Anda di halaman 1dari 8

ESTATE REGULATION

Palu Spectial Economic Zone

PT. Palu Bangun Sulawesi Tengah


Ketentuan
Teknis
KETENTUAN TEKNIS
2.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang 2.3 Ketentuan Tata Bangunan

Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang adalah ketentuan teknis Ketentuan Tata Bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk,
tentang kepadatan zona terbangun yang dipersyaratkan pada zona besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona untuk
tersebut dan diukur melalui Koefisien Dasar Bangunan (KDB), menjaga keselamatan dan keamanan bangunan. Komponen ketentuan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Daerah Hijau (KDH), tata bangunan minimal terdiri atas Garis Sempadan Bangunan (GSB)
baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. minimum, Ke?nggian Bangunan (TB) maksimum, serta jarak bebas
bangunan minimal, meliputi Jarak Bebas Samping (JBS) dan Jarak
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang adalah ketentuan mengenai
Bebas Belakang (JBB).
intensitas pemanfaatan ruang yang diperbolehkan pada suatu zona.

GSB Depan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah Garis Sempadan Bangunan (GSB) 10-25 meter
60%
angka persentase perbandingan antara luas adalah garis yang tidak boleh dilampaui
seluruh lantai dasar bangunan gedung dan KDB oleh bangunan ke arah sempadan jalan GSB Samping/ Belakang
luas lahan/tanah perpetakan/daerah maksimum yang ditetapkan 2-5 meter
perencanaan yang dikuasai

Ke?nggian Bangunan (TB)


Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah
angka persentase perbandingan antara luas 0,6 1,2 1,8
Bangunan yang memiliki luas mezanin
lebih dari 50% dari luas lantai dasar 5m Ke?nggian
per lantai
seluruh lantai bangunan gedung dan luas dianggap sebagai 1 lantai penuh
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan Bangunan Bangunan Bangunan
yang dikuasai 1 lantai 2 lantai 3 lantai
Jarak Bebas Bangunan

Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka


Jarak Bebas Samping (JBS)
Jarak Bebas Belakang (JBB)
5m Jarak bebas
minimum
persentase perbandingan antara luas seluruh
ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan 30% KDH
minimum
dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai

Estate Regulation Palu SEZ |2 - 2


KETENTUAN TEKNIS
2.4 Ketentuan Pengelolaan Lingkungan

Kewajiban Penyusunan Dokumen Lingkungan


Dalam memenuhi ketentuan peraturan di bidang lingkungan hidup di
KEK Palu wajib mengacu pada AMDAL Kawasan, Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan RKL-RPL Persetujuan
BPST
(RPL) yang telah memperoleh pengesahan oleh BPST selaku BUPP KEK Rinci Lingkungan
Palu sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.
• Setiap pengguna lahan dan/atau bangunan/properti yang Pengguna Lahan Penyampaian RKL-
menjalankan kegiatan di KEK Palu wajib menyusun Dokumen RKL dan menyusun RKL-RPL RPL Rinci kepada
RPL Rinci. Rinci dengan BPST dalam bentuk
bantuan tenaga ahli Pernyataan
• BPST wajib memberikan pengesahan Dokumen RKL-RPL Rinci yang lingkungan Kesanggupan
disusun oleh pengguna lahan.
Pengelolaan
• Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut di atas mengakibatkan
Lingkungan Hidup
pengguna lahan tidak mendapatkan persetujuan lingkungan dan
rekomendasi dari BPST.

Estate Regulation Palu SEZ |2 - 3


KETENTUAN TEKNIS
2.5 Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal 2.6 Ketentuan Khusus

Setiap pemilik usaha/pengguna lahan wajib menyediakan prasarana, Syarat Penggunaan Lahan di KEK Palu
sarana, dan utilitas dengan proporsi paling sedikit 30% (tiga puluh
Kegiatan usaha di dalam KEK Palu diharuskan berbentuk badan usaha
persen) dari keseluruhan luas lahan.
yang berbadan hukum, yaitu berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau
Koperasi, yang didirikan di Indonesia berdasarkan hukum yang berlaku
Jalan Lingkungan dan Parkir dan telah dilengkapi dengan surat-surat perizinan terkait jenis kegiatan
yang bersangkutan.
Pengguna lahan wajib menyediakan jalan lingkungan dan tempat parkir
di dalam lahannya untuk tamu dan karyawan. Permohonan industri harus melampirkan aplikasi permohonan untuk
dapat menjalankan industri atau kegiatan usaha di KEK Palu:
Tempat Bongkar Muat dan Penyimpanan Barang
Pengguna lahan wajib menyediakan tempat kegiatan bongkar muat dan 1 Akta Pendirian Perusahaan
penyimpanan barang di dalam lahannya dengan memperhatikan estetika Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan (bila
bangunan dan lingkungan. ada) yang telah memperoleh pengesahan dari Administrator
KEK Palu atau telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara
Pengguna lahan wajib menyediakan jtempat pembuangan sampah 2 Berkas NIB Perusahaan
sementara yang terlindung dari pandangan sebelum diangkut oleh Berkas Nomor Induk Berusaha (NIB) yang telah memenuhi
layangan pengelolaan sampah oleh Pengelola KEK. komitmen sebagaimana hasil verifikasi Administrator KEK
Palu beserta kementerian/lembaga terkait sesuai dengan
Jaringan U?litas peraturan perundangan.

Pengguna lahan wajib menyediakan lahan di lingkungan yang


bersangkutan guna keperluan penempatan utilitas, seperti gardu listrik, 3 Surat-Surat Pendukung Lainnya
tiang listrik, perpipaan air dan gas, dan utilitas lainnya. Surat-surat lain yang terkait dan diperlukan untuk
kepentingan kegiatan berusaha di KEK Palu.

Sarana Lainnya
Pengguna lahan dapat menyediakan cafetaria/kantin, tempat ibadah,
dan sarana lainnya di dalam lahannya.

Estate Regulation Palu SEZ |2 - 4


PROSEDUR PEMBANGUNAN
4.1 Ketentuan Perizinan 4.2 Ketentuan Pembangunan

Pelaksanaan pembangunan fisik gedung dan sarana pendukungnya harus Seluruh kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan pengguna
diawali dengan pengurusan perizinan sesuai dengan ketentuan yang lahan atau pihak lain untuk kepentingan perusahaan pengguna lahan
berlaku di KEK Palu. harus memperoleh izin dari BPST selaku BUPP KEK Palu.
a. Pelaksanaan pembangunan fisik gedung pabrik harus telah Untuk mendapatkan izin tersebut, perusahaan pengguna lahan harus
memperoleh Izin Pendahuluan dari BPST selaku BUPP KEK Palu dan membayar Biaya Dampak Konstruksi (BDK) dan Biaya Dampak
disetujui oleh Administrator KEK Palu. Lingkungan (BDL). Ketentuan mengenai BDK dan BDL dituangkan
b. Dalam jangka 4 minggu persetujuan pendahuluan pemanfaatan lahan, dalam ketentuan perusahaan pengelola KEK Palu.
maka pengguna lahan wajib mengurus seluruh persyaratan teknis Perusahaan pengguna lahan atau kontraktor pembangunan harus:
sesuai dengan peraturan yang berlaku. a. menyusun jadwal pembangunan fisik dan jam kerja pelaksanaan
c. Pengguna lahan harus memulai aktivitas pembangunan fisik proyek, serta menyerahkannya kepada BPST.
b. meletakkan timbunan material di dalam batas lahannya. Tidak
gedung/pabik selambat-lambatnya 1 tahun sejak ditandatanganinya
diperkenankan meletakkan timbunan material di luar batas lahannya.
SPPT.
c. mendirikan bangunan permanen ataupun semi permanen bagi pekerja
d. BPST dapat melakukan pembatalan SPPT jika pengguna lahan tidak proyek konstruksi dengan izin dari BPST.
melakukan aktivitas pembangunan fisik setelah waktu yang telah d. mendirikan pagar pembatas lahan dan papan informasi pekerjaan
ditentukan. selama proyek konstruksi berjalan.
e. Pembatalan SPPT dapat dilakukan sepihak oleh BPST jika tidak ada e. memohon izin kepada BPST jika akan melakukan pembuangan tanah
konfirmasi/penjelasan dari pengguna lahan kepada BPST. Atas ataupun sisa-sisa material keluar dari batas lahannya.
pembatalan SPPT, BPST akan mengembalikan biaya pemanfaatan f. bertanggung jawab jika terjadi kerusakan prasarana, sarana, dan
lahan kepada pengguna lahan setelah dipotong 10% sebagai sanksi fasilitas KEK akibat dari pembangunan fisik yang dilakukan.
administrasi. g. memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan kerja, serta
kenyamanan lingkungan KEK.
f. Pengurusan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) atas gedung/ bangunan
pabrik dilakukan oleh perusahaan pengguna lahan yang bersangkutan Jika terdapat pembangunan gedung tambahan, maka pengguna lahan
dan diajukan oleh konsultan perencana yang bersertifikat ke BPST harus memohon dan mendapatkan persetujuan tertulis dari BPST sesuai
selaku BUPP KEK Palu sesuai dengan peraturan perundangan yang dengan peraturan perundangan yang berlaku.
berlaku. Setiap bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna lahan, BPST
bersama Administrator KEK Palu dapat memberikan teguran tertulis
dan/atau penghentian/pembongkaran atas pekerjaan pembangunan
fisik.

Estate Regulation Palu SEZ |2 - 1


Biaya
Pemeliharaan
BIAYA PEMELIHARAAN
Biaya Pemeliharaan atau Maintenance Fee adalah biaya yang harus d. BPST dapat menunda dan/atau tidak memberikan layanan kepada
dibayarkan oleh pengguna lahan dan/atau bangunan/properti di KEK Palu pengguna lahan dan/atau bangunan/properti yang belum
atas pemeliharaan prasarana, sarana, dan fasilitas, serta keamanan dan menyelesaikan Biaya Pemeliharaan tahun berjalan.
ketertiban kawasan kepada BPST. e. BPST dapat melakukan penagihan dan negosiasi pembayaran kepada
Besaran biaya pemeliharaan ditetapkan oleh BPST setiap tahunnya. pengguna lahan dan/atau bangunan/properti melalui peringatan
kewajiban pembayaran melalui surat peringatan atau kunjungan
a. Pengguna lahan dan/atau bangunan/properti di KEK Palu berkewajiban
secara langsung ke perusahaan untuk mendapatkan kesepakatan
membayar Biaya Pemeliharaan setiap bulan sesuai dengan perhitungan
berdasarkan luas lahan yang tercantum dalam SPPT dan jenis kegiatan jadwal pembayaran atas tagihan yang telah melewati batas waktu
usaha yang dilakukan di KEK Palu. pembayaran.

b. Pembayaran Biaya Pemeliharaan per bulan, paling lambat setiap f. BPST hanya memberikan kesempatan 1 kali penundaan pembayaran
tanggal 20 bulan berjalan. Setiap keterlambatan pembayaran akan Biaya Pemeliaharaan. Jika kesepakatan waktu penundaan dilanggar,
dikenakan denda sebesar 1% per hari hingga Biaya Pemeliharaan maka BPST dapat memberikan sanksi kepada pengguna lahan dan/
dibayarkan. atau bangunan/properti sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

c. Pembayaran Biaya Pemeliharaan kepada BPST hanya melalui transfer ke


akun BPST sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan setiap tahunnya.

Estate Regulation Palu SEZ |5 - 1

Anda mungkin juga menyukai