Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kedai mak’e Merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bergerak dalam
bidang pangan yang menawarkan berbagai menu makanan dan lauk pauk. Memulai usahanya
sejak tahun 2021 yang beralamat di jl,madura, kampung damai. Uasaha ini cukup pesat dalam
perkembanganya pada awal mula memulai usaha karena permintaan pasar yang cukup tinggi.
Hingga akhinya Saat ini Kedai mak’e memperkerjakan 3 karyawan yang terdiri dari 1 tukang
masak 2 assisten. Kedai mak’e juga sudah mengalami proses pasangsurut dalam usahanya dari
titik terendah sampai titik tertinggi karena proses ini masih memiliki kekurangan yaitu transaksi
penjualan yang diterapkan pada kedai mak’e masih manual sehingga menyulitkan pemilik dalam
memperoleh informasi dalam waktu yang cepat dan akurat. Laporan penjualan harian pada kedai
mak’e tidak dibuat setiap hari, hal ini menyulitkan pemilik dalam meperoleh informasi penjual
setiap harinya. Selain itu promosi pada kedai mak’e sangatlah minim sekali, hanya
mengharapkan konsumen membagikan informasi kepada konsumen lainnya atau calon
konsumen baru. Kedai mak’e saat ini tidak menggunakan teknologi yang sudah berkembang
pada masa kini sehingga hal ini membuat daerah pemasaran produk menjadi sangat terbatas yang
mengakibatkan konsumen sulit mendapatkan informasi mengenai produk yang dijual.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba
merancang sistem informasi berbasi web untuk mengelolah laporan penjualan secara luas proses
perancangan dan pengembangan sestem secara bertahap dan bekelanjutan dapast dilakukan tanpa
menghentikan proses bisnis yang sedang berjalan saat ini.
Metode yang dianggap cocok yang ditrapkan untuk membangun sistem ini yaitu model
waterfall dan penulis juga menggunakan studi lapangan. Studi lapangan meliputi observasi,
survei dan wawancara, sedangkan model waterfall merupakan metode “linear sequential model”
karean menggambarkan pendekatan yang sistem matis dan berurutan pada pengembangan
perangkat lunak yang ada.
Dari ilustrasi persoalan yang telah ditunjukkan di atas bisa di tarik rumusan untuk
meningkatkan dan memperluas jaringan penjualan harus melalui teknologi isu dalam bidang
penjualan ini. Dengan membikin sistem informasi berbasis website yang akan mempermudah
para pelanggan dalam bertransaksi dan mengakses informasi secara rinci seputar produk yang di
cari serta menolong pemilik toko dalam mengelola data penjualan, transaksi penjualan dan
pembuatan laporan agar terkomputerisasi dalam pengerjaan penjualan makanan dan lauk pauk
dengan memanfaatkan teknologi komputer agar lebih pesat dan efisien.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang dimiliki oleh kedai mak’e diatas
mendorong penulis untuk membuat skripsi yang berjudul “SISTEM INFORMASI PENJUALAN
KEDAI MAK’E BELITUNG BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE WATERFALL”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah proposal penelitian yang telah diuraikan di latar belakang, berikut
ini. Rumusan masalahnya :
1. Bagaimana merancang sistem informasi berbasis web yang mampu memudahkan informasi
tentang promosi & transaksi penjualan pada kedai mak’e secara online ?
2. Bagaimana cara memudahkan kedai mak’e melayani pelanggan yang berada di luar daerah
dan memberikan informasi secara rinci tanpa harus datang langsung ke toko ?
3. Bagaimana membuat laporan penjualan makanan dan lauk pauk agar laporan yang didapat
akurat ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan pokok pembahasan masalah diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup
masalah guna menghindari topik pembahasan keluar dari topik yang dibicarakan, agar
penyusunan dan pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka perlu diterapkan batasan-batasan masalah yang dihadapi.
Berikut ini adalah batasan masalah atau ruang lingkup proposal penelitian:

1. Proposal penelitian ini berfokus pada pembuatan sistem informasi yang berhubungan dengan
kegiatan penjualan di kedai mak’e.
2. Sistem Informasi yang dirancang meliputi harga, penjualan sesuai katagori makanan dan lauk
pauk.
3. riset dilakukan di keddai mak’e pada tahun 2022.
4. pemesanan menu produk online(layanan pesan antar) dan pemesanan menu melalui web

