Anda di halaman 1dari 10

8

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 3.No.2 Desember 2017


Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979

Formulasi Sabun Pembersih Kewanitaan (Feminime Hygiene)


dari Ekstrak Kulit Buah Durian (Durio zibethinus Murray)

Ikka Wahidatul Rahmi1, Eny Nurhikma1*, Esti Badia1, Mus Ifaya2


1 Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
2 STIKES Mandala Waluya Kendari

ABSTRAK
Sabun pembersih kewanitaan (feminine 7,5%, 8%, dan 8,5%, dan diuji evaluasi fisik
hygiene) adalah suatu sediaan pembersih yang meliputi uji organoleptik,
daerah kewanitaan berbentuk cair yang homogenitas, pH, tinggi busa, dan uji
dibuat dari bahan dasar dan digunakan iritasi. Hasil penelitian menunjukkan
untuk membersihkan daerah kewanitaan bahwa sabun pembersih kewanitaan
tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. (feminine hygiene) dari ekstrak kulit buah
Kulit buah durian mengandung senyawa durian (Durio zibethinus Murray) telah
fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin memenuhi syarat uji evaluasi fisik yang
yang dapat digunakan sebagai antijamur. stabil yang meliputi uji organoleptik,
Penelitian ini bertujuan untuk homogenitas, pH, tinggi busa, dan uji
memformulasi sabun pembersih iritasi.
kwanitaan dari ekstrak kulit buah durian.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, Kata kunci : Ekstrak kulit buah durian,
dilakukan ekstraksi kulit buah durian sabun pembersih kewanitaan, evaluasi
secara maserasi menggunakan pelarut fisik
etanol 96 %, dan dipekatkan
menggunakan rotary evaporator. Formula Penulis korespondensi :
sabun pembersih kewanitaan dibuat pada Eny Nurhikma
konsentrasi 25 % diantaranya formula A, Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
B, dan C dengan konsentrasi asam stearat enynurkihima@gmail.com

PENDAHULUAN
Salah satu upaya kesehatan penyakit, dalam semua hal yang
yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan sistem
kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi, serta fungsi dan
reproduksi yaitu keadaan sejahtera prosesnya. Sistem reproduksi
fisik, mental dan sosial yang utuh wanita seperti vagina merupakan
yang tidak semata-mata bebas dari daerah yang penting untuk dirawat

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


81

dan butuh perhatian ekstra karena flavonoid, saponin, dan tanin. Hal
letaknya yang tertutup. Banyak ini menunjukkan bahwa ekstrak
dampak yang ditimbulkan apabila kulit buah durian dapat digunakan
seorang wanita tidak sebagai antijamur (Hanny, 2015).
memperhatikan kebersihan daerah Penelitian Hanny, dkk
genitalnya. Diantaranya adalah (2015) pada uji daya hambat
infeksi yang disebabkan oleh ekstrak kulit buah durian terhadap
jamur, bakteri, parasit, dan virus jamur Candida albicans dengan
seperti keputihan, bau tidak sedap konsentrasi 15%, 20%, dan 25%
dan lain-lain (Manan, 2011). dapat menghambat pertumbuhan
Untuk mencegah terjadinya jamur candida albicans. Hal ini
infeksi oleh jamur terhadap vagina, menunjukkan bahwa konsentrasi
digunakanlah senyawa antijamur. ekstrak 25% memiliki daya hambat
Senyawa antijamur yang berasal paling optimal terhadap Candida
dari tanaman sebagian besar albicans.
diketahui merupakan metabolit Sabun pembersih
sekunder tanaman, terutama kewanitaan (feminine hygiene)
golongan fenolik dan terpen dalam adalah suatu sediaan pembersih
minyak atsiri. Berdasarkan daerah kewanitaan berbentuk cair
penelitian Pratiwi (2008) yang dibuat dari bahan dasar dan
menyebutkan bahwa senyawa digunakan untuk membersihkan
fitokimia seperti alkaloid, saponin, daerah kewanitaan tanpa
tanin, fenolik, flavonoid, dan menimbulkan iritasi pada
triterpenoid dapat berkhasiat kulit(Manan, 2011).
sebagai antijamur. METODOLOGI
Durian merupakan salah Alat dan Bahan

satu tanaman yang mengandung Batang pengaduk, cawan

fitokimia. Kulit buah durian krus, cawan porselen, corong, gelas

mengandung senyawa fenolik, kimia, gelas ukur, hot plate,

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:80-89


82

lumpang dan alu, pipet tetes, Batang pengaduk, cawan


sendok tanduk, seperangkat,alat krus, cawan porselen, corong, gelas
maserasi, timbangan analitik dan kimia, gelas ukur, hot plate,
digital, toples, vakum, dan lumpang dan alu, pipet tetes,
rotavapor. sendok tanduk, seperangkat,alat
Aquadest, asam stearat, adeps maserasi, timbangan analitik dan
lanae, ekstrak kulit buah durian, digital, toples, vakum, dan
gliserol, minyak vanila, dan rotavapor.
triethanolamin. Aquadest, asam stearat, adeps
lanae, ekstrak kulit buah durian,
METODOLOGI gliserol, minyak vanila, dan
Alat dan Bahan triethanolamin.

Tabel 1. Formula
Tiap 100 mL mengandung :
Formula (%)
Bahan Kegunaan Konsentrasi
A B C
25% (hanny,
Ekstrak kulit buah durian 25 25 25 Bahan aktif
2015)
1-20% (rowe,
Asam stearat 7,5 8 8,5 Pengemulsi
2009)
0,5-1%
Pembentuk
Adeps lanae 1 1 1 (anggraini,
sabun
2012)
2-4% (rowe,
Triethanolamin 2 2 2 Pengemulsi
2009)
5-15% (rowe,
Gliserol 5 5 5 Humektan
2009)
Minyak vanila qs qs qs Pengaroma -
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 Pelarut -

Pembuatan sabun cair pembersih dipanaskanpada suhu yang sama.


kewanitaan (Feminine Hygiene)
Setelahitu dimasukkan fase minyak
Fase minyak (asam stearat dan
dan fase air kedalam lumpang
adeps lanae) dipanaskan sampai
secara bersamaan sambil digerus
suhu 70o diatas hot plate. Fase air
sampai homogen. Aquades
(gliserol dan triethanolamin) juga

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 :80-89


83

ditambahkan sedikit demi sedikit Pemeriksaan Homogenitas


sambil terus digerus. Terakhir Pemeriksaan homogenitas
ditambahkan dengan ekstrak kulit dilakukan dengan cara sediaan
buah durian, minyak vanila dan diletakkan diatas kaca arloji, lalu
diaduk sampai homogen diraba dan diperhatikan secara
kemudian cukupkan volumenya seksama apakah terdapat butiran
dengan aquades sampai 100 mL. kasar pada sediaan.
Uji Evaluasi Fisik Sediaan Uji Tinggi Busa
Pengamatan Perubahan Bentuk, Uji tinggi busa dilakukan
Warna Dan Bau (Organoleptik)
Pemeriksaan organoleptik dengan cara sediaan sabun

dilakukan dengan pembersih kewanitaan (feminine

mendeskripsikan warna, bau, dan hygiene) sebanyak 1 g dilarutkan

bentuk dari sediaan sabun cair, dengan aquadest sebanyak 10 mL

sediaan yang dihasilkan sebaiknya kemudian kocok engan kecepatan

memiliki warna yang menarik, bau konstan selama 20 detik.

yang menyenangkan, dan Uji Iritasi

kekentalan yang cukup agar Dilakukan untuk

nyaman dalam penggunaan. menentukan potensi iritasi pada

Pemeriksaan pH kulit setelah diberikan sabun

Pemeriksaan pH dilakukan peembersih kewanitaan (feminine

pada sediaan sabun pembersih hygiene), dilakukan dengan cara

kewanitaan (feminine hygiene) mengoleskan sediaan pada kulit

selama masa penyimpanan 4 normalpanel manusia dengan

minggu. Pengukuran ph maksud untuk mengetahui apakah

menggunakan pH meter yang sediaan tersebut dapat

dilakukan dengan pengkalibrasian menumbulkan iritasi pada kulit

alat pH meter menggunakan atau tidak.

larutan dapar pH 7 dan pH 4.

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


84

HASIL DAN PEMBAHASAN dalam penelitian ini menggunakan


Penelitian ini merupakan pelarut etanol 96% dan dilakukan
penelitian eksperimen berupa selama 5 x 24 jam dengan
formulasi sediaan sabun pembersih pengadukan satu kali sehari
kewanitaan (feminine hygiene) dari bertujuan untuk mengurangi
ekstrak kulit buah durian (Durio terjadinya penguapan. Dari hasil
zibethinus Murray). Dalam ekstraksi tersebut akan diperoleh
formulasi ini sampel yang suatu bentuk ekstrak cair yang
digunakan adalah ekstrak kulit kemudian diuapkan dengan
buah durian, dimana sampel menggunakan alat rotary
diambil dari pasar tradisional kota evaporator pada temperatur ± 500C
Kendari. Ekstrak kulit buah durian sehingga dihasilkan ekstrak kental
mengandung senyawa fenolik, yang akan dijadikan sebagai zat
flavonoid, saponin, dan tanin yang aktif dalam sediaan.
dapat digunakan sebagai Dalam pembuatan sabun
antijamur. pembersih kewanitaan (feminine
Dalam penelitian ini, hygiene) ini konsentrasi zat aktif
ekstraksi kulit buah durian yang digunakan adalah 25%.
menggunakan metode ekstraksi Alasannya ekstrak kulit buah
secara maserasi. Ekstraksi adalah durian baik digunakan pada
penarikan kandungan kimia yang konsentrasi 25% karena memiliki
dapat larut sehingga terpisah dari diameter zona hambat terbesar
bahan yang tidak dapat larut pada candida albicans dibanding
dengan menggunakan suatu dengan konsentrasi 15% dan 20%
pelarut cair (Ditjen POM, 2010). (Hanny, 2010). Pada prosesnya
Kulit buah durian yang sabun pembersih kewanitaan
dimaksudkan adalah kulit buah (feminine hygiene) ini juga
durian yang berwarna putih. ditambahkan bahan tambahan, zat-
Pengekstraksian kulit buah durian zat tambahan berupa asam stearat

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


85

dan triethanolamin sebagai bahan emulsi. Emulsi adalah campuran


pengemulsi, adeps lanae sebagai bahan yang saling tidak tercampur
pembentuk sabun, gliserol sebagai antara 2 fase, yaitu minyak dan air
humektan (pelembut), oleum yang akan tercampur dengan
vanilla sebagai pengaroma, dan penambahan emulgator. Dan
aquadest sebagai pelarut. untuk mengetahui mutu sediaan
Sabun pembersih ini perlu dilakukan 5 pengujian
kewanitaan (feminine hygiene) ini antara lain uji organoleptik, uji pH
merupakan jenis sediaan kosmetik sediaan, uji homogenitas, uji tinggi
yang dapat dibuat dalam bentuk busa, dan uji iritasi.

1. Uji Organoleptik
Tabel 2. Hasil Pengujian Organoleptik Dari Sediaan Sabun Pembersih Kewanitaan
(Feminine Hygiene).
Pengamatan (minggu ke)
Pemeriksaan Formula
I II III IV
A Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan
Warna B Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan
C Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
A minyak minyak minyak minyak
vanilla vanilla vanilla vanilla
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
Bau B minyak minyak minyak minyak
vanilla vanilla vanilla vanilla
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
C minyak minyak minyak minyak
vanilla vanilla vanilla vanilla
A Cair Cair Cair Cair
Bentuk B Kental Kental Kental Kental
C Kental Kental Kental Kental
Keterangan :
Formula A : Konsentrasi Asam Stearat 7,5%
Formula B : Konsentrasi Asam Stearat 8%
Formula C : Konsentrasi Asam Stearat 8,5%

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


86

Berdasarkan hasil formula A, B, dan C menunjukkan


pengamatan penelitian dari bentuk, bau dan warna sediaan
minggu pertama hingga minggu stabil selama 4 minggu
keempat pada uji organoleptik penyimpanan.

2. Uji Homogenitas
Tabel 3. Data Hasil Pengukuran pH Dari Sediaan Sabun Pembersih Kewanitaan
(Feminine Hygiene).
Pengamatan (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
A 7,62 7,39 8,08 7,48
B 7,58 7,51 7,92 7,39
C 7,56 7,48 7,98 7,46

Hasil pengamatan perubahan pH juga bisa


menunjukkan adanya penaikan pH disebabkan oleh perubahan kimia
yang kecil, hal ini disebabkan zat aktif maupun zat tambahan
karena suhu pH meter pada tiap dalam sediaan pada kondisi
pengukuran pH sediaan untuk penyimpanan karena pengaruh
masing-masing formula tidak pembawa atau lingkungan.
konstan atau suhu tidak sama,

3. Uji Homogenitas
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Homogenitas Dari Sediaan Sabun Pembersih
Kewanitaan (Feminine Hygiene).
Pengamatan (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
A Homogen Homogen Homogen Homogen
B Homogen Homogen Homogen Homogen
C Homogen Homogen Homogen Homogen

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


87

Hasil pemeriksaan aktif dari ekstrak kulit buah


homogenitas sediaan yang durian yaitu saponin, flavonoid,
dilakukan dari minggu pertama dan tanin mudah tercampur
hingga keempat menunjukkan dengan basis tipe minyak-air
bahwa tidak adanya partikel pada sehingga tidak terjadi
sediaan sabun pembersih penggumpalan atau pemisahan
kewanitaan (feminine hygiene) baik fase. Hal ini menunjukkan bahwa
formula A, B, maupun C. sediaan sabun pembersih
Berdasarkan penelitian Hanny kewanitaan (feminine hygiene)
(2015) menyatakan bahwa sifat zat memenuhi syarat homogenitas.

4. Uji Tinggi Busa


Tabel 5. Data Hasil pengujian Tinggi Busa Dari Sediaan Sabun Pembersih
Kewanitaan (Feminine Hygiene).
Pengamatan (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
A I cm 1 cm 1 cm 1 cm
B 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 1 cm
C 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 1 cm

Berdasarkan tabel 9 suatu produk karena tinggi busa


menunjukkan bahwa hasil tidak menunjukkan kemampuan
pengukuran tinggi busa dalam air dalam membersihkan. Hal ini
suling menunjukkan tidak adanya dikaitkan pada nilai estetika yang
perbedaan yang signifikan dari disukai konsumen. Tetapi untuk
minggu pertama hingga minggu sabun pembersih kewanitaan
keempat, hasil yang diperoleh (feminine hygiene) tidak boleh tinggi
tinggi busa berkisar antara 0,5 cm - atau busa harus rendah (Anggraini,
1 cm. Tidak ada syarat tinggi busa 2012).
minimum atau maksimum untuk

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


88

5. Uji Iritasi
Tabel 6. Data Hasil Pengujian Iritasi Dari Sediaan Sabun Pembersih Kewanitaan
(Feminine Hygiene).
Pengamatan (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
Tidak Tidak Tidak Tidak
A
mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi
Tidak Tidak Tidak Tidak
B
mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi
Tidak Tidak Tidak Tidak
C
mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi

Hasil pengujian menyatakan merah pada kulit yang disebabkan


bahwa sediaan sabun pembersih oleh pembesaran pembuluh kapiler
kewanitaan (feminine hygiene) yang terjadi akibat alergi,
formula A, B, dan C yang ditandai sedangkan Edema adalah
dengan tidak adanya edema dan akumulasi abnormal cairan
eritema pada kulit (Tabel.10) didalam ruang interstitial (celah
sehingga dapat dinyatakan bahwa diantara sel) atau jaringan tubuh
sabun pembersih kewanitaan yang menimbulkan
(feminine hygiene) tidak mengiritasi pembengkakan (Budimulja, 2007).
pada kulit. Eritema adalah warna

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Ekstrak kulit buah durian dapat Anggraini. 2012. Formulasi Sabun Cair dari
Ekstrak Batang Nanas (Ananas
dibuat atau diformulasikan comosus L) Untuk Mengatasi
Jamur Candida Albicans. Padang :
menjadi sediaan sabun pembersih STIFA Riau.
Hanny, Dkk. 2015. Krim Kulit Buah Durian
kewanitaan (feminine hygiene) (Durio zibethinus L.) Sebagai Obat
Herbal Pengobatan Infeksi Jamur
dengan variasi konsentrasi asam
Candida Albicans. Semarang :
stearat 7,5%, 8%, dan 8,5%, dan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Manan, El. 2011. Miss V. Yogyakarta :
memenuhi syarat evaluasi fisik Buku Biru.

sediaan untuk formula B dan C. Pratiwi, Suthanty Ika. 2008. Aktivitas


Antibakteri Tepung Daun Jarak
(Jatropha curcas L.) pada Berbagai

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89


89

Bakteri Saluran Pencernaan Ayam


Broiler Secara in vitro. Bogor : ITB.
Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Marian, E.Q.
2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Edisi Keenam.
Washington : Pharmaceutical
Press.

Ikha dkk/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017 : 80-89

Anda mungkin juga menyukai