Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI TUTUPAN

VEGETASI DAN TINGKAT EROSI DAS SECANG


KABUPATEN KULONPROGO

Danis Hilma Lathifah


d3lathifah@yahoo.com

Tukidal Yunianto
tukidal@ugm.ac.id

Abstract
Erosion rate is related to the density of vegetation cover. The objectives of
this study are to measure the density of vegetation cover, to observe the erosion
rate, and to know the correlation the density of canopy cover and ground cover
with erosion rate.
NDVI transformation of ALOS AVNIR-2 is used to obtain the information
of vegetation density. The 40 samplings are observated based on stratified random
sampling of classifying land units and estimation index of vegetation. The density
vegetation, slope, and erosion rates identified in the ordinal data. Crosstabulation
analysis between erosion rate and the dominant controlling factors done by using
kappa index.
Estimated canopy cover density obtained by using polynomial regression.
Classification of canopy density Secang watershed dominated by medium rate.
Pedestal, roots outcrop and rill erosion show the light erosion rate. Erosion rate
has a high correlation with the variable density canopy cover and ground cover
on preventing erosion.

Keyword : Watershed, Vegetation Index, Litter, Erosion Rate, Canopy Cover.

Abstrak
Tingkat erosi memiliki keterkaitan dengan kerapatan vegetasi. Tujuan
penelitian adalah mengetahui tingkat kerapatan tutupan vegetasi, mengetahui
tingkat erosi, dan mengetahui hubungan antara tingkat kerapatan tutupan kanopi
vegetasi dan vegetasi penutup tanah dengan tingkat erosi.
Transformasi NDVI citra satelit ALOS AVNIR-2 digunakan untuk
memperoleh informasi obyek vegetasi. 40 sampel diamati berdasarkan metode
acak berstrata dari satuan lahan dan indeks vegetasi. Kerapatan vegetasi, lereng,
dan tingkat erosi diidentifikasi dalam bentuk data ordinal. Analisis tabulasi silang
antara tingkat erosi dan faktor-faktor pengontrol dominan menggunakan indeks
kappa.

1
Estimasi kerapatan tutupan kanopi diperoleh dengan persamaan regresi
polinomial. Klasifikasi tingkat kerapatan kanopi DAS Secang didominasi oleh
tingkat sedang. Jenis vegetasi meliputi akasia, sengon, kakao, durian, manggis, dan
kaliandra dengan kerapatan tutupan tanah didominasi oleh kerapatan buruk
rerumputan dan seresah. Pedestal, singkapan akar, dan erosi alur menunjukkan
tingkat erosi ringan. Tingkat erosi memiliki hubungan lebih besar dengan
kerapatan tutupan tanah dalam menghambat erosi.

Kata kunci : Daerah Aliran Sungai (DAS), Indeks Vegetasi, Seresah, Tingkat
Erosi, Tutupan Kanopi.

mengetahui tingkat erosi pada setiap


PENDAHULUAN satuan lahan berdasarkan observasi
Lahan dalam suatu ekosistem kenampakan erosi, dan ketiga adalah
merupakan salah satu komponen alam mengetahui hubungan antara tingkat
yang berfungsi sebagai tempat kerapatan tutupan kanopi vegetasi dan
beraktivitas berbagai makhluk hidup. vegetasi penutup tanah dengan tingkat
Salah satu permasalahan lahan yang erosi.
umum terjadi di Indonesia adalah erosi Erosi menyebabkan hilangnya
yang menyebabkan terjadinya lapisan tanah yang subur dan baik
kehilangan lapisan tanah atas yang untuk pertumbuhan tanaman serta
berfungsi sebagai media tumbuh berkurangnya kemampuan tanah untuk
tanaman. Penelitan ini memfokuskan menyerap dan menahan air (Arsyad,
pada hubungan kerapatan kanopi yang 2010). Faktor penyebab erosi
diestimasi menggunakan citra ALOS diantaranya adalah iklim dan vegetasi
AVNIR-2, vegetasi tutupan tanah, dan yang berkaitan dengan air hujan yang
kemiringan lereng dengan tingkat melewati tajuk. Semakin rendah tajuk
erosi tanah. Penggunaan variabel dan semakin rapat tajuk, maka
vegetasi tutupan tanah disebabkan erosivitas butir-butir hujan semakin
oleh posisi rerumputan dan seresah rendah (Utomo, 1994). Kerapatan
yang berada di permukaan tanah tutupan kanopi didefinisikan sebagai
(Marjuki, 2008). Besarnya energi bagian dari permukaan tanah yang
kinetik dari tetesan air hujan berubah tertutup oleh tanaman yang
karena peran bagian-bagian vegetasi diproyeksikan secara vertikal
yang menghambat laju air hujan. (Jennings et al, 1999). Pemodelan
Faktor penutup lahan mempengaruhi kerapatan vegetasi dalam penelitian ini
erosi dari segi tingkat kerapatan digunakan untuk mendeteksi dan
vegetasi yang diketahui berdasarkan mengestimasi kerapatan kanopi pada
informasi penggunaan lahan. area yang luas dengan penggunaan
Tujuan penelitian yang pertama waktu dan biaya yang lebih efektif
yaitu mengetahui tingkat kerapatan (Azizi, 2008). Aplikasi NDVI paling
tutupan vegetasi menurut jenis banyak dilakukan karena penggunaan
vegetasi yang dominan. Kedua, saluran merah dan inframerah dekat
memiliki kelebihan untuk identifikasi sampel menggunakan metode acak
vegetasi dengan memberikan berstrata, yakni dengan pembuatan
tanggapan spektral yang tinggi peta satuan lahan berdasarkan
(Swain, 1978). Nilai spektral NDVI bentuklahan, kemiringan lereng,
berkaitan dengan banyak atribut dan tanah, dan penggunaan lahan.
karakteristik kanopi seperti biomassa, Pengamatan dan pengukuran yang
produktivitas daun, leaf area index, dilakukan meliputi kenampakan
PAR (Photosynthecally Active erosi secara langsung, kerapatan
Radiation), dan tutupan kanopi. vegetasi menggunakan USDA FIA
Namun berdasarkan penelitian Canopy Cover Estimation Chart,
sebelumnya, variabilitas hubungan dan alat abney level untuk
antara nilai NDVI dan presentase mengukur kemiringan lereng.
tutupan kanopi pada lokasi geografis Estimasi kerapatan vegetasi
yang berbeda menunjukkan hubungan dilakukan menggunakan
linear yang berlainan (Larsson, 2002) transformasi NDVI untuk
memperoleh data tingkat kerapatan
METODE PENELITIAN kanopi DAS Secang.
D. Analisis Data
A. Lokasi Penelitian Analisis data pada penelitian ini
Daerah penelitian terletak di meliputi analisis regresi dan
Kecamatan Kokap, Kabupaten korelasi. Analisis regresi digunakan
Kulonprogo, Daerah Istimewa untuk menentukan persamaan yang
Yogyakarta. Sebagian besar DAS tepat untuk melakukan estimasi
Secang terdapat pada dua desa, kerapatan vegetasi antara hasil
yaitu Desa Hargowilis dan Desa transformasi NDVI pada citra dan
Hargotirto. Luas DAS Secang hasil pengukuran kerapatan kanopi
adalah 20,71 km². Masyarakat di lapangan. Analisis korelasi
sekitar daerah tersebut mayoritas berfungsi untuk mengetahui
masyarakat memiliki aktivitas di besarnya hubungan antara tingkat
kebun campuran dan tegalan yang erosi dan parameter yang diamati,
menjadi penggunaan lahan yaitu kerapatan kanopi, kerapatan
dominan wilayah ini. bahan penutup tanah, dan
B. Bahan Penelitian kemiringan lereng. Selain itu,
Fokus penelitian ini ditekankan informasi tambahan yang
pada pengukuran kerapatan diperlukan adalah jenis vegetasi
vegetasi tegakan tinggi dan yang dominan, tipe penggunaan
vegetasi penutup tanah, kemiringan lahan, dan indikator erosi untuk
lereng, dan erosi sebagai obyek menentukan tingkat kehilangan
pengamatan. tanah.
C. Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh melalui pengukuran A. Peta Satuan Lahan
lapangan dengan ukuran 30 m x 30 Satuan lahan terbagi menjadi 18
m. Penentuan lokasi pengambilan berdasarkan analisis data dan survei
lapangan. Satuan lahan yang
mendominasi di wilayah DAS
Secang adalah D.02.b/IV/KTT-
TE/Kb dengan luas 4,98 km² dan
menempati 26,17% luas wilayah
kajian. Gambar 1 adalah hasil
proses overlay atau penampalan
data spasial yang menunjukkan Gambar 2. Grafik Hasil
persebaran satuan lahan DAS Pengukuran Tutupan
Kanopi
Secang.
Tutupan kanopi DAS Secang
didominasi oleh kerapatan vegetasi
yang rendah pada titik-titik yang
menyebar di seluruh wilayah.
Vegetasi tegakan tinggi pada
tegalan dan kebun campuran
memiliki jenis yang heterogen dan
jarang terdapat lahan yang
mempunyai jenis tanaman yang
sama. Pohon akasia, sengon, kakao,
durian, manggis, dan kaliandra
merupakan vegetasi tegakan tinggi
yang mendominasi lahan tegalan
dan kebun campuran.
Gabungan antara kerapatan kanopi
melalui transformasi NDVI dan
pengecekan di lapangan
menghasilkan peta tingkat
kerapatan kanopi di DAS Secang
(Gambar 3).
Gambar 1. Peta Satuan Lahan
DAS Secang

B. Pengamatan Kondisi Vegetasi


Kerapatan pada tutupan kanopi
DAS Secang didominasi oleh
kerapatan tajuk sedang antara 40-
60% sejumlah 18 titik (Gambar 2).
masing-masing tingkat kerapatan

Gambar 3. Peta Tingkat Kerapatan


Kanopi DAS Secang

Klasifikasi tingkat kerapatan


kanopi terbagi menjadi 5 kelas,
yaitu obyek non-vegetasi,
kerapatan kanopi yang baik,
sedang, buruk, dan sangat buruk.
DAS Secang memiliki kanopi
dengan tingkat kerapatan yang baik
hampir di seluruh wilayah,
kemudian diikuti oleh tingkat
kerapatan sedang. Kanopi
kerapatan sangat buruk lebih
sedikit ditemukan, yakni pada
kawasan di sekitar Waduk Sermo.
Lokasi di sekitar waduk tersebut
merupakan jalan dan lahan terbuka
yang berdampingan dengan lahan
konservasi serta semak di tepi
waduk.
Kondisi tutupan tanah yang
diperlihatkan pada grafik Gambar 4
menunjukkan bahwa frekuensi
hampir sama dengan grafik tanah seperti rumput dan berbagai
frekuensi pada hasil pengukuran macam jenis semak dapat tumbuh
tutupan kanopi. Namun kondisi pada tanah yang cukup unsur hara.
tingkat kerapatan tutupan tanah Oleh karena itu, lapisan tanah yang
berlainan dengan kerapatan tipis menghambat pertumbuhan
kanopi pada setiap titiknya. vegetasi baru. Jenis pengolahan

Gambar 4. Grafik hasil


pengukuran vegetasi
penutup tanah

Faktor yang menyebabkan


rendahnya tingkat kerapatan
tutupan tanah adalah keberadaan
vegetasi tegakan tinggi yang
memiliki tajuk menghasilkan sisa- tanah oleh masyarakat untuk
sisa bahan organik, sehingga menghambat pertumbuhan
mampu memproduksi seresah di rerumputan juga dapat
permukaan tanah. Adapun akar mempengaruhi keberadaan rumput
pohon yang tersingkap berperan walaupun pada lapisan tanah yang
sebagai bahan penutup tanah yang tebal. Vegetasi penutup tanah
baik, terutama pada jenis akar meliputi rerumputan dan vegetasi
serabut. Vegetasi di permukaan
yang baru tumbuh. Selain vegetasi, untuk tutupan kanopi penggunaan
jenis tutupan tanah yang ditemui lahan kebun campuran dan studi
adalah seresah sebagai bahan yang dilakukan oleh Purevdorj et.al.
organik sisa dari vegetasi tegakan Persamaan dalam pemodelan secara
tinggi berupa daun-daunan dan regresi menggunakan variabel X
ranting-ranting pohon. Bagian dari sebagai NDVI dan Y sebagai
vegetasi yang terdapat di tutupan kanopi.
permukaan tanah, yakni akar
terutama jenis akar serabut juga C. Kemiringan Lereng
berperan sebagai bahan penutup Kemiringan lereng hasil interpretasi
tanah pada lahan yang berumput tiga dimensi dari peta kontur
maupun lahan tanpa vegetasi. diperoleh bahwa DAS Secang terdiri
Analisis regresi NDVI dan cek dari tiga macam kelas lereng
laangan menunjukkan bahwa meliputi lereng III, IV, dan V. Hasil
persamaan regresi polinomial pengukuran kemiringan lereng di
menghasilkan nilai standar error lapangan (Gambar 4.13) diperoleh
terkecil, yakni 9389,856 serta R2 bahwa kelas lereng DAS Secang
yang paling tinggi, yaitu 0,012. didominasi oleh kelas III. Kelas
Sesuai dengan penelitian yang telah kemiringan lereng ini agak curam
dilakukan oleh Marjuki (2008) dengan besar sudut antara 12 sampai
18 persen pada 26 titik dari 40 titik curam, landai, dan datar hingga
sampling. 14 titik yang lain sangat landai, tanpa ditemukan
memiliki kemiringan lereng yang lereng yang sangat curam.

D. Bentuk Erosi dan Pengukuran


Kuantitatif
Penilaian secara kualitatif tingkat
erosi di lapangan diklasifikasikan
menjadi lima tingkat erosi
berdasarkan analisis yang
dilakukan oleh Marjuki (2008)
yang diturukan berdasarkan konsep
Morgan (1995). Indikator yang
digunakan meliputi kenampakan
erosi mikro, yaitu kenampakan akar
pohon, pedestal, permukaan tanah
yang mengeras, gundukan di sekitar
akar pohon (tree mound), material
kasar di permukaan tanah (armour
layer), erosi alur, dan keberadaan
erosi gully.
Berdasarkan tinjauan di lapangan,
tingkat erosi di DAS Secang
memiliki bentukan erosi yang
bervariasi (Gambar 5).

Gambar 5. Grafik Hasil


Pengukuran Tingkat
Erosi

Tingkat erosi yang sering dijumpai


adalah erosi ringan dengan
indikator meliputi akar pohon yang
terlihat di atas permukaan tanah,
kenampakan pedestal, dan terdapat
sedikit permukaan kasar (armour
layer) pada lahan yang miring. variabel tutupan kanopi dan
Berlainan dengan tingkat erosi tutupan
sangat berat yang hanya ditemukan
pada empat titik dengan indikator
keberadaan parit dan erosi alur
dengan kedalaman lebih dari 8 cm.

E. Hubungan Kerapatan Kanopi,


Tutupan Tanah, Kemiringan
Lereng dengan Tingkat Erosi
Pengukuran dan analisis variabel
lingkungan yang terdiri dari
kerapatan kanopi, tutupan tanah,
dan kemiringan lereng digunakan
untuk mengetahui hubungan yang
berkaitan dengan tingkat erosi
wilayah DAS Secang. Nilai chi
square ya diperoleh dari
perhitungan tabulasi silang ketiga
variabel menunjukkan bahwa tidak
ada korelasi yang signifikan antara
tingkat erosi dengan tutupan
kanopi, tutupan tanah, maupun
kemiringan lereng. Hal ini berarti
bahwa ketiga variabel independent
tersebut tidak memiliki hubungan
dengan tingkat erosi yang terjadi
pada DAS Secang.
Hasil analisis berdasarkan tabulasi
silang diperoleh indeks kappa
sebagai koefisien kesepakatan
mengenai hubungan dua variabel.
Variabel dependent pada penelitian
ini adalah tingkat erosi, sementara
tutupan kanopi, tutupan tanah, dan
lereng merupakan variabel
independent. Indeks kappa tingkat
erosi dengan kerapatan tutupan
kanopi ; tutupan tanah ; dan
kemiringan lereng berturut-turut
adalah 0,35 ; 0,35 ; dan 0,21.
Koefisien hubungan dengan
tanah memiliki nilai yang sama dan Masing-masing lokasi pengambilan
lebih besar daripada indeks yang sampel memiliki karakter penyebab
dihasilkan pada variabel lereng. erosi yang berlainan. Misalnya
Dengan demikian, korelasi antara pada titik pengamatan dengan
tingkat erosi dan kerapatan tutupan satuan lahan D.02.b/V/KTT-TE/Kb
kanopi dan tutupan lahan lebih besar yang
dibandingkan dengan tingkat erosi mengalami erosi sangat berat,
dan kemiringan lereng. kemiringan lereng curam, tutupan
Koefisien Kerapatan tutupan kanopi kanopi sedang, dan tutupan tanah
dan tutupan tanah, berkaitan dengan yang buruk, maka erosi ini lebih
tingkat erosi DAS Secang, dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi
mempunyai nilai indeks yang sama, tutupan tanah.
yaitu 0,35. Ditinjau dari analisis Menurut hasil observasi lapangan,
tabulasi silang, kerapatan tutupan sebagian besar lokasi pengamatan
kanopi dan tutupan tanah memiliki dengan tutupan kanopi yang buruk
korelasi yang lebih besar dalam hingga sangat buruk tidak
menghambat tingkat erosi. Namun sebanding dengan keadaan
pada kondisi kemiringan lereng yang erosinya. Tingkat erosi pada titik
sama, tutupan kanopi dan tutupan tersebut berada pada kondisi ringan
tanah tidak selalu pada keadaan bahkan tidak terdapat erosi.
dengan kerapatan yang sama. Kenampakan erosi ringan seperti
pedestal di lokasi ini tidak nampak.
Dengan demikian, pengaruh tidak jarang ditemukan tutupan berupa
kerapatan tutupan kanopi terhadap seresah. Lereng dengan kemiringan
tingkat erosi cukup rendah. yang tinggi
Lokasi pengamatan pada kondisi memberikan tanda bahwa lereng
lereng dan kerapatan tutupan tersebut semakin curam. Erosi yang
kanopi yang sama, kenampakan disebabkan oleh faktor lereng tidak
erosi lebih banyak ditemukan pada semua dominan di setiap lokasi
lahan yang mempunyai tutupan pengamatan. Kondisi erosi yang berat
tanah dengan kerapatan yang tidak dapat terhindarkan pada lahan
buruk. Lahan terbuka tanpa adanya yang memiliki tingkat kecuraman yang
seresah maupun rumput banyak tinggi serta tutupan kanopi dan tutupan
terdapat kenampakan pedestal, tanah yang buruk.
armour layer, dan singkapan akar. Limpasan permukaan pada lereng
Bahkan pada kenampakan erosi yang curam akan semakin
berat berupa erosi parit dan erosi meningkatkan laju air hujan, sehingga
alur tidak memiliki permukaan memperbesar tingkat erosi. Namun hal
