Anda di halaman 1dari 43

ANGGOTA KELOMPOK:

DIMAS ABDULLAH L
DONARIN
KARTIKA PERTIWI
SARI AMUKTI ROBY N
TJOKORDA ISTRI DESI S

SBSK
OVERVIEW PERENCANAAN
KEBUTUHAN BMN

Pengertian menurut PP No.27 Tahun 2014:


Kegiatan merumuskan rincian kebutuhan
BMN/Daerah untuk menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan keadaan yang
sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan
tindakan yang akan datang
PRINSIP VALUE FOR MONEY

Menyajikan adopsi prinsip “Value for Money” dalam


proses evaluasi dan penghitungan anggaran di
Department of Finance Australia ke dalam proses
penyusunan dan penelaahan RKBMN dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
perencanaan BMN guna efektifitas, efisiensi, dan
optimalisasi penggunaan BMN.
Perencanaan
Pemanfaatan
Perencanaan
Perencanaan
Pemindahtanganan Penghapusan

 Tanah dan/atau
Bangunan;
 Tanah Perencanaan
dan/atau  Selain Tanah
PENGADAAN dan/atau
Bangunan;
Perencanaan Bangunan,
 Alat yang telah
PEMELIHARAAN
Angkuta terdapat
n SBSK-nya
bermotor
; “Perencanaan aset tidak dapat dipisahkan
antara tahap siklus hidup aset yang satu
 BMN selain
dengan lainnya.”
tersebut di
atas Dalam menyusun RKBMN Pengadaan dan
dengan nilai Pemeliharaan, K/L agar mempertimbangkan
perolehan rencana pemindahtanganan, pemanfaatan, dan
per satuan penghapusan BMN.
paling
sedikit
Rp100juta.
OBJEK PENYUSUNAN RKBMN
PENGADAAN
-Tanah Kantor Pemerintah
-Tanah Rumah Negara
-Bangunan Kantor Pemerintah
-Bangunan Rumah Negara
-AADB Jabatan Dalam Negeri
KAITAN PERENCANAAN BMN
DENGAN SBSK

SBSK sebagai acuan perhitungan pengadaan Barang


Milik Negara dalam perencanaan kebutuhan BMN
Standar Barang
•spesifikasi barang yang telah
ditetapkan dalam peraturan,

Standar Kebutuhan
•satuan jumlah barang yang
dibutuhkan
Standar Standar
Barang Kebutuhan
Spesifikasi jumlah
FUNGSI SBSK

Pedoman Bagi :
Pungguna Barang
Menyusun perencaan kebutuhan dalam bentuk
pengadaan BMN berupa tanah dan/atau bangunan
Pengelola Barang
Meneliti Perencanaan Kebutuhan dalam bentuk
pengadaan tanah dan/atau bangunan yang disusun
oleh Pengguna Barang
STANDAR BARANG DAN
STANDAR KEBUTUHAN
BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
STANDAR BARANG DAN STANDAR
KEBUTUHAN MELIPUTI
• luas maksimum dan minimum tanah;
• luas maksimum bangunan;
• jumlah lantai bangunan.
a. pembelian tanah yang dananya
berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara
(APBN);
PENGADAAN b. pembangunan baru bangunan
atau renovasi/restorasi yang
Note : mengubah luas bangunan yang
Tanah yang dimaksud menggunakan dana Anggaran
yang diperuntukkan Pendapatan dan Belanja Negara
bagi Bangunan
Gedung Negara. (APBN);
c. perolehan tanah dan/atau
Bangunan yang bangunan yang ditempuh
dimaksud adalah
Bangunan Gedung melalui mekanisme sewa, pinjam
Negara. pakai, bangun guna serah (BGS),
bangun serah guna (BSG), dan
tukar menukar.
BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Kelompok Klasifikasi
a. gedung perkantoran a. tingkat kompleksitas
b. rumah negara b. pengguna.
c. bangunan lainnya
yang bersifat khusus.
GEDUNG PERKANTORAN
A. STANDAR KETINGGIAN BANGUNAN

a. gedung perkantoran Tipe Boleh melebihi, tapi dengan


A dan Tipe B paling tinggi syarat diusulkan oleh
20 (dua puluh) lantai Menteri/Pimpinan Lembaga
b. gedung perkantoran Tipe terkait menyertakan alasan
C dan Tipe D paling tinggi teknis dan ekonomis
8 (delapan) lantai pembangunan dan
c. gedung perkantoran Tipe mendapat persetujuan dari
E1 paling tinggi 4 (empat) Menteri Keuangan.
lantai Perencanaan teknis lebih dari
d. gedung perkantoran Tipe 8 lantai harus dapat
E2 paling tinggi 2 (dua) persetujuan dari Menteri yang
lantai bertanggung jawab di
bidang pekerjaan umum atas
usul Menteri/Pimpinan
Lembaga.
Apabila perda menentukan
yang lain maka ikut perda.
B. STANDAR KEBUTUHAN UNIT
KANTOR
Jumlah maksimum bangunan yang dapat dimiliki diatur sebagai berikut.

Bangunan Tipe A Bangunan Tipe B


• tidak dibatasi, namun • tidak dibatasi, namun memenuhi
memenuhi prinsip efisiensi dan prinsip efisiensi dan efektifitas
efektifitas penggunaan lahan penggunaan lahan
• Jumlah luas lantai keseluruhan • Jumlah luas lantai keseluruhan
bangunan sesuai dengan luas bangunan sesuai dengan luas
lantai bruto lantai bruto
• Dapat memiliki luas sesuai • dapat memiliki bangunan yang
kebutuhan yang berfungsi berfungsi khusus untuk kegiatan
khusus menunjang kegiatan perkantoran dan sesuai tusi
perkantoran dan sesuai tusi, seperti gedung pertemuan
seperti gedung pertemuan dengan luas berdasar jumlah
dengan mengacu pada keseluruhan pegawai yang ada
perpu. di Pengguna Barang.
B. STANDAR KEBUTUHAN UNIT
KANTOR

Bangunan Tipe C Bangunan Tipe D


• tidak dibatasi, namun • tidak dibatasi, namun
memenuhi prinsip efisiensi memenuhi prinsip efisiensi dan
dan efektifitas penggunaan efektifitas penggunaan lahan
lahan • Khusus bagi kantor direktorat
• Jumlah luas lantai dapat memiliki gedung
keseluruhan bangunan sesuai tersendiri jika kebutuhan luas
dengan luas lantai bruto. lantai bruto lebih dari 1.000 m2

Bangunan Tipe E1 dan E2


Jumlah yang diperbolehkan untuk Bangunan Tipe E1 dan E2 maksimum
bangunan adalah 1 bangunan untuk setiap unit.
C. STANDAR LUAS BANGUNAN

Luas bangunan yang dijadikan standar untuk keperluan perencanaan


kebutuhan adalah luas bangunan bruto.

• Luas bangunan bruto


merupakan luas keseluruhan
ruangan dalam gedung,
termasuk bagian yang tidak
dapat diutilisasi.
• Luas bangunan bruto = luas
bangunan netto + luas
bangunan yang tidak dapat
diutilisasi
• Luas bangunan bruto dapat
dihitung dengan formula
sebagai berikut:
C. STANDAR LUAS BANGUNAN

• Luas bangunan netto


merupakan jumlah luas
keseluruhan ruangan
dalam gedung yang
dapat diutilisasi.
• Luas bangunan netto
dihitung dari luas
ruangan standar
dikalikan dengan jumlah
formasi pegawai.
• Luas bangunan netto
dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut:
C. STANDAR LUAS BANGUNAN

• Standar luas tanah merupakan batasan luas tanah yang


dibutuhkan oleh PB/KPB untuk membangun unit
bangunan beserta fasilitas pendukungnya untuk tusi
PB/KPB.
• Standar luas minimum tanah = luas lantai dasar
bangunan dibagi dengan Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) yang berlaku di daerah setempat dengan tetap
memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
• Standar luas maksimum tanah = 5x luas lantai dasar
bangunan dibagi dengan Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) yang berlaku di daerah setempat dengan tetap
memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)
E. STANDAR LUAS RUANG KERJA
Standar luas ruang kerja digunakan sebagai acuan untuk menentukan
jumlah luas keseluruhan ruangan yang akan menjadi luas netto
bangunan. Standar luas ruang kerja ditetapkan sebagai berikut :
SBSK RUMAH NEGARA
A. STANDAR KEBUTUHAN UNIT

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang


mengusulkan jumlah unit bangunan rumah negara,
keluasan tanah, dan keluasan bangunan dalam
Perencanaan Kebutuhan BMN berdasarkan
pembahasan bersama antara Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang bersangkutan
dengan instansi/unit kerja yang bertanggung jawab
di bidang pekerjaan umum.
B. STANDAR LUAS TANAH
Standar Luas Tanah Maksimum

1. Tetapi jika besaran luas


tanah telah diatur di
Rencana Tata Ruang
Wilayah(RTRW) maka
luas tanah maksimum
akan mengikuti luas
tanah yang tercantum
di RTRW.
2. Rumah Negara dalam
bentuk gedung
bertingkat/rumah susun,
maka luas tanah
disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai RTRW.
Klasifikasi Rumah Negara Berdasarkan Tipenya

No Tipe Rumah Negara Pengguna

1 Tipe Khusus a. Menteri;


b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
c. Pimpinan Lembaga Tinggi Negara;
d. Pejabat lain yang setingkat.
2 Tipe A a. Wakil Menteri;
b. Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur Jenderal;
c. Kepala/ Ketua Badan;
d. Deputi;
e. Pejabat setingkat Eselon I.
3 Tipe B a. Direktur / Kepala Biro/ Kepala Pus at/ Inspektur / Kepala Kantor
Wilayah/ Asisten Deputi;
b. Pejabat setingkat Eselon II;
c. Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/ d dan IV/ e.
4 Tipe C a. Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang/Kepala
Kantor Pelayanan;
b. Pejabat setingkat Eselon III;
c. Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/ a sampai dengan IV/ c.
5 Tipe D a. Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian,
Kepala Sub Bidang;
b. Pejabat setingkat Eselon IV;
c. Pegawai Negeri Sipil Golongan III/ a
sampai dengan III/ d.
6 Tipe E a. Kepala Sub Seksi;
b. Pejabat setingkat Eselon V;
c. Pegawai Negeri Sipil Golongan II/ d ke
bawah.
Tanah rumah negara dapat memiliki luas melebihi
batas maksimum dengan toleransi maksimum
berdasarkan lokasi rumah negara.
C. STANDAR LUAS BANGUNAN

Luas bangunan maksimum ditetapkan sebagai


berikut:
STANDAR JENIS DAN RUANG RUMAH
NEGARA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

*Ruang Cuci dan


Kamar Mandi
Pramuwisma tidak
dihitung.

* Dalam hal gedung


bertingkat/rusun maka
luas per unit rumah
negara dikurangi
dengan luas garasi
karena luas garasi
akan disatukan
dengan luas parkir
basement dan/atau
halaman.
SBSK ALAT ANGKUT
DARAT BERMOTOR
MENURUT PMK NOMOR 76/PMK.06/2015
Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa AADB
Dinas Operasional Jabatan berfungsi sebagai pedoman bagi:
a. Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang dalam rangka
menyusun Perencanaan Kebutuhan dalam bentuk
pengadaan BMN berupa AADB Dinas Operasional Jabatan;
dan
b. Pengelola Barang dalam menelaah Perencanaan
Kebutuhan BMN dalam bentuk pengadaan AADB Dinas
Operasional Jabatan yang disusun oleh Pengguna Barang.

• Dimana mengatur batas tertinggi atas spesifikasi teknis dan jumlah


maksimum AADB Dinas Operasional Jabatan yang dapat dialokasikan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
DAFTAR BATAS TERTINGGI STANDAR BARANG DAN
STANDAR KEBUTUHAN ALAT
ANGKUTAN DARAT BERMOTOR DINAS
OPERASIONAL JABATAN DI DALAM NEGERI
DAFTAR BATAS TERTINGGI STANDAR BARANG DAN
STANDAR KEBUTUHAN ALAT
ANGKUTAN DARAT BERMOTOR DINAS
OPERASIONAL JABATAN DI DALAM NEGERI
DAFTAR BATAS TERTINGGI STANDAR BARANG DAN
STANDAR KEBUTUHAN ALAT
ANGKUTAN DARAT BERMOTOR DINAS
OPERASIONAL JABATAN DI DALAM NEGERI

Anda mungkin juga menyukai