Anda di halaman 1dari 16

Tepat Guna Lahan (Apporpirate Site Development-ASD)

No. Sub Kategori Uraian GBC Indonesia versi 1.2 Point Permen No.21 Tahun 2021 Point Kseimpulan

Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang


bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana dari kedua peraturan tersebut mengatur
Luas area hijau dengan adanya tanaman hijau harus mengikuti
bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah atau berapa lahan hijau yang harus
peraturan :1.Area hijau 10-20% 2.Area hijau 20-50% 3. Area
Pasal 1 di bawah tanah. a. Untuk konstruksi baru, luas areanya A.4.a memiliki lahan hijau yaitu untuk
hijau >50%, dan Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area
adalah minimal 10% dari luas total lahan. b. Untuk renovasi GBCI adalah 10% dan Permen adalah
Memelihara atau memperluas tapak paling sedikit 20%
utama (major renovation), luas areanya adalah minimal 50% minimal 20% luas bangunan
kehijauan kota untuk
dari ruang terbuka yang bebas basement dalam tapak.
meningkatkan kualitas iklim
mikro, mengurangi CO2 dan zat
1 Area Dasar Hijau polutan, mencegah erosi tanah, 1 2
mengurangi beban sistem
drainase, menjaga keseimbangan Area ini memiliki vegetasi mengikuti Permendagri No 1 pada krieteria GBCI lebih spesifik
neraca air bersih dan sistem air tahun 2007 Pasal 13 (2a) dengan komposisi 50% lahan menjelaskan komposisi dari vegetasi
tanah tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran Terdapat paling sedikit 50% hunian dalam yang harus ada pada lahan, sedangkan
besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran komunitas yang menanam vegetasi pada Pemen hanya disebutkan nilai
Pasal 2 E.2
dewasa, dengan jenis tanaman mempertimbangkan penghijauan. dari vegetasi. Kesamaan dari kedua
Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang kriteria tersebut yaitu sama sama
Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi memiliki nilaiminimal 50% lahan
untuk Pekarangan. vegetasi

Bangunan Gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air perbedaan kedua kriteria adalah jika
Memilih daerah pembangunan yang dilengkapi minimal dan/atau prasarana/sarana harus memenuhi ketentuan pada GBCI hanya disebutkan syarat
Pasal 1a
delapan dari 12 prasarana sarana kota.Memilih daerah A.9 peraturan perundangundangan: seperti akses jalan kelur, minimal sarana, namun pada permen
dan b
pembangunan dengan ketentuan KLB>3 rekayasa sirkulasi udara, sistem pemandangan ke luar, dijelaskan ketentuan seperti apa sarana
penggunaan air yang harus dilengkapi.
Menghindari pembangunan di
area greenfields dan
menghindari pembukaan lahan
Pengolahan Tapak
2 baru yang dapat mengurangi 2 6
Bangunan
lahan hijau dan memilih tapak
Revitalisasi lahan bernilai negatif. Catatan: Lahan yang
bangunan yang tepat untuk
bernilai negatif adalah lahan bernilai negatif secara ekonomi,
pemilihan lahan. Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang
lingkungan, dan sosial karena kondisinya yang tercemar yang
bernilai
dapat digunakan kembali dengan terlebih dahulu dilakukan
Pasal 2 negatif dan tak terpakai karena bekas pembangunan atau b3
pembangunan atau rehabilitasi lahan. Antara lain lahan bekas
dampak negatif
Tempat Penampungan Sementara/Tempat Pemrosesan Akhir
pembangunan.
sampah, lahan bekas bangunan terbengkalai, lahan bekas
SPBU, lahan bekas kuburan

contoh peraturan yang mengatur fasilitas umum= Terdapat pada kriteria GBCI dijelaskan minimal
paling sedikit 10% luas fasilitas 7fasilitas umum dari 19 macam
kawasan yang diperuntukkan untuk sarana fasilitas yang ada , namun pada
perdagangan barang dan jasa oleh Usaha Permen setiap fasilitas umum
Terdapat minimal tujuh jenis fasilitas umum dalam jarak Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan dijabarkan lagi lebih luas menjadi satu
Pasal1 pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak dari 19 B1-5 koperasi sesuai ketentuan peraturan sub topik,dan dijabarkan ketentuan
macam fasilitas umum perundang-undangan. ; Keberadaan dan kondisi fasilitas setiap fasilitas umum tersebut seperti
transit (halte), fasilitas pengisian baterai listrik Fasilitas umum adanya Pengisian
untuk kendaraan (charging station), fasilitas baterai listrik bagi pengguna
drinking fountain/potable water, dan/atau transportasi listrik harus dekat pada
Mendorong pembangunan di tempat parkir sepeda dalam kondisi baik lahan bangunan.
tempat yang telah memiliki
jaringan konektivitas dan
meningkatkan pencapaian
Aksesibilitas
3 penggunaan gedung sehingga 2 3
Komunitas
mempermudah masyarakat
dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari dan menghindari
penggunaan kendaraan bermotor
Mendorong pembangunan di
tempat yang telah memiliki
jaringan konektivitas dan
meningkatkan pencapaian Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar
Aksesibilitas
3 penggunaan gedung sehingga tapak yang menghubungkannya dengan jalan sekunder 2 3
Komunitas persamaan kedua kriteria tersebut
mempermudah masyarakat Pasal2 dan/atau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke
dalam menjalankan kegiatan minimal tiga fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian adalah mengaharuskan adanya
sehari-hari dan menghindari pejalan kaki. Memiliki fasilitas pedestrian yang terhubung atau pedestrian yang efektif terhubung ke
penggunaan kendaraan bermotor menghubungkan ke fasilitas publik, misal transportasi umum, fasilitas publik atau transportasi
jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju umum, pada GBCI disyaratkan
Menyediakan fasilitas/akses yang aman, nyaman, dan bebas persil/kavling sekitarnya dengan batasan paling jauh 400 minimal dekat dengan 3 fasilitas
dari perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk meter. umum dnegan jaral 300m sedangkan
Pasal3 menghubungkan secara langsung bangunan dengan Permen mewajibkan batasan paling
bangunan lain, di mana terdapat minimal tiga fasilitas jauh yaitu 400m
umum dan/atau dengan stasiun transportasi masal.

kritria pada kedua permen mengatur


Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses Memiliki jalur pedestrian dengan arah yang mengakses antara
akses pedestrian yang nyaman untuk
Pasal 4 pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 luar gedung menuju ke jalur masuk (entrance) gedung yang
keluar ataupun masuk ke dalam
jam sehari memenuhi persyaratan kemudahan.
gedung.

Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam Keberadaan dan kondisi fasilitas transit (halte) yang terdekat pada kriteria grenship lebih
jangkauan 300 m (walking distance) dari gerbang lokasi dengan kawasan dalam kondisi baik ; Mendorong menekankan aksesibilitas angkutan
Pasal 1a bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan transportasi umum dan mengurangi kendaraan pribadi, seperti umum, sedangkan pada permen lebih
dan b penyeberangan dan ramp. Atau Menyediakan shuttle bus car pooling, feeder bus, dan halte/pemberhentian kendaraan dijabarkan mengenai teknis akses
Mendorong pengguna gedung untuk pengguna tetap gedung dengan jumlah unit minimum umum. menuju gedung, transportasi, dan
untuk menggunakan kendaraan untuk 10% pengguna tetap gedung pedestrian ke area sekitar.
4 Transportasi Umum 2 6
umum massal dan
mengurangi kendaraan pribadi. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung
Memiliki fasilitas pedestrian yang terhubung atau
untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang kedua kriteria mewajibkan pada lahan
menghubungkan ke fasilitas publik, misal transportasi umum,
aman dan nyaman dengan mempertimbangkan Peraturan tersebut memiliki akses yang nyaman
Pasal 2 jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju
Menteri Pekerjaan Umum 30/PRT/M/2006 mengenai untuk menuju ke lokasi angkutan
persil/kavling sekitarnya dengan batasan paling jauh 400
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan umum.
meter.
Gedung dan Lingkungan Lampiran 2B

Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak satu unit


Pasal 1 parkir per 20 pengguna gedung hingga maksimal 100 unit perbedaan kedua kritria tersebut adalah
parkir sepeda Gedung direncanakan memiliki lahan parkir ≤ 20% dari Gross
pada GBCI dengan nilai maksimal 100
Floor Area (GFA) yang diizinkan atau memiliki sistem parkir
unit sepeda dan pada Permen yaitu
mekanis ≤ 10% dari GFA ;
Mendorong penggunaan sepeda kurang dari 10% pengguna gedung.
bagi pengguna gedung dengan
Fasilitas Pengguna memberikan fasilitas yang Apabila tolok ukur 1 diatas terpenuhi, perlu tersedianya
5 Pasal 2 2 4
Sepeda memadai sehingga dapat shower sebanyak 1 unit untuk setiap 10 parkir sepeda
mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor.
pada kriteria Permen lebih unggul dari
Penyediaan lahan parkir berupa lahan parkir vertikal sehingga
pada GBCI yaitu karena di Permen
mengurangi penggunaan atau kerusakan lahan (misal
dijelaskan tentang tempat parkir
(-) menggunakan gedung parkir mekanis). Sistem parkir mekanis
vertikal, dengan adanya parkir vertikal
tidak perlu berada di dalam Bangunan Gedung, sejauh
dapat mengurangi konsumsi lahan
terlindungi dari panas dan hujan;
yang banyak.

Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang


bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas
permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas pada kriteria GBCI area luas softcase
area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut di disyaratkan minimal adalah 40%
Pasal 1a Prasyarat 1, taman di atas basement, roof garden, terrace sedangkan pada Permen disyaratkan
Memelihara atau memperluas garden, dan wall garden, dengan mempertimbangkan Mempertahankan paling sedikit 50% bentuk lahan (terrain)
50%. Pada GBCI lebih dijelaskan
kehijauan kota untuk Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang alami Catatan: - Jika jumlahnya 25 – 49% diberi nilai 3 poin -
secara detail ketentuannya seperti
meningkatkan kualitas iklim Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi Jumlah dari persentase dilakukan pembulatan ke atas.
softcase tersebut meliputi taman, roof
mikro, mengurangi CO2 dan zat untuk Pekarangan gareden, terrace garden,dan wall
6 Lansekap pada Lahan polutan, mencegah erosi tanah, 3 1
garden.
mengurangi beban sistem
drainase, menjaga keseimbangan
neraca air bersih dan sistem air
tanah.
disyaratkan minimal adalah 40%
sedangkan pada Permen disyaratkan
Memelihara atau memperluas Mempertahankan paling sedikit 50% bentuk lahan (terrain)
50%. Pada GBCI lebih dijelaskan
kehijauan kota untuk alami Catatan: - Jika jumlahnya 25 – 49% diberi nilai 3 poin -
secara detail ketentuannya seperti
meningkatkan kualitas iklim Jumlah dari persentase dilakukan pembulatan ke atas.
softcase tersebut meliputi taman, roof
mikro, mengurangi CO2 dan zat
gareden, terrace garden,dan wall
6 Lansekap pada Lahan polutan, mencegah erosi tanah, 3 1
garden.
mengurangi beban sistem
drainase, menjaga keseimbangan
neraca air bersih dan sistem air Pasal Bila tolok ukur 1 dipenuhi, setiap penambahan 5% area
tanah. 1b lansekap dari luas total lahan mendapat 1 nilai.

persamaan kedua kriteria adalah


Penggunaan tanaman yang telah dibudidayakan secara lokal
Terdapat vegetasi hijau dengan luas tajuk paling sedikit 20% mensyaratkan adanya area hijau pada
Pasal 2 dalam skala provinsi, sebesar 60% luas tajuk dewasa
dari luas Kawasan area kawasan, pada GBCI yaitu 60%
terhadap luas area lansekap pada ASD 5 tolok ukur 1.
dan pada Permen yaitu 20%

Meningkatkan kualitas iklim


mikro di sekitar gedung yang Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek
mencakup kenyamanan manusia heat island pada area atap gedung sehingga nilai albedo
dan habitat sekitar gedung. penilaian GBCI lebih unggul dari pada
Pasal 1 (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan Permen, karena lebih detial dengan
a dan b perhitungan. Atau Menggunakan green roof sebesar 50% mewajibkan adanya penggunaan
dari luas atap yang tidak digunakan untuk mechanical Penutup atap dan perkerasan yang memiliki nilai pantul material greenroof. Persamaan kedua
electrical (ME), dihitung dari luas tajuk. matahari (albedo) paling rendah 0,3 kriteria adalah sama sama mewajibkan
menggunakan material penutup atap
Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek dengan nilai pantul matahari minimal
heat island pada area perkerasan non-atap sehingga nilai 0.3
7 Iklim Mikro Pasal 2 3 10
albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai
dengan perhitungan.

Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi


persamaan kedua kriteria adalah
utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari
Direncanakan melakukan penanaman vegetasi yang berfungsi mensyaratkan adanya vegetasi pada
Pasal 3 panas akibat radiasi matahari. ; Desain lansekap berupa
sebagai peneduh, peredam suara, penyaring bau, atau setiap pedesterian yang berfungsi
a dan b vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan
penyaring debu peneduh, penyaring bau, penyaring
kaki menunjukkan adanya pelindung dari terpaan angin
suara, dan penyaring debu.
kencang.

Menghindari gangguan pada greenship tidak ada kriteria


kenyamanan dan keamanan Direncanakan melakukan penanaman vegetasi yang berfungsi tentang pencegahan dan perawatab
Pengendalian Hama
8 penghuni akibat hama serta sebagai peneduh, peredam suara, penyaring bau, atau 1 hama tumbuhan dan hewan. Jadi
(Pest Management)
mencegah penularan penyakit penyaring debu ; kriteria Permen lebih unggul daripada
dari hama. GBCI pada segi perawatan hama.

Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan


drainase kota dari lokasi bangunan hingga 50%, yang
Penyediaan kolam resapan/embung untuk limpasan air hujan kedua peraturan tersebut intinya harus
dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar
pasal 1 permukaan dengan kapasitas paling sedikit 50% dari total dapat menyediahkan wadah
50 mm/hari. Atau Pengurangan beban volume limpasan air
a dan b luasan lahan area konstruksi dan sesuai dengan dokumen pengolahan air hujan pada kawasan
hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan hingga
perencanaan. lingkungan agar tidak menambah debit
85%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah
drainase kota, dengan cara membuat
hujan sebesar 50 mm/hari.
tangki air hujan, resapan biopori, dan
Mengurangi beban sistem
instlasi air hujan yang sesuai syarat.
drainase lingkungan dari
dengan penilaian sama-sama adanya
kuantitas limpasan air hujan
Penyediaan jaringan drainase yang memiliki keandalan dalam pengurangan beban air hujan minimal
Penanganan Air dengan sistem manajemen air
Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan mengelola genangan air hujan. Genangan/banjir tidak lebih 50% dari limpasan air hujan.
Limpasan Hujan hujan secara terpadu. pasal 2
9 beban banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan. 3 dari 30 cm, surut dalam waktu tidak lebih dari 2 jam, dan 5
(Stormwater area perkerasan non-atap
tidak lebih dari 2 kali per tahun.
Management) sehingga nilai albedo (daya
refleksi panas
matahari) minimum 0,3 sesuai
dengan perhitungan. persamaan kedua kriteria yaitu
Melakukan inovasi yang mampu meningkatkan nilai tambah
membahas penggunaan inovasi alat
dari desain perencanaan ke arah sistem yang lebih optimal
teknologi untuk mengurangi debit
dan mampu memberi nilai tambah efisiensi pada operasional
Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi limpasan air hujan. Namun pada
pasal 3 BGH. Catatan: Akomodasi tahap perencanaan BGH yang
debit limpasan air hujan. permen lebih didetailkan dengan
digunakan saat pelaksanaan dan berkelanjutan dalam tahap
menyebutkan macam-macam
pemanfaatan. Contoh: bio pori, embung, tanki/reservoir air
teknologi seperti biopori, embung,
hujan, dan lain-lain.
tanki,reservoir air hujan,dll.\
Efisiensi dan Konservasi Energi

Sub Kategori
Sub Kategori pada pada Permen
No Keterangan Greenship Point GBC Indonesia Point Permen No. 21 Tahun 2021 Kesimpulan
Greenship No. 21 Tahun
2021

Bangunan Gedung direncanakan memiliki


pengelompokan beban listrik dan masing masing
memiliki kWh meter, serta tersedia
1
submeter energi listrik untuk sumber daya utama
lebih besar dari 100 kVa.
Dalam kriteria Greenship penggunaan
Memasang kWh meter untuk mengukur konsumsi pemasangan Submeter terdapat syarat dan
Memantau penggunaan
listrik pada setiap kelompok beban dan sistem prasyarat dalam pengukuran konsumsi
energi sehingga dapat
Pemasangan Sub- peralatan, yang meliputi: Sistem listrik pada beberapa peralatan.
1 menjadi dasar P 1 7 Bangunan dengan sistem pengondisian udara terpusat
meter o Sistem tata udara Kelistrikan Sedangkan pada kriteria Permen
penerapan manajemen (centralized air conditioning system) harus
o Sistem tata cahaya dan kotak kontak diberikan kriteria yang lebih rinci
energi yang lebih baik. 2 menggunakan Building Management System (BMS)
o Sistem beban lainnya terhadap batas submeter yang digunakan
guna mengendalikan konsumsi listrik pada
serta prasyarat pengkodisian udara.
Bangunan Gedung.

Terdapat rencana pemanfaatan sumber


3 energi listrik dari sumber energi terbarukan.

Adanya upaya desain dan/atau penggunaan bahan Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi Overall
1 bangunan, yang dapat mereduksi panas pada 1 Thermal Transfer Value (OTTV) dan Roof Thermal Pada kriteria greenship dijelaskan
seluruh atap (tidak termasuk skylight) Transfer Value (RTTV) paling tinggi 35 Watt/m2 mengenai syarat penggunaan bahan yang
Mengurangi panas digunakan untuk pencahayaan bangunan
rumah yang diterapkan berdasarkan bahan yang
2 Pencahayaan Alami yang diterima rumah P Selubung Banguna 9 ditentukan, sedangkan pada kriteria
dari Permen yang lebih diberikan persyaratan
selubung rumah rinci dimana pengaturan suhu selubung
Adanya upaya desain dan/atau penggunaan bahan Nilai perbandingan selubung bangunan transparan bangunan serta ratio selubung terhadap
2 bangunan, yang dapat mereduksi panas pada 2 dengan selubung bangunan masif atau Window to dinding.
seluruh atap (tidak termasuk skylight) Wall Ratio (WWR) kurang dari 30%

Bangunan Gedung yang ruangan-ruangannya


dilengkapi dengan sistem pengondisian udara, namun
direncanakan untuk tidak mengondisikan sebagian
Mendorong atau seluruh ruang pasif (koridor, lobby lift, toilet,
Pada kriteria penggunaan sistem ventilasi
penggunaan ventilasi dan lain-lain) dan melengkapi dengan ventilasi alami
Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) pada greenship diberikan persyaratan
yang efisien di area atau ventilasi mekanis sehingga tetap memenuhi
ruang WC, tangga, koridor, dan mengenai pengimplementasian ruangan
publik (non nett kenyamanan termal.Bangunan Gedung yang
3 Sistem Ventilasi 3 1 lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut Sistem Ventilasi 3 1 yang diberi ventilasi sedangkan pada
lettable ruangan-ruangannya dilengkapi dengan sistem
dengan ventilasi alami kriteria greenship diberikan syarat yang
area) untuk pengondisian udara, namun direncanakan untuk tidak
ataupun mekanik. lebih rinci pada penggunaan sistem
mengurangi konsumsi mengondisikan sebagian atau seluruh ruang pasif
ventilasi pada bangunan yang ditentukan.
energi. (koridor, lobby lift, toilet, dan lain-lain) dan
melengkapi dengan ventilasi alami atau ventilasi
mekanis sehingga tetap memenuhi kenyamanan
termal.
Menggunakan Energy modelling software untuk
menghitung konsumsi energi di gedung baseline
dan gedung designed. Selisih konsumsi energi Terdapat rencana penghematan konsumsi energi
dari gedung baseline dan designed merupakan listrik dengan melakukan perhitungan konsumsi
1 Penggunaan kriteria alat elektronik hemat
penghematan. Untuk setiap penghematan sebesar energi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan
energi pada kriteria greenship ditekankan
2,5%, yang dimulai dari penurunan energi baseline*). Untuk setiap penghematan konsumsi
peralatan elektrik memilkik efisiensi
Mendorong sebesar 10% dari gedung baseline, mendapat nilai energi listrik 2% diberi nilai 1 poin dengan nilai
berapa persen pada penggunaan listrik
penghematan konsumsi 1 nilai (wajib untuk platinum). paling banyak 5 poin.
Efisiensi dan Perhitungan yang ditentukan pada permodelan
4 energi melalui aplikasi 5 1 SNI yang diacu di antaranya:
Konservasi Energi efisiensi energi software. Sedangkan pada Permen lebih
langkah-langkah a. SNI 6197:2020 (Konservasi energi pada sistem
dirincikan lagi dan menggunakan acuan
efisiensi energi. pencahayaan);
SNI 6197:2020, SNI 6389:2020, SNI
b. SNI 6389:2020 (Konservasi energi selubung
Menggunakan perhitungan worksheet, setiap 6390:2020 yang berhubungan pada
bangunan pada Bangunan Gedung);
penghematan 2% dari selisih antara gedung konservasi energi selubung bangunan.
c. SNI 6390:2020 (Konservasi energi sistem tata
designed dan baseline mendapat nilai 1 nilai. udara pada Bangunan Gedung)
2 Penghematan mulai dihitung dari penurunan
energi sebesar 10% dari gedung baseline.
Worksheet yang dimaksud disediakan oleh atau
GBCI.

