Anda di halaman 1dari 15

KEWENANGAN DAN

TUGAS KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN
PERIKANAN (KKP)
Sesuai Amanat UUCK dan PP No. 43/2021

Dodi S Riyadi
Asisten Deputi Penataan Ruang dan
Pertanahan Kemenko Perekonomian
Jakarta, 7 Juli 2021

www.ekon.go.id
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PEREKONOMIAN

MENGAPA UUCK MENGATUR


PENYELESAIAN KETIDAKSESUAIAN ? Perbedaan regulasi dan data spasial yang
saling tumpang tindih dalam proses
pelaksanaan kebijakan mengakibatkan
ketidaksesuaian dalam pemanfaatan
Konflik Batas ruang.
Konflik Tenurial
Antar Daerah
dlm Kaw HUtan
Penerbitan perizinan Konflik Izin dan Tata
dan HAT yang tidak Konflik tenurial/agraria Ruang
sesuai dengan batas terjadi antara masyarakat
administrasi. dengan badan usaha akibat
ketidaksesuaian Izin, HAT, Pemanfaatan Ruang yang Kerusaka
maupun penguasaan, tidak sesuai dengan RTRWP, n Ekologi
pemilikan, penggunaan dan RTRWK dan RZWP3K.
pemanfaatan tanah dalam Penerbitan Perizinan
Kawasan Hutan. dalam Kawasan Hutan
dan non Kawasan Hutan
yang tidak sesuai
DDDTLH* dapat memicu
degradasi, alih fungsi
lahan dan deforestasi.

*DDDTLH: Daya
Dukung & Daya
Tampung Lingkungan
Hidup

www.ekon.go.id 2
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
Amanat UU Cipta Kerja terkait Penyelesaian PEREKONOMIAN

Ketidaksesuian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, Konsesi


dan/atau Hak Atas Tanah

Pasal 17 Angka 2 ”Dalam hal terjadi ketidaksesuaian


antara rencana tata ruang dan kawasan
yang mengubah ketentuan Pasal 6 hutan, izin hak atas tanah, penyelesaian
dan/atau
ayat (8) UU No. 26 Tahun 2007
ketidaksesuaian tersebut diatur dalam
tentang Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah”
— Pasal 17 Angka 2, UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Penyelesaian permasalahan ketidaksesuaian selanjutnya disusun


dengan memperhatikan regulasi yang berlaku disetiap sektor,
antara lain:
Rezim Kehutanan
0 UU No. 41/1999, P P No. 44/2004, P P No. 104/2015,
Perpres
1 No. 88/2017 dan Permen LHK No. P/44/Menhut-II/2012

Rezim Tata Ruang dan Pertanahan


Disahkan dan
berlaku pada 2
Februari 2021
0 UU No. 26/2007, UU No. 5/1960, P P No. 15/2010, P P
No.

2
40/1966 dan Perpres No. 86/2018
PP No. 43 Tahun 2021 Rezim Kelautan
0
tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang,
UU No. 32/2014, UU No. 1/2014 Jo. UU No.
Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas Tanah 27/2007, UU No. 17/2008, dan P P No. 32/2014

www.ekon.go.id
3 3
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN KETIDAKSESUAIAN
DITUANGKAN DALAM PETA PITTI

Peta Indikatif Tumpang Tindih Antar IGT*

Luas 77.365.141 ha atau


Akar
Permasalahan
Permasalahan
Tumpang
Tindih
40,6 dari luas
wilayah 9,3
%
Tumpang Tindih RTRW
Provinsi dengan RTRW
Kab/Kota
Indonesia
% Tumpang Tindih RTRW
10,6 dengan Kawasan Hutan
%
Tumpang Tindih Izin/Hak
Atas Tanah pada RTRW
16,1 dan Kawasan Hutan yang
Telah Selaras
%
Kombinasi Tumpang Tindih
yang Melibatkan RTRW,
4,6 Kaw. Hutan, dan/atau
% Izin/Hak Atas Tanah

* Peta Indikatif Tumpang Tindih Antar IGT ditetapkan


melalui Kepmenko Bidang Perekonomian
Sumber: Sekretariat Percepatan Kebijakan Satu Peta, 2018

www.ekon.go.id 4
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG

Lingkup PEREKONOMIAN

Pengaturan
PP 43/2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata
Ruang, Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas
Tanah

PASAL 4-6 PASAL 7-14 PASAL 15-18


Penyelesaian Penyelesaian Ketidaksesuaian Penyelesaian Ketidaksesuaian akibat
Batas RTRWP, RTRWK, Kawasan Dinamika Garis Pantai dengan HAT
Daerah Hutan, Izin, Konsesi, Hak Atas dan Perizinan Kegiatan yang
Tanah, dan/atau Hak Memanfaatkan Ruang Laut
Pengelolaan

PASAL 19-22 PASAL 23 PASAL 24


Penyelesaian Ketidaksesuaian antara Kelembagaan Penyusunan,
Rencana Tata Ruang Laut dengan dan Tata Pemutakhiran,
Perizinan Pemanfaatan Ruang di Kelola dan Penetapan
Laut Keterangan
PITTI
:
Lingkup Pengaturan yang menjadi tugas & kewenangan
www.ekon.go.id KKP 5
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
Penyelesaian Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan Hak Atas PEREKONOMIAN

BAB Tanah, Hak Pengelolaan, dan/atau Perizinan Terkait Kegiatan


Yang Memanfaatkan Ruang Laut
V 15-
Pasal (1/4)
Beberapa lokasi PPKT berdasarkan Kepres
6/2017
Keterangan:
16 Pemerintah Pusat wajib melakukan pemulihan kembali Garis Pantai
Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan PPKT kondisi fisik lahan di Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPGaKsirT2013
a )n
P ait2017

akibat adanya Perubahan Garis Pantai dengan Titik DTiakitsPaPKrT


Pulau – Pulau Kecil
Garis Pantai
dan Garis Pangkal Terluar (akibat abrasi)
Terluar (PPKT)

1
Sesuai Tidak Sesuai
2 3
1 2 PPKT 3
Titik Dasar dan Garis Nusa Kembangan,
Titik Dasar dan
Pangkal dalam RBI
Garis Pangkal Jawa Tengah
Tetap diakui dan
berlaku
berlaku

Penentuan Garis
Pantai mengacu: PPKT
Pemerintah wajib
1. Titik Dasar
P. Enggano, PPKT
2. Garis Pangkal di memulihkan kembali
kondisi fisik lahan Bengkulu P. Alor,NTT
PPKT
menjadi daratan di
PPKT
Garis Pantai dengan PPKT Garis Pantai
tidak sesuai dengan PPKT
sesuai

Titik Dasar dan Garis


Pangkal dalam RBI tetap Titik Dasar dan
Garis Pangkal
www.ekon.go.id
diakui
berlaku
6
dan berlaku
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Kementerian ATR/BPN bersama dengan Kementerian KP melakukan BIDANG
identifikasi, verifikasi, dan pengkajian atas Hak Atas Tanah terhadap PEREKONOMIAN

BAB tanah yang sudah terendam air akibat abrasi sebelum tanah tersebut
ditetapkan sebagai Tanah Musnah oleh Kementerian ATR/BPN
V 15-
Pasal
Contoh Kasus
16
Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan Hak Atas Tanah, Kota
Hak Pengelolaan dan/atau Izin Semarang,
Jawa Tengah
Hak Atas Tanah, Hak Keterangan
Garis Pantai
Pengelolaan dan/atau
Izin Garis Pantai RBI
2013 Garis Pantai 3 4
2
1
1. Garis Pantai RBI 2017 Hak Guna
mengalami Bangunan
Sesuai Tidak Sesuai
dinamika
2. Sebelum
ditetapkannya
Hak Atas Tanah, Hak Hak Atas Tanah garis pantai
dalam
Pengelolaan dan/atau dan/atau Hak
yang pertama
RBI
Izin pengelolaan tetap
tetap berlaku diakui

Dilakukan Identifikasi,
Inventarisasi dan 2013 2015 2017 2017 2021
Pengkajian RBI Garis Pantai Hak Guna RBI Garis Pantai Hak Guna P P 43/2021
berlaku
1 Bangunan Bangunan
XX/HGB/BP
Bidang tanah Bidang Tanah tidak 2 XX/HGB/BPN.XX/2015
N-XX/2015 3
4 XX/HGB/BPN.XX/2017
dapat dapat diidentifikasi XX/HGB/BPN.XX/20
diidentifikasi 17
Dilakukan Identifikasi, Inventarisasi dan Pengkajian

Hak Atas Tanah Dinyatakan sebagai


a) Dalam hal bidang tanah dapat diidentifikasi maka Hak Atas Tanah dan/atau hak pengelolaan
dan/atau Hak tanah musnah dan
tetap berlaku
pengelolaan tetap Hak Atas Tanah
b) Dalam hal bidang tanah tidak dapat diidentifikasi maka dinyatakan sebagai tanah musnah
berlaku dan/atau Hak dan Hak Atas Tanah dan/atau Hak Pengelolaan dinyatakan hapus
Pengelolaan
www.ekon.go.id
dinyatakan hapus 7
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Penyelesaian Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan BIDANG
PEREKONOMIAN
Hak Atas Tanah, Hak Pengelolaan, dan/atau Perizinan
BAB Terkait Kegiatan Yang Memanfaatkan Ruang Laut
V 17-
Pasal
(3/4)
18
Pasal Kementerian KP dapat memberikan perizinan kepada
17
Masyarakat (seperti Suku Bajo, Suku Laut) yang telah
Hak Atas Tanah
P P 43/2021 Ketidaksesuaian memanfaatkan wilayah perairan laut guna mendapatkan Hak
Tata Ruang, Kawasan Hutan, Atas Tanah di atas wilayah perairan. Atas dasar perizinan tersebut
di Wilayah
Izin, dan/atau Hak Atas
Perairan
Tanah untuk selanjutnya dapat diterbitkan Hak Atas Tanah oleh
Kementerian ATR/BPN
Hak Atas Tanah yang 2 1 Rumah
Masyarakat* yang
diterbitkan di wilayah telah memanfaatkan Masyarakat
1 2
perairan sebelum ruang di Wilayah 2 Garis Pantai T1
2 1 1
berlakunya P P 43/2021 Perairan Garis Pantai T2
dinyatakan tetap 1
berlaku Berdasarkan Perizinan Hak Atas Tanah
2
yang diterbitkan oleh T1
Kementerian
Pemegang Hak Atas Tanah Hak Atas Tanah
Kelautan dan
wajib memberikan ruang T2
Perikanan
dan akses kepada nelayan,
pembudi daya ikan, Hak Atas Tanah T T T2 T2 T3
petambak garam, dan dapat diberikan Garis 1Pantai Hak1Atas Garis Pantai Hak Atas P P 43/2021
keselamatan pelayaran kepada Masyarakat Tanah Tanah berlaku

Hak Atas Tanah


* Masyarakat adalah orang tetap berlaku
perseorangan kelompok orang,
atau masyarakat hukum adat

Hak Atas Tanah


dapat diberikan
kepada
masyarakat
www.ekon.go.id 8
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
Penyelesaian Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan Hak Atas PEREKONOMIAN

BAB Tanah, Hak Pengelolaan, dan/atau Perizinan Terkait Kegiatan


Yang Memanfaatkan Ruang Laut
V 17-
Pasal (4/4)
Contoh Ilustrasi
Kondisi
18
1

x x Pulau Reklamasi T1 2012 2014 2021


Kegiatan Perpres PP 43/2021
Belum memiliki Hak
UU No.
Belum memiliki Reklamasi 122/2012 berlaku
Atas Tanah
Izin Reklamasi
dan/atau Hak 1/2014
Pengelolaan
wajib mengajukan permohonan perizinan reklamasi dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya P P 43/2021.

Dalam hal tidak mengajukan permohonan perizinan reklamasi


sebagaimana dimaksud ayat (1), tanah hasil reklamasi ditetapkan sebagai tanah yang
langsung dikuasai oleh negara.

Kondisi 2

2012 2014 2021 T4


x Pulau Reklamasi Perpres UU No. PP Kegiatan
122/2012 1/2014 43/2021 Reklamasi
Belum memiliki berlaku
Izin Reklamasi

Pelaksana reklamasi dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan dan selanjutnya tanah hasil reklamasi ditetapkan sebagai tanah yang dikuasai
Catatan : Pasca Putusan MK yang ditindaklanjuti dengan UU 1/2014, langsung oleh negara..
maka Kegiatan Reklamasi mengacu kepada Rencana Tata Ruang
www.ekon.go.id
Laut (RTRL, RZWP3K, RZ KAW, RZ KSNT) 9
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PEREKONOMIAN

KEWENANGAN DAN TUGAS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN


SESUAI AMANAT DALAM PP 43/2021

Perizinan atas Kegiatan Reklamasi

1. Kementerian KP bersama Pemerintah Daerah wajib melakukan konsolidasi, inventarisasi dan


verifikasi atas seluruh perizinan Kegiatan Reklamasi di wilayah Indonesia.

2. Kementerian KP wajib melakukan pemrosesan Perizinan Reklamasi yang diajukan oleh Instansi
Pemerintah, Badan Usaha, atau Masyarakat yang telah melaksanakan kegiatan reklamasi (kondisi
Keterlanjuran):
1) sebelum ditetapkannya RRTRWN, RTR KSN, RTRWP, RTRWK, RTRL, RZ KSNT, RZ KAW,
RZWP3K, dan peraturan perundang-undangan di bidang reklamasi (Perpres 122/2012);
2) belum memiliki Izin reklamasi; dan
3) belum memiliki Hak Atas Tanah dan/atau Hak Pengelolaan.

3. Pengajuan/permohonan perizinan reklamasi kepada Kementerian KP paling lambat 2 Februari


2022. Jika tidak dilakukan permohonan perizinan reklamasi dalam jangka waktu tersebut, maka
tanah hasil reklamasi tersebut akan ditetapkan menjadi Tanah Negara oleh Kementerian
ATR/BPN.

4. Memberikan Sanksi atas Pelanggaran kepada pihak-pihak yang melakukan kegiatan


reklamasi tanpa izin setelah ditetapkannya Rencata Tata Ruang (RTRWN, RTR KSN, RTRWP,
RTRWK, RTRL, RZ KSNT, RZ KAW, RZWP-3-K,) dan peraturan perundang-undangan di bidang
reklamasi telah ditetapkan (Perpres No. 122 Tahun 2012).

www.ekon.go.id 10
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRL, RZ KSNT, BIDANG
RZ KAW, dan/atau RZWP-3-K dengan Perizinan PEREKONOMIAN

BAB Terkait Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut


(1/2)
VI
Penyelesaian Ketidaksesuaian antara Kementerian KP bersama dengan Kementerian ATR/BPN dan
RTRWP dengan RZWP-3-K (Pasal 19- Mendagri dapat memfasilitasi Pemerintah Daerah (Bantek/Bintek()
21)
dalam rangka Revisi/Integrasi RTRWP dan RZWP3K dalam hal
adanya Ketidaksesuaian antara RTRWP dengan RZWP3K
Ketidaksesuaian

RTRWP RZWP-3-K

Paling lama
Revisi 18 bulan
RTRWP Keterangan Peta RZWP3K NTB
Garis Pantai RBI 2017 Belum Diatur Dalam RZWP-3-K Zona Energi Zona Pelabuhan Zona Perikanan Tangkap Zona Pertambangan
Peta Rupabumi
Integrasi RZWP-3-K ke
Tidak Dibagi Kedalam Zona Zona Pariwisata Zona Perikanan Budidaya Zona Permukiman

Indonesia
termutakhir dalam RTRWP
Integrasi Pola Ruang antara RTRWP dengan
RZWP3K

RZWP-3-K RTRWP
Catatan:
• Penetapan Revisi RTRWP dilakukan oleh Pemerintah
Daerah paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak
ditetapkannya Ketidaksesuaian oleh Menko Perekonomian. Kawasan Konservasi Pesisir
Kawasan Konservasi
• Menteri ATR/BPN dan Menteri Kelautan dan Perikanan dapat
memfasilitasi pemerintah daerah dalam melakukan revisi
RTRWP.
Zona Perikanan Tangkap, Kawasan Perikanan
Zona Perikanan
www.ekon.go.id Budidaya
11
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PEREKONOMIAN
Penyelesaian Ketidaksesuaian antara Rencana Tata Ruang Laut dengan
BAB Perizinan yang Memanfaatkan Ruang Laut (2/2)
VI
Penyelesaian Ketidaksesuaian antara Perizinan
terkait Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut Contoh Kasus
dengan RTRL, RZ KSNT, RZ KAW, dan/atau RZWP3-K Terdapat ketidaksesuaian antara IUP Pertambangan dengan RZWP3K
(Pasal 22)
IUP : Pasir Laut (No SK:
Ketidaksesuaian Kawasan 5/1/IUP/PMDN/2016)
RZWP3K Zonasi : Kawasan Pemanfaatan Umum
RZWP3K Lokasi : Perikanan Tangkap
: Provinsi Lampung

Perizinan yang RTRL, RZ KSNT, RZ KAW,


Memanfaatkan Ruang Laut dan/atau RZWP-3-K

Keterlanjuran Pelanggaran

Perizinan Tidak Sesuai


Perizinan Sesuai dengan
dengan Rencana Tata
Rencana Tata Ruang
Ruang Laut
Laut

Berlaku hingga jangka Pengenaan sanksi


waktu berakhir dan administratif sesuai
Berlaku hingga
dapat diperpanjang dengan ketentuan
jangka waktu
sesuai ketentuan perundang-undangan di
berakhir.
perundang- undangan. bidang kelautan.

www.ekon.go.id 12
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PEREKONOMIAN
Kelembagaan dan Tata Kelola
BAB Penyelesaian BAB VIII Penyusunan, Pemutakhiran
dan Penetapan PITTI
VII
PASAL
Ketidaksesuaian
PASAL
23 24
Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata
Ruang, Kawasan Hutan, Izin, Konsesi, 3 bulan sejak Menko
P P 43/2021
Hak Atas Tanah, dan/atau Hak Perekonomian
berlaku
K/L/ selaku ketua
Pengelolaan dilakukan oleh tim
P tim
koordinasi yang diketuai oleh Menteri Disusun &
Koordinator Bidang Perekonomian. ditetapkan
Instansi Pemerintah Ketidaksesuaian Tata Ruang,
wajib menyampaikan Kawasan Hutan, Izin, Konsesi,
data pembentuk PITTI Hak Atas Tanah, dan/atau
sesuai peraturan Hak Pengelolaan dituangkan
perundangan pada PITTI
setiap tahun

Dasar dalam Pemutakhiran dan


penyelesaian Penetapan PITTI
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian
Disampaikan
paling lama
9 bulan Diatur dalam
sejak P P
Permenko Bidang
berlaku
Tim Koordinasi Perekonomian
diatur dengan
Peraturan
Presiden Dalam hal Ketidaksesuaian belum termuat dalam PITTI, K/L/P
dapat mengajukan permohonan penyelesaian ketidaksesuaian
kepada Menko Bidang Perekonomian

www.ekon.go.id 13
KETERKAITAN KEBIJAKAN SATU PETA (PERPRES 23/2021) DAN KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG
PENYELESAIAN KETIDAKSESUAIAN TATA RUANG, KAWASAN HUTAN, PEREKONOMIAN
IZIN DAN/ATAU HAK ATAS TANAH (PP 43/2021)

Perpres 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres 9/2016 PP43/2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata
tentang Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Ruang,
Kawasan Hutan, Izin dan/Atau Hak Atas Tanah

Berbagi Pakai PITTI


Kompilas Integrasi Sinkronisasi Data dan IG Ketidaksesuaian
i (JIGN)

 IGT
Perencanaa Proses Penetapan PITTI
Tumpang Penyampaian Data IGT
n Wilayah Integra Ketidaksesuaian PP 43/
Tindih Antar Pembentuk PITTI oleh
 IGT Status si (Kepmenko 2021
IGT K/L dan Pemda
 IGT Potensi Bidang (Rule
Perekonomian) Base)
Kementerian/Lembaga
& Pemerintah Daerah

Hasil Telaah dan PITTI


Peta Indikatif Ketidaksesuaian
Rekomendasi
Tumpang Tindih Antar
(Amanat
IGT (Kepmenko Bidang
Perpres
Perekonomian)
23/2021)
Pola Penyelesaian
Ketidaksesuaian

Kepmenko
- Perpres OMP
Penyelesaian
Monitoring dan Evaluasi Ketidaksesuaian
“Implementasi Kebijakan Satu Peta sangat oleh K/L dan
penting dalam mendukung penyelesaian Pemda

ketidaksesuaian baik di wilayah darat maupun


Permenko Perekonomian Permenko Perekonomian
laut berdasarkan amanat PP 43/2021.” No. 2 Tahun 2019 No. 1Tahun 2021

www.ekon.go.id 14
Terima Kasih
Deputi Bidang Koordinasi
Pengembangan Wilayah dan Tata
Ruang

+62 21 3456714
tarukse.ekon@gmail.com / satupeta01@gmail.com

Gedung Pos Ibukota Lantai 6, Jalan Lapangan


Banteng Utara No.1, Jakarta Pusat, 10710

@perekonomianri / @satupeta.id

www.ekon.go.id

Anda mungkin juga menyukai