Anda di halaman 1dari 8

DIAGRAM PROFIL VEGETASI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN

Ade Cici* dan Alfianur Azmi, Alfiyanti Sholihah


Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*Corresponding author​: ​adecici27@gmail.com

ABSTRAK

Diagram profil dalam analisis vegetasi adalah sebuah sketsa berbentuk diagram yang dibuat untuk
menggambarkan populasi keberagaman vegetasi di hutan. Tujuan dari pengamatan ini adalah supaya dapat
diketahui ​dimensi (bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi dari hutan yang dipelajari,
sehingga dapat diketahui sketsa dari profil vegetasi sepanjang garis transek dan dapat digunakan untuk
penelitian tentang satwa liar atau potensi keadaan hutan di tahun-tahun selanjutnya. Diawali dengan
mengukur faktor fisik terlebih dahulu, kemudian metode menganalisis vegetasi pada plot 20x20 meter yang
berlokasi di lingkungan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, setelah itu menarik transek ke lahan
disebelahnya sehingga berukuran 10x40 meter. Dengan ini, akan diketahui berapa jumlah individu pohon,
keberagaman serta kerapatan pohon yang berada di dalam plot tersebut.

Kata kunci: diagram, profil, vegetasi.

ABSTRACT

The profile diagram in vegetation analysis is a sketch in the form of a diagram created to describe the
diversity of vegetation in the forest population. The purpose of this observation is to be able to know the
dimensions (shape) or vertical and horizontal structure of a vegetation from the forest studied, so that
sketches of vegetation profiles along the transect lines can be known and can be used for research on wildlife
or the potential for forest conditions in the years next. It starts with measuring physical factors first, then the
method of analyzing vegetation on a 20x20 meter plot located in the Gunung Halimun Salak National Park,
then pulling the transect onto the adjacent land so that it measures 10x40 meters. With this, it will be known
how many individual trees, the diversity and density of trees in the plot.

Keywords: diagrams, profiles, vegetation.

PENDAHULUAN

Sebagian besar hutan alam di lempung yang bermuatan negatif rendah


Indonesia termasuk dalam hutan tropika seperti kaolinite dan illite. Kondisi tanah
basah. Keterkaitan antara komponen asam ini memungkinkan besi dan
penyusun memungkinkan bentuk struktur almunium menjadi aktif di samping
hutan tertentu yang dapat memberikan kadar silikanya memang cukup tinggi,
fungsi tertentu pula seperti stabilitas sehingga melengkapi keunikan hutan ini.
ekonomi, produktivitas biologis yang (Kuswanda dan Mukhtar, 2008).
tinggi, siklus hidrologis yang memadai Didalam UU No 5 Tahun 1990
dan lain-lain. Secara de facto tipe hutan pada Penjelasan Pasal 8 ayat 1
ini memiliki kesuburan tanah yang sangat menyatakan bahwa perlindungan sistem
rendah, tanah tersusun oleh partikel penyangga kehidupan dilaksanakan
dengan cara menetapkan suatu wilayah Suatu sketsa dari profil vegetasi
tertentu sebagai wilayah perlindungan. sepanjang garis transek sangat berguna
Pemerintah menetapkan pola dasar untuk penelitian satwa liar, terutama
pembinaan pemanfaatan wilayah tersebut untuk penelitian burung dan primata yang
sehingga fungsi perlindungan dan menempati suatu habitat hutan.
pelestariannya tetap terjamin. Wilayah Komposisi dari suatu profil habitat sangat
perlindungan sistem penyangga bermanfaat untuk membuat suatu
kehidupan ini meliputi antara lain hutan kesimpulan tentang hubungan antara
lindung, daerah aliran sungai, areal tepi derajat kelimpahan satwa liar dengan tipe
sungai, daerah pantai, bagian tertentu dari habitatnya. Ukuran petak contoh untuk
zona ekonomi eksklusif Indonesia, daerah pemetaan diagram profil suatu habitat
pasang surut, jurang, dan areal berpolusi disesuaikan dengan peneliti dan kondisi
berat. lingkungan tempat dilakukan penelitian
Penetapan zona penyangga (Soemarwoto, 2004).
dilakukan hanya apabila suatu Taman
Nasional banyak mendapatkan tekanan. MATERIAL DAN METODE
Bahkan pada tingkat yang lebih parah, Percobaan ini dilakukan dengan
dapat pula dibentuk suatu zona transisi menggunakan analisis vegetasi metode
(transition zone). Sehingga di suatu petak berupa jalur atau garis petak dan
kawasan Taman Nasional akan terdapat menggunakan berbagai macam alat, yaitu
zona taman (core zone), zona penyangga tali berukuran 20x20 m, 105x10 m, 5x5
(buffer zone) dan zona transisi (transition m, kayu patok 12 buah, roll meter, golok,
zone). Area inti (Core Area) adalah alat tulis, kamera, dan alat faktor
kawasan konservasi atau kawasan lindung pengukur fisik yang diantaranya adalah
dengan luas yang memadai, mempunyai pH meter, soil moisture tester, GPS,
perlindungan hukum jangka panjang, termometer, dan klinometer.
untuk melestarikan keanekaragaman Langkah awal dengan membuat
hayati beserta ekosistemnya. transek dengan tali yang berbentuk
Dalam studi synekologi, terutama studi persegi dan dengan ukuran 1x1 m untuk
komposisi dan struktur hutan, serasah, 2x2 m semai, 20x20 m untuk
mempelajari profil (statifikasi) sangat analisis vegetasi. Data – data yang
pentng artinya. Tujuannya adalah untuk diambil dalam analisis vegetasi adalah
mengetahui dimensi (bentuk) atau nama jenis, keliling, tinggi, dan lebar
struktur vertikal dan horizontal suatu tajuk. Di dalam plot pengamatan pohon
vegetasi dari hutan yang dipelajari, dibuat petak – petak yang lebih kecil
dengan melihat bentuk profilnya akan untuk pengukuran semai dan serasah,
dapat diketahui proses dari serta mengukur faktor fisik pada masing –
masing-masing pohon dan peranannya masing plot.
dalam komunitas tersebut,
Setelah dilakukan analisis pada Kemudian gambarkan hasil pengamatan
plot tersebut, buat transek selanjutnya pada millimeter blok berbentuk diagram
untuk pembuatan diagram profil. Ambil profil.
transek berukuran 10x40 m dari plot
tersebut, buat lintasan garis x dan y untuk
menentukan posisi pohon. Amati pohon HASIL DAN PEMBAHASAN
yang berada di dalam transek tersebut,
catat tinggi pohon, tinggi bebas cabang,
diameter, serta panjang kanopi.
Tabel 1. Faktor Fisik

No Faktor Fisik Keterangan


1. Suhu tanah 22
2. Ph 6,8
3. Kelembapan 3
4. Kecepatan Angin 0
5. Suhu udara 22,1
6. Tekanan Udara 1054
7. Intensitas cahaya 55,5

Diantara faktor-faktor yang dapat 3. Ukuran Daerah yang luas dapat


mempengaruhi jumlah spesies di dalam menampung lebih besar spesies
suatu daerah antara lain sebagai berikut : dibandingkan dengan daerah sempit.
Beberapa penelitian telah
1. Iklim Fluktuasi iklim musiman membuktikan bahwa hubungan antara
merupakan faktor penting dalam luasdan keragaman spesies secara
membagi keragaman spesies. Suhu kasar adalah kuantitatif (Latifah,
maksimum yang ekstrim, persediaan 2005).
air, dan sebagainya menimbulkan
kemacetan ekologis (bottleck) yang
membatasi jumlah spesies yang dapat Perbedaan penyebaran tanaman berbagai
hidup secara tetap di suatu daerah. jenis dan kerapatannya dipengaruhi oleh
2. Keragaman Habitat Habitat dengan faktor-faktor kimia-fisik, diantaranya :
daerah yang beragam dapat
menampung spesies a. Faktor elevasi, yaitu faktor tinggi
yangkeragamannya lebih besar di rendahnya tempat di permukaan bumi.
bandingkan habitat yang lebih Tempat-tempat yang ketinggiannya
seragam. berbeda misalnya dataran rendah,
dataran tinggi dan pegunungan itu, pengaruh manusia terhadap
mengakibatkan perbedaan jenis penyebaran dan kelestarian flora
tumbuh-tumbuhan. sangat besar.
b. Faktor kesuburan tanah, perbedaan
tingkat kesuburan tanah di tiap-tiap
muka bumi akan menyebabkan
perbedaan flora di daerah tersebut.
c. Faktor iklim, tipe-tipe yang berbeda Tabel 2. Hasil Pengamatan Vegetasi
antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain mengakibatkan corak flora
yang berbeda pula
d. Faktor biologis, timbul dari saling
mempengaruhi antara
tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Selain

DB
H
No (cm Diameter
. Jenis ) Posisi Pohon Tinggi (cm) (cm) Proyeksi Tajuk (m)

Kana Depa
X Y TT TBC Kiri n n Belakang

1 Pandanus tectoricus 120 0.6 3.6 516.7 − 30.25 1.75 1 1.2 1.7

2 Pandanus tectoricus 120 0.8 3.6 677.7 − 24 1.25 1.27 1.2 1.45

3 Willow oak 120 7.7 2 1777 216.7 33.8 2.3 1.7 2.2 2

12.
4 Willow oak 120 6 5.1 2042 654 16.2 1.57 2.1 3 2.15

17.
5 Willow oak 120 1 5.4 1080 494.6 28.3 1.8 2.7 1.58 2.35

Pohon-pohon yang terdapat di dan berkembang secara penuh dan


dalam hutan hujan tropika berdasarkan merupakan pohon yang paling dominan
arsitektur, dan dimensi pohonnya (lapisan A).
digolongkan menjadi tiga kategori pohon, 3. Pohon masa lampau (trees of the past),
yaitu: yaitu pohon-pohon yang sudah tua dan
1. Pohon masa depan (trees of the future), mulai mengalami kerusakan dan akan
yaitu pohon yang masih muda dan mati (Onrizal, 2008).
mempunyai kemampuan untuk tumbuh Melihat proyeksi tajuk yang
dan berkembang di masa datang, pohon membentang ke segala arahnya kurang
tersebut pada saat ini merupakan pohon lebih berkisar antara 2-3 meter, cukup
kodominan (lapisan B dan C). umum sebenarnya namun pohon-pohon
2. Pohon masa kini (trees of the present), ini tergolong kedalam pohon tua dan
yaitu pohon yang saat ini sudah tumbuh sudah mengalami banyak kerusakan. Jika
dibuat sketsanya, akan terlihat tidak ada
bentrok antara tajuk pohon satu ke pohon
lainnya, sebab banyak ranting yang sudah
tidak rimbun dengan daun.
Pohon pandan tikar (​Pandanus
tectoricus​.) memiliki tinggi rata-rata
mencapai 5-10 meter, tanaman ini
tumbuh pada kondisi cahaya matahari
yang baik dan tanah gambut, juga bisa di Gambar 4.1. Diagram Vertikal
tanah pesisir. Pandan tikar banyak
tumbuh secara alamiah hingga pada Hutan merupakan satu kesatuan
ketinggian 600 mdpl (Sancoyo, 2017). ekosistem berupa hamparan lahan yang
Pohon pandan yang kami temukan berisi sumber daya alam hayati yang
memiliki akar tunjang setinggi 180cm. didominasi oleh pepohonan, dalam
Sedangkan, pohon willow persekutuan alam lingkungannya yang
menurut literatur tumbuh pada tanah satu denganlainnya tidak dapat
lembab di daerah dingin. Memiliki kayu dipisahkan. Hutan terbentuk dari berbagai
yang keras, cabang yang ramping, bentuk jenis tumbuhan yang didalamnya terjadi
daun lonjong agak bergelombang dan suatu interaksi antara komponen biotik
perakaran tunggang. Terdapat juga dan abiotik yang membentuk suatu
semai-semai di sekitar pohon itu berada, ekosistem. Interaksi dalam suatu
hidup bergerombol satu sama lain, yang komunitas tercermin dari struktur dan
disebabkan oleh perkembangbiakan yang komposisi vegetasi (Soerianegara dan
masih terus berlangsung. Namun tetap Indrawan, 2005).
saja populasi itu masih terhitung sedikit Secara vertikal pada plot yang
sebab pada diagram profil tidak terlihat kami analisis, hanya terdapat 2 jenis
struktur yang rapat. tumbuhan dengan total 5 individu, yaitu 2
Kesimpulannya, hutan ini pohon pandan tikar dan 3 pohon willow.
heterogen dengan dominansi pohon Tentu saja jika dilihat dari sisi
willow. Karena masih terlihat banyak keberagaman sangatlah sedikit, namun di
tumbuhan bawah tidak sejenis, dan pohon sekitar plot terdapat hutan homogen yang
willow memang lebih cocok hidup di berisi populasi pohon pinus yang cukup
lingkungan tersebut mengingat kondisi rapat. Faktor yang memungkinkan adalah
suhu disana memang sangat dingin sekali, posisi plot kami masih berada di pinggir
serta faktor fisik yang mendukung. hutan, bisa jadi pula lahan tersebut
memang kosong, karena tanahnya
gersang dan semai atau tanaman bawah
pun sedikit populasinya. Sehingga dapat
disimpulkan, kondisi ini masih belum
cukup baik jika melihat hutan homogen di populasi, keberagaman, struktur dan
dekat lokasi tersebut. kerapatan hutan. Untuk mengetahuinya
pelu dilakukan analisis vegetasi yaitu
suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi. Dalam keperluan
analisis vegetasi diperlukan data-data
jenis, diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari
penyusun komunitas hutan tersebut.
Gambar 4.2. Diagram Tajuk Berdasarkan pengamatan,
keanekargaman spesies dari plot satu
Pada diagram diatas, terlihat dengan plot lainnya tidak begitu
bahwa plot yang dipilihkan untuk kami bervariasi, pada plot pertama hanya
terlihat tidak rapat antara satu individu ditemukan satu jenis pohon dan satu
dengan individu lainnya. Sebab seperti individu, dan pada plot berikutnya hanya
yang telah dijelaskan sebelumnya, ditemukan dua jenis pohon dan hanya
pohon-pohon tersebut tergolong pohon terdiri dari 4 individu dimana salah
tua yang telah mengalami kerusakan dan satunya juga merupakan pohon serupa
daun daunnya sudah tidak rimbun lagi. dengan plot pertama. Jadi, pada
Selain itu juga, karena pada plot 10x40 pengamatan kami dilapangan didapatkan
meter tersebut hanya terdiri dari 5 pohon hasil berupa spesies yang tidak
saja. menunjukkan kenekaragaman yang
bervariasi.
KESIMPULAN
Diagram Profil ialah sebuah
sketsa yang menggambarkan tentang

DAFTAR PUSTAKA
Kuswanda, W. dan A.S. Mukhtar. 2008. ​Kondisi Vegetasi dan Strategi Perlindungan Zona
Inti di Taman Nasional Batang Gadis.Sumatera Utara.

Onrizal & C. Kusmana. 2008​. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera
Utara. Biodiversitas​ 9 (1): 25-29

Sancoyo, dkk. 2017. ​Pandan Tikar.​ Website Kebun Raya LIPI.

Soemarwoto, Otto. 2004. ​Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.​ Jakarta;
Djambatan.
Soerianegara, I. dan A. Indrawan.,2005. ​Ekosistem Hutan Indonesia​. Laboratorium Ekologi
Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai