Anda di halaman 1dari 2

HIKAYAT DAMPO AWANG

Pada zaman dulu ada seorang saudagar kaya yang bernama Dampo Awang. Dia berasal
dari Negara Cina. Dia ingin pergi kesuatu tempat untuk mengajarkan ajaran Kong Hu Cu dengan
cara mengarungi samudera bersama para pengawal setianya. Suatu hari dia sampai di tanah Jawa
bagian timur. Dampo Awang sangat senang akan daerah itu sehingga dia bermaksud untuk
berlabuh disana dan menetap sambil mengembangkan ajaran yang dibawanya. Suatu saat Dampo
Awang bertemu dengan Sunan Bonang, Sunan Bonang adalah salah satu dari wali songo atau
sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Pada saat pertemuan pertama kali itu, Dampo Awang sudah memperlihatkan sikap
kurang baik pada Sunan Bonang. Dampo Awang takut jika ajaran yang selama ini dia ajarkan
akan hilang dan digantikan dengan ajaran agama islam. Perlu diketahui bahwa Dampo Awang
sudah terbiasa dengan orang awam di jawa sehingga dia dapat berbahasa dengan baik.Saat Sunan
Bonang mau mendirikan Salat Ashar. Dampo Awang berfikir untuk mecelekai Sunan Bonang.
Dia menyuruh pengawalnya untuk menaruh racun ke air putih dalam kendi yang berada diatas
meja. Setelah selesai shalat Sunan Bonang menuju ke meja makan.
Dampo Awang mengira bahwa Sunan Bonang akan meminum air dalam kendi tersebut.
Tetapi dugaan Dampo Awang keliru, sebenarnya Sunan Bonang mau mengaji. Hari demi hari
telah berlalu, setiap waktu shalat Sunan Bonang mengumandangkan adzan dan shalat, setelah
shalat Sunan Bonang mengaji diteras rumahnya. Setiap orang – orang yang lewat di depan
rumahnya dan mendengar suara Sunan Bonang saat mengaji dan adzan menjadi kagum akan ayat
– ayat alllah. Kemudian banyak penduduk menjadi pemeluk agama islam. Lama – kelamaan
pengikut sunan semakin banyak.
Tidak lama kemudian Dampo Awang mendengar peristiwa tersebut dia sangat marah
karena pengikutnya semakin berkurang lalu Dampo Awang mengirim pengawalnya untuk
menjemput Sunan Bonang . Mula – mula Sunan Bonang menolak tetapi karena dia merasa
kasihan akan pengawal - pengawal Dampo Awang, jika Sunan Bonang tidak ikut mereka akan
dihukum pancung. Akhirnya Sunan Bonang bersedia untuk datang ke kediaman Dampo Awang.
Saat Sunan Bonang tiba di kediaman Dampo Awang, Dampo Awang menyambutnya dengan
ramah. Namun dibelakang dari keramahan tersebut Dampo Awang telah merencanakan sesuatu.
Dampo Awang menyuguhi Sunan Bonang dengan buah - buahan segar, makanan yang
enak - enak, minuman segar, dll. Sunan Bonang tidak menaruh curiga sedikitpun kepada Dampo
Awang, padahal Dampo Awang berniat mencelakainya. Saat ditengah perjamuan, tiba - tiba
Dampo Awang meminta agar Sunan Bonang meninggalkan daerah itu. Tetapi Sunan Bonang
menolak karena dia sudah berniat untuk mengajarkan agama islam di daerah itu. Dampo Awang
sangat marah mendengar ucapan Sunan Bonang yang baru saja diucapkannya tadi. Lalu Dampo
Awang menyuruh pengawalnya untuk menyerang Sunan Bonang tetapi dengan waktu yang
sangat singkat Sunan Bonang dapat mengalahkan pengawal - pengawal Dampo Awang.
Dampo Awang tidak terima akan kekalahannya. Dia kembali ke negaranya untuk
menyusun stategi dan kekuataan baru. Setelah beberapa tahun Dampo Awang kembali lagi ke
tanah jawa sambil membawa pasukan yang lebih banyak dari sebelumnya. Pada saat sampai di
tanah jawa dia sangat kaget sekali karena semua penduduk di daerah itu sudah menganut agama
islam. Dampo Awang marah lalu mencari Sunan Bonang. Dampo Awang tidak bisa menahan
amarahnya ketika dia sudah bertemu dengan Sunan Bonang sehingga dia langsung menyerang
Sunan Bonang lebih dulu tetapi dengan singkat Sunan Bonang bisa mengalahkan Dampo Awang
dan pengawalnya.
Kemudian Dampo Awang diikat di dalam kapalnya setelah itu Sunan Bonang menendang
kapalnya sehingga seluruh bagian kapal tersebar kemana - mana. Setelah itu sebagian kapal
terapung di laut. Dampo Awang menyebutnya “Kerem  Tenggelam)“ sedangkan Sunan Bonang
menyebutnya “Kemambang (Terapung)“. Kemudian lama - kelamaan masyarakat mengucapkan
Rembang yang berasal dari kata Kerem dan Kemambang. Akhirnya di daerah itu dinamakan
Rembang yang sekarang menjadi salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Jangkarnya
sekarang ada di Taman Kartini sedangkan Layar kapal berada dibatu atau biasanya sering disebut
“Watu Layar“ dan kapalnya dikabarkan menjadi Gunung Bugel yang ada di kecamatan Pancur
karena bentuknya menyerupai sebuah kapal besar dan diatas Gunung ada sebuah makam konon
disana merupakan makam Dampo Awang.

Anda mungkin juga menyukai