Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No.

2, Desember 2017

ROLE OF VEGETATION IN THE APPLICATION OF


SOIL BIOENGINEERING

PERAN VEGETASI DALAM APLIKASI


SOIL BIOENGINEERING

Euthalia Hanggari Sittadewi 1

Abstract

Soil bioengineering can be applied to improve slope stability and


mitigation of erosion. In the application of soil bioengineering, vegetation
play an important role. Vegetation prevent washing away of soil particles
during run off. Fast growing vegetations with deep root penetration system
and vegetations that can live in a variety of soil types as well as their root
system which able to bind the soil are preferred in the application of soil
bioengineering. Root fibers could form natural mesh that could binding the
soil so it is not easily carried away by the flow of surface run off. To improve
slope stability, vegetation used depends on the conditions of the slope.

Keywords: vegetation, slope stability, erosion mitigation, root penetration,


soil binding

Abstrak

Soil bioengineering merupakan salah satu teknologi yang dapat


diterapkan untuk meningkatkan kestabilan lereng dan mitigasi erosi. Dalam
penerapan soil bioengineering ini vegetasi mempunyai peran yang penting
terutama dalam mengurangi kecepatan aliran permukaan yang bisa
menghanyutkan partikel-partikel tanah yang tidak padat. Untuk aplikasi soil
bioengineering, dibutuhkan vegetasi yang memenuhi kriteria antara lain
cepat tumbuh, mempunyai sistem penetrasi akar yang dalam dan
kemampuan mengikat tanah yang baik dan dapat hidup pada berbagai jenis
tanah. Jenis akar serabut dapat membentuk jaring - jaring alami yang
berfungsi memperkuat tanah sehingga tidak mudah terbawa oleh aliran air
permukaan. Untuk meningkatkan stabilitas lereng, vegetasi yang digunakan
tergantung dari kondisi kelerengan.

Kata kunci: vegetasi, kestabilan lereng, mitigasi erosi, penetrasi akar,


pengikatan tanah

1
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana – Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Jl. M. H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340, email:
sittadewi57@gmail.com

29
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

1. PENDAHULUAN Pemilihan jenis tanaman dan juga


Soil Bioengineering adalah teknologi persiapan lahan sangat penting untuk
yang menggunakan bahan dari tanaman baik penentuan dan pelaksanaan metode soil
hidup atau mati, untuk mengatasi persoalan – bioengineering. Banyak jenis tanaman yang
persoalan mengenai alam lingkungan dapat digunakan dalam metode soil
seperti erosi permukaan tanah dan erosi bioengineering, namun tidak semua jenis
lereng sungai (Anonim, 2001). Erosi lereng tanaman cocok untuk digunakan. Jenis
merupakan salah satu bencana alam yang tanaman yang cocok untuk digunakan adalah
sering terjadi pada lereng- llereng alami jenis tanaman yang mempunyai karakteristik
maupun buatan. Erosi lereng kebanyakan tumbuh dengan cepat dan berakar cukup
terjadi pada saat musim penghujan. Soil dalam dan banyak. Jenis tanaman yang
bioengineering dapat menjadi alternatif dapat digunakan untuk menjaga stabilitas
metoda stabilisasi lereng. Soil bioengineering lereng dan erosi permukaan meliputi
tidak selalu lebih murah bila dibandingkan rerumputan, palawija, semak-semak, dan
dengan teknik struktur konvensional yang pepohonan. Masing-masing mempunyai
biasa digunakan. Namun bila dipandang dari keuntungan dan kerugian sesuai dengan
segi waktu atau usianya termasuk karakteristiknya. Salah satu contoh vegetasi
perawatannya, maka teknik ini dapat menjadi dari jenis rerumputan yang mempunyai peran
lebih ekonomis. Dengan meningkatnya dalam penerapan soil bioengineering adalah
kepedulian masyarakat terhadap masalah rumput vertiver (akar wangi). Akar wangi
lingkungan, dan dari sisi finansial lebih dalam sekali penanaman akan tumbuh dalam
ekonomis, menjadikan teknologi soil beberapa dekade dengan sedikit atau tanpa
bioengineering lebih dapat diterima dan perawatan. Sedangkan contoh vegetasi jenis
sangat kompetitif serta memiliki potensi yang pepohonan yang mempunyai peran dalam
sangat besar untuk diterapkan di Indonesia. soil bioengineering adalah Caliandra
Dalam penerapan soil bioengineering calothyrsus. Tanaman kaliandra memiliki
vegetasi mempunyai peran yang penting kriteria mudah tumbuh, mempunyai
terutama berperan dalam mengurangi perakaran yang cukup dalam, mengikat tanah
kecepatan aliran permukaan yang bisa dan menangkap air hujan.
menghanyutkan partikel-partikel tanah yang Dalam tulisan ini akan dibahas tentang
tak padat. Pada hutan yang belum peran vegetasi dalam penerapan soil
dipengaruhi oleh campur tangan manusia, bioengineering khususnya untuk kestabilan
mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus lereng dan mitigasi erosi.
dan lapisan organik yang berada pada
lapisan atas. Lapisan-lapisan tanah di hutan 2. METODA PENELITIAN
bersifat porus dan mudah menyerap air Studi tentang peran vegetasi dalam
hujan. Umumnya, hanya hujan-hujan yang penerapan soil bioengineering dilakukan
lebat yang akan mengakibatkan limpasan di dengan beberapa langkah dan metode
permukaan tanah dalam hutan. Menurut sebagai berikut:
Mohammad Nordin, dkk (2011), vegetasi  Melakukan studi pustaka dan literatur
memainkan peranan penting dalam fungsi baik data, informasi, maupun penelitian
penguatan dan membentuk rangkaian ikatan sebelumnya melalui penelusuran literatur
pada lapisan tanah. Keberadaan akar berupa jurnal, buku atau website.
tanaman dapat mengurangi tegangan air pori  Mendeskripsikan beberapa metode soil
positif dan memperbesar tegangan air pori bioengineering dan aspek – aspek yang
negatif. Kemampuan ini meningkatkan terkait, terutama typologi vegetasi.
kekuatan tanah khususnya tegangan geser  Mendeskripsikan kegunaan soil
dalam menjaga kestabilan lereng. Akar bioengineering.
tanaman mempunyai kemampuan  Melakukan deskripsi data yang telah
menyimpan air tanah yang baik dan menjaga didapat dan menguraikan peranan
kestabilan tanah terhadap perubahan kadar vegetasi dalam aplikasi soil
air akibat proses pembasahan dan proses bioengineering.
pengeringan (Santiawan, et.al, 2007).

30
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

3. HASIL DAN PEMBAHASAN  Proteksi permukaan tanah dari erosi baik


3.1. Soil Bioengineering dan erosi yang disebabkan oleh angin, hujan,
Sejarahnya kebekuan karena temperatur yang
Soil Bioengineering merupakan rendah dan aliran air.
teknologi dengan pendekatan interdisipliner  Proteksi dari terjadinya gerakan tanah
untuk pemulihan lingkungan yang ramah tipe tertentu.
lingkungan dengan melibatkan  Memperlambat kecepatan aliran
penggabungan sistem biologis dengan permukaan disepanjang tebing.
prinsip-prinsip rekayasa. Misalnya  Proteksi dari terpaan angin.
pendekatan soil bioengineering untuk  Membantu deposisi sedimen.
stabilisasi lereng membutuhkan kemitraan  Meningkatkan koefisien kekasaran
dengan banyak disiplin ilmu, termasuk permukaan tanah sehingga menurunkan
ilmuwan tanah, hidrologi, ahli botani, ahli potensi pergerakan permukaan tanah.
geologi teknik, pemeliharaan personel,  Menurunkan potensi pergerakan
insinyur sipil, dan arsitek lansekap. Metode ini permukaan tanah.
selain kuat dan tahan lama, tetapi juga (http://en.wikipedia.org).
berkelanjutan, seperti memperindah tepian Beberapa keuntungan lain dari soil
air, juga sebagai habitat satwa air dan darat, bioengineering yaitu :
dan mampu menahan air. Sebelumnya  Mempertahankan ekosistem yang
disebutkan bahwa soil bioengineerng adalah seimbang
teknologi yang menggunakan bahan dari  Pemeliharaan secara alami dan
tanaman baik hidup atau mati, untuk menghasilkan lingkungan yang sehat
mengatasi persoalan – persoalan mengenai  Mengurangi penguapan dan pemantulan
alam lingkungan seperti erosi permukaan panas
tanah dan erosi lereng sungai (Anonim,  Meningkatkan infiltrasi/ penyerapan air
2001). Sumber lain mengatakan bahwa Soil
 Sebagai penyaring endapan dan
bioengineering adalah teknik penggunaan
meningkatkan kualitas air
tanaman hidup untuk keperluan beberapa
 Mendukung kegiatan rekreasi
fungsi rekayasa (https://en. wikipedia.org/).
Dalam sistem soil bioengineering, tanaman  Mengakomodasi habitat bagi satwa liar
merupakan komponen struktural utama, tidak dan ikan.
hanya bagian dari estetika lansekap.  Untuk penerapan soil bioengineering di
Sejarah penggunaan soil daerah terlantar, membuat daerah
bioengineering pernah dituliskan oleh menjadi hijau kembali.
seorang sejarahwan Cina, bahwa soil (http://rumahsabut.com/soil-
engineering digunakan untuk perbaikan bioengineering-teknik-rekayasa-tanah-
tanggul sungai dengan cara memasukkan yang-natural/)
batu-batu kedalam anyaman yang terbuat
dari pohon tertentu atau bambu, di daratan 3.2. Metode Soil Bioengineering dan
China. Sedangkan di daratan Eropa bisa Keterlibatan Vegetasi di Dalamnya
diterapkan dalam bentuk dinding penahan Dalam pelaksanaan soil bioengineering
yang terbuat dari anyaman ranting dan dijumpai metode yang melibatkan vegetasi di
cabang untuk konstruksi-konstruksi hidrolika. dalamnya. Beberapa contoh metode tersebut
Pada tahun 1930 soil bioengineering antara lain:
mengalami perkembangan yang sangat a. Vegetated Rock Gabion
pesat. Keterbatasan finansial di awal perang Vegetated Rock Gabion adalah salah
dunia, kedua memaksa beberapa negara di satu metode dari soil bioengineering yang
Eropa Tengah terutama Jerman dan Austria mengkombinasikan antara konstruksi dengan
untuk lebih banyak menerapkan teknologi ini vegetasi. Dengan adanya kombinasi antara
pada proyek-proyek pekerjaan umum. konstruksi dan vegetasi maka metode ini
Secara teknik, soil bioengineering akan memberikan ketahanan yang lebih baik
mempunyai fungsi: dalam menanggulangi erosi tanah akibat

31
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

erosi permukaan maupun pengikisan tanah c. Brush Layering


yang disebabkan oleh arus sungai. Brush Layering adalah salah satu
metode untuk mengurangi erosi permukaan
yaitu dengan cara menanam tanaman di
sepanjang dinding lereng, dan dibagi
beberapa lapisan. Penanaman brush layer
terdiri dari bahan tanaman yang memiliki
ranting yang cukup banyak atau rerumputan
yang memiliki batang cukup panjang yang
ditempatkan pada permukaan lereng
sepanjang parit-parit yang telah digali
sepanjang kontur-kontur lereng (Robin, B. S,
1996).

Gambar 1. Vegetated Rock Gabon


(Sumber : Sotir, R.B, 1996 dalam
Sagitha, R.A ; Ferry, S.J ; Daniel,
H).

b. Contour Wattling/ Live Fascines/ Anyaman


Vegetasi
Live fascine adalah salah satu metode
soil bioengineering yang terdiri dari kumpulan
cabang hidup tanaman yang diikat menjadi
satu ikatan berkas (bundles), dimana bundles
tersebut ditanam dalam suatu galian tanah
berbentuk parit yang dangkal yang terletak
pada lereng. Vegetasi yang ada didalam Gambar 3. Brush Layering
bundles tersebut akan bertumbuh dan akar- (Sumber : Sotir, R.B. 1996 dalam
akarnya akan menyebar dan menjalar Sagitha, R.A ; Ferry, S.J ; Daniel,
didalam tanah yang akan memperkuat tanah H)
dan melindungi lereng dari erosi. 3.3. Peran Vegetasi dalam Aplikasi Soil
Bioengineering
Tanah berpengaruh secara signifikan
terhadap stabilitas lereng baik untuk
mengatasi erosi permukaan maupun
pergerakan massa tanah. Aspek vegetasi
merupakan penentu erosi sekaligus penentu
kestabilan lereng. Perkuatan – perkuatan
akar beberapa tanaman tertentu dapat
digunakan untuk mengatasi hal ini. Vegetasi
mempunyai fungsi hidrologi dan fungsi teknik.
Secara ringkas, fungsi hidrologi dari
Vegetasi adalah sebagai berikut :
 Intersepsi: Kanopi vegetasi dapat
menyadap air hujan dan mengurangi
ukuran dan kekuatan mekanik, sehingga
Gambar 2. Anyaman Vegetasi melindungi tanah dari erosi yang
(Sumber: Sotir, R.B, 1996 dalam disebabkan oleh hujan percikan.
Sagitha, R.A ; Ferry, S.J ; Daniel,  Pertahanan: Jaringan akar yang padat,
H). baik kasar maupun halus secara fisik

32
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

mengikat dan menahan partikel tanah,  Penahan: penetrasi akar tunggang dapat
sedangkan bagian atas tanah menyaring berfungsi sebagai jangkar untuk
sedimen dari limpasan. penahan kestabilan.
 Penyerapan: Akar menyerap air  Pengeringan: air adalah faktor pemicu
permukaan dan air bawah tanah yang paling umum untuk ketidakstabilan
sehingga mengurangi tingkat kejenuhan lereng. Saluran air permukaan jauh lebih
tanah dan risiko seiring kegagalan mudah di daerah dengan vegetasi
lereng. dengan akar yang padat. Dengan
 Infiltrasi: Tanaman dan residunya demikian pengeringan dapat dikelola
membantu menjaga porositas tanah dan dengan menanam vegetasi yang kecil
permeabilitas, sehingga meningkatkan dan berakar padat seperti jenis
retensi dan menunda terjadinya rerumputan.
limpasan. Lereng yang tertutupi vegetasi antara
 Evapotranspirasi: Air diserap melalui lain rumput dan bambu menjadikan lapisan
akar dan memungkinkan menguap ke tanah paling atas (top soil) terlindungi. Dari
udara pada permukaan tanaman. hasil penelitiannya, Hartanto (2007)
 Pengurangan limpasan permukaan: melaporkan bahwa tanah mengalami
Batang dan akar dapat mengurangi peningkatan kuat gesernya berkisar: 17 –
kecepatan aliran permukaan jika 53%, sedangkan kohesi mengalami
kekasaran permukaan ditingkatkan. peningkatan yaitu sebesar 10%- 56%. Untuk
 Aliran batang: Sebagian dari air hujan kasus tertentu, dimana lereng sangat curam
diterima oleh pohon-pohon dan semak- (45o) sulit ditanami tanaman besar, maka soil
semak dan mengalir sepanjang cabang bioengineering untuk menstabilkan lereng
dan batang menuju tanah pada masih dapat dilakukan dengan penanaman
kecepatan rendah. Beberapa air hujan tanaman perdu/ semak kecil (Nurfaida, et.al,
disimpan di kanopi dan batang. 2011). Untuk rekayasa lereng, jenis tanaman
Adapun Fungsi Teknik dari Vegetasi yang dapat digunakan antara lain yaitu
adalah sbb : rumput vertiver (Vertiveria zizanioides). Jenis
 Penangkapan: material yang tidak padat rumput dan herbal lebih efektif dalam
memiliki kecenderungan untuk mengatasi permasalahan erosi permukaan
menggulung menuruni lereng karena melalui proses - proses interception (daun
gravitasi dan erosi, hal ini dapat tanaman menyerap energy hempasan air
dikendalikan dengan menanam vegetasi. hujan, melindungi tanah dari splash erosion),
Batang dan akar dapat menangkap dan restraint (sistem akar mengikat dan menahan
menahan material lepas. partikel tanah sehingga tidak terangkut
 Melindungi: beberapa lereng sangat bersama aliran air permukaan), retardation
sensitive terhadap air. Lereng - ereng (bagian batang dan daun meningkatkan
mulai bergerak dan/ atau mudah mencair kekasaran permukaan tanah sehingga
saat air terjun pada mereka. Vegetasi memperlambat kecepatan aliran permukaan),
dapat melindungi permukaan dari infiltration (tanaman dan sisa tanaman
infiltrasi air dan erosi oleh hujan membantu mempertahankan porositas dan
percikan. permeabilitas tanah, dengan demikian
 Memperkuat: kekuatan geser tanah memperlambat waktu konsentrasi aliran air
dapat ditingkatkan dengan penanaman permukaan.). Rumput vertiver atau dikenal
vegetasi. Akar mengikat butir tanah. dengan akar wangi merupakan salah satu
Tingkat penguatan tergantung pada sifat jenis rumput yang dapat mengendalikan erosi
dari akar. dan mencegah longsoran dangkal yang
 Pendukung: tekanan tanah lateral terjadi di daerah tropis (Anonim, 1993). Akar
menyebabkan gerakan lateral dan luar wangi mempunyai sistem penetrasi akar yang
material lereng. Tanaman yang besar dalam dan kemampuan mengikat tanah yang
dan dewasa dapat memberikan baik dan dapat hidup pada berbagai jenis
dukungan dan mencegah gerakan. tanah (termasuk pasir, krikil, shale dan tanah
yang mengandung aluminium). Dengan

33
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

sistem pengakaran yang tebal dan ekstensif dapat adalah Caliandra calothyrsus.
(Gambar 4) dapat mengikat tanah, sehingga Tanaman kaliandra memiliki kriteria mudah
tanaman tersebut sulit dicabut. Cara kerja tumbuh, mempunyai perakaran yang cukup
akar wangi untuk menahan run off dan dalam, mengikat tanah dan menangkap air
material erosi seperti terlihat pada Gambar 5. hujan mempunyai fungsi dalam soil
Akar wangi membentuk pagar hidup yang bioengineering, beberapa bagian dari
padat bila ditanam berdekatan, sehingga tanaman kaliandra dapat dimanfaatkan oleh
dapat mengurangi kecepatan aliran (Gambar masyarakat dan industri antara lain daunnya
6). Mampu tumbuh kembali setelah dapat dimanfaatkan untuk makan ternak
mengalami kemarau panjang, pembekuan, karena ber-protein tinggi, batang dan ranting
dan kondisi tanah lainnya. Akar wangi yang kering dapat untuk energi (kayu bakar).
merupakan jenis akar rumput yang berjenis Selain Caliandra calothyrsus, jenis vegetasi
serabut. Jenis akar serabut dapat membentuk pohon – pohonan yang dapat berfungsi dalam
jaring-jaring alami yang berfungsi soil bioengineering adalah Leucaena
memperkuat tanah, sehingga tidak mudah leucocephala. Dari hasil penelitiannya
terbawa oleh aliran air permukaan (run off). Mohammad Nordin melaporkan bahwa
Peristiwa ini dapat dilihat ketika terjadi saat Leucaena leucacephala mempunyai faktor
hujan turun, lereng yang tidak ditumbuhi kohesi yang tinggi, hampir 2 kali lipat
vegetasi, lapisan tanah paling atas sangat dibanding Acasia mangium dan Dillenia
rawan terbawa oleh aliran air permukaan. saffrocticosa.
Sedangkan lereng yang tertutupi vegetasi Dari sumber lain dilaporkan bahwa
menjadikan lapisan tanah paling atas (top jenis vegetasi yang dapat digunakan untuk
soil) terlindungi. kestabilan lereng dan pengontrolan erosi
Contoh vegetasi jenis pepohonan yang dengan keuntungan dan kerugiannya
mempunyai peran dalam soil bioengineering disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Vegetasi untuk Kestabilan Lereng dan Pengontrolan Erosi

No. Jenis Keuntungan Kerugian


1. Rumput-  Serbaguna dan murah • Pengakaran dangkal
rumputan • Mudah menyesuaikan diri • Diperlukan pemeliharaan setiap
• Pertumbuhan cepat hari
• Baik untuk menutupi permukaan
2. Alang-alang  Pertumbuhan baik pada lereng • Penanaman dengan tangan
sungai cukup mahal
• Pertumbuhan cepat • Susah didapat
3. Palawija  Pengakaran lebih dalam • Bibit mahal
• Kadang-kadang penanaman
susah
• Banyak species mati pada
musim dingin
4. Kacang- • Penanaman murah • Tidak bisa ditanam di daerah
kacangan • Menghasilkan Nitrogen yang sulit
• Cocok bila dicampur dengan
rumput
5. Semak-semak • Cukup murah • Penanaman mahal
• Banyak species yang bisa • Kadang-kadang penanaman
ditanam sulit
• Penutup tanah pengganti
• Banyak species hijau
• Pengakaran Dalam
• Pemeliharaan mudah

34
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

No. Jenis Keuntungan Kerugian


6. Pohon- • Pengakaran kuat • Penanaman cukup lama
pohonan • Beberapa dapat dijadikan bibit • Pertumbuhan lambat
• Tidak perlu pemeliharaan bila • Mahal
sudah berdiri
7. Willows and • Akar mudah muncul dari • Pemeliharaan harus tepat
poplars pemotongan • Penanaman dapat menjadi
• Serbaguna mahal
• Teknik penanaman banyak • Tidak dapat tumbuh dengan
• Penanaman cepat bibit
Sumber : Theo F. Najoan (2002) dalam Sagitha, dkk ( http :// eprint. Unika. Ac.id.146)

Gambar 6. Pertumbuhan Rumput Vertiver


(Sumber: https://kakaramdhanolii.
wordpress.com/2012/10/15/rumput
-vetiver-pencegah-erosi-dengan-
bioengineering/)
Gambar 4. Akar Rumput Vertiver
(Sumber: Paul Truong, et,al, 4. KESIMPULAN
2008) Soil bioengineering merupakan cara
vegetatif yang dapat digunakan untuk
memitigasi erosi dan meningkatkan
kestabilan lereng untuk kondisi lereng
tertentu. Dalam sistem soil bioengineering,
vegetasi merupakan komponen struktural
utama. Pengetahuan tentang jenis vegetasi
yang dapat berfungsi dalam aplikasi soil
bioengineering sangatlah penting. Untuk
aplikasi soil bioengineering, dibutuhkan
vegetasi yang memenuhi kriteria antara lain
Gambar 5 . Cara Kerja Rumput Vertiver untuk cepat tumbuh, mempunyai sistem penetrasi
Menahan Aliran Run-off dan akar yang dalam dan kemampuan mengikat
Material Erosi (Sumber: tanah yang baik dan dapat hidup pada
https://kakaramdhanolii.wordpres berbagai jenis tanah. Untuk meningkatkan
s.com/2012/10/15/rumput-vetiver stabilitas lereng, vegetasi yang digunakan
-pencegah-erosi-dengan- tergantung dari kondisi kelerengan. Jenis
bioengineering/) akar serabut dapat membentuk jaring - jaring
alami yang berfungsi memperkuat tanah
sehingga tidak mudah terbawa oleh aliran air
permukaan (run off).

35
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No. 2, Desember 2017

DAFTAR PUSTAKA Bioengineering Dalam Pemecahan


Masalah Kestabilan Lereng.
Anonim, 1993, Vertiver Grass, The Hedge
https://kakaramdhanolii.wordpress.com/2012/
against Erosion, The World Bank
10/15/rumput-vetiver-pencegah-erosi-
Washington,D.C, Fourth Edition.
dengan-bioengineering/: Rumput
Anonim (2001), Soil Bioengineering For
Vertiver Pencegah Erosi dengan
Upland Slope Stabilization. Research
Bioengineering.
Report Research Project WA-RD
Mohamad Nordin, A ; N. Osman ; F.H Ali
491.1 Soil Bioengineering for Slopes.
(2011). Soil-root Shear Strength
Washington State Transportation
Properties of Some Slope Plants.
Center (TRAC) University of
Sains Malaysiana 40(10)(2011):
Washington.
1065–1073.
Anonim (2012) Resource Manual on Flash
Nurfaida, Dariati, T., & anti, C.W.B., 2011.
Flood Risk Management – Module 3:
Ilmu Tanaman Lanskap. Universitas
Structural Measures. Chapter 4.
Hasanuddin.
Bioengineering Measures.
Santiawan, ING ; I Gusti N. W ; I Wayan
Gray,D.H., and Sotir,R.B., 1996, Biotechnical
(2007), Penggunaan Vegetasi
and Soil Bioengineering Slope
(Rumput Gajah) Dalam Menjaga
Stabilization, John Wiley & Sons.Inc,
Kestabilan Tanah Terhadap
New York.
Kelongsoran. Jurnal Ilmiah Teknik
Hartanto, D. 2007. Kontribusi Akar Tanaman
Sipil. Vol. 11. Nomor 1.
Rumput Dan Bambu Terhadap
Sotir, R.B. (1996), Chapter 16 Streambank
Peningkatan Kuat Geser Tanah Pada
and Shoreline Protection, The United
Lerengan. Jurnal Teknik Sipil.
States Departement of Agriculture
https://en.wikipedia.org/wiki/Soil_bioengineeri
(USDA).
ng#Functions_and_Effects_of_Soil_B
Truong, P., Tran Tan Van and Elise Pinners.
ioengineering_Structures.
2008. Vetiver Grass – The Plant. The
http://rumahsabut.com/soil-bioengineering-
vetiver System, Vietnam 2000-2008.
teknik-rekayasa-tanah-yang-natural/
http :// eprint. Unika. Ac.id.146. Sagitha, R.A ;
Ferry, S.J ; Daniel, H. Peranan

36

Anda mungkin juga menyukai