Penggunaaan cahaya alami secara optimal


sehingga minimal 30% luas lantai yang Sistem pencahayaan buatan ruangan Pada kriteria GBCI standar penggunaan
Mendorong cahaya buatan menggunakan SNI yang
digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas direncanakan memiliki daya maksimum dan tingkat
penggunaan 20 1 1 berbeda dengan yang digunakan pada
cahaya alami minimal sebesar 300 lux. pencahayaan sesuai dengan SNI 6197:2020 atau edisi
pencahayaan alami Permen No. 21 Tahun 2021. Pada
Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual terbaru
yang optimal untuk atau dengan software. Greenship juga penggunaan pencahayaan
mengurangi lampu buatan di berikan deskripsi jelas
Sistem
5 Pencahayaan Buatan konsumsi energi dan 12 pada fitur-fitur yang digunakan
mendukung desain Menggunakan LED dan elektronik ballast untuk Pencahayaan Terdapat satu saklar pada ruangan dibandingkan dengan di Permen No. 21
15 2 2
bangunan yang pencahayaan di dalam rumah yang lebih kecil dari pada 30 m2. Tahun 2021. Namun pada permen
memungkinkan diberikan minimum presentase
pencahayaan alami Penggunaan sensor penghuni/pengendali pengguanaan penchayaan pada bangunan
semaksimal mungkin. Zonasi pencahayaan untuk ruang keluarga dan pencahayaan pada ruang dengan fungsi tertentu dimana pada greeship belum
10 3 3
ruang makan di rumah sebagaimana dipersyaratkan dalam dideskripsikan.
SNI 6197:2020 atau edisi terbaru

Pada kriteria greenship diberikan kriteria


penggunaan energi alternatif sedangkan
Mengurangi
Sumber Energi Adanya fitur pembangkit listrik alternatif energi pada Permen tidak diberikan kriteria
6 penggunaan 5 5
Terbarukan listrik mengenai penggunaan energi alternatif
energi non-terbarukan
yang menjadi salah satu kekurangan
Permen No. 21 Tahun 2021

Direncanakan menggunakan Air Conditioning (AC)


Rumah mampu memberikan kondisi termal yang Dalam kriteria Greenship penggunaan AC
dengan suhu ruangan paling rendah 25°C±1°C dan
1 nyaman bagi penghuni tanpa menggunakan AC 1 hanya diberikan kriteria penggunaan
kelembapan relatif ruangan 60% ±10%.
Menghemat dan telah memenuhi minimal 3 poin dari IHC 1 berapa % dari area yang digunakan
penggunaan sedangkan dalam Permen diberikan detail
energi dari mengenai rincian derajat yang digunakan
7 Pengkodisian Udara 2 Sistem Pengkodisi 7
perencanaan serta kelembapan relatif ruangan. Pada
penggunaan AC sesuai greenship juga acuan kondisi udara
kebutuhan menggunakan acuan IHC 1, sedangkan
pada permen menggunakan SNI
Hanya menggunakan AC maksimum 50% dari kW/TR atau COP dari peralatan pengondisian udara 6390::2020 atau edisi terbaru.
2 2
total luas lantai sesuai dengan SNI 6390:2020 atau edisi terbaru.

Perhitungan traffic analysis lif sesuai SNI 03-6573-


Lift menggunakan traffic management system
2001 atau edisi terbaru.
yang sudah lulus traffic analysis atau 1
Catatan: Apabila bangunan direncanakan tidak
menggunakan regenerative drive system.
menggunakan lif, maka mendapatkan poin penuh

Pada kriteria greenship tidak diberikan


mengenai penggunaan transportasi
Mendorong
elektrikal yang digunakan pada bangunan.
penghematan konsumsi Sistem
Namun pada kriteria Permen diberikan
8 Transportasi Vertikal energi melalui aplikasi 1 Transportasi 3
Pada kriteria greenship tidak diberikan
Menggunakan sistem transportasi vertikal yang mengenai penggunaan transportasi
Mendorong memiliki fitur hemat energi: elektrikal yang digunakan pada bangunan.
penghematan konsumsi Sistem 1. Untuk transportasi vertikal elevator menggunakan Namun pada kriteria Permen diberikan
8 Transportasi Vertikal energi melalui aplikasi 1 Transportasi 3 teknologi Variable Voltage Variable Frequency kriteria khusus pada penggunaannya
langkah-langkah dalam Gedung (VVVF). berdasarkan beberapa variabel
efisiensi energi. Menggunakan fitur hemat energi pada lift, Catatan: penggunaan serta berdasarkan pada SNI
menggunakan sensor 2 Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan 03-6573-2001
gerak, atau sleep mode pada eskalator lif, maka mendapatkan poin penuh.
2. Untuk transportasi vertikal eskalator menggunakan
teknologi slow motion atau on/off automatic.
Catatan:
Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan
lif, maka mendapatkan poin penuh.
KONSERVASI AIR WATER CONSERVATION (WAC)

No. Sub Kategori Uraian Poin GBC Indonesia Poin Permen No.21 Tahun 2021 Kseimpulan

Air PDAM atau perusahaan air minum lainnya


Pemasangan alat meteran air (volume meter)
yang ditempatkan di lokasi_x0002_lokasi
tertentu pada sistem distribusi air, sebagai
berikut:
o Satu volume meter di setiap sistem keluaran
Memantau penggunaan air
sumber air bersih
Meteran Air (Water sehingga dapat menjadi dasar Air permukaan (air sungai, air danau, air laut) yang diolah pada permen dijelaskan lebih rinci
1 P seperti sumber PDAM atau air tanah. 9
Metering) penerapan manajemen air dengan izin untuk penggunaan sumber daya air
o Satu volume meter untuk memonitor keluaran
yang lebih baik.
sistem air daur ulang.
o Satu volume meter dipasang untuk mengukur
tambahan keluaran air
bersih apabila dari sistem daur ulang tidak
mencukupi. Air hujan yang di olah

Air daur ulang (Air bekas, air kotor)

Memahami perhitungan
menggunakan worksheet Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem keluaram
perhitungan air dari air tanah Pada GBCI dijelaskan lebih detail dari
Perhitungan Mengisi worksheet air standar GBCI yang telah
2 GBC Indonesia untuk P 4 permen untuk penggunaan teknologi
penggunaan air disediakan
mengetahui simulasi penghemat air
penggunaan air pada saat
tahap operasi gedungan air Terdapatnya perhitungan rencana penghematan konsumsi
air dalam bentuk neraca air

Konsumsi air bersih dengan jumlah tertinggi Penyediaan kolam resapan/ embung untuk limpasan air
80% dari sumber primer tanpa mengurangi hujan permukaan dengan kapasitas minimal 50% dari total
1 1
Meningkatkan penghematan jumlah kebutuhan per orang sesuai dengan SNI luasan lahan area konstruksi dan sesuai dengan dokumen
penggunaan air bersih yang 03-7065-2005 seperti pada tabel terlampir. perencanaan;
Pengurangan akan mengurangi beban
3
penggunaan air konsumsi air bersih dan
mengurangi keluaran air Setiap penurunan konsumsi air bersih dari Menyediakan lubang biopori sebagai sarana resapan air
limbah. sumber primer sebesar 5% sesuai dengan acuan hujan untuk limpasan air hujan yang tidak tertampung pada
7 7
pada tolok ukur 1 akan mendapatkan 1 nilai tangki penyimpanan air hujan dan sesuai dengan dokumen
dengan dengan nilai maksimum sebesar 7 nilai. perencanaan

Penggunaan fitur air yang sesuai dengan


kapasitas buangan di bawah standar maksimum Direcanakan bangunan Gedung menggunakan paling
1 kemampuan alat keluaran air sesuai dengan sedikit 25% produk fixture hemat air dari total rencana
lampiran, sejumlah minimal 25% dari total pengadaan produk fixture.
pengadaan produk fitur air .

Penggunaan fitur air yang sesuai dengan pada GBCI lebih menekankan air non
kapasitas buangan di bawah standar maksimum PDAM untuk menyiram tanaman dan
Mendorong upaya 2 kemampuan alat keluaran air sesuai dengan Paling sedikit 50% dari total pengadaan produk fixture untuk permen air PDAM hanya untuk
4 Fitur Air penghematan air dengan lampiran, sejumlah minimal 50% dari total 5 minum. Lebih menggunakan strategi
pemasangan fitur air efisiensi pengadaan produk fitur air untuk penyiraman tanaman dan permen
tinggi. menggunakan air sungai dan
sejenisnya.
Mendorong upaya untuk permen air PDAM hanya untuk
4 Fitur Air penghematan air dengan 5 minum. Lebih menggunakan strategi
pemasangan fitur air efisiensi untuk penyiraman tanaman dan permen
tinggi. menggunakan air sungai dan
sejenisnya.
Penggunaan fitur air yang sesuai dengan
kapasitas buangan di bawah standar maksimum
3 kemampuan alat keluaran air sesuai dengan Paling sedikit 75% dari total pengadaan produk fixture.
lampiran, sejumlah minimal 75% dari total
pengadaan produk fitur air .

Penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water)


2 yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem 2
Menyediakan air dari sumber
flushing atau cooling tower.
daur ulang yang bersumber
5 Daur Ulang Air dari air limbah gedung untuk
mengurangi kebutuhan air
dari sumber utama. Penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water)
3 yang telah didaur ulang untuk kebutuhan sistem 3
flushing dan cooling tower - 3 nilai

Menggunakan salah satu dari tiga alternatif


1 sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas 1
wudhu, atau air hujan.

Mendorong adanya Menggunakan lebih dari satu sumber air dari


2 2
pengelolaan air limbah untuk ketiga alternatif di atas.
6 Sumber air alternatif
menghindari terjadinya
pencemaran pada badan air. Menggunakan teknologi yang memanfaatkan air
laut atau air danau atau air sungai untuk
3 3
keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan
kebutuhan lainnya

Mendorong penggunaan air hujan atau limpasan


air hujan sebagai salah satu
1 1
sumber air untuk mengurangi kebutuhan air dari
sumber utama.
Mendorong penggunaan air
hujan atau limpasan air hujan
Penampungan Air Menyediakan instalasi tangki penampungan air
7 sebagai salah satu sumber air
Hujan 2 hujan berkapasitas 35% 2
untuk mengurangi kebutuhan
air dari sumber utama. dari perhitungan di atas.

Menyediakan instalasi tangki penampungan air


3 hujan berkapasitas 50% 3
dari perhitungan di atas.

Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung


1 tidak berasal dari sumber 1
Menyediakan instalasi tangki air tanah dan/atau PDAM.
Efisiensi penggunaan penampungan air hujan
8 Menerapkan teknologi yang inovatif untuk
air lansekap berkapasitas 50%
dari perhitungan di atas. irigasi yang dapat mengontrol 2 kebutuhan air
1 1
untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
SUMBER DAN DAUR ULANG MATERIAL

No. Sub Kategori Uraian GBC Indonesia Point Permen No.21 Tahun 2021 Point Kesimpulan
1 Refrigeran Fundamental Mencegah pemakaian bahan 1 Tidak menggunakan chloro fluoro- 1 Ruangan dirancang tidak menggunakan alat Persamaan dari dua kriteria
dengan potensi merusak ozon MRC P carbon (CFC) sebagai refrigeran dan D.3 pendingin udara yang menggunakan tersebut adalah sama sama
yang tinggi halon sebagai bahan pemadam refrigeran. melarang penggunaan alat
kebakaran pendingin udara yang
P 5 menggunakan refrigeran, namun
ada perbedaan pada GBCI
menambahkan penggunaan halon
sebagai bahan pemadam
kebakaran
2 Penggunaan Gedung dan Menggunakan material bekas 1A Menggunakan kembali material bekas, 1 Rencana penggunaan material berbasis Pada kriteria GBCI lebih lengkap
Material bangunan lama dan/atau dari baik dari bangunan lama maupun limbah/produk samping sebagai agregat, karena dijelaskan bahwa
tempat lain untuk mengurangi MRC 1 tempat lain, berupa bahan struktur E.2 filler, substitusi semen, dan bahan finishing penggunaan material bekas paling
penggunaan bahan mentah yang utama, fasad, plafon, lantai, partisi, telah memenuhi ketentuan. tidak 10-20% dari total biaya
baru, sehingga dapat kusen, dan dinding, setara minimal 10% 1 material, sedangkan pada Permen
mengurangi limbah pada dari total biaya material. hanya menjelaskan material yang
pembuangan akhir serta dapat didaur ulang
memperpanjang usia pemakaian
suatu
bahan material. 1
1B Menggunakan kembali material bekas,
baik dari bangunan lama maupun
MRC 1 tempat lain, berupa bahan struktur
utama, fasad, plafon, lantai, partisi,
kusen, dan dinding, setara minimal 20% 2
dari total biaya material.

3 Material Ramah Lingkungan Mengurangi jejak ekologi dari 1 Menggunakan material yang memiliki 1 Rencana penggunaan kayu daur persamaan kedua kriteria tersebut
proses ekstraksi bahan mentah MRC sertifikat sistem manajemen lingkungan ulang/bambu/material terbarukan lainnya adalah dijelaskan bahwa
dan proses produksi material. 2 pada proses produksinya minimal paling sedikit 50% dari biaya komponen menggunakan material produksi
bernilai 30% dari total biaya material. E.2 plafon dan/atau dinding bangunan. ramah lingkungan dengan niali 2-
Sertifikat dinilai sah bila masih berlaku 1 1 50% dari total biaya material,
dalam rentang waktu proses pembelian Sedangkan perbedaan pada
dalam konstruksi berjalan. Permen di jelaskan bahwa
diharuskan menggunakan material
yang tidak mengandung bahan
2 Menggunakan material yang 2 Penutup atap direncanakan menggunakan beracun dan berbahaya (B3)
merupakan hasil proses daur ulang 1 material yang ramah lingkungan, yaitu tidak
MRC 2 minimal bernilai 5% dari total biaya mengandung bahan beracun dan berbahaya
material. E.2 (B3) antara lain asbes, dan/atau memiliki
3 Menggunakan material yang bahan ekolabel.
baku utamanya berasal dari sumber 1
MRC daya (SD) terbarukan dengan masa
1
2 panen jangka pendek (<10 tahun)
minimal bernilai 2% dari total biaya
material.
4 Penggunaan Refrigeran tanpa Menggunakan bahan yang tidak 1 Tidak menggunakan bahan perusak 1 Pada Bangunan Gedung yang direncanakan Pada kedua kriteria tersebut
ODP memiliki potensi merusak ozon. ozon pada seluruh sistem pendingin menggunakan alat pendingin: dijelaskan bahwa pelarangan
MRC 3 gedung D.3 penggunaan bahan perusak ozon
1.a Apabila ruangan harus menggunakan mesin
pada sistem pendingin gedung,
pendingin udara, dipilih mesin yang
3 namun pada permen dijelaskan
menggunakan refrigeran dengan nilai Ozone
2 lebih lengkap, yaitu apabila
Depletion Potential (ODP) sama dengan nol.
bangunan menggunakan pendingin
1.b Alat pendingin udara menggunakan udara maka diharuskan
refrigeran dengan nilai Global Warming menggunakan mesin yang
2 menggunakan refrigeran dengan
Potential (GWP) paling tinggi 700.
nilai Ozone Depletion Potential
5 Kayu Bersertifikat Menggunakan bahan baku kayu 1 Menggunakan bahan material kayu 1 Rencana penggunaan kayu memiliki Persamaan pada kedua kriteria
yang dapat MRC 4 yang bersertifikat legal sesuai dengan ketentuan legal tersebut adalah pada GBCI dan
dipertanggungjawabkan asal- Peraturan Pemerintah tentang asal kayu Permen, sama sama menelaskan
usulnya untuk melindungi (seperti faktur angkutan kayu D.3 bahwa diharuskan menggunakan
kelestarian hutan. olahan/FAKO, sertifikat perusahaan, 1 kayu bersertifikat dan sah terbebas
dan lain-lain) dan sah terbebas dari dari perdagangan kayu ilegal
perdagangan kayu ilegal sebesar 100% sebesar 100% biaya total material
biaya total material kayu. 2 kayu

2 Jika 30% dari butir di atas


menggunakan kayu bersertifikasi dari
pihak 1
MRC 4 Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau
Forest Stewardship Council (FSC).
6 Material Prafabrikasi Meningkatkan efisiensi dalam 1 Desain yang menggunakan material 1 Rencana penggunaan material berbasis Perbedaan dari kedua kriteria
penggunaan material dan modular atau prafabrikasi (tidak limbah/produk samping sebagai agregat, tersebut adalah pada GBCI
mengurangi sampah konstruksi. MRD 5 termasuk equipment) sebesar 30% dari filler, substitusi semen, dan bahan finishing menjelaskan penggunaan material
total biaya material. E.2 telah memenuhi ketentuan. modular sebesar 30% dari totl
3 1 biaya material, sedangkan pada
Permen menjelaskan penggunaan
material bekas untuk mengurangi
sampah konstruksi

7 Material Regional Mengurangi jejak karbon dari 1 Menggunakan material yang lokasi asal 1 Material beton menggunakan bahan baku Persamaan pada kedua kriteria
moda transportasi untuk bahan baku utama dan pabrikasinya yang berasal dari sumber lokal dengan jarak tersebut adalah sama sama
distribusi dan mendorong MRC berada di dalam radius 1.000 km dari E.2 paling jauh 1000 km atau berasal dari mengharuskan penggunaan
1 1
pertumbuhan ekonomi dalam 6 lokasi proyek minimal bernilai 50% sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek. material yang berasal dari sumber
negeri. dari total biaya material. lokal dengan jarak paling jauh
1000 km, namun pada GBCI
2 Menggunakan material yang lokasi asal 2 Material penutup dinding terdapat ketentuan menjelaskan lebih lengkap bahwa
bahan baku utama dan pabrikasinya harus berasal dari sumber lokal dengan jarak penggunaan material lokal
berada dalam wilayah Republik paling jauh 1000 km atau berasal dari minimal bernilai 50-80% dari total
1 1 biaya material tersebut
MRC 6 Indonesia bernilai minimal 80% dari E.2 sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek.
total biaya material.
Kesehatan
dan
Kenyamanan
dalam Ruang

No. Sub Kategori Uraian Poin GBC Indonesia versi 1.2 Permen No.21 Tahun 2021 Kesimpulan

Menjaga dan meningkatkan


kualitas udara di dalam . Setiap ruangan, termasuk ruangan yang dilengkapi sistem
ruangan dengan melakukan Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi pengondisian udara, harus dirancang memiliki sistem ventilasi
Introduksi kedua kriteria menjelaskan pengondisian kualitas
1 introduksi udara luar ruang P introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar dan disediakan suplai udara segar sesuai persyaratan SNI 03-
Udara Luar udara dengan adanya sistrem ventilasi
sesuai dengan kebutuhan laju ASHRAE 62.1-2007 atau Standar ASHRAE edisi terbaru. 6572-2001 atau edisi terbaru dengan memperhitungkan
ventilasi untuk kesehatan kandungan CO2 dan/atau CO.
pengguna gedung.

Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu < 2.3 m2 per


Setiap ruang tertutup pada bangunan yang memiliki kepadatan
Memantau konsentrasi orang dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon persamaan GBCI dan Permen adalah
tinggi dan/atau yang berpotensi menimbulkan akumulasi CO2
karbondioksida (CO2) dalam dioksida (CO2) yang memiliki mekanisme untuk perhitungan akumulasi CO2 pada suatu ruangan,
Pemantauan harus dilengkapi dengan sensor CO2 dengan alarm dan sistem
2 mengatur masukan udara 1 mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga namun pada GBCI lebih dijelaskan
Kadar CO2 ventilasi mekanis yang beroperasi secara otomatis untuk
segar sehingga menjaga konsentrasi C02 di dalam ruangan tidak lebih dari 1.000 kriterianyaseperti kepadatan minimal <2.3 m2
menjaga ambang batas kenyamanan konsentrasi CO2 (1000
kesehatan pengguna gedung. ppm, sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai dekat return dengan konsentrasi tidak lebih dari 1000pm
ppm) tidak terlampaui
air grille atau return air duct.

Mengurangi tereksposnya
Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area
para pengguna gedung dan Ada peringatan dan rambu larangan merokok di seluruh
Gedung” dan tidak menyediakan bangunan/area khusus Persamaan kedua keriteria yaitu mewajibkan
Kendali Asap permukaan material interior bagian Bangunan Gedung. Apabila tersedia area merokok,
untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, untukmemeasang tanda "dilarang merkok" dan
3 Rokok di dari lingkungan yang 2 maka disiapkan terpisah dari Bangunan Gedung. Menyediakan
bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada menyediakan area untuk meroko dengan jarak
Lingkungan tercemar asap rokok sehingga fasilitas area merokok (jarak ± 5 m) di luar area kerja dan di
pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan 5m dariluar area kerja.
kesehatan pengguna gedung luar jam kerja ;
bukaan jendela.
dapat terpelihara.

Dalam RKS direncanakan menggunakan


Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar material cat sesuai ketentuan tidak persamaan kedua kriteria tersebut adalah
volatile organic compounds (VOCs) rendah, yang mengandung zat pencemar berbahaya. ; Material logam penggunaan bahan cat ataupun coating yang
ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC menggunakan pelapis cat tahan karat yang tidak mengandung tidak berbahayadan tidak beracun bagi pengguna
Indonesia. bahan berbahaya dan beracun (B3). bangunan.

