Karena adanya Mutasi PDL (Perubahan Data Langganan) yang berdampak


pada Biaya Beban atau Biaya Pemakaian.

 Perhitungan pecahan meliputi:

- Biaya Beban (jika ada) pada pelanggan baru yang rekeningnya baru
pertama kali diterbitkan

- Pemakaian Listrik yang pembacaan meternya tidak pada tanggal 1.

15. Kriteria Pelanggan Tbk dan non Tbk


a. UU PT No.40/2007 - Pasal 1 Ayat 7 :
Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan
penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.

b. UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 - Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 No.22 :
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor
sekurang-kurangnya Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) atau suatu
jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

1.5. Soal Latihan

Pilihlah jawaban yang paling benar ?

1. Landasan Hukum penentuan tarif :


a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007
b. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik
d. Semuanya benar.
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 4 :
a. Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu.
b. Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk
konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
c. Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


d. Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana subsidi untuk kelompok
masyarakat tidak mampu
3. Hasil keputusan Rapat Badan Anggaran DPR-RI tanggal 25 s.d 30 September 2013
terkait subsidi listrik RAPBN Tahun 2014:
a. Subsidi listrik dialokasikan sebesar Rp. 81,77 triliun yang terdiri dari subsidi listrik
sebesar Rp. 71,36 triliun dan cadangan risiko energi sebesar Rp. 10,41 triliun.
b. Penghapusan subsidi listrik untuk pelanggan industri menengah I-3 daya di atas
200 kVA yang sudah go public dan pelanggan industri besar I-4 daya 30.000 kVA
ke atas.
c. Penerapan tariff adjustment terhadap pelanggan non subsidi (rumah tangga
besar R-3 daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah B-2 daya 6.600 VA s.d 200
kVA, bisnis besar B-3 daya di atas 200 kVA, dan kantor pemerintah sedang P-1
daya 6.600 VA s.d 200 kVA)
d. Semunaya benar.
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang APBN TA 2014 tanggal 14 November
2013 :
a. Subsidi listrik dialokasikan sebesar Rp. 81,77 triliun yang terdiri dari subsidi listrik
sebesar Rp. 71,36 triliun dan cadangan risiko energi sebesar Rp. 10,41 triliun.
b. Subsidi listrik tidak ada
c. Subsidi listrik sebesar Rp. 71,36 triliun
d. Cadangan risiko energi sebesar Rp. 10,41 triliun
5. Telah terbit Peraturan Menteri ESDM No. 09 Tahun 2014 tanggal 1 April 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara, berlaku mulai 1 Mei 2014 dengan substansi pokok :
a. Penyesuaian tarif tenaga listrik secara bertahap setiap 2 (dua) bulan terhadap
pelanggan industri menengah (I-3) daya di atas 200 kVA go public, dan
pelanggan industri besar (I-4) daya 30.000 kVA;
b. Penyesuaian tarif tenaga listrik (tariff adjustment) setiap bulan untuk golongan
pelanggan rumah tangga besar (R-3) daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah
(B-2) daya 6.600 VA s.d 200 kVA, bisnis besar (B-3) daya di atas 200 kVA, dan
kantor pemerintah sedang (P-1) daya 6.600 VA s.d 200 kVA;
c. Pencabutan Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2012
d. Betul Semua

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Mata Pelajaran 2
TARIF TENAGA LISTRIK
2014
2. TARIF TENAGA LISTRIK 2014

TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta


mampu memahami dan menjelaskan Tarif Tenaga
Listrik 2014 yang berlaku dengan baik dan benar
sesuai Standar Perusahaan

DURASI : 2 JP

PENYUSUN : 1. Iman Faskayana (PLN Pusat)


2. Matias Haryanto (PLN Dist Jaya & Tangerang)
3. Jaka Kartiwa (PLN Dist Jateng & DIY)
4. Deny Sukmanegara (PLN Dist Jabar & Banten)
1 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii


DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii
TARIF TENAGA LISTRIK 2014 ............................................................................................. 1
1. Tarif Tenaga Listrik ...................................................................................................... 1
1.1. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Pelayanan Sosial. ....................................................... 1
1.2. Tarif tenaga listrik untuk keperluan Rumah Tangga ............................................................... 4
1.3. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Bisnis............................................................................. 8
1.4. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri ........................................................................ 13
1.5. Tarif tenaga listrik untuk keperluan kantor Pemerintah dan Penerangan jalan ................ 16
1.6. Tarif tenaga listrik untuk keperluan Layanan Khusus (Permen 19 tahun 2014) .............. 22
1.7. Tariff Adjusment (TA)................................................................................................................. 22
1.8. Soal Latihan ................................................................................................................. 24

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


2 DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Pelayanan Sosial Berlaku Mulai 1 Mei
2014 ........................................................................................................................... 1

Tabel 2 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku Mulai 1
September s.d 31 Oktober 2014 ................................................................................ 4

Tabel 3 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku Mulai 1
November 2014 .......................................................................................................... 5

Tabel 4 Jam Nyala Pemakaian Lisrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam
Nyala Pelanggan (SK Dir Nomor 313.K/DIR/2010) .................................................... 6

Tabel 5 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Bisnis Berlaku Mulai Mei 2014 ............ 8

Tabel 6 Jam Nyala Pemakaian Listrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam
Nyala Pelanggan (SK DIR 313.K/DIR/2010) .............................................................. 9

Tabel 7 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri Berlaku 1 September 2014 s/d
31 Oktober 2014 ...................................................................................................... 13

Tabel 8 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri Berlaku Mulai 1 November
2014 ......................................................................................................................... 14

Tabel 9 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Umum Berlaku Mulai 1 September
2014 s/d 31 Oktober 2014 ........................................................................................ 16

