Anda di halaman 1dari 16

No Tipologi Catatan

1 Koreksi Lahan Baku Sawah 2019


1.1 a. Lahan Baku Sawah terhadap Lahan Non Sawah
LBS terkoreksi = LBS - Lahan Non Sawah LSD adalah Lahan Sawah yang Dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.

LBS adalah Lahan Baku Sawah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019.

Lahan Non Sawah adalah lahan yang sudah terbangun (termasuk pematangan tanah) dan/atau lahan
kering yang ditanami tanaman keras.

LBS terkoreksi adalah Lahan Baku Sawah yang sudah dikoreksi berdasarkan citra satelit.
b. Penambahan Lahan Baku Sawah
LBS terkoreksi = LBS + Lahan Sawah yang belum teridentifikasi Lahan Sawah yang belum teridentifikasi merupakan lahan sawah yang secara eksisting di lapangan dan
berdasarkan intepretasi citra satelit 2019 merupakan lahan sawah tetapi belum terdelineasi di dalam lahan
baku sawah.

1.2 Lahan Baku Sawah terhadap Cetak Sawah Baru


LSD = LBS 2019 + Cetak Sawah Baru Cetak sawah yang dilakukan oleh pihak manapun dan dilaporkan oleh Kementerian atau Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi pertanian.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

1
No Tipologi Catatan
1.3 Terdapat PTP, Izin, dan HAT non Pertanian
Sudah Terbangun sebelum penetapan LBS, Ada HAT, sesuai
1.3a RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi - Hak Atas Tanah Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan memperhatikan kesesuaian tata ruang (Permen ATR/BPN No.
15 Tahun 2018).

Izin Lokasi (IL) adalah izin yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk
usaha dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut
untuk keperluan usaha dan/atau kegiatannya (Permen ATR/BPN No. 17 Tahun 2019).

Penetapan Lokasi (Penlok) adalah penetapan atas lokasi pembangunan untuk kepentingan umum yang ditetapkan
dengan keputusan gubernur, yang dipergunakan sebagai izin untuk pengadaan tanah, perubahan penggunaan tanah,
dan peralihan hak atas tanah dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum (Perpres 30
Tahun 2015)

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

2
No Tipologi Catatan
Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang).

Hak Atas Tanah (HAT) adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan dalam
rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak terjadi dampak
berkurangnya sawah secara terus-menerus.
Sudah Terbangun, Ada HAT, tidak sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi Apabila sudah terbangun, masuk kategori Lahan Non Sawah
1.3b i. Belum Terbangun sebelum penetapan LBS, Ada HAT, Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi - Hak Atas Tanah Cukup Jelas
ii. Belum Terbangun, Ada HAT, Tidak Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
i. Sudah Terbangun sebelum penetapan LBS, Ada IL/IPPT/PTP/Penlok,
1.3c Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi - IL/IPPT/PTP/Penlok Cukup Jelas
ii. Sudah Terbangun, Ada IL/IPPT/PTP/Penlok, Tidak Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi Apabila sudah terbangun, masuk kategori Lahan Non Sawah

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

3
No Tipologi Catatan
i. Belum Terbangun sebelum penetapan LBS, Ada IL/IPPT/PTP/Penlok,
1.3d Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi - IL/IPPT/PTP/Penlok Cukup Jelas
ii. Belum Terbangun sebelum penetapan LBS, Ada IL/IPPT/PTP/Penlok,
Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
1.3e i. Sudah Terbangun, Ada IPR, Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi - IPR Cukup Jelas
ii. Sudah Terbangun, Ada IPR, Tidak Sesuai RTRW/Perda
LSD = LBS terkoreksi Apabila sudah terbangun, masuk kategori Lahan Non Sawah

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

4
No Tipologi Catatan
1.4 Sawah di dalam Kawasan Hutan
1.4.1 Ada Izin (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan)
LSD = LBS terkoreksi (selama izin masih berlaku) Cukup Jelas
1.4.2 Belum Ada Izin
Luas Kawasan Hutan > 30% luas DAS, pulau dan atau Provinsi Sawah di Kawasan Hutan dapat dipertahankan fungsinya sebagai LSD, namun dapat dilepaskan
dari Kawasan Hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Hutan Konservasi (LSD = LBS terkoreksi - Sawah di dalam Kawasan HK)/(LSD =
Cukup Jelas
LBS terkoreksi)
b. Hutan Lindung (LSD = LBS terkoreksi) Cukup Jelas
c. Hutan Produksi (LSD = LBS terkoreksi) Cukup Jelas
Luas Kawasan Hutan =< 30% luas DAS, pulau dan atau Provinsi
a. Hutan Konservasi (LSD = LBS terkoreksi - Sawah di dalam Kawasan HK)/(LSD =
Cukup Jelas
LBS terkoreksi)
b. Hutan Lindung (LSD = lahan sawah di dalam Kawasan Hutan Lindung) / (LSD =
Cukup Jelas
LBS terkoreksi)
c. Hutan Produksi (LSD = lahan sawah di dalam Kawasan Hutan Produksi) / (LSD =
Cukup Jelas
LBS terkoreksi)
1.4.3 Sawah di dalam Kawasan Hutan Sesuai RTRW
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

5
No Tipologi Catatan
2.1 Perumahan
2.1a Sudah Dibangun Perumahan
Sesuai Tata Ruang
LSD = LBS terkoreksi - Alih Fungsi Perumahan (Dikenakan Holding) Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak berkurangnya sawah secara terus-menerus.
Tidak Sesuai Tata Ruang
LSD = LBS terkoreksi - Alih Fungsi Perumahan (Pembangunan dihentikan,
Apabila sudah terbangun, masuk kategori Lahan Non Sawah
dilakukan proses pembatalan HAT dan Izin)
2.1b Belum Dibangun Perumahan
Sesuai Tata Ruang
LSD = LBS terkoreksi (Dikenakan Holding) Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi dapat dikoreksi setelah dilakukan kajian dampak terhadap rencana
pembangunan perumahan atau sawahnya yang dipertahankan.
Tidak Sesuai Tata Ruang
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
Masih Rencana Dicoret karena masih berupa rencana
LSD = LBS - Alih Fungsi Perumahan (Dikenakan Holding)

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

6
No Tipologi Catatan
2.2 Kawasan Industri
Sesuai RTRW
2.2a Sudah Penetapan KI
i. Sudah Terbangun
LSD = LBS terkoreksi - KI (Dikenakan Holding) Kawasan Industri (KI) adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri (PP No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan
Industri).

Kawasan Peruntukan Industri (KPI) adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan
industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (PP No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri)

Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan industri.
ii. Belum Terbangun
LSD = LBS terkoreksi (proses sesuai UU No. 41 Tahun 2009) Diproses sesuai UU No. 41 Tahun 2009 maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai
dengan rumusan dalam rulebase tetapi dapat dikoreksi setelah dilakukan kajian penggantian lahan
dan dampak terhadap rencana pembangunan industri atau sawahnya yang dipertahankan.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

7
No Tipologi Catatan
2.2b KPI dalam LBS
i. Ada Izin Pemanfaatan/HAT
LSD = LBS terkoreksi – KPI* (Dikenakan Holding) KPI* adalah KPI yang sudah diberikan HAT non pertanian/IL/IPPT/PTP/Penlok/Izin Pemanfaatan
Ruang.

Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak berkurangnya sawah secara terus-menerus.
ii. Belum Ada Izin Pemanfaatan/HAT
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
2.2c Belum Dibangun, Ada Izin KI
LSD = LBS terkoreksi - KI (Dikenakan Holding) Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak berkurangnya sawah secara terus-menerus.
2.2d Sudah Dibangun, Ada Izin KI
LSD = LBS terkoreksi - KI (Dikenakan Holding) Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak lingkungan akibat pembangunan industri.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

8
No Tipologi Catatan
Tidak Sesuai atau Belum Ada Perda RTRW
2.2e Belum Dibangun, Ada Izin (KI/IPT)
i. LSD = LBS terkoreksi – KI (Jika KI sudah ada HAT) Cukup Jelas
ii. LSD = LBS terkoreksi (Jika KI belum ada HAT) Cukup Jelas
2.2f Sudah Dibangun, Ada Izin (KI/IPT)
i. LSD = LBS terkoreksi – KI (Jika KI sudah ada HAT) Cukup Jelas
ii. LSD = LBS terkoreksi (Jika KI belum ada HAT) Apabila sudah terbangun, masuk kategori Lahan Non Sawah
2.2g Sudah Dibangun, Belum Ada Izin
i. LSD = LBS terkoreksi – Lahan yang terbangun Lahan yang terbangun maksudnya apabila berupa bangunan fisik dan diproses sesuai dengan UU
No. 41 tahun 2009 (penggantian lahan dan dampak terhadap rencana pembangunan industri atau
berkurangnya sawah secara terus-menerus).

Pembangunan dihentikan, dilakukan proses pembatalan Izin.


ii. LSD = LBS terkoreksi (dilakukan pembongkaran) Dilakukan pembongkaran apabila belum ada bangunan tetapi masih berupa urugan atau
pematangan tanah.
2.2h Belum Dibangun, Ada Izin
LSD = LBS terkoreksi - Izin Dicoret karena izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

9
No Tipologi Catatan
2.2i Belum Dibangun, Belum Ada Izin
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas

2.2j Sudah ada KI, Belum ada kegiatan ekonomi


LSD = LBS terkoreksi – KI, syarat relokasi KI tidak sesuai dengan rencana tata ruang, diusulkan untuk direlokasi ke KPI yang sesuai dengan
rencana tata ruang

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

10
No Tipologi Catatan
2.3 Proyek Strategis Nasional (PSN)
2.3a PSN sudah ada di dalam RTR, belum pembebasan lahan, lokasi masuk dalam LBS PSN yang dimaksud meliputi semua jenis PSN yang disebutkan dalam Peraturan Presiden tentang
LSD = LBS terkoreksi – PSN bersyarat (Dikenakan Holding) Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
2.3b PSN sudah ada dalam RTR, sudah pembebasan lahan, lokasi masuk dalam LBS
Dikenakan holding maksudnya adalah penetapan LSD tetap dilakukan sesuai dengan rumusan
LSD = LBS terkoreksi – PSN (Dikenakan Holding) dalam rulebase tetapi diberlakukan syarat dan ketentuan berdasarkan kajian, sehingga tidak
terjadi dampak berkurangnya sawah secara terus-menerus.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

11
No Tipologi Catatan
2.3 Proyek Daerah
PD masuk RTRW/RDTR, belum penetapan lokasi, belum pembebasan lahan, belum memulai Penetapan LSD dilakukan sesuai dengan LBS tetapi dapat dikoreksi setelah
2.3c konstruksi mendapat rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri yang
LSD = LBS – evaluasi proyek / LSD=LBS menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria dan tata ruang (sesuai
2.3d PD masuk RTRW/RDTR, Proyek selesai dan beroperasi namun terdapat pengembangan dengan ketentuan Perpres No. 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi
LSD = LBS – PD yang sudah selesai Lahan Sawah).
2.3e PD masuk RTRW/RDTR, tahap konstruksi dan sudah menyelesaikan pembebasan lahan
LSD = LBS – PD (Dikenakan Holding)
PD masuk RTRW/RDTR, sudah memulai konstruksi Proyek tertunda karena proses pembebasan
2.3f lahan belum selesai
LSD = LBS – evaluasi proyek / LSD=LBS
PD masuk RTRW/RDTR, Proyek yang sudah penetapan lokasi, sudah pembebasan lahan, dan
2.3g belum memulai konstruksi
LSD = LBS – PD (Dikenakan Holding)
PD masuk RTRW/RDTR, Proyek yang sudah penetapan lokasi, belum pembebasan lahan, dan
2.3h belum memulai konstruksi
LSD = LBS – evaluasi proyek / LSD=LBS
2.3i PD belum ada dalam RTRW/RDTR
LSD = LBS

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

12
No Tipologi Catatan
3.1 Sawah dengan RTRW
3.1a LBS berada di Kawasan Peruntukan Pertanian
LSD = LBS terkoreksi , Lahan Baku Sawah Dipertahankan Cukup Jelas
3.1b LBS berada di Kawasan Lindung
LSD = LBS terkoreksi, Lahan Baku Sawah dipertahakankan Cukup Jelas
3.1c LBS berada di Kawasan Budidaya non-pertanian
LSD = LBS terkoreksi + Holding Bersyarat Cukup Jelas
3.1d LBS di dalam delineasi Perda LP2B
LSD = LBS terkoreksi (LBS dipertahankan) + LP2B di luar LBS terkoreksi Cukup Jelas
3.1e LBS di luar delineasi Perda LP2B
LSD = LBS terkoreksi + Holding Bersyarat + LP2B di luar LBS terkoreksi Cukup Jelas
3.1f LBS di dalam Buffer Jalan Perda
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
LSD = LBS terkoreksi + Holding Bersyarat (perlu kajian lebih lanjut, karena tidak
semua lahan sawah di area buffer jalan dapat dialihfungsikan) Cukup Jelas
3.1g LBS di dalam Perda Lainnya
LSD = LBS terkoreksi, Lahan Baku Sawah dipertahankan Cukup Jelas

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

13
No Tipologi Catatan
3.1 Revisi RTRW
3.2a Belum Persetujuan Substansi
i. Belum ada Izin non pertanian, di luar KTP, belum masuk RTR Revisi KTP yang dimaksud adalah Kawasan Tanaman Pangan.
LSD = LBS terkoreksi + Integrasi RTR usulan/revisi Cukup Jelas
ii. Ada Izin non pertanian, di luar KTP, belum masuk RTR Revisi
LSD = LBS terkoreksi + Holding Bersyarat Cukup Jelas
iii. Di dalam KTP, dipertahankan pada RTR Revisi
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
3.2b Sudah Persetujuan Substansi
i. Belum ada Izin non pertanian, di luar Kawasan Tanaman Pangan pada RTR Revisi
LSD = LBS terkoreksi - Alih Fungsi Lahan + Holding Bersyarat Cukup Jelas
ii. Ada Izin non pertanian, di luar Kawasan Tanaman Pangan, belum masuk RTR Revisi
LSD = LBS terkoreksi - Alih Fungsi Lahan + Holding Bersyarat Cukup Jelas
iii. Di dalam KTP, dipertahankan pada RTR Revisi
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
3.2c Sudah Perda Tambahan rulebase akibat perubahan Perda RTRW.
Ada HAT/Izin Non Pertanian sesuai Perda sebelumnya
LSD = LBS terkoreksi – HAT Non Pertanian Cukup Jelas
Paraf Tim Pelaksana
Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

14
No Tipologi Catatan
4 Wilayah Administrasi Kota
4.1 Peruntukan Tata Ruang Pertanian
LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
4.2 Peruntukan Tata Ruang Non-Pertanian
LSD = LBS terkoreksi - Sawah HAT/Izin Cukup Jelas

5 Perbedaan Skala Peta Dasar


5.1 Peta dasar tidak sama dengan Peta Dasar dari BIG
LSD = LBS terkoreksi ± Koreksi delineasi akibat perbedaan skala Cukup Jelas
5.2a Perbedaan Batas Administrasi
Menggunakan Sumber Batas Administrasi sesuai Kebijakan Satu Peta (KSP) Cukup Jelas
5.2b Sumber Batas Administrasi dari RTRW/Peraturan Mendagri/Setara
LSD = LBS terkoreksi ± Koreksi Batas Administrasi (berpengaruh pada LSD Kabupaten/Kota yang
bersebelahan) Cukup Jelas
5.2c LBS di luar batas Administrasi memiliki skala lebih kecil dari LBS (1:50.000-1:25.0000)
i. Jika jarak antara batas administrasi dengan delineasi LBS < 50 meter, maka LSD = LBS terkoreksi Cukup Jelas
ii. Jika jarak antara batas administrasi dengan delineasi LBS >50 meter, maka LSD = LBS terkoreksi
± Koreksi Batas Administrasi (berpengaruh pada LSD Kabupaten/Kota yang bersebelahan) Cukup Jelas

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

15
6 Lahan Sawah Terkurung Bangunan
6.1 LSD = LBS terkoreksi – Lahan Sawah Terkurung Apabila luas akumulasi lahan sawah terkurung kurang dari 10% dari luas Wilayah Administrasi
Kota, maka lahan sawah dapat dikurangkan. Luas hamparan lahan maksimal yang dapat
dikurangkan adalah seluas 2 Ha.
6.2 LSD = LBS terkoreksi Apabila luas akumulasi lahan sawah terkurung lebih dari 10% dari luas Wilayah Administrasi Kota,
maka lahan sawah dipertahankan.

Paraf Tim Pelaksana


Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal Deputi Bidang Informasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Deputi Bidang Kemaritiman
Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang Penataan Agraria Geospasial Tematik, Badan Pangan dan Pertanian Pengembangan Wilayah dan dan Sumber Daya Alam
Tanah dan Ruang Informasi Geospasial Tata Ruang

Direktur Jenderal Sumber Direktur Jenderal Prasarana Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Planologi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal
Daya Air dan Sarana Pertanian Pangan Pembangunan Daerah Kehutanan dan Tata Perimbangan Keuangan
Lingkungan

16

Anda mungkin juga menyukai