Mengurangi polusi udara


ruang dari emisi material
bangunan yang dapat Menggunakan produk kayu komposit dan laminating
4 Polutan Kimia mengganggu kenyamanan 3 persamaan GBCI dan Permen yaitu penggunaan
adhesive dengan syarat memiliki kadar emisi Material logam menggunakan pelapis cat tahan karat yang
dan kesehatan pekerja bahan pelapis logam yang anti karat dan kadar
formaldehida rendah, yang ditandai dengan tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
konstruksi dan pengguna emisi yang rendah.
label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia
gedung.

pada GBCI dan permen sama sama


Menggunakan material lampu yang kandungan
Tidak menggunakan material yang mengandung mensyaratkan menggunakan bahn yang
merkurinya pada toleransi maksimum yang disetujui
Chlorofluorocarbon (CFC), asbes, merkuri dan Volatile menggunakan merkuri rendah. Namun pada
GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang
Organic Compound (VOC) tinggi GBCI lebih spesifik disebutkan pada
mengandung asbestos.
penggunaan lampu

Mengurangi kelelahan mata pada GBCI lebih unggul daripada Permen karena
dengan memberikan Mengurangi kelelahan mata dengan memberikan pada GBCI mengatur tentang view pemandangan
Pemandangan
5 pemandangan jarak jauh dan 1 pemandangan jarak jauh dan menyediakan koneksi visual (-) ke luar gedung, namun pada Permen belum
keluar Gedung
menyediakan koneksi visual ke luar gedung. dijelaskan terkait tata letak view pemandangan
ke luar gedung. dari dalam ruang.
Mencegah terjadinya pada GBCI dijelaskan mengenai pengaturan
gangguan visual akibat Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat iluminasi lampu yang baik untuk kesehatan mata
Kenyamanan
6 tingkat pencahayaan yang 1 pencahayaan) ruangan sesuai dengan SNI 03-6197-2011 (-) pengguna gedung, namun pada Permen 2021
Visual
tidak sesuai dengan daya tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. belum dibahas terkait tingkat pencahayaan
akomodasi mata. lampu.

Menjaga kenyamanan suhu


Direncanakan menggunakan Air Conditioning (AC) dengan perbedaan kedua kriteria tersebut adalah
dan kelembaban udara
suhu ruangan paling rendah 25°C±1°C dan kelembapan relatif mengatur suhu pada ruangan agar pengguna
Kenyamanan ruangan yang dikondisikan Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara
7 1 ruangan 60% ±10%. Catatan: Apabila Bangunan Gedung merasa nyaman, kedua kriteria tersebut sama
Termal stabil untuk meningkatkan umum pada suhu 25 C dan kelembaban relatif 60%
direncanakan tidak menggunakan sistem pengondisian udara, sama mensyaratkan nilai suhu yaitu 25C dan
produktivitas pengguna
maka mendapatkan nilai penuh. tingkat kelmbapan 60%
gedung.

Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area berdasarkan kriteri GBCI dan Permen 2021 lebih
Menjaga tingkat kebisingan (NLA) tidak lebih dari atau sesuai dengan SNI 03-6386- unggul GBCi karena sudah mengatur tentang
Tingkat
8 di dalam ruangan pada 1 2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu (-) kebisingan dalam ruangan seperti tingkat
Kebisingan
tingkat yang optimal Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan kebisingan yaitu 90%nett lettable, sedangkan
(kriteria desain yang direkomendasikan). pada Permen belum disyaratkan sama sekali.
Manajemen Lingkungan Bangunan

No Sub Kategori Uraian GBC Indonesia Permen No.21 Tahun 2021 Kesimpulan

1 Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang memiliki 1 Pada kriteria greenship yang
kompetensi dalam pembangunan rumah mulai dari tahapan diberikan kriteria-kriteria
Desain dan perencanaan (desain) sampai selesainya tahapan konstruksi beberapa kriteria manajemen
Konstruksi (termasuk aktivitas fit out) kualitas lingkungan untuk
Menjaga kualitas lingkungan
Berkelanjutan memenuhi standar konstrusksi
1 dan daya dukung lingkungan
(Sustainable serta kesehatan penghuni gedung.
akibat pembangunan rumah Adanya sistem kesehatan dan keselamatan baik untuk
Design and 2 2 Sedangkan pada Permen tidak
pekerja maupun penghuni rumah selama masa konstruksi
Construction) diberikan kriteria khusus dalam
berlangsung.
manajemen kualitas kontruksi
lingkungan yang diberikan.
3 3
Adanya sistem manajemen lingkungan di dalam lahan
selama masa konstruksi berlangsung

Panduan Memberikan informasi 1 Adanya panduan tertulis sederhana yang berisi informasi 1
Bangunan operasional rumah dan dasar dan panduan teknis rumah dan lingkungan.
2
Rumah (Home lingkungannya untuk
Guideline) penghuni rumah
2 Adanya dokumen As Built Drawing dan spesifikasi teknis 2
rumah.

Meningkatkan perilaku
Aktivitas ramah lingkungan dan
Ramah terciptanya suatu komunikasi Mengikuti aktifitas di sekitar kawasan rumah sebagai
3 Lingkungan yang dapat mendukung 1 upaya untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan 1
(Green penerapan green home, baik menjaga keberlanjutan kawasan sekitar rumah.
Activity) di dalam dan di luar
lingkungan rumah

Rencana penyediaan fasilitas tempat/wadah sampah skala


individual maupun komunal. Tempat/wadah sampah sesuai
dengan pengelompokan dan pemisahan sampah terhadap jenis
1 sampah. Fasilitas tempat/wadah sampah
terpisah pada Bangunan Gedung paling sedikit 3 jenis
sampah, yaitu untuk sampah organik, anorganik, dan B3,
dengan kapasitas sesuai jumlah/volume timbulan sampah Perencanaan Pembuangan
Sampah pada greenship
ditekankan pada kerja sama pihak
Mendorong manajemen Mengolah sampah organik dan/atau anorganik, yang
Pengelolaan Rencana membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) ketiga sedangkan pada permen
kebersihan dan sampah dilakukan secara mandiri maupun bekerja sama dengan
4 Sampah (Waste 1 sampah dengan kapasitas yang cukup di lingkungan bangunan ditekankan pada pengolahan
secara terpadu sehingga pihak ketiga, sehingga menambah nilai manfaat dan dapat
Management) gedung, serta sampah melalui fasilitas umum
mengurangi beban TPA mengurangi dampak lingkungan. 2
melakukan pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber Tempat pembuangan sampah
sampah ke TPS secara terjadwal atau setiap hari dengan yang disyarakatkan serta terdapat
menggunakan alat pengumpul sampah yang tersekat/terpilah kriteria yang perlu dipenuhi

Merencanakan fasilitas pengolahan sampah organik dan/atau


sampah anorganik secara mandiri dan/atau melibatkan pihak
ketiga yang memiliki
3
fasilitas pengelolaan sampah organik dan/atau anorganik di
luar BGH untuk menambah nilai manfaat dan mengurangi
dampak lingkungan.
Memiliki upaya penjaminan keamanan dan
5 Keamanan (Security)
Meningkatkan keamanan dan penanggulangan bencana.
kenyamanan penghuni rumah

Inovasi atau kreativitas dalam desain, teknologi maupun


performa rumah sehingga dapat memenuhi tolok ukur yang
1 1
ada dalam kriteria GREENSHIP Home dengan
menggunakan metode lain di luar tolok ukur.
Meningkatkan kreativitas
untuk meningkatkan kualitas
6 Inovasi (Innovation)
lingkungan dan kualitas
hidup penghuninya Inovasi atau kreativitas dalam desain, teknologi maupun
performa rumah sehingga dapat memberikan manfaat
2 kepada kawasan sekitar rumah dan memberikan kontribusi 2
kepada isu lingkungan hidup di luar kriteria GREENSHIP
Home dengan melibatkan seluruh penghuni rumah.

Desain Rumah Memfasilitasi peningkatan


Tumbuh (Home kualitas hidup penghuni Adanya sebuah perencanaan yang mengakomodasi
7 1 1
Design tanpa mengurangi fungsi optimalisasi rumah tersebut (contoh rumah tumbuh).
Development) rumah terhadap lingkungan

No Sub Kategori Uraian GBC Indonesia Permen No.21 Tahun 2021 Kesimpulan

Pada kriteria greenship yang


diberikan kriteria-kriteria
beberapa kriteria manajemen
Mendorong gerakan
Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan kualitas lingkungan untuk
Dasar pemilahan sampah secara
mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga (UU memenuhi standar konstrusksi
1 Pengelolaan sederhana yang 1 1
No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis organik, anorganik, serta kesehatan penghuni gedung.
Sampah mempermudah proses daur
dan B3 Sedangkan pada Permen tidak
ulang.
diberikan kriteria khusus dalam
manajemen kualitas kontruksi
lingkungan yang diberikan.

Mengarahkan langkah-
pada kriteria greenship di jelaskan
langkah desain suatu green Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang sudah
GP Sebagai bagaimana cara meningkatkan
building sejak tahap awal bersertifikat GREENSHIP Professional (GP), yang
2 Anggota Tim 1 1 kepedulian terhadap lingkungan
sehingga memudahkan bertugas untuk memandu proyek hingga mendapatkan
Proyek) namun sebaliknya pada permen
tercapainya suatu desain sertifikat GREENSHIP
tidak di jelaskan sama sekali
yang memenuhi rating

Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan,


pemisahan, dan sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan
Mendorong pengurangan 1 1
berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan pada kriteria greenship informasi
Polusi dari sampah yang dibawa ke
kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. operasional diberikan kriteria
3 Aktivitas tempat pembuangan akhir
tertentu sebagai syarat sedangkan
Konstruksi (TPA) dan polusi dari proses
pada permen tidak.
konstruksi.
Mendorong pengurangan
pada kriteria greenship informasi
Polusi dari sampah yang dibawa ke
operasional diberikan kriteria
3 Aktivitas tempat pembuangan akhir
tertentu sebagai syarat sedangkan
Konstruksi (TPA) dan polusi dari proses
pada permen tidak.
konstruksi. Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air
2 yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari 2
drainase kota

Mendorong manajemen kebersihan dan sampah secara


1 terpadu sehingga 1
mengurangi beban TPA
Mendorong manajemen
Pengelolaan
kebersihan dan sampah
4 Sampah
secara terpadu sehingga Mengolah limbah anorganik gedung yang dilakukan secara
Tingkat Lanjut
mengurangi beban TPA mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga pada kriteria greenship informasi
2 2
menambah nilai manfaat dan dapat mengurangi dampak operasional diberikan kriteria
lingkungan. tertentu sebagai syarat sedangkan
pada permen tidak.

Melakukan prosedur testing- commissioning sesuai dengan


petunjuk GBC Indonesia, termasuk pelatihan terkait untuk
1 1
optimalisasi kesesuaian fungsi dan kinerja peralatan/sistem
Melaksanakan komisioning dengan perencanaan dan acuannya
Sistem pada kriteria greenship informasi
yang baik dan benar pada
Komisioning operasional diberikan kriteria
5 bangunan agar kinerja yang
yang Baik dan tertentu sebagai syarat sedangkan
dihasilkan sesuai dengan
Benar Memastikan seluruh measuring adjusting instrument telah pada permen tidak.
perencanaan awal.
terpasang pada saat konstruksi dan memperhatikan
2 2
kesesuaian antara desain dan spesifikasi teknis terkait
komponen proper commissioning.

Menyerahkan data implementasi green building sesuai


1 1
dengan form dari GBC Indonesia

Melengkapi database Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan pada kriteria greenship informasi
Penyerahan implementasi green building menyerahkan data 2 operasional diberikan kriteria
6 Data Green di Indonesia untuk implementasi green building dari bangunannya dalam tertentu sebagai syarat sedangkan
Building mempertajam standar-standar 2 waktu 12 bulan 2 pada permen tidak.
dan bahan penelitian. setelah tanggal sertifikasi kepada GBC Indonesia dan suatu
pusat data
energi Indonesia yang akan ditentukan kemudian

Memiliki surat perjanjian dengan penyewa gedung (tenant) Pada kriteria greenship yang
untuk gedung yang disewakan atau POS untuk gedung diberikan kriteria-kriteria
yang digunakan sendiri, yang terdiri atas: beberapa kriteria manajemen
Kesepakatan
a. Penggunaan kayu yang bersertifikat untuk material fit- kualitas lingkungan untuk
Dalam Mengimplementasikan
out memenuhi standar konstrusksi
7 Melakukan prinsip green building saat fit 1 1
b. Pelaksanaan pelatihan yang akan dilakukan oleh serta kesehatan penghuni gedung.
Aktivitas Fit out gedung.
manajemen gedung Sedangkan pada Permen tidak
Out
c. Pelaksanaan manajemen indoor air quality (IAQ) setelah diberikan kriteria khusus dalam
konstruksi fit-out. Implementasi dalam bentuk Perjanjian manajemen kualitas kontruksi
Sewa (lease agreement) atau POS. lingkungan yang diberikan.
Memiliki surat perjanjian dengan penyewa gedung (tenant) Pada kriteria greenship yang
Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan
untuk gedung yang disewakan atau POS untuk gedung diberikan kriteria-kriteria
mengadakan survei suhu dan kelembaban paling lambat 12
yang digunakan sendiri, yang terdiri atas: beberapa kriteria manajemen
Kesepakatan bulan setelah tanggal sertifikasi dan menyerahkan laporan
a. Penggunaan kayu yang bersertifikat untuk material fit- kualitas lingkungan untuk
Dalam Mengimplementasikan hasil survei paling lambat 15 bulan setelah tanggal sertifikasi
out memenuhi standar konstrusksi
8 Melakukan prinsip green building saat fit 1 1 kepada GBC Indonesia.
b. Pelaksanaan pelatihan yang akan dilakukan oleh serta kesehatan penghuni gedung.
Aktivitas Fit out gedung. Catatan: Apabila hasilnya lebih dari 20% responden
manajemen gedung Sedangkan pada Permen tidak
Out menyatakan ketidaknyamanannya, maka pemilik gedung
c. Pelaksanaan manajemen indoor air quality (IAQ) setelah diberikan kriteria khusus dalam
setuju untuk melakukan perbaikan selambat-lambatnya 6
konstruksi fit-out. Implementasi dalam bentuk Perjanjian manajemen kualitas kontruksi
bulan setelah pelaporan hasil survei.
Sewa (lease agreement) atau POS. lingkungan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai