Anda di halaman 1dari 6

MATAS KULIAH SISTEM PETERNAKAN TERPADU

Nama : Afaldo Auri Cristian Tuwo

Nim : 20041104001

 PEGERTIAN BIOGAS dan REAKTOR BIOGAS

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobic (microba) yang mendegradasi bahan-
bahan organik. Contoh dari bahan organik ini adalah kotoran ternak, limbah domestik, atau setiap
limbah organik yang dapat diurai oleh makhluk hidup dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama
dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas sangat baik untuk digunakan untuk
mengurangi efek rumah kaca atau pemanasan global. Biogas terbuat dari bahan organik yang
mengalami pembusukan karena bakteri anaerob, atau bakteri yang hidupnya tanpa oksigen. Biogas ini
sangat mudah terbakar.

Gas yang dihasilkan dari biogas yang berasal dari bahan organik, kotoran hewan atau kotoran
manusia yang ada di lingkungan anaerobik,atau yang dekomposisi bahan organik secara tertutup dari
udara bebas, tanpa adanya oksigen, yaitu berupa gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2).

Biogas sering disamakan dengan gas alam. Kedua energi ini sangat berbeda, karena biogas adalah
sumber energi terbarukan, yang bisa diproduksi secara biologis melalui sistem pencernaan anaerobik.
Sedangkan gas alam berasal dari bahan bakar fosil yang berasal dari proses geologi.

Secara umum, proses pembuatan biogas ini terjadi karena adanya proses fermentasi secara organik.
Bahan organik yang berasal dari limbah organik ini, difermentasikan dalam waktu yang lama, lalu
digunakan untuk memanaskan, mendinginkan, memasak atau menjadi pembangkit listrik, yang
ekonomis dan sangat ramah dengan lingkungan

Reaktor Biogas Proses pembuatan biogas dengan menggunakan biodigester pada prinsipnya
adalah menciptakan suatu sistem kedap udara dengan bagian– 14 bagian pokok yang terdiri dari tangki
pencerna (digester tank), lubang input bahan baku, lubang output lumpur sisa hasil pencernaan (slurry)
dan lubang penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam digester terkandung bakteri metana yang akan
mengolah limbah organik menjadi biogas.

 Ada beberapa jenis reaktor biogas yang sering digunakan antara lain:

1. Reaktor Kubah Tetap (Fixed Dome)

Reaktor ini dibuat pertama kali di Cina sekitar tahun 1930-an, kemudian sejak saat itu reaktor ini
berkembang dengan berbagai model. Reaktor ini memiliki dua bagian. Bagian pertama adalah digester
sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam
maupun bakteri pembentuk gas metana. Bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu
menggunakan batu, batubata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas agar tidak terjadi
kebocoran. Bagian kedua adalah kubah tetap (fixed dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. Kelebihan
dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunakan reaktor terapung karena
tidak memiliki bagian bergerak yang menggunakan besi. Sedangkan kekurangan dari reaktor ini adalah
seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.

Gambar Reaktor Kubah : Gambar 2. Reaktor Kubah Tetap (Fixed Dome)

2. Reaktor Terapung (Floating Drum Reactor)

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di India pada tahun 1937. Reaktor ini memiliki
bagian digester yang sama dengan reaktor kubah-tetap. Perbedaannya terletak pada bagian penampung
gas yang menggunakan drum yang bergerak. Drum ini dapat bergerak naik-turun yang berfungsi untuk
menyimpan gas. Pergerakan drum mengapung pada cairan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Kelebihan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum
karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanannya yang terapung maka tekanan gas konstan.
Sedangkan kekurangannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada
drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih
pendek dibandingkan tipe kubah tetap.

Gambar Reaktor Terapung : Gambar 3. Reaktor Terapung (Floating Drum Reactor


3. Reaktor Balon (Balloon Reactor) Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada
skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan
perubahan tempat biogas. Reaktor ini terdiri dari bagian yang berfungsi sebagai digester dan bagian
penyimpan gas yang berhubungan tanpa sekat. Material organik terletak di bagian bawah karena
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.

Gambar Reaktor Balon (Ballon Reactor) Gambar

Perkembangan Teknologi Biogas Untuk memperoleh biogas dari bahan organik, diperlukan alat yaitu
Digester Biogas /Biodigester, yang bekerja dengan prinsip menciptakan suatu tempat penampungan
bahan organik pada kondisi anaerob (bebas oksigen) sehingga bahan organik tersebut dapat
difermentasi oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan biogas. Biogas yang timbul kemudian dialirkan
ketempat penampungan biogas sedangkan lumpur sisa aktifitas fermentasi dikeluarkan lalu dijadikan
pupuk alami yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian maupun perkebunan. Teknologi biogas
terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan ditemukannya
berbagai macam tipe atau model digester yang digunakan. Berikut merupakan 3 tipe digester yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.

1. Tipe fixed domed plant Tipe fixed domed plant terdiri dari digester yang memliki penampung gas
dibagian atas digester. Ketika gas mulai timbul, gas tersebut menekan lumpur sisa fermentasi
(slurry) ke bak slurry. Jika pasokan kotoran ternak terus menerus, gas yang timbul akan terus
menekan slurry hingga meluap keluar dari bak slurry. Gas yang timbul digunakan/ 6 dikeluarkan
lewat pipa gas yang diberi katup/kran. Konstruksi tipe digester fixed domed plant. Keunggulan :
tidak ada bagian yang bergerak, awet (berumur panjang), dibuat di dalam tanah sehingga terlindung
dari berbagai cuaca atau gangguan lain dan tidak membutuhkan ruangan (diatas tanah). Kelemahan
: rawan terjadi keretakan di bagian penampung gas, tekanan gas tidak stabil karena tidak ada katup
gas.

Gambar 2.1. Tipe fixed domed plant


2. Tipe floating drum plant Tipe floating drum plant terdiri dari satu digester dan penampung gas yang
bisa bergerak. Penampung gas ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi ketika
gas berkurang, seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya. Tipe floating drum plant dijelaska

Gambar 2.2. Tipe floating drum plant


3. Tipe baloon plant Tipe ini memiliki konstruksi sederhana, terbuat dari plastik yang pada
ujungujungnya dipasang pipa masuk untuk kotoran ternak dan pipa keluar peluapan slurry. 7
Sedangkan pada bagian atas dipasang pipa keluar gas. Keunggulan : biaya pembuatan murah,
mudah dibersihkan, mudah dipindahkan. Kelemahan : waktu pakai relatif singkat dan mudah
mengalami kerusakan.

4. Tipe plug flow Tipe ini hampir sama dengan tipe baloon plant, tetapi terbuat dari pipa polivinil
klorida (PVC) yang di ujung-ujungnya dipasang suatu wadah untuk memasukkan dan mengeluarkan
kotoran (Gambar.4). Kelebihan tipe ini adalah lebih praktis, konstruksi lebih mudah, dan biaya
murah. Sedangkan kelemahannya, ukuran pipa terbatas dan biasanya tidak begitu besar sehingga
tipe ini biasanya dipakai dalam skala kecil. Reaktor Fiberglass
5. Reaktor bahan fiberglass merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga
dan skala industri. Reaktor ini menggunakan bahan fiberglass sehingga lebih efisien dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor ini terdiri atas satu bagian yang berfungsi
sebagai digester sekaligus penyimpanan gas yang masing-masing bercampur dalam satu ruangan
tanpa sekat.
Reaktor dari bahan fiberglass ini sangat efisien karena kedap, ringan,dan kuat. Jika terjadi
kebocoran, mudah diperbaiki atau dibentuk kembali seperti semula dan lebih efisien. Reaktor d
apat dipindahkan sewaktu-waktu jika peternak sudah tidak menggunakannya lagi.
 
Pada awalnya, biogas hanya diaplikasikan dalam skala kecil atau rumahan. Namun, perkembangan
yang lebih maju telah memanfaatkan biogas pada sistem peternakan terintegrasi, baik peternakan
ayam maupun peternakan sapi. Keunggulan: Biogas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan bahan bakar lainnya, yaitu: 1). Kemudahan proses pembuatan Proses pembuatan biogas
terbilang mudah dan tidak memakan waktu cukup lama.. proses pembuatan dan instalasi akan
dijelaskan di pembahasan berikutnya. 2). Sumber bahan mudah diperoleh - Kotoran ternak Kotoran
ternak selama ini masih menjadi limbah peternakan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Pemanfaatannya hanya sebatas sebagai pupuk organik. Jumlah kotoran ternak ini berlimpah dan
dapat diperbaharui. - Sampah Sampah menjadi masalah utama yang dihadapi setiap pemerintah
daerah dalam menangani masalah lingkungan. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
biogas dengan bantuan mikroorganisme. Pemanfaatan ini akan membantu mengurangi jumlah
sampah yang semakin menumpuk dari hari ke hari.

3). Aman, jika dipasang dengan benar Teknologi biogas adalah teknologi yang aman karena tekanan gas
tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tekanan gas pada tabung LPG. Sejauh ini belum ada kasus
ledakan gas dari penampung biogas karena pengaturan tekanan dalam penampung gas disesuaikan
dengan jumlah gas yang keluar dari digester. Keamanan teknologi biogas tidak terlepas dari bagaimana
instalasi biogas 8 itu dilakukan. Dengan mematuhi prosedur-prosedur instalasi biogas dengan benar,
teknologi biogas akan aman.

4.) Reaktor Balon (Ballon Reactor) Sumber : Pambudi, A., 2008 2.6 Tipe-tipe Reaktor Biodigester Dari
segi operasional reaksi yang digunakan, digester terbagi menjadi dua tipe yaitu: 17 1. Tipe Batch
Digestion Pada tipe ini bahan baku dimasukkan ke dalam digester, kemudian dibiarkan bereaksi selama
6 - 8 minggu. Biogas yang dihasilkan ditampung dan disimpan dalam penampung gas. Setelah itu
digester dikosongkan dan dibersihkan sehingga siap untuk dipakai lagi. Kelebihan tipe ini adalah kualitas
hasilnya bisa lebih stabil karena tidak ada gangguan selama reaksi berjalan. Namun untuk skala industri,
tipe ini tidak efektif dan mahal karena membutuhkan minimal dua buah digester yang dipakai
bergantian agar dapat memproduksi biogas secara kontinyu. 2. Tipe Continuous Digestion Pada tipe ini
proses pemasukan bahan baku dan pengeluaran slurry sisa proses dilakukan secara berkala. Jumlah
material yang masuk dan keluar harus diatur secara seimbang sehingga jumlah material yang ada di
dalam digester selalu tetap. Kekurangan dari tipe ini adalah membutuhkan pengoperasian dan
pengawasan yang lebih ketat agar reaksi selalu berjalan dengan baik. Namun untuk skala industri, tipe
ini lebih mudah untuk dimaksimalkan hasilnya dan lebih murah karena hanya membutuhkan satu buah
digester untuk menghasilkan biogas secara kontinyu.

 Pemanfaatan Energi Biogas dalam Kehidupan Sehari-hari


Di luar pemanfaatan energi biogas yang dinilai kurang maksimal, secara lebih lengkap,
sebenarnya banyak kegunaan dari energi biogas Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk
kehidupan sehari-hari, misalnya:

1. Pengganti Gas LNG


Energi biogas ini juga bisa dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar pengganti LNG yang bisa
digunakan di rumah-rumah untuk menyalakan kompor dengan biaya yang lebih terjangkau.
Memang, pada awalnya energi biogas lebih lekat dengan kegunaannya sebagai pemenuhan
pengganti gas dalam kebutuhan rumah tangga.
2. Penghasil Pupuk Organik
Lebih dari pemenuhan kedua bahan bakar rumah tangga dan kendaraan tersebut, biogas juga
dapat digunakan sebagai pupuk organik yang dapat diharapkan dapat dikembangkan sendiri
oleh para peternak lokal sebab salah satu asal muasal dari energi biogas ini sendiri adalah
kotoran hewan.

3. Pembangkit Listrik
Kebutuhan paling krusial di tengah masyarakat kini adalah energi listrik. Di tengah gencarnya
pemerintah Indonesia yang menargetkan Indonesia sebagai negara maju, ketersediaan listrik
mau tidak mau menjadi indikator kebutuhan yang krusial demi mencapai tujuan tersebut.
Pemanfaatan energi biogas ini bisa menjadi salah satu pendukung perwujudan akses energi
listrik yang dibutuhkan masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau.

4. Pemanfaatan Sampah Lingkungan


Terakhir, energi biogas yang didasari oleh pengelolaan limbah yang di dalamnya termasuk
limbah ternak, terbukti dapat menurunkan tingkat emisi gas karbon yang diproduksi di
Indonesia. Dengan demikian, kita dapat mengantisipasi pelepasan gas CH4 (gas metana) ke
atmosfer yang berbahaya bagi bumi. Selain punya manfaat langsung yang dapat digunakan
sehari-hari, pemanfaatan sampah lingkungan dari energi biogas juga memungkinkan
terwujudnya lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.

 KESIMPULAN
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen dalam biogas terdiri dari
metana, karbon dioksida, dan N2, O2, H2, dan H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam
skala besar biogas dapat dijadikan sumber energi listrik alternatif ramah lingkungan dan
terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai