id/146
Abstrak: Pada daerah lerengan banyak dijumpai permasalahan yang berkenaan dengan stabilitas
lereng. Salah satu permasalahan adalah erosi permukaan yang disebabkan aliran air. Penanganan erosi
permukaan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa metode antara lain: metode konvensional
misalnya: shortcrete atau penyemprotan pemukaan dengan air semen, membuat pergerakan erosi dapat
dicegah. Metode yang penulis tawarkan disini adalah metode yang ramah lingkungan yaitu dengan
metode bioengineering. Beberapa metode yang kami bahas adalah: Vegetated Rock Gabion, Live
Fascine dan Brush Layering. Metode-metode ini mengkombinasikan antara perkuatan akar tanaman
dengan konstruksi konvensional dalam hal ini adalah bronjong (gabion).
2.2. Sejarah dan Perkembangan Soil Land Reclamation and Conservation, disusul
Bioengineering dengan buku kedua pada tahun 1997 dengan
Soil Bioengineering jika ditinjau kembali judul Ground Engineering Techniques for
ke masa lalu sebenarnya sudah diterapkan di Slope Protection yang sering digunakan
daratan Asia dan Eropa. Seorang sejarahwan sebagai buku acuan bagi para pemerhati
Cina pernah menuliskan tentang penggunaan bidang soil bioengineering.
teknologi ini di daratan Cina yaitu untuk Saat ini sudah semakin banyak tersedia
perbaikan tanggul sungai dengan cara buku-buku soil bioengineering dalam bahasa
memasukkan batu-batu kedalam anyaman asing (inggris khususnya), demikian pula
yang terbuat dari pohon tertentu atau bambu. informasi penting lainnya data ditelusuri
Sedangkan di daratan Eropa bisa dijumpai dengan mudah di situs-situs internet. Namun
dalam bentuk dinding penahan yang terbuat sayangnya sampai saat ini sepengetahuan
dari anyaman ranting dan cabang untuk penulis belum terdapat buku yang tertulis
konstruksi-konstruksi hidrolika. Pada abad ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini sebagai salah
16 teknologi ini mengalami perkembangan satu penyebab terhambatnya perkembangan
yang sangat pesat di hampir seluruh daratan soil bioengineering di Indonesia.
Eropa, terutama untuk proyek-proyek Teknologi ini mempunyai potensi yang
perbaikan tebing sungai menggunakan metode sangat besar untuk diterapkan di Indonesia.
yang masih dikenal sampai saat ini, yaitu: live Dengan belum berakhirnya krisis yang
stakes yang didokumentasikan oleh Woltmann melanda Indonesia maka teknologi ini menjadi
1791. suatu ilmu yang sangat tepat jika dibanding
Pada tahun 1930 soil bioengineering dengan teknologi yang lain jika dilihat dari
mengalami perkembangan yang sangat pesat segi finansial.
dimana keterbatasan finansial di awal perang
dunia kedua memaksa beberapa negara di 2.3. Metode Soil Bioengineering
Eropa Tengah terutama Jerman dan Austria Dalam pelaksanaan Soil Bioengineering
untuk lebih banyak menerapkan teknologi ini ada berbagai macam metode, diantaranya yang
pada proyek-proyek pekerjaan publiknya. akan dibahas secara garis besar adalah,
Bahkan di Jerman pernah didirikan sebuah metode Vegetated Rock Gabion, Contour
institut penelitian oleh Adolf Hitler untuk Wattling / Live Fascine, dan Brush Layering.
mengembangkan teknologi ini, yang
kemudian melahirkan beberapa pakar 2.3.1. Vegetated rock gabion
terkemuka antara lain Arthur Von Kruedener Vegetated Rock Gabion adalah salah satu
yang dikukuhkan sebagai the father of soil metode dari soil bioengineering yang
bioengineering. Sebagai penghargaan atas mengkombinasikan antara kontruksi dengan
karyanya maka diterbitkan sebuah buku vegetasi. Dengan adanya kombinasi antara
pertama dalam bidang ini dengan judul konstruksi dan vegetasi maka metode ini akan
Ingenieurbiologi (Engineering Biologi). Pada memberikan ketahanan yang lebih baik dalam
kurun waktu yang kurang lebih sama di menanggulangi longsoran tanah akibat erosi
Amerika Serikat merupakan awal dari permukaan maupun pengikisan tanah yang
perkembangan teknologi ini. Seseorang yang disebabkan oleh arus sungai.
telah mengembangkan teknologi soil Gabion (bronjong) adalah kerangka
bioengineering dengan metoda live fascine berbentuk bujursangkar yang terbuat dari
adalah Charles Kraebel yang bekerja pada kawat besi atau kawat berlapis vinyl (plastik
USDA Forest Service. Kegunaan dari metode elastis yang kuat) dan berisikan batu-batu
ini antara lain untuk stabilisasi lereng pada berukuran kecil sampai sedang (coarse
proyek jalan raya. agregate dan gravel). Gabion-gabion tersebut
Setelah perang dunia kedua usai para ahli disusun dan dipasang di tepi lereng atau tepi
soil bioengineering kembali melanjutkan aliran sungai sebagai kerangka tumpuan atau
upaya penyempurnaan terhadap teknologi dinding samping yang berbentuk seperti anak
yang sudah dikembangkan sebelumnya, untuk tangga. Tumbuhan dan cabang-cabang hidup
menyusun standarisasi teknologi dan ditempatkan didalam kerangka dan disetiap
spesifikasi konstruksi. Pada tahun 1951 Arthur susunan gabion tersebut. Cabang-cabang ini
Von Kruedener mempublikasikan buku akan mulai berakar dan bertumbuh didalam
pertamanya mengenai soil bioengineering. gabion dan pada tanah dibelakang kerangka
Sementara itu pada tahun 1980 terbit buku (backfill). Akar-akar itu pada akhirnya akan
pertama dalam edisi bahasa inggris oleh Hugo menyatukan kerangka yang ada dan
Schichtl dengan judul Bioengineering for melekatkannya pada lereng.
PERANAN BIOENGINEERING DALAM PEMECAHAN MASALAH KESTABILAN LERENG http://eprints.unika.ac.id/146
Metode ini digunakan untuk tersebut. Selain itu akar dari vegetasi yang
menanggulangi longsoran pada lereng tanah ditanam didalam kerangka gabion akan
maupun lereng dengan konstruksi diatasnya, menambah kestabilan lereng. Hal ini
seperti rel kereta api, jalan raya, dan disebabkan karena akar-akar dari vegetasi
sebagainya. Vegetated rock gabion juga tersebut akan meningkatkan kuat geser tanah
menanggulangi pengikisan pada lereng tepi dan menyerap aliran air yang merembes
sungai akibat arus sungai. didalam tanah sehingga akan mengurangi
tekanan air pori pada lereng tersebut.
2.3.1.1. Aplikasi dan Kegunaan Vegetated Berikut ini adalah sketsa sederhana tampak
Rock Gabion samping dari Vegetated Rock Gabion.
Metode ini digunakan untuk
menanggulangi erosi tanah pada lereng
maupun lereng dengan konstruksi diatasnya,
seperti rel kereta api, jalan raya, dan
sebagainya. Vegetated Rock Gabion juga
menanggulangi pengikisan pada lereng tepi
sungai akibat arus sungai.
Metode vegetated rock gabion sangat
cocok digunakan pada lereng dengan
kemiringan yang curam. Susunan gabion yang
berbentuk seperti anak tangga dan akar-akar
vegetasi yang melekat pada lereng, akan
mereduksi kecuraman lereng sehingga lereng
menjadi lebih stabil. Susunan gabion yang Gambar 2.1: Tampak samping vegetated rock gabion
seperti anak tangga dapat menahan lereng (Chapter 16 Streambank and Shoreline Protection,
Robin B Sotir, 1996)
tanah dengan baik dan proporsional. Yang
dimaksud dengan proporsional adalah
2.3.1.2. Pelaksanaan Metode Vegetated Rock
kekuatan untuk menahan sesuai dengan
Gabion
kekuatan yang mendorong, dengan kata lain
Pelaksanaan metode Vegetated Rock Gabion
susunan gabion yang seperti anak tangga
dapat dilihat dengan skema dibawah ini.
tersebut menahan lereng sesuai dengan
(Gambar 2.2)
tekanan aktif atau gaya lateral pada lereng
1. Bronjong
2. Vegetasi
Persiapan material
3. Batuan
4. Backfill
1. Pemeriksaan bronjong
2.3.3.1. Aplikasi dan kegunaan Brush berada pada daerah tersebut benar-benar
Layering terganggu dan atau tererosi. Brush Layering
Brush Layering adalah metode yang bisa diandalkan sebagai teknik yang terbaik
mempunyai sistem yang hampir sama dengan untuk memperkuat permukaan lereng untuk
Live Fascine. Hal ini dapat dilihat karena mengurangi erosi permukaan dan secara tidak
keduanya meliputi pemotongan vegetasi dan langsung memperkecil kemungkinan
penempatannya pada lereng, hanya terjadinya sliding.
perbedaanya adalah pada penempatan
vegetasinya. Brush Layering dalam 2.3.3.2. Pelaksanaan Metode Brush Layering
penempatan vegetasi berorientasi secara tegak Pelaksanaan metode brush layering akan
lurus (perpendicular) terhadap lereng. digambarkan dengan skema berikut ini.
Teknik ini sangat tepat bila diterapkan (Gambar 2.6)
pada area cut and fill dimana tanah yang
Persiapan Lahan
3.2. Saran
• Perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan metode Vegetated
Rock Gabion, Live Fascine, dan Brush
Layering dilapangan.
• Soil Bioengineering di Indonesia masih
dianggap sebagai suatu hal yang baru,
sehingga perlu adanya sosiaisasi tentang
soil bioengineering di kalangan
masyarakat.