Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya Buku Panduan Teknis Bangunan Gedung-Bangunan Sederhana Tahun 2022
dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Buku saku ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mensosialisasikan secara ringkas
panduan teknis bangunan gedung sederhana dengan harapan masyarakat Kota
Bandung dapat lebih mudah memahami dan mengimplementasikan pada
bangunannya masing-masing.
Saat ini tuntutan kehandalan bangunan gedung, khususnya yang dibangun secara
swadaya oleh masyarakat, menjadi sangat penting dalam rangka menjamin kualitas
bangunan yang aman, nyaman dan sehat bagi penggunanya juga berkelanjutan bagi
lingkungan.
Secara garis besar buku saku ini berisi tentang panduan teknis untuk bangunan
sederhana pada aspek arsitektur, struktur dan utilitas bangunan gedung. Buku saku
ini juga memuat contoh-contoh baik berupa gambar teknis, perhitungan teknis sampai
dengan format penyajian dalam dokumen perizinan.
Dengan menerapkan isi buku saku ini, masyarakat dapat lebih mudah dalam
menerapkan standar teknis bangunan gedung dan membuat bangunannya menjadi
handal dan berwawasan lingkungan.
Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa membukakan mata dan hati kepedulian kita
untuk bersama-sama mewujudkan tertib bangunan gedung di Kota Bandung.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Panduan Pengajuan PBG untuk Bangunan Gedung Sederhana 1
Lingkup Arsitektur
g
A. Umum 1
B. Lingkup Bangunan 1
C. Glossary 1
D. Tapak dan Intensitas Bangunan 2
E. Dokumen PBG Arsitektur untuk Bangunan dengan Kompleksitas 2
Sederhana
F. Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG 10
ii
ARSITEKTUR
PANDUAN PENGAJUAN PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK
BANGUNAN SEDERHANA - LINGKUP ARSITEKTUR
A. Umum
• Persetujuan Bangunan Gedung atau disingkat PBG adalah perizinan yang
diberikan kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun bangunan
baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan/atau merawat bangunan
gedung sesuai dengan standar teknis bangunan gedung.
• PBG merupakan pengganti IMB (Izin Mendirikan Bangunan), sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
• Dasar dan Persyaratan pengajuan PBG mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung atau disingkat
PP 16-2021.
B. Lingkup Bangunan
B.1. Sederhana Tipe A
• Bangunan Tipe A adalah Bangunan Gedung dengan karakter
sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana.
• Luas lantai bangunan tidak melebihi 100 m2 dengan jumlah lantai tidak
lebih dari 2 (dua) lapis dan tidak terdapat basemen pada bangunan
tersebut.
• Bangunan yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
a. hunian rumah tinggal tunggal;
b. hunian campuran seperti rumah toko (ruko) atau rumah kantor
(rukan);
c. non-hunian seperti toko, café, restoran, kantor, tempat ibadah, dll.
C. Glossary
• BCB : Bangunan Cagar Budaya
• BGCB : Bangunan Cagar Budaya
• IMB : Izin Mendirikan Bangunan
• IRK : Informasi Rencana Kota
• KDB : Koefisien Dasar Bangunan
• KDH : Koefisien Dasar Hijau
• KLB : Koefisien Lantai Bangunan
1
• KTB : Koefisien Tapak Basemen
• KRK : Kerangka Rencana Kota
• PBG : Persetujuan Bangunan Gedung
• PKKPR : Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
• RTHA : Ruang Terbuka Hijau Abadi
• SKA : Sertifikat Keahlian
• SKK : Sertifikat Kompetensi Kerja
• STRA : Surat Tanda Registrasi Arsitek
• TACB : Tim Ahli Cagar Budaya
• VHU : Verifikasi Hasil Ukur
2
g. Nama, alamat dan tandatangan pemohon/pemilik bangunan.
h. Nama dan nomor SKA/SKK/STRA dari perencana bangunan, yang
terdiri dari Arsitek, Ahli Struktur, Ahli Mekanikal/Plumbing dan Ahli
Elektrikal.
i. Skala, nomor lembar dan jumlah lembar gambar.
3
No Dokumen Keluaran Keterangan
- Kelengkapan
Prasarana dan
Sarana Pemanfaatan
Bangunan Gedung
sesuai Standar
Teknis yang berlaku
pada PP 16/2021
(ruang ibadah, ruang
ganti, toilet, dll.)
4. Tampak • Gambar rencana • Dari 4 (empat) sisi
Tampak bangunan bangunan.
terdesain dari semua • Desain dan dimensi
sisi bangunan. bukaan (jendela,
bouvenlicht) harus
diperhitungkan sesuai
ketentuan persentase
luas ventilasi minimum
terhadap luas ruang.
5. Potongan • Gambar rencana • Minimum dilengkapi
Potongan bangunan dengan:
terdesain secara - Ukuran jarak antar
melintang dan kolom
memanjang - Elevasi per lantai
(minimum 2 buah). - Keterangan bahan,
• Salah satu potongan dimensi dan finishing
sebaiknya memotong komponen arsitektur
sirkulasi vertikal bangunan
(tangga dan/atau lift). • Mengikuti kaidah-
kaidah dan standar
Gambar Teknik
Bangunan Gedung.
6. Detail • Gambar Potongan • Minimum dilengkapi
Arsitektur Prinsip dengan:
Bangunan yang dapat - Ukuran/dimensi
memperlihatkan komponen arsitektur
prinsip desain utama yang didetailkan
dari bangunan dan - Elevasi per lantai.
dilengkapi informasi - Keterangan bahan,
teknis komponen dimensi dan finishing
arsitektural bangunan komponen arsitektur
gedung (jenis, bangunan
material, dimensi, • Mengikuti kaidah-
finishing), atau: kaidah dan standar
• Gambar Detail Gambar Teknik
Arsitektur yang Bangunan Gedung.
memperlihatkan fitur
khusus dari desain
bangunan.
4
No Dokumen Keluaran Keterangan
7. Spesifikasi • Berupa • Minimum
Teknis Tabel/Laporan menjelaskan:
Arsitektur Spesifikasi Teknis a. Komponen lantai
Komponen b. Komponen dinding
Arsitektural sesuai c. Komponen bukaan
desain. (pintu, jendela)
• Meliputi spesifikasi d. Komponen plafond
umum dan spesifikasi e. Komponen atap
khusus berupa jenis,
tipe dan karakteristik
material/bahan yang
digunakan secara
lebih detail dan
menyeluruh untuk
komponen
arsitektural terdesain.
8. Rekomendasi • Khusus untuk lokasi Surat Rekomendasi
TACB tanah dan bangunan TACB dan scan
sebagai berikut: dokumen perencanaan
a. Bangunan Cagar yang sudah dicap dan
Budaya (BCB) ditandatangani TACB
Golongan A, B agar dilampirkan dalam
atau C. pengajuan PBG.
b. Berada dalam
tapak yang
didalamnya
terdapat
Bangunan Cagar
Budaya.
c. Berada di
Kawasan Cagar
Budaya sesuai
Perda.
9. Rekomendasi • Apabila diperlukan
Peil Banjir
5
No Dokumen Keluaran Keterangan
perletakan massa fungsi
terhadap tapak. Campuran/Lebih dari
• Menjelaskan konsep satu fungsi)
pencapaian, sirkulasi - Perhitungan
dan area parkir pada Kebutuhan Parkir
tapak (termasuk untuk minimum
mobil pemadam
kebakaran apabila
disyaratkan).
2. Situasi • Gambar situasi persil • Menginformasikan
yang menunjukkan jarak bebas antar
blok massa bangunan bangunan dalam persil
berikut kondisi dan antar persil (jika
eksisting lingkungan di disyaratkan oleh
sekitar persil. ketentuan).
• Menginformasikan
jumlah lantai
bangunan terdesain.
• Memperlihatkan
bentuk atap bangunan
terdesain.
3. Rencana • Gambar situasi persil • Harus dilengkapi
Tapak yang berisi denah dengan:
lantai dasar bangunan - Nama ruang
berikut kondisi - Elevasi/peil lantai
lingkungan sekitar. tapak, taman,
• Sesuai dengan perkerasan dan lantai
Keterangan Rencana bangunan
Kota (KRK)/ - Dimensi tapak sesuai
PKKPR/IRK. VHU (Verifikasi Hasil
Ukur)
- Fasilitas dan
Aksesibilitas
Hubungan Ke, Dari,
dan Di Dalam
Bangunan Gedung
sesuai Standar
Teknis yang berlaku
pada PP 16/2021
(ramp, tangga, dll.)
4. Denah • Gambar rencana Tata • Minimum dilengkapi
Ruang Dalam dengan:
bangunan setiap - Nama ruang
lantai. - Elevasi/peil lantai
• Memperlihatkan pola bangunan
ruang, pencapaian dan - Bukaan: pintu,
sirkulasi di dalam jendela, bouvenlicht
bangunan. - Arah naik-turun pada
tangga
6
No Dokumen Keluaran Keterangan
- Kelengkapan
Prasarana dan
Sarana Pemanfaatan
Bangunan Gedung
sesuai Standar
Teknis yang berlaku
pada PP 16/2021
(ruang ibadah, ruang
ganti, toilet, dll.)
5. Tampak • Gambar rencana • Dari 4 (empat) sisi
Tampak bangunan bangunan
terdesain dari semua • Desain dan dimensi
sisi bangunan. bukaan (jendela,
bouvenlicht) harus
diperhitungkan sesuai
ketentuan persentase
luas ventilasi minimum
terhadap luas ruang.
6. Potongan • Gambar rencana • Minimum dilengkapi
Potongan bangunan dengan:
terdesain secara - Ukuran jarak antar
melintang dan kolom.
memanjang - Elevasi per lantai.
(minimum 2 buah). - Keterangan bahan,
• Salah satu potongan dimensi dan finishing
sebaiknya memotong komponen arsitektur
sirkulasi vertikal bangunan
(tangga dan/atau lift). • Mengikuti kaidah-
kaidah dan standar
Gambar Teknik
Bangunan Gedung.
7. Detail • Gambar Potongan • Minimum dilengkapi
Arsitektur Prinsip Bangunan dengan:
yang dapat - Ukuran/dimensi
memperlihatkan komponen arsitektur
prinsip desain utama yang didetailkan.
dari bangunan dan - Elevasi per lantai.
dilengkapi informasi - Keterangan bahan,
teknis komponen dimensi dan finishing
arsitektural bangunan komponen arsitektur
gedung (jenis, bangunan
material, dimensi, • Mengikuti kaidah-
finishing), atau: kaidah dan standar
• Gambar Detail Gambar Teknik
Arsitektur yang Bangunan Gedung.
memperlihatkan fitur
khusus dari desain
bangunan.
7
No Dokumen Keluaran Keterangan
8. Rencana Tata • Gambar Rencana • Diberi perbedaan
Ruang Luar Tapak yang notasi pada gambar
memperlihatkan area (hatch) untuk RTHA,
ruang terbuka hijau perkerasan berpori
abadi (RTHA), dan tidak berpori.
perkerasan berpori
(misal: grassblock)
dan perkerasan tidak
berpori (paving,
semen, aspal, dll.)
• Dilengkapi dengan
Tabel Perhitungan
luas dan Persentase
untuk RTHA,
perkerasan berpori
dan perkerasan tidak
berpori terhadap KDH
minimum.
9. Rencana Tata • Gambar Denah per • Jalur jalan evakuasi
Ruang Dalam Lantai yang berupa garis dan
dilengkapi tata panah dari ujung buntu
perabot (furniture) (apabila ada) ke akses
dalam ruang. eksit (pintu keluar atau
• Memperlihatkan jalur tangga).
jalan evakuasi dari
ujung/koridor buntu
bangunan (apabila
ada) ke akses eksit
berupa pintu/tangga
berikut jarak
tempuhnya.
10. Spesifikasi • Berupa • Minimum
Teknis Tabel/Laporan menjelaskan:
Arsitektur Spesifikasi Teknis a. Komponen lantai
Komponen b. Komponen dinding
Arsitektural sesuai c. Komponen bukaan
desain. (pintu, jendela)
• Meliputi spesifikasi d. Komponen plafond
umum dan spesifikasi e. Komponen atap
khusus berupa jenis,
tipe dan karakteristik
material/bahan yang
digunakan secara
lebih detail dan
menyeluruh untuk
komponen
arsitektural terdesain.
8
No Dokumen Keluaran Keterangan
11. Rekomendasi • Khusus untuk lokasi Surat Rekomendasi
TACB tanah dan bangunan TACB dan scan
sebagai berikut: dokumen perencanaan
a. Bangunan Cagar yang sudah dicap dan
Budaya (BCB) ditandatangani TACB
Golongan A, B agar dilampirkan dalam
atau C. pengajuan PBG.
b. Berada dalam
tapak yang
didalamnya
terdapat
Bangunan Cagar
Budaya.
c. Berada di
Kawasan Cagar
Budaya.
12. Rekomendasi • Apabila diperlukan
Peil Banjir
9
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
10
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
11
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
12
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
13
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
14
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
15
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
16
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
17
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
18
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
19
Contoh Dokumen Arsitektur untuk Pengajuan PBG
20
21
STRUKTUR
1
PANDUAN PENGAJUAN PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK
BANGUNAN SEDERHANA - LINGKUP STRUKTUR
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu perencanaan struktur di Kota Bandung telah
diterapkan persyaratan untuk semua proyek melalui pemeriksaan Tim Profesi
Ahli (TPA) sebelum mendapatkan persetujuan PBG. Untuk mempercepat
proses ini, khusus untuk bangunan beraturan dan sederhana dengan
persyaratan tertentu, Pemerintah Kota Bandung mengupayakan menyediakan
desain standar yang dapat digunakan dalam proyek yang diajukan. Desain
standar ini berupa laporan dan gambar standar yang disusun oleh Tim Profesi
Ahli (TPA) Kota Bandung untuk Bangunan Gedung Sederhana. Dengan
mengikuti standar minimum yang diberikan maka proses pengajuan PBG untuk
proyek yang diajukan diharapkan dapat berlangsung lebih lancar dan cepat.
Adapun prinsip yang digunakan dalam penyusunan desain standar ini adalah
sebagai berikut:
22
13. Pedoman dibuat untuk kategori I dan II saja, sementara untuk Kategori III
dan IV perlu perencanaan khusus;
14. Material yang digunakan untuk beton adalah Beton C21, atau fc' = 21 MPa;
dan
15. Material yang digunakan untuk baja tulangan adalah BJTS-420B, Ulir.
D. Pembagian Kategori
Sesuai dengan Permen PUPR yang berlaku, tim TPA Kota Bandung membagi
kategori bangunan sederhana dan tidak sederhana sebagai berikut:
2. Gedung Komersial
a. Gudang 1 Lantai bentang ≤ 10m
b. Gudang bentang > 10m
c. Gedung 1-2 dan 2-4 Lantai
d. Gedung 5-8 Lantai
e. Gedung > 8 Lantai
f. Gedung dengan besmen
23
Untuk Ruko, dibedakan juga antara Ruko yang akan digunakan sebagai
gudang, dan ruko yang berfungsi sebagai rukan dan toko saja (Lihat Tabel
2).
Hanya jenis Rumah Tinggal, Ruko dan Gudang 1 Lantai dengan bentang
≤10m yang tersedia dalam daftar desain standar yang diberikan,
sedangkan jenis bangunan lainnya yang tidak tersedia, memerlukan
perencanaan khusus oleh konsultan perencana struktur dan geoteknik yang
kompeten.
E. Desain Fondasi
Mengingat kondisi tanah pada setiap proyek tidak sama, maka perlu dilakukan
Soil Test sesuai persyaratan yang diberikan dalam Tabel 2. Untuk rumah 1
Lantai dapat digunakan Tes Sondir, sedangkan untuk gedung lainnya perlu
dilakukan Boring Test.
Untuk itu disediakan 3 (tiga) pilihan pondasi yaitu: Telapak, PC Pile dan Strauss
Pile/Sumuran yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi tanah yang ada.
Adapun batasan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk nilai daya dukung dan kondisi tanah diluar yang diberikan diatas,
memerlukan disain khusus oleh perencana struktur dan pondasi.
24
No Kategori Soil Mutu Mutu Baja Jarak Analisis Disain
Test Beton Tul. & Profil Kolom dan
fc' (MPa) (MPa), Ulir maks Detail
7 RK3B-6x15 Sondir fc’21 420, SS-400 3m Statik SRPMK
8 RK4 (lainnya) Boring fc’25 420, SS-400 3m Dinamik SRPMK
9 Gudang L ≤ Sondir fc’21 420, SS-400 Statik Braced
10m
10 Gudang L > Boring fc’25 420, SS-400 3m Statik Braced
10m
11 GK-A, 1-2 Lt, Sondir fc’21 420, SS-400 3m Statik SRPMK
< 500 m2
12 GK-B, 2-4 Lt, Boring fc’21 420, SS-400 3m Statik SRPMK
< 500 m2
13 GK-C, 2- 4 Lt, Boring fc’21 420, SS-400 - Statik SRPMK
Lainnya
14 GK-D, 5-8 Lt Boring fc’25 420, SS-400 - Dinamik SRPMK
15 GK-E, > 8 Lt Boring fc’30 420, SS-400 - Dinamik SRPMK,
Dual
System
Catatan:
Untuk kode hijau dan biru, akan dibuatkan laporan perencanaan standar
dengan menggunakan beban gempa maksimal Kota Bandung dan jenis tanah
lunak dan sedang yang dapat digunakan sebagai contoh untuk laporan yang
akan diajukan.
25
No. Kriteria Memenuhi Tidak memenuhi
9 Tinggi tingkat maks. 3.5m
10 Lebar Ruko maks. 4.5-6m
11 Rumah 1 Lt, Luas ≤ 70 m2
Rumah 2 Lt, Luas <≤ 90 m2
Denah 6x6 dan 8x8 m2
12 Gedung Komersial 1-2 Lt, Luas ≤ 500 m2
2. Beban hidup :
a. Ruko : 250 kg/m2
b. Gudang : 500 kg/m2
26
c. Ie : 1.0
d. Rho : 1.0
e. Soil Class : Sedang
27
Contoh Gambar Struktur untuk Pengajuan PBG
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
28
DETAIL PELAT, KOLOM DAN
BALOK
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
29
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
30
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
31
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
32
DETAIL PELAT, KOLOM
DAN BALOK
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
33
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
34
DENAH KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
35
DETAIL KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
36
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
37
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
38
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
39
DENAH KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
40
DETAIL KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
41
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
42
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
43
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
44
DENAH KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
45
DETAIL KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
46
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
47
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
48
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
49
DENAH KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
50
DETAIL KOLOM, BALOK DAN
PELAT
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
51
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
52
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
53
DETAIL PONDASI
Catatan: Gambar di atas dapat digunakan apabila gambar arsitektur menyesuaikan dengan gambar struktur
54
55
56
57
58
59
60
61
UTILITAS
PANDUAN PENGAJUAN PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK
BANGUNAN SEDERHANA - LINGKUP UTILITAS
c. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar Diagram Satu-garis dan Tabel Beban Sistem Listrik yang
menjelaskan sumber listrik (PLN), kapasitas MCB (Miniatur Circuit
62
Breaker), jenis dan ukuran kabel, dan tabel perhitungan beban
listrik terpasang (dalam satuan Ampere atau Volt.Ampere) dan
perhitungan kebutuhan listrik;
2) Gambar denah lantai-lantai yang menunjukkan tata-letak titik-titik
lampu penerangan, sakelar (kotak kontak), stop kontak (tusuk
kontak), letak box-panel PLN, letak box-panel gedung dan letak
bak-kontrol pengetanahan;
3) Catatan: Pada bangunan 2 lantai, di lantai 2 harus dilengkapi
dengan box-panel tersendiri untuk melayani jaringan listrik (titik-titik
lampu dan stop-kontak) di lantai 2 tersebut;
4) Gambar detil pengetanahan (grounding) sistem listrik,
5) Disarankan agar dilengkapi dengan ELCB (Earth Leakage Circuit
Breaker) untuk perlindungan dari arus bocor, dengan sensitivitas
sekurang-kurangnya 300 mA atau lebih baik bila sensitivitas 30
mA; dan
6) Contoh gambar perencanaan yang mencakup perhitungan listrik
sederhana terlampir.
2. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Sistem Sanitasi yang terdiri
Pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, Air Hujan dan Drainase:
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan
gedung memiliki keandalan terhadap aspek kesehatan;
b. Rujukan standar:
1) SNI 8415-2015: Sistem Plambing pada Bangunan Gedung;
2) SNI 03-2398-2017: Perencanaan tanki septik dengan sistem
resapan;
3) SNI 8456-2017: Sumur dan Parit resapan air hujan.
c. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar tata-letak pemipaan Air Bersih yang menjelaskan jalur
pipa, sumber air, volume dan letak ground-tank atau tanki
penyimpan air bawah tanah (bila ada), volume dan letak menara-
air atau roof tank (bila ada) dan kapasitas-aliran dan tinggi-angkat
(head) pompa air bersih;
2) Gambar tata-letak pemipaan Air Limbah yang menjelaskan jalur
pipa, letak tanki septik, letak bidang/sumur resapan air limbah.
Catatan:
• Disarankan pemipaan air limbah yang berasal dari kloset
dipisahkan dengan pemipaan air limbah yang berasal dari floor-
drain dan wastafel.
• Limpasan bidang/sumur resapan dari air limbah hanya boleh
dibuang ke riool air kotor kota dan tidak boleh dibuang ke
saluran drainase kota.
63
3) Gambar tata-letak talang air hujan yang menunjukkan roof-drain,
jalur talang-atap, letak bak-kontrol air hujan dan jalur drainase
sekeliling bangunan menuju ke sumur resapan air-hujan; dan
4) Gambar detil tanki septik, bidang/sumur resapan tanki septik dan
air-hujan.
d. Metoda perhitungan kebutuhan air -bersih dan penentuan kapasitas
serta tinggi angkat (head) pompa dan contoh gambar perencanaan
terlampir.
3. Gambar Rencana Sistem Proteksi Kebakaran dengan Alat Pemadam Api
Portabel - APAP (d/h: Alat Pemadam Api Ringan – APAR):
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan
memiliki keandalan terhadap bahaya kebakaran;
b. Rujukan standar:
1) SNI 180-1:2022, Bagian 1: Syarat Mutu APAR;
2) SNI 180-2:2022, Bagian 2: Penempatan APAR.
c. Kelengkapan dokumen:
3) Gambar tata-letak APAP;
4) Gambar detil pemasangan APAP;
d. Contoh gambar terlampir.
4. Sistem Proteksi Petir:
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan
gedung memiliki keandalan terhadap bahaya petir;
b. Apabila terdapat salah satu kondisi di bawah ini maka bangunan
gedung harus dilengkapi dengan Sistem Proteksi Petir eksternal:
1) Memiliki ketinggian ujung atap 9 m atau lebih (Pendekatan
Optimistik berbasis SNI 03-7015-2004);
2) Berada di area terbuka yang luas, atau bangunan lain di sekitar
memiliki ujung tertinggi atap yang lebih rendah dari bangunan ini;
3) Gedung Pelayanan Umum seperti: Fasilitas Pendidikan, Fasilitas
Kesehatan, Kantor-Kantor Pemerintah Daerah, Kantor Pos, Rumah
Ibadah, Stasiun, dll.
c. Rujukan standar:
SNI 03-7015-2004: Tata cara perencanaan Sistem Proteksi Petir;
d. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar tata-letak Air-Terminal (atau splitzen) dan horizontal
conductor (kabel yang menghubungkan air-terminal (splitzen) yang
satu dengan lainnya);
2) Gambar tata-letak Bak Kontrol Titik Pengetanahan;
3) Gambar Tampak Bangunan (sekurang-kurangnya dua arah
tampak bangunan) untuk menunjukkan jalur down-conductor (atau
kabel turun) dari air-terminal (kepala penangkal petir) menuju ke
titik pembumian (grounding);
64
4) Gambar Detil Air-Terminal (splitzen) dan pemasangannya, Detil
Pembumian, Detil klem penguat/pengikat kabel turun;
e. Contoh gambar rencana terlampir.
65
2) Untuk Eskalator: Gambar lebar step, sudut kemiringan dan
kecepatan;
3) Untuk Lift/Elevator: Gambar denah ruang luncur, tampak pintu dan
potongan ruang luncur (hoistway) yang menjelaskan posisi tombol
panggilan, kedalaman pit, ketinggian overhead dan jarak tempuh
vertikal;
4) Laporan singkat yang menjelaskan sistem kendali operasi dan
sistem pengaman operasi Lift dan/atau Eskalator.
2. Perhitungan tingkat kebisingan dan getaran yang berdampak pada
lingkungan sekitar termasuk gambar detail:
a. Ketentuan dan Syarat:
1) Bilamana bangunan dilengkapi dengan Diesel Genset atau
adanya kegiatan di dalam bangunan yang berpotensi
menimbulkan kebisingan/getaran ke lingkungan maka harus
dilengkapi dengan gambar rencana Sistem Peredam Suara
dan/atau getaran;
2) Batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang
ke lingkungan ditentukan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan.
b. Standar Teknis:
1) SNI 8427-2017 tentang pengukuran tingkat kebisingan
lingkungan;
c. Kelengkapan dokumen:
1) Perhitungan kemampuan peredaman suara/getaran dari sistem
peredam suara/getaran sehingga memenuhi syarat kebisingan
dan getaran yang diijinkan untuk lingkungan tersebut;
2) Gambar Rencana Detil Sistem Peredam Suara/Getaran.
3. Gambar rencana teknis sistem jaringan listrik yang terdiri dari gambar
sumber, jaringan, dan pencahayaan umum (general lighting),
pencahayaan khusus (special lighting dan energi terbarukan (renewable
energy):
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan
gedung memiliki keandalan terhadap bahaya listrik;
b. Rujukan standar yang disebutkan pada PP.16-2021:
1) SNI 0225-2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik;
2) SNI 6197-2020 tentang Penghematan Energi Sistem
Pencahayaan.
c. Kelengkapan dokumen:
1) Laporan singkat perhitungan daya listrik bangunan dan
kebutuhan sambungan daya PLN;
Catatan: Kebutuhan listrik dihitung dengan satuan Ampere,
bukan dengan satuan watt;
66
2) Gambar Diagram Satu-garis dan Tabel Beban Sistem Listrik yang
menjelaskan sumber listrik (PLN), box-box panel, kapasitas MCB
(Miniatur Circuit Breaker), jenis dan ukuran kabel, dan tabel
beban listrik.
Catatan: Beban listrik dihitung dengan satuan Ampere, bukan
dengan satuan watt;
3) Gambar tata-letak titik lampu penerangan, titik stop kontak, dan
gambar tata-letak box-panel PLN dan box-panel gedung.
Catatan:
• Bangunan 2 lantai, di lantai 2 harus dilengkapi dengan box-
panel tersendiri untuk melayani jaringan listrik (titik-titik lampu
dan stop-kontak) di lantai 2;
• Bangunan 3 lantai, di lantai 2 dan 3 harus dilengkapi dengan
box-panel tersendiri, masing-masing melayani jaringan listrik
(titik-titik lampu dan stop-kontak) di lantai 2 dan 3.
4) Gambar detil pengetanahan (grounding).
4. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana detail Sistem Proteksi Petir:
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan
gedung memiliki keandalan terhadap bahaya petir, dengan
perencanaan Sistem Proteksi Petir mengikuti SNI 03-7015-2004:
1) PP.16-2021 Lampiran II.D.1.i.1).a).(3) mewajibkan bangunan
berikut ini harus dilengkapi dengan Sistem Proteksi Petir: Gedung
Sekolah, Rumah Ibadah, Fasilitas Kesehatan, Bangunan
Pelayanan Umum (Stasiun, Kantor Pos, dll.);
2) Bangunan untuk kegiatan usaha selain dari yang disebutkan
pada butir 1) di atas dan memiliki ketinggian atap 8 m atau lebih
harus dilengkapi dengan Sistem Proteksi Petir.
b. Rujukan standar yang disebutkan pada PP.16-2021:
1) SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
Gedung;
c. Kelengkapan dokumen:
1) Laporan perencanaan yang menjelaskan kriteria Sistem Proteksi
Petir yang dipasang, perhitungan kebutuhan jumlah air-terminal
(splitzen), dan uraian singkat instalasi Sistem Proteksi Petir.
Catatan: Sistem yang diterapkan dan perhitungan merujuk ke SNI
03-7015-2004.
2) Gambar tata-letak Air-Terminal (atau splitzen) dan horizontal
conductor (kabel yang menghubungkan air-terminal (splitzen)
yang satu dengan lainnya);
3) Gambar tata-letak Bak Kontrol Titik Pengetanahan;
4) Gambar Tampak Bangunan (sekurang-kurangnya dua sisi
tampak bangunan) yang menunjukkan jalur down-conductor
67
(atau kabel turun) dari air-terminal (kepala penangkal petir)
menuju ke titik pengetanahan;
5) Gambar detil pemasangan Air-Terminal (splitzen), detil klem
penguat atau pengikat dan pelindung down-conductor (atau kabel
turun) dan detil Pengetanahan.
5. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana detail sistem Komunikasi
Internal & External, sistem data (lT)
a. Ketentuan dan Syarat: disesuaikan dengan kebutuhan pemilik
bangunan dan/atau pengguna bangunan gedung;
b. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar diagram sistem kominikasi fixed phone dan wifi phone;
2) Gambar tata letak access point wifi.
6. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana detail sistem Tata Suara dan
Tata Suara Evakuasi
a. Ketentuan dan Syarat: disesuaikan dengan kebutuhan pemilik
bangunan dan/atau pengguna Bangunan Gedung.
b. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar diagram sistem tata suara dan lokasi pusat kendali sistem;
2) Gambar titik-titik penempatan speaker.
7. Perhitungan teknis dan gambar rencana detail sistem keamanan (security
system) dan kontrol akses (access control)
a. Ketentuan dan Syarat: disesuaikan dengan kebutuhan pemilik
bangunan dan/atau pengguna Bangunan Gedung.
b. Kelengkapan dokumen:
1) Gambar diagram sistem sekuriti dan lokasi pusat kendali sistem;
2) Gambar titik-titik penempatan kamera.
8. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana detail Sistem Sanitasi Plambing
yang terdiri Pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, Air Hujan dan Drainase.
a. Ketentuan dan Syarat: disesuaikan dengan kebutuhan pemilik
bangunan dan/atau pengguna Bangunan Gedung.
b. Rujukan standar yang disebutkan pada PP.16-2021:
1) SNI 8153-2015 tentang Sistem Plambing Bangunan Gedung;
2) SNI 8456-2017 tentang Sumur dan Parit Resapan Air-hujan;
3) SNI 03-2398-2017 tentang Tanki Septik dengan Sistem Resapan.
c. Kelengkapan dokumen:
1) Laporan singkat perhitungan Air-bersih meliputi kebutuhan air bersih
harian, kebutuhan cadangan air bersih dan sistem distribusi air
bersih (misalnya: apakah dilengkapi dengan menara air atau roof
tank);
2) Gambar rencana pemipaan Air-bersih yang mejelaskan sumber air-
bersih, tanki penyimpanan dan pompa distribusi (bila ada); Gambar
68
tata-letak pemipaan Air Bersih yang menjelaskan jalur pipa, sumber
air, volume dan letak ground-tank atau tanki penyimpan air bawah
tanah (bila ada), volume dan letak menara-air atau roof tank (bila
ada) dan kapasitas-aliran dan tinggi-angkat (head) pompa air bersih;
3) Gambar rencana pemipaan Air-limbah dan pemipaan Vent; Gambar
tata-letak pemipaan Air Limbah yang menjelaskan jalur pipa, letak
tanki septik, letak bidang/sumur resapan air limbah. Catatan:
Disarankan pemipaan air limbah yang berasal dari kloset dipisahkan
dengan pemipaan air limbah yang berasal dari floor-drain dan
wastafel. Limpasan bidang/sumur resapan dari air limbah hanya
boleh dibuang ke riool air kotor kota dan tidak boleh dibuang ke
saluran drainase kota;
4) Khusus untuk bangunan 3 lantai lengkapi dengan gambar isometri
pemipaan air-bersih, air limbah dan vent;
5) Gambar tata-letak talang air hujan yang menunjukkan roof-drain,
jalur talang-atap, letak bak-kontrol air hujan, jalur drainase sekeliling
bangunan menuju ke sumur resapan air hujan;
6) Gambar detil tanki septik dan bidang resapan, bak kontrol dan
sumur resapan Air-hujan;
9. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana detail Sistem Proteksi
Kebakaran (fire alarm, hidran, sprinkler, smoke extractor, pressurized fan,
dan APAR) yang disesuaikan dengan tingkat risiko kebakaran.
a. Ketentuan dan Syarat:
1) PP.16-2021 mewajibkan setiap bangunan gedung harus memiliki
keandalan terhadap bahaya kebakaran;
2) PP.16-2021 Lampiran II.D dan Permen PU No.26-2008 Pasal 5.2
mewajibkan bangunan berikut ini dilengkapi dengan Sistem Pipa
Tegak Hidran Klas 1:
a) Lebih dari 3 tingkat di atas tanah;
b) Lebih dari 15 m di atas tanah dan ada lantai antara atau balkon.
3) Permen PU No.26-2008 Pasal 5.3.2.56 Gedung Pertemuan,
Restauran, Kafe, Gedung Pertunjukan (atau lainnya yang semacam
itu sebagaimana yang disebutkan di atas) dengan jumlah
pengunjung/hadirin yang lebih dari 300 orang harus dilengkapi
dengan Sistem Sprinkler Otomatis;
4) Permen PU No.26-2008 Pasal 5.3.2.25-26 mewajibkan bangunan
Gudang Penyimpanan dan/atau Bengkel Pengerjaan Kayu yang
luasnya melebihi 232 m2 harus dilengkapi dengan Sistem Sprinkler
Otomatis;
5) Permen PU No.26-2008 Pasal 5.6.2-7 tentang kewajiban
pemasangan APAR;
69
b. Rujukan standar:
1) SNI 03-3989-2000 tentang Sistem Sprinkler Otomatis, SNI 03-1745-
2000 tentang Pipa Tegak dan Selang Hidran, dan SNI 03-6570-2001
tentang Pompa yang dipasang tetap untuk Proteksi Kebakaran;
2) SNI 03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran;
3) SNI 03-3987-1995, SNI 180-1-2022 dan 180-2-2022 tentang Syarat
Mutu dan Penempatan Alat Pemadam Api Portabel (atau Alat
Pemadam Api Ringan).
c. Kelengkapan dokumen:
1) Bila disyaratkan: Laporan Teknik Perencanaan Sistem Sprinkler
Otomatis yang menjelaskan Kriteria Perencanaan (al. Jenis sistem
yang dipilih, Penentuan kelas bahaya, Kerapatan Air, dll.),
Spesifikasi teknis dari jenis Kepala Sprinkler yang dipasang,
Perhitungan Hidrolik, Kebutuhan Cadangan Air, dan Sistem Pompa;
2) Bila disyaratkan: Laporan Teknik Perencanaan Sistem Pipa Tegak
Hidran (bila disyaratkan) yang menjelaskan Kriteria Perencanaan,
Perhitungan Hidrolik, Kebutuhan Cadangan Air, dan Sistem Pompa;
3) Bila disyaratkan: Gambar denah tata-letak Kepala Sprinkler, denah
pemipaan Sistem Sprinkler, dan denah serta detil Ruang Pompa
(bila disyaratkan);
4) Bila disyaratkan: Gambar denah tata-letak Pipa Tegak, Katup PK
(landing-valve) 2½ inch, Kotak Selang Hidran, dan denah serta detil
Ruang Pompa (bila disyaratkan);
5) Bila disyaratkan: Gambar Sistem Fire Deteksi dan Alarm
Kebakaran, gambar denah tata-letak detektor, tata-letak box panel
terminal kabel, dan lokasi Master Control Fire Alarm;
6) Gambar denah tata-letak Alat Pemadam Api Portabel (Alat
Pemadam Api Ringan) dan detil pemasangan.
10. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana detail sistem Tata Udara
Gedung.
a. Ketentuan dan Syarat: PP.16-2021 mensyaratkan bahwa setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem penghawaan untuk
menjaga kesehatan dan memberikan kenyamanan kepada pemakai
ruangan.
b. Rujukan standar:
1) SNI 03-6572-2001 tentang Sistem Ventilasi dan Pengondisian-
udara;
2) SNI 6390-2020 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara.
c. Kelengkapan dokumen:
1) Laporan singkat yang menjelaskan kriteria perencanaan dan
perhitungan beban pendinginan pengondisian udara dan kebutuhan
udara ventilasi;
70
2) Gambar diagram sistem Pengondisian Udara dan skedul (atau
tabel) kapsitas mesin-mesin Pengondisian-udara dan Fan;
3) Gambar denah tata-letak indoor-unit dan outdoor-unit AC, pemipaan
refrijeran, pemipaan drain kondensat dan tata-letak Fan Exhaust
dan/atau Fan Intake;
11. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan karakteristik material/ bahan yang
digunakan secara lebih detail dan menyeluruh untuk komponen
mekanikal, elektrikal, dan plambing)
a. Bahan dan peralatan yang perlu dijelaskan spesifikasinya adalah:
1) Jenis dan ukuran kabel listrik;
2) Jenis dan ukuran pipa-pipa air bersih;
3) Jenis dan ukuran pipa-pipa air limbah,
4) Jenis, kapasitas dan tinggi angkat (head) pompa air;
5) Jenis dan kapasitas Alat Pemadam Api Ringan;
6) Bahan-bahan dan peralatan lainnya (bila ada).
b. Dalam penulisan spesifikasi bahan dan peralatan tidak diperbolehkan
mencantumkan merk produk.
71
b. Tata Letak Titik Lampu Saklar, Stop Kontak dan APAP dan Detil
Pengetanahan
72
2. Perhitungan sederhana dan gambar rencana Sistem Sanitasi
a. Gambar Instalasi dan Isometri Pemipaan Plambing
b. Panduan menentukan ukuran pipa Air Bersih, Air Limbah dan Vent
73
Contoh perhitungan untuk rumah tinggal seperti gambar di atas:
1) Kebutuhan Air-Bersih harian:
Penghuni rumah terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 orang anak,
maka kebutuhan Air- Bersih per-hari adalah: 4 x 125 liter/orang/hari
= 500 liter/hari.
Bila cadangan Air-Bersih dikehendaki untuk kebutuhan 2 hari,
maka diperlukan tandon-air berukuran 2 hari x 500 liter/hari atau
sebesar 1000 liter.
Pada umumnya, cadangan kebutuhan air disimpan di tandon-air
bawah tanah. Bisa berupa bak dari beton bertulang atau tandon air
polyethylene jenis yang ditempatkan di dalam bak dari konstruksi
pasangan bata atau jenis yang bisa ditanam langsung.
2) Kapasitas Pompa Distribusi:
Tekanan Air pada alat-alat plambing berkisar antara 3-7 meter.
Data teknis kebutuhan aliran air dan tekanan dari berbagai jenis
alat plambing seperti pada tabel berikut.
74
Bila menerapkan sistem distribusi dengan pompa distribusi
otomatis (pompa dengan tanki tekan dan pressure-switch), maka
perlu ditentukan terlebih dahulu alat-alat plambing mana saja yang
mungkin akan digunakan secara bersama-sama.
Pada contoh di atas, kloset tanki gelontor, wastafel dan bak cuci
mungkin digunakan pada saat yang bersamaan. Menggunakan
tabel pemakaian air, kebutuhan aliran air untuk tiga alat plambing
tersebut adalah: 9 + 9 + 6 = 24 liter/menit.
Anggapan bahwa tidak semua kran alat plambing dibuka secara
penuh, diberikan faktor koreksi 0.8 terhadap kebutuhan aliran.
Kapasitas pompa yang dibutuhkan adalah 0.8 x 24 = 19 liter/menit.
Tinggi angkat atau head pompa, sesuai kebutuhan tekanan air
pada alat plambing ditambah dengan kehilangan tekanan pada
pipa dan kran, dibutuhkan tekanan kurang lebih sebesar 7-8 meter.
3) Ketinggian Menara-Air:
Bila hendak menerapkan sistem distribusi air secara gravitasi
dengan tandon-air atas maka diperlukan ketinggian tandon sekitar
3-4 meter diukur dari alat plambing tertinggi. Bila dikehendaki
tekanan air yang lebih besar maka letak tandon-air atas harus lebih
tinggi. Kapasitas tandon-air atas cukup dengan 200 liter.
Kebutuhan pompa angkat untuk memindahkan air dari tandon-
bawah ke atas cukup dengan 20 liter/menit pada tinggi angkat
(head) 4-5 meter.
Tandon air atas dilengkapi dengan sensor tinggi muka-air (dikenal
dengan istilah radar) yang akan menghidupkan pompa angkat
secara otomatis bila volume air pada tandon atas tersisa 25-30 %
volume semula.
75
kompartemen ganda (2 kompartemen). Jenis dengan pemisah akan
lebih kecil ukurannya pada jumlah pemakai yang lebih banyak.
Ukuran atau volume tanki septik ditentukan dengan mengikuti tabel
berikut ini:
Tabel MEP.5: Ukuran Tanki Septik dengan perioda pengurasan
3 tahun
Pemakai Sistem tercampur (1 Sistem terpisah (2
(orang) kompartemen) kompartemen)
Ukuran (m) Volum Ukuran (m) Volum
Panjan Lebar Tinggi e Panjan Leba Ting e
g Total g r gi Total
m3 m3
5 1.6 0.8 1.6 2.1
10 2.1 1.0 1.8 3.9 1.6 0.8 1.3 1.7
15 2.5 1.3 1.8 5.8 1.8 1.0 1.4 2.5
20 2.8 1.4 2.0 7.8 2.1 1.0 1.4 2.9
Sumber: SNI 03-2398-2017 Tabel 2
Dari tabel di atas, bila jumlah pemakai 15 orang atau lebih, ukuran tanki
septik menjadi cukup besar. Pada kadaan ini, disarankan agar
menggunakan tanki septik dengan teknologi biologis (biologycal
technolgy septic tank system). Ukuran tanki septik jenis ini silahkan
dilihat pada brosur teknik dari merk-merk produk yang banyak di
pasaran.
76
Ukuran bidang resapan di atas, dihitung berdasarkan kondisi area
dengan kemampuan atau daya resap tanah (permeabilitas tanah)
sedang sampai agak cepat.
Pada penerapan di daerah dengan muka air tanah yang relatif tinggi
atau daerah dengan daya resap tanah yang rendah sehingga tidak
memungkinkan dibuat bidang resapan atau sumur resapan maka tanki
septik dapat dilengkapi dengan up-flow filter agar kualitas limpasan
(effluent) menjadi lebih bersih dan memenuhi syarat untuk dibuang ke
saluran drainase kota.
77
Konstruksi sumur resapan sesuai SNI 8456-2017. Konstruksi yang
disarankan adalah tipe II, pasangan bata tanpa diplester dan diantara
pasangan diberi celah lubang.
Sebagai contoh, untuk bangunan hunian dengan luas lantai 100 m2,
jumlah total volume sumur resapan yang harus disediakan adalah 2.5
m3. Bila diameter ditentukan 1000 mm dan kedalaman efektif sumur
ditentukan sebesar 1200 mm maka diperlukan 4 (empat) buah sumur.
Dalam hal contoh hunian dengan luas lantai 100 m 2 di atas, zero run-
off diharapkan dapat terpenuhi dengan menambah 1 atau 2 buah
sumur resapan.
78
3. Gambar Rencana Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
a. Alat Pemadam Api Portabel, APAP (d/h Alat Pemadam Api Ringan -
APAR)
APAP (d/h APAR) untuk bangunan gedung
seperti hunian, kantor, toko dan sejenisnya,
pada umumnya adalah bahaya kebakaran
kelas A berupa kebakaran bahan padat
kecuali logam meliputi kayu, kain, kertas,
karet dan plastik. Bahan aktif pemadam
dapat dipilih dari jenis Serbuk Kimia Kering
Serbaguna atau jenis Air bertekanan.
Untuk bangunan dengan ruang yang khusus maka harus dipilih jenis
APAP yang sesuai dengan bahan atau material yang ada di ruangan
tersebut.
Edisi baru SNI untuk Alat Pemadam Api Ringan, SNI 180-1:2022 Alat
Pemadam Api Portabel (APAP) Bagian-1 Syarat Mutu dan SNI 180-
2:2022 Alat Pemadam Api Portabel (APAP) Bagian-2 Penempatan,
Inspeksi dan pemeliharaan.
Gambar rencana Alat Pemadam Api Portabel dapat disatukan dengan
gambar lainnya, misalnya gambar sistem listrik seperti pada contoh
gambar Sistem Listrik.
b. Sistem Deteksi Asap dan Alarm Kebakaran.
Merujuk ke Lampiran PP.16/2021, setiap bangunan
gedung kecuali hunian tunggal harus dilengkapi
dengan sistem deteksi asap dan alarm kebakaran.
Ada 2 macam sistem yag dapat dipasang, sistem Stand-alone
individual atau stand-alone alarm-detector dan Alarm-Detector
79
Sistem ini tepat untuk digunakan pada bangunan gedung sederhana,
1 atau 2 lantai, yang luasnya tidak lebih dari 150-200 m2.
Alat ini juga dapat dipasang pada bangunan gedung hunian tunggal,
walaupun tidak disyaratkan, misalnya di ruang tidur, gudang dan dapur
untuk pencegahan terhadap bahaya kebakaran.
80
5. Gambar Rencana Sistem Tata Udara & Penghawaan
a. Panduan merencanakan Sistem Tata Udara dan Penghawaan untuk
Bangunan Gedung Sederhana
Peraturan Pemerintah No. 16:2021 menunjuk SNI 03-6572-2001 dan
SNI 6390:2020 sebagai rujukan dalam membuat perencanaan Sistem
Tata Udara dan Penghawaan.
Sistem Penghawaan atau Ventilasi dihitung berdasarkan panduan
tabel di bawah ini:
81
6. Uraian Spesifikasi Teknis Peralatan dan bahan-bahan MEP
82
83
PENULIS