Selain dari batasan masalah yang dibahas di atas, proposal penelitian ini tidak membahas:
1. Pembatalan pemesanan yang jatuh tempo
2. Tidak membahas berapa total biaya pembuatan sistem
3. Tidak membahas biaya pengiriman produk
4. Tidak menerima layanan transaksi lewat cash on delivery (COD)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Dari uraian tentang pokok permasalahan di atas ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini, sedangkan manfaatnya didapatkan setelah tujuan tercapai. Berikut tujuan
dan manfaat dilakukannya penulisan ini, sebagai berikut :

1.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk merancang serta mendesain sistem informasi berbasis web pada kedai mak’e dari
manual menjadi sistem informasi berupa website.

2. Memudahkan dalam mengakses informasi terbaru pada kedai mak’e

3. Memberikan solusi yang baik bagi permasalahan penjualan makanan dan lauk pauk secara
konvensional pada kedai mak’e

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Lebih memperluas area pemasaran sehingga menambah jumlah pelanggan pada kedai mak’e.
2. Menghasilkan rancang sistem informasi berbasis web pada kedai mak’e sehingga berjalan
secara efektif dan efisien.
3. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam sistem informasi berbasis web.
4. Sebagai acuan dalam membangun sistem informasi penjualan pada kedai mak’e yang dapat
menghasilkan sistem yang up to date, informatif, dinamis dan juga interaktif.
5. Lebih membantu pegawai dalam pengolahan data sehingga terarah dan laporan yang di dapat
lebih tepat dan akurat.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memahami lebih jelas proposal penelitian ini, peneliti akan memberikan gambaran
yang singkat, mudah dimengerti dan juga jelas sesuai dengan ruang lingkup yang dibahas. Oleh
karena itu sistematika penulisan proposal penelitian ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menguraikan tentang definisi Sistem Informasi, Penjualan Online,
makanan dan lauk pauk, Perancangan, Website, Transaksi (e-commerce), Model
Waterfall dan Tinjauan Pustaka serta teori-teori pendukung lainnya yang saling
berhubungan dengan pembahasan yang akan dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisi penjelasan metode-metode yang akan digunakan selama penelitian,
seperti Model Pengembangan Sistem Informasi, Metode Pengembangan Sistem
dan Tools Pengembangan Sistem.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan gambaran umum objek penelitian yaitu Tinjauan Organisasi,
Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang, Analisa Proses Bisnis, Activity
diagram, Analisa Masukan, Analisa Keluaran, Identifikasi Kebutuhan, Use Case
Diagram, Deskripsi Use Case, Rancangan Masukan dan Rancangan Keluaran.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran yang merupakan bab terakhir dalam
penulisan proposal penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi manusia, fasilitas atau alat teknologi,
media, prosedur dan pengaturan bermaksud merapikan jaringan komunikasi yang penting
bagi pengguna atau penerima[1].

2.2. Penjualan
Penjualan yaitu salah satu bagian yang penting dalam operasional sebuah perusahaan,
sehingga perusahaan semestinya bisa memberikan pelayanan yang terbaik terhadap
pelanggan. Cara penjualan ialah cara yang melibatkan sumberdaya dalam suatu organisasi,
prosedur, data, serta sarana penyokong untuk mengoperasikan cara penjualan, sehingga
menjadikan info yang berkhasiat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan[2].

2.3. Website
Website ialah Halaman kabar yang mengaitkan dokumen yang tersedia via jaringan dunia maya
sehingga dapat di jalan masuk oleh banyak orang di segala dunia dalam koneksi jaringan dunia
maya seperti gambar, teks, bunyi dan kartun yang menarik yakni kumpulan bagian web. Laman
memakai konsep hyperlink, yang mempermudah para pemakai untuk melaksanakan penyelidikan
kabar via dunia maya[3].

