Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, diuraikan mengenai
hasil observasi, hasil wawancara, hasil penelitian dan pembahasan dari
penelitian yaitu strategi dalam pengeolaan tambak ikan bandeng. Fokus
penelitian ini adalah mengenai cara budidaya ikan bandeng. Penelitian ini
dilakukan di Desa Tasikharjo, Kaliori dengan mencari informan yang
memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini.Dalam
mencari dan mengumpulkan informasi mengenai penelitian yang
dilakukan, peneliti mengunakan metodelogi penelitian kualitatif dengan
studi pendekatan deskriptif. Untuk mengumpulkan informasi yan terkait
dengan budidaya ikan bandeng.
Pada tahapan Analisa yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat
daftar pertanyaan yang digunakan untuk wawancara kepada para informan
sebagai pengumpulan data, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui
bagaimana informasi yang diberikan oleh informan, penelitian melakukan
beberapa tahapan yaitu wawancara berdasarkan fokus penelitian mengenai
pengelolaan tambak dan cara budidaya ikan bandeng, peneliti
mewawancarai 10 pihak pemilik tambak ikan bandeng. Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti di Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori. Hasil
penelitian diperoleh dengan cara wawancara yang mendalam dengan
narasumber sebagai bentuk pencarian data dan terlibat langsung
dilapangan yang kemudian peneliti analisis, berikut merupakan tabel
informan dan pertanyaan wawancara penelitian:

12
13

Tabel 1
Informan Dan Pertanyaan Wawancara
No Informan Pertanyaan
1. Informan Pertama 1. Berapa lama Bapak usaha budidaya tambak
(Iwan) ikan bandeng ?
2. Informan Kedua 2. Mengapa Bapak lebih memilih budidaya ikan
(Nur Wahid) bandeng daripada yang lainnya?
3. Informan Ketiga 3. Berapa lama ikan bandeng dapat dipanen?
(Safi’i) 4. Bagaimana strategi Bapak dalam
4. Informan Keempat mengembangkan usaha ini?
(Eko) 5. Bagaimana cara Bapak dalam mengolah
5. Informan Kelima hasil produksi?
(Budi)
6. Informan Keenam
(Edi)
7. Informan Ketujuh
(Hardi)
8. Informan Kedelapan
(Agung)
9. Informan Kesembilan
(Agus)
10. InformanKesepuluh
(Joko)

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan informan


didapatkan hasil wawancara, sebagai berikut
1. Informan Pertama
a. “Kurang lebih 4-5 tahun mbak”
b. “Budidaya ikan bandeng gampang mbak”
c. “Sekitar 4 bulanan mbak”
14

d. “Memperhatikan kondisi tambak dan memilih bibit ikan bandeng


baik”
e. “Mengawasi pertumbuhan ikan bandeng mbak”
2. Informan Kedua
a. “Untuk budidaya tambak ini sudah lama mbak, saya cuma
meneruskan usaha orangtua saya sekitar 1 tahunan mbak”
b. “Menurut orangtua saya usaha budidaya ikan bandeng lebih
mudah”
c. “4 bulanan mbak”
d. “Pengawasan kondisi tambak sama cara penebaran benih ikan”
e. “Mencari informasi dari petani tambak yang sudah lama
melakukan usaha budidaya tambak ikan bandeng, serta melihat
cara budidaya tambak ikan bandeng dari media sosial”
3. Informan Ketiga
a. “Sekitar 7 tahunan mbak, saya budidaya bandeng”
b. “Karena budidaya ikan bandeng itu perawatannya mudah dan
cepat mendapatkan hasil mbak”
c. “Kurang lebih 4 bulan untuk menunggu hasil panen”
d. “Dengan mengecek kondisi tambak dan memilih benih ikan yang
bagus”
e. “Biasanya Bapak mengecek perkembangan setiap bulannya mbak”
4.Informan Keempat
a. “Saya sudah mulai mengelola tambak sejak saya masih sekolah
sma mbak, sekitar 7 tahunan yang lalu.”
b. “Karena bandeng didaerah saya lebih mudah untuk dirawat dan
dikembangkan mbak”
c. “ Kalau panen biasanya 4 bulan sudah bisa dipanen mbak”
d. “Untuk budidaya ikan bandeng yang harus disiapkan di awal itu
petakannya dulu, mulai dari pengeringan, pupuk, sampai siap
tebar benih, untuk lebih meningkat kualitas produksi saya mesin
pompa air untuk musim kemarau.”
15

e. “Hasil produksi ikan bandeng tidak diolah tetapi langsung dijual


ke pengepul ikan bandeng.”
5. Informan Kelima
a. “Saya budidaya bandeng sudah mulai sejak kecil mbak karena
sudah sering membantu orang tua saya, jadi saya sudah budidaya
sejak kecil”
b. “Karena bibit bandeng yang harganya murah dan mudah
didapatkan”
c. “Saya biasanya kalau sudah memasuki waktu 4 bulan sudah saya
panen”
d. “Saya lebih mengutamakan untuk pembelian benih ikan bandeng
dan pemberian makan serta untuk tambaknya dikasih pompa air.”
e. “Kalau panen ikan bandeng langsung saya jual kepada tetangga
yang memiliki bisnis bandeng presto.”
6. Informan Keenam
a. “Saya sudah sekitar 15 tahunan dek mulai usaha budidaya
bandeng”
b. “Karena mayoritas penduduk disini lebih banyak yang budidaya
ikan bandeng dan lebih mudah perawatannya”
c. “Kalau saya sekitar 4 bulan setengah baru saya panen dek”
d. “Dalam strategi saya mementingkan untuk lebih mengawasi pakan
dan penggunaan pupuknya ini untuk awalnya, supaya tumbuh
klekap untuk makan ikan, kadang juga untuk perangsang. Jenis
pupuk yang dipakai itu pupuk Urea dan TSP.”
e. “Hasil panen saya olah sendiri untuk pembuatan kerupuk.”
7. Informan Ketujuh
a. “Saya sudah mau 15 tahunan mbak bekerja ditambak bandeng”
b. “Karena melihat daerahnya yang pas untuk budidaya bandeng dan
bandeng perawatannya”
c. “Saya kalau panen biasanya dalam waktu 4 bulan kalau ngga 4
bulan setengah mbak “
16

d. “Dalam strategi pemilihan bibit ikan lebih penting karena akan


berdampak pada hasil panen.”
e. “Kalau panen saya menjualnya ke pedagang pengepul disini, tidak
diolah lagi”
8. Informan Kedelapan
a. “ Saya budidaya bandeng baru kurang lebih 3 tahun dek “
b. “Karena daridulu secara turun temurun dari keluarga saya
budidaya bandeng sehingga saya melanjutkan dari keluarga saya”
c. “Saya ngga tentu dek biasanya 4 bulan kalau ngga 4 bulan lebih”
d. “Saya lebih mementingkan pemberian makan, pengairan dan juga
hama penyakit.”
e. “Untuk panen tidak jual soalnya ini saya memiliki usaha olahan
ikan bandeng, menjadi makanan ringan dan kerupuk.”
9. Informan Kesembilan
a. “Saya melakukan usaha ini baru 6 tahunan mbak”
b. “Karena bandeng banyak peminatnya dan mudah perawatannya”
c. “ Saya kalau sudah memasuki usia 4 bulan lebih sudah saya panen
mbak”
d. “Strategi yang selalu saya lakukan dalam pemberian pakan ikan,
saya memberikan pakan ikan bandeng dua kali dalam sehari,
menggunakan pelet, cacing dan sisa limbah ikan.”
e. “Setelah panen saya langsung jual ke pengepul langganan saya
sendiri.”
10. Informan Kesepuluh
a. “Saya sudah lama mbak, sudah ada kalau 20 tahunan”
b. “Karena mudah dirawat dan bibitnya juga mudah didapatkan”
c. “Kalau sudah usia 4 bulan sudah siap untuk dipanen mbak”
d. “Lebih mengawasi lokasi di sekitar tambak soalnya banyak hama
berupa hama ular, biawak dan lainnya.”
e. “Setelah panen saya titipkan saudara, soalnya saudara saya punya
lapak penjualan ikan di pasar Rembang.”
17

B. Pembahasan
Setelah dilakukan wawancara dengan informan guna untuk memeperoleh
hasil penelitian yang terkait dengan strategi pengembangan budidaya tambak
ikan bandeng dan cara untuk meningkatkan hasil pengelolaan budidaya
tambak ikan bandeng.
1. Strategi Pengembangan Budidaya Tambak Ikan Bandeng
Strategi pengembangan budidaya tambak ikan bandeng dimulai dari
persiapan tambak, pemupukan dan pemberantasan hama, penyiapan nener,
penebaran benih dan pengelolaan tambak, sampai dengan pemanenan telah
berjalan dengan baik sehingga menghasilkan ikan bandeng yang
berkualitas.
a. Persiapan Tambak
Pada saat penelitian dilakukan tambak yang dipersiapkan
merupakan tambak yang sudah ada dan berulang kali melaksanakan
pembesaran serta panen ikan Bandeng para petani yang tidak
melakukan persiapan ikan Bandeng dengan baik memang dapat panen
tetapi panen yang dihasilkan kurang maksimal karena persiapan kolam
sering diabaikan sehingga berdampak pada banyaknya hama di dalam
tambak. Agar dapat menghasilkan panen ikan Bandeng persiapan
kolam atau tambak yang baik yaitu:
1) Pencangkulan dan pembalikan tanah
Kegiatan ini dilakukan untuk membebaskan senyawa dan gas
beracun sisa pembesaran hasil penguraian bahan organik dari
pakan maupun dari kotoran.Selain itu dengan pembalikan tanah
maka aerasi (penambahan oksigen) berjalan dengan baik sehingga
kesuburan tanah lebih baik.
2) Pengangkatan lumpur di dalam kolam yaitu dengan menggunakan
cangkul khusus
Cara ini bertujuan untuk menumbuhkan planton-planton yang
menjadi makanan alami ikan Bandeng. Kondisi tambak yang
18

mempunyai kandungan lumpur banyak dapat menggaggu proses


pembesaran benih ikan Bandeng.
3) Perbaikan pintu air.
Dalam usaha pembesaran ikan Bandeng terdapat 2 pintu air
yaitu pintu masuk air dan pintu pembuangan air.Posisi pintu masuk
air dibuat lebih tinggi agar terhindar dari kebocoran saat terjadi air
pasang.Sebaliknya pintu pembuangan air dibuat lebih rendah untuk
pengeringan dan pengurangan air.
4) Pembersihan keong, trisipan dan hama lainnya.
Pembersihan ini dilakukan dengan memunguti dan dimasukkan
kedalam karung agar tidak kembali ke tambak. Pembersihan ini
dilkakukan untuk mengurangi kandungan asam yang ada di keong
dan hama lainnya yang berakibat pada lambatnya pembesaran ikan
Bandeng.
b. Penebaran benih ikan
Benih ikan Bandeng berupa nener yang baru dibeli lalu
ditebarkan di kolam atau tambak aklimitasi (ipukan), yang berada di
dalam lingkungan kolam peneneran untuk diadaptasikan dahulu
sebelum ditebarkan ke tambak pendederan atau pembesaran.
Penebaran benih Bandeng dilakukan pada sore menjelang malam atau
pagi menjelang siang karena pada saat itu suhu air sudah rendah
sehingga tidak menyebabkan nener stress dan mati. Adapun cara
melepaskan nener ke tambak petakan yaitu mula-mula wadah angkut
nener, baik berupa ember, jerigen, plastik, maupun lainnya direndam
di dalam tambak petakan dalam keadaan wadah terbuka dan dibiarkan
mengambang. Beberapa saat biasanya telah terjadi keseimbangan suhu
air dalam wadah dan air dalam tambak, selanjutnya masukkan nener
secara perlahan-lahan ke dalam tambak beserta air pengangkutnya.
Ketika nener sudah bisa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru
(selama 2 hari), maka nener boleh dilepaskan ke tambak pembesaran
19

dengan cara membuka pintu-pintu air. Kemudian tunggu nener hingga


mencapai usia panen (3 bulan).
c. Pemberian pakan tambahan
Pemeliharaan benih ikan Bandeng selama pembesaran
(pendederan) berlangsung minimal 2 bulan sebenarnya tidak
memerlukan makanan dari luar. Makanan ikan Bandeng cukup dengan
makanan alami yaitu berupa klekap yang telah ditumbuhkan di kolam
atau tambak.Namun jika klekap masih kurang untuk memenuhi
kebutuhan pakan ikan maka dapat didukung dengan makanan
lainnya.Pakan tambahan untuk ikan Bandeng lumayan beragam, pakan
tambahan dapat berupa dedak halus atau bekatul halus, ada juga
menggunakan makanan instan yaitu Raja Bandeng, dan selain itu juga
bisa dengan tepung gandum (baik dalam bentuk tepung atau pelet).
Pemberian pakan tambahan dilakukan dengan cara ditaburkan
atau diletakkan di pinggiran kolam atau tambak. Pemberian pakan
tambahan tidak boleh berlebihan, karena dapat mengakibatkan polusi
air di tambak. Jika polusi air yang disebabkan sisa-sisa makanan
tambahan yang tidak terkonsumsi maka akan mengganggu kesehatan
ikan karena kadar amoniak meningkat.
d. Pemanenan hasil pembesaran
Penangkapan atau panen ikan Bandeng dapat dilakukan dengan
cara penangkapan dengan memasukkan air pasang (sistem nyerang)
maupun penangkapan sistem kering, tergantung kedekatan lokasi
tambak dengan laut. Penangkapan ikan Bandeng sistem nyerang
(selektif) Ikan Bandeng memiliki kecepatan pertumbuhan berbeda-
beda, diantaranya ada yang tumbuh lebih cepat dan juga ada yang
melambat. Karena alasan inilah maka pemanenan Bandeng dapat
dilakukan dengan selektif, yaitu memanen ikan Bandeng yang
berukuran besar (ukuran konsumsi). Sedangkan ikan Bandeng yang
berukuran kecil dibiarkan sampai ukuran konsumsi.
20

Cara panen ikan Bandeng dengan sistem selektif adalah: pada


awalnya parit keliling dibersihkan dari segala peralatan penangkapan,
misalnya perangkap udang atau perangkap hewan darat yang biasanya
dipasang sepanjang parit tambak. Kemudian pintu air yang berfungsi
sebagai masuknya air laut dibuka semua. Lalu pasang jaring jala
memanjang berdasarkan lebar petakan dan pastikan setiap ujung jaring
dipegang oleh satu orang. Bersamaan dengan air yang masuk ke dalam
tambak maka berjalanlah maju mengitari tambak. Dengan demikian
ikan akan menyerang ke arah jaring karena ada air yang dapat
mempengaruhi suhu air dalam tambak. Setelah ikan menyerang lalu
pilihlah ikan yang sesuai dengan ukuran konsumsi, sedangkan yang
berukuran kecil dibiarkan lepas di belakang jaring. Untuk ikan yang
sudah berhasil ditangkap dapat dimasukkan ke dalam wadah yang
berisi es agar kualitas ikan tetap terjaga.
2. Hasil Pengolahan Budidaya Tambak Ikan Bandeng
Penanganan itu mencakup persiapan, pengemasan dan pelaksanaan
pengangkutan. Persiapan dilakukan segera setelah ikan bandeng ditangkap.
Ikan-ikan disimpan dalam keranjang (bambu/rotan) atau digelar di atas
lantai tembok. Setelah itu diupayakan segera mati, jangan dibiarkan ikan
menggelepar-gelepar terlalu lama karena akan mempersingkat kesegaran
ikan. Tumpukan ikan yang cukup tinggi di dalam keranjang bisa
mempercepat ikan mati. Setelah ikan terkumpul cukup banyak, kemudian
dilakukan pembersihan dengan menyemprotkan air bersih ke atas
tumpukan ikan bandeng tersebut, hingga kotoran hanyut. Bakteri yang
terdapat pada lumpur yang melekat pada tubuh ikan jika dibiarkan akan
mempercepat proses pembusukan tubuh ikan. Ikan yang sudah bersih
dipersiapkan untuk proses pengemasan.
Pada proses ini pertama-tama ikan dimasukkan ke dalam wadah
angkut yang berupa keranjang, drum atau tong plastik. Selanjutnya suhu di
dalam wadah angkut diupayakan sedingin mungkin dengan memasukkan
butiran es atau es curah kedalam wadah angkut. Es ini ditempatkan
21

diantara lapisan-lapisan ikan. Segera setelah ikan sampai ditujuan, ikan


dibongkar dari wadah pengangkutan untuk dijajakan ke konsumen atau
disimpan dulu di dalam wadah penyimpanan baru dengan menempatkan
ikan diantara lapisanlapisan es yang baru atau disimpan dalam wadah yang
dilengkapi dengan pendingin ruangan (freezer). Untuk sampai pada
konsumen yang tempatnya relatif jauh dari pertambakan, terlebih dahulu
ikan harus melewati proses pengemasan dan pengangkutan. Pada proses
pengemasan dilakukan upaya-upaya agar ikan yang dikemas dalam
keadaan bersih dan suhu didalam wadah angkut dingin sehingga aktifitas
enzim pembusuk dan bakteri terhambat, yakni dengan memasukkan es ke
dalam wadah angkut, agar ikan sampai ditujuan dalam keadaan baik
diperhatikan kondisi kendaraan, saat pengangkutan, waktu tempuh dan
saat ikan tiba di tujuan. Adapun hasil panen ikan bandeng dalam
pengelolaannya seringkali dilakukan penjualan langsung kepada pengepul
atau dijual di pasar, dalam proses penjualan langsung kepada pengepul
biasanya transaksi dilakukan langsung di tambak tetapi biasanya juga
dijual langsung dipedagang pasar. Biasanya petani tambak yang juga
memiliki usaha dalam pengelolaan ikan bandeng hasil panennya akan
langsung diolah sebagai bahan baku dalam pembuatan kerupuk, makanan
ringan, bandeng presto, dll.
22
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka didapatkan kesimpulan, sebagai
berikut:
1. Strategi Untuk Pengembangan Budidaya Tambak Ikan Bandeng
Dalam pengembangan budidaya tambak ikan bandeng menggunakan
strategi dan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan budidaya
tambak ikan bandeng. Pertama, mempersiapkan kondisi tambak yang akan
dijadikan sebagai tempat untuk budidaya ikan bandeng dengan melakukan
cara yaitu pencangkulan dan pembalikan tanah, kegiatan ini dilakukan
untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa pembesaran hasil
penguraian bahan organik dari pakan maupun dari kotoran.
Kedua yaitu penebaran benih ikan benih ikan bandeng berupa nener
yang baru dibeli lalu ditebarkan di kolam atau tambak aklimitasi (ipukan),
yang berada di dalam lingkungan kolam peneneran untuk diadaptasikan
dahulu sebelum ditebarkan ke tambak pendederan atau pembesaran.
Ketiga yaitu pemberian pakan tambahan, pemeliharaan benih ikan
bandeng selama pembesaran (pendederan) berlangsung minimal 2 bulan
sebenarnya tidak memerlukan makanan dari luar. Makanan ikan bandeng
cukup dengan makanan alami yaitu berupa klekap yang telah ditumbuhkan
di kolam atau tambak.
Keempat yaitu pemanenan hasil pembesaran, penangkapan atau panen
ikan bandeng dapat dilakukan dengan cara penangkapan dengan
memasukkan air pasang (sistem nyerang) maupun penangkapan sistem
kering, tergantung kedekatan lokasi tambak dengan laut.
2. Pengolahan Budidaya Tambak Ikan Bandeng
Pengelolaan hasil panen ikan bandeng kebanyakan hasil panen dijual
pada pengepul dan juga dijual di pasar Rembang, namun juga ada hasil

22
23

panen ikan bandeng yang digunakan sebagai bahan untuk diolah menjadi
produk jajanan, makanan ringan dan lain sebagainya.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang
dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi petani tambak ikan
bandeng sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan, strategi dan cara
pengembangan dan pengolahan budidaya ikan bandeng.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menambahkan pembahasan
tentang budidaya ikan lainnya tidak hanya ikan bandeng, sehingga mempu
memberikan masukan dan informasi terhadap.
3. Untuk petani tambak ikan bandeng dalam proses pengelolaan hasil panen
ikan bandeng agar lebih dikenal atau memperlebar pangsa pasar dalam
mempromosikan produknya dengan cara mempromosikan produk ikan
bandeng melalui media sosial, melakukan kerjasama dengan perusahaan
PT atau CV yang bergerak dalam bidang perikanan khususnya ikan
bandeng, memberanikan diri untuk memasarkan produk diluar Kota
Rembang dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto (2008) Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo dan Sulistiono (2005) Fisiologi ikan:
Pencernaan dan penyerapan makanan. Departemen Manajemen Sumber
DayaPerairan FPIK-IPB, Bogor: 214 hlm
Arief Prahasta dan Hasanawi Masturi (2009) Agribisnis Bandeng, CV. Pustaka
Grafika, Bandung.
Ghufron, Kordi (2009) Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di tambak Sistem
Polikultur. Dahara Prize. Semarang.
https://kkp.go.id/djpt/ditpsdi/page/5057-pengelolaan-perikanan-dengan
pendekatan-ekosistem
Hasanawi Masturi (2022) Agribisnis Bandeng, CV. Pustaka Grafika, Bandung.
Moleong. (2007) Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
Rendi Septiansyah, Urip Rahmani1 dan Victor David Gultom (2022) Analisis
Usaha Budidaya Ikan Bandeng (Chanos–Chanos) Di Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Business Analysis Of
Milkfish Aquaculture (Chanos-Chanos) In Tanjung Pasir Village, Teluk
Naga Sub District, Tangerang, Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 37-
42.
Santoso, B. (2008) Petunjuk Praktis Budidaya Tawes.Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Santoso, B (1996) Budidaya Ikan Nila. Kanisius.Yogyakarta.
Suharedi S. (2010) Pakan Ikan dan Udang: Formulasi, Pembuatan, Analisa
Ekonomi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta.
Bandung.

24
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara
No Informan Pertanyaan
1. Informan Pertama 1. Berapa lama Bapak usaha budidaya
2. Informan Kedua tambak ikan bandeng ?
3. Informan Ketiga 2. Mengapa Bapak lebih memilih budidaya
4. Informan Keempat ikan bandeng daripada yang lainnya?
5. Informan Kelima 3. Berapa lama ikan bandeng dapat
6. Informan Keenam dipanen?
7. Informan Ketujuh 4. Bagaimana strategi Bapak dalam
8. Informan Kedelapan mengembangkan usaha ini?

9. Informan Kesembilan 5. Bagaimana cara Bapak dalam mengolah

10 Informan Kesepuluh hasil produksi?

Dokumentasi Penelitian

25
26

No Informan Dokumentasi
1. Informan Pertama
(Iwan)

2. Informan Kedua
(Nur Wahid)
27

3. Informan Ketiga
(Safi’i)

4. Informan Keempat
(Eko)
28

5. Informan Kelima
(Budi)

6. Informan Keenam
(Edi)
29

7. Informan Ketujuh
(Hardi)

8. Informan Kedelapan
(Agung)
30

9. Informan Kesembilan
(Agus)

10. InformanKesepuluh
(Joko)
31

ABSTRAK

Perikanan darat meliputi usaha produksi tambak ikan, waduk, sungai, dan
sebagainya, usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak maupun
ragam dari skala usaha, ada usaha yang berskala besar, ada usaha yang berskala
menengah serta ada usaha yang berskala kecil. Tujuan penelitian ini untuk
menerapkan strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha
budidaya tambak ikan bandeng di daerah penelitian, meningkatkan usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan hasil pengolahan budidaya tambak ikan bandeng
di daerah penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah informan atau narasumber yang
menjadi sumber data penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah petani tambak
ikan bandeng yang berjumlah 10 responden. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data kualitatif menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis data berupa metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian strategi pengembangan budidaya tambak ikan bandeng
yang dilakukan yaitu mempersiapkan kondisi tambak, penebaran benih ikan benih
ikan bandeng, pemberian pakan tambahan, pemeliharaan benih ikan bandeng,
pemanenan hasil pembesaran, penangkapan atau panen ikan bandeng. Pengelolaan
hasil panen ikan bandeng kebanyakan hasil panen dijual pada pengepul dan juga
dijual di pasar Rembang, namun juga ada hasil panen ikan bandeng yang
digunakan sebagai bahan untuk diolah menjadi produk jajanan, makanan ringan
dan lain sebagainya.

Kata Kunci: Strategi Pengembangan Budidaya, Pengelolaan Hasil, Petani Tambak


dan Ikan Bandeng.

Anda mungkin juga menyukai