yang tertutup oleh vegetasi karena tersebut dapat diimbangi dengan
kondisi lapisan tanah atas yang vegetasi tegakan tinggi dan vegetasi
telah hilang. Akan tetapi, tutupan penutup tanah,sehingga mampu
tanah pada beberapa titik sampling menghambat laju air. Vegetasi
dengan keadaan erosi berat tersebut
tegakan tinggi mampu tanah didominasi oleh berbagai
mengikat dan mempertahankan jenis rerumputan dan seresah
material tanah sesuai dengan dengan kerapatan yang buruk.
kedalaman akar pohon. Variasi kerapatan tutupan kanopi
Sedangkan vegetasi penutup dan vegetasi tutupan tanah
tanah mampu menghambat dipengaruhi oleh tipe penggunaan
limpasan permukaan yang lahan kebun campuran.
berpotensi mengikis Karakteristik vegetasi pada kebun
permukaan tanah. campuran memiliki sifat
penanaman yang tidak teratur
KESIMPULAN tergantung pada topografi lereng,
1. Estimasi kerapatan tutupan sehingga mempengaruhi pola
kanopi diperoleh kerapatan tajuk kanopi yang
menggunakan persamaan berlainan.
regresi polinomial. Kerapatan 2. Kenampakan erosi yang sering
tutupan vegetasi DAS Secang ditemukan di setiap satuan lahan
didominasi oleh klasifikasi adalah pedestal, singkapan akar,
tingkat kerapatan sedang. Jenis dan erosi alur. Kondisi erosi DAS
vegetasi tegakan tinggi yang Secang pada tingkat erosi ringan
dominan adalah akasia, lebih dominan daripada erosi berat
sengon, kakao, durian, dan sedang. Hal tersebut
manggis, dan kaliandra. disebabkan oleh banyak
Sedangkan kerapatan tutupan ditemukannya kenampakan erosi
berupa akar pohon yang tampak di
permukaan tanah dan pedestal dalam menghambat erosi.
dengan sedikit permukaan kasar
(armour layer).
DAFTAR PUSTAKA
3. Berdasarkan hasil analisis tabulasi
silang dari data observasi di Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi
lapangan, tingkat erosi memiliki Tanah dan Air. Bogor : Institut
tingkat korelasi yang sama besar Pertanian Bogor Press
dengan variabel kerapatan tutupan Azizi, Z., A. Najafi, and H. Sohrabi.
kanopi dan kerapatan tutupan 2008. Forest Canopy Density
tanah, sedangkan korelasi tingkat Estimating, Using Satellite
erosi dengan kemiringan lereng Images. The
lebih rendah. Dengan demikian International Archives of the
tingkat erosi memiliki hubungan Photogrammetry, Remote
lebih besar dengan kerapatan Sensing and Spatial Information
tutupan kanopi dan kerapatan Sciences. Vol. XXXVII. Part B8.
tutupan tanah daripada kemiringan Beijing : Tarbiat Modares
lereng. Alasannya adalah kerapatan University
vegetasi tegakan tinggi maupun Jennings, S.B., Brown, N.D., and Sheil,
vegetasi tutupan tanah berperan D. 1999. Assessing Forest
Canopies and Understory Larsson, H. 2002. Acacia Canopy
Illumination: Canopy Closure, Cover Changes in Rawashda
Canopy Cover and Other Forest Reserve, Kalassa
Measures. Forestry 72 (1): 59– Province, Eastern Sudan, Using
74 Linear Regression NDVI
Models. International Journal of
Remote Sensing 23, 335-339
Marjuki, Bramantiyo. 2008.
Penerapan Teknik Perolehan
Data Tutupan Kanopi
Menggunakan Pendekatan
Indeks Vegetasi dan
Hubungannya dengan Tingkat
Erosi. Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada
Morgan, R. P. C. 1995. Soil
Erosion and Conservation
(Second edition ed.). Harlow :
Longman
Swain, P. H., and Davis, S. M. 1978.
Remote Sensing:
The Quantitative
Approach. New York :
McGraw-Hill
Utomo, Wani Hadi. 1994. Erosi dan
Konservasi Tanah. Malang :
IKIP Malang

Anda mungkin juga menyukai