Tabel 10 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Umum Berlaku mulai 1 Nopember
2014 ......................................................................................................................... 16

Tabel 11 Jam Nyala Pemakaian Lisrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam
Nyala Pelanggan (SK Dir Nomor 313.K/DIR/2010) .................................................. 18

Tabel 12 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Layanan Khusus Berlaku Mulai 1 Juli
2014 ......................................................................................................................... 22

Tabel 13 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Mei
2014 ......................................................................................................................... 22

Tabel 14 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Juni
2014 ......................................................................................................................... 22

Tabel 15 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Juli
2014 ......................................................................................................................... 23

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


Tabel 16 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan
Agustus 2014 ........................................................................................................... 23

Tabel 17 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan


September 2014 ....................................................................................................... 23

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


TARIF TENAGA LISTRIK 2014

1. Tarif Tenaga Listrik


1.1. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Pelayanan Sosial.
Lampiran I - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 09 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 1 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Pelayanan Sosial Berlaku Mulai 1 Mei 2014

Penjelasan :

*) - Pelanggan dengan daya ≥ 1.300 VA dan ≤ 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum (RM)

RM1 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

- Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh :

- Pelanggan dengan Tarif / daya : S1 / 1.300 VA

Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala Atau
40 jam nyala x 1,3 kVA = 52 kWh

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


 Bila Pemakaian listrik ≤ 40

Pemakaian listrik = 40 kWh atau 40 kWh /1,3 kVA = 31 jam nyala

Ditetapkan Rekening Minimum sebesar :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

= 40 x 1,3 x Rp. 605

= Rp. 31.460

 Bila Pemakaian listrik > 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 100 kWh atau 100 kWh /1,3 kVA = 77 jam nyala

Perhitungan rekening :

 Biaya beban = Rp. 0


 Rp. Pemakaian = 100 x Rp. 605 = Rp. 60.500,-
----------------------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 60.500 ,-

**) - Pelanggan dengan daya > 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum (RM)

RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Blok LWBP

- Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh :

 Pelanggan dengan Tarip / daya : S3 / 345 kVA

Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam


nyala

atau 40 x 345 kVA = 13.800 kWh

 Bila Pemakaian listrik ≤ 40 jam nyala

Pemakain LWBP = 10.000 kWh

Pemakaian WBP = 2.000 kWh


--------------------------------------------- +
Total Pemakaian = 12.000 kWh

atau 12.000 kWh /345 kVA = 35 jam nyala

Ditetapkan Rekening Minimum sebesar :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP

= 40 x 345 x Rp. 605

= Rp. 8.349.000,-

 Bila Pemakaian listrik > 40 jam nyala, rekening dihitung seperti

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


perhitungan Tarip Ganda

Pemakain LWBP = 129.600 kWh

Pemakaian WBP = 29.600 kWh


----------------------------------------------- +
Total Pemakaian = 159.200 kWh

atau 20.000 kWh atau 20.000 kWh /345 kVA = 58 jam nyala

Pemakaian kVArh = 38.000

• 0,62 x 159.200 kwh = 98.704

• Karena pemakaian kVArh < 0,62 x (Pemakain LWBP + Pemakaian WBP)

= 38.000 < 98.704

Maka kelebihan kVArh = 0

Perhitungan rekening :

 Rp. LWBP = 129.600 kWh x Rp. 605,- = Rp. 78.408.000,-


 Rp. WBP = 29.600 kWh x 1,7 x Rp. 605,- = Rp. 30.443.600,-
 Rp. kVArh = 0 kWh x Rp. 650 = Rp. 0,-
----------------------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 108.851.600

Jam nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung

Jumlah perhitungan rekening belum ditambah Rupiah Sewa Trafo (Kalau ada),
Rupiah Sewa Kapasitor (kalau ada), Rupiah Angsuran (kalau ada), Rupiah PPJU
dan Rupiah Materai

***) Biaya kelebihan pemakain daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya rata-rata
setiap bulan Kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus)

K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan


karakteristik beban system kelistrikan setempat (1, 4 < K < 2 ),
yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara

P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3
bersifat komersial

Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P = 1

Untuk pelanggan S-3 yang bersifat komersial Komersil P = 1,3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Kategori S-3 bersifat komersial dan S-3 bersifat sosial murni ditetapkan oleh
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan
rnempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya

WBP : Waktu Beban Puncak.

LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.

1.2. Tarif tenaga listrik untuk keperluan Rumah Tangga


Lampiran II B Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 2 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku Mulai 1 September s.d
31 Oktober 2014

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


Tabel 3 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku Mulai 1 November
2014

Penjelasan :
*) - Pelanggan dengan daya ≥ 1.300 VA dan ≤ 200 kVA, ditetapkan rekening
Minimum (RM)
RM1 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian
- Tidak dikenakan Biaya Beban
Contoh :
- Pelanggan dengan Tarip / daya : R1 / 1.300 VA
Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam
nyala ( 40 jam nyala x 1,3 kVA = 52 kWh)
- Bila Pemakaian listrik ≤ 40 jam nyala
Pemakaian listrik = 40 kwh atau 40 kWh /1,3 kVA = 31 jam nyala
Rekening listrik, dihitung dengan Rekening Minimum :
= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian
= 40 x 1,3 x Rp. 790
= Rp. 41.080
- Bila Pemakaian listrik > 40 jam nyala
Pemakaian listrik = 100 kwh atau 100 kWh /1,3 kVA = 77 jam nyala
Perhitungan rekening :
 Biaya beban = Rp. 0
 Rp. Pemakaian = 100 x Rp. 790 = Rp. 79.000
-----------------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 79.000,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


**) - Pelanggan dengan daya > 5.500 VA, ditetapkan rekening Minimum (RM)

RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian Blok I

- Tidak dikenakan Biaya Beban


 H1 : Persentase Batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x

daya tersambung (kVA)

 H2 : Pemakaian (kWh) – H1

Tabel 4 Jam Nyala Pemakaian Lisrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam Nyala
Pelanggan (SK Dir Nomor 313.K/DIR/2010)

JAM NYALA BATAS HEMAT


PEMAKAAIN LISTRIK JAM NYALA
GOLONGAN
BATAS DAYA RATA-RATA NAIONAL PELANGGAN
TARIF
( JAM / BULAN ) ( JAM / BULAN )
(1) (2) (3) ( 4 ) = 50 % X (3)
R2 / TR 6.600 VA 149 74,5
R3 / TR Di atas 6.600 VA 116 58,0
6.600 VA s/d 200
B2 / TR 133
kVA 66,5
6.600 VA s/d 200
P1 / TR 121
kVA 60,5
P3 / TR Mulai 6.600 VA 316 158,0

Contoh :
- Pelanggan dengan Tarip / daya : R3 / 7.700 VA
 Bila Pemakaian listrik ≤ 40 jam nyala
 Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40
jam nyala atau 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)
 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala ( 58 x 7,7 kVA = 447
kWh)
Pemakaian listrik = 200 kwh atau 200 kWh /7,7 kVA = 26 jam nyala
Tagihan rekening listrik, dihitung dengan Rekening Minimum
= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP
= 40 x 7,7 x Rp. 790
= Rp. 274.120,-
kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


 Bila Pemakaian listrik > 40 jam nyala dan ≤ 58 jam nyala
 Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala

( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala

( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)

Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala

Tagihan rekening listriknya :

 Biaya beban = Rp. 0


 Rp. Pemakaian = 350 x Rp. 890 = Rp. 311.500
------------------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 311.500,-

kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

 Bila Pemakaian listrik > 58 jam nyala


 Pemakaian listrik = 600 kWh atau 600 kWh /7,7 kVA = 78 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala
( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)
 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala
( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)
Perhitungan rekening :
 KWh Blok I = H1
= batas hemat jam nyala rata-rata nasional
= 58 jam nyala
= 58 x 7,7 kVA
= 447 kWh
 KWh Blok II = H2
= Pemakaian listrik – H1
= 600 kWh – 447 kWh
= 153 kWh
 Rupiah Blok I = H1 x Rp. Blok I
= 447 kWh x Rp. 890 = Rp. 397.470,-
 Rupiah Blok II = H2 x Rp. Blok II
= 153 kWh x Rp. 1.380 = Rp. 211.690,-
------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 690.160,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


Jumlah perhitungan rekening belum ditambah Rupiah Sewa Trafo (Kalau ada),
Rupiah Sewa Kapasitor (kalau ada), Rupiah Angsuran (kalau ada), Rupiah
PPN (kalau ada), Rupiah PPJU dan Rupiah Materai

1.3. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Bisnis


Lampiran III - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 09 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 5 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Bisnis Berlaku Mulai Mei 2014

Penjelasan :

*) - Pelanggan dengan daya ≥ 1.300 VA dan ≤ 5.500 VA, ditetapkan rekening


Minimum (RM)

RM1 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

 Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh :

- Pelanggan dengan Tarip / daya : B1 / 1.300 VA

Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam


nyala ( 40 jam nyala x 1,3 kVA = 52 kWh)

 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 40 kwh atau 40 kWh /1,3 kVA = 31 jam nyala

Dikenakan Rekening Minimum

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian
= 40 x 1,3 x Rp. 795
= Rp. 41.340

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala


Pemakaian listrik = 100 kwh atau 100 kWh /1,3 kVA = 77 jam nyala
Perhitungan rekening :
 Biaya beban = Rp. 0
 Rp. Pemakaian = 100 x Rp. 795 = Rp. 79.500
----------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 79.500,-

**) - Pelanggan dengan daya > 5.500 VA s/d 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum
(RM)

- RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian Blok I


- Tidak dikenakan Biaya Beban

- H1 : Persentase Batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x


- daya tersambung (kVA)
- H2 : Pemakaian (kWh) – H1

Tabel 6 Jam Nyala Pemakaian Listrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam Nyala
Pelanggan (SK DIR 313.K/DIR/2010)

JAM NYALA PEMAKAAIN BATAS HEMAT


GOLONGAN BATAS DAYA LISTRIK RATA-RATA JAM NYALA
TARIF NASIONAL PELANGGAN
( JAM / BULAN ) ( JAM / BULAN )
(1) (2) (3) ( 4 ) = 50 % X (3)
R2 / TR 6.600 VA 149 74,5
R3 / TR Di atas 6.600 VA 116 58,0
6.600 VA s/d 200
B2 / TR 133
kVA 66,5
6.600 VA s/d 200
P1 / TR 121
kVA 60,5
P3 / TR Mulai 6.600 VA 316 158,0
Contoh :

- Pelanggan dengan Tarip / daya : B2 / 7.700 VA

 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala


 Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40
jam nyala ( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala ( 58 x 7,7 kVA = 447
kWh)

Pemakaian listrik = 200 kWh atau 200 kWh /7,7 kVA = 26 jam nyala

Dikenakan Rekening Minimum :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP

= 40 x 7,7 x Rp. 900

= Rp. 277.200,-

kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala dan ≤ 58 jam nyala


 Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala

( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala

( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)

Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala

Perhitungan rekening :

 Biaya beban = Rp. 0


 Rp. Pemakaian = 350 x Rp. 900 = Rp. 315.000
------------------------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 315.000,-

kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

 Bila Pemakaian > 58 jam nyala (di atas Batas hemat rata-rata Nasional)
 Pemakaian listrik = 600 kwh atau 600 kWh /7,7 kVA = 78 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala

( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala

( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)

Perhitungan rekening :

 KWh Blok I = H1

= batas hemat jam nyala rata-rata nasional

= 58 jam nyala

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


= 58 x 7,7 kVA

= 447 kWh

 Kwh Blok II = H2

= Pemakaian listrik – H1

= 600 kWh – 447 kWh

= 153 kWh

 Rupiah Blok I = H1 x Rp. Blok I

= 447 kWh x Rp. 900 = Rp. 401.940,-

 Rupiah Blok II = H2 x Rp. Blok II

= 153 kWh x Rp. 1.380 = Rp. 211.690,-


------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 613.630,-

***) - Pelanggan dengan daya > 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum (RM)

RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian LWBP

 Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh pelanggan dengan tarip/daya : B3 / 345 kVA

 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala

Pemakain LWBP = 10.000 kWh

Pemakaian WBP = 2.000 kwh

---------------------------------------------- +

total Pemakaian = 12.000 kWh

atau 12.000 kWh /345 kVA = 35 jam nyala

Dikenakan Rekening Minimum :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP

= 40 x 345 x Rp. 800

= Rp. 11.040.000,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


 Bila Pemakaian > 40 jam nyala

Pemakain LWBP = 56.800 kWh

Pemakaian WBP = 6.000 kWh


----------------------------------------------- +

Total Pemakaian = 62.800 kWh

atau 62.800 kWh /345 kVA = 182 jam nyala

Pemakaian kVArh = 35.200

• 0,62 x 62.800 kWh = 38.936 kWh

Karena pemakaian kVArh > 0,62 x (Pemakain LWBP + Pemakaian WBP)

= 38.936 > 35.200

Maka kelebihan kVArh = 38.936 – 35.200 = 3.736 kWh

Perhitungan rekening :

Rp. LWBP = 56.800 kWh x Rp. 800,- = Rp. 45.440.000,-

Rp. WBP = 6.000 kWh x 1,7 x Rp. 800,- = Rp. 8.160.000,-

Rp. kVArh = 3.736 kWh x Rp. 905 = Rp. 0,-

----------------------------------------------------------------------------------------- +

Jumlah = Rp. 50.218.920

Jam nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung

Jumlah perhitungan rekening belum ditambah Rupiah Sewa Trafo (Kalau ada),
Rupiah Sewa Kapasitor (kalau ada), Rupiah Angsuran (kalau ada), Rupiah PPJU
dan Rupiah Materai

***) - Biaya kelebihan pemakain daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya
rata-rata setiap bulan Kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus)

 K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan


karakteristik beban system kelistrikan setempat (1, 4 < K < 2 ),
yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara

 P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3
bersifat komersial
 Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P = 1

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


Untuk pelanggan S-3 yang bersifat komersial Komersil P = 1,3

Kategori S-3 bersifat komersial dan S-3 bersifat sosial murni ditetapkan oleh
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan
rnempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya

 WBP : Waktu Beban Puncak.

 LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.

1.4. Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri


Lampiran IV C - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 7 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri Berlaku 1 September 2014 s/d 31
Oktober 2014

Lampiran IV C - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


Tabel 8 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri Berlaku Mulai 1 November 2014

Penjelasan :

*) - Pelanggan dengan daya ≥ 1.300 VA dan ≤ 200 kVA, ditetapkan rekening


Minimum (RM)

RM1 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

- Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh :

- Pelanggan dengan Tarip / daya : R1 / 1.300 VA

Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam


nyala ( 40 jam nyala x 1,3 kVA = 52 kWh)

- Bila Pemakaian listrik ≤ 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 40 kwh atau 40 kWh /1,3 kVA = 31 jam nyala

Rekening listrik, dihitung dengan Rekening Minimum :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

= 40 x 1,3 x Rp. 790

= Rp. 41.080

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


- Bila Pemakaian listrik > 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 100 kwh atau 100 kWh /1,3 kVA = 77 jam nyala

Perhitungan rekening :

 Biaya beban = Rp. 0


 Rp. Pemakaian = 100 x Rp. 790 = Rp. 79.000

-------------------------------------------------------------------

Jumlah = Rp. 79.000,-

***) - Biaya kelebihan pemakain daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya
rata-rata setiap bulan Kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus)

 K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan


karakteristik beban system kelistrikan setempat (1, 4 < K < 2 ),
yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara

 P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3
bersifat komersial
 Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P = 1

Untuk pelanggan S-3 yang bersifat komersial Komersil P = 1,3

Kategori S-3 bersifat komersial dan S-3 bersifat sosial murni ditetapkan oleh
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan
rnempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya

 WBP : Waktu Beban Puncak.

 LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


1.5. Tarif tenaga listrik untuk keperluan kantor Pemerintah dan Penerangan jalan
Lampiran V B - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 9 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Umum Berlaku Mulai 1 September 2014 s/d 31
Oktober 2014

Lampiran V C - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 10 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Umum Berlaku mulai 1 Nopember 2014

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


Penjelasan :

*) - Pelanggan dengan daya ≥ 1.300 VA dan ≤ 5.500 VA, ditetapkan rekening

Minimum (RM)

RM1 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

 Tidak dikenakan Biaya Beban

Contoh :

Pelanggan dengan Tarif / daya : P1 / 1.300 VA

Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala

( 40 jam nyala x 1,3 kVA = 52 kWh)

 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 40 kWh atau 40 kWh /1,3 kVA = 31 jam nyala

Dikenakan Rekening Minimum

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian

= 40 x 1,3 x Rp. 795

= Rp. 35.200,-

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala

Pemakaian listrik = 100 kWh atau 100 kWh /1,3 kVA = 77 jam nyala

Perhitungan rekening :

 Biaya beban = Rp. 0


 Rp. Pemakaian = 100 x Rp. 880 = Rp. 88.000

------------------------------------------------------------

Jumlah = Rp. 88.000,-

**) - Pelanggan dengan daya > 5.500 VA s/d 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum
(RM)

- RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian Blok I


 Tidak dikenakan Biaya Beban

 H1 : Persentase Batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x

daya tersambung (kVA)

- H2 : Pemakaian (kWh) – H1

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


Tabel 11 Jam Nyala Pemakaian Lisrik Rata-rata Nasional dan Batas Hemat Jam Nyala
Pelanggan (SK Dir Nomor 313.K/DIR/2010)

JAM NYALA BATAS HEMAT


GOLONGAN BATAS DAYA PEMAKAAIN LISTRIK JAM NYALA
TARIF RATA-RATA NASIONAL PELANGGAN
( JAM / BULAN ) ( JAM / BULAN )
(1) (2) (3) ( 4 ) = 50 % X (3)
R2 / TR 6.600 VA 149 74,5
R3 / TR Di atas 6.600 VA 116 58,0
6.600 VA s/d 200
B2 / TR 133
kVA 66,5
6.600 VA s/d 200
P1 / TR 121
kVA 60,5
P3 / TR Mulai 6.600 VA 316 158,0

Contoh :

- Pelanggan dengan Tarip / daya : P1 / 7.700 VA

 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala


 Pelanggan dikenakan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40
jam nyala ( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala ( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)

Pemakaian listrik = 200 kWh atau 200 kWh /7,7 kVA = 26 jam nyala

Dikenakan Rekening Minimum :

= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP

= 40 x 7,7 x Rp. 885,-

= Rp. 177.000,-

kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala dan ≤ 58 jam nyala


 Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala

( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)

 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala


( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


Pemakaian listrik = 350 kWh atau 350 kWh /7,7 kVA = 45 jam nyala
Perhitungan rekening :
 Biaya beban = Rp. 0
 Rp. Pemakaian = 350 x Rp. 900 = Rp. 309.750
------------------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 309.750,-
kWh pemakaian pada rekening adalah kWh real (hasil baca meter)

 Bila Pemakaian > 58 jam nyala (di atas Batas hemat rata-rata Nasional)

 Pemakaian listrik = 600 kwh atau 600 kWh /7,7 kVA = 78 jam nyala
 Batasan Rekening Minimum, jika pemakaian listriknya ≤ 40 jam nyala
( 40 x 7,7 kVA = 308 kWh)
 Batas hemat rata-rata Nasional = 58 jam nyala
( 58 x 7,7 kVA = 447 kWh)
Perhitungan rekening :
 Kwh Blok I = H1
= batas hemat jam nyala rata-rata nasional
= 58 jam nyala
= 58 x 7,7 kVA
= 447 kWh

 Kwh Blok II = H2
= Pemakaian listrik – H1
= 600 kWh – 447 kWh
= 153 kWh

 Rupiah Blok I = H1 x Rp. Blok I


= 447 kWh x Rp. 885 = Rp. 395.240,-

 Rupiah Blok II = H2 x Rp. Blok II


= 153 kWh x Rp. 1.380 = Rp. 211.690,-
-------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 606.930,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


***) - Pelanggan dengan daya > 200 kVA, ditetapkan rekening Minimum (RM)
RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian LWBP
 Tidak dikenakan Biaya Beban
Contoh pelanggan dengan tarif/daya : P2 / 345 kVA
 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala
Pemakain LWBP = 10.000 kWh
Pemakaian WBP = 2.000 kWh
----------------------------------------------- +
Total Pemakaian = 12.000 kWh
atau 12.000 kWh /345 kVA = 35 jam nyala
Dikenakan Rekening Minimum :
= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Pemakaian Blok LWBP
= 40 x 345 x Rp. 885
= Rp. 11.040.000,-

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala


Pemakain LWBP = 73.600 kWh
Pemakaian WBP = 4.800 kWh
------------------------------------------ +
Total Pemakaian = 78.400 kWh
atau 62.800 kWh /345 kVA = 114 jam nyala
Pemakaian kVArh = 13.200
 0,62 x 78.400 kwh = 48.608 kWh
 Karena pemakaian kVArh < 0,62 x (Pemakain LWBP + Pemakaian WBP)
= 13.200 kWh< 48.608 kWh
Maka kelebihan kVArh = 0

Perhitungan rekening :
 Rp. LWBP = 173.600 kWh x 1,7 x Rp. 750,- = Rp. 55.200.000,-
 Rp. WBP = 4.800 kWh x 1,7 x Rp. 750,- = Rp. 6.120.000,-
 Rp. kVArh = 0 kWh x Rp. 825,- = Rp. 0,-
---------------------------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 61.320.000

Jam nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


**) - Pelanggan dengan Tarip = P3, ditetapkan rekening Minimum (RM)
 RM2 = 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya pemakaian
 Tidak dikenakan Biaya Beban
 Bila Pemakaian ≤ 40 jam nyala
Pemakaian listrik = 105 kWh atau 105 kWh /3,5 kVA = 30 jam nyala
Dikenakan Rekening Minimum
= 40 (jam nyala) x Daya Terpasang (kVA) x Biaya Pemakaian
= 40 x 3,5 x Rp. 820,-
= Rp. 86.100,-

 Bila Pemakaian > 40 jam nyala


Pemakaian listrik = 1.313 kWh atau 1.313 kWh /3,5 kVA = 375 jam nyala
Perhitungan rekening :
 Biaya beban = Rp. 0,-
 Rp. Pemakaian = 1.313 x Rp. 820 = Rp. 1.076.660,-
----------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah = Rp. 1.076.660,-

Jumlah perhitungan rekening belum ditambah Rupiah Sewa Trafo (Kalau ada),
Rupiah Sewa Kapasitor (kalau ada), Rupiah Angsuran (kalau ada), Rupiah PPJU
dan Rupiah Materai

***) - Biaya kelebihan pemakain daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya
rata-rata setiap bulan Kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus)

 K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan


karakteristik beban system kelistrikan setempat (1, 4 < K < 2 ),
yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara
 P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan
S-3 bersifat komersial

- WBP : Waktu Beban Puncak.

- LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21


1.6. Tarif tenaga listrik untuk keperluan Layanan Khusus (Permen 19 tahun 2014)
Lampiran VIII - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minieral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara.

Tabel 12 Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Layanan Khusus Berlaku Mulai 1 Juli 2014

1.7. Tariff Adjusment (TA)


Tabel 13 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Mei 2014

Tabel 14
Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Juni 2014

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22


Tabel 15 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Juli 2014

Tabel 16 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan Agustus
2014

Tabel 17 Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjusment) Bulan September
2014

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23


1.8. Soal Latihan

Pilihlah jawaban yang paling benar ?

1. Pada Tarip listrik tahun 2014, tarip Adjusment (TA) yang berlaku setiap bulan , untuk
tarip-tarip ….
A. R2, R3, I3 dan I4
B. I2, I3 dan i4
C. R3, B2,B3 dan P1
D. I3 go public dan I4

2. Untuk Pelanggan dengan Tarip P3, dengan jam nyala 375 jam, pada DIL, isi dari KDPT2,
adalah….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

3. Tarif Tenaga Listrik ditetapkan berdasarkan goIongan tarif, terdiri atas ….


A. Pra Bayar dan Paska Bayar
B. Umum dan ABRI
C. Reguler dan PKS
D. Abonemen dan meter

4. Tarif tenaga listrik reguler merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan
….
A. sebelum pemakaian tenaga listrik
B. Secara abonemen
C. setelah pemakaian tenaga listrik
A. terpusat

5. Tarif tenaga listrik prabayar merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan ….
A. setelah pemakaian tenaga listrik
B. terpusat
C. sebelum pemakaian tenaga listrik
D. abonemen

6. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial - pemakaian sangat


kecil ….
A. dengan daya 220 VA
B. dengan daya 250 VA
C. dengan daya 450 VA
D. dengan daya 900 VA

7. Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial K ecil sampai Sedang
….
A. dengan daya 450 VA sampai dengan 6.600 VA
B. dengan daya 450 VA sampai dengan 1.300 VA
C. dengan daya 450 VA sampai dengan 200 kVA
D. dengan daya 450 VA sampai dengan 2.200 VA

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1
Mata Pelajaran 3
PERHITUNGAN TARIF
TENAGA LISTRIK
3. PERHITUNGAN TARIF TENAGA
LISTRIK

TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta mampu


memahami dan menjelaskan Perhitungan tarif
tenaga listrik dengan baik dan benar sesuai Standar
Perusahaan

DURASI : 6 JP

PENYUSUN : 1. Iman Faskayana (PLN Pusat)


2. Matias Haryanto (PLN Dist Jaya & Tangerang)
3. Jaka Kartiwa (PLN Dist Jateng & DIY)
4. Deny Sukmanegara (PLN Dist Jabar & Banten)
1 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. iii
ERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK ............................................................................ 1
1. Proses rekening di AP2T ............................................................................................. 1
2. Komponen Rekening Listrik........................................................................................ 2
3. Perhitungan Rekening Listrik ..................................................................................... 3
4. Soal Latihan ................................................................................................................. 7

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


2 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Proses Rekening ...................................................................................................... 1

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


3 PERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK

1. Proses rekening di AP2T


a. Alur Proses Rekening

Gambar 1. Alur Proses Rekening

b. Proses penghitungan
 Setting kode Proses

Setting kode Proses berfungsi untuk mengaktifkan kode proses di Fungsi III
Pembuatan Rekening

 Supply DIL
 Dilakukan setelah Data Mutasi dan DLPD di Fungsi 2 sudah valid
 Supply DIL berfungsi untuk mengangkat DIL untuk proses Billing,
sekaligus menutup proses peremajaan DIL bulan tersebut. Setelah Supply
DIL dilakukan, bulan mutasi menjadi N + 1

 Supply Stand
 Apabila Supply DIL, telah dilakukan, berarti langkah proses di Fungsi III
dapat dilanjutkan ke Supply Stand
 Supply DIL berfungsi untuk mengangkat data stand dan perhitungan kWh
dari fungsi II ke FUngsi III. Setelah Supply STAND dilakukan, kode
posting pada monitoring DPM menjadi dan menutup proses koreksi stand
meter dan hitung kWh pada fungsi II

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


1. Proses Final Rekening

Proses final Rekening berfungsi untuk menghitung rupiah Pemakaian Tenaga


Listrik

2. Koreksi Billing

Koreksi Billing digunakan untuk memperbaiki data stand di Fungsi III. Untuk
koreksi Billing stand dilakukan oleh Admin Fungsi, sedangkan untuk koreksi
Stand lalu dilakukan oleh Role manajer. Koreksi Billing masih dapat dilakukan
sebelum flag DPP

3. Flag DPP

Flag DPP dilakukan apabila hasil perhitungan rekening dan DLPD yang
dikeluarkan pada Fungsi III telah dianggap valid. Flag DPP adalah langkah
terakhir dari serangkaian proses perhitungan rekening di AP2T

2. Komponen Rekening Listrik


a. BIAYA BEBAN (Abonemen)

merupakan biaya yang besarnya tetap untuk suatu periode selama tidak ada
perubahan Tarif Dasar Listrik (TDL), dihitung berdasarkan daya tersambung
dikalikan dengan Rupiah Beban golongan tarif pemakai.

BIAYA BEBAN = DAYA TERSAMBUNG (KVA) X RUPIAH BEBAN

b. BIAYA PEMAKAIAN (kWh)

merupakan biaya pemakaian energi listrik yang dihitung berdasarkan pemakaian


selama periode tertentu dan dicatat melalui kWh meter. Besar biaya pemakaian
ini bervariasi untuk setiap golongan tarif.

c. BIAYA KELEBIHAN PEMAKAIAN kVArh (dikonsumsi oleh non rumah tangga)

merupakan biaya yang dikenakan kepada pelanggan dengan golongan tarif S-3,
B-3, I-2, I-3, I-4, P-2, T dan C. Biaya ini dikenakan jika pemakaian kVArh dalam 1
bulan melebihi 62% dari jumlah kWh (WBP+LWBP)yang dikonsumsi sehingga
faktor daya rata-rata kurang dari 0,85. Jika dirumuskan secara sederhana,

KVARH YANG DIBAYAR = KVARH TERPAKAI - 0,62 X TOTAL TERPAKAI

d. BIAYA PEMAKAIAN TRAFO (dikonsumsi oleh non rumah tangga)

merupakan biaya yang dikenakan kepada pelanggan yang mendapat pasokan


listrik dengan menggunakan trafo milik PLN.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


e. PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM (PPJU)

merupakan pajak yang dipungut oleh PEMDA berdasarkan Peraturan Daerah


(PERDA) yang besarnya ditentukan oleh PERDA. Pajak ini dipungut oleh
Pemerintah Daerah (melalui PLN) dan masuk ke kas Pemda. Pajak PJU
bervariasi pada setiap daerah antara 3% sampai 10%.

f. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

merupakan biaya sebesar Rp 10% dari jumlah tagihan yang dikenakan kepada
konsumen dengan golongan tarif R-3.

g. BIAYA MATERAI

merupakan biaya untuk kelengkapan administrasi yang besarnya sesuai dengan


peraturan yang berlaku yaitu Rp 3.000 untuk besar tagihan antara Rp 250.000
sampai Rp 1 Juta, sedangkan Rp 6.000,- untuk tagihan lebih besar dari Rp 1
Juta.

Jumlah dari seluruh komponen biaya merupakan total tagihan rekening listrik
yang dikenakan kepada pelanggan

3. Perhitungan Rekening Listrik


a. Tarif Tunggal - reguler

Pelanggan Tarif R-1 dengan daya tersambung 450 VA.

Stand kWh Meter :

- bulan ini = 070016

- bulan lalu = 069325.

Cara Perhitungan Biaya Rekening Listriknya adalah sbb :

Pemakaian kWh = Stand Meter akhir - Stand Meter yang lalu

= 70016 - 69325

= 691 kWh

 Biaya Beban = 2200 VA x Rp. 30.200,- / kVA

= 0,45 kVA x Rp. 11.000,- / kVA

= Rp. 4.950,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


 Biaya Pemakaian Blok I = 30 x Rp. 169,-

= Rp. 5.070,-

 Biaya Pemakaian Blok II = 30 x Rp. 360,-

= Rp. 10.800,-

 Biaya Pemakaian Blok III = ( Pem. Total - 60 ) x Rp. 495,-

= ( 691 - 60 ) x Rp. 147,-

= Rp. 312.345,-

------------------------------------------------------------------------------------------- +

Jumlah Biaya Beban + Biaya Pemakaian = Rp. 333.165,-

 Pajak Penerangan Jalan Umum 9% x Rp. 333.165,- = Rp. 29.985,-


 Biaya Materai = Rp. 3.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------ +

Total Rekening yang harus dibayar = Rp. 366.150,-

b. Tarif Tunggal – Rekening Minimum

Pelanggan Tarif R-1 dengan daya tersambung 2.200 VA.

Stand kWh Meter :

- bulan ini = 5550

- bulan lalu = 5520

Cara Perhitungan Biaya Rekening Listriknya adalah sbb :

 Pemakaian kWh = Stand Meter akhir - Stand Meter yang lalu

= 5550 - 5520

= 30 KWh

 Perhitungan rekening
- Biaya Pemakaian - rekening = 30 x Rp. 1.214,-

= Rp. 36.420,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


- Perhitungan Rekening Minimum = 40 * [2.200 / 1.000] x Rp. 1.214,-

= Rp. 106.832,-

Karena Rupiah Rekening Minimum > perhitungan rekening regular, maka yang
digunakan untuk rupiah pemakaian rekening adalah Rekening Minimum
= Rp. 106.832,-

 Pajak Penerangan Jalan Umum 9% x Rp. 106.832,- = Rp. 9.615,-


 Biaya Materai = Rp. 0,-

-----------------------------------------------------------------------------------------

Total Rekening yang harus dibayar = Rp. 116.447,-

c. Tarif Ganda - reguler

Pelanggan dengan tarif/daya : P2 / 345 kVA

 Pemakaian kWh
- Pemakain LWBP = 73.600 kWh
- Pemakaian WBP = 4.800 kWh

-------------------------------------------------- +

Total Pemakaian = 78.400 kWh

 Pemakaian kVArh = 13.200


- 0,62 x 78.400 kWh = 48.608 kWh
- Karena pemakaian kVArh < 0,62 x (Pemakain LWBP + Pemakaian WBP)

= 13.200 kWh < 48.608 kWh

Maka kelebihan kVArh = 0

 Perhitungan rekening :
- Rp. LWBP = 73.600 kWh x Rp. 1.054,- = Rp. 77.574.400,-
- Rp. WBP = 4.800 kWh x 1,5 x Rp. 1.054,- = Rp. 7.588.800,-
- Rp. kVArh = 0 kWh x Rp. 1.139,- = Rp. 0,-

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumlah = Rp. 85.163.200,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


 Pajak Penerangan Jalan Umum 9% x Rp. 85.163.200,- = Rp. 7.664.688,-
 Biaya Materai = Rp. 6.000,-

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Total = Rp. 92.833.888,-

d. Tarif Ganda – Rekening Minimum

Pelanggan Tarif I2 daya 16.500 VA sbb :

 Pemakaian KWh

- LWBP = 350
- WBP = 150
- KVARH = 0

Jam Nyala= 500/(16.500/1000)= 30 Jam (< 40 Jam)

 Perhitungan rekening
- LWBP = 350 x Rp. 972,- = Rp. 340.200,-
- WBP = 150 x 1.5 x Rp. 972,- = Rp. 218.700,-
- KVARH = 0 x Rp. 1.057,- = Rp. 0,-

-------------------------------------------------------------------------------------

Jumlah = Rp. 558.900,-

- Perhitungan Rekening Minimum = 40 * [16.500 / 1.000] x Rp. 972,-

= Rp. 641.520,-

Karena Rupiah Rekening Minimum > perhitungan rekening regular, maka yang
digunakan untuk rupiah pemakaian rekening adalah Rekening Minimum

= Rp. 641.520,-

 Pajak Penerangan Jalan Umum 3% x Rp. 641.520,- = Rp. 19.246,-


 Biaya Materai = Rp. 6.000,-

----------------------------------------------------------------------------------------------

Total Rekening yang harus dibayar = Rp. 666.766,-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


4. Soal Latihan
Pilihlah jawaban yang paling benar ?

1. Yang dimaksud dengan Rekening Minimum (RM) ….


A. Perhitungan Rekeningnya lebih rendah dari RM
B. Perhitungan Rekeningnya dihitung = Biaya Beban
C. Perhitungan Rekeningnya dihitung rata-rata
D. Perhitungan Rekeningnya > RM

2. Rekening Pecahan adalah Rekening yang ….


A. Perhitungan Rekeningnya menggunakan 1 (satu) TDL
B. Pembacaan stand meter pada tanggal 1 setiap bulannya
C. Karena adanya Mutasi PDL
D. Perhitungan Rekeningnya = RM

3. Laporan TUL III-09 adalah ….


A. Rekapitulasi Rekening Listrik per Gol Tarif.
B. Laporan Penjualan Tenaga Listrik
5. Rekapitulasi Rekening Listrik per Kode Gol

4. Diantara berikut ini jenis mutasi yang tidak mempengaruhi perhitungan billing ….
A. Mutasi DE
B. Mutasi EB
C. Mutasi JL
D. Mutasi BM

5. Berdasarkan SOP Proses Billing berjenjang, validasi setelah proses Suplai Stand
….
A. Pemakaian > 600 jam nyala
B. Periode baca = tanggal 1
C. Pemakaian kVArh ≥ pemakaian kwh
D. Stand ini > stand lalu

6. Berdasarkan SOP Proses Billing berjenjang, validasi setelah proses Hitung


Rekening ….
A. Pemakaian > 600 jam nyala
B. Periode baca = tanggal 1
C. Pemakaian kVArh = pemakaian kwh
D. Stand ini = stand lalu

7. Berdasarkan SOP Proses Billing berjenjang, Role Manajer level Area ….


E. Pemakaian kwh > 2000 jam nyala
F. Pemakaian kwh > 720 jam nyala
G. Pemakaian kVArh = pemakaian kwh
H. Stand ini = stand lalu

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


Mata Pelajaran 4
SIMULASI DAN STUDI
KASUS PERHITUNGAN
TARIF TENAGA LISTRIK
4. SIMULASI DAN STUDI KASUS
PERHITUNGAN TARIF TENAGA
LISTRIK

TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta


mampu menjelaskan dan melaksanakan Simulasi
dan Studi Kasus Perhitungan Tarif Tenaga Listrik
dengan baik dan benar sesuai Standar Perusahaan

DURASI : 6 JP

PENYUSUN : 1. Iman Faskayana (PLN Pusat)


2. Matias Haryanto (PLN Dist Jaya & Tangerang)
3. Jaka Kartiwa (PLN Dist Jateng & DIY)
4. Deny Sukmanegara (PLN Dist Jabar & Banten)
1 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1


SIMULASI DAN STUDI KASUS PERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK ...................... 2
1. Simulasi & Studi Kasus Perhitungan TTL ................................................................... 2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


SIMULASI DAN STUDI KASUS PERHITUNGAN TARIF TENAGA
LISTRIK

1. Simulasi & Studi Kasus Perhitungan TTL


Sesuai Tarif Tenaga Listrik 2014 yang ada di unit saudara untuk memberikan 1
perhitungan dan kasus yang ada.

a. Untuk keperluan Sosial

b. Untuk keperluan Rumah Tangga

c. Untuk keperluan Bisnis

d. Untuk keperluan Industri

e. Untuk keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan

f. Untuk keperluan Layanan Khusus

g. Tariff Adjusment (TA)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


PERHITUNGAN TARIF TENAGA LISTRIK B.2.1.4.98.3.M
©2014

Anda mungkin juga menyukai