2.4. Metode Waterfall.


Metode waterfall yakni metode klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun
software. Nama teladan ini hakekatnya yakni “Linear Sequential metode”. metode ini kerap
disebut juga dengan “classic life cycle” atau cara waterfall. metode ini termasuk ke dalam
metode generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali dikenalkan oleh Winston Royce
sekitar tahun 1970 sehingga kerap dianggap kuno, tapi ialah metode yang paling banyak
diterapkan dalam Software Engineering (SE). metode ini melaksanakan pendekatan secara
sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall sebab tahap demi tahap yang dilewati wajib
menunggu usainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan[4].

Berikut ini penjelasan tentang masing-masing tahap dalam model waterfall:


1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan
perangkat lunak agar dapat dipahami seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi
kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu di dokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program
perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka dan
prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat dari tahap analisis kebutuhan
ke reprentasi desain agar dapat di implementasikan program pada tahap selanjutnya. Desain
perangkat lunak yang di hasilkan pada tahap ini juga perlu di dokumentasikan.
3. Pembuatan Kode Program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah
program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak dari segi logik dan fungsional serta memastikan bahwa
semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan
memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah
dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak
terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap
pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat
perangkat lunak baru[5].

2.5. Tinjauan Pustaka


Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan dengan topik yang serupa
dengan judul proposal penelitian yang saya teliti yaitu “Sistem Informasi Penjualan kedai mak’e
Berbasis Web“. Model serta tools yang sama sebagai referensi pembuatan sistem informasi yang
akan dibuat. Adapun peneitian tersebut adalah sebagai berikut:
Penelitian Pertama dilakukan pada RM Sedep Roso Rantauprapat yang terletak di Jln. Aek tapa,
Sistem Informasi yang berbasis Website ini, penulis bertujuan agar mampu menginput data
penjualan makanan dan mengolahnya sehingga para pembaca website dapat dengan mudah
untuk mengakses dan mendapatkan informasi terbaru seperti kualitas, jenis, rasa serta harga dari
makanan yang di jual rumah makan sedep roso rantauprapat[6].
Penelitian kedua dilakukan pada Rumah Makan Ratu Caniago yang teletak di Perum Citra
Kebun Mas, Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah dalam pelayanan pemesanan, mengontrol data
penjualan dan melihat laporan dari hasil penjualan. Metode pengembangan sistem yaitu SDLC
(System Development Life Cycle) dengan model waterfall serta dengan bahasa pemograman
menggunakan PHP dan MySQL[7]
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dijelaskan diatas, menjelaskan bahwa menggunakan
sistem informasi penjualan dengan metode waterfall berbasis Website pada kedai mak’e dapat
mendukung pengguna untuk menghemat waktu, meminimalisir kesalahan dalam penginputan
sebuah data, pengolahan data secara cepat dan tepat mengatasi masalah dalam pelayanan
pemesanan, mengontrol data penjualan dan melihat laporan dari hasil penjualan, dapat dengan
mudah Memonitoring sebuah data yang masuk maupun yang keluar dari Sistem penjualan itu
sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model Rapid Application Development (Waterfall)
adalah proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat sekuensial linier terutama untuk
waktu pengerjaan yang pendek. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan beberapa
fase-fase Pengembangan sistem dengan model Waterfall. Tahapan yang akan dilakukan dalam
pembayaran seperti ini penulis akan menggunakan 3 tahapan akan ada pada Waterfall sebagai
berikut:
3.1. Metodologi Penelitian Pengemangan Sistem
3.1.1. Metodologi System Development Life Cycle (SDLC)

Analisis

Desain Sistem

Implementasi

Gambar 3.1 Kerangka kerja pengembangan Sistem Informasi SDLC

Software Development Life Cycle (SDLC) adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan atau
pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem
berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.
SDLC menjadi kerangka yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses
pengembangan suatu perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu dangambaran dari sebuah usaha yang
meliputi rancangan sistem yang akan selalu bergerak seperti roda yang berjalan, dalam SDLC
dapat melawati beberapa langkah atau tahapan antaranya adalah tahap Investigate, Analyze,
Design, Implement, dan juga Maintainance. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa suatu
sistem tidak akan pernah dianggap selesai dan akan selalu terbuka peluang untuk
mengembangkan sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini.

DEVELOPING IMPORMATION SYSTEM SOLUTION


In vesti
ga te
M ain
t an
ce aly zy
n
A

im p
lem n
t e sign
D

Gamar 3.1.1
Pola Perputaran dari Developing Information System Solutions
3.1.2. Model Waterfall
Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall seing dinamakan siklus hidup klasik
(classic life cycle), nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model” dimana hal ini
menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat
lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan
perencanaan (planning), permodelan (modelling), konstruksi (contruction), serta penyerahan
sistem ke para pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak
lengkap yang dihasilkan.
Model waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga
sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software
Engineering (SE). saat ini model waterfall merupakan model pengembangan perangkat lunak
yang sering digunakan. Model pengembangan ini melakukan pendekatan secara sistematis dan
berurutan. Disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya
tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap
awal pengembangan sistem yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan sistem
yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan
sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.
[4]
Kelebihan Metode Waterfall
1. Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan prosesnya
teratur
2. Cocok digunakan untuk produksoftware/program yang sudah jelas kebutuhannya di awal,
sehingga minim kesalahannya.
3. Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan kualitas yang
baik.
4. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus
terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya
Kekurangan Metode Waterfall
1. Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan, sehingga
perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan tim pengembang
harus diubah kembali/iterasi sering menyebabkan masalah baru.
2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahaptahap yang tidak fleksibel, karena komitmen
harus dilakukan pada tahap awal proses.
3. Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh customer/pelanggan.
4. Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap,
dan proses pengerjaanya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap sebelumnya sudah
benar-benar selesai

3.2. Metode Pengumpulan Data


1. Studi Lapangan, tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara observasi
dan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait.

2. Observasi, mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi pada kedai mak’e untuk
mengetahui alur kerja dan sistem yang diterapkan.

3. Wawancara, melakukan wawancara kepada para karyawan pada kedai mak’e untuk
memperoleh gambaran, keterangan, dan penjelasan untuk membantu dalam skripsi.
4. Studi Pustaka, tahap ini digunakan penulis untuk mencari sumber referensi dari buku,
jurnal ilmiah, paper dan internet untuk mendapatkan teori-teori dasar untuk membangun
aplikasi atau website tersebut.

3.3 Model Pengembangan Sitem Informasi


Perancangan aplikasi tersebut menggunakan Model Waterfall. Model Waterfall menyediakan
alur hidup perangkat lunak secara sekuensial dan terurut mulai dari analisis, desain, pengkodean,
pengujian dan tahap pendukung. Tahapan-tahapan metodologi waterfall adalah sebagai berikut:
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan
perangkat lunak agar dapat dipahami seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi
kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu di dokumentasikan.
Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program
perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka dan
prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat dari tahap analisis kebutuhan
ke reprentasi desain agar dapat di implementasikan program pada tahap selanjutnya. Desain
perangkat lunak yang di hasilkan pada tahap ini juga perlu di dokumentasikan.
Implementasi
Tahap ini seluruh desain yang telah dibuat diubah menjadi kode-kode program. Kode yang telah
dibuat masih berbentuk modul-modul yang harus digabungkan di tahap selanjutnya. Pembuatan
kode program desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini
adalah program komputer sesuai dengan desain yang dibuat pada tahap desain[4].

3.4 Alat Bantu Pengemangan Sistem


3.4.1 Unified Modelling Language (UML) Seagai Tools
UML (Unified Modelling Languange) adalah suatu metode dalam pemodelan secara visual yang
digunakan sebagai sarana perancangan sistem berorinteasi objek. UML juga didefiniskan sebagai
suatu bahasa standar visualisasi, perancangan, dan pendokumentasian sistem, atau dikenal juga
sebagai bahasa standar penulisa blueprint sebuah software. UML diharapkan mampu
mempermudah pengembangan perangkat lunak serta memnuhi semua kebutuhan pengguna
dengan efektif, lengkap dan tepat. Bukanlah output dari satu individu tetapi, lebih tepatnya,
upaya kolektif dari banyak praktisi, metodologi, pemikir, dan penulis. OMG memfasilitasi
masukan ini dan memasukkan hasilnya menjadi metamodel yang kuat, menghasilkan notasi
pemodelan standar industri yang dapat digunakan disebut UML[8].
Dalam UML terdapat beberapa diagram, diantaranya yaitu :
1. Usecase Diagram, merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit – unit yang saling
bertukar pesan antar unit atau aktor.

2. Class diagram, merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model
desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang
menentukan perilaku system.

3. Activity diagram, adalah memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas
dalam suatu proses.

4. Sequence diagram, adalah suatu diagram interaksi yang menekankan pada pengaturan waktu dari
pesan-pesan[9]

3.4.2. Tools Pendukung

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah bagian yang menunjukkan hubungan antara entity
yang ada dalam sistem, ERD adalah sebuah model data yang menggunakan beberapa notasi
untuk menggambarkan data dalam hal entitas dan relasi yang digambarkan oleh data tersebut.
Pengertian ERD lainnya, ERD adalah suatu alat untuk mempresentasikan model data yang ada
pada sistem dimana didalamnya terdapat entity dan relationship yang masingmasing dilengkapi
dengan atributatribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang digambarkan
dengan lebih sistematis dengan menggunakan diagram. Fungsi dalam penggambaran ERD ini
untuk merancang dasar model dan struktur data relationship hubungan dari setiap data
tersebut[10].
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. F. Ahmad and N. Hasti, “Sistem Informasi Penjualan Sandal Berbasis Web,” J. Teknol.
dan Inf., vol. 8, no. 1, pp. 67–72, 2018, doi: 10.34010/jati.v8i1.911.
[2] H. Nur, “Penggunaan Metode Waterfall Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi
Penjualan,” Gener. J., vol. 3, no. 1, p. 1, 2019, doi: 10.29407/gj.v3i1.12642.
[3] M. A. A. C. (1) I. A. W. (2) Jurusan, “SISTEM INFORMASI BERPRESTASI
BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 7 KOTA METRO,” J. Mhs. Ilmu Komput., vol.
01, no. 01, p. 16, 2021, [Online]. Available:
https://www.zhihu.com/question/61446243/answer/1748688714
[4] A. A. Wahid, “Analisis Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Informasi,” J.
Ilmu-ilmu Inform. dan Manaj. STMIK, no. November, pp. 1–5, 2020.
[5] W. E. Hendini, AdeJayanti, “Pengembangan Perangkat Lunak Pengujian Kendaraan
Bermotor (Tanjidor) dengan Model Waterfall pada Dinas Perhubungan,” J. Khatulistiwa
Inform., vol. IX, no. I, pp. 59–67, 2021, [Online]. Available:
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khatulistiwa/article/view/10099
[6] R. M. Kosanke, “Sistem Informasi Penjualan Makanan Secara Online Di RM Sedep Roso
Rantauprapat Berbasis Web,” J. Comput. Sci. Inf. Syst., vol. 2, no. 7, pp. 133–143, 2019.
[7] J. Nadirah, S. R. Ningsih, and Y. P. Putri, “SISTEM INFORMASI RUMAH MAKAN
RATU CANIAGO,” J. Inform. Kaputama, vol. 6, no. 3, 2022.
[8] E. I. Wahyuni, S. A. Gani, H. Aryanto, and A. K. Siregar, “ANALISIS PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN SISWA BARU TK PUTIEK NANGGROE
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED MODELING LANGUAGE Evi,” Anal.
Peranc. Sist. Inf. PENDAFTARAN SISWA BARU TK PUTIEK NANGGROE Berbas. WEB
MENGGUNAKAN UNIFIED Model. Lang. Evi, pp. 855–863.
[9] M. Syarif, E. B. Pratama, U. Bina, S. Informatika, and K. Barat, “Testing dan Pemodelan
Diagram Uml Pada Aplikasi Veterinary Services Yang Dikembangkan Dengan Model
Waterfakk,” J. Tek. Inform. Kaputama, vol. 5, no. 2, pp. 253–258, 2021.
[10] I. Efendi and S. Annisa, “Perancangan Aplikasi Penjualan Baju Berbasis Desktop
Menggunakan Java Netbeans,” vol. 6, no. 1, pp. 122–126, 2022, [Online]. Available:
http://ojsamik.amikmitragama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai