28%
penurunan emisi karbon
sebesar 28 %
per tahunnya hanya dari sektor
bangunan gedung dibandingkan
dengan praktek bisnis pada umumnya
Sumber: Kajian International Finance Corporation (IFC) (vs. business as usual).
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU TAHAP PERENCANAAN
Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang Peraturan Walikota Semarang No. 24 Tahun 2019
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau tentang Bangunan Gedung Hijau
6. Pengelolaan Sampah
Fungsi Hunian
rumah tapak (landed house) dengan luasan paling sedikit
300 m2 (tiga ratus meter persegi)
1
rumah tinggal susun 2
Fungsi Usaha
bangunan gedung perkantoran 1
bangunan gedung perdagangan 2
bangunan gedung perhotelan 3
Fungsi Sosial dan Budaya
bangunan gedung pelayanan pendidikan 1
bangunan gedung pelayanan kesehatan 2 Fungsi Campuran
Fungsi Sosial dan Budaya
Fungsi Campuran Fungsi Usaha
Fungsi Hunian, Fungsi Sosial dan Budaya, dan Fungsi Usaha Fungsi Hunian
tetap diberlakukan pada saat bangunan gedung dimaksud
memiliki fungsi campuran
Persyaratan bangunan gedung hijau diberlakukan terhadap bangunan berdasarkan:
a. fungsi dan klasifikasi bangunan; dan
b. luasan bangunan.
05 Sistem Pencahayaan
Sistem Trasnportasi pada Buatan
Bangunan 04 Sensor gerak diharuskan pada ruang dengan
fungsi toilet dengan luasan >25 m2
VVVF untuk lift diterapkan pada lift non hidrolis
Sensor foto elektrik pada ruang terbuka yang
Kontrol otomatis untuk eskalator
memiliki jendela dan daylight zone
Nilai paling tinggi LPD 8 watt/m2
Persyaratan untuk Bangunan Gedung Sedang dengan
Luasan 2.500 – 5.000 m2
Kelompok Bangunan ini dipersyaratkan untuk memenuhi 11 persyaratan yang terbagi dalam 4 aspek bangunan, yaitu selubung bangunan, sistem pengkondisian
udara, sistem pencahayaan buatan, sistem transportasi dalam gedung, sistem kelistrikan, efisiensi air dan pengelolaan kualitas udara dalam ruang.
Selubung Bangunan
Nilai OTTV tidak melebihi 40 watt/m2
Nilai U-value tidak melebihi 1,2 watt/m2K
Efisiensi Air
Maksimum flow rate untuk water fixtures
Sub meter pada sumber air bangunan
Sistem pemamenan air hujan
Bangunan
Gedung
Sedang
Selubung Bangunan
Penyediaan jendela pada bangunan, harus
openrable window > 5% dari luas lantai untuk
PENILAIAN TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG BESAR, SEDANG DAN KECIL
DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN FORMAT PENILAIAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN BESAR,
SEDANG, DAN KECIL YANG DITERBITKAN OLEH DINAS
Kalkulator OTTV
Berupa metode perhitungan terkait
pemenuhan persyaratan selubung
bangunan gedung. Metoda perhitungan
ini memungkinkan pemohon maupun
dinas teknis untuk dapat menghitung dan
mengecek pemenuhan nilai OTTV
PELAPORAN
MELIPUTI PELAPORAN:
1. PELAPORAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK TAHUNAN;
2. PELAPORAN KONSUMSI AIR TAHUNAN; DAN
3. PELAPORAN PENINGKATAN EFISIENSI KONSUMSI ENERFI LISTRIK DAN KONSUMSI AIR
2022
2021
6
2020 Bangunan
11
JUMLAH PROJECT BANGUNAN YANG MENERAPKAN
Bangunan PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU
KENDALA PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU
DI KOTA SEMARANG
q Kemampuan Pelaku Penyelenggara Bangunan Gedung untuk membuat dokumen teknis yang memenuhi
persyaratan Bangunan Gedung Hijau belum merata;
q Masih kurangnya pemahaman masyarakat / pemilik bangunan terkait manfaat penerapan persyaratan
Bangunan Gedung Hijau;
q Belum tersosialisasi secara merata terkait Peraturan Bangunan Gedung Hijau di masyarakat;
q Mahalnya perangkat ME yang memenuhi syarat ramah lingkungan;
q Fungsi penegakan hukum belum ada ketegasan, baik reward maupun punishment untuk pemilik bangunan;
q Adanya penyimpangan antara perencanaan dengan yang terbangun, pada saat perencanaan sudah memenuhi
standar teknis bangunan gedung hijau, namun saat pelaksanan terdapat perubahan sehingga tidak lagi
memenuhi standar persyaratan bangunan gedung hijau.
KETENTUAN UMUM
1. Overall Thermal Transfer Value yang selanjutnya disingkat OTTV adalah suatu nilai yang menggambarkan kemampuan
selubung bangunan meneruskan panas secara menyeluruh dari luar ke sisi dalam atau sebaliknya, dinyatakan dalam W/m2.
Nilai ini ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding masif dan dinding transparan (kaca) selubung bangunan
gedung yang dikondisikan.
2. Pengkondisian udara adalah pengolahan udara yang bertujuan untuk mengendalikan kondisi termal udara, kualitas udara,
dan penyebarannya di dalam ruang dalam rangka pemenuhan persyaratan kenyamanan termal pengguna bangunan.
3. Sistem Pengkondisian Udara adalah keseluruhan sistem yang bekerja mengendalikan kondisi termal udara di dalam
bangunan gedung melalui pengendalian besaran termal (seperti temperatur, kelembaban relatif), penyebaran udara serta
kualitas udara (kesegaran dan kebersihan), sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kondisi ruang yang nyaman, segar
dan bersih.
4. Variable Speed Drive yang selanjutnya disingkat VSD adalah adalah peralatan yang mengatur kecepatan putaran fan atau
pompa agar sesuai dengan kebutuhan
5. Coefficient of Performance yang selanjutnya disingkat COP adalah koefisien kinerja pendinginan yakni angka perbandingan
antara laju aliran kalor yang diserap oleh sistem pendinginan dengan laju aliran energi yang dimasukkan ke dalam sistem
tersebut.
6. Zona Perimeter Pencahayaan adalah daerah sejauh 1,5 (satu koma lima) dikalikan tinggi rata-rata antar lantai dari dinding
terluar dan/atau pada daerah bukaan di mana sinar pencahayaan alami dapat masuk.
7. Sensor Foto Elektrik adalah suatu alat atau perangkat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan.
KETENTUAN UMUM
8. Sensor Gerak adalah adalah suatu alat atau perangkat yang digunakan untuk mendeteksi adanya gerakan manusia
dan/atau benda-benda lainnya.
9. Light Power Density yang selanjutnya disingkat LPD adalah daya yang dibutuhkan untuk menerangi satu area tertentu
(W/m2).
10. Sistem Kontrol Otomatis atau Building Management System yang selanjutnya disingkat BMS adalah sistem yang
melakukan kontrol dan monitor kondisi peralatan pada bangunan.
11. Ventilasi mekanis adalah adalah proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang
sesuai kebutuhan dengan menggunakan perangkat mekanik.
12. Zona Termal adalah satu area dalam gedung yang memiliki karateristik beban termal yang tertentu atau yang sama
sehingga memerlukan kontrol yang terpisah, di mana pada perencanaan sistem pengkondisian udara, zona termal dalam
bangunan dapat dibagi atas zona perimeter dan zona internal.
13. Ruangan parkir tertutup adalah area pada bangunan yang digunakan untuk fungsi parkir kendaraan yang tidak memiliki
bukaan ke udara luar atau berhubungan dengan ruang luar pada sisi-sisinya, kecuali jalan masuk dan keluar kendaraan.
14. Window to Wall Ratio yang selanjutnya disingkat WWR adalah nilai yang diperoleh dari hasil perbandingan antara luas
seluruh jendela pada dinding bangunan dengan luas keseluruhan dinding selubung bangunan yang memisahkan bagian
eksterior dengan bagian interior.
15. Laju aliran (Flow rate) adalah jumlah volume cairan yang bergerak dalam suatu waktu tertentu.
TERIMAKASIH