Anda di halaman 1dari 302

DUKUNGAN SOSIAL PADA ANAK DENGAN AUTISME

DARI ORANG TUA YANG MEMILIKI LEMBAGA


PENDIDIKAN DAN PELAYANAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI BANJARMASIN

SKRIPSI

Oleh:

SYAMYA NOR HASANAH


NIM. 1501451877

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
BANJARMASIN
2020

i
DUKUNGAN SOSIAL PADA ANAK DENGAN AUTISME
DARI ORANG TUA YANG MEMILIKI LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN PELAYANAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Menyelesaikan Program Sarjana
Psikologi Islam

Oleh:
SYAMYA NOR HASANAH
NIM. 1501451877

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
BANJARMASIN
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syamya Nor Hasanah

NIM : 1501451877

Tempat dan Tanggal Lahir : Kotabaru, 02 Januari 1995

Fakultas : Ushuluddin dan Humaniora

Jurusan : Psikologi Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul: “Dukungan Sosial
pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan
Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (abk) di Banjarmasin” adalah benar-benar
karya saya, kecuali kutipan kutipan yang disebut sumbernya. Apabila di kemudian
hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil
plagiasi, saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

iii
PERSETUJUAN SKRIPSI

DUKUNGAN SOSIAL PADA ANAK DENGAN AUTISME DARI


ORANG TUA YANG MEMILIKI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI
BANJARMASIN

Dipersembahkan dan disusun oleh:


Syamya Nor Hasanah
Nim. 1501451877

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk


dapat diajukan kepada Tim Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Irfan Noor, M. Hum Shanty Komalasari, M. Psi., Psikolog


NIP. 19710414 200312 1 005 NIP. 19830215 201503 2 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Islam

Yulia Hairina, M. Psi., Psikolog


NIP. 19840318 201101 2 009

iv
ABSTRAK
Syamya Nor Hasanah, 1501451877. Dukungan Sosial pada Anak dengan Autisme
dari Orang Tua yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) di Banjarmasin. Skripsi, Jurusan Psikologi Islam,
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, 2020. Pembimbing: (1) Dr. Irfan Noor,
M. Hum (2) Shanty Komalasari, M. Psi., Psikolog
Kata Kunci: autisme, dukungan Sosial, orang tua yang memiliki lembaga pendidikan
dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK)
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mengakibatkan pertumbuhan anak
tidak berkembang dengan optimal, baik dari segi komunikasi, interaksi sosial, motorik,
sensori dan emosi, sehingga anak dengan autisme memerlukan dukungan sosial dari orang
disekitarnya, terutama orang tua dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Dukungan sosial
dapat diberikan dengan berbagai macam cara salah satunya seperti dalam penilitian
ini yaitu dengan mendirikan lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan
khusus (abk). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan
manfaat dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua yang memiliki
lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Banjarmasin
Jenis penelitian menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian adalah sepasang orang tua terdiri dari ayah dan ibu yang
mempunyai anak dengan autisme yang memiliki lembaga Pendidikan dan pelayanan
anak berkebutuhan khusus (ABK). Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan orang tua
yaitu meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,
dukungan informasi dan membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak
berkebutuhan khusus (abk). Adapun manfaat dukungan sosial yaitu manfaat
dukungan emosional berupa membentuk kedekatan antara anak dan orang tua,
membuat anak merasa aman dan nyaman, melatih anak untuk mandiri dan
mengurangi kecemasan orang tua. Kemudian untuk manfaat dukungan penghargaan
ialah agar mearasa dihargai atas usahanya. Manfaat dari dukungan instrumental
adalah sebagai bentuk dukungan terhadap minat dan keperluan anak, memudahkan
anak dalam menyelesaikan tugas, serta membuat anak merasakan kehadiran orang
tua. Manfaat dari dukungan informasi yaitu agar orang tua mengetahui tentang
autisme dan dapat mencari solusinya, serta membantu anak agar mengetahui hal-hal
yang belum dipahaminya. Kemudian manfaat dari membuat lembaga pendidikan dan
pelayanan anak berkebutuhan khusus adalah anak menunjukkan perkembangannya,
sebagai bentuk berbagi kepada orang tua yang juga memiliki anak berkebutuhan
khusus.

vi
Motto

”Hasil tidak pernah


mengkhianati usahanya,
maka nikmati prosesnya.”

vii
KATA PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
yang begitu besar dengan nikmat iman dan nikmat islam sehingga saya dapat berada
di titik ini, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Skripsi ini saya persembahkan kepada dua orang yang sangat berharga dalam
hidup saya, terimakasih mama dan abah yang tak pernah putus da’anya untuk segala
kebaikan dalam hidup saya, semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya
sebagaimana mereka memberikan kasih sayang sepada saya.

Terimakasih kepada pendamping hidup saya yang tak pernah lelah untuk selalu
mengingatkan, memberikan dukungan serta motivasi dalam proses menyelesaikan
skripsi ini.

Terakhir, terimakasih juga kepada teman-teman yang selalu mendukung dan


memberikan bantuan dalam proses mengerjakan skripsi ini.

viii
KATA PENGANTAR

،‫ الصالة و السالم على أشرف األنبياء واملرسلني‬.‫ احلمد هلل رب العلمني‬.‫بسم هللا الرمحن الرحيم‬

‫ أما بعد‬.‫ وعلى اله وصحبه أمجعني‬،‫سيدان و مولنا حممد‬

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa berada pada titik ini dengan
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Dukungan sosial pada anak dengan autisme
dari orang tua yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan
khusus (ABK) di Banjarmasin.” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pada jurusan Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Antasari Banjaramasin. Salawat serta salam tak lupa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga , sahabat dan pengikut
beliau hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini terdapat banyak kesulitan
dan kendala yang dihadapi, namun dengan bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat
diselesaikan penulis. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Irfan Noor, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ushuluddin


dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin dan juga dosen pembimbing
akademik saya yang telah menerima dan menyetujui serta membimbing
saya dalam penulisan penelitian ini.
2. Ibu Yulia Hairina, M. Psi, Psikolog selaku Ketua Jurusan Psikologi Islam
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin yang telah
menyetujui dan memberikan arahan serta nasehat dalam penulisan skripsi
ini.

ix
3. Ibu Shanty Komalasari, M. Psi, Psikolog selaku pembimbing skripsi yang
tak pernah lelah untuk memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam
penulisan skripsi.
4. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari
Banjarmasin yang selama ini memberikan ilmu dan pendidikan yang
bermanfaat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Fakultas ini.
5. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Antasari Banjarmasin dan Kepala
Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora yang membantu
dalam memberikan pelayanan dan peminjaman buku-buku untuk menunjang
penyusunan skripsi ini.
6. Kepada subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti
7. Keluarga tercinta Abah (Alm. Syamsuddin & Abdul Muis), Mama
(Normaiyah), Kakak (Siti Rahimah, Siti Jamilah, Alm. Taufik Hidayat dan
Suriyani) serta adik yang paling disayangi (Rizky Nor Hayati dan Azka Nor
Azizah) yang menjadi alasan serta memberikan motivasi kepada untuk
segera menyelesaikan penulisan skripsi ini dan juga yang tak pernah henti
untuk selalu mendo’akan kebaikan saya.
8. Untuk suami tercinta Rizky Wiratama, yang selalu memberikan dukungan
kepada saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman Psikologi Islam 2015, yang telah banyak memberikan
motivasi untuk sama-sama dapat menyelesaikan skripsi ini khususnya teman
seperjuangan dalam mengerjakan skripsi ini: Siti Misnah, Rizky
Rahmawati, Mursinah, Rafi Zafran Arano serta teman-teman seperjuangan
lainnya.
10. Semua pihak yang turut berpartisipasi dalam memberikan bantuan
pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan

sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan

huruf dan tanda sekaligus.

No Huruf Arab Nama Huruf Transliterasi Keterangan


1 ‫ا‬ Alif … Tidak dilambangkan
2 ‫ب‬ Ba b
3 ‫ت‬ Ta t
4 ‫ث‬ Tsa ts
5 ‫ج‬ Jim j
6 ‫ح‬ Ha h Ha garis dibawah
7 ‫خ‬ Kha kh
8 ‫د‬ Dal d
9 Ż Dzal dz
10 ‫ر‬ Ra r
11 ‫ز‬ Zai z
12 ‫س‬ Sin s
13 ‫ش‬ Syin sy
14 ‫ص‬ Shad sh
15 ‫ض‬ Dhad dh
16 ‫ط‬ Tha th
17 ‫ظ‬ Zha zh
18 ‫ع‬ ‘ain …’… Koma terbalik di atas
19 ‫غ‬ Ghain gh
20 ‫ف‬ Fa f
21 ‫ق‬ Qaf q
22 ‫ك‬ Kaf k
23 ‫ل‬ Lam l
24 ‫م‬ Mim m
25 ‫ن‬ Nun n
26 ‫و‬ Waw w
27 ‫ه‬ Ha h
28 ‫ء‬ Hamzah …’… Apostrop
29 ‫ي‬ Ya Y

xii
1. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

‫متعقدين‬ Ditulis muta’aqqin


‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

2. Ta’marbutah

a) Apabila dimatikan ditulis h.

‫هبة‬ Ditulis Hibbah


‫جزية‬ Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak dapat diperlukan bagi kata-kata arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali dikehendaki

lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaanya kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

‫كرمة ألولياء‬ Ditulis Karāmah al auliyā‘

b) Apabila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fatha, kasrah dan dammah

ditulis t.

‫زكاة الفطر‬ Ditulis Zakātul-fitri

3. Vokal Panjang

1. Fathah + alif -
Ditulis ā - jāhiliyyah
‫جا هلية‬
2. Fathah+ ya’mati -
Ditulis ā - yas‘ā
‫يسعى‬

xiii
3. Kasrah + ya’mati -
Ditulis I - karim
‫كريم‬
4. Dammah + wawu mati -
Ditulis û - furud
‫فروض‬

4. Kata sandang alif + lam

a) Apabila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “al”.

‫القران‬ Ditulis al-Qur’ān


‫القياس‬ Ditulis al-Qiyās

b) Apabila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf “al”nya.

‫السماء‬ Ditulis as-Samā


‫الشمس‬ Ditulis asy-Syams

xiv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................ iii


PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................................................. iv
PENGESAHAN SKRIPSI .....................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................................... vii
KATA PERSEMBAHAN .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................11
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian .....................................................................12
D. Definisi Istilah ....................................................................................................13
E. Penelitian Terdahulu...........................................................................................16
F. Sistematika Penulisan .........................................................................................19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dukungan Sosial Orang Tua...............................................................................21
B. Anak dengan Autisme ........................................................................................30
C. Kerangka Berpikir ..............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................45
B. Lokasi Penelitian ................................................................................................46
C. Data dan Sumber Data ........................................................................................46
D. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................................48
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................49
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................................51

xv
BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian ..............................................................................55
B. Penyajian Data....................................................................................................56
C. Pembahasan Data Penelitian ...............................................................................78
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................110
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................111
B. Saran ................................................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................118
LAMPIRAN .......................................................................................................................122

xvi
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 IDENTITAS SUBJEK .....................................................................................56


TABEL 4.2 IDENTITAS ANAK .........................................................................................57
TABEL 4.3 IDENTITAS INFORMAN TAMBAHAN ......................................................57

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SURAT IZIN RISET ...............................................................................123


LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN LULUS PLAGIASI ......................................125
LAMPIRAN 3. SURAT HASIL UJI PLAGIASI .............................................................126
LAMPIRAN 4. SURAT PUBLIKASI JURNAL ..............................................................126
LAMPIRAN 5. INFORMED CONCENT SUBJEK PENELITIAN ................................128
LAMPIRAN 6. FORM PROFESSIONAL JUDGMENT................................................134
LAMPIRAN 7. KARTU KONSULTASI SKRIPSI .........................................................137
LAMPIRAN 8. PEDOMAN WAWANCARA..................................................................142
LAMPIRAN 9. VERBATIM WAWANCARA ................................................................144
LAMPIRAN 10. AXIAL CODING ...................................................................................205
LAMPIRAN 11. OBSERVASI SUBJEK..........................................................................281
LAMPIRAN 12. Kriteria Autisme Dsm-V .......................................................................282

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan karunia terbesar pemberian dari Allah swt. kepada orang

tua, dimana pada mayoritas pasangan suami istri kehadiran anak menjadikan

sebuah kesempurnaan dalam berumah tangga, dan tentunya yang diharapkan

adalah anak yang terlahir sempurna dan utuh tanpa kekurangan satu apapun.

Namun bagaimana jika yang terlahir adalah anak yang kurang sempurna dan

memiliki kebutuhan khusus seperti anak dengan autisme. Tentunya orang tua

perlu keahlian khusus dalam merawatnya serta memberikan kasih sayang yang

sama seperti kepada anak-anak pada umumnya, tanpa adanya rasa terbebani. Hal

tersebut selaras dengan (QS. al-Baqarah/2:233) yang berbunyi:

ُ‫اعُةَُۗ َو َعلَى الْ َم ْول ْوُِد لَهٗ ِرْزق هنُ َوكِ ْس َوُتن‬ ِ ُِ َ‫ي َك ِامل‬ ِ
َ‫ض‬ َ ‫ي ل َم ُْن اََر َُاد اَ ُْن يُّتِمُ الر‬ ْ ُِ ْ َ‫َوالْ ٰول ٰدتُ ي ْر ِض ْع َُن اَْوََل َدهنُ َح ْول‬

ۤ ِ ۗ
َُ ِ‫ث ِمثْلُ ٰذل‬
ُۚ‫ك‬ ُِ ‫ضارُ َوالِ َدةُُۢبَِولَ ِد َها َوََُل َم ْول ْودُ لهٗ بَِولَ ِدُهٗ َو َعُلَى الْ َوا ِر‬ ُِ ‫ِِبلْ َم ْعرْو‬
َ ‫ف ََُل ت َكلفُ نَ ْفسُ اَلُ و ْس َع َهاُۚ ََُل ت‬

‫اح َعلَْيك ُْم اِ َذا‬ ََُ‫اح َعلَْي ِه َماُۗ َواِ ُْن اََرْد ُُّّْت اَ ُْن تَ ْس ََْت ِضعْْٓوا اَْوََل َدك ُْم ف‬
َُ َ‫ل جن‬ ََُ‫اض ِِّمنْ ه َما َوتَ َشاورُ ف‬
َُ َ‫ل جن‬ ُ ‫اَل َع ُْن تََر‬
ًُ ‫ص‬ ِ ِ
َ ‫فَا ُْن اََر َادا ف‬

ۗ
ِ ‫الل ِِبَا تَعملو َُن ب‬
ُ‫ص ْي‬ َ ْ َ ْ َُِّٰ ُ‫اللَ َو ْاعلَمْْٓوا اَن‬ ُِ ‫َسل ْمت ُْم مُآْ اٰتَْي ت ُْم ِِبلْ َم ْعرْو‬
ُِّٰ ‫ف َواتُقوا‬

“Dan para ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun penuh, untuk
yang ingin menyusui dengan sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang pantas. Seeorang tidak dibebani
melebihi kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya

1
2

dan jangan pula seorang ayah menderita karena anaknya. Ahli warispun
berkewajiban seperti itu juga. Jika keduanya ingin menyapih dengan persetujuan
dan musyawarah antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan
apabila ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang pantas. Bertaqwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.1
Penggalan ayat berikut terdapat arti yang mengatakan “janganlah seorang

ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah menderita karena

anaknya” hal tersebut jika dikaitkan kepada orang tua yang mempunyai anak

kurang sempurna baik fisik maupun mental, hendaknya orang tua tersebut tidak

merasa terbebani maupun menderita karena sebagaimana yang diketahui bahwa

anak merupakan titipan dari Allah dan sudah semestinya untuk dirawat dengan

sebaik-baiknya.2 Kehadiran anak yang terlahir dengan autisme pada suatu

keluarga dapat menjadikan suatu hal yang mempengaruhi keadaan keluarga

tersebut. Salah satunya adalah dalam mengurus dan mengasuh anak dengan

autisme. Tentunya hal itu membuat orang tua akan lebih ekstra dalam

memberikan perhatiannya serta mencari tahu dan mengumpulkan informasi-

informasi yang berkaitan dengan autisme agar nantinya tidak terjadi kesalahan

dalam mengasuhnya.

Autisme sendiri merupakan gangguan yang mengakibatkan pertumbuhan

anak tidak berkembang dengan optimal. Hal ini didukung dengan pernyataan

Kenner yang mendiskripsikan bahwa gangguan autisme merupakan

1
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 37.
2
Ida Apriliani, “Terapi Perilaku dalam Mengembangkan Interaksi Sosial Anak Autis di UPTD
Pelayanan Autis Kota Metro,” Skripsi (Lampung: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden
Intan Lampung, 2019), 30.
3

ketidakmampuan dalam menjalin hubungan interaksi dengan sesama, gangguan

berbahasa, mengulang kata (membeo), tidak mau berbicara, pembalikan kalimat

serta adanya aktifitas bermain yang berulang dan stereotif.3 Pengertian kata

autisme bersumber pada bahasa Yunani, yaitu kata Auto yang artinya berdiri

sendiri. Digambarkan pada anak dengan autisme yang seakan-akan hidup dengan

dunianya sendiri dan tidak melakukan kontak sosial dengan lingkungan

sekitarnya.4 Priyatna juga mengatakan bahwa autisme merujuk pada masalah

interaksi sosial, komunikasi dan bermain imajinatif yang timbul saat anak

berumur tiga tahun ke bawah, anak autisme juga memiliki keterbatasan level

aktifitas dan ketertarikan yang mendekati 75% dari anak autisme mengalami

beberapa derajat retardasi mental.5

Menurut Hartono autisme berupa gangguan pada otak yang berdampak

terhadap hilangnya atau berkurangnya kapabilitas seseorang untuk menjalin

hubungan dengan sesama baik untuk berkomunikasi maupun memberi tanggapan

pada lingkungannya.6 Autisme mempunyai ciri-ciri di awal masa pertumbuhan,

yang biasa disebut dengan infantile autism (autisme pada anak-anak). Gejala

autisme tergolong dalam kategori gangguan perkembangan pervasive

3
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol.III, No. I, 2014, 121.
4
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 121.
5
Sicillya E. Boham, “Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Autis (Studi pada Orang Tua
dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow Kelurahan Banjer Manado),” Jurnal,
Vol. II, No. 4, 2013, 3-4.
6
S. A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme,” Jurnal, Vol. 20, No. 1-2, 2012, 12.
4

developmental disorder (PDD). Untuk gejala autisme sendiri umumnya ditandai

dengan munculnya berbagai macam gangguan perkembangan fungsi psikologis

yang mencakup perkembangan keterampilan, sosial serta bahasa, seperti

perhatian, pemahaman daya nilai pada realita, serta aktivitas motorik.7 Pada

umumnya autisme dikategorikan menurut adanya gangguan perilaku yaitu

gangguan komunikasi, gangguan interaksi sosial, gangguan perilaku motorik,

gangguan sensori dan gangguan emosi .8

Berdasarkan perspektif sosial masyarakat, didapati anak dengan autisme

cenderung tenggelam dengan dunianya sendiri dibandingkan berbaur dengan

lingkungan disekitarnya, anak dengan autisme juga nampak sangat antusias

terhadap benda-benda mati sehingga membuat mereka tidak mempunyai

kecakapan dalam membina hubungan pertemanan, menampakkan sikap empati,

dan mengerti yang diharapkan orang lain pada berbagai kondisi sosial di

lingkungannya.9

Lingkungan anak itu sendiri tidak terlepas dari lingkungan keluarga yang

mana orang tua berperan penting terhadap perkembangan anaknya agar

berkembang secara optimal. Adapun studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

pada salah satu Sekolah Dasar inklusi di Banjarmasin dan mendapatkan hasil

7
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” 4.
8
S. A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme,” Buletin Psikologi, Vol. 20, No. 1-2, 2012,
12.
9
Mirza Maulana, Anak Autis; Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak
Cerdas dan Sehat (Jogjakarta: Katahati, 2014), 12.
5

wawancara bahwa anak autisme itu mengalami beberapa hambatan di sekolah,

baik itu dengan pembelajaran maupun kemampuan sosial. Namun dari pihak

orang tua menyediakan guru pendamping dalam membantu kegiatan anak di

sekolah sehingga dapat lebih efektif. Di samping itu, orang tua dari anak dengan

autisme itu pun cenderung sering menjalin hubungan komunikasi dengan wali

kelas, guru pendamping maupun guru BK terkait informasi-informasi

pembelajaran maupun kegiatan anaknya di sekolah. Tidak hanya itu, menurut

informasi dari guru BK, orang tua dari anak dengan autisme itu pun membuat

tempat terapi untuk anak berkebutuhan khusus di rumahnya, padahal orang

tuanya tidak memiliki latar belakang sebagai terapis.10 Hal itu juga dinyatakan

oleh tante dari anak dengan autisme tersebut yang mengatakan bahwa alasan dari

orang tuanya membuat tempat terapi untuk anak berkebutuhan khusus adalah

karena anaknya yang autisme.11 Di samping itu, menurut hasil wawancara

dengan orang tua tersebut bahwa salah satu alasan mereka membuat lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah karena

melihat banyaknya biaya yang dihabiskan untuk terapi anak mereka, sehingga

membuat mereka berpikir bagaimana jika orang yang kurang mampu juga

mengalami hal yang sama seperti mereka hingga akhirnya mereka memutuskan

untuk membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus

10
Guru Bimbingan Konseling, Wawancara Pribadi Bersama Informan A, Banjarmasin, 31
Januari 2018.
11
Adik dari subjek YH, Wawancara Pribadi Bersama Informan YY, Banjarmasin, 7 Maret
2020.
6

(ABK) yang orientasinya bukan untuk profit namun untuk membantu orang tua

yang kurang mampu agar anaknya bisa di terapi.12

Pada kasus lain, di kota Colorado bagian barat Amerika Serikat terdapat

orang tua yang ditangkap karena diduga menganiaya anaknya berumur 17 tahun

yang tidak bisa melihat serta mendengar, hal tersebut terungkap saat mereka

membawa anaknya kerumah sakit dan meninggalkannya, mereka lebih memilih

merawat binatang peliharaan mereka di rumah, anak tersebut mengalami

kekurangan gizi dan gagal ginjal akut, tidak hanya itu, ia juga mengalami

pneumonia dan borok serta gangguan pada sistem ketahanan tubuh sehingga

proses perawatan medis jadi lebih sulit. Hal tersebut dikarenakan orang tuanya

tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya, serta tidak

pernah diperiksa ke dokter selama delapan tahun. Anak itu juga tidak pernah

mendapatkan sekolah formal, perawatan gigi maupun bantuan di dalam rumah.13

Di Indonesia sendiri tepatnya di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan

Utara terdapat kasus yang hampir serupa, yaitu orang tua yang menelantarkan

anaknya yang memiliki keterbelakangan mental sehingga anak tersebut harus

tinggal di gudang barang bagian sosial dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial

kabupaten Nunukan setelah sebelumnya dirawat di panti Bambu Asuh Jakarta.

Dinas Sosial kesulitan mencari data orang tua anak tersebut karena saat

12
Orang Tua Anak dengan Autisme, Wawancara Pribadi Bersama Subjek JT dan YH,
Banjarmasin, 21 Februari 2020.
13
Kompas, “Orang tua Siksa Anak Kandung Buta dan Autis, lebih Memilih Merawat Hewan
Peliharaan,” dalam https://internasional.kompas.com/read/2016/09/08/18275571/orangtua.siksa.anak.
kandung.buta.dan.autis.lebih.memilih.merawat.hewan.piaraan?page=all, diakses 21 Maret 2020.
7

ditemukan ia dibawa oleh pedagang ke Dinas Sosial karena kasihan melihat

keadaan anak itu di Panti Ruhama ketika di Seimenggaris. Anak tersebut berusia

15 tahun, namun karena keterbelakangan mental dan gangguan jiwa yang

dideritanya membuat tingkah anak itu seperti anak-anak yang berusia 2 tahun.14

Dari beberapa kasus di atas, kasus yang ditemui oleh peneliti sangat

berbanding terbalik dengan kedua kasus lainnya, yang mana kedua kasus tersebut

menunjukan ketidakpedulian orang tua terhadap anaknya yang berkebutuhan

khusus sedangkan kasus yang ditemui oleh peneliti saat studi pendahuluan, orang

tua sangat peduli terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus sehingga berupaya

memberikan dukungan moril maupun materil kepada anaknya. Maka dari itu

dukungan sosial orang tua dinilai memiliki fungsi yang sangat berpengaruh pada

kehidupan anak dengan autisme, hal tersebut membuat peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian pada orang tua dari anak autisme tersebut tentang

dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anak dengan autisme.

Susilowati menyatakan bahwa dukungan sosial yang tinggi dapat

menjadikan seseorang merasa diterima, diperhatikan, dihargai dan dicintai yang

membuat konsep diri, kepercayaan diri dan efikasi diri individu dapat

berkembang.15 Dukungan sosial juga menggambarkan pemahaman seseorang

14
Kompas, “Ditelatarkan oran tua, nasib aldy berakhir digudang,” dalam https://regional.
kompas.com/read/2014/10/15/01061451/Ditelantarkan.Orang.Tua.Nasib.Aldy.Berakhir.di.Gudang?pa
ge=all diakses 21 Maret 2020.
15
Adi Prasetyo Pradana dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami
Dengan Psychological Well-Being pada Ibu yang Memilki Anak Autisme,” Jurnal, (Universitas
Diponegoro Semarang) Vol 6, No. 2, 2017, 85.
8

atas dukungan yang diberikan oleh orang lain dalam lingkup sosialnya untuk

mendukung dalam meningkatkan kemampuan diri agar dapat bertahan dari

dampak yang merugikan.16 Didukung oleh Rook yang menjelaskan dukungan

sosial ialah suatu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan sosial tersebut

mencerminkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal.17 Yusuf dan

Nurihsan juga berpendapat bahwasanya dukungan sosial ialah memberikan

bantuan untuk orang lain yang menghadapi masalah, yang mana bantuan tersebut

diberikan oleh orang yang mempunyai hubungan dekat (saudara ataupun

teman).18 Dari beberapa teori berikut dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial

merupakan bantuan yang dilakukan orang lain untuk membantu dalam

menambah kemampuan diri agar dapat bertahan dari dampak yang merugikan

sehingga menjadikan individu merasa diterima, diperhatikan, dihargai dan

dicintai. Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Levine, Basham dan

Sarason adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

informasi dan dukungan instrumental.19

Peneliti terdahulu pernah mengkaji tentang pengaruh dukungan sosial dalam

membangun penerimaan orang tua terhadap anaknya yang autisme dengan hasil

16
Nurul Hidayati, “Dukungan Sosial bagi Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus,” Insan
(Universitas Muhammadiyah Gresik) Vol 13, No. 01, 2011, 13.
17
Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani, “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan,” Jurnal Psikologi Pitutur (Universitas Muria Kudus) Vol. I,
No. I, 2012, 25.
18
Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi ( Yogyakarta : Fakultas Pendidikan UN
Yogyakarta, 2016), 11.
19
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk meningkatkan Kualitas Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
9

penelitian bahwa orang tua anak dengan autisme mendapatkan dukungan sosial

dari lingkungannya meliputi dukungan emosional yang berupa empati,

kepedulian dan perhatian. Dukungan penghargaan berupa penilaian positif

terhadap pola pengasuhannya. Kemudian dukungan instrumental dalam bentuk

bantuan langsung agar memudahkan pekerjaan dan dukungan informasi dalam

bentuk nasihat, saran serta pengetahuan tentang anak autisme. Berbagai

macam dukungan sosial yang didapat menjadikan orang tua yang mempunyai

anak dengan autisme dapat menerima anaknya dengan baik, hal tersebut

ditandai dengan komunikasi orang tua pada anak, kepedulian, rasa sayang,

keterlibatan orang tua, dan kepercayaan orang tua pada anak. Dukungan

tersebut dapat menjadikan orang tua merasa dipedulikan, dipahami dan

dihargai serta membuat orang tua termotivasi dan percaya diri dalam

mengasuh serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak.20 Hal tersebut

membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dukungan sosial

yang diberikan oleh orang tua terhadap anak dengan autism. Karena pada

penelitian sebelumnya, orang tua yang diberikan dukungan sosial oleh

lingkungannya bukan dari orang tua yang memberikan dukungan sosial pada

anaknya.

Pada penelitian sebelumnya juga pernah membahas terkait dukungan sosial

orang tua pada anak tunagrahita di SLB Muhammadiyah Kertasono, dengan hasil

Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
20

Penerimaan Orang tua terhadap Anaknya yang Autis, Skripsi ( Yogyakarta : Fakultas Pendidikan UN
Yogyakarta, 2016), 87-89.
10

penelitian dukungan sosial yang dilakukan berupa dukungan emosional seperti

berusaha memahami yang dimaksudkan anak, peduli dan perhatian. Dukungan

penghargaan seperti memberikan pujian saat anak bisa menyelesaikan tugas

sekolah, menyiapkan keperluan sendiri serta membantu orang tua. Dukungan

instrumental berupa memberikan mainan dan makanan yang dihendaki anak serta

memberikan jasa berupa menyiapkan pakaian, menyuapi makan, memandikan,

dll. Kemudian dukungan informatif seperti memberikan nasehat dan arahan pada

anak. Beberapa hal tersebut adalah bentuk dukungan sosial yang diberikan orang

tua pada anaknya yang mengalami tunagrahita.21 Hal ini membuat peneiliti

tertarik untuk melakukan penelitian terkait bentuk dukungan sosial yang

diberikan orang tua pada anak dengan autisme, dikarenakan pada penelitian

sebelumnya dukungan sosial diberikan pada anak tunagrahita.

Adapun dengan membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus di rumah subjek menjadi sebuah dukungan sosial yang

mereka berikan terhadap anaknya yang mengalami autisme, agar anak mereka

dapat dibantu untuk terapi dilembaga tersebut untuk mengoptimalkan

perkembangannya. Seperti pernyataan Turk dan Kerns yang menyebutkan bahwa

anak yang memiliki gaangguan perkembangan akan mendorong orang tua untuk

mengupayakan penanganan psikologis, pendidikan khusus, hingga penanganan

21
Wildatul Lubab, Moch. Muwaffiqillah, dan Imron Muzakki, “Dukungan Sosial Orang Tua
pada Anak Tunagrahita di SLB Muhammadiyah Kertasono” Jurnal, Vol. 1, No. 1, 2017, 45.
11

dini pada anak.22 Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui lebih dalam

tentang dukungan sosial apa saja yang diberikan oleh orang tua pada anak

dengan autisme, hal ini membuat peneliti terdorong untuk meninjau lebih dalam

tentang “Dukungan Sosial pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua yang

Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) di Banjarmasin.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan

bahwa rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana bentuk dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua

yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus

(ABK) di Banjarmasin?

2. Apa manfaat dukungan sosial yang diberikan pada anak dengan autisme dari

orang tua yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus (ABK) di Banjarmasin?

22
Feoda Inayah dan Dwi Amalia Chandra Sekar, “Bentuk Dukungan Sosial terhadap Anak
Autis (Studi Kasus pada Tiga Siswa Autis di SD Khusus Talenta),” Jurnal (Universitas Indonesia),
Vol. 1, No. 1, 2014, 5.
12

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Berikut adalah tujuan dari penelitian ini, diantaranya:

1. Untuk mengetahui bentuk dukungan sosial pada anak dengan autisme dari

orang tua yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus (ABK) di Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui manfaat dukungan sosial yang diberikan pada anak dengan

autisme dari orang tua yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus (ABK) di Banjarmasin.

Selain mencapai tujuan yang diinginkan, peneliti juga berharap bisa

memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana dalam meningkatkan

wawasan dan sumbangan pemikiran ilmiah mengenai dukungan sosial orang

tua terhadap anak dengan autisme, serta dapat dijadikan bahan rujukan atau

literatur untuk peneliti berikutnya dalam cangkupan yang lebih besar dan

mendalam melalui publikasi ilmiah.


13

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua

1) Menginformasikan pada orang tua terkait dukungan sosial yang selama

ini telah diberikan pada anak dengan autisme.

2) Sebagai bahan masukan bagi orang tua dalam memberikan dukungan

sosial untuk anaknya yang belum diketahui.

b. Bagi Peneliti

Memahami dan mengetahui bagaimana dukungan sosial orang tua

terhadap anak dengan autisme, sehingga dapat diinformasikan pada orang

tua yang memiliki anak dengan autisme agar dapat menerapkan dukungan

sosial agar lebih optimal.

D. Definisi Istilah

Agar terhindar dari kekeliruan terkait penelitian yang akan dilakukan, maka

peneliti memberikan batasan sebagai acuan dalam penelitiaan ini, diantaranya

adalah:

1. Dukungan Sosial Orang Tua

Dukungan sosial orang tua yang digunakan di penelitian ini ialah

menurut Levine, Basham dan Sarason yaitu bantuan yang diberikan oleh

ayah dan ibu yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus, baik berupa dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental.


14

2. Manfaat Dukungan Sosial

Manfaat dukungan sosial pada penelitian ini ialah menurut Sarafino

yaitu:

a. Dukungan emosional dapat membuat orang merasa nyaman, tentram,

merasa ada dalam lingkungan dan dicintai pada saat menghadapi kondisi

stress

b. Dukungan penghargaan dapat membangun harga diri individu,

kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan

konsep diri.

c. Dukungan instrumental berupa bantuan fisik sehingga dapat mengurangi

beban atau kesulitan yang dihadapi.

d. Dukungan informasi dapat membantu individu memperoleh informasi

yang dibutuhkan, membantu dalam mencari jalan keluar dari kesulitan

yang dihadapi, dan memperoleh solusi dari kesulitan.

3. Anak dengan Autisme

Anak dengan autisme yang dimaksudkan di penelitian ini ialah menurut

kriteria diagnostic and statistical manual of mental disorder fifth edition

DSM-V yaitu

a. Gangguan yang menetap dari komunikasi sosial dan interaksi sosial

yang mencangkup berbagai konteks, seperti yang ditujukan oleh berikut

ini:

1) Kesulitan dalam memberikan respon sosial dan emosi.


15

2) Kesulitan dalam komunikasi secara nonverbal yang digunakan

untuk interaksi sosial.

3) Kesulitan dalam mengembangkan, memelihara, dan memahami

hubungan di berbagai situasi sosial.

b. Pola perilaku, minat, atau aktivitas secara berulang yang meliputi

setidaknya dua dari beberapa hal berikut:

1) Stereotip atau pengulangan dalam gerakan motorik, penggunaan

objek atau pengucapan.

2) Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas.

3) Minat sangat terbatas, terpaku pada intensitas atau fokus yang tidak

normal.

4) Hiper atau hipoaktif pada input sensoris dan minat yang abnormal

dalam aspek sensorik lingkungan.

c. Gejala terdapat pada masa perkembangan awal (namun bisa jadi tidak

semuanya hingga tuntutan sosial melampaui kapasitas yang terbatas,

atau dapat ditutupi oleh rencana belajar di kehidupan selanjutnya).

d. Gejala mengakibatkan gangguan klinis yang berarti pada lingkungan

sosial, pekerjaan, dan area penting lainnya yang berfungsi saat ini.

e. Gangguan-gangguan tersebut didefinisikan dengan kecacatan

intelegensi (gangguan perkembangan intelengensi) atau keterlambatan

perkembangan. gangguan intelegensi dan gangguan spektrum autisme

kerap terjadi beriringan, dalam membuat diagnosis penyakit penyerta


16

pada gangguan autisme dan kecacatan intelegensi, komunikasi sosial

harus berada di tingkat bawah perkembangan umum.

E. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan peninjauan pada beberapa penelitian sebelumnya,

peneliti mendapatkan sejumlah peneitian yang hampir sama, berikut beberapa

penelitian yang dianggap peneliti melakukan kajian yang serupa adalah :

1. Penelitian yang disusun oleh Ridho Wijaksono, dengan judul “Studi Kasus

tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun Penerimaan Orang tua

Terhadap Anaknya yang Autis” Universitas Negeri Yogyakarta 2016. Dalam

pengambilan data peneliti memakai metode penelitian kualitatif dengan jenis

studi kasus. Adapun metode pengambilan sampel mamakai teknik Purposive

sampling yaitu berdasarkan tujuan dari penelitian dengan subjek, pada

penelitian tersebut ialah orang tua yang mempunyai anak dengan autisme.

Menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara dan

observasi dengan hasil bahwa dukungan sosial dalam membangun penerimaan

orang tua pada anaknya yang autisme yaitu berupa dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi.

Penelitian tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang akan dilakukan, diantaranya pada penelitian tersebut dan penelitian ini

mengambil variabel yang sama yakni aspek dukungan sosial dengan metode

penelitian yang sama juga yaitu metode penelitian kualitatif dengan jenis studi
17

kasus. Di sisi lain, perbedaan yang ditemukan ialah pada tempat penelitian,

yang mana penelitian tersebut dilakukan di daerah Jakarta Selatan sedangkan

penelitian ini dilakukan di daerah Banjarmasin. Adapun subjek yang

digunakan pada penelitian tersebut dan penelitian ini memiliki kesamaan yaitu

orang tua yang memiliki anak autisme dengan objek penelitian yang berbeda

yaitu pada penelitian tersebut dukungan sosial yang diberikan dari lingkungan

sosial terhadap orang tua yang memiliki anak autisme, sedangkan pada

penelitian ini dukungan sosial yang diberikan orang tua terhadap anaknya

yang autisme.

2. Penelitian yang disusun oleh Wildatul Lubab, Moch. Muwaffiqillah dan

Imron Muzakki, dengan judul “Dukungan Sosial Orang Tua pada Anak

Tunagrahita di SLB Muhammadiyah Kertosono” IAIN Kediri 2017.

Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis

studi kasus yang pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara

dan dokumentasi. Mempunyai subjek 3 orang dengan hasil penelitian bahwa

dukungan sosial Orang Tua pada Anak Tunagrahita ialah berupa dukungan

emosional dengan berupaya untuk memahami hal yang dimaksudkan oleh

anak, dukungan penghargaan dengan memberikan apresiasi pada anak saat ia

dapat mengerjakan tugas sekolah, dukungan instrumental dengan memberikan

makanan dan mainan yang diminta anak, Serta dukungan informatif dalam

dengan memberikan nasehat dan pengarahan kepada anak.


18

Pada penelitian tersebut didapatkan persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan, yakni penelitian yang terkait dengan dukungan sosial orang tua

dengan metode penelitian kualitatif dan bentuk pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun perbedaannya

pada penelitian tersebut dukungan sosial diberikan kepada anak tunagrahita

sedangkan pada penelitian ini dukungan sosial diberikan kepada anak dengan

autisme.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani,

dengan judul “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri

Remaja di Panti Asuhan” Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus 2012.

Adapun menggunakan metode penelitian kuantitif dengan populasi semua

remaja yang berada di panti asuhan Darul Hadlonah kudus dengan rentang

usia antara 13 sampai 18 tahun. metode pengambilan sampel yang dipakai

adalah teknik quota non random sampling dengan jumlah sampel penelitian

55 orang. Adapun metode pengumpulan data menggunakan metode skala dan

metode analisis dangan menggunakan metode statistika dengan teknik

kolerasi product moment, dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara

dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan.

Membandingkan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan,

didapatkan beberapa persamaan dan perbedaan, persamaannya yaitu sama-

sama meneliti tentang dukungan sosial. Adapun perbedaan yang ditemukan

yaitu dari segi subjek, tempat dan metode penelitian. Dimana pada penelitian
19

tersebut mengambil subjek remaja yang berada di panti asuhan Darul

Hadlonah kudus, tempat penelitian di panti asuhan darul Hadlonah kudus, dan

metode penelitian kuantitatif. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

mengambil subjek orang tua yang memiliki anak dengan autisme dan

mengambil tempat penelitian di daerah Banjarmasin dan menggunakan

metode penelitian kualitatif.

Ketiga penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya didapati bahwa belum

ada penelitian yang sama persis dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu

tentang dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua yang

memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (abk)

di banjarmasin.

F. Sistematika Penulisan

Untuk penyampaian deskripsi pada penelitian ini, penulis membuat

sistematika penulisan yang berisi keterangan hal-hal yang dibahas yaitu terdiri

dari lima bab, antara lain:

BAB I pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah yang membahas

tentang argumen peneliti dalam menjelaskan ketertarikanya untuk mengambil

tema penelitian tentang dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua

yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus

(abk) di banjarmasin. Disamping itu, untuk memperjelas permasalahan yang

dijelaskan pada latar belakang, dibuat juga rumusan masalah, tujuan dan
20

signifikansi penelitian, definisi istilah, penelitian terdahulu, serta sistematika

penulisan.

BAB II landasan teori, terdiri dari beberapa pengertian tentang permasalahan

yang di ambil seperti pengertian dukungan sosial orang tua dan pengertian

autisme. tujuannya yaitu untuk mengetahui bagaimana dukungan sosial yang

dilakukan orang tua kepada anak dengan autisme.

BAB III metode penelitian, terdiri dari lokasi penelitian, subjek dan objek

penelitian, jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

BAB IV paparan dan pembahasan data penelitian, terdiri dari laporan hasil

penelitian, pembahasan dan analisis data penelitian.

BAB V penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai penutup dari

pembahasan yang telah diuraikan.


21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dukungan Sosial Orang Tua

1. Pengertian Dukungan Sosial

Rook menjelaskan dukungan sosial adalah suatu fungsi dari ikatan sosial,

dan ikatan sosial itu mencerminkan tingkat kualitas umum dari hubungan

interpersonal.1 Adapun menurut Sarafino dukungan sosial bisa dimaknai

sebagai rasa nyaman dari kepedulian, penghargaan, atau pertolongan yang

diberikan orang lain maupun kelompok kepada seeseorang.2

Yusuf dan Nurihsan berpendapat bahwasanya dukungan sosial seperti

memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang mempunyai

hubungan dekat seperti saudara atau teman.3 Sedangkan Johnson dan

Jhonson menyatakan bahwasanya dukungan sosial dapat diartikan seperti

kehadiran seseorang untuk bisa diandalkan dalam memberi bantuan,

semangat, penerimaan dan perhatian sehingga dapat menaikkan persentase

1
Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani, “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan,” Jurnal Psikologi Pitutur (Universitas Muria Kudus) Vol. I,
No. I, 2012, 25.
2
Elisabeth Santoso dan Jenny Lukito Setawan, “Peran Dukungan Sosial Keluarga, Atasan,
dan Rekan Kerja terhadap Resilient Self-Efficacy Guru Sekolah Luar Biasa,” Jurnal psikologi
(Universitas Ciputra Surabaya) Vol.45, No.1, 2018, 29.
3
Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi ( Yogyakarta : Fakultas Pendidikan UN
Yogyakarta, 2016), 11.
22

kesejahteraan hidup bagi individu yang berkaitan.4 Taylor juga

mengungkapkan tentang dukungan sosial yang merupakan suatu informasi

yang berasal dari orang yang dicintai dan dipedulikan, dihormati dan dihargai

seperti bagian dari hubungan dan kewajiban bersama.5

Jadi pengertian dukungan sosial yang dimaksud adalah bantuan yang

diberikan seseorang maupun kelompok kepada orang lain, baik berupa

kepedulian penghargaan atau pertolongan.

2. Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial

Levine, Basham dan Sarason menyebutkan komponen-komponen yang

terdapat dalam dukungan sosial terbagi empat,6 diantaranya:

a. Dukungan Emosional (Emotional Support)

Beberapa hal yang terdapat dalam dukungan emosional yakni adalah

pernyataan empati, peduli, dan perhatian pada orang yang berkaitan.

Meliputi prilaku seperti menunjukkan perhatian dan kepedulian,

mendengarkan keluh kesah, memberikan suport berupa mendoakan dan

menasehati orang lain.

4
Riani Putriyani dan Ratih Arrum Listiyandini, “Peran Dukungan Suami bagi Kesejahteraan
Psikologis Jurnalis Perempuan,” Jurnal Psikogenesis Vol. 6, No. 1, 2018, 38-39.
5
Rina Oktaviana, “Dukungan Sosial keluarga, Sekolah dan Masyarakat Bagi Kemandirian
Ekonomi Difabel Grahita,” Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016), 21.
6
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualitas Interaksi
Atasan Bawahan.” Tesis (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2014), 27.

.
23

b. Dukungan Penghargaan (Esteem Support)

Berupa ekspresi rasa hormat (penghargaan) positif kepada orang yang

bersangkutan, memberikan motivasi untuk maju dengan pendapat serta

perbandingan positif orang tersebut dengan orang lain.

c. Dukungan Instrumental (Tangible or Instrumental Support)

Berupa dukungan langsung, seperti bantuan secara finansial atau

bantuan dalam menyelesaikan tugas atau membantu pekerjaan tertentu.

d. Dukungan Informasi (Informational Support)

Berupa dukungan yang mencakup memberikan saran, nasehat,

petunjuk atau feedback tentang bagaimana cara memecahkan suatu

masalah.

Sedangkan menurut Sarafino terdapat beberapa jenis dukungan sosial, 7

diantaranya:

a. Dukungan Emosi

Merupakan bantuan yang mencangkup ungkapan rasa empati, peduli

dan perhatian kepada seseorang dengan menunjukkan pengertian pada

kesulitan yang dialami atau mendengarkan keluhannya. Bantuan tersebut

dapat menumbuhkan rasa nyaman, kepastian, serta rasa memiliki dan

7
Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun Penerimaan
Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta, 2016)
14-15.
24

dicintai pada seseorang. Umumnya bantuan tersebut didapatkan dari

pasangan atau keluarga.

b. Dukungan Penghargaan

Merupakan bantuan yang meliputi ungkapan positif atau

penghargaan positif untuk seseorang, memberikan dukungan untuk maju

atau membenarkan gagasan atau perasaan seseorang dan perbandingan

positif individu terhadap orang lain. Bantuan tersebut memberikan dampak

dalam menciptakan rasa berharga, kompeten dan bernilai.

c. Dukungan Instrumental atau Konkrit

Merupakan dukungan yang mencangkup bantuan langsung. Umumnya

dukungan tersebut dilakukan teman atau kolega, seperti bantuan dalam

mengerjakan tugas atau memberikan pinjaman uang ataupun yang

diperlukan lainnya.

d. Dukungan Informasi

Merupakan bantuan yang mencangkup memberikan nasehat, saran

atau feedback kepada seseorang. Dukungan tersebut umumnya didapatkan

dari sahabat atau kolega, atasan atau seorang profesional seperti dokter

maupun psikolog.

e. Dukungan Jaringan sosial

Dukungan jenis ini dapat menimbulkan perasaan bahwa seseorang

adalah bagian dari suatu kelompok serta mempunyai minat sama. Rasa
25

kebersamaan pada anggota kelompok dapat diartikan sebagai dukungan

untuk orang tersebut.

Adapun menurut Goetlieb mengatakan bahwa hubungan dukungan sosial

terbagi menjadi dua, yang pertama adalah hubungan profesional yaitu

berasal dari orang-orang yang mahir dalam bidangnya, seperti konselor,

psikiater, psikolog, dokter maupun pengacara. Kedua yaitu hubungan non

profesional, yang berasal dari orang dekat seperti teman dan keluarga.8

Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat beberapa bentuk dukungan

sosial, dan yang peneliti gunakan sebagai acuan di dalam guide wawancara

adalah bentuk dukungan menurut Levine, Basham dan Sarason yang terbagi

empat. Diantaranya dukungan emosional (emotional support), dukungan

penghargaan (esteem support), dukungan instrumental (tangible or

instrumental support) dan dukungan informasi (informational support).

3. Manfaat Dukungan Sosial

Johnson dan Jhonson mengatakan bahwa terdapat berbagai manfaat dari

dukungan sosial, diantaranya:

a. keproduktifan dalam bekerja meningkat.

b. Ketentraman secara psikologis meningkat dan dapat menyesuaikan diri

dengan menunjukkan rasa kepemilikan.

8
Sri Maslihah, “Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di
Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Jawa Barat”,
Jurnal Psikologi, Vol. 10, No.2, 2011, 107.
26

c. Menemukan identitas diri, meningkatkan harga diri, serta mengurangi

stress.

d. Mengoptimalkan dan menjaga kesehatan fisik serta pengendalian pada

stress dan tekanan.

Sarafino mengatakan bahwa dukungan sosial memiliki manfaat yang

berbeda-beda sesuai dengan bentuk dukungan yang diberikan. Manfaat

tersebut yaitu:

a. Dukungan emosional dapat membuat orang merasa nyaman, tentram,

merasa ada dalam lingkungan dan dicintai pada saat menghadapi kondisi

stress

b. Dukungan penghargaan dapat membangun harga diri individu,

kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan

konsep diri.

c. Dukungan instrumental berupa bantuan fisik sehingga dapat mengurangi

beban atau kesulitan yang dihadapi.

d. Dukungan informasi dapat membantu individu memperoleh informasi

yang dibutuhkan, membantu dalam mencari jalan keluar dari kesulitan

yang dihadapi, dan memperoleh solusi dari kesulitan.

Adapun Thoitas mengatakan bahwasanya dukungan sosial ialah sumber

potensial yang berfungsi dalam penyelesaian kesulitan yang berasal dari


27

orang dekat.9 Begitupun dengan penelitian Dubow & Tisak yang

mengungkapkan bahwa jika siswa sekolah dasar diberikan dukungan sosial

yang cukup maka ia dapat melakukan pemecahan masalah dan memiliki

penyesuaian diri yang baik.10 Berdasarkan pemaparan tersebut manfaat

dukungan sosial ialah menungkatkan kesejahteraan psikologis serta membantu

penyesuaian diri dan memecahkan masalah.

4. Orang Tua

Menurut Sahlan orang tua ialah bagian dari keluarga yang terdiri dari

ayah dan ibu, serta hasil dari ikatan pernikahan yang sah sehingga menjadi

suatu keluarga. Orang tua berkewajiban untuk mengajari, mengasuh, dan

membina anak-anaknya agar meraih tingkatan tertentu agar anak siap untuk

menghadapi kehidupan bermasyarakat.11

Orang tua adalah pengampu utama untuk pendidikan anak-anaknya,

dimanapun anak tersebut menempuh pendidikan, baik di lembaga formal

ataupun non formal, orang tua senantiasa ikut andil dalam menentukan masa

depan pendidikan anak-anaknya.12

9
Ahmad Marzuki, “Persepsi Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kreatifitas dalam Belajar
pada Siswa kelas VIII di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) 1 Palembang,” Skripsi (Palembang :
UIN Raden Fatah, 2017, 27.
10
Anindhiya Setyaningrum, “Pengaruh Dukungan Sosial Orang tua Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Hasanudin Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran 2014
atau 2015,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta, 2015), 30.
11
Nina Siti Salmaniah Siregar, “Persepsi Orang Tua terhadap Pentingnya Pendidikan bagi
Anak,” Jurnal (Universitas Medan Area) Vol.1, No.1, 2013, 15.
12
Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,” Jurnal
(UIN Ar-Raniry Banda Aceh) Vol.1, No.1, 2015, 20-21.
28

M. Thalib juga mengungkapkan bahwasanya fitrah orang tua ialah

bahagia memiliki anak, bahagia anaknya shalih, berupaya membawa anak ke

tempat yang baik, sedih ketika menyaksikan anaknya lemah atau hidup

kekurangan, berdo’a kepada Allah untuk kebaikan anaknya, cenderung

memperhatikan keselamatan anak dibandingkan dirinya sendiri saat terjadi

bencana, bahagia memiliki anak yang dapat dibanggakan, cenderung lebih

menyukai anak tertentu, berharap anaknya dapat berbakti kepadanya, bersabar

menghadapi kelakuan buruk anaknya.13

Jadi pengertian orang tua berdasarkan pemaparan di atas yaitu anggota

keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan pengampu utama

untuk mengajari, mengasuh dan membina anak-anaknya.

5. Dukungan Sosial Orang Tua dalam Pandangan Islam

Anak ialah amanah terbesar yang diberikan Allah kepada orang tua, oleh

sebab itu, orang tua adalah penanggung jawab atas anaknya baik dari segi

pola asuh maupun pendidikan, hal tersebut selaras dengan firman Allah dalam

(QS. an-Nisa/4:9)

‫اللَ َولْيَ ق ْول ْوا قَ ْوًَُل َس ِديْ ًدا‬ ِ ً‫ش ال ِذي ُن لَ ُو تَركوا ِم ُن خ ْل ِف ِه ُم ذ ِري ُة‬
ُِّٰ ‫ض ٰع ًفا َخاف ْوا َعلَْي ِه ُْم فَ ْليَ ت قوا‬ ِّ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َُ ‫َولْيَ ْخ‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.”

13
Arsam, “Peran Orang Tua dalam Membangun Kepribadian Anak,” Jurnal Dakwah (STAIN
Purwokerto) Vol.6, No.1, 2012, 3.
29

Ayat tersebut memberitahukan kepada orang tua agar memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak dengan baik dan takut jika meninggalkan anak

dalam keadaan lemah serta tidak mempunyai daya dan upaya untuk bertahan

hidup.14 Oleh sebab itu sudah semestinya sebagai orang tua bertanggung

jawab atas pendidikan terhadap anaknya. kemudian, tanggung jawab orang

tua pun diperlukan dalam bentuk dukungan sosial kepada anak. Dalam

pandangan Islam, dukungan sosial dapat diartikan dengan tolong menolong

(ta’awun).15 Tolong menolong sangat disarankan dalam ajaran Islam,

mengingat karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mampu

hidup sendiri dan memerlukan pertolongan dari orang lain. Allah berfirman

dalam (QS. at-Taubah/9:71)


ۤ
ُِ ‫َوالْم ْؤِمن ْو َُن َوالْم ْؤِمنٰتُ بَ ْعضه ُْم اَْولِيَاءُ بَ ْعضُ ََيْمرْو َُن ِِبلْ َم ْعرْو‬
ُ‫ف َويَْن َه ْو َُن َع ُِن الْمْن َك ُِر َُوي ِقْيم ْو َن‬

ۤ
ِ ِ ِ
ُِّٰ ُ‫اللُۗان‬
ُ‫اللَ َعزيْزُ َحكْيم‬ ُِّٰ ُ‫ك َس َ ْي ََحهم‬ ٰ ُِّٰ ‫الص ٰلوُةَ َوي ْؤت ْو َُن الزٰكوُةَ َوي ِطْي ع ْو َُن‬
َُ ‫اللَ َوَرس ْولَهُٗۗاول ِٕى‬

“Dan orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka


menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang
makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan
zakat dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh
Allah. Sungguh Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

14
Dadang Kurniawan, “Pendidikan Orang Tua pada Anak: Telaah pada Al-Qur’an Surat An-
Nisa Ayat 9 dan At-Tahrim Ayat 6,” Skripsi (Salatiga: IAIN Salatiga, 2015 37-38.
15
Ahmad Marzuki, “Persepsi Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kreatifitas dalam Belajar
pada Siswa kelas VIII di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) 1 Palembang,” Skripsi (Palembang:
UIN Raden Fatah, 2017, 27-28.
30

isi dari ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk tolong

menolong bagi sesamanya dalam kebaikan dan tidak dibenarkan untuk tolong

menolong dalam keburukan. Begitupun dengan dukungan sosial orang tua

yang dapat diartikan seperti bentuk bantuan atau motivasi yang dilakukan

orang tua kepada anaknya.

B. Anak dengan Autisme

1. Pengertian Autisme

Autisme merupakan gangguan perkembangan anak dikarenakan

terjadinya gangguan dalam sistem syaraf pusat yang berpengaruh terhadap

gangguan pada interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.16 Sedangkan

menurut Priyatna autisme merujuk pada masalah interaksi sosial, komunikasi

dan bermain imajinatif yang timbul saat anak berumur tiga tahun ke bawah

dan anak autisme memiliki batasan level aktifitas dan minat yang mendekati

75 % dari anak autisme mengalami beberapa derajat retardasi mental.17

Hartono menyebutkan autisme ialah suatu gangguan pada otak yang

berdampak terhadap hilangnya atau berkurangnya kecakapan individu

dalam komunikasi, interaksi dengan orang lain dan memberi tanggapan

16
Dinie Ratri Desiningrum, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus (yogyakarta: Ruko
Jambusari, 2016), 7-8.
17
Sicillya E. Boham, “Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Autis (Studi pada Orang Tua
dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow Kelurahan Banjer Manado),” Jurnal,
Vol. II, No. 4, 2013, 3-4.
31

terhadap lingkungannya.18 Sedangkan Kenner menguraikan bahwa gangguan

autisme merupakan suatu ketidakmampuan dalam berinteraksi pada sesama,

gangguan berbahasa ditandai dengan kecakapan yang tertunda, mengulang

kata (membeo), tidak mau berbicara, pembalikan kalimat, kegiatan bermain

yang berulang dan ingatan yang sangat kuat.19

Menurut National Institute of Mental Health anak autisme menghadapi

kesulitan belajar, kurang mahir dalam bersosial serta tingkah laku yang

berbeda dengan anak pada umumnya.20 Adapun di dunia medis dan psikiatris,

gangguan autisme atau ASD (Autistic Spectrum Disorder) adalah gangguan

pekembangan fungsi otak yang kompleks dan beragam (spektrum). Gangguan

perkembangannya mencangkup pada komunikasi, interaksi, perilaku, emosi

dan sensoris.21

Jadi berdasarkan pemaparan di atas anak dengan autisme adalah anak

yang memiliki gangguan perkembangan dikarenakan adanya gangguan pada

sistem syaraf pusat sehingga berakibat hilangnya atau berkurangnya

kemampuan seseorang pada komunikasi, interaksi, perilaku, emosi dan

sensoris.

18
S. A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme,” Buletin Psikologi, Vol. 20, No. 1-2, 2012,
12.
19
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 121.
20
Titisa Ballerina, “Meningkatkan Rentang Perhatian anak Autis dalam Pembelajaran
Pengenalan Huruf” Jurnal, (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) Vol. 3, No. 2, 2016, 246.
21
Dwi Aprilia, Johar Asahar, dan Pudji Hartuti, “Sistem Pakar Diagnosa Autisme pada Anak,”
Jurnal, (Universitas Bengkulu) Vol 2, No. 2, 2014, 92-93.
32

2. Karakteristik Autisme

Handojo mengemukakan sejumlah karakteristik perilaku autisme anak-

anak22 diantaranya adalah:

a. Bahasa atau Komunikasi

1) Tidak menunjukkan ekspresi sehingga wajah terlihat datar

2) Penggunaan bahasa atau isyarat tubuh yang tidak ada

3) Komunikasi jarang digunakan dalam memulai sesuatu

4) Tidak menunjukkan tiruan atas aksi maupun suara dari yang lain

5) Tidak dapat ataupun sedikit dalam berbicara

6) Mempunyai intonasi atau ritme vokal yang abnormal

7) Tidak memahami arti kata

8) Pemahaman serta penggunaan kata yang sedikit

b. Hubungan dengan Orang Lain

1) Tidak menunjukkan respon

2) Tidak menampakan senyum untuk bersosial

3) Tidak ada kontak mata dalam berkomunikasi

4) Kontak mata terbatas

5) Terlihat sibuk dengan dunia sendiri jika dibiarkan

6) Tidak dapat bermain dengan metode bergiliran

7) Memanfaatkan tangan orang dewasa untuk dijadikan alat

22
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 122-124.
33

c. Hubungan dengan Lingkungan

1) Mengulang-ulang permainan

2) Tidak menyukai terhadap perubahan sehingga menunjukkan sikap

marah

3) Memiliki rutinitas yang monoton

4) Menunjukkan minat pada sesuatu dengan tidak luwes

d. Respon Terhadap Indera atau Sensoris

1) Nampak terlihat panik pada suara-suara tertentu

2) Sensitifitas pada suara meningkat

3) Menyukai permainan yang menggunakan seseuatu yang berkilau dan

memantul

4) Bermain jemari di depan mata

5) Menunjukkan sikap tidak suka disentuh dengan menarik diri

6) Menyukai motif dan tekstur tertentu

7) Tidak bisa diam atau hiperaktif

8) Memutar dan membentur kepala berulang kali dan menggingit

pergelangan

9) Memiliki tingkah laku yang suka melompat dan mengepakkan tangan

10) Tidak ada ekspresi atau respon yang abnormal pada rasa sakit

e. Kesenjangan Perkembangan Perilaku

1) Kemampuan yang dimiliki dapat menjadi sangat baik ataupun ssangat

terlambat
34

2) Mengamati suatu keterampilan yang tidak umum, misalnya membaca

namun tidak memahami artinya

3) Dapat menggambar dengan detil namun tidak mampu mengancuing

baju

4) Pintar dalam menyelesaikan puzzle namun tidak dapat mengikuti

perintah

5) Bisa berjalan pada usia normal, namun tidak bisa berkomunikasi

6) Fasih dalam mengikuti suara, namun kesulitan untuk berbicara sendiri

7) terkadang dapat melakukan sesuatu namun tidak bisa dilain waktu

Jadi menurut Handojo karakeristik autime dapat dilihat dari segi

bahasa atau komunikasi, hubungan dengan orang, hubungan dengan

lingkungan, respon terhadap indera atau sensoris dan kesenjangan

perkembangan prilaku.

3. Kriteria Autisme

Berdasarkan diagnostic and statistical manual of mental disorder fifth

edition (DSM-V) autisme memiliki ciri-ciri diagnosis diantaranya adalah:23

a. Gangguan yang menetap dari komunikasi sosial dan interaksi sosial

yang mencangkup berbagai konteks, seperti yang ditujukan oleh berikut

ini:

23
American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
Fifth Edition (Washington: APA, 2013), 50.
35

1) Kesulitan dalam memberikan respon sosial dan emosi.

2) Kesulitan dalam komunikasi secara nonverbal yang digunakan

untuk interaksi sosial.

3) Kesulitan dalam mengembangkan, memelihara, dan memahami

hubungan di berbagai situasi sosial.

f. Pola perilaku, minat, atau aktivitas secara berulang yang meliputi

setidaknya dua dari beberapa hal berikut:

1) Stereotip atau pengulangan dalam gerakan motorik, penggunaan

objek atau pengucapan.

2) Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas.

3) Minat sangat terbatas, terpaku pada intensitas atau fokus yang tidak

normal.

4) Hiper atau hipoaktif pada input sensoris dan minat yang abnormal

dalam aspek sensorik lingkungan.

g. Gejala terdapat pada masa perkembangan awal (namun bisa jadi tidak

semuanya hingga tuntutan sosial melampaui kapasitas yang terbatas,

atau dapat ditutupi oleh rencana belajar di kehidupan selanjutnya).

h. Gejala mengakibatkan gangguan klinis yang berarti pada lingkungan

sosial, pekerjaan, dan area penting lainnya yang berfungsi saat ini.

i. Gangguan-gangguan tersebut didefinisikan dengan kecacatan

intelegensi (gangguan perkembangan intelengensi) atau keterlambatan

perkembangan. gangguan intelegensi dan gangguan spektrum autisme


36

kerap terjadi beriringan, dalam membuat diagnosis penyakit penyerta

pada gangguan autisme dan kecacatan intelegensi, komunikasi sosial

harus berada di tingkat bawah perkembangan umum.

Dari pemaparan di atas, kriteria autisme menurut DSM-V terbagi

menjadi lima, yaitu gangguan yang menetap dari komunikasi sosial dan

interaksi sosial, pola perilaku, minat, atau aktivitas secara berulang, gejala

harus ada pada periode perkembangan awal, gejala mengakibatkan

gangguan klinis yang berarti dalam lingkungan sosial, pekerjaan, atau area

penting lain yang berguna saat ini.

4. Gejala Autisme

Menurut Dyah Puspita suatu individu dinyatakan penyandang autistic

spectrum disorder, jika mempunyai gejala-gejala antara lain: 24

a. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi adalah gangguan yang menghambat individu

untuk mengekspresikan diri, sukar dalam bertanya jawab, kerap

mengulang-ulang ucapan dari orang lain, bahkan tidak bicara sama

sekali serta berbagai macam kesulitan bicara lainnya.

b. Gangguan Perilaku

Gangguan perilaku adalah gangguan yang menunjukkan perilaku

stereotip atau khas seperti mengepakkan tangan (flapping), meloncat-

24
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 124.
37

loncat, berjinjit ketika berjalan, menyukai sesuatu yang berputar,

memukul-mukul benda dengan benda lain. Nampak antusias terhadap

sisi benda yang tidak lazim pada umumnya dan beberapa macam

problem perilaku yang tidak sesuai untuk anak seumurannya.

c. Gangguan Interaksi

Gangguan interaksi adalah gangguan yang membuat individu

enggan untuk berinteraksi dengan individu seumurannya dan justru

terganggu akan keberadaan orang disekelilingnya, tidak bisa bermain

dengan anak lain dan lebih suka sendiri.

Adapun menurut Sunartini gejala klinis yang sering dijumpai pada anak

autisme sebagai berikut: 25

a. Gangguan Fisik

1) Kegagalan lateralisasi dikarenakan kegagalan atau kelainan maturasi

otak yang membuat dominasi serebral.

2) Terjadinya dermatoglyphics yang tidak normal.

3) Insiden yang tinggi pada infeksi saluran nafas bagian atas, infeksi

telinga, sendawa yang berlebih, kejang, demam serta konstipasi.

b. Gangguan Perilaku

1) Gangguan pada interaksi sosial: individu tidak dapat menjalin

hubungan dengan normal, baik itu kepada orang tua ataupun orang

25
S. A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme,” Jurnal (Semarang: Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNDIP, 2012), Vol. 20, No. 1-2, 14.
38

lain. Individu tidak merespon ketika dipanggil, menunjukkan

penolakkan saat didekap atau disayang. Individu cenderung suka

menyendiri dan tidak memberikan respon pada senyuman maupun

sentuhan.

2) Gangguan komunikasi dan bahasa: kecakapan dalam komunikasi

dan bahasa menunjukkan keterlambatan atau tidak ada sama sekali.

Bergumam dengan celotehan yang tidak dimengerti, suka meniru

dan mengulang-ulang. Anak dengan autisme tidak menggunakan

gerakan badannya, namun menggunakan tangan orang dewasa

untuk mengambil sesuatu yang diinginkan.

3) Gangguan perilaku motoris: menunjukkan aktivitas khusus seperti

tepuk tangan, duduk serta mengayunkan badan kedepan-

kebelakang, koordinasi motoris terganggu, tidak menyukai

perubahan dan terpaku pada rutinitas tertentu, hiperaktif atau

sangat pasif, agresif serta sesekali mengamuk tanpa sebab.

4) Gangguan emosi, perasaan dan afek: mempunyai ketakutan yang

timbul dengan seketika pada sesuatu yang umumnya tidak

menakutkan. Perasaan yang berganti-ganti muncul seperti

mendadak tertawa dan menangis tanpa sebab

5) Gangguan persepsi sensoris: menunjukkan perilaku semacam

mengendus atau menjilat benda, tidak merasa sakit saat cidera

ataupun tersandung dan hal lainnya.


39

Berdasarkan pemaparan di atas gejala-gejala autisme menurut Dyah

Puspita berupa gangguan komunikasi, gangguan prilaku, dan gangguan

interksi. Sedangkan menurut Sunartini gejala klinis autisme adalah

gangguan fisik dan gangguan perilaku.

5. Penyebab Autisme

Seorang ahli embrio dari Amerika yaitu Patricia Rodier mengatakan

bahwasanya indikasi autisme dan cacat lahir dikarenakan timbulnya

kerusakan jaringan otak yang berlangsung sebelum 20 hari saat

terbentuknya janin. Sedangkan menurut Handojo penyebab autisme bisa

terjadi saat kehamilan di trimester pertama dan penyebabnya terdiri dari:

infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida, dsb), keracunan logam berat, zat

aditif (MSG, pengawet, pewarna), ataupun obat-obatan lainnnya.

Handojo juga mengungkapkan secara neurobiologis terdapat dugaan

bahwa ada tiga tempat yang berbeda dengan mekanisme yang berbeda dan

bisa mengakibatkan autisme diantaranya: 26

a. Gangguan fungsi mekanisme kortikal menyeleksi atensi, dampak

adanya abnormalitas dalam proyeksi asending dari serebelium dan

batang otak.

b. Gangguan fungsi mekanisme limbik dalam menerima informasi, seperti

daya ingat.

26
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 125.
40

c. Gangguan dalam sistem informasi dari korteks asosiasi dan jaringan

pendistribusiannya.

Adapun tanggapan lain mengatakan bahwa terdapat berbagai faktor

yang menyebabkan kelainan pada anak autisme diantaranya: 27

a. Abnormalitas anatomis otak: abnormalitas pada suatu bagian otak

yang melingkupi cerebellum (otak kecil), lobus parietalis, dan pada

sistem limbik tersebut merefleksikan pola perilaku kelainan yang ada

pada anak autisme.

b. Faktor penyebab ketika hamil: berlangsung pada masa kehamilan 0-

4 bulan, disebabkan oleh:

1) Polutan logam berat

2) Kontaminasi

3) Zat yang bersifat menimbulkan kecanduan

4) Mual dan muntah berat selama kehamilan

5) Pendarahan akut

6) Alergi akut

c. Zat- zat adiktif yang mempengaruhi otak individu:

1) Asupan monosodium glutamat

2) Protein tepung terigu, protein susu sapi

3) Zat pewarna

27
Sicillya E. Boham, “Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Autis (Studi pada Orang Tua
dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow Kelurahan Banjer Manado),” Jurnal,
Vol. II, No. 4, 2013, 4.
41

4) Bahan pengawet

d. Gangguan sistem pencernaan: tidak terpenuhinya enzim sekretin yang

diketahui berkaitan dengan timbulnya gejala autisme.

e. Kompleksitas interpretasi dari sensori: mengakibatkan stimulus

dipersepsi dengan berlebih oleh individu yang memunculkan

kebingungan sehingga menjadi salah satu pemicu autisme.

f. Jamur yang muncul pada usus anak: dampak dari penggunaan antbiotik

yang berlebihan sehingga mengakibatkan ganguan pada otak.

Sedangkan Widyawati memaparkan beberapa teori penyebab autisme28

yaitu:

a. Teori Psikososial

Kanner mengatakan bahwa pemicu autisme pada anak dikarenakan

tingkah laku sosial yang tidak harmonis, seperti orang tua yang kaku,

sentimental dan obsessif, sehingga dalam pengasuhan terasa kurang

hangat bahkan dingin secara emosional. Disamping itu juga terdapat

trauma pada anak dikarenakan hostilitas yang tidak disadari ibu ketika

tidak mengharapkan kehadiran anaknya.

b. Teori Biologis

Berdasarkan riset secara genetik pada keluarga dan anak kembar

menandakan terdapat faktor genetik yang berfungsi akan terjadinya

28
Jaja Suteja, “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan Perilaku
Sosial,” Jurnal (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Vol. III, No. I, 2014, 125-127.
42

autisme. Pada anak kembar satu telur didapatkan kira-kira 36-89%,

sedangkan anak kembar dua telur 0%. Dalam penelitian lainnya,

didapati keluarga 2,5-3% autisme pada saudara kandung, yang berarti

50-100 kali lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Di sisi lain

komplikasi prenatal, perinatal, dan neo natal yang melonjak juga

terdapat pada anak dengan autisme. Komplikasi yang kerap diadukan

yaitu terjadinya pendarahan sesudah trimester pertama serta terdapat

kotoran janin pada cairan amnion, sehingga menjadi gejala berbahaya

bahaya dari janin (fetal distress).

c. Teori Imunologi

Didapati respons dari sistem imun terhadap beberapa anak autisme

yang menaikkan peluang adanya dasar imuniologis dari beberapa

masalah autisme. Didapatkannya antibodi dari beberapa ibu pada

antigen lekosit anak mereka yang autisme, sehingga menguatkan

asumsi tersebut, dikarenakan anti gen lekosit juga ditemui pada sel-sel

otak. Oleh sebab itu, antibodi ibu bisa merusak langsung jaringan saraf

otak janin sehingga dapat berakibat terjadinya autisme.

d. Infeksi Virus

meningkatnya frekuensi yang tinggi dari gangguan autisme

terhadap anak-anak dengan congenital, rubella, herpes simplex

encephalitis, dan cytomegalovirus invection, juga terhadap anak yang

terlahir di musim semi dengan kemungkinan ibu mereka mengalami flu


43

di musim dingin ketika mereka berada dalam rahim, sehingga peneliti

beranggapan infeksi virus tersebut adalah salah satu pemicu terjadinya

autisme. Pendapat lain menjelaskan adanya kemungkinan terjadi

autisme dikarenakan faktor genetik. meskipun demikian hingga

sekarang kromosom yang menyebabkan sifat autisme belum bisa

diketahui, karena anak yang memiliki situasi kromosom yang sama

dapat memberikan gambaran gangguan yang tidak sama.

Jadi berdasarkan uraian yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa

terdapat beberapa penyebab autisme diantaranya: kerusakan jaringan otak,

infeksi, konsumsi zat adiktif, emosi yang tidak terkontrol pada masa

kehamilan, faktor genetik, dan ifenksi virus.


44

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini ialah menurut skema berikut:

SKEMA 1.1 KERANGKA BERPIKIR


Orang tua yang memiliki anak dengan autisme

Temuan pada Studi Pendahuluan:


- Orang tua memberikan dukungan sosial
terhadap anaknya yang autisme.
- Orang tua membuat lembaga pendidikan dan
pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK).

Dukungan emosional: Dukungan sosial pada anak dengan Dukungan instrumental:


Berupa pernyataan empati, autisme dari orang tua yang memiliki Berupa dukungan langsung,
peduli, dan perhatian pada lembaga pendidikan dan pelayanan seperti bantuan secara
orang yang berkaitan. Meliputi anak berkebutuhan khusus (ABK) di finansial atau bantuan dalam
prilaku seperti menunjukkan banjarmasin menyelesaikan tugas atau
perhatian dan kepedulian, membantu pekerjaan tertentu.
mendengarkan keluh kesah,
memberikan suport berupa Dukungan penghargaan: Dukungan informasi:
mendoakan dan menasehati Berupa ekspresi rasa hormat Berupa dukungan yang Manfaat:
orang lain. (penghargaan) positif kepada mencakup memberikan Berupa bantuan fisik sehingga dapat
orang yang bersangkutan, saran, nasehat, petunjuk
mengurangi beban atau kesulitan
Manfaat: memberikan motivasi untuk atau feedback tentang
maju dengan pendapat serta bagaimana cara yang dihadapi.
Dapat membuat orang merasa
perbandingan positif orang memecahkan suatu
nyaman, tentram, merasa ada tersebut dengan orang lain. masalah.
dalam lingkungan dan dicintai pada
saat menghadapi kondisi stress
Manfaaat: Manfaat:
Dapat membangun harga Dapat membantu individu
diri individu, kompetensi, memperoleh informasi yang
merasa berharga, dibutuhkan, membantu dalam
meningkatkan kepercayaan mencari jalan keluar dari
diri dan konsep diri. kesulitan yang dihadapi dan
memperoleh solusi dari
kesulitan.
45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus yang

mana penelitian studi kasus ini mengarahkan pada pendiskripsian secara rinci

dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks, tentang apa yang

sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan.1 Sehingga terpilihnya jenis

penelitian agar dapat menjelaskan secara rinci terkait dukungan sosial pada anak

dengan autisme dari orang tua yang memiliki lembaga pendidikan dan pelayanan

anak berkebutuhan khusus yang sesuai apa adanya terjadi dilapangan saat

pengambilan data dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang mana

pada penelitian ini menampilkan data dengan penjelasan deskriptif yang berupa

kata tertulis atau ucapan maupun tingkah laku orang yang diamati.2 Creswell

menjelaskan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada prosesnya

ditujukan agar mengetahui permasalahan manusia pada situasi sosial dengan

membuat deskripsi menyeluruh dan kompleks, menjelaskan pemikiran terperinci

dari sumber informasi, serta dilaksanakan dengan seting yang natural tanpa

campur tangan dari apapun.3 Terpilihnya metode tersebut karena dinilai lebih

1
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa
(Surakarta, 2014), 92.
2
Rahmadi, Pengantar Metedologi Penelitian, (Banjarmasin Antasari Press, 2011), 14-15.
3
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitaif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), 8.
46

akurat dalam mendapatkan definisi situasi dan gejala-gejala sosial, perasaan,

emosi serta tindakan subjek yang diamati. Di sisi lain, metode tersebut dapat

meningkatkan interpretasi peneliti pada cara subjek dalam memberi tindakan dan

dukungan untuk anak dalam kehidupannya.

B. Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini lokasi berada:

1. SD inklusi di Banjarmasin terletak di jalan Cempaka II/29 Banjarmasin,

Mawar, Banjarmasin Tengah, kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan,

kode pos 70231.

2. Rumah orang tua yang terletak di jalan Sultan Adam, Komplek Malkon

Temon Permai, No. 4, RT. 13, Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan

Selatan.

C. Data dan Sumber Data

Adapun data pada penelitian ini yakni:

1. Data

Jenis data terbagi dua yakni data primer dan data sekunder, yang mana

pengertian keduanya ialah: 4

4
Rahmadi, Pengantar Metedologi Penelitian,(Banjarmasin Antasari Press, 2011) 71.
47

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan dari sumber data

pertama dalam lokasi penelitian ataupun objek penelitian. Pada penelitian

ini data primer yang dimaksudkan ialah data yang ditujukan untuk

menjawab dasar-dasar masalah yang diteliti, yaitu dukungan sosial pada

anak dengan autisme dari orang tua yang memiliki lembaga pendidikan

dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (abk) di banjarmasin.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber kedua

atau data sekunder dari data yang diperlukan. Pada penelitian ini data

sekunder yang dimaksudkan ialah data yang didapatkan dari lokasi yang

dianggap penting dan dibutuhkan dalam penelitian seperti gambaran

umum lokasi penelitian.

2. Sumber Data

Agar mendapatkan data penelitian yang benar, peneliti mengambil dari

berbagai sumber, diantaranya meliputi:

a. Dokumen atau arsip yang berupa bahan tertulis atau catatan penting untuk

digunakan sebagai bukti dalam penelitian ini.

b. Narasumber atau informan yang posisinya sebagai sumber data penelitian

yang memiliki informasi pada penelitian ini yaitu orang tua (wali murid)

yang di teliti. Di sisi lain juga bisa menggunakan informan tambahan

sehingga informasi yang didapat lebih komplit dan beragam, pada


48

penelitian ini informan tambahan meliputi keluarga, guru BK dan wali

kelas serta seluruh pihak yang terkait dalam penelitian.

c. Peristiwa atau aktivitas adalah salah satu sumber data dipakai dalam

penelitian, berdasarkan pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang

terjadi dapat diketahui bagaimana hal tersebut terjadi kerena peneliti dapat

menyaksikan secara langsung.

d. Tempat atau lokasi dapat digunakan sebagai informasi terkait situasi dari

tempat peristiwa atau aktivitas, hal tersebut dapat dicari melalui tempat

ataupun lingkungan.

e. Benda, gambar dan rekaman yang nampak dalam sebuah kejadian bisa

dipakai untuk sumber data penelitian.5

D. Subjek dan Objek Penelitian

Berikut subjek dan objek pada penelitian ini yaitu:

1. Subjek Penelitian

Adapun pemilihan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Sampling, yaitu menentukan subjek berdasarkan ciri-ciri yang

sesuai dengan tujuan penelitian yakni orang tua terdiri dari ayah dan ibu

memiliki anak dengan autisme yang mempunyai lembaga pendidikan dan

pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK).

5
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa
(Surakarta, 2014), 109-112.
49

2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini ialah dukungan sosial orang tua terhadap anak

dengan autisme meliputi bentuk-bentuk dukungan sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas, subjek yang diambil oleh peneliti yaitu

orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu anak dengan autisme yang

mempunyai lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus

(ABK). Adapun objek dari penelitian ini ialah dukungan sosial orang tua yang

memiliki anak dengan autisme.

E. Teknik Pengumpulan Data

pada penelitian ini, peneliti mengambil beberapa metode dalam

pengumpulan data, antara lain:

1. Wawancara

Wawancara menurut Gorden ialah percakapan yang melibatkan dua orang

dan salah satu diantara mereka mempunyai maksud untuk menggali serta

mendapatkan informasi untuk tujuan tertetu. 6 Wawancara dalam penelitian ini

menggunakan wawancara semi terstruktur, jenis wawancara tersebut

digunakan karena bersifat fleksibel namun bisa dikontrol dan memfokuskan

pada ketajaman bahasan sehingga memperoleh data yang komplit dan

bertujuan agar dapat menggali data sebanyak mungkin dari subjek. Adapun

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kalitaif untuk lmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
6

Humanika, 2012), 118.


50

dalam wawancara ini melibatkan orang tua yang memiliki anak dengan

autisme sebagai subjek pada penelitian serta keluarga dan pihak sekolah yang

terlibat sebagai informan tambahan. Dari hasil wawancara data yang

didapatkan adalah berupa identitas subjek dan bagaimana subjek dalam

memberikan dukungan sosial pada anaknya yang mengalami autisme.

2. Observasi

Observasi dapat didefinisikan seperti cara-cara melaksanakan pencatatan

dengan runtut terkait perilaku dengan mengamati tingkah laku seseorang

maupun kelompok yang diteliti secara langsung.7 Dalam penelitian ini peneliti

menerapkan observasi partisipan dan nonpartisipan, yang artinya peneliti

dapat terlibat langsung maupun tidak langsung dalam seluruh kegiatan yang

dikerjakan observee atau objek yang diamati.8 Adapun bentuk observasi yang

dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati bagaimana perilaku subjek

dalam memberikan dukungan sosial terhadap anaknya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi atau dokumenter merupakan metode pengumpulan data

yang menggunakan beberapa informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan

maupun rekaman, seperti catatan harian, autobiografi, memorial, kaset

rekaman, foto, video dan lain-lain.9 Dokumentasi pada penelitian ini dapat

7
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011, 80.
8
Kusdiyati Sulisworo dan Irfan Fahmi, Observasi Psikologi (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), 24.
9
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011) 85.
51

berupa data-data diri subjek yang terkait dalam penelitian serta rekaman dari

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek.

F. Teknik Analisis Data

Analis data dalam penelitian ini dapat menggunakan beberapa teknik

diantaranya adalah:10

1. Pengumpulan Data

Pada proses analisis data, kegiatan yang pertama ialah proses

pengumpulan data. Dalam tahapan ini peneliti melaksanakan proses

pengumpulan data memakai metode pengumpulan data yang telah ditetapkan

sebelumnya. Saat pengumpulan data wajib memuat sisi narasumber atau

informan, aktivitas, dasar terjadinya peristiwa. Sebagai peneliti yang harus

dilakukan ialah mengatur waktu yang dimiliki dengan sebaik mungkin serta

menampakkan diri dan bersosialisasi ditengah-tengah lingkungan yang

dijadikan subjek penelitiannya.

2. Reduksi Data

Reduksi data ialah proses memilih, memusatkan perhatian dalam

menyederhanakan, mengabstrakan, merubah data kasar yang didapati dari

catatan lapangan. Tahap-tahap yang dilaksanakan ialah mengelompokkan atau

mengklasifikasikan setiap masalah menggunakan penjelasan singkat. Data

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
10

(Yogyakarta: Erlangga, 2009), 148-152.


52

yang direduksi diantaranya semua data terkait problema penelitian, sehingga

data yang di reduksi akan menunjukkan gambaran yang lebih khusus guna

memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.

3. Penyajian Data

sesudah data direduksi, tahapan selanjutnya ialah penyajian data,

penyajian data yaitu beberapa informasi yang ada ditujukan untuk

memberikan peluang pengambilan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Pada penelitian ini penyajian data dijelaskan dengan bentuk deskripsi naratif,

dan bagan. dalam tahapan ini, peneliti membuat data yang signifikan sehingga

data yang didapat bisa disimpulkan dan mempunyai arti.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian kualitatif ialah berupa penemuan baru yang

belum pernah ada sebelumnya. Maka, setelah pengumpulan data, reduksi data

dan penyajian data bagian selanjutnya ialah kesimpulan. Kesimpulan didapat

dari data-data yang sudah direduksi dan sudah disajikan.11

11
Farid Anwar Fathur Rosyidi, “Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
Bergabung di Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” Skripsi (Yogyakarta : Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015) 30.
53

G. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

a. Studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi terkait tema yang ingin

diteliti

b. Konsultasi pada dosen pembimbing untuk menentukan judul penelitian

c. Membuat proposal desain operasional

2. Tahap Persiapan

a. Melaksanakan seminar proposal

b. Memperbaiki desain operasional yang telah di seminarkan

c. Mempersiapkan guide interview untuk instrument pengumpulan data

d. Melakukan professional judgment pada guide intewrview yang akan

digunakan dalam proses wawancara untuk pengumpulan data

e. Mengajukan permohonan pembuatan surat izin riset pada pihak jurusan

f. Menyerahkan surat izin riset pada pihak SD Muhammadiyah 10

Banjarmasin untuk melakukan penelitian pada orang tua dan guru di

sekolah tersebut

g. Meminta informasi terkait data subjek penelitian

3. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan penggalian data terhadap subjek penelitian

b. Mengumpulkan data yang didapatkan dari subjek penelitian

c. Mengolah dan menganalisis data


54

4. Tahap Penyusunan Laporan

a. Menyusun laporan penelitian

b. Konsultasi kepada dosen pembimbing terkait laporan penelitian untuk

dikoreksi dan disetujui untuk diujikan

c. Melaksanakan ujian munaqasyah sidang skripsi


55

BAB IV

PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua tempat yaitu di Sekolah anak dari subjek

yang terletak di jalan Cempaka II, RT.03, No. 29, Mawar, Banjarmasin Tengah,

kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan, kode pos 70231 dan di rumah

subjek yang terletak di jalan Sultan Adam, Komplek Malkon Temon Permai, No.

4, RT. 13, Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Peneliti mengambil

dua tempat penelitian karna ingin mengetahui bagaimana dukungun sosial yang

diberikan oleh subjek baik dari sudut pandang di sekolah maupun di rumah.

Adapun subjek saat ini tinggal hanya dengan anaknya yang mengalami autisme

karena anak yang lain salah satunya berada di luar kota untuk bekerja dan anak

yang satunya lagi memutuskan tinggal bersama tantenya karena lebih dekat dari

kampus. Oleh sebab itu, dikarenakan hanya tinggal dengan satu anak yang

mengalami autisme sehingga membuat subjek cenderung lebih banyak

menghabiskan waktu dan memberikan dukungan sosialnya pada anak tersebut.

Adapun gambaran umum tentang lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus (ABK) ialah lembaga tersebut didirikan pada tanggal 5

Januari 2015 yang terletak di rumah subjek sendiri yaitu di jalan Sultan Adam,

Komplek Malkon Temon Permai, No. 4, RT. 13, Kota Banjarmasin Provinsi
56

Kalimantan Selatan. Lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus ini di dirikan oleh yayasan yustan aziddin yang pemiliknya merupakan

subjek YH sendiri yang juga menjabat sebagai kepala sekolah di lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut. Sampai

saat ini lembaga tersebut memiliki 8 orang terapis dan 30 orang murid, adapun

waktu pelayanan dari hari senin-sabtu pada pukul 08.00 – 12.00 dan pukul 14.00

– 17.00, dengan fasilitas 2 ruangan terapi.

B. Penyajian Data

1. Identitas Subjek

Pada penilitian ini data-data yang akan dipaparkan berdasarkan hasil dari

observasi dan wawancara yang mana bertujuan untuk mengetahui bagaimana

dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua yang memiliki

lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus (abk) di

banjarmasin. Adapun subjek penelitian ini terdiri dari 2 orang yaitu ayah dan

ibu yang memiliki anak dengan autisme, berikut identitas subjek pada

penelitian ini:

TABEL 4.1 IDENTITAS SUBJEK

Subjek Usia Pendidikan


NO Pekerjaan Domisili
(Inisial) (th) terakhir

1 JT 53 S1 Wiraswasta Banjarmasin
57

2 YH 51 S1 Ibu rumah tangga Banjarmasin

TABEL 4.2 IDENTITAS ANAK

Nama (inisial) Usia Urutan Kelahiran

S 13 tahun 3

TABEL 4.3 IDENTITAS INFORMAN TAMBAHAN

No Nama Usia
Sebagai Domisili
(Inisial) (th)

1 Anak ke 2 dari JT dan YH


AM 20 Banjarmasin
serta kakak kandung dari S

2 YY 47 Adik dari YH dan adik ipar JT Banjarmasin

3 RH 46 Wali kelas S Banjarmasin

4 A 32 Guru bimbingan konseling S Banjarmasin

2. Deskripsi subjek penelitian

a. JT

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, JT berumur 53

tahun dan memiliki kondisi fisik dengan tubuh yang tinggi dan berisi,

berat badan JT berkisar antara 80-85 kg dengan tinggi badan yang berkisar

antara 160-165 cm, JT juga memiliki kulit yang sawo matang dan
58

mempunyai kumis dengan rambut pendek berwarna hitam serta

menggunakan kacamata. Dilihat dari penampilan, JT nampak rapi saat

pertama kali bertemu dengan peneliti hal ini dapat dilihat dari pakaian

yang dikenakan saat wawancara pertama dengan JT yaitu menggunakan

kemeja dan celana kain, hal tersebut dapat dipengaruhi kondisi saat itu

yang mana wawancara dilakukan di kantor JT sehingga mengharuskan

subjek menggunakan baju yang rapi. Begitupun pada pertemuan ke dua

subjek masih menggunakan baju kemeja dan celana kain hal ini juga

dikarenakan peneliti bertemu JT diwaktu kerja, akan tetapi pada

pertemuan yang ke tiga subjek menggunakan baju kaos lengan pendek dan

celana jeans hal ini dikarenakan peneliti bertemu dengan JT dirumahnya.

Wawancara pertama dilakukan di ruang kantor JT pada pagi hari

tanggal 21 februari 2020 dengan waktu kurang lebih 50 menit, pada saat

wawancara berlangsung JT cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. JT beberapa kali terlihat

mengecek handphonenya saat terdengar bunyi notifikasi dan sesi

wawancara sempat terhenti sebentar karna ada karyawan yang masuk ke

ruangan tersebut dan menanyakan beberapa hal kepada JT, pada sesi

wawancara tersebut JT ditemani oleh istrinya YH yang juga merupakan

subjek pada penelitian ini.

Wawancara kedua belangsung pada tanggal 04 maret 2020 pada siang

hari dengan waktu kurang lebih 15 menit, wawancara berlangsung di


59

mobil JT saat perjalanan dari rumah JT untuk kembali ke kantor, pada saat

itu peneliti diajak untuk makan siang bersama dengan JT dan YH serta

anaknya S.

Berdasarkan hasil wawancara, JT bekerja di salah satu perusahaan

yang ada di Banjarmasin dengan hari kerja 5 hari dalam 1 minggu

sehingga memiliki 2 hari libur, dengan demikian JT mengatakan bahwa di

hari libur itu biasanya digunakan untuk menghabiskan waktu bersama

anak dengan mengajaknya jalan-jalan karna subjek menyadari bahwa S

perlu bersosialisasi dengan lingkungan oleh karena itu hampir setiap

minggu JT mengajak S pergi jalan-jalan ke luar rumah. Tidak hanya di

hari libur, di hari kerja pun saat JT memiliki waktu luang ia juga akan

menemani anaknya S baik itu untuk bermain bersama maupun belajar

bersama.

b. YH

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, YH berumur 51 tahun

dan memiliki tubuh yang sedikit berisi dan beperawakan cenderung

rendah, berat badan YH sekitar 65 kg dengan tinggi badan sekitar 150 cm.

YH memiliki kulit berwarna sawo matang dan menggunakan kacamata.

Menurut peneliti secara penampilan YH terlihat rapi, hal ini berdasarkan

pada beberapa kali pertemuan dengan peneliti, YH selalu menggunakan

atasan dan celana yang berbahan kain dan longgar serta menggunakan
60

jilbab yang tertutup dengan warna yang senada dan cenderung berwarna

gelap.

Wawancara pertama dilakukan di kantor suami YH yang letaknya

berdekatan dengan sekolah S pada tanggal 21 februari 2020 di pagi hari

setelah YH selesai mengantar anaknya ke sekolah, YH melakukan

wawancara ditemani oleh suaminya yang juga merupakan subjek dari

penelitian ini, wawancara tersebut berlangsung sekitar 50 menit dengan

jeda beberapa menit disebabkan ada karyawan dari suami YH yang masuk

ke ruangan kantor suaminya karena memiliki beberapa urusan yang perlu

diselesaikan. pada saat wawancara berlangsung YH cukup kooperatif

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

meskipun ada beberapa pertanyaan yang kurang dimengerti namun setelah

dijelaskan lebih detail YH dapat memahami pertanyaan yang

dimaksudkan dan menjawabnya dengan jelas.

Adapun wawancara yang ke dua berlangsung dengan ketidaksengajaan

pada tanggal 4 maret 2020 di pagi hari, Hal tersebut dikarenakan peneliti

tidak mempunyai janji temu dengan YH pada hari itu, namun tidak

sengaja bertemu di sekolah S saat YH menunggu anaknya di sekolah, saat

itu YH mengatakan bahwa ia cemas dengan kondisi S karena sudah

beberapa hari sakit dan mengalami diare sehingga ia merasa perlu untuk

menunggu anaknya disekolah agar jika terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.
61

Berdasarkan hasil wawancara, YH merupakan seorang ibu rumah

tangga yang setiap harinya mengurus S baik di sekolah maupun dirumah.

YH dulunya adalah seorang jurnalis di media cetak namun setelah

melahirkan S dan mengetahui diagnosa dokter bahwa S mengalami

autisme, YH memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus dalam

merawat S hingga saat ini.

3. Gambaran Autisme pada anak

Berdasarkan hasil observasi S menunjukkan gejala autisme, ia memiliki

beberapa hambatan yang diantaranya komunikasi, sosial dan emosional serta

perilaku. Gangguan komunikasi yang ada pada S berdasarkan hasil

wawancara terlihat sejak ia berumur 1 tahun, awal mulanya orang tua

mengatakan bahwa S mulai bisa berbicara saat umur 1 tahun, namun

menjelang 1 tahun ke atas kemampuan S dalam berbicara semakin lama

semakin menurun dan hilang serta hiperaktifnya mulai muncul bahkan ia

pernah naik ke atas lemari dan atap rumah, hingga pada akhirnya orang tua S

membawanya ke dokter anak untuk diperiksa dan mendapati diagnosa dokter

bahwa S mengalami autisme. Setelah itu orang tua S membawanya ke tempat

terapi dan pijit saraf untuk mendapatkan treatmen yang sesuai dengan

kebutuhannya, hingga sampai saat ini S sudah mampu berkomunikasi dengan

orang lain akan tetapi hanya bisa menggunakan bahasa yang baku sehingga

lawan bicara perlu memperhatikan kosa kata yang digunakan kepada S agar ia

dapat memahaminya. Pada beberapa kali pertemuan peneliti juga mendapati S


62

sering berbicara sendiri dengan bahasa yang kurang dipahami dan cenderung

bergumam. Wali kelas S juga mengungkapkan bahwa S suka mengulangi

kata-kata yang diucapkan (membeo) oleh teman-temannya yang ia sendiri pun

tidak memahami artinya. Meskipun begitu saat peneliti menanyakan beberapa

hal dengan menggunakan bahasa yang baku ia dapat menjawabnya walaupun

dengan jawaban yang singkat namun tidak ada kontak mata dan juga S

menunjukkan ekspresi wajah yang datar.

S mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya, hal

ini ditunjukkan dari hasil wawancara peneliti dengan guru BK di sekolah yang

mana guru tersebut mengatakan bahwa ada suatu kejadian di sekolah ketika S

menyukai temannya ia berlari mengejarnya hingga membuat temennya ikut

berlari dan ketakutan padahal yang dimaksudkan S adalah ia menyukai

temannya tersebut namun tidak memahami bagaimana cara

mengungkapkannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, S

memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya namun

menggunakan cara yang kurang dipahami seperti mondar mandir di ruangan

kelas, jalan-jalan dilorong dan memasuki kelas-kelas orang lain sehingga

membuat teman-temannya takut dan ia mengalami kesulitan untuk

bersosialisasi. Pada beberapa kali pertemuan dengan peneliti S nampak tidak

perduli dengan kehadiran peneliti dan cenderung asik dengan kegiatannya

sendiri yaitu memainkan gadget. peneliti juga berusaha untuk mendekati S

dengan cara memanggil namanya dan mengajaknya berbicara, namun respon


63

S hanya menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan singkat tanpa

menoleh ke arah peneliti

Dari segi emosional menurut guru BK, S masih cenderung labil hal ini

dikarenakan beberapa kejadian di sekolah yang mana saat itu S dibecandain

teman-temannya dan ia langsung nangis teriak-teriak di depan kelas. Pada

awal masuk sekolah S beberapa kali mengalami tantrum namun semakin

kesini dan semakin besar S sudah tidak pernah lagi mengalaminya. Meskipun

demikian menurut wali kelas dan orang tuanya S tidak bisa mendengar orang

berbicara dengan nada tinggi ia akan marah kepada orang tersebut dan

meneriakinya balik walaupun orang tersebut sebenarnya tidak bermaksud

marah kepadanya, hanya saja ketika ia mendengar orang berteriak marah ia

merasa bahwa orang tersebut memarahinya.

Dari segi perilaku, apabila S menyukai suatu hal ia akan melakukannya

secara berulang (obsesi) hal di dapati dari hasil wawancara peneliti dengan

kaka S yang mana menurut penuturannya S pernah terobsesi dengan suatu

benda yaitu pesawat sehingga membuat ia setiap hari meminta dibelikan

pesawat kepada orang tuanya, tidak hanya itu ia juga meminta untuk

diantarkan ke bandara setiap minggunya untuk melihat pesawat. Saat ini

menurut orang tuanya S sedang menyukai bahasa jawa karena ada temannya

orang jawa yang sering mengunakan bahasa jawa sehingga membuat S sering

mengucapkan kata-kata dalam bahasa jawa seperti ”ora makan”.


64

4. Dukungan Sosial pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua yang
Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) di Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa JT adalah seorang ayah

yang berusia 53 tahun dan YH adalah seorang ibu yang berusia 51 tahun. JT

dan YH memiliki 3 orang anak diantaranya 2 orang perempuan dan 1 orang

laki-laki, adapun yang mengalami autisme ialah anak laki-laki. JT bekerja di

salah satu perusahaan publik yang bergerak di bidang logistik dan terletak di

dekat sekolah salah satu anaknya yang mengalami autisme. Adapun YH pada

awalnya bekerja di bidang jurnalistik di sebuah majalah sebagai editor in chief

kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus untuk merawat

anaknya yang mengalami autisme serta menangani tempat terapi yang ada di

rumahnya yaitu lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus

(abk).

Hari-hari JT dan YH banyak dihabiskan bersama anaknya yang autisme

karena kedua anak mereka yang lain sudah tidak satu rumah dengan mereka

sehingga hanya satu orang anak saja yang tinggal bersama mereka dan perlu

diberikan perhatian lebih karena mengalami autisme. JT dan YH dikenal

sebagai orang tua yang kompak dalam mengasuh anak mereka yang

mengalami autisme, hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara mereka

membagi tugas dalam pengasuhan anak yang selalu saling support satu sama

lain seperti ketika JT dan YH mengantar S ke sekolah yang mana JT


65

mengantarkan di depan sekolah kemudian dilanjutkan YH mengantar sampai

masuk ke dalam kelas. Kemudian juga dalam membantu S untuk belajar yang

mana JT bertugas untuk mengajarkan matematika dan YH mengajarkan mata

pelajaran yang lainnya.

Menurut YH awal mulanya mereka tidak menyadari bahwa ada yang

berbeda pada anak mereka S, karena pada saat lahir dan di awal

perkembangan tidak menunjukkan kelainan apapun namun setelah menjelang

umur 1 tahun ke atas perkembangan bicara S mulai mengalami penurunan

yang awalnya sudah bisa mengatakan ”mama papa” dan kontak matanya pun

masih ada, namun semakin lama semakin hilang dan muncul perilaku

hiperaktif bahkan saat digendong tidak bisa diam dan suka merayap naik ke

atas kepala YH. Hingga di usia 2 tahun JT dan YH membawa S ke dokter

anak untuk diperiksakan dan dokter mendiagnosa bahwa S mengalami

autisme. Respon pertama kali JT dan YH saat mengetahui anak mereka

mengalami autisme ialah terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa, JT dan YH

masih belum bisa menerima kondisi tersebut sekitar 2 mingguan, karna dulu

menurut mereka autisme itu tidak dikenal seperti sekarang dan di anggap

sebagai aib atau kutukan kata JT.

Hingga selang waktu 2 minggu berjalan setelah diagnosa yang diberikan

dokter, rasa keterkejutan itu perlahan berkurang dan mereka pun mulai untuk

mencari tahu tentang autisme dari searching di internet maupun bertanya pada

orang lain. Dari hasil mencari tahu yang dilakukan, JT dan YH mulai
66

memahami tentang autisme dan menyimpulkan bahwa S perlu penanganan

yang tepat. Oleh sebab itu menurut JT dan YH hal pertama yang harus

dilakukan adalah berdamai dengan keadaan dan menerima kenyataan bahwa

memang kondisi anak mereka seperti itu sehingga dengan penerimaan

tersebut, JT dan YH dapat melangkah ke depan untuk melanjutkan apa yang

harus dilakukan terhadap anak mereka. YH pun mengatakan bahwa ia

memiliki teman yang juga mempunyai anak dengan autisme dan saat itu

temannya mengatakan bahwa kasus S lebih ringan dari anaknya, hal itu

membuat semangat YH mulai muncul dan langsung memanggil

keponakannya yang berprofesi sebagai terapis untuk menerapi S di rumah.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh JT dan YH terhadap S untuk

membantu perkembangannya agar lebih optimal yang bisa disebut sebagai

bentuk dukungan sosial JT dan YH terhadap S yang mengalami autisme

diantaranya adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental dan dukunganan informasi. Adapun dukungan emosional yang

diberikan oleh JT dan YH yaitu berupa kasih sayang, kepedulian dan

perhatian, mendengarkan serta kepercayaan. Bentuk rasa kasih sayang yang

diberikan JT dan YH menurut hasil wawancara ialah ketika S sedang marah

karena ditegur oleh JT maka JT akan meminta maaf dan mengatakan tidak

sengaja serta berusaha menunjukkan sikap menyangi, JT juga suka

memanggil S dengan sebutan sayang bahkan menurut YH ketika S tidur pun

masih sering dipeluk. Menurut AM (anak ke 2 JT dan YH) bentuk rasa kasih
67

sayang dari JT dapat dilihat dari beberapa waktu yang lalu ketika S dan JT

shalat jum’at bersama yang mana saat itu nampak JT sering memeluk S. AM

juga mengatakan bahwa YH sangat menyangi S, ketika S mau makan selalu

disiapkan bahkan dulu S sering disuapi oleh YH. Begitupun menurut YY

(adik YH), ia mengatakan bahwa kasih sayang diberikan kepada S itu lebih

dan tidak kurang apalagi ketika mengetahui bahwa anak mereka mengalami

autisme semakin kasih sayang yang diberikan berlebih, JT dan YH juga tidak

terbiasa memarahi S secara berlebihan hanya di berikan teguran sedikit saja.

Dari segi bentuk kepedulian dan perhatian, JT dan YH mengatakan bahwa

mereka memberikan pengawasan ekstra penuh kepada S seperti menguci

pagar dengan kunci ganda agar S tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan

mereka, ketika pulang sekolah pun JT selalu menanyai kegiatan apa yang

dilakukan S di sekolah hal ini selaras dengan hasil observasi yang dilakukan

peneliti yang mana saat itu ketika makan siang bersama setelah S pulang

sekolah JT menanyai S tentang kegiatan apa saja yang dilakukan S disekolah.

Tidak hanya itu, berdasarkan observasi peneliti saat pertama kali bertemu

YH di sekolah S, YH terlihat menuntun S berjalan bahkan mengantarkannya

sampai masuk kelas. Bentuk kepedulian yang lain juga dapat dilihat dari

pertemuan yang kedua kalinya yaitu saat peneliti tidak sengaja bertemu

dengan YH di sekolah S, ia mengatakan bahwa sedang menunggu S padahal

biasanya S tidak ditunggui ternyata menurut penjelasan YH bahwa saat itu S


68

sedang sakit diare sehingga ia tidak berani meninggalkan S di sekolah karena

khawatir jika terjadi sesuatu hal.

Bentuk kepedulian dan perhatian dari JT juga ditunjukkan ketika

mengajak S untuk jalan-jalan keluar rumah JT mengatakan bahwa ia

menebalkan muka saat membawa S bermain-main di mall agar S bisa

berinteraksi dengan lingkungannya, ia juga meminta maaf kepada orang-orang

disekitar jika merasa terganggu dan mejelaskan bagaimana kondisi anaknya,

karena menurut JT banyak orang tua yang malu ketika memiliki anak dengan

auntisme dan menyembunyikannya. Hal tersebut juga selaras dengan

pernyatan yang dikatakan oleh AM (anak ke 2 JT dan YH) bahwa JT tidak

pernah menyembunyikan S. YY (adik YH) juga mengatakan bahwa bentuk

rasa kepedulian dan perhatian JT dan YH ditunjukkan dari tindakan yang

dilakukan oleh JT dan YH ketika S mengalami tantrum yaitu dengan

memeluknya, bahkan dalam beberapa waktu lalu ada anak SMP yang

mengganggu S di sekolah dan ketika mereka mengetahui hal tersebut JT dan

YH langsung mendatangi kepala sekolah dari SMP tersebut dan

melaporkannya.

Menurut A (guru bimbingan konseling S) JT dan YH merupakan tipe

orang tua yang cepat tanggap apabila dipanggil ke sekolah untuk konsultasi

orang tua. Tidak hanya itu, YH juga sering menjalin komunikasi dengan RH

(wali kelas S) dan A (guru bimbingan konseling S) untuk mengetahui kabar S

disekolah, atau terkait dengan tugas-tugas yang diberikan guru maupun ketika
69

S ada permasalahan di sekolah. YH juga sudah mulai mencari tahu informasi

tentang sekolah yang ingin dimasuki S nanti hal ini dilakukannya sebagai

bentuk rasa kepedulian dan perhatiannya agar S mendapatkan yang terbaik.

Begitupun dari segi mendengarkan, menurut AM dan YY, JT dan YH

selalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh S meskipun terkadang apa yang

dikatakan S tidak jelas namun JT dan YH selalu mengiyakan ocehan S. Di sisi

lain, bentuk rasa kepercayaan yang ditunjukkan oleh JT dan YH ketika S

diajak untuk shalat berjamaah namun S menolak dan ingin shalat sendiri saat

itu JT dan YH tidak mempermasalahkan hal tersebut dan percaya bahwa S

akan mengerjakan shalat sendiri. Di sekolah pun S tidak ditunggui lagi, JT

dan YH pun percaya bahwa S sudah bisa dilepas dan tahu jalan untuk ke

kantor JT ketika pulang sekolah. JT dan YH juga memberikan kebebasan atas

apapun yang ingin dilakukan S, asalkan hal tersebut tidak membahayakan.

Adapun bentuk dukungan penghargaan yang diberikan JT dan YH kepada S

yaitu dengan memberikan reward baik melalui ungkapan ataupun perbuatan

seperti dipuji dan dipeluk.

Disamping itu, dukungan instrumental yang diberikan JT dan YH dapat

berupa materi atau fasilitas, pekerjaan atau jasa dan meluangkan waktu. Dari

hasil wawancara yang dilakukan JT dan YH memberikan bantuan materi atau

fasilitas berupa barang elektronik seperti handphone, laptop dan wifi. Tidak

hanya itu, S juga di sekolahkan yang sesuai dengan kebutuhannya seperti TK

dan SD inklusi, ia juga diberikan guru pendamping serta di panggilkan terapis


70

ke rumahnya untuk menerapi S, bahkan juga di ajak ke tempat pijit tradisional

seperti pijit saraf sejak umur 2 tahun sampai saat ini dan diumur 7 tahun S

baru bisa berbicara. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang diberikan

AM (anak ke 2 JT dan YH) yaitu bahwa S diberikan fasilitas yang

dibutuhkannya seperti handphone, begitu juga menurut YY (adik YH) bahwa

JT dan YH memberikan guru pendamping sampai S kelas 4 SD dan

memfasilitasi ia dengan handphone. Menurut RH (wali kelas S) pun ketika S

di sekolah ia dibawakan bekal makanan untuk instirahat pertama dan di

ikutkan catering pada istirahat ke dua. YH juga akan memasukkan S ke

tempat terapi jika sedang dalam masa ulangan agar dapat dibantu oleh terapis

dalam belajar, tidak hanya itu YH saat ini sudah mulai mendaftarkan anaknya

ke sekolah yang diinginkan oleh S yaitu homeschooling dan berencana untuk

memanggil guru ngaji ke rumahnya untuk mengajari S.

Di samping itu, bantuan pekerjaan atau jasa yang dilakukan JT dan YH

seperti membantu S dalam mengerjakan tugas sekolah, menemani S ke tempat

pijit saraf dan mengantar jemput S sekolah. Di lain hal, ketika waktu istirahat

YH juga datang ke sekolah untuk sekadar menemani S makan siang lalu

kemudian pulang lagi, hal tersebut dilakukan karna saat ini S sudah tidak

menggunakan guru pendamping lagi. Meskipun demikian menurut YY (adik

YH) dan A (guru bimbingan konseling S) ketika S masih ada guru

pendamping pun YH akan tetap stand by menunggu S dekat di sekolah dan

datang diwaktu istirahat untuk melihat S meskipun sudah ada guru


71

pendamping yang menemaninya. Begitupun dari hasil wawancara dengan AM

(anak ke 2 JT dan YH) ia mengatakan bahwa orang tuanya mengantar S itu

hampir tiap hari ke tempat pijit saraf dan itu dilakukan semenjak S berumur 2

tahun hingga akhirnya S dapat berbicara di umur 6 tahun bahkan hal tersebut

masih dilakukan sampai sekarang meskipun tidak sesering dahulu. Begitupun

dengan pernyataan dari YY (adik YH) ketika diwawancarai yang mengatakan

bahwa orang tua S itu rajin sekali membawa S untuk terapi dan pijit saraf.

Adapun RH (wali kelas S) mengatakan bahwa JT dan YH itu cepat tanggap

apabila S ada masalah di sekolah seperti misalnya S sakit dan YH tidak bisa

menjemput maka JT yang akan menjemputnya, ketika ada tugas sekolah pun

orang tuanya akan membantu S dalam mengerjakan.

JT dan YH juga selalu meluangkan waktu untuk menemani S, baik itu

hanya di rumah maupun di luar rumah untuk sekedar jalan-jalan atau

membawa S ke tempat terapi pijit saraf. Dalam hal meluangkan waktu, YH

lebih sering menghabiskan waktu dengan S, hal ini di karenakan YH sudah

tidak bekerja lagi bahkan menurut AM (anak ke 2 JT dan YH), YH

memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena ingin fokus mengurusi

S oleh sebab itu S selalu bersama YH. Tidak hanya itu hampir setiap minggu

JT danYH mengajak S jalan-jalan keluar rumah bahkan menurut YY (adik

YH) dalam beberapa waktu yang lalu S sangat menyukai hal-hal yang

berkaitan dengan pesawat dan hampir setiap minggu S meminta pergi ke


72

airport untuk melihat pesawat dari masa awal pembangunan hingga airport

itu sudah selesai dibangun.

Adapun bentuk dukungan informasi dari JT dan YH seperti mencari tahu

informasi yang berkaitan dengan autisme dan memberi tahu informasi yang

dibutuhkan anak mereka, berdasarkan hasil wawancara bentuk dari mencari

tahu informasi terkait autisme yaitu dari searching di google maupun bertanya

dengan teman, bahkan ada teman mereka yang mengatakan bahwa anak

dengan autisme itu sangat bagus untuk berpuasa karena dapat menjadi detox

untuk pencernaannya dan mengurangi perilaku hiperaktifnya oleh karena itu

ketika bulan ramadhan S disuruh untuk berpuasa. JT juga mengatakan bahwa

ia memperhatikan bagaimana cara terapis memperlakukan S dan ia pelan-

pelan mempelajarinya untuk jadi bahan acuan dalam memperlakukan S,

seperti bagaimana cara kita mengontrol anak agar dapat patuh dengan

instruksi yang diberikan. YY (adik YH) juga menjelaskan bahwa setelah JT

dan YH mengetahui anak mereka mengalami autisme, JT dan YH langsung

berupaya mencari tahu apa yang harus dilakukannya dengan mencari referensi

baik dari internet maupun bertanya pada teman.

Di sisi lain, bentuk memberi tahu informasi yang dibutuhkan anak yaitu

dengan menjelaskan kepada S menggunakan bahasa yang mudah

dipahaminya. Menurut JT ketika ada sesuatu hal yang tidak di mengerti oleh

seperti seperti pelajaran matematika, maka JT akan mengajari S menggunakan

metode-metode yang mudah untuk dipahami oleh S. Di samping itu, JT juga


73

akan menegur apabila S melakukan kesalahan dan diberikan penjelasan

bagaimana yang seharusnya dilakukan. YH menjelaskan bahwa saat itu S

tidak sengaja memakan makanan yang berbahan gandum sehingga

membuatnya tidak fokus di sekolah, YH pun mejelaskan kepada S bahwa

ketika ia jajan maka harus berbagi dengan teman yang lain karena ketika S

makan itu sendirian maka akan terasa tidak nyaman di tubuh S. Di lain hal,

menurut AM (anak ke 2 JT dan YH) ketika S dalam masa ulangan YH akan

mengajari sampai malam hari bahkan sampai membuat YH yang belajar dan S

yang tidak belajar.

Adapun bentuk dukungan sosial lainnya yang diberikan oleh JT dan YH

yaitu dengan membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus (abk) di rumah mereka, yang mana berdasarkan hasil wawancara

dengan JT dan YH hal yang melatarbelakangi mereka mendirikan lembaga

tersebut kerena pengalaman pribadi yaitu ketika mereka memiliki anak

berkebutuhan khusus (abk). Sehingga membuat mereka dapat merasakan apa

yang juga dirasakan oleh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Di samping itu, menurut hasil wawancara dengan JT dan YH salah satu alasan

mereka membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus (abk) adalah karena melihat banyaknya biaya yang dihabiskan untuk

terapi anak mereka, sehingga membuat mereka berpikir bagaimana jika orang

yang kurang mampu juga mengalami hal yang sama seperti mereka hingga

akhirnya mereka memutuskan untuk membuat lembaga pendidikan dan


74

pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang orientasinya bukan untuk

profit namun untuk membantu orang tua yang kurang mampu agar anaknya

bisa di terapi. bahkan menurut YY (adik YH) alasan JT dan YH membuat

tempat terapi dirumahnya yaitu karena S.

Pada proses awalnya yaitu ketika S mulai masuk sekolah dasar di salah

satu SD inklusi yang ada di Banjarmasin, karena sekolahnya dimulai dari pagi

sampai sore sehingga membuat S tidak bisa mengikuti terapi lagi yang

akhirnya JT dah YH berinisiatif untuk memanggil terapis ke rumah untuk

mengajari S terkait pembelajaran di sekolah. Selang beberapa waktu

kemudian JT dan YH memutuskan untuk membuat lembaga pendidikan dan

pelayanan anak berkebutuhan khusus (abk) agar anak yang bekebutuhan

khusus lainnya juga bisa diterapi bersama-sama dengan S. hal itu juga

berdasarkan saran dari terapis yang mengajari S saat itu, karena ia sudah

berhenti di tempat kerja yang sebelumnya dan ia juga mempunyai teman

seorang terapis yang belum bekerja. Sehingga membuat kedua terapis tersebut

sepakat untuk menjadi terapis di lembaga pendidikan dan pelayanan anak

berkebutuhan khusus (abk) yang baru dibuat oleh JT dan YH.

Pada lembaga pendidikan pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

tersebut menerapkan beberapa jenis terapi diantaranya yaitu terapi wicara,

terapi prilaku, terapi dengan pendekatan ABA (Applied Behavior Analysis)

dan juga bimbingan belajar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan YH juga

mengatakan bahwa tidak hanya anak berkebutuhan khusus yang belajar di


75

lembaga tersebut tapi anak normal pun juga bisa ikut bimbingan belajar di

lembaga itu, karena disesuaikan dengan kebutuhan anak menurut YH.

Berdasarkan hasil wawancara, YH mengatakan bahwa ketika S

dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus yaitu saat S kelas 1 SD dan kebutuhannya adalah untuk bimbingan

belajar agar dapat membantu S dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Menurut YH juga saat S mengikuti bimbingan belajar di lembaga tersebut S

menunjukkan kemajuan yang bagus hal tersebut dibuktikan dengan nilai-nilai

S di sekolah yang bisa mencapai bahkan lebih tinggi dari standar nilai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) kemudian juga S bisa mengahapal beberapa

ayat al-Qur’an dengan bantuan dari terapis di lembaga tersebut karena

menurut YH di sekolah S mengharuskan muridnya untuk dapat menghapal

beberapa surah yang ada di dalam al-Qur’an.

YH sendiri sebagai pengelola dari lembaga pendidikan dan pelayanan

anak berkebutuhan khusus (abk) mengatakan bahwa ia dan JT sering

mengadakan sharing session dengan para orang tua yang anaknya belajar di

lembaga tersebut sebagai bentuk saling berbagi informasi dan pengalaman

dengan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sehingga

informasi tersebut dapat diterapkan dengan masing-masing orang tua sesuai

dengan kebutuhan anak dan juga sebagai bentuk dukungan sesama orang tua

yang memiliki anak berkebutuhan khusus.


76

5. Manfaat Dukungan Sosial yang diberikan pada Anak dengan Autisme


dari Orang Tua yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Adapun manfaat dari dukungan sosial yang diberikan terbagi menjadi

beberapa macam diantaranya adalah manfaat dari dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, YH mengatakan

bahwa manfaat dari dukungan emosional seperti memanggil S dengan sebutan

sayang dan memeluknya ketika tidur ialah agar terbentuk kedekatan antara

anak dan orang tua karena menurut YH sebelumnya S tidak suka disentuh

secara fisik sehingga membuat JT dan YH selalu berusaha untuk memeluk S

hingga akhirnya S terbiasa, dan menurut YH dengan terbiasanya S dipeluk

oleh mereka maka akan menumbuhkan kedekatan antara anak dan orang tua.

Kemudian juga manfaat dari kepedulian dan perhatian yang berupa menanyai

setiap pulang sekolah kegiatan apa saja yang dilakukan S dan memberikan

pengawasan terhadap S yaitu agar S tidak ketinggalan dalam pelajarannya,

dan agar S merasa aman dan nyaman sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan. Di samping itu, manfaat dari memberikan kepercayaan pada anak

yang berupa memberikan kebebasan terhadap hal-hal yang diinginkan S,

seperti ketika S menolak untuk ditunggui di sekolah dan membiarkan S

pulang sekolah sendiri menuju kantor JT. ialah agar anak bisa mandiri dan

mengurangi rasa kecemasan orang tua. Hal tersebut dikarenakan awalnya YH


77

sangat khawatir ketika S di tinggal sendiri di sekolah namun setelah beberapa

waktu berjalan kecemasan YH mulai berkurang dan kemandirian S pun mulai

tumbuh. Di sisi lain, manfaat dari dukungan penghargaan yang berupa

memberikan pujian atau pelukan atas hal positif yang dilakukan S ialah agar

anak merasa dihargai atas usahanya.

Dalam hal dukungan instrumental yang berupa memberikan materi atau

fasilitas seperti laptop, handphone dan menyediakan wifi manfaatnya ialah

untuk mendukung minat dan keperluan anak karena menurut YH, S sangat

menyukai hal-hal yang berkaitan dengan laptop bahkan S bisa menggambar

menggunakan aplikasi yang ada di laptop tanpa ada yang mengajarinya,

begitupun dengan handphone S juga sangat tertarik untuk mencari informasi-

informasi yang ada di internet melalui searching di google. Bahkan YH juga

pernah untuk mengarahkan S ke dunia musik namun S tidak tertarik, hingga

akhirnya JT dan YH memutuskan untuk mendukung apa yang jadi passion

anaknya dan menyediakan apa yang menjadi keperluannya. Kemudian juga

manfaat dari dukungan instrumental berupa memberikan bantuan atau jasa

seperti membantu mengerjakan tugas, mengajak anak untuk terapi pijit syaraf

serta membuat tempat terapi adalah untuk memudahkan anak dalam

mengerjakan tugas, anak menunjukkan perkembangan setelah di berikan

terapi. Di samping itu, menurut YH manfaat dari meluangkan waktu yang

berupa selalu menemani S secara bergantian maupun bersama-sama ialah agar

anak merasakan kehadiran orang tua dan tidak merasa sendirian.


78

Dari segi dukungan informasi terbagi menjadi dua yaitu manfaat mencari

tahu informasi yang dibutuhkan orang tua tentang autisme dan manfaat dari

memberitahukan informasi yang dibutuhkan anak. Adapun menurut YH

manfaat dari mencari tahu informasi yang dibutuhkan orang tua tentang

autisme ialah agar mereka mengetahui apa yang dimaksudkan dengan autisme

dan dapat mencari solusinya. Kemudian manfaat dari memberi tahu informasi

yang dibutuhkan anak menurut YH yaitu agar anak mengetahui hal-hal yang

belum dipahaminya. Kemudian juga manfaat dari dukungan sosial dalam

bentuk membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus (abk) menurut YH adalah sebagai bentuk berbagi kepada orang tua

yang juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki anak berkebutuhan

khusus dan juga untuk membantu S agar dapat mengoptimalkan potensi

akademiknya dengan bimbingan belajar bersama terapis yang ada di lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus.

C. Pembahasan Data Penelitian

1. Gambaran Autisme pada Anak

Berdasarkan hasil observasi S menunjukkan gejala autisme, ia memiliki

beberapa hambatan yang diantaranya komunikasi, sosial dan emosional serta

perilaku. Gangguan komunikasi yang ada pada S terlihat sejak ia berumur 1

tahun, awal mulanya orang tua mengatakan bahwa S mulai bisa berbicara saat

umur dibawah 1 tahun, namun menjelang 1 tahun ke atas kemampuan S


79

dalam berbicara semakin lama semakin menurun dan hilang serta

hiperaktifnya mulai muncul bahkan ia pernah naik ke atas lemari dan atap

rumah, hingga pada akhirnya orang tua S membawanya ke dokter anak untuk

diperiksa dan mendapati diagnosa dokter bahwa S mengalami autisme.

Menurut Yuwono anak dengan autisme dapat dilihat dari masa

kemunculannya baik sejak lahir maupun sesudah lahir, dari sejak lahir dapat

disebut dengan autistik klasik dan setelah lahir disebut dengan autistik regresi

yang mana anak hingga umur 1-2 tahun menunjukkan perkembangan yang

normal. Namun pada masa selanjutnya menunjukkan perkembangan yang

menurun atau mundur.1

Setelah itu orang tua S membawanya ke tempat terapi dan pijit saraf untuk

mendapatkan treatmen yang sesuai dengan kebutuhannya, hingga sampai saat

ini S sudah mampu berkomunikasi dengan orang lain akan tetapi hanya bisa

menggunakan bahasa yang baku sehingga lawan bicara perlu memperhatikan

kosa kata yang digunakan kepada S agar ia dapat memahaminya. Pada

beberapa kali pertemuan peneliti juga mendapati S sering berbicara sendiri

dengan bahasa yang kurang dipahami dan cenderung bergumam. Wali kelas S

juga mengungkapkan bahwa S suka mengulangi kata-kata yang diucapkan

(membeo) oleh teman-temannya yang ia sendiri pun tidak memahami artinya.

meskipun begitu saat peneliti menanyakan beberapa hal dengan menggunakan

1
Aisti Rahayu Kharisma Siwi dan Nisa Rachman Nur Anganti, “Strategi Pengajaran Interaksi
Sosial Kepada Anak Autis,” Jurnal (Universitas Muhammadiyah Surakarta) Vol. 2, No.2, 2017, 185.
80

bahasa yang baku ia dapat menjawabnya walaupun dengan jawaban yang

singkat namun tidak ada kontak mata dan juga S menunjukkan espresi wajah

yang datar. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Sunartini bahwa

terdapat beberapa gejala klinis yang dapat dijumpai pada anak dengan autisme

salah satunya adalah gangguan komunikasi dan bahasa, yang mana pada

gangguan tersebut anak mengeluarkan gumaman kata yang tidak memiliki

arti, suka membeo dan mengulang perkataan.2

S mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya, hal

ini ditunjukkan dari hasil wawancara peneliti dengan guru BK di sekolah yang

mana guru tersebut mengatakan bahwa ada suatu kejadian di sekolah ketika S

menyukai temannya ia berlari mengejarnya hingga membuat temennya ikut

berlari dan ketakutan padahal yang dimaksudkan S adalah ia menyukai

temannya tersebut namun tidak memahami bagaimana cara

mengungkapkannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, S

memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya namun

menggunakan cara yang kurang dipahami seperti mondar mandir di ruangan

kelas, jalan-jalan dilorong dan memasuki kelas-kelas orang lain sehingga

membuat teman-temannya takut dan ia mengalami kesulitan untuk

bersosialisasi.

2
S.A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme” Buletin Psikologi, Vol. 20, No. 1-2, 2012,
14.
81

Pada beberapa kali pertemuan dengan peneliti S nampak tidak perduli

dengan kehadiran peneliti dan cenderung asik dengan kegiatannya sendiri

yaitu memainkan gadget, peneliti juga berusaha untuk mendekati S dengan

cara memanggil namanya dan mengajaknya berbicara, namun respon S hanya

menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan singkat tanpa menoleh ke

arah peneliti. Adapun menurut Rachmayana anak dengan autisme memiliki

gangguan dalam beberapa bidang, diantaranya seperti gangguan interaksi

sosial yang mana pada gangguan tersebut anak menunjukkan sikap

menghindari atau menolak kontak mata dan tidak mau menengok bila

dipanggil.3 Sunartini juga mengatakan bahwa gangguan dalam interaksi sosial

pada anak autisme seperti tidak mampu berhubungan secara normal dengan

orang lain.4

Dari segi emosional menurut guru BK, S masih cenderung labil hal ini

dikarenakan beberapa kejadian di sekolah yang mana saat itu S dibecandain

teman-temannya dan ia langsung nangis teriak-teriak di depan kelas. Pada

awal masuk sekolah S beberapa kali mengalami tantrum namun semakin

kesini dan semakin besar S sudah tidak pernah lagi mengalaminya. Meskipun

demikian menurut wali kelas dan orang tuanya S tidak bisa mendengar orang

berbicara dengan nada tinggi ia akan marah kepada orang tersebut dan

3
Istiqomatul Khusna, “Studi Kasus Penanganan Anak Autis Menggunakan Pendekatan Religi
di Pesantren Al-Achsaniyyah di Kabupaten Kudus,” Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan UN
Semarang, 2015), 17.
4
S.A. Nugraheni, “Menguak Belantara Autisme” Buletin Psikologi, Vol. 20, No. 1-2, 2012,
14.
82

meneriakinya balik walaupun orang tersebut sebenarnya tidak bermaksud

marah kepadanya, hanya saja ketika ia mendengar orang berteriak marah ia

merasa bahwa orang tersebut memarahinya. Hal ini seperti yang dikemukakan

oleh rachmayana bahwa anak dengan autisme memiliki gangguan emosional

seperti tidak dapat mengendalikan emosi sehingga dapat tertawa, menangis

dan marah-marah tanpa sebab.5

Dari segi perilaku, apabila S menyukai suatu hal ia akan melakukannya

secara berulang (obsesi) hal di dapati dari hasil wawancara peneliti dengan

kaka S yang mana menurut penuturannya S pernah terobsesi dengan suatu

benda yaitu pesawat sehingga membuat ia setiap hari meminta dibelikan

pesawat kepada orang tuanya, tidak hanya itu ia juga meminta untuk

diantarkan ke bandara setiap minggunya untuk melihat pesawat. Saat ini

menurut orang tuanya S sedang menyukai bahasa jawa karena ada temannya

orang jawa yang sering mengunakan bahasa jawa sehingga membuat S sering

mengucapkan kata-kata dalam bahasa jawa seperti ”ora makan”. Seperti yang

dikemukakan oleh Boham dalam jurnal pola komunikasi orang tua dengan

anak autis mengatakan bahwa gangguan perilaku yang dialami anak dengan

5
Istiqomatul Khusna, “Studi Kasus Penanganan Anak Autis Menggunakan Pendekatan Religi
di Pesantren Al-Achsaniyyah di Kabupaten Kudus,” Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan UN
Semarang, 2015), 17-18.
83

autisme seperti terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas

tanpa makna dan sering terpukau pada suatu benda tertentu.6

2. Dukungan Sosial pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua yang
Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) di Banjarmasin

a. Respon Pertama Kali Mengetahui Anak Mengalami Autisme

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa JT dan YH merasa

terkejut dan bingung ketika pertama kali mengetahui anak mereka

mengalami autisme karena menurut JT dan YH autisme tidak begitu

dikenal seperti saat ini dan orang-orang dahulu beranggapan bahwa anak

dengan autisme merupakan sebuah aib dalam suatu keluarga. Hal tersebut

selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mirza yaitu setiap

orang tua ketika pertama kali mengetahui bahwa anaknya mengalami

autisme akan timbul perasaan tidak percaya, marah, tidak dapat menerima

dengan beranggapan bahwa diagnosis tersebut salah, terkejut, panik,

sedih, bingung dan sebagainya.7

Kemudian dengan seiring berjalannya waktu rasa keterkejutan JT dan

YH pun perlahan berkurang dan mereka juga mulai berusaha untuk

mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan autisme baik itu dari

6
Sicillya E. Boham, “Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Autis ( Studi pada Orang Tua
dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow Kelurahan Banjer Manado)” Jurnal,
Vol. II, No. 4, 2013, 5.
7
Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi, ( Yogyakarta : Fakultas Pendidikan UN
Yogyakarta, 2016), 32.
84

searching di google maupun bertanya dengan teman yang juga mengalami

hal serupa, hingga akhirnya JT dan YH mulai memahami tentang

bagaimana autisme itu dan tindakan apa yang selanjutnya dapat dilakukan.

Oleh sebab itu menurut JT hal pertama yang harus dilakukannya adalah

berdamai dengan keadaan dan menerima kenyataan bahwa memang

kondisi anaknya seperti itu sehingga dengan penerimaan itu, JT dan YH

dapat melangkah ke depan untuk melanjutkan apa yang harus dilakukan

terhadap anak mereka. Hal ini selaras dengan pernyataan Mirza Maulana

bahwa salah satu hal yang bisa membantu keberhasilan dalam penanganan

anak dengan autisme yaitu adalah kesiapan dari orang tua dalam

menerima keadaan anaknya.8 Danuatmaja juga mengatakan bahwa

keberhasilan orang tua dapat menerima kondisi anak adalah dengan

menerima keterbatasan anak.9

b. Dukungan Emosional pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua


yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)

Dukungan emosional merupakan aspek yang pertama terdapat pada

dukungan sosial. Pada hasil wawancara yang dilakukan didapati bahwa

dukungan emosional yang diberikan oleh JT dan YH kepada S yaitu

berupa kasih sayang, kepedulian dan perhatian, mendengarkan serta

8
Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi, ( Yogyakarta : Fakultas Pendidikan UN
Yogyakarta, 2016), 33.
9
Sigit Eko Susanto, “Penerimaan Orang Tua terhadap Kondisi Anaknya yang Menyandang
Autisme di Rumah Terapis Litle Star” Jurnal, Vol. 9, No.2, 2014, 142.
85

kepercayaan. adapun bentuk rasa kasih sayang yang diberikan JT dan YH

menurut hasil wawancara ialah berusaha untuk menunjukkan sikap

menyangi kepada anaknya seperti memanggil S dengan sebutan sayang

dan memeluk S ketika tidur. Menurut AM (anak ke 2 JT dan YH) juga

bentuk rasa kasih sayang yang diberikan JT dapat dilihat ketika S dan JT

shalat jum’at bersama yang mana saat itu terlihat JT sering memeluk S. Di

samping itu, AM (anak ke 2 JT dan YH) juga mengatakan bahwa YH

sangat menyayangi S, ketika S mau makan selalu disiapkan bahkan dulu

S sering disuapi oleh YH. Begitupun menurut YY (adik YH) ia

mengatakan bahwa kasih sayang diberikan orang tua kepada S itu lebih

dan tidak kurang apalagi ketika mengetahui bahwa anak mereka

mengalami autisme semakin kasih sayang yang diberikan berlebih, JT dan

YH juga dikenal sebagai orang tua yang tidak terbiasa memarahi anak

dengan berlebihan dan memberikan teguran dengan lembut agar anak

memahami bahwa yang dilakukannya salah. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Weiss yang mengatakan bahwa terdapat beberapa komponen

dalam dukungan sosial diantaranya adalah dukungan emosional yang

dapat berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima

individu.10 Sehingga bentuk kasih sayang dan cinta tersebut diekspresikan

JT dan YH dengan berusaha untuk menunjukkan sikap menyayangi

10
Sri Maslihah, “Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di
Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Jawa Barat” ,
Jurnal, Vol. 10, No.2, 2011, 107.
86

dengan ungkapan maupun tindakan seperti memeluk, memanggil dengan

sebutan sayang, menyiapkan makan untuk S, dan memberikan teguran

dengan lembut agar anak memahami kesalahannya.

Dari segi bentuk kepedulian dan perhatian yang diberikan, didapatkan

bahwa JT dan YH melakukan pengawasan lebih untuk kenyamanan dan

keamanan S, JT juga selalu menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan

S di sekolah, tidak hanya itu JT dan YH juga sering mengajak S jalan-

jalan keluar rumah saat weekend bahkan menurut penuturan JT mereka

sering membawa S pergi ke Mall untuk bermain dengan tujuan agar S

dapat berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya meskipun kadang ada

yang terganggu dengan keberadaan S, namun JT berusaha untuk meminta

maaf dan menjelaskan tentang keadaan anaknya karena menurut ia banyak

orang tua yang malu ketika memiliki anak dengan autisme dan

menyembunyikannya akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada JT. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan AM (anak ke 2 JT dan YH) bahwa JT

tidak pernah menyembunyikan S.

Di samping itu, berdasarkan hasil observasi peneliti saat pertama kali

bertemu di sekolah S, bentuk kepedulian dan perhatian YH terlihat ketika

ia menuntun S berjalan dan mengantarkannya sampai masuk kelas.

Bentuk kepedulian yang lain juga dapat dilihat dari pertemuan yang kedua

kalinya yaitu saat peneliti tidak sengaja bertemu dengan YH di sekolah S,

YH mengatakan bahwa sedang menunggu S padahal biasanya S tidak


87

ditunggui ternyata menurut penjelasan YH bahwa saat itu S sedang sakit

diare sehingga ia tidak berani meninggalkan S di sekolah karena khawatir

jika terjadi sesuatu hal. Menurut penuturan dari AM (anak ke 2 JT dan

YH), ia pernah ditegur oleh YH karena dulu AM terlihat tidak peduli

dengan S sehingga membuat YH khawatir jika AM merasa malu memiliki

adik yang mengalami autisme. Hal tersebut menunjukkan kepedulian YH

terhadap S karena ia takut jika AM tidak bisa menerima S seperti

bagaimana ia menerimanya.

Di sisi lain, YY (adik YH) juga mengatakan bahwa bentuk rasa

kepedulian dan perhatian JT dan YH ditunjukkan ketika S mengalami

tantrum saat itu JT dan YH dengan sigap langsung memeluk dan

menenangkannya. bahkan dalam beberapa waktu lalu ada anak SMP yang

mengganggu S di sekolah dan ketika JT dan YH mengetahui, mereka

langsung mendatangi kepala sekolah dari SMP tersebut dan

melaporkannya. Tidak hanya itu, JT dan YH juga merupakan tipe orang

tua yang cepat tanggap apabila dipanggil ke sekolah untuk konsultasi

menurut A (guru bimbingan konseling S). Hal tersebut selaras dengan

pernyataan Sarason, Levine dan Basham yaitu dukungan emosional dapat

berupa kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.11

11
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
88

Di samping itu, menurut Sarafino kepedulian dan perhatian merupakan

aspek-aspek yang ada dalam dukungan emosional yang mana kepedulian

dapat diartikan dengan sikap dan tindakan menghargai apa yang

dibutuhkan oleh orang lain, yang mana sikap ini merupakan tindakan

langsung yang diberikan pada orang yang mengalami gangguan. Adapun

perhatian dapat diartikan sebagai sikap positif untuk memfokuskan diri

pada orang lain, sikap ini ditunjukkan dengan perhatian yang diberikan

kepada orang yang mengalaminya.12 Sehingga bentuk kepedulian dan

perhatian JT dan YH ditunjukan dengan memberikan pengawasan lebih

kepada anak, menanyakan kegiatan anak, mengusahakan anak untuk

berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan cepat tanggap ketika anak

mengalami masalah.

Begitupun dari segi mendengarkan, JT dan YH dinilai selalu

mendengarkan apa yang dikatakan oleh S meskipun terkadang apa yang

dikatakan oleh S tidak begitu jelas tetapi JT dan YH selalu memberikan

respon menurut AM dan YY. Hal itu, sejalan dengan pernyataan Sarafino

bahwa dukungan emosional itu dapat meliputi perilaku bersedia

mendengarkan orang lain.13 Di lain hal, dari segi kepercayaan JT dan YH

12
Lilis Sundari, “Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan Motivasi
Berprestasi pada Atlet Hockey di Kabupaten Kendal,” Skripsi (Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Satya Wacana, 2015), 9.
13
Woro Kusrini dan Prihartani Nanik, “Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan DIri
dengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali,” Jurnal, Vol. 15, No.2,
2014, 133.
89

berusaha untuk memberikan kepercayaan atas apa yang di lakukan oleh S

seperti ketika JT mengajak S untuk shalat berjamaah namun S memilih

ingin shalat sendiri, maka JT tidak memaksakan kehendaknya dan percaya

bahwa S akan shalat sendiri. Tidak hanya itu menurut YH, S juga sudah

tidak ditunggui lagi di sekolah bahkan terkadang S menolak ketika

ditawari untuk di antar ke kelas dan beralasan bisa sendiri. S juga tahu

jalan untuk ke kantor ayahnya apabila YH terlambat dalam

menjemputnya, JT juga memberikan kebebasan atas apapun hal yang

ingin dilakukan oleh S asal tidak membahayakan. Artinya JT dan YH

memberikan kepercayaan mereka atas hal apapun dilakukan S. Adapun

menurut Johnson kepercayaan merupakan dasar dalam membangun dan

mempertahankan hubungan interpersonal, Henslin juga memandang

kepercayaan sebagai harapan dan kepercayaan individu terhadap reliabitas

orang lain.14 Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Cutrona & Gardner

bahwa dukungan emosional dapat berupa perasaan didengarkan dan

kepercayaan.15 Sehingga bentuk perasaan didengarkan dan kepercayaan

yang diberikan oleh JT dan YH yaitu dengan berusaha untuk selalu

mendengarkan anak dan memberikan kebebasan atas hal apapun yang

ingin dilakukan anak sebagai bentuk kepercayaan JT dan YH terhadap S.

14
Avindra Risandy, “Pengaruh Kepercayaan dan Dukungan Keluarga terhadap Kebahagiaan
Pernikahan pada Mahasiswa yang Menikah Muda,” Skripsi (Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah, 2018), 23.
15
Mori Dianto, “Profil Dukungan Sosial Orang Tua Siswa di SMP Negeri Kecamatan Batang
Kapas Pesisir Selatan” Jurnal Vol. 1, No.1, 2017, 44.
90

Adapun dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk

dukungan emosional dapat berupa memberikan kasih sayang, memberikan

kepedulian dan perhatian, berusaha mendengarkan dan memberikan

kepercayaan.

c. Dukungan Penghargaan pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua

yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK)

Dukungan penghargaan adalah aspek kedua yang terdapat dalam

dukungan sosial, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa

bentuk dukungan penghargaan yang diberikan JT dan YH kepada S yaitu

dengan memberikan reward atas hal positif yang dilakukannya baik itu

melalui ungkapan ataupun perbuatan seperti dipuji dengan kata-kata yang

positif dan dipeluk sebagai tanda penghargaan. Hal tersebut selaras

dengan pernyataan Sarafino yang mengatakan bahwa dukungan

penghargaan yang diberikan dapat berupa reward atau penghargaan yang

positif.16 Sehingga bentuk penghargaan yang diberikan JT dan YH

terhadap S yaitu dapat berupa memberikan reward atas hal positif yang

dilakukan dengan pujian maupun pelukan.

d. Dukungan Instrumental pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua


yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)

Rina Oktaviana, “Dukungan Sosial keluarga, Sekolah dan Masyarakat Bagi Kemandirian
16

Ekonomi Difabel Grahita,” Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016) 23.
91

Dukungan instrumental merupakan aspek yang ketiga dalam dukungan

sosial, berdasarkan hasil wawancara dukungan instrumental yang

diberikan JT dan YH yaitu berupa memberikan materi atau fasilitas,

membantu pekerjaan atau jasa dan meluangkan waktu. Adapun bentuk

bantuan materi atau fasilitas yang diberikan JT dan YH yaitu berupa

memberikan barang elektronik seperti handphone, laptop dan

menyediakan wifi di rumah. Di samping itu, JT dan YH juga memasukkan

S ke sekolah inklusi yang sesuai dengan kebutuhannya serta memberikan

guru pendamping di sekolah, selain itu, mereka juga memanggil terapis

pribadi untuk menerapi S di rumah agar perkembangannya lebih optimal

dan membawa S ke tempat pijit saraf untuk menstimulasi kemampuan

bicaranya. Hal tersebut selaras dengan pernyataan AM (anak ke 2 JT dan

YH) berikan yaitu bahwa S diberikan fasilitas yang dibutuhkannya seperti

handphone, begitu juga menurut YY (adik YH) bahwa JT dan YH

memberikan guru pendamping sampai S kelas 4 SD dan memfasilitasi S

dengan handphone. Adapun menurut RH (wali kelas S) ketika S di

sekolah ia dibawakan bekal makanan untuk istirahat pertama dan di

ikutkan catering pada istirahat ke dua. YH juga mengatakan akan

memasukkan S ke tempat terapi jika sedang dalam masa ulangan agar

dapat dibantu oleh terapis dalam belajar, tidak hanya itu YH saat ini sudah

mulai mendaftarkan anaknya ke sekolah yang diinginkan oleh S yaitu


92

homeschooling dan berencana untuk memanggil guru mengaji ke

rumahnya untuk mengajari S. Dari pemaparan tersebut sesuai dengan

pernyataan Levine, Basham dan Sarason bahwa dukungan instrumental

mencangkup bantuan finansial baik itu berupa benda maupun fasilitas

yang diberikan.17 Sehingga bentuk dukungan instrumental yang

mencangkup bantuan finansial maupun fasilitas yang diberikan JT dan YH

yaitu berupa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak seperti

memberikan handpone dan lapotop, menyediakan akses wifi dirumah,

menyekolahkan anak di sekolah inklusi yang sesuai dengan kebutuhan,

memberikan guru pendamping di sekolah, memberikan terapis pribadi di

rumah, menyediakan bekal makanan ke sekolah dan berencana untuk

memanggil guru mengaji untuk mengajari S.

Di lain hal, bantuan pekerjaan atau jasa yang dilakukan JT dan YH

adalah berupa membantu S dalam mengerjakan tugas sekolah, dalam hal

tersebut JT dan YH membagi tugas mereka masing-masing yaitu khusus

untuk mata pelajaran matematika maka JT yang akan mengajarinya karna

menurut JT ketika ia mengajari S matematika maka ia akan berusaha

mencarikan rumus yang mudah untuk dipahami oleh S. Begitupun dengan

mata pelajaran yang lain maka YH yang akan mengajarinya. Di samping

itu, JT dan YH juga selalu menemani S untuk terapi pijit saraf dari umur 2

17
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
93

tahun hingga akhirnya dapat berbicara di umur 7 tahun bahkan hal tersebut

masih dilakukan sampai sekarang meskipun tidak sesering dahulu.

Disamping itu, bantuan pekerjaan atau jasa yang dilakukan JT dan YH

juga seperti mengantar dan menjemput S di sekolah, bahkan saat S sedang

istirahat siang YH juga akan datang ke sekolah untuk sekadar menemani S

makan siang lalu kemudian pulang lagi, hal tersebut dilakukan karna saat

ini S sudah tidak menggunakan guru pendamping lagi. Meskipun

demikian menurut YY (adik YH) dan A (guru bimbingan konseling S)

ketika S masih ada guru pendamping pun YH akan tetap stand by

menunggu S dekat di sekolah dan datang diwaktu istirahat untuk melihat S

meskipun sudah ada guru pendamping yang menemaninya.

Begitupun dengan pernyataan dari YY (adik YH) ketika

diwawancarai yang mengatakan bahwa orang tua S itu rajin sekali

membawa S untuk terapi dan pijit saraf. Adapun RH (wali kelas S)

mengatakan bahwa JT dan YH cepat tanggap apabila S ada masalah di

sekolah seperti misalnya S sakit maka baik JT ataupun YH akan

menjemput S pulang. RH (wali kelas S) juga mengatakan bahwa YH

sering menjalin komunikasi dengannya, hal tersebut dilakukan YH untuk

mempermudah proses belajar S disekolah seperti menanyakan tugas atau

pekerjaan rumah yang diberikan guru. Dari beberapa hal tersebut sejalan

dengan pernyataan Sarason, Levine dan Basham yang mengatakan bahwa

dukungan instrumental dapat berupa bantuan langsung dalam


94

mengerjakan tugas ataupun pekerjaan tertentu.18 Sehingga bentuk

dukungan instrumental yang mencangkup bantuan mengerjakan tugas atau

jasa yang diberikan JT dan YH yaitu berupa membantu dalam

mengerjakan tugas sekolah, menemani anak untuk terapi piji saraf,

mengantar dan jemput anak sekolah, menemani anak makan siang di

sekolah dan cepat tanggap apabila anak mengalami masalah.

JT dan YH juga selalu meluangkan waktu untuk menemani S, baik itu

hanya dirumah maupun keluar rumah sekedar jalan-jalan atau membawa S

ke tempat terapi pijit saraf. Dalam hal meluangkan waktu, YH lebih

sering menghabiskan waktu dengan S hal ini di karenakan YH sudah tidak

bekerja lagi, bahkan menurut AM (anak ke 2 JT dan YH), YH

memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena ingin fokus

mengurusi S oleh sebab itu S selalu bersama YH. Meskipun demikian JT

juga selalu meluangkan waktu untuk menemani S di sela-sela kesibukan ia

bekerja seperti mangajak makan siang bersama, menemani S setelah

pulang bekerja dan mengajak S untuk jalan-jalan di hari weekend.

Menurut AM (anak ke 2 JT dan YH), bahkan ketika S memainkan gadget

di rumah ia juga ditemani oleh JT disampingnya, hal tersebut dilakukan

agar S selalu merasa ditemani. Bahkan YY (adik YH) mengatakan bahwa

beberapa waktu lalu S sangat menyukai airport dan hampir setiap minggu

18
Shanty Komalasari “Pelatihan Dukungan Sosial untuk meningkatkan Kualitas Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
95

JT dan YH mengajak S ke airport dari masa dalam pembangunan hingga

airport itu sudah selesai dibangun. Begitupun ketika JT dan YH dipanggil

ke sekolah untuk konseling orang tua, mereka langsung datang dan

meluangkan waktu mengikuti konseling orang tua. Hal ini selaras dengan

pendapat Cutrona & Gardner yang mengatakan dukungan instrumental itu

dapat berupa meluangkan waktu.19 Sehingga bentuk dari meluangkan

waktu yang diberikan JT dan YH dapat berupa menemani S dalam kondisi

apapun, mengajak anak untuk jalan-jalan, dan menghabiskan waktu

bersama anak. Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disebutkan

dapat disimpulkan bahwa dukungan instrumental dapat berupa

memberikan materi atau fasilitas, membantu pekerjaan atau jasa dan

meluangkan waktu. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Sarfino bahwa

dukungan instrumental merupakan bantuan langsung seperti uang, waktu

dan tenaga melalui tindakan yang dapat membantu seseorang. House juga

berpendapat bahwa dukungan instrumental itu berupa berbagai macam

bantuan langsung atau nyata, uang, tenaga atau tindakan dan waktu.20

e. Dukungan informasi pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua


yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)

19
Dianto, “Profil Dukungan Sosial Orang Tua Siswa di SMP Negeri Kecamatan Batang Kapas
Pesisir Selatan,” Jurnal Vol. 1, No.1, 2017, 44.
20
Anindhiya Setyaningrum, “Pengaruh Dukungan Sosial OrangTua Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Hasanudin Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran
2014/2015,” Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), 25.
96

Dukungan informasi merupakan aspek terakhir yang ada pada

dukungan sosial, adapun bentuk dukungan informasi dari JT dan YH

menurut hasil wawancara yaitu seperti mencari tahu informasi yang

berkaitan dengan autisme dan memberi tahu informasi yang dibutuhkan

anak, adapun bentuk mencari tahu informasi yang dibutuhkan terkait

dengan autisme yaitu dengan searching di google dan bertanya dengan

teman yang mengerti tentang autisme. JT juga mengatakan bahwa ia

memperhatikan bagaimana cara terapis memperlakukan S dan ia pelan-

pelan mempelajarinya untuk jadi bahan acuan dalam memperlakukan S,

seperti bagaimana cara kita mengontrol anak agar dapat patuh dengan

instruksi yang diberikan. YY (adik YH) juga menjelaskan bahwa setelah

JT dan YH mengetahui anak mereka mengalami autisme, JT dan YH

langsung berupaya mencari tahu apa yang harus dilakukannya dengan

mencari referensi baik dari internet maupun bertanya pada teman.

Disamping itu bentuk memberi tahu informasi yang dibutuhkan anak yaitu

dengan menjelaskan kepada S jika ada sesuatu hal yang tidak diketahuinya

seperti menegur apabila S melakukan kesalahan dan memberikan contoh

bagaimana yang benar, serta menjelaskan hal-hal yang ditanyakan anak

dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak. Hal tersebut

merujuk dari pendapat Sarafino yang mengatakan bahwa dukungan

informasi itu dapat berupa saran, pengarahan serta umpat balik dalam
97

memecahkan persoalan.21 Kemudian Taylor juga mengatakan bahwa

dukungan informatif itu adalah memberikan informasi yang dibutuhkan.22

Sehingga bentuk dukungan informasi yang diberikan JT dan YH yaitu

berupa mencari tahu informasi yang berkaitan dengan autisme dan

memberi tahu informasi yang dibutuhkan anak.

f. Dukungan Sosial Orang Tua dalam Bentuk Membuat Lembaga


Pendidikan dan Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan JT dan YH didapatkan

informasi bahwa mereka membuat lembaga pendidikan dan pelayanan

anak berkebutuhan khusus (abk) di rumah mereka sendiri dengan tujuan

agar S dapat dibantu oleh terapis untuk bimbingan belajar sehingga dapat

menyesuaikan dengan pelajaran di sekolah kemudian juga untuk

melanjutkan terapi yang sebelumnya dilakukan, S sendiri diikutkan terapi

sejak umur 2 tahun di salah satu tempat terapi yang ada di banjarmasin

sehingga ketika memasuki sekolah dasar perkembangan S sudah cukup

baik menurut YH. Meskipun demikian JT dan YH masih memanggil

terapis untuk ke rumah memberikan bimbingan belajar kepada S. karena

menurut JT dan YH seorang terapis akan lebih sabar dan memiliki cara

tersendiri dalam mengajari anak berkebutuhan khusus dibandingkan

21
Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani, “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan” Jurnal Psikologi Pitutur (Universitas Muria Kudus) Vol. I,
No. I, 2012, 26.
22
Anindhiya Setyaningrum, “Pengaruh Dukungan Sosial OrangTua Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Hasanudin Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran
2014/2015,” Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), 25.
98

dengan guru les biasa, sehingga membuat potensi akademik S akan

berkembang lebih optimal jika di ajarkan oleh terapis. Hal tersebut

menjadi sebuah upaya yang dilakukan oleh JT dan YH untuk mendukung

perkembangan S secara optimal, hal ini sesuai dengan pernyataan Turk

dan Kerns yang menyebutkan bahwa anak yang memiliki gaangguan

perkembangan akan mendorong orang tua untuk mengupayakan

penanganan psikologis, pendidikan khusus, hingga penanganan dini pada

anak.23 Sehingga dengan membuat lembaga pendidikan dan pelayanan

anak berkebutuhan khusus di rumah mereka sendiri menjadi sebuah

bentuk dukungan sosial JT dan YH terhadap anaknya yang mengalami

autisme. Adapun menurut Sarafino dukungan sosial dapat diartikan

dengan kepedulian, penghargaan atau pertolongan yang diberikan oleh

orang lain maupun kelompok.24 Sehingga dengan membuat lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus dapat menjadi

sebuah bentuk kepedulian dan pertolongan dari JT dan YH dalam

membantu S untuk dapat belajar dengan optimal.

Menurut YH juga saat S mengikuti bimbingan belajar di lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus yang didirikan oleh

23
Feoda Inayah dan Dwi Amalia Chandra Sekar, “Bentuk Dukungan Sosial terhadap Anak
Autis (Studi Kasus pada Tiga Siswa Autis di SD Khusus Talenta),” Jurnal (Universitas Indonesia),
Vol. 1, No. 1, 2014, 5.
24
Elisabeth Santoso dan Jenny Lukito Setawan, “Peran Dukungan Sosial Keluarga, Atasan,
dan Rekan Kerja terhadap Resilient Self-Efficacy Guru Sekolah Luar Biasa,” Jurnal psikologi
(Universitas Ciputra Surabaya) Vol.45, No.1, 2018, 29.
99

mereka, S menunjukkan kemajuan yang bagus hal tersebut dibuktikan

dengan nilai-nilai S di sekolah yang bisa mencapai bahkan lebih tinggi

dari standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah kemudian

juga S bisa mengahapal beberapa ayat al-Qur’an dengan bantuan dari

terapis di lembaga tersebut. Hal ini selaras dengan pernyataan Ni Made

Sintya Noviana Utami bahwa dengan memberikan dukungan sosial dapat

membantu seseorang dalam meningkatkan kompetensinya,25 yaitu dengan

dibuktikan dari nilai-nilai di sekolah S yang dapat mencapai nilai kkm

(kriteria ketuntasan minimal).

Kemudian juga menurut YH, ia dan JT terkadang mengadakan sharing

session dengan para orang tua yang anaknya belajar di lembaga milik

mereka, dengan tujuan untuk saling berbagi informasi dan pengalaman

dengan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sehingga

informasi tersebut dapat diterapkan dengan masing-masing orang tua

sesuai dengan kebutuhan anak dan juga sebagai bentuk dukungan sesama

orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut merujuk

pada pernyataan Levine, Basham dan Sarason yang mengatakan bahwa

dukungan sosial itu dapat berupa bentuk dukungan informasi yang

mencakup memberikan saran, nasehat, petunjuk atau feedback tentang

25
Anindhiya Setyaningrum, “Pengaruh Dukungan Sosial OrangTua Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Hasanudin Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran
2014/2015,” Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015),
100

bagaimana cara memecahkan suatu masalah.26 Sehingga dengan

mengadakan sharing session tersebut dapat membantu JT dan YH dalam

mendapatkan informasi tentang autisme dari hasil saling berbagi dengan

sesama orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

g. Dukungan Sosial pada Anak dengan Autisme dari Orang Tua yang
Memiliki Lembaga Pendidikan dan Pelayanan Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) di Banjarmasin dalam Pandangan Islam

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan hasil bahwa JT

dan YH memberikan dukungan sosial terhadap anaknya yang mengalami

autisme, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa upaya yang dilakukan

oleh JT dan YH dalam membantu anaknya agar perkembangannya

optimal. Adapun menurut Sarafino dukungan sosial dapat diartikan

sebagai rasa nyaman dari kepedulian, penghargaan atau pertolongan yang

diberikan orang lain maupun kelompok kepada seseorang,27 jika dikaitkan

dalam pandangan Islam dukungan sosial dapat diartikan sebagai bentuk

tolong-menolong (ta’awun),28 yang mana tolong menolong sangat

disarankan dalam ajaran Islam karena manusia merupakan makhluk sosial

26
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
27
Elisabeth Santoso dan Jenny Lukito Setawan, “Peran Dukungan Sosial Keluarga, Atasan,
dan Rekan Kerja terhadap Resilient Self-Efficacy Guru Sekolah Luar Biasa,” Jurnal psikologi
(Universitas Ciputra Surabaya) Vol.45, No.1, 2018, 29.
28
Ahmad Marzuki, “Persepsi Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kreatifitas dalam Belajar
pada Siswa kelas VIII di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) 1 Palembang,” Skripsi (Palembang:
UIN Raden Fatah, 2017, 27-28.
101

yang tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan pertolongan orang lain.

Hal tersebut didukung dengan firman Allah dalam (QS. at-Taubah/9:71)

ۤ
ُِ ‫َوالْم ْؤِمن ْو َُن َوالْم ْؤِمنٰتُ بَ ْعضه ُْم اَْولِيَاءُ بَ ْعضُ ََيْمرْو َُن ِِبلْ َم ْعرْو‬
ُ‫ف َويَنْ َه ْو َُن َع ُِن الْمنُْ َك ُِر َوي ِقْيم ْو َن‬

ۤ
ِ ِ ٰ
ُ‫اللَ َعزيْزُ َحكْيم‬ ِ ٰ
ُِّ ُ‫اللُۗان‬
ُِّ ُ‫ك َس َ ْي ََحهم‬ ٰ ُِّٰ ‫الص ٰلوُةَ َوي ْؤت ْو َُن الزٰكوُةَ َوي ِطْي ع ْو َُن‬
َُ ‫اللَ َوَرس ْولَهُٗۗاول ِٕى‬

“Dan orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka


menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat)
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat,
menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan
diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.”29

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk tolong

menolong bagi sesamanya dalam kebaikan dan tidak dibenarkan untuk

tolong menolong dalam keburukan. Begitupun dengan dukungan sosial

orang tua yang dapat diartikan seperti bentuk bantuan atau motivasi yang

dilakukan orang tua kepada anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan, terdapat beberapa

bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh JT dan YH, bentuk dukungan

sosial yang pertama yaitu dukungan emosional yang berupa memberikan

kasih sayang, menunjukkan kepedulian dan perhatian, berusaha

mendengarkan anak dan memberikan kepercayaan pada anak. Dukungan

29
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 198.
102

emosional sendiri menurut Levine, Basham dan Sarason dapat diartikan

sebagai pernyataan empati, peduli, dan perhatian pada orang yang

berkaitan. Meliputi prilaku seperti menunjukkan perhatian dan kepedulian,

mendengarkan keluh kesah, memberikan support berupa mendoakan dan

menasehati orang lain.30 Dalam Islam kita diajarkan untuk peduli dengan

sesama, saling mengasihi dan menyayangi, hal tersebut terdapat di dalam

(QS. al-Balad/90:17)
ۗ ِ ِ
ُ‫اص ْوا ِِبلْ َم ْر ََحَِة‬
َ ‫اص ْوا ِِبلص ُِْب َوتَ َو‬
َ ‫ثُ َكا َُن م َُن الذيْ َُن اٰ َمن ْوا َوتَ َو‬

“Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan


untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”31
Ayat di atas menjelaskan hendaknya sebagai makhluk ciptaan Allah

untuk saling menyayangi, jika dikaitkan dengan dukungan sosial saling

menyayangi merupakan salah satu aspek yang ada dalam bentuk dukungan

emosional, sehingga orang tua yang memberikan kasih sayang terhadap

anak dengan autisme dapat disebut sebagai bentuk dukungan emosional.

Adapun bentuk dukungan sosial yang kedua ialah dukungan

penghargaan yang diberikan oleh JT dan YH seperti memberikan reward

atas hal positif yang dilakukan anak dengan pujian maupun pelukan.

Menurut Levine, Basham dan Sarason dukungan penghargaan dapat

diartikan dengan ekspresi rasa hormat (penghargaan) positif kepada orang

30
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan.” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
31
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 594.
103

yang bersangkutan, memberikan motivasi untuk maju dengan pendapat

serta perbandingan positif orang tersebut dengan orang lain.32 Artinya

bahwa dukungan penghargaan merupakan sebuah bentuk penghargaan

dengan ungkapan yang positif, seperti dalam (QS. al-Isra/17:53)

ِ ‫ت ِه ُي اَحس ُۗن اِ ُن الشي ٰط ُن ي ْن زغُ ب ي نَ ه ُۗم اِنُ الشي ٰط ُن َكا َُن لِ ِْلُنْس‬ ُْ ‫َوق ُْل لِِّعِبَ ِاد‬
ُ‫ان‬ َ َ ْ ْ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُْ ِ ‫ي يَق ْولوا ال‬

‫َعد ًّوا ُّمبِْي نًا‬

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka


mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah
musuh yang nyata bagi manusia.”33
Dari penggalan ayat di atas disebutkan bahwa Allah menyuruh

umatnya untuk mengucapkan perkataan-perkataan yang baik agar dapat

menghindari perselisihan, jika dikaitkan dengan dukungan penghargaan

yang diberikan oleh JT dan YH mengucapkan perkataan yang baik juga

bisa disebut sebagai pujian terhadap anak mereka yang mengalami

autisme sebagai bentuk reward atas hal positif yang dilakukan anak.

Kemudian bentuk dukungan sosial ketiga yang diberikan oleh JT dan

YH adalah dukungan instrumental seperti memberikan materi atau

fasilitas, membantu pekerjaan atau jasa dan meluangkan waktu. Dukungan

instrumental menurut Levine, Basham dan Sarason dapat diartikan dengan

32
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan.” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
33
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 287.
104

memberikan dukungan langsung, seperti bantuan secara finansial atau

bantuan dalam menyelesaikan tugas atau membantu pekerjaan tertentu.34

Islam juga mengajarkan untuk saling tolong menolong kepada sesama

yang membutuhkan, hal tersebut tertuang dalam (QS. al-Maidah/5:2)

‫اب‬ ُِّٰ ‫اللَُۗاِ ُن‬


ُِ ‫اللَ َش ِديْدُ الْعِ َق‬ ِْ ‫وََُل تَعاون وا علَى‬
ُِ ‫اَل ُِْث َوالْع ْد َو‬
ُِّٰ ‫انُ َوات قوا‬ َ ْ ََ َ

“Dan tolong menolong lah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan, dan bertaqwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”35
Berdasarkan ayat di atas Allah memerintahkan kita untuk saling tolong

menolong dalam kebaikan, jika dikaitkan dengan dukungan instrumental

yang diberikan oleh JT dan YH seperti memberikan dukungan langsung

atas hal-hal yang dibutuhkan anaknya maka hal tersebut dapat dikatakan

sebagai bentuk pertolongan dari JT dan YH untuk kebaikan anaknya. Oleh

karena itu, perlu untuk kita menanamkan sikap saling tolong menolong

kepada yang membutuhkan dan memberikan dukungan kepada sesama

dalam mengerjakan sesuatu yang baik.

Bentuk dukungan sosial keempat yang diberikan oleh JT dan YH

adalah dukungan informasi seperti berupa mencari tahu informasi yang

berkaitan dengan autisme dan memberi tahu informasi yang dibutuhkan

anak. Adapun menurut Levine, Basham dan Sarason mengatakan bahwa

34
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan,”Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
35
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 106.
105

dukungan informasi adalah dukungan yang mencakup memberikan saran,

nasehat, petunjuk atau feedback tentang bagaimana cara memecahkan

suatu masalah.36 Dalam Islam sendiri diperintahkan untuk saling

menasehati dalam hal kebenaran, hal ini disebutkan dalam (QS. al-

Ashr/103:3)

ُ‫اص ْوا ِِبلص ِْب‬ ُِ ‫الصلِ ٰح‬ ِ ِ ِ


َ ‫اص ْوا ِِب ْْلَُِِّق ُە َوتَ َو‬
َ ‫ت َوتَ َو‬ ِّٰ ‫اَلُ الذيْ َُن اٰ َمن ْوا َو َعملوا‬

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta


saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk
kesabaran.”37
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memerintahkan untuk saling

menasehati dalam kebenaran, jika dikaitkan dengan dukungan informasi

yang diberikan oleh JT dan YH kepada anaknya nasehat juga dapat berupa

sebuah informasi yang mana informasi tersebut dapat digunakan untuk

kebaikan anaknya, sehingga orang tua yang nasehat terhadap anak dengan

autisme dapat disebut sebagai bentuk dukungan informasi.

h. Manfaat Dukungan Sosial yang diberikan pada Anak dengan


Autisme dari Orang Tua yang Memiliki Lembaga Pendidikan dan
Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti

mendapatkan informasi terkait dengan manfaat dari dukungan sosial yang

diberikan oleh JT dan YH terhadap anaknya yang mengalami autisme.

36
Shanty Komalasari, “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualita Interaksi
Atasan Bawahan,” Tesis (Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2014), 27.
37
Departemen Agama, Al-qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), 601.
106

Adapun manfaat dari dukungan sosial terbagi menjadi empat yang

pertama adalah manfaat dari dukungan emosional yang mana berdasarkan

hasil wawancara, YH berpendapat bahwa manfaat dari dukungan

emosional yang diberikan oleh JT dan YH yaitu berupa menunjukkan

kasih sayang dengan ungkapan maupun tindakan adalah agar terbentuknya

kedekatan antara orang tua dan anak. Di samping itu, menurut YH

manfaat dari dukungan emosional yang berupa memberikan kepedulian

dan perhatian dengan memberikan pengawasan penuh terhadap S yaitu

agar anak merasa aman, nyaman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan. Tidak hanya itu, menurut penjelasan YH manfaat dari

dukungan emosional yang berupa memberikan kepercayaan terhadap S

atas hal-hal yang dilakukannya adalah agar melatih anak untuk mandiri

dan mengurangi rasa kecemasan orang tua. Jadi berdasarkan pemaparan di

atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari memberikan dukungan

emosional adalah agar terbentuknya kedekatan antara orang tua dan anak,

membuat anak merasa aman dan nyaman, melatih anak untuk mandiri

serta mengurangi rasa kecemasan orang tua. Hal tersebut selaras dengan

pernyataan Sarafino bahwa pemberian dukungan emosional dapat

memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi

kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tentram, diperhatikan serta

dicintai.38 Di samping itu, Weiss juga mengatakan hal serupa bahwa

38
Savira Juniastira, “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup pada Pasien
107

dukungan emosional yang berupa pengekspresian kasih sayang dan cinta

dapat memberikan rasa aman kepada orang yang menerima serta

menumbuhkan kedekatan dan keintiman.39 Sehingga dengan adanya

dukungan emosional tersebut anak dapat merasakan bentuk kasih sayang

dari orang tuanya.

Kemudian yang kedua yaitu manfaat dari dukungan penghargaan yang

mana menurut YH ketika S melakukan hal positif maka JT dan YH

memberikan reward dengan memuji menggunakan kata-kata positif

ataupun memeluknya, hal tersebut memberikan manfaat agar anak merasa

dihargai atas usahanya. Hal itu didukung dengan pernyataan Sarafino

bahwa memberikan dukungan penghargaan dapat memberikan dampak

dalam menciptakan rasa berharga, kompeten dan bernilai.40 Sehingga

dengan adanya dukungan penghargaan tersebut anak dapat merasa

dihargai oleh orang tuanya.

Adapun manfaat yang ke tiga yaitu manfaat dari dukungan

instrumental yang berupa memberikan materi atau fasilitas seperti laptop,

handphone, wifi dan kebutuhan lainnya menurut YH manfaatnya ialah

untuk mendukung minat dan keperluan anak. Kemudian juga menurut YH

Stroke,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018) 21.


39
Sri Maslihah, “Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di
Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Jawa Barat,”
Jurnal, Vol. 10, No.2, 2011,107.
40
Ridho Wijaksono, “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam Membangun
Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta, 2016) 14.
108

manfaat dari dukungan instrumental berupa memberikan bantuan atau jasa

seperti membantu mengerjakan tugas, mengajak anak untuk terapi, pijit

syaraf serta membuat tempat terapi ialah untuk memudahkan anak dalam

mengerjakan tugas, anak menunjukkan perkembangan setelah di berikan

terapi. Di samping itu, manfaat dari meluangkan waktu untuk anak

menurut YH ialah agar anak merasakan kehadiran orang tua. Jadi

berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat

dukungan instrumental adalah untuk mendukung minat dan keperluan

anak, untuk membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya,

kemudian juga agar anak menunjukkan perkembangannya, dan agar anak

dapat merasakan kehadiran orang tua. Hal tersebut juga didukung oleh

pernyataan Sarafino bahwa manfaat dukungan instumental ialah dapat

mengurangi beban atau kesulitan yang dihadapi.41 Sehingga dengan

adanya dukungan instrumental tersebut anak dapat merasa terbantu dalam

menghadapi kesulitan yang dialaminya.

Kemudian manfaat yang keempat yaitu adalah manfaat dukungan

informasi yang berupa mencari tahu informasi yang dibutuhkan orang tua

tentang autisme yang mana menurut hasil wawancara YH mengatakan

bahwa manfaatnya adalah agar kami sebagai orang tua mengetahui apa

yang dimaksudkan dengan autisme dan dapat mencari solusinya.

41
Agustin Tri Susilowati, “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orang Tua
dari Anak Autis,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) 34.
109

Kemudian manfaat dari dukungan informasi yang berupa memberi tahu

informasi yang dibutuhkan anak yaitu agar anak mengetahui hal-hal yang

belum dipahaminya. Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat dukungan

informasi adalah agar orang tua mengetahui apa yang dimaksudkan

dengan autisme dan dapat mencari solusinya serta agar anak juga dapat

mengetahui hal-hal yang belum dipahaminya. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Sarafino bahwa pemberian dukungan informasi dapat

membantu seseorang dalam mencari jalan keluar dari kesulitan yang

dihadapi dan memperoleh solusi dari kesulitan.42 Sehingga dengan adanya

dukungan informasi tersebut orang tua dan anak dapat memperoleh solusi

dari kesulitan yang dihadapi.

Kemudian juga manfaat yang terakhir dari dukungan sosial dalam

bentuk membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan

khusus (abk) menurut YH adalah sebagai bentuk berbagi kepada orang tua

yang juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki anak berkebutuhan

khusus dan juga untuk membantu S agar dapat mengoptimalkan potensi

akademiknya dengan bimbingan belajar bersama terapis yang ada di

lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus. hal ini

sesuai dengan pernyataan Turk dan Kerns yang menyebutkan bahwa anak

yang memiliki gangguan perkembangan akan mendorong orang tua untuk

42
Agustin Tri Susilowati, “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orang Tua
dari Anak Autis,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) 34.
110

mengupayakan penanganan psikologis, pendidikan khusus, hingga

penanganan dini pada anak.43 Sehingga dengan membuat lembaga

pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus di rumah mereka

sendiri menjadi sebuah bentuk dukungan sosial JT dan YH terhadap

anaknya yang mengalami autisme.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan yaitu subjek penelitian yang

merupakan sepasang suami istri sehingga terkesan difokuskan pada satu keluarga

saja, sehingga sulit untuk dilakukan generalisasi. Kemudian dikarenakan dalam

masa pandemi covid-19 pengambilan data dalam wawancara tambahan hanya

dapat dilakukan via telpon sehingga peneliti tidak dapat melakukan observasi

dalam wawancara tersebut dan peneliti juga masih kekurangan referensi terkait

dukungan sosial dalam pandangan Islam.

43
Feoda Inayah dan Dwi Amalia Chandra Sekar, “Bentuk Dukungan Sosial Terhadap Anak
Autis (Studi Kasus pada Tiga Siswa Autis di SD Khusus Talenta)” Jurnal (Universitas Indonesia),
Vol. 1, No. 1, 2014, 4.
111

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial pada anak dengan autisme dari orang tua yang memiliki

lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebuthan khusus (ABK) terbagi

dari beberapa dukungan di antaranya ialah:

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional yang diberikan subjek kepada anaknya ialah

berupa memberikan kasih sayang berupa menunjukkan sikap menyayangi

dengan ungkapan maupun tindakan seperti memeluk, memanggil dengan

sebutan sayang, menyiapkan makan untuk anak, dan memberikan teguran

dengan lembut agar anak memahami kesalahannya. Kemudian bentuk

kepedulian dan perhatian ditunjukkan dengan memberikan pengawasan

lebih pada anak, juga menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak di

sekolah, mengusahakan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar,

dan cepat tanggap ketika anak mengalami masalah. Kemudian bentuk

dukungan emosional yang lainnya adalah mendengarkan ketika anak

bercerita dan memberikan kepercayaan pada anak atas hal-hal yang

dilakukannya.
112

Adapun dalam Islam kita diajarkan untuk peduli dengan sesama,

saling mengasihi dan menyayangi, hal tersebut terdapat di dalam (QS. al-

Balad/90:17) yang menjelaskan hendaknya sebagai makhluk ciptaan Allah

untuk saling menyangi, jika dikaitkan dengan dukungan sosial saling

menyangi merupakan salah satu aspek yang ada dalam bentuk dukungan

emosional, sehingga orang tua yang memberikan kasih sayang terhadap

anak dengan autisme dapat disebut sebagai bentuk dukungan emosional.

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yang diberikan oleh orang tua pada anaknya

dapat berupa memberikan reward atas hal positif yang dilakukan anak

sebagai bentuk menghargai, adapun bentuk reward yang diberikan dapat

berupa ungkapan pujian maupun tindakan seperti pelukan pada anak.

Adapun dalam pandangan islam pada (QS. al-Isra/17:53) menjelaskan

bahwa Allah menyuruh umatnya untuk mengucapkan perkataan-perkataan

yang baik agar dapat menghindari perselisihan, jika dikaitkan dengan

dukungan penghargaan yang diberikan oleh JT dan YH mengucapkan

perkataan yang baik juga bisa disebut sebagai pujian terhadap anak mereka

yang mengalami autisme sebagai bentuk reward atas hal positif yang

dilakukan anak.

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental yang diberikan oleh subjek untuk anaknya ialah

berupa memberikan materi atau fasilitas pada anak seperti memasukkan


113

anak ke sekolah inklusi sesuai kebutuhannya, memberikan anak guru

pendamping di sekolah, memberikan terapis pribadi di rumah, memberikan

handphone dan laptop serta memasang wifi di rumah untuk anaknya,

menyediakan bekal makanan ke sekolah dan berencana untuk memanggil

guru mengaji untuk mengajari S.

Di samping itu, dukungan instrumental juga dapat berupa memberikan

bantuan pekerjaan atau jasa untuk anaknya seperti membantu dalam

mengerjakan tugas sekolah, menemani anak untuk terapi piji saraf,

mengantar dan jemput anak sekolah, menemani anak makan siang di

sekolah dan cepat tanggap apabila anak mengalami masalah. Tidak hanya

itu, dukungan intrumental yang lain juga dapat berupa meluangkan waktu

untuk anak dengan menemani anak dalam kondisi apapun, mengajak anak

untuk jalan-jalan, dan menghabiskan waktu bersama anak.

Islam mengajarkan untuk saling tolong menolong kepada sesama yang

membutuhkan, hal tersebut tertuang dalam (QS. al-Maidah/4:2) yang di

dalamnya menjelaskan tentang Allah memerintahkan kita untuk saling

tolong menolong dalam kebaikan, jika dikaitkan dengan dukungan

instrumental yang diberikan oleh JT dan YH seperti memberikan dukungan

langsung atas hal-hal yang dibutuhkan anaknya maka hal tersebut dapat

dikatakan sebagai bentuk pertolongan dari JT dan YH untuk kebaikan

anaknya.
114

4. Dukungan Informasi

Dukungan informasi yang diberikan oleh orang tua pada anaknya yang

autisme yaitu dengan mencari tahu informasi yang berkaitan dengan autisme

seperti bertanya kepada orang lain ataupun dengan mencari informasi

melalui internet, kemudian juga memberi tahu informasi yang dibutuhkan

anak dengan menjelaskan kepada anak jika ada sesuatu hal yang tidak

diketahuinya seperti menegur apabila anak melakukan kesalahan dan

memberikan contoh bagaimana yang benar, serta menjelaskan hal-hal yang

ditanyakan anak dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.

Dalam Islam sendiri diperintahkan untuk saling menasehati dalam hal

kebenaran, hal ini disebutkan dalam (QS. al-Ashr/103:3) yang menjelaskan

bahwa Allah memerintahkan untuk saling menasehati dalam kebenaran, jika

dikaitkan dengan dukungan informasi yang diberikan oleh JT dan YH

kepada anaknya, nasehat juga dapat berupa sebuah informasi yang mana

informasi tersebut dapat digunakan untuk kebaikan anaknya. sehingga orang

tua yang nasehat terhadap anak dengan autisme dapat disebut sebagai

bentuk dukungan informasi.

5. Membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus


(abk)
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan hasil bahwa

terdapat bentuk dukungan sosial lain yang diberikan oleh subjek yaitu

dengan membuat lembaga pendidikan dan pelayanan anak berkebutuhan


115

khusus (abk) di rumah subjek. Hal itu dilakukan subjek untuk membantu

anaknya agar dapat belajar dengan dibantu oleh terapis untuk bimbingan

belajar sehingga dapat menyesuaikan dengan pelajaran di sekolah.

Kemudian juga alasan dari subjek untuk membuat lembaga pendidikan dan

pelayanan anak berkebutuhan khusus (abk) adalah sebagai bentuk berbagi

kepada orang tua yang juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki anak

berkebutuhan khusus agar dapat diterapi di lembaga tersebut.

Adapun manfaat dukungan sosial terbagi menjadi 4 macam yang pertama

yaitu manfaat dukungan emosional yang berupa membentuk kedekatan antara

anak dan orang tua, membuat anak merasa aman dan nyaman, melatih anak

untuk mandiri dan mengurangi kecemasan orang tua. Kemudian yang ke dua

yaitu manfaat dukungan penghargaan adalah agar anak mearasa dihargai atas

usahanya. Di samping itu, yang ke tiga adalah manfaat dari dukungan

instrumental yaitu sebagai bentuk dukungan terhadap minat dan keperluan anak,

memudahkan anak dalam menyelesaikan tugas, anak menunjukkan

perkembangannya, sebagai bentuk berbagi kepada orang tua yang juga memiliki

anak berkebutuhan khusus, serta membuat anak merasakan kehadiran orang tua.

Begitupun dengan manfaat yang ke empat yaitu manfaat dari dukungan

informasi adalah agar orang tua mengetahui apa yang dimaksudkan dengan

autisme dan dapat mencari solusinya, serta membantu anak agar mengetahui

hal-hal yang belum dipahaminya. Kemudian manfaat yang terakhir dari


116

dukungan sosial dalam bentuk membuat lembaga pendidikan dan pelayanan

anak berkebutuhan khusus adalah sebagai bentuk berbagi kepada orang tua yang

juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki anak berkebutuhan khusus dan

juga untuk membantu anak agar dapat mengoptimalkan potensi akademiknya

dengan bimbingan belajar bersama terapis yang ada di lembaga pendidikan dan

pelayanan anak berkebutuhan khusus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

beberapa saran untuk pihak yang terkait di antaranya ialah untuk subjek

penelitian dan untuk peneliti selanjutnya, yang mana saran yang di maksudkan

ialah:

1. Untuk Subjek Peneitian

Subjek di sarankan agar terus menjalankan hal-hal yang telah

dilakukan terhadap anak agar dapat membantu dalam mengoptimalkan

perkembangan anak seperti memberikan fasilitas terapi di rumah, membawa

anak ke tempat pijit saraf serta membantu anak dalam proses belajar. Selain

itu, diharapkan juga bagi orang tua untuk tetap konsisten pada pola asuh

yang telah diberikan kepada anak selama ini yaitu dengan memberikan

contoh yang baik pada anak. Selalu bersyukur dan berpikir positif atas hal-

hal yang telah terjadi sehingga anak dapat merasakan energi positif yang

diberikan orang tua. Disamping itu, orang tua juga disarankan untuk
117

mendukung apa yang menjadi minat anak agar dapat berkembang dengan

optimal.

2. Untuk Orang Tua yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus

Disarankan bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus

agar bisa memberikan dukungan sosial terhadap anaknya untuk membantu

perkembangannya agar optimal seperti memberikan kasih sayang, peduli

dan perhatiaan, mendengarkan keinginan anak, memberikan kepercayaan,

memberikan reward atas hal positif yang dilakukan anak, menyediakan

fasilitas yang dibutuhkan anak dan memberikan informasi atau nasehat yang

diperlukan anak.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terkait

dukungan sosial pada anak dengan autisme agar dapat memperbanyak

subjek penelitian sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih beragam.

Di samping itu, penting juga bagi peneliti untuk menjalin hubungan baik

pada subjek maupun pihak yang terkait dalam penelitian agar dapat

memudahkan peneliti dalam proses pengambilan data.


118

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorder Fifth Edition. Washington: APA, 2013.

Aprilia, Dwi, Johar Asahar, dan Pudji Hartuti. “Sistem Pakar Diagnosa Autisme pada
Anak.” Jurnal. Vol. 32, N0. 2, 2014.

Apriliani, Ida. “Terapi Perilaku dalam Mengembangkan Interaksi Sosial Anak Autis
di UPTD Pelayanan Autis Kota Metro,” Skripsi. Lampung: Universitas Negeri
Raden Intan Lampung, 2019.

Arsam. “Peran Orang Tua dalam Membangun Kepribadian Anak.” Jurnal dakwah.
Vol. 3, No. 2, 2012.

Ballerina, Titisa. “Meningkatkan Rentang Perhatian anak Autis dalam Pembelajaran


Pengenalan Huruf.” Jurnal. Vol. 3, No. 2, 2016.

Departemen Agama. Al-qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Bintang Indonesia, 2010.

Desiningrum, Dinie Ratri. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. yogyakarta: Ruko


Jambusari, 2016.

Dianto, Mori. “Profil Dukungan Sosial Orang Tua Siswa di SMP Negeri Kecamatan
Batang Kapas Pesisir Selatan.” Jurnal. Vol. 1, No. 1, 2017.

E. Boham, Sicillya. “Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Autis ( Studi pada
Orang Tua dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow
Kelurahan Banjer Manado).” Jurnal. Vol. II, No. 4, 2013.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika, 2012.

Hidayati, Nurul. “Dukungan Sosial bagi Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus,”


Insan. Vol. 13, No. 1, 2011.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitaf. Yogyakarta: Erlangga, 2009.
119

Inayah, Feoda, dan Dwi Amalia Chandra Sekar. “Bentuk Dukungan Sosial terhadap
Anak Autis (Studi Kasus pada Tiga Siswa Autis di SD Khusus Talenta).”
Jurnal. Vol. 1, No. 1, 2014.

Juniastira, Savira. “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup pada
Pasien Stroke,” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018.

Khusna, Istiqomatul. “Studi Kasus Penanganan Anak Autis Menggunakan


Pendekatan Religi di Pesantren Al-Achsaniyyah di Kabupaten Kudus,”
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Semarang, 2015.

Komalasari, Shanty. “Pelatihan Dukungan Sosial untuk Meningkatkan Kualitas


Interaksi Atasan Bawahan.” Tesis. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia,
2014.

Kompas. “Ditelatarkan oran tua, nasib aldy berakhir digudang,” 2014.


https://regional.kompas.com/read/2014/10/15/01061451/Ditelantarkan.Orang.
Tua.Nasib.Aldy.Berakhir.di.Gudang?page=all. Diakses 12 Maret 2020.

Kompas. "Orang tua Siksa Anak Kandung Buta dan Autis, lebih Memilih Merawat
Hewan Peliharaan. https://internasional.kompas.com/read/2016/09/08/ 1827
5571/orangtua.siksa.anak.kandung.buta.dan.autis.lebih.memilih.merawat.hew
an.piaraan?page=all, Diakses 12 Maret 2020.

Kumalasari, Fani dan Latifah Nur Ahyani. “Hubungan antara Dukungan Sosial
dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan.” Jurnal Psikologi Pitutur.
Vol. 1, No. 1, 2012.

Kurniawan, Dadang. “Pendidikan Orang Tua pada Anak: Telaah pada Al-Qur’an
Surat An-Nisa Ayat 9 dan At-Tahrim Ayat 6.” Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga,
2015.

Kusrini, Woro, dan Prihartani Nanik. “Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan
DIri dengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6
Boyolali,” Jurnal, Vol. 15, No. 2, 2014.

Lubab, Wildatul, Moch. Muwaffiqillah, dan Imron Muzakki. “Dukungan Sosial


Orang Tua pada Anak Tunagrahita di SLB Muhammadiyah Kertasono,”
Jurnal,Vol. 1, No. 1, 2017.
120

Marzuki, Ahmad. “Persepsi Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kreatifitas dalam
Belajar pada Siswa kelas VIII di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) 1
Palembang.” Skripsi. Palembang: UIN Raden Fatah, 2017.

Maslihah, Sri. “Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di


Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding
School Jawa Barat,” Jurnal psikologi. Vol. 10, No. 2, 2011.

Nugrahani, Farida. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan


Bahasa. Surakarta, 2014.

Nugraheni, S.A. “Menguak Belantara Autisme,” Jurnal. Vol. 20, No. 1-2, 2012.

Oktaviana, Rina. “Dukungan Sosial keluarga, Sekolah dan Masyarakat Bagi


Kemandirian Ekonomi Difabel Grahita.” Skripsi. Yogyakarta: UIN Kalijaga,
2016.

Pradana, Adi Prasetya, dan Erin Ratna Kustanti. “Hubungan Antara Dukungan Sosial
Suami Dengan Psychological Well-Being pada Ibu yang Memilki Anak
Autisme,” Jurnal. Vol. 6, No. 2, 2017.

Putriyani, Riani dan Ratih Arrum Listiyandini. “Peran Dukungan Suami bagi
Kesejahteraan Psikologis Jurnalis Perempuan,” Jurnal Psikogenesis. Vol. 6,
No.1, 2018

Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press, 2011.

Risandy, Avindra. “Pengaruh Kepercayaan dan Dukungan Keluarga terhadap


Kebahagiaan Pernikahan pada Mahasiswa yang Menikah Muda.” Skripsi
Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, 2018.

Rosyidi, Farid Anwar Fathur. “Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak Berkebutuhan
Khusus Bergabung di Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.”
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga,
2015.

Santoso, Elisabeth dan Jenny Lukito Setiawan. “Peran Dukungan Sosial Keluarga,
Atasan, dan Rekan Kerja terhadap Resilient Self-Efficacy Guru Sekolah Luar
Biasa. ” Jurnal Psikologi. Vol. 45, No.1, 2018.
121

Setyaningrum, Anindhiya. “Pengaruh Dukungan Sosial OrangTua Terhadap Motivasi


Berprestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Hasanudin Kabupaten
Cilacap Tahun Ajaran 2014/2015.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta, 2015.

Siregar, Nina Siti Salmaniah. “Persepsi Orang Tua terhadap Pentingnya Pendidikan
bagi Anak,” Jurnal. Vol. 1, No. 1, 2013.

Siwi, Aisti Rahayu Kharisma, dan Nisa Rachman Nur Anganti. “Strategi Pengajaran
Interaksi Sosial Kepada Anak Autis,” Jurnal. Vol. 2, No. 2, 2017.

Sulisworo, Kusdiyati, dan Irfan Fahmi. Observasi Psikologi. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015.

Sundari, Lilis. “Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan


Motivasi Berprestasi pada Atlet Hockey di Kabupaten Kendal.” Skripsi.
Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, 2015.

Susanto, Sigit Eko. “Penerimaan Orang Tua terhadap Kondisi Anaknya yang
Menyandang Autisme di Rumah Terapis Litle Star,” Jurnal. Vol. 9, No. 2,
2014.

Susilowati, Agustin Tri. “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orang
Tua dari Anak Autis.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007.

Suteja, Jaja. “Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat Bentukan
Perilaku Sosial,” Jurnal. Vol. III, No. I, 2014.

Umar, Munirwan. “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,”
Jurnal. Vol. 1, No. 1, 2015.

Wicaksono, Daniel Rizky. “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan


dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Siswa SMK.” Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, 2016.

Wijaksono, Ridho. “Studi Kasus tentang Pengaruh Dukungan Sosial dalam


Membangun Penerimaan Orangtua terhadap Anaknya yang Autis.” Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, 2016.
122

LAMPIRAN
123

LAMPIRAN 1. SURAT IZIN RISET


124
125

LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN LULUS PLAGIASI


126

LAMPIRAN 3. SURAT HASIL UJI PLAGIASI


127

Lampiran 4. Surat Publikasi Jurnal


128

LAMPIRAN 5. INFORMED CONCENT SUBJEK PENELITIAN


129
130
131
132
133
134

LAMPIRAN 5. FORM PROFESSIONAL JUDGMENT


135
136
137

LAMPIRAN 6. KARTU KONSULTASI SKRIPSI


138
139
140
141
142

LAMPIRAN 7. PEDOMAN WA WANCARA

DUKUNGAN SOSIAL MENURUT LEVINE, BASHAM & SARASON


NO BENTUK-BENTUK INDIKATOR PERTANYAAN
DUKUNGAN SOSIAL
1 Dukungan emosional a. Empati dan kasih 1) Bagaimana cara bapak/ibu dalam mengungkapkan rasa empati
(Merupakan ungkapan sayang dan kasih sayang pada anak?
empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang
yang bersangkutan) b. Peduli dan perhatian 1) Bagaimana cara bapak/ibu menunjukkan kepedulian dan
perhatian kepada anak?

c. Mendengarkan 1) Apakah anak bapak/ibu sering bercerita?


2) Bagaimana respon ibu/bapak dalam mendengarkan cerita anak?

d. Kepercayaan 1) Apakah anak diberikan kebebasan dalam melakukan hal-hal


yang ingin dilakukannya?
2) Bagaimana cara bapak/ibu dalam menunjukkan rasa percaya
terhadap anak?

2 Dukungan penghargaan a. Prestasi 1) Bagaimana cara bapak/ibu dalam memberikan penghargaan


(Berupa ungkapan terhadap hal positif yang dilakukan anak?
hormat/penghargaan
positif untuk orang yang
bersangkutan)
143

3 Dukungan instrumental a. Bantuan materi 1) Apa saja fasilitas yang sudah bapak/ibu berikan kepada anak?
(Berupa dukungan
langsung, seperti bantuan b. Bantuan pekerjaan 1) Pernahkah anak bapak/ibu meminta bantuan terkait kegiatan di
secara finansial atau sekolahnya?
bantuan dalam 2) Bantuan apa yang pernah bapak/ibu lakukan untuk anak
mengerjakan tugas atau
membantu pekerjaan c. Peluang waktu 1) Dalam satu hari berapa jam bapak/ibu menemani anak?
tertentu) 2) Apa saja yang ibu/bapak lakukan saat bersama anak?

4 Dukungan informasi a. Mencari tahu 1) Hal apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk mencari tahu
(Berupa dukungan yang informasi yg informasi yang dibutuhkan anak?
mencakup pemberian dibutuhkan 2) Apakah anak anda pernah menanyakan atau meminta
saran, nasehat, petunjuk b. Memberikan penjelasan terkait hal-hal yang tidak di ketahuinya?
atau umpan balik tentang informasi yang 3) Penjelasan seperti apa yang anda berikan kepada anak terkait
bagaimana cara dibutuhkan hal-hal yang ditanyakannya?
memecahkan masalah)
144

LAMPIRAN 8. VERBATIM WA WANCARA

WAWANCARA 1

IDENTITAS : 1. JT, Laki-laki 53 tahun

2. YH, Perempuan 51 tahun

WAKTU : Jum’at, 21 Februari 2020, 08.37 – 09.30 (53 menit)

LOKASI : Kantor JT

Baris Uraian Tema


Peneliti 1 Sebelumnya ulun terimakasih banyak buhan pian sudah Pembukaan
2 mau meluangkan waktu gasan ulun wawancara JT & YH: B1-B10
JT 3 Wa’alaikumussalam, iya kadapapa
Peneliti 4 Uln dapat informasi tentang S dari guru di sekolahnya
JT 5 Iya iya
Peneliti 6 Jadi minta kontak pian jua dari gurunya ibu Ayu
JT 7 Oh iya iya
Peneliti 8 Ini ulun mau minta ijin dulu wawancaranya di rekam
9 kadapapa lah?
JT 10 Iya kadapapa ding, mahasiwa mana?
Peneliti 11 Ulun mahasiswa UIN antasari, jurusan psikologi islam Perkenalan
JT 12 Oh, semester berapa dah aya? JT & YH: B11-B38
Peneliti 13 Ulun mahasiswa akhir jadi nyusun skripsi. Nah
14 kebetulan penelitian ulun itu tentang dukungan sosial
15 orang tua terhadap proses anak autis terhadap
16 penyesuaian dirinya di sekolah. Jadi kemarin itu ulun
17 sudah studi pendahuluan ke sekolah. Nah di sekolah
18 katanya Ibu Ayu ada 2 orang anak autis. S sama H ya
19 satunya. Nah disini kalau mau wawancara minta ijin
20 dulu ke orang tuanya, tadi malam ulun sudah inikan
21 dan diijinkan. Nah alhamdulillah hari ini ulun bisa
22 wawancara. Nah sebelumnya ulun minta ini… ini
23 persetujuan penelitian. Berdua ya… soalnya kan orang
24 tua. Ayah dan Ibu.
YH 25 Itu pang si H sudah?
Peneliti 26 Belum…
YH 27 Itu kelas 5 kalo ya?
Peneliti 28 Inggih kelas 5. Belum ngabari. Jadi ulun mencoba
29 menghubungi tapi belum dibalas.
YH 30 Ooo… mmm… statusnya apa?
Peneliti 31 Ibu rumah tangga aja.
YH 32 IRT ya… Hari ini tanggal 21 ya?
145

Peneliti 33 Inggih 21.


JT 34 RT 13?
YH 35 RT 13.
Peneliti 36 Sebelumnya ulun mau konfirmasi dulu, nama anak pian
37 MSANS. Tanggal lahirnya Banjarmasin 4 Januari
38 2007.
YH 39 Iya.
Peneliti 40 Ini ulun langsung aja betakun lah. Sejak kapan kira
41 kira pian mengetahui kalau S itu berkebutuhan khusus
42 atau autis?
YH 43 Mulanya itu umur 1 tahun itu sudah bisa bepender inya, Kondisi
44 mbah itu semakin lama itu semakin hilang. Jadi berarti perkembangan
45 pas 2 tahun itu kami periksakan ke dokter Ruslan. anak JT & YH:
46 Sekalinya langsung divonis sidin lah autis umur 2 B43-B47
47 tahun.
Peneliti 48 Nah setelah itu apa yang pian lakukan ketika
49 mengetahui anak pian terkena autis?
YH 50 Pertama itu kada bisa apa-apa lagi kaya syok. 2 Reaksi ketika
51 mingguan lah. Kayak… model… kayak… belum mengetahui anak
52 menerima lah masih. Habis itu akhirnya berkurang autisme
53 berkurang. Akhirnya apa yang handak kami lakukan JT & YH: B50-B53
54 selanjutnya. Disitu betakun-takun lah
JT 55 Sambil searching-searching jua
YH 56 Mbah tu ada terapis kemenakan kami… terapis di Gatot Dukungan
57 di Harapan Bunda. Nah itu kami kiau ke rumah. instrumental
Peneliti 58 Berarti terapinya dari umur 2 tahun? JT & YH: B56-B57
YH 59 Iya. Habis itu langsung kami sekolahkan. Ya sekolah Dukungan
60 duduk aja di PAUD. Di Zafri Jam Jam, rumah kami kan instrumental
61 di Zafri Jam Jam. JT & YH: B59
JT 62 Kebetulan kami ada kawan, anaknya autis juga. Artinya
63 apa yang dia lakukan kepada anaknya kan kita belajar
64 ya. Bagaimana sih anaknya? Oh kondisinya begini
65 begini. Oh ternyata tuh nggak papa ngga berat. Tapi
66 cenderung dia kalau banyak ini dia disosialisasikan aja.
67 Jadi ya akhirnya kita waktu itu kita ambil jalan, kita Dukungan
68 kasih ke PAUD biar berbaur sama orang kan. Ya instrumental
69 akhirnya kita sekolahkan. JT & YH: B67-B69
YH 70 Cuma pengawasannya ekstra penuh. Dukungan
JT 71 Iya pengawasan penuh. Jadi itu lah, artinya kita dapat emosional
72 bertanya temen kemarin itu kan. Kalau itu kita waktu JT & YH: B70-B71
73 mendapat berita pertama, wah, syok. Apa nih? Kenapa? Reaksi ketika
74 Gitu kan. mengetahui anak
146

YH 75 Blank. autisme
JT 76 Blank juga. Autis artinya kan dulu kan belum anu kan, JT & YH: B73,
77 belum sefamiliar sekarang. Dulu tuh kayak penyakit B75, B79-B80
78 autis itu kayak gimana…
YH 79 Aib lah…
JT 80 Aib. Kutukan. Oh ternyata hanya dari hasil searching,
81 Tanya-tanya itu kesimpulannya artinya nggak papa nih, Muncul insight
82 masih bisa ditangani. Tapi syaratnya, satu, ya kita orang JT & YH: B81-B85
83 tuanya harus terima dulu gitu. Terima dulu bahwa
84 kondisi anak kita memang seperti itu. Dari sana baru
85 kita bisa melangkah ke depan. Nah akhirnya Langkah Dukungan
86 pertama ya itu, kita sekolahkan PAUD. Terapi kita instrumental
87 jalankan ya. JT & YH: B85-B88
YH 88 Terapi di rumah.
JT 89 Tapi karena terapi di rumah nggak efektif ya akhirnya
90 kita tanya tanya. Ada lagi di SMK ya?
YH 91 SMK 2 di Kayu Tangi. Ada itu terapi.
JT 92 Terapi anak autis ya. Nah disitu kita mulai tuh mulai
93 umur 3 tahun ya?
YH 94 3 tahun.
JT 95 3 tahun itu ke terapis… Dukungan
YH 96 Sekolah PAUD tapi pindah sekolahnya. instrumental
JT 97 Abis itu dimasukkan ke TK… eh… JT & YH: B95-
YH 98 TK dulu pagi. Jadi masih satu lingkungan TK Inklusi. B100
JT 99 Sama kami juga ada tradisional pijit.
YH 100 Pijit saraf.
Peneliti 101 Oh pijet saraf. Itu pian itu sendiri atau?
JT 102 Enggak. Pijet saraf itu kami kayak nanya nanya orang
103 kan.
YH 104 Ke Banjar Baru.
JT 105 Ke Banjar Baru, muter muter kita. Kemana aja. Dukungan
106 Pokoknya ada orang urut, bisa. Itu lah… instrumental
YH 107 Ikhtiar hehe… JT & YH: B105-
JT 108 Akhirnya 2011 itu kami dapet tukang urut dimana itu 107
109 Pak siapa… mmm…
YH 110 Pak siapa ya? Lulusan IAIN Jogja.
JT 111 Katanya ngajar di IAIN juga tuh.
YH 112 Pensiun.
JT 113 Sekarang dia rumahnya, ngurutnya, di Mahligai. Itu
114 banyak pelanggannya.
Peneliti 115 Itu khusus pijat saraf?
JT 116 He eh. Sampai umur 6 tahun baru bisa ngomong. Tapi
147

117 itu terapis pijit juga ya kan. Sekolah juga, terapi wicara
118 juga. Semua.
Peneliti 119 Semua dijalanin ya.
JT 120 Iya semua dijalanin. Jadi senin rabu jum’at tu aku Dukungan
121 terapi… instrumental
YH 122 Senin rabu jumat sabtu tu pijit saraf. JT & YH: B120-
JT 123 Kalau sekolahnya, dia tiap hari. Pagi. Sampai siang. 124
124 Sorenya itu...
YH 125 Jadi kehidupan kami tu itu itu aja … tapi kakak
126 kakaknya sudah ini. Sudah besar lah
JT 127 Kalau beda dengan kakaknya 11 tahun, yang nomer dua
128 7 tahun. Jadi kami bisa fokus sama anak ini.
Peneliti 129 Oh berarti anak pian ini ada 3. Si S ini paling bungsu.
YH 130 Iya, lakian. Yang 2 binian.
Peneliti 131 Sebelumnya S itu cuman permasalahannya itu ada di Permasalah yang
132 bicara kah? terjadi pada anak
YH 133 Iya bicara sama hiperaktif. JT & YH: B131-
JT 134 Eh dia itu sebenarnya udah bisa ngomong. “Bapak, Ibu” B143
YH 135 Sudah bisa tanya Tanya waktu 1 tahun.
JT 136 Habis itu kesini sini kok hilang. Abis itu hiperaktifnya
137 muncul. Wuah kalo di rumah tuh…
YH 138 Lemari dinaikin, sampai ke atap rumah.
JT 139 Ini nih bisa dinaikin.
YH 140 Atap rumah. Dari jendela naik ke atap.
JT 141 Pokoknya kalau di rumah bisa ke atas lemari, dia. Nah
142 hiperaktifnya itu kan. Nah karena hiperaktif, kita tanya
143 tanya juga.
YH 144 Ada diet. Dukungan
JT 145 Diet makan, diet apa. Pokoknya berbagai informasi dah instrumental
146 kita kumpulkan. JT & YH: B144-
YH 147 Susu di stop. Susu sapi B155
JT 148 Susu nggak boleh, apa nggak boleh. Dulu orangnya
149 gemuk tuh. Begitu nggak minum susu lagi, dia kurus.
150 Nah begitu kita stop itu, hiperaktifnya mulai kurang.
151 Kurang ya?
152 Iya. Itu makanan berpengawet, cokelat, kita stop.
153 Pokoknya makannya yang sesuai aja.
Peneliti 154 Berarti diet diet yang manis dikurangin ya?
JT 155 Iya. Diet tepung ya.
Peneliti 156 Waktu di sekolah… dia kan sudah dari PAUD ya? Ke
157 SD juga…
YH 158 PAUD, TK, SD.
148

Peneliti 159 Kayak apa gitu dia menyesuaikan diri disekolahnya?


YH 160 Kan ada guru pendamping. Dari PAUD itu pakai Dukungan
161 pendamping. instrumental
JT 162 Pokoknya pendamping itu pendamping kami semua JT & YH: B160-
163 terus. B161
YH 164 Dari awal sampai kelas 4 SD pakai kami pakai Dukungan
165 pendamping terus. instrumental
Peneliti 166 Itu pendampingnya selalu itu atau ganti ganti? JT & YH: B164-
JT 167 Waktu di TK kan tergantung gurunya kan. Beda kelas B165
168 kan beda…
YH 169 Intinya pendamping itu sekaligus terapis. Jadi ada Dukungan
170 ilmunya. instrumental
JT 171 Kalau yang di SD, dari kelas 1-4, 1 aja pendampingnya. JT & YH: B169-
YH 172 Untuk terapis kami di rumah, kami buka juga ya. 170
Peneliti 173 Oh di rumah ada? Dukungan
JT 174 Ada. Jadi kan pengalaman Satrio ini kan sampai lulus instrumental
175 SD… JT & YH: B172
YH 176 Lulus TK.
JT 177 Eh iya ampe TK. Pakai terapis, trus diusulkan kan Pak
178 buka aja tempat terapi sendiri. Kebetulan ada yang mau
179 ini juga kan. Kan mahal… satu jamnya ada berapa coba
180 ya kalo di tempat-tempat terapis tu
YH 181 100 ribu lebih lah 1 jamnya.
JT 182 Mahal. Nah akhirnya pengalaman anak saya ini mikir
183 kalau kita ada kemampuan sih masih bisa ya. Lah kalau
184 orang nggak punya kemampuan? Akhirnya kita bikin Dukungan
185 ya, kamar aja kita sekat 2 orang. Tapi kita orientasinya instrumental
186 bukan profit, tapi tetep ada ya untuk kesana. Akhirnya JT & YH: B184-
187 rumah kami itu kita punya 7 atau 8 ya. B190
188 8 terapis.
YH 189 Eh iya 8 terapis. Muridnya hampir 25 itu di rumah itu.
JT 190 Ada 30 sekarang. Tapi ya ada yang keluar, ada yang
191 masuk.
YH 192 Nah pokoknya anak anak berkebutuhan khusus lah. Ada
193 gangguan bicara, tuna rungu, down syndrome.
JT 194 Pokoknya itu. Nah disitu kita uang pendaftaran nggak
195 kita ambil, uang pangkal enggak. Pokoknya uang untuk
196 SPP aja. Pokoknya untuk terapisnya itu aja. Buat bayar
197 terapis aja sama operasional. Kalau memang ada yang
198 tidak mampu, kita kurangin. Kalau yang bener bener
199 nggak mampu ya kita bebasin.
Peneliti 200 Berarti terapisnya juga macem macem berarti Pak?
149

JT 201 Iya. Tergantung.


YH 202 Kan di assessment dulu.
JT 203 Iya hambatannya apa. Kalau hiperaktif, gimana. Nggak
204 hiperaktif, gimana.
YH 205 Ada terapi wicara, perilaku.
Peneliti 206 Sebelumnya basic buhan pian ada untuk terapis gitu
207 kah?
JT 208 Kalau aku nggak punya.
YH 209 Dia accounting, aku pertanian.
JT 210 Tapi kami belajar dari pengalaman hidup, pengalaman
211 anak. Tapi yang nerapis yang penting ilmu terapisnya
212 kan? Kalau saya lebih ke manajerialnya,
213 memfasilitasinya. Itu aja.
YH 214 Hikmahnya itu.
JT 215 Iya itu. Sekarang kan udah bisa ngerasain. Ya tadi
216 kan… ya tapi memang dari sosialnya masih kurang.
217 Masalahnya waktu sampai kelas 4, bagus tuh
218 akademiknya. Tapi sosialnya enggak. Karena dia
219 ketergantungan dengan pendampingnya.
220 Pendampingnya keluar karena kawin ya, kita lepas.
YH 221 Akademiknya jeblok tapi sosialnya tinggi.
Peneliti 222 Dapet informasi juga katanya Satrio suka komputer ya? Hal yang disukai
JT 223 Iya bener. anak
Peneliti 224 Terus pernah nilai 100 juga padahal “kok bisa?” JT & YH: B222-
225 ternyata dia searching di Google. B233
YH 226 Iya IPS sama Bahasa Inggris dia suka.
JT 227 Sekarang karna ada temennya orang Jawa, dia suka
228 Bahasa Jawa. “Ayok makan…” “Ora makan”. Padahal
229 dia nggak diajarin.
YH 230 Temennya orang Jawa. Ngerti Bahasa Jawa.
JT 231 Pengaruh lingkungan.
YH 232 Dia sambil cari translate di Google juga “dia ada
233 ngeWA, aku pengen mulih” hehehe…
Peneliti 234 Untuk si S sendiri pernah nggak mengeluh tentang
235 kondisi fisiknya?
YH 236 Nggak sih. Cuek beneran.
Peneliti 237 Cuek ya? Terus dia menyadari nggak kalau dia itu
238 sebenernya anak berkebutuhan khusus?
JT 239 Dia pasti kalau anu pasti… yang pasti kalau makan. Dia
240 tahu oh kalau makan ini nggak boleh. Cokelat, nggak
241 boleh. Mau beli anu, nggak boleh.
YH 242 Pernah ngelanggar lah waktu dia belajar mingkut duit,
150

243 belanja di al-jihad mart itu kan, sekalinya nukar wadai-


244 wadai yang ada bahan terigu, pengawet, biasanya tu Dukungan
245 diberi tapi kada banyak. Ada ini sebungkus sehari jar informasi
246 wali kelasnya, kada bebarian. Mbah itu dikelas lah kaya JT & YH: B243-
247 kada fokus lagi, habis itu diberi penjelasan, kada mau B248
248 lagi inya nukar sampai sekarang. Mungkin perasaannya
249 kada nyaman jua lah habis makan itu.
JT 250 Tapi secara verbal, non verbal nggak, tapi dia tahu ada
251 batasan batasan yang dia nggak boleh gitu.
YH 252 Cokelat-cokelat. Orang ulang tahun di kelas gitu dibagi
253 wadai cokelat, inya kada mau makan. Yang soda, coca-
254 cola.
JT 255 Dia tau mana yang boleh mana yang enggak. Karena
256 dia merasa ya.
YH 257 Kalau minum paling teh ya. Es teh, teh panas.
258 Nyebrang ke warung. Nyari teh. Sadar sorang inya kada
259 diawasi lagi.
Peneliti 260 S itu kalau dia mengekspresikan emosinya tu kaya apa?
261 misalnya dia lagi sedih atau lagi gimana…
YH 262 Kalau dulu lagi halus itu menjambak lah. Kalau
263 sekarang, “ih mamah emosi”
264 Ya dia belajar… sedih… ya mukanya sedih. Misalnya Dukungan
JT 265 kalau kita tegur, mukanya langsung sedih, air matanya emosional
266 ada. Dia mendam. Puncaknya dia mukul, “mama JT & YH: B265-
267 nakal”. Tapi kalau udah meledak, kita sayangi. B269
268 Kita minta maaf.
YH 269 Maaf, nggak sengaja, gitu.
JT 270 Jadi nada suara kita itu kita turunkan.
YH 271 Ada yang kawannya memarahi, kawannya gin kada Dukungan
272 marah lawan inya tapi nada tinggi. Inya sarik jua, sarik informasi
273 lawan yang memarahi pakai nada tinggi tu. Jadi JT & YH: B271-
274 dipadahi ay kawanannya inya kada bisa kalo nada suara B275
275 tinggi.
JT 276 Perasaannya itu halus.
Peneliti 277 Kalau bekawan pang ada kecenderungankah inya
278 handak bekawan lawan siapa kayaitu? Atau sama
279 semuanya?
JT 280 Kayaknya baru ini aja pas kadeda pendamping ni, mau Sosialisai anak di
281 berkawan. Sebelumnya sama pendamping. lingkungan sekolah
YH 282 Kawannya ya itu itu pang yang mengawani inya tuh. JT & YH: B280-
283 Artinya kawannya itu belum mengerti. Paling ya ini B290
284 anak bawang. Paling ya ada kawannya yang lari larian,
151

285 itu aja kawannya yang cocok.


JT 286 Selebihnya ya dia sendiri.
YH 287 Kan dari segi mental itu dari segi umur separo. Artinya
288 kalau umurnya 12, dia masih kayak anak 6,7,8 tahun.
JT 289 Jadi ya belum nyambung.
YH 290 Jadi mainnya ya lari, keliling.
JT 291 Ya kayak orang 2 tahun bisa ngomong, dia 6 tahun baru
292 bisa ngomong. Kan jauh tapi ya sudah mulai mendekati.
293 Kalau dari ngomong aja udah ketinggalan duluan. Tapi
294 umur 6 tahun dia udah bisa nulis, baca.
YH 295 Masuk SD sudah siap dia.
Peneliti 296 Sudah bisa membaca menulis?
JT 297 Baca tulis sudah bisa.
YH 298 4 tahun dia sudah mulai bisa animasi itu kan. setiap hari Dukungan
299 mainnya laptop. Dari exel aja lah bisa inya meolah instrumental
300 bergerak bergerak kaya itu padahal nggak diajarin. JT & YH: B298-
301 Otodidak. B299
Peneliti 302 Berarti cuman bicaranya aja belum bisa tapi membaca,
303 menulis waktu umur…
JT 304 6 tahun ya? Masuk SD itu sudah bisa. Eh 7 tahun
305 masuk SD. 6 tahun bisa bicara. 7 tahun masuk SD kan
306 setahun berproses. 6 tahun belum siap sekolah. Begitu 7
307 tahun, masuk SD, sudah bisa nulis, sudah bisa baca.
Peneliti 308 TK nya itu berarti yang di?
JT 309 SMK itu.
YH 310 Inklusi.
JT 311 SMPS ya?
YH 312 Ada yang SMK 4 ada yang SMK 2. Itu kan 1
313 lingkungan. Masih inklusi.
Peneliti 314 Untuk di sekolah atau di rumah, pernah nggak S
315 melanggar aturan atau gimana?
YH 316 Pernah aja lah.
JT 317 Ya kayak orang lain juga, kalau melanggar aturan. Tapi Dukungan
318 karena kita tetep ini nggak boleh, itu nggak boleh, dia informasi
319 mau keluar gitu, kita bilang ga boleh, trus pas aku mau JT & YH: B317-
320 keluar buang sampah dia marah besar. Nggak boleh. B330
321 Dimarahinnya kita, nangis dia.
YH 322 Bisa jua kaya tanda-tanda lalu lintas gitu dilanggar
323 abahnya, oh ngamuk dia di mobil. Jadi ya emang halus.
JT 324 Jadi kita harus konsisten lah. Apa yang kita nggak
325 boleh, kita ya jangan ngelanggar.
YH 326 Padahal sampah haluus gitu kan mau dibuang kelur
152

327 mobil, marah dia. Nggak boleh tu pang pokoknya.


JT 328 Padahal kecil aja sampahnya, kaya plastik tutup botol
329 gitu gitu. Nggak boleh pokonya buang sampah
330 sembarangan.
YH 331 Itu yang belok…
JT 332 Belok kiri misalnya. Ada yang belok kanan. Kan biru
333 itu kan belok kanan. Tapi karena macet, belok kiri.
334 Marah juga dia.
Peneliti 335 Tau ya dia?
JT 336 Iya. Minta ulangin, dia. Minta balik lagi, lewat jalan Dukungan
337 yang bener. Kalau nggak, dia nangis terus itu. instrumental
Peneliti 338 Jadi dia nangis kalau pian yang melanggar… JT & YH: B336-
JT 339 Iya jadi kita balik lagi. Kita lewatin dulu, lewat jalan B340
340 yang bener.
YH 341 Itu uniknya.
JT 342 Unik pokoknya.
Peneliti 343 Kalau yang kayak shalat, puasa?
JT 344 Kalau puasa full. Kalau shalat dia agak mulai ini
345 sekarang…
346 Dulu kan kalau pas jamnya shalat, langsung shalat. Nah Dukungan
347 makin gede ini dia makin bandel. “ayok shalat subuh”, emosional
348 “ah sendiri aja”. Dulu kan jamaah kan pahalanya 27 JT & YH: B346-
349 kali kan. Ya sekarang sendiri. Shalatnya ya cuma cek B353
350 cek cek, cepet banget. Ya udahlah aku pikir nggak
351 masalah, nanti yang penting dia tahu oh ini waktunya
352 shalat, dia harus shalat. Masalah bener atau salah, ya
353 saya masih toleran.
Peneliti 354 Tapi untuk melakukan shalat, melakukan aja?
YH 355 Iya. Kayak mengaji sehabis maghrib, tapi di hape
356 mengajinya.
JT 357 Tapi kualitas anunya belum. Tapi yang penting
358 pemenuhan kewajibannya sudah.
Peneliti 359 Puasanya itu full dari kapan?
JT 360 Kelas 4.
Peneliti 361 Oh kelas 4 sudah full.
YH 362 Kada mau disuruh buka. Tahan. Tapi memang bagus ya
363 untuk detox.
JT 364 Aku tuh punya temen ini katanya puasa tuh bagus buat Dukungan
365 detox, anak autis itu puasa. Kan kalau autis itu kan informasi
366 kecenderungan permasalahan dari pencernaan. JT & YH: B364-
YH 367 Usus. B372
JT 368 Pencernaannya nggak bagus. Kalau kita ngefeknya kan
153

369 makan, dicerna dulu. Kalau dia makan kayak misalnya


370 gula atau apa, itu kotor, nggak ada saringannya. Jadi dia
371 langsung hiperaktif. Tapi dengan adanya puasa itu bisa
372 bagus buat detox katanya.
Peneliti 373 Kalau berinteraksi lawan pian atau kakaknya?
JT 374 Kalau di lingkungan internal itu bagus. Tapi kalau Interaksi anak
375 orang luar, belum. JT & YH: B374-
YH 376 Kalau sama keluarga dekat, bisa. Tapi orang yang lebih B379
377 mengerti inya.
JT 378 Jadi kita yang ini “eh Satrio gimana?”, baru dia ini.
379 Bukan dari dianya.
Peneliti 380 Ngomong 2 arah itu bisa?
YH 381 Bisa aja. Cuma bercerita yang panjang lebar itu belum.
JT 382 Jadi kebanyakan masih kalau dia pengen, baru, gitu
383 kan.
YH 384 Tapi mulai ada permintaan sekarang. Biasanya kan
385 enggak.
JT 386 Iya dulu kan nggak pernah minta apa apa, sekarang
387 sudah bisa minta sekarang mau makan apa.
YH 388 Mau STMJ.
JT 389 Iya mau STMJ. Kalau dulu nggak pernah. Apa yang dia Dukungan
390 makan, apa yang kita kasih. Nah itu. Sekarang udah instrumental
391 yang, mau makan apa, ayok. Mau ditempat yang nggak JT & YH: B391-
392 ada nyamuknya. Nanti makan yang di tempat yang B396
393 pakai AC, di rumah makan.
YH 394 Biasanya di warung…
JT 395 Mau makan di tempat yang nggak ada nyamuknya.
YH 396 Artinya yang tertutup.
JT 397 Ada permintaan, dia, udah. Perkembangannya itu ada
398 tapi gradual. Nggak langsung. Perlahan.
Peneliti 399 Tapi ada?
JT 400 Iya.
Peneliti 401 Kalau di sekolah biasanya ada kesulitan apa gitu dia
402 pernah cerita?
JT 403 Kesulitan mungkin dulu ya… Kesulitan anak
YH 404 Dulu aku kan biasanya nelfon yang pendampingnya. disekolah
405 Tapi kalau pendamping itu kalau misalnya apa JT & YH: B403-
406 matematik kada bisa, langsung pada saat itu jua B414
407 langsung dikejar. Karena kan kelemahannya emang di
408 matematik.
JT 409 Tapi hafalannya kuat.
Peneliti 410 Iya di sekolah itu menghafal ya?
154

YH 411 Iya. IPS itu kan bagus, tinggi nilainya.


JT 412 Masalahnya kalau matematika itu masih 5 tambah 5,
413 masih pakai tangan. kita suruh ngapalin, nggak mau dia
414 kalo matematika.
YH 415 Tapi semalem bisa perkalian. Habis ku pancing kalau
416 mau masuk SMP harus bisa ini, eh pas ditanyain
417 langsung bisa.
JT 418 Kayaknya harus ada syarat. Motivasi. Misalnya kalau Dukungan
419 mau jalan, dia nggak mau. Nanti kita inikan, kita kasih penghargaan
420 reward. Terus mau dianya. Kalau nggak ada reward yah JT & YH: B418-
421 udah aja nggak dipedulikan dia kalau nggak ada B422
422 rewardnya. Kayak semalem ditanyain mau masuk SMP
423 nggak? “nggak mau, mau home schooling”
YH 424 Home schooling katanya.
Peneliti 425 Oh berarti tahu sendiri home schooling?
YH 426 He eh. Mungkin dia browsing ya. Yang sekolahnya
427 cuman 2 jam aja. Kalau disini kan sekolahnya sampai
428 jam 5. Capek dia.
Peneliti 429 Berarti ada perubahan penyesuaian diri dia di sekolah
430 dari dulu sampai sekarang?
431 Keliatan lah. Dulu dia ngerjain nggak bisa, nangis.
YH 432 Kalau ulangan itu nangis.
JT 433 Misalnya ada 10 soal, dia 1 nggak bisa, nangis.
YH 434 Jadi disitu aja, satu soal itu ditangisinnya. Soal lain
435 kada digawinya lagi.
JT 436 Tapi kita ajarin, kalau nggak bisa dilewatin aja. Nah Dukungan
437 sekarang karna banyak yang nggak bisa, banyak yang informasi
438 dilewatinnya. Sekarang kita malah yang nanyain, bisa JT & YH: B436-
439 apa enggak. B439
Peneliti 440 Berarti sudah mulai memahami ya?
JT 441 Ada pemahaman.
Peneliti 442 Kalau dia di lingkungan rumah, tetangga atau teman-
443 teman dilingkungan rumah?
JT 444 Kalau tetangga itu mah jarang ya, dari dulu memang
445 jarang interaksi dengan sebelah rumah.
YH 446 Tapi kenal kenal aja. Soalnya seharian jua sekolah.
JT 447 Dulu juga pas kita di Zafri Jam jam memang jarang
448 berinteraksi karna memang sibuk masing-masing ya
YH 449 Emang sampai sore sekolahnya.
JT 450 Jadi interaksi dengan tetangga, enggak.
Peneliti 451 Berarti si S di rumah aja?
JT 452 Iya karena kita aja udah seharian. Di sekolah sudah
155

453 sampai jam 5.


Peneliti 454 Waktu TK kan nggak? Full ini ya?
YH 455 Kalau TK kan dia belum ngomong.
JT 456 Waktu TK dia malah bisa hilang. Kalau rumah nggak
457 dikunci, hilang dia.
YH 458 Jadi kan ada pager, waktu TK, dia bisa itu dia naik ke
459 atap lewat jendela.
JT 460 Jadi pager itu dobel. Pager kunci. Dukungan
YH 461 Pernah dulu itu kebuka, kan jalan raya pas di Jafri Jam- emosional
462 jam, pas lewat truk. Untung ada tetangga di sebelah itu JT & YH: B460
463 menangkap akan.
JT 464 Larinya itu wusshh cepet pokoknya. Waktu kecil. Kalau
465 pas sudah bisa shalat itu dia hilang hiperaktifnya. Sudah
466 nggak.
YH 467 Berkurang. Waktu yang SD mulai hilang. Eh waktu
468 pertama disini masih aktif. Kan lingkungan baru, masuk
469 SD. Jadi ke lantai 4 langsung, ke atas lihat lihat.
JT 470 Suka hal baru,
Peneliti 471 Terus waktu dia ngelihat hasil rapot gitu, dia ngelihat
472 hasilnya puas aja atau gimana?
JT 473 Nggak tahu kalau itu. Paling kami yang melihat.
YH 474 Dia nggak peduli.
JT 475 Nilai berapa nilai berapa, dia nggak peduli.
Peneliti 476 Cuma dulu waktu yang nggak bisa jawab itu nangis?
JT 477 Iya. Sekarang udah nggak. “bisa nggak ulangan?” Dukungan
478 “bisa” “berapa nilainya?” “100”. Aku lihat, dapet 50 emosional
479 hehe. Tapi kalau yang lain bagus. Matematika aja. JT & YH: B477-
480 Kalau yang lainnya nggak. Ada yang dapat 0 B481
481 matematika. Ulangan.
YH 482 Itu kan biasanya ada standar nilai ya karna ABK Jadi
483 dianukan ke 60.
JT 484 Tapi kalau maple lain nilai murni bisa aja ya.
485 Matematika aja itu yang memang agak kurang.
YH 486 Kaya komputer bisa aja dia.
JT 487 Tapi kalau aku ajarin, bisa. Ini soalnya ini. Bisa dia Dukungan
488 ngerjain. Tapi kalau di sekolah, nggak tahu dia. informasi
489 Mungkin basicnya dia masalah tambahan perkalian JT & YH: B487-
490 masih manual tangan. Nah kalau di rumah kan kita B491
491 tungguin. Oh betul, betul, betul. Bisa sebenernya dia.
YH 492 Misalnya juga 9x8. Dia ngitungnya 9x9. Dia ngapal
493 kan. Terus dikurangin. Jadi proses tuh.
JT 494 Kalau ulangan kan waktunya mungkin nggak cukup ya.
156

495 Tapi secara pemahaman, dia bisa.


YH 496 Jadi bisa, cuman lambat kan akhirnya karena kada
497 dihafal. Tapi paham.
JT 498 Iya dia paham. Tapi basicnya perkalian yang dia nggak
499 punya gitu kan. Lambat. Tapi kalau ada 5 soal, aku Dukungan
500 tungguin, bisa. Kalau aku kan bisa metode informasi
501 matematikanya anak anakku aku bikin mudah, gini loh JT & YH: B499-
502 gini loh. Bisa. Tapi saya paham betul karena basicnya B506
503 yang tambah kalinya yang kurang bagus.
YH 504 Jadi kada kami tuntut jua, mengalir aja…
JT 505 Mengalir aja inya. Artinya nanti mana yang kita
506 explore, mana yang dia bisa.
YH 507 Makanya yang home schooling ada yang potensi dan
508 bakatnya itu diexplore.
Peneliti 509 Untuk ibu bapak sendiri kalau mengungkapkan rasa
510 sayang atau empati ke dia itu kayak gimana?
JT 511 Aku kan manggil dia kan jarang namanya. Pasti Dukungan
512 “sayang”. “sini sayang”. Ya memang kita sayangi emosional
513 begitu. Sampai sekarang. JT & YH: B511-
YH 514 Kalo mau guring tu diragapi. B515
JT 515 Masih sampe sekarang itu. Karna kan cuman tinggal 1
516 ini mainannya.
YH 517 Kakaknya di Jakarta, begawi sudah. Yang nomor 2 di
518 Mulawarman sini.
Peneliti 519 Jadi tinggal dia sendiri ya?
JT 520 Iya. Jadi ya kita sayang itu.
Peneliti 521 Kalau S itu pernah lah kaya bekisah-kisah kayaitu?
JT 522 Bisa aja, kalau pulang sekolah juga ditanya-tanyain Dukungan
523 biasanya. emosional
YH 524 Kan ading sepupunya kan kelas 3 juga disini. Sekali JT & YH: B522-
525 kali mendatangi, membawai belanjaan. Ading beli apa? B523
526 Es krim. Aku teh anget. Gitu.
Peneliti 527 Jadi kalau berkisah, direspon aja lah?
YH 528 Iya, tapi itu kan pas yang sepupunya juga berkisah
529 kan… oh berarti ada kemajuan. Biasanya kan lari lari
530 aja, kalo ini ada tujuan sudah. Kata ading sepupunya.
Peneliti 531 Itu yang berkisah ading sepupunya?
YH 532 Iya. Tadi jemput S jemput rafa ke kelas, belanja berdua.
Peneliti 533 Kalau si S sorang yang berkisah?
YH 534 Jarang pang. Tapi sekali kali bisa jua inya bekisah
535 kawannya. Kalo dulu tu inya kada hafal ngaran
536 kawannya waktu masih pakai pendamping. Sekarang
157

537 hafal nama nama kawannya itu. Jadi bisa menyebutkan


538 nama kawannya. Hafal. Ini siapa, ini siapa. Padahal
539 kawan sekelas dulu tu kada hafal inya wahini hafal dah
JT 540 Tapi dia memori lamanya itu bisa ingat kayaitu pas
541 kelas 4 itu ada kawannya pindah. Siapa tuh yang berdua
542 itu pindah, Habibi.
YH 543 Itu yang pas naik ke kelas 5. Itu sudah nggak ada
544 pendamping. Hanyar memperhatikan orang.
JT 545 Waktu itu pas nggak ada pendamping, kayak apa kami
546 bingung. Tapi kan sesuatu pasti ada yang ngatur.
547 Mungkin sekarang jadi sosialnya bagus. Akademiknya
548 emang turun tapi sosialnya mulai bagus.
YH 549 Tapi ada aja pang di damping sekarang untuk 3 pak
550 mata pelajaran yang gasan UN itu kan. Ibu Sapariah.
JT 551 Dulu kami tungguin itu seharian di sekolah. Sekarang Dukungan
552 bisa kami lepas sudah. Bisa tahu jalan kesini, ke emosional
553 kantorku. JT & YH: B551-
Peneliti 554 Oh tahu jalan kesini? B553
JT 555 Sudah. Ke masjid. Dulu ini yang ketakutan banget.
YH 556 Iya kalau hilang.
JT 557 Iya takut dulu, ditunggunya itu sampai kelas 5 masih Dukungan
558 ditungguin. Kelas 6 sudah bisa dilepas. emosional
Peneliti 559 Pas dilepas itu ada sempat nangis kah? JT & YH: B557-
JT 560 Kadeda, Saya nganter aja kan, ditanyain mau “dianter B558
561 ke kelas kah?” dia nggak mau “kada usah, bisa aja”
562 katanya, dia jalan sendiri tapi masih sambil diliatin
563 jalannya.
YH 564 Soalnya kelas 4 aku pernah lengah sedikit, inya kadeda
565 dikelas tu keluar kelas. Sekalinya berkubang di wadah
566 pewudhuan sekolahan, pas banyu pasang, jadi kolam
567 kalo, uma inya mandi, kada wani lagi aku meninggal
568 akan.
JT 569 Jadi ini dulu nungguin tiap hari.
Peneliti 570 S sendiri diberikan kebebasan ajalah kalo dia mau
571 melakukan hal hal apa gitu?
JT 572 Kebebasan ya? Mmm ya kita bebaskan. Prinsipnya asal
573 tidak membahayakan lah. Itu kan mau kita explore apa
574 dia tuh.
YH 575 Tapi aktifitas fisik tu inya kada tapi senang
JT 576 Bebaskan. Kita turuti. Kadang sabtu minggu kita jalan Dukungan
577 “ayok kita ke Mall”. “Nggak, capek. Capek sekolah.” penghargaan
578 Jadi laptop biasanya lah, hape. Itu aja mainannya. Kan JT & YH: B576-
158

579 full day di sekolah. Sampai Jumat. Sabtu Minggu bisa B577
580 jalan. Dukungan
Peneliti 581 Oke. Gimana pian kalau misalnya S itu melakukan hal instrumental
582 positif, pian kasih apa? JT & YH: B578
JT 583 Ya kasih ungkapan-ungkapan gitu lah “wih hebat”. Dukungan
YH 584 Dihargai lah. penghargaan
Peneliti 585 Fasilitas yang pian berikan ke Satrio apa aja? JT & YH: B583-
JT 586 IT doang itu lah. B584
YH 587 Laptop berapa butir itu udah dihancurnya. Dukungan
JT 588 Ya dipasangin speedy. Ya pokoknya yang keperluan instrumental
589 inya tu pang. JT & YH: B587-
YH 590 Pas mau pindah rumah, itu yang dipasang pertama B589
591 Speedy dulu. Kalau sudah siap, baru pindahan.
JT 592 Kebutuhannya dia kan memang disitu ya. Ya memang
593 dia mau browsing apa aja kita nggak bisa batasin. Dulu
594 pas pertama itu dia buka yang macem macem juga.
595 Tapi kita atur, kita centang blokirannya.
YH 596 Tapi dia bisa buka centangnya.
JT 597 Kita blokir, dia bisa buka. Ya percuma juga kan. Tapi
598 kan memang pemahaman.
YH 599 Tapi alhamdulillah kebanyakan dia buka berita berita.
600 Berita basi. Berita yang lawas-lawas
JT 601 Dulu kan ada buku yang sempet ditarik karena ada Dukungan
602 pornografi, wuh dulu dia explore. Kan biasanya berita informasi
603 kayak gitu linknya kemana mana kan. Itu nggak boleh JT & YH: B601-
604 itu. Diberikan pehaman lah. Sekarang lagi seneng lagu B604
605 lagu Indonesia Raya.
YH 606 Bahasa Jawa. Kadang berita itu Bahasa Jawa.
Peneliti 607 Berarti paham Bahasa Jawa dia?
YH 608 Iya bisa. Aku yang kada ngerti.
JT 609 Ya tadi karena ada temennya baru masuk orang Jawa.
610 Dari Jogja. Belajar dari situ. “ora pantes” jar lah. Kalo
611 marah dia bisa bilang “mama goblok” hehe
YH 612 Tahu arti goblok tuh.
JT 613 Tapi kadang dia juga yg bilang ga boleh “ora pantes”
614 jar. Tapi kadang-kadang ngeles dia. “mama go? Go?”
615 apa terus ke lain. Ngeles.
Peneliti 616 Berarti kalo keinginan tu dia ada aja gitu lah, mau ini
617 mau itu?
JT 618 Iya, ada aja.
Peneliti 619 Pernah minta bantuan nggak terkait di sekolahan?
YH 620 PR lah. Kalau ada PR. Dukungan
159

Peneliti 621 Terus pian bantuin dia yang ngerjakan? instrumental


JT 622 Iya. Dibantuin tapi kalau kita yang ngerjakan, dia nggak JT & YH: B620-
623 mau. “S bisa”, katanya gitu. Cuma kita lihatin. Dia B625
624 pantang kalo mau dibantuin gitu. Ya dia bisa kadang
625 tapi salah.
YH 626 Gengsi lah.
JT 627 Tapi dia durasi 1 jam an lah, kalo lebih mauk dah tu.
Peneliti 628 Itu dalam 1 hari itu ada aja mengawani S lah?
YH 629 Dimana? Di sekolah?
Peneliti 630 Buhan pian mengawani aja lah?
JT 631 Kan begitu pulang sekolah jemput dia langsung sama Dukungan
632 mamanya. instrumental
YH 633 Makan siang dia catering tapi tetap dilihati jua. JT & YH: B631-
634 Sekarang kada mau lagi dilihati. Jadi sore aja diambili. B641
635 Soalnya pas aku datang itu minta potong akan iwaknya.
636 Padahal kalau aku kadeda inya makan sendiri. Kalau
637 dulu kada bisa kawannya yang disuruh motongkan. Jadi
638 kawannya ngerti. Bergantian. Atau wali kelas. Sekarang
639 bisa sudah. Tapi kalau aku datang, “mama potongin”.
640 Jadi siang aku dateng, aku diluar. Kada ku liati, makan
641 sorang ai inya.
JT 642 Mandi, apa, mandiri.
Peneliti 643 Pakai baju sendiri?
YH 644 Iya. Biar kada rapi. Tapi pakai sorang sekarang.
JT 645 Artinya untuk harian, kita udah nggak ngurusin. Cuma
646 kalau mandi lawas inya mainan banyu dulu.
YH 647 Banyu tu kena habis sebak diisi.
Peneliti 648 Berarti dalam sehari tu buhan pian ada aja pian
649 mengawani S?
YH 650 Setiap saat. Kalau abahnya pas bulik begawi. Kalau aku
651 pas inya disini, inya di rumah.
Peneliti 652 Sabtu minggu itu jalan?
YH 653 Iya, dibawa bejalanan ke tempat eyangnya kah.
JT 654 Aku dulu tu ibaratnya menebalkan muka. Orang kan Dukungan
655 biasanya ada yang anaknya autis kan malu. emosional
YH 656 Disembunyikan. JT & YH: B654-
JT 657 Kalau aku nggak. Aku kubawa bawa ke Duta Mall B659
658 mandi bola. Ya tapi aku berbicara sama orang di
659 sebelahnya “mohon maaf lah anak ulun hiperaktif”.
YH 660 Kan kadang ada yang sarik kan.
JT 661 Marah kalo kena anak-anak orang, tapi aku yang
662 ngomong duluan
160

YH 663 Kan kadang mainan ada yang dari bawah keatas, inya
664 kada dari atas ke bawah jadi kadang kena anak orang.
JT 665 Jadi aku lah yang mohon maaf dulu, Tapi tetep kita Dukungan
666 awasi. Aku menebalkan muka. Tapi kupaksa dia emosional
667 berinteraksi dangan lingkungan. Artinya dia terbiasa. JT & YH: B665-
YH 668 Kan orang tuanya yang diterapi harusnya, ya kan? B667
JT 669 Iya, kuncinya kalau kita punya anak berkebutuhan
670 khusus, orang tuanya harusnya diterapis. Orang tuanya
671 mau menerima kondisi anaknya seperti apa, baru bisa
672 maju. Tapi kalau sepanjang inya kada mau menerima,
673 “oh kada papa belum ngomong, mungkin telambat
674 ngomong aja nanti bisa aja ngomong, lambat tu
675 jadinnya.” Kebanyakan melihat anak yang diterapis itu
676 lambat, ya karena orang tuanya lambat menerima. Jadi
677 memang dari dini sudah harus.
Peneliti 678 S pernahkah betakun apa gitu sesuatu apa yang kada
679 diketahui?
JT 680 Tanya terus hehehe. Tapi dia kan searching apa.
681 Kadang pengetahuannya lebih dari kita. Kadang dia
682 tanya itu untuk mengetes kita malahan.
YH 683 Kayak tadi acara hypnoterapi di al-jihad, Oh dikira
684 imunisasi hehee mun imunisasi inya bisa kada mau,
685 takutan inya.
Peneliti 686 Berarti diberi penjelasan aja kalau dia nanya nanya
687 itu?
JT 688 Iya, diberi penjelasan nanti dia ngerti kalau kada jelas, Dukungan
689 lihati digoogle jar kita. informasi
YH 690 Soalnya inya tuh dari situ kena betakun pulang. JT & YH: B688-
JT 691 Iya pendalamannya tu kalau sesuatu itu sudah A di B690
692 dalaminya lagi.
YH 693 Kayak di sekolah itu ada pelajaran yang kabupaten ini,
694 kabupaten ini. Jadi sekarang dia ngafalinnya kabupaten
695 ini ulang tahunnya yang keberapa. Sampai dia hafal
696 banget. Sampai kakaknya ditakuni. “kakak kota
697 Banjarmasin berapa usianya”. Bingung kakaknya, inya
698 hafal yang kaya itu tu.
JT 699 Pas 4 Januari itu saripah diresmikan. Itu sama kayak
700 ulang tahun S. Dia “umur? Umur?” ditanya kita. 2010
701 oh berarti 3 tahun umur Satrio, kan dia 2007. Jadi dia
702 mengait ngaitkan. Kayak di gerbang itu ada 17-8-45.
703 Oh dikurangi 2017. Oh 73. Dia ngitung, belajar
704 matematikan begitu. Dia sampai ngeliat gitu. keingin
161

705 tahuannya besar.


Peneliti 706 Dijelaskan mungkin dengan bahasa-bahasa yang lebih
707 mudah dimengerti ya?
JT 708 Ya pokoknya pakai bahasa yang sederhana aja. Bisa dia
709 terima.
Peneliti 710 Berarti sampai sekarang terapinya di rumah itu?
JT 711 Nggak terapi lagi. Paling kalo pas libur handak ulangan Dukungan
712 baru di masukkan lagi terapi untuk belajar aja juga. instrumental
713 Kalau ada terapis yang kosong. Kalau terapinya sudah JT & YH: B711-
714 enggak terapi lagi. B713
Peneliti 715 Sampai kapan?
JT 716 Mulai kelas 5 ya tapi untuk belajar aja terapinya bukan
717 terapi-terapi yang gimana-gimana
Peneliti 718 Tapi untuk kayak terapi dari umur berapa sudah
719 berhenti?
YH 720 Waktu kelas 1 SD kan masih, tapi sekolahnya disini
721 sampai siang. Jadi terapisnya disuruh kerumah. Itulah
722 awal mula kita buka terapi itu dari pada gasan S
723 sorangan kan.
Peneliti 724 Jadi sudah di rumahpun saat ini dia masih terapi?
JT 725 Enggak. Dia enggak. Soalnya sudah seharian disini.
726 Sudah dari kelas 3 nggak terapi lagi. Tapi urutnya
727 masih.
Peneliti 728 Oh pijetnya masih?
JT 729 Pijit saraf masih seminggu sekali lah. Tapi kita abis Dukugan
730 berapa bulan nggak urut ya. Kan antri ya, dia nggak instrumental
731 mau. Capek. Antri. Kayak kita kalau capek, diurut kan JT & YH: B729
732 sekarang ada refleksi. Capek, refleksi.
Peneliti 733 Berarti sejak kelas 3 sudah ampih kada terapi lagi?
YH 734 Iya. Cuma kalau mau ulangan aja, sama terapisnya.
Peneliti 735 Oh Cuma untuk belajar ya.
JT 736 Sebab kalau terapis itu ngajarnya beda.
YH 737 Enak lah ngajarinnya, masuk belajarnya.
JT 738 Mungkin dia tahu karakternya S kan.
YH 739 Apalagi Ibu Rini itu kan memegang S dari umur 3
740 tahun, yang koordinator terapis kita. Jadi dia tahu selah
741 S nih.
JT 742 Kalo S nggak mau, dia bisa bikin S jadi mau. Menurut.
743 Lebih dari kita.
Peneliti 744 Tahu kayaknya kode kodenya ya.
JT 745 Mungkin nada bicaranya. Jadi anak seperti ini, control.
746 Dia yang ngontrol kita, atau kita yang ngontrol dia.
162

747 Sekali dia ngontrol kita, selesai. Terapisnya ngerti.


748 Nggak ada istilah jangan. Nggak boleh. Jadi tegas.
749 Kalau terapisnya ngajarin, kita pelan-pelan juga ambil Dukungan
750 ilmunya. Jadi yang penting fungsi kontrolnya. Kalau S informasi
751 mau apa, kita turutin. Kelar. Tapi kalau kita tegas nggak JT & YH: B749-
752 boleh, nangis biar aja. Ya memang itu nggak boleh. B753
753 Besoknya pasti nggak lagi.
YH 754 Kayak dulu dia baju tu kada mau bepola motif tu kan
755 baju seragam SMK 2 warna orange modelnya rami.
756 Nah dia pusing, banyak pola. Jadi suruhnya membalik.
757 Sekarang sudah enggak. Sama terapisnya dipaksa.
JT 758 Kayak disuruh ini, nanti kita ke Jogja. Dia jadi mau.
759 Harus ada rewardnya. Oh jadi ini maksudnya fungsi
760 kendali, fungsi kontrol. Jadi kontrol ini antara manja,
761 diturutin. Tapi sekali dilepas, itu jadi point dia. Nah itu
762 sama terapisnya.
Peneliti 763 Kayaknya sudah selesai pertanyaan ulun. Penutup
YH 764 Kalau ada yang kurang WA aja. JT & YH: B763-
JT 765 Atau kapan kapan main ke rumah, rumah terapis. B796
Peneliti 766 Iya bisa. Ulun observasi sekalian kan sama S nya,
767 ngelihat bagaimana dia berinteraksi dengan orang.
YH 768 Ini kayanya habis dari masjid.
Peneliti 769 Iya nanti ulun koordinasi sama sekolah kan ada.
YH 770 Mungkin hari Senin bisa. Dia kan jarang berkawan.
771 Tapi kadang ada ading sepupunya. Bisa nya. Si endut.
Peneliti 772 Berarti S itu full Senin sampai Jumat di sekolah ya?
JT 773 Iya jum’at tu jam setengah 3 bulikan. Dibebaskan aja.
774 Capek.
Peneliti 775 Iya nanti bisa ada waktu Sabtu Minggu. Apa pas libur?
YH 776 Bisa. Atau siang aku disini. Kan jauh kalau ke Sultan
777 Adam.
Peneliti 778 Inggih, kena uln hubungi pian.
YH 779 Aya dimana rumah?
Peneliti 780 Ulun di Bumi Mas Handayani.
JT 781 Nah kami dulu tu beurut di Bumi Mas tu, kan
782 Handayani lurus ada belok kanan. Kantor pos rona,
783 lurus, Gang 2. Pelangi. Ada tukang pijet saraf abah
784 sabil
Peneliti 785 Ulun kira cuman pijat saraf saraf kayak orang.
YH 786 Orang stroke bisa. Dipijat juga. Senin Rabu Jumat
787 Sabtu. Tapi kalau ini cuman ikhtiar ya, terapi. Pijet.
788 Mana yang berhasil kan kita nggak tahu yang mana.
163

789 Sampai kita karik pakai cincin emas tiap Jumat. Mana
790 aja. Kemana mana dah dibawa. Gasan S ni.
Peneliti 791 Tapi Satrio bicaranya sudah jelas?
YH 792 Jelas cuman kadang R nya. L R L R. tapi sudah lengkap
793 kalimatnya kadang masih struktural baku bahasanya.
Peneliti 794 Nggih kayaknya sudah cukup. Terima kasih banyak
795 sudah meluangkan waktunya.
YH 796 Sama sama.
164

WAWANCARA 2

IDENTITAS : JT, Laki-laki 53 tahun

WAKTU : Rabu, 04 Maret 2020, 14.25 – 14.38 (13 menit)

LOKASI : Di dalam mobil subjek

Baris Uraian Tema


1 Pian biasanya kalau sama S itu beapa aja Pak?
2 Pandir-pandir biasa ay.
3 Kalo hobi tu Pak sama aja lah pian bedua?
4 Yaa, hobi kami ni banyak. Paling kalau handak berenang yaa Dukungan
5 berenang. Tapi ni pas musim-musim kayak gini ni pas garing instrumental
6 kalo jadi inya kada tapi handak jua inya. Berenang, ngawani JT: B4-B7
7 inya berenang biasanya, jalan, makan kaya itu aja.
8 Yang bujur-bujur pian aja berdua itu apa Pak?
9 Yaa kalau pas mamanya kadeda, aku ay dah. Umpanya tu kami Dukungan
10 berdua tu pang atau salah satu, kalau handak guring yaa instrumental
11 bededua tu pang jua. paling minta makan, soalnya mandiri JT: B9-B14
12 ajakan sudah, beapa-apa bisa aja sorangan dah. Paling kalau
13 makan kita sediakan aja kan. Selebihnya mengawani inya tu
14 pang yang penting inya kada seorangan, ada kawannya lah.
15 Ooh inggih, yang penting ada kawannya lah?
16 Iya, kita di rumah aktivitas masing-masing, inya asik main HP
17 kadeda istilah kaya orang tuh kalo pang inya main bola
18 misalnya, kada jua inya kan, olahraganya berenang aja.
19 Selebihnya ya bejalanan.
20 Berenang itu pian berdua aja kah sama Iyo?
21 Ada mamanya, mamanya biasa ikut.
22 Kalau kakaknya biasanya tu ikut juga lah Pak kalo jalon-
23 jalan?
24 Jarang, kakaknya sibuk kuliah juga kan tekumpul tu paling
25 Sabtu Minggu kan, itu gin biasanya beisi acara jua sudah inya
26 kan. Paling tekumpul tu sebulan sekali amun jua, tapi Mengusahakan
27 makanya kami kesini, amun kesini mau kada mau kan pas agar keluarga
28 kakanya bulik kuliah tekumpulan, kalo bulik siang kan pagi- berkumpul
29 pagi kalo kesini tekumpul buliknya kakanya kuliah, seharian JT: B26-B30
30 tu, sore tu ketemu kan sampai malam tu. Biasanya bulik jam 5
31 aku kesini.
32 Ooh kesini dulu biasanya Pak lah?
33 Heeh, habis maghrib hanyar kami bulikan.
34 Ooh inggih.
165

35 Ketemu dulu sama kakanya kan sama acilnya, tantenya kan


36 disini, hanyar kami habis maghib bulikan kayaitu-kayaitu pang
37 ketemu kakaknya. Jadi ruang interaksinya tu di mulawarman,
38 kayak rumah singgah kan.
39 Kalau berkawan S tu biasanya lawan siapa Pak kalau di
40 keluarga itu?
41 Ada, yaa paling kemanakan tu si Rafa. Kelas 3 SMP di
42 Muhammadiyah jua. kena tekumpulan disini nih. Ini liburan
43 kalo inya, Sepupunya lah. Kita kena ada yang SMP 1 tu datang
44 mainan inya. Cuma kan kalau kumpul tu mereka asik sama
45 dunianya masing-masing kan wahini buhannya. Masing masing
46 bawa HP udah. Paling dua Rafa tu inya bebukahan
47 Rafa itu masih kelas 3?
48 Kelas 3 SD, itu paling kaya diambil bonekanya mbah tu
49 disasahinya. Soalnya ketuju megang boneka inya.
50 Boneka sendiri Pak lah?
51 Iya.
52 Minta belikan kah atau dibelikan itu?
53 Kada, inya pakai boneka yang ada ay. Kakak-kakaknya dulu Dukungan
54 ketuju boneka kalo. Mun sudah diingkutinya tu, inya ay lagi. instrumental
55 Tapi untungnya inya tu kada yang ketergantungan, kalo udah, JT: B53-B54
56 udah ay inya tu, kadeda ya kada papa jua.
57 Ooh inggih, ada jua anak-anak yang harus dibawa kemana-
58 mana lah bonekanya.
59 Iya, kalo inya kada. Kadeda ketergantungan.
60 Oh nggak yang harus dibawa kemana mana ya?
61 Cuma itu pang sosialnya memang sudah lumayan mbah dilepas Merasakan sisi
62 tuh, tapi akademiknya memang turun gara-gara kadeda sosial anak
63 pendamping. membaik
64 Tapi sosialnya naik Pak lah? JT: B61-B65
65 Iya, dulu kada bisa dilepas kemana-mana diumpati tu pang.
66 Mulai dilepas semenjak kelas?
67 Empat, kelas 4 naik kelas 5 kah kalo kada salah ditinggal aja,
68 Itunya mulai bisa. Dulu bagus pelajarannya tu, cuma
69 masalahnya matematika pang, kada mau menghapal.
70 Jadi berhitung tangan?
71 Iya, kalau perkalian ya 7x6=42 kan ya kalo kita menghapal,
72 inya kada caranya tu 7x7=49, 49 dikurangi 7, Oh 42.
73 Ooh punya solusinya sendiri Pak lah?
74 Iya ada, inya sorang tapi kecepatannya beda dengan yang lain
75 kan, tapi inya bisa dari tata hitung inya bisa, operasional
76 hitungnya bisa inya. Kalau aku pegang, aku ajari setumat aja Dukungan
166

77 bisa inya, kaya 1 kilo merapa meter? Ku lajari pakai tangga itu informasi
78 kan. Km, hm, dam. Kalau 1 turun kebawah berarti dikali 10, JT: B76-B81
79 kalo dari meter ke anu dibagi 10. Kan dia 10x10=100. Bisa dia
80 itu. Tapi kan angka yang full, kalau aku combine kayak 3.5
81 meter tambah ini, bisa inya. Cuma itu tadi kan.
82 Oh ada acara tersendiri beisi lah?
83 Iya., operasional hitung bisa cuma untuk bisa mencapai segitu
84 tu nah misalnya 745 tambah 800 berapa. 5 tambah 8, nah itu
85 hasilnya betul tapi proses beda kaya orang-orang. Itu pang
86 kada mau menghapal dia. Sementara kalau mamanya melajari Dukungan
87 kada anu, mamanya tergantung aku kalau melajari informasi
88 matematika, tapi aku kan kadang-kadang bulik sore jadi habis JT: B86-B93
89 maghrib melajari, kada bisa kepegang gitu nah. Tapi kalo
90 yang lain sama mamanya, kalau matematika kada bisa
91 menjelaskan ke inya tu, kalau aku kan ku kasih pengertian
92 gitu, tak kasih rumusnya pakai ini, kayak semacam contoh
93 kaya itu, kan emang banyak orang kada senang matematika
94 lah.
95 Kalau S tu senengnya apa?
96 Kalau inya senengnya sejarah kayaknya. Sejarah, Bahasa Dukungan
97 inggris. Tapi ini karna beisi kawan anu Bahasa Jawa jadinya emosional
98 inya. JT: B96-B98
99 Inggih ulun pernah tanyakan jua sama gurunya, “S itu sukanya
100 sama yang patriotisme gitu” nasionalisme banget jiwanya kata
101 gurunya.
102 Iya. NKRI harga mati.
103 Pernah yang foto wakil presidennya belum ada, “ini tidak ada
104 wakil presidennya” jar hehehe padahal belum ada fotonya jadi
104 nggak bisa nyari jar gurunya.
105 Iya iya.
106 Itu dia belajarnya otodidak?
107 Iya, otodidak dia senang main di searching kan.
108 Berarti dia ngetik sendiri Pak yang searching-searching gitu?
109 Iya, dia nyari apa gitu, bisa. Kali-kali aja dia nyari, nyari
110 sendiri. Searching sendiri dia ga pernah aku ngetik kan.
111 Ooh diketiknya Pak lah, inya ada jua anak-anak yang pakai
112 voice tu.
113 Dulu bisa, marah sama mamanya misal, tulisnya “goblok”
114 mbah tu dinyalakannya. Eh nggak boleh ngomong gitu.
115 “bukan, google yang ngomong” jarnya hehehehe. Dia nggak
116 google yang ngomong jar hehe ngeles dia kan. “S nggak
117 ngomong, google yang ngomong”. Dulu dia belajar, males
167

118 membaca, difotonya baru didengarkannya google yang


119 bacakan, bisa dia, kan halaman berapa difotonya.
120 Tau sendiri dia cara-caranya pak lah?
121 Iya, tau sendiri mana pernah kita, aku aja nggak tahu hehehe.
122 Fotonya, baru di gosok-gosoknya layarnya baru dia dengerin di
123 telinga, males membaca google disuruh membaca.
124 Mungkin dia pahamnya dengan dijelaskan, bisa juga Pak
125 kayak gitu.
126 Jadi dia pendengaran itu lebih enak, lebih peka dijelaskan
127 Oke makasih banyak Pak waktunya. Penutup
128 Iya, hati-hati lah. JT. JTSH:
B127-B128
168

WAWANCARA 3

IDENTITAS : YH, Perempuan 51 tahun

WAKTU : Rabu, 04 Maret 2020, 11.30 – 11.50 (20 menit)

LOKASI : Lingkungan Sekolah S

Baris Uraian Tema


1 Assalamualaikum, ibu lagi apa disini pian? Pembukaan
2 Wa’alaikumussalam, eh aya ini aku menunggui S, inya lagi YH: B1-B2
3 diare jadi kada wani meninggalkan kalo pina kambuh. Dukungan
4 Ooh diare kah S bu, gara-gara apa? emosional
5 Tesalah makan kayanya pang 2 harian ni dah, sudah jua YH: B2-B3
6 diminumi obat, pagi tadi kadeda ke WC lagi pang tapi Dukungan
7 takutnya pas di sekolah ni iya pulang, makanya ditunggui aja emosional
8 sekolahnya setumat aja jua pang sekolah lagi try out kalo nih. YH: B5-B8
9 Ooh inggih try out bu lah, belajar ay S dirumah bu lah?
10 Hiih belajar ay sambil dilajari jua, yaa malam tadi tu abahnya Dukungan
11 yang melajari akhirnya, sekarang kalau matematika abahnya informasi
12 yang melajari kalo aku pelajaran yang lainnya aja, kada bisa YH: B10-B12
13 aku melajari matematika ni hehe. Menggawi tu cepat ay mun
14 kita lah tapi supaya inya ngerti paham tu nah, memasuk akan
15 ke otaknya tu kaya apa. Dulu waktu lawan Bu Rini waktu Dukungan
16 masih ada waktu kan S tu diliburakan dulu disini handak instrumental
17 ujian. Nah semingguan tuh siapa terapis yang kosong. Terapis YH: B15-B19
18 yang melajari akan, tenyaman kalo, mun terapis kan mengerti
19 lah kaya apa supaya masuk pelajarannya. Ini ni kadeda libur
20 lagi kan misalnya isuk try out, hari ini masih turun sekolah,
21 kadeda libur.
22 Masa tenang libur kah? Kededa lah? Pas handak UN kalo bu
23 lah, UN nya tanggal berapa Bu?
24 April yang ujian sesungguhnya, April kena.
25 April awal?
26 Tanggal berapa ya? Kada ingat, Mei tu kan eh April tu kan
27 bulan puasa turun masih, handak menamat akan Quran, yang
28 gasan sertifikat khatam itu. Nah turun pulang bulan puasa
29 sampai parak hari raya tu.
30 Berarti tuntung ay sudah S lah?
31 Kena bulan Juni wisuda.
32 Ooo bulan juni wisuda lah? SMP kemana jar S?
169

33 Inya handak homeschooling jar, yang di Gatot tu ada kalo pun Dukungan
34 Primagama. Jadi sekelas tu be enam maksimal orangnya, kada instrumental
35 guru yang ke rumah tapi kita yang kesana. Dulu kan guru ke YH: B33-B35
36 rumah kalo homeschooling, kada beisi kawan inya sorangan
37 aja.
38 Inggih biasanya sorangan aja kalo homeschooling yang
39 dirumah itu.
40 Cuma paknya tu yang gasan UN aja, misalnya 5 pak, 5 pak aja
41 yang dipelajari, kalau disini 16 pak banyak benar kalo di SD
42 Muhammadiyah ni. Kalau itu misalnya3 pak kayak IPA,
43 Matematika, Bahasa, yang gasan UN aja.
44 Oh berarti yang dipelajarinya tu gasan UN ajalah?
45 Iya, yang penting-pentingnya aja. Tapi kena hari Kamis tu ada
46 inya yang kaya ekskul kah yang melihati potensinya,
47 bakatnya. Kena dilajari meolah apa jar.
48 Tapi itu lulusnya dapat ijazah lah?
49 Oooh itu kalo biasa kan kaya umpat paket tu kalo, nah kalo ini
50 kena umpat sekolah lain. Afiliasinya ada, Kaya SD ni kan
51 kena umpat SD Kebun Bunga tempat ujiannya. Ijazahnya
52 sama aja dari dinasnya. Umpat ujiannya aja, kalo belajarnya
53 tetap ay di homeschooling tu. Cuma bayarnya telarang dari
54 SD Muhammadiyah pang SPP nya.
55 Muhammadiyah ni swasta Bu lah?
56 He eh, kalo di Muhammadiyah ni wahini lawan catering tujuh Dukungan
57 setengah an, tapi mun kada becatering lima setengah, soalnya instrumental
58 lawan cicilan perpisahan supaya kada melibuk bayarnya, bisa YH: B56-B62
59 sejutaan bayar mun kada dicicil, jadi tiap bulan dicicil kada
60 terasa, aturan tiga setengah waktu kelas 5, nih lima setengah
61 tambah catering tujuh setengah. Kalau home schooling ku
62 takuni semalam delapan ratus jar sebulan.
63 Berapa jam jar sekolahnya? Dukungan
64 2 jam jar sehari tu tapi digatot situ yang di seberangnya Cak emosional
65 Hari yang soto tu. Ku lihati model rami pang mungkin karna YH: B64-B66
66 sedikit aja jadi gurunya efektif banar mengajar. Ada yang
67 seorang saja itu semalam ku lihat, bisa lebih larang lagi kalau
68 yang seorangan aja. Lesnya ada sejam seratus tujuh puluh
69 lima jar mun kada tapi ngerti. Kalau disini memang agamanya
70 pang kaya belajar mengaji, tahfidz, shalatnya tepat waktu.
71 Tapi bisa aja kena kan inya shalat sorang, mengaji tu kada tapi
72 lancar banar pang, tapi menghafal kawa aja kan.
73 Inggih sambil dirumah kawa aja kena?
74 Iya kena ngiau guru di rumah gin kawa. Disini ni kada kawa, Dukungan
170

75 biasanya ke Al-Jihad situ ngaji bulik sekolah betiga gurunya instrumental


76 disitu ada. YH: B74
77 Bepisah lah ngajinya?
78 Kada, disini ni mehapal ada ustadznya, disana kalau handak
79 mengaji aja belajar, maka gratis kada mau dibayari, dari
80 mesjid jar sudah. Tapi S bulik jam 5, gurunya sudah bulikan
81 jadi selama kelas 6 ni kadeda belajar lagi mengaji, tapi
82 disekolahan ada aja pang, tiap hari ustadz lawan ustadzahnya
83 ada aja. Kena ay jar ku SMP bujur-bujur mengajinya. Inya
84 mengaji gin di HP aja biasanya habis maghrib.
85 Mengaji apa, iqra kah juz?
86 Qur’an.
87 Ooh qur’an sudah lah?
88 Hi’ih, disini rata-rata kelas 3 tu qur’an sudah. Kalau S
89 semalam tu telambat pang pada kawanannya tapi kaya orang
90 jua tuntung Iqro, untung banar padahal kawannya sudah
91 qu’ran inya masih, disekolahan qur’an pang sudah Cuma kada
92 tapi lancar, mbah tu dimasukkan ke al-jihad tu qur’an dah Dukungan
93 kawa. Tergantung sorang jua pang mun kita mau ja beuyuh instrumental
94 kan meantar inya tiap hari. YH: B92-B94
95 Kalau disitu jam berapa?
96 Mbah ashar, pas S rancak mbah ashar lo, wahini Jam 5 hanyar
97 bulik. Kalau disini kan bimbel dah jadi wajib, sayang jua
98 bayar sudah bimbelnya. Lalu kada mengaji lagi, sayang banar
99 pang. Lawan S ni kada mau antri rancak tu.
100 Handak langsung lah?
101 Dulu pernah yang siang, siang tu lawan kelas bawah kalo
102 hamuk inya, gelisah. Akhirnya kada dimasukkan lagi mun
103 orang banyak. Beurut kaya itu jua, mun antri bete banar tu Dukungan
104 pang inya, sampai disuruh yang tukang urutnya bedehulu, instrumental
105 paksa minta maaf ay lawan nang lain. Munyak kalo tukang YH: B103-
106 urutnya mendangar inya ehe ehe. B105
107 Berapa jam biasanya beurutnya?
108 Setumat aja paling 10 menitan saraf aja kalo supaya lakas Dukungan
109 bepandir, dulu tu macam-macam ay usaha kaya dikarik pakai instrumental
110 cincin pas urang azan jum’at, uma hamuk banar inya tetap ay YH: B108-
111 belum bepander sampai 6 tahun hanyar bepandir pas TK B110
112 besar, suaranya tu ada aja tapi bahasa planet, Pas TK besar tu
113 hanyar bujur bepandir.
114 Awalnya umur setahun tu bisa inya bepandir Bu lah?
115 Bisa, cuman kada lancar, betakun ini apa, itu apa kontak
116 matanya ada aja.
171

117 Itu pas hilang bepandir itu tiba tibakah atau kaya apa?
118 Kada jua, model berkurang-berkurang harusnya betambah Kondisi
119 kalo. Aku melihat digrafik tu kan umur sekian bisa ini bisa itu perkembangan
120 tapi inya ni kadeda yang mencapainya, sampai inya kadeda anak
121 betakun lagi mbah tu begagahnya iya. YH: B118-
122 Kontak matanya tu pang Bu? B129
123 Nah malah hilang. Aturan kan pas betakun tu menghadap kita
124 kan.
125 Pas masih umur setahun tu ada aja kontak matanya?
126 Hiih, biasa tu pang, biasa banar malahan.
127 Semakin naik tu umurnya semakin berkurang
128 perkembangannya?
129 Iya, ADHD nya betambah, dulu kada tau ada kan ada susu 240
130 ml yang ganal dot nya, nah itu 8 botol sehari. Jadi lamak banar
131 dulu tuh kada kaya wahini pang, pas mbah tahu tu kan ku Dukungan
132 ganti kedelai sekalinya mahung kalo kedelai tu yang SGM kah instrumental
133 rasa soya, sekalinya jangan langsung jar separo susu biasa YH: B129-
134 separo susu kedelai, aku ni langsung aja. Nah mbah itu kada B130
135 mau lagi inya, lalu yang bekurus-bekurus, tapi mau makan
136 nasinya.
137 Awalnya kada mau makan nasi?
138 Susu tu pang, maka laamak banar.
139 Itu dari umur berapa sampai berapa?
140 Yang mengurangi itu umur 4 tahun, ampih susu, nasi kan mau
141 aja inya. Tapi lain jua mun kanakan dibari susu ni kan
142 lamaknya.
143 Berati sebelumnya tu susu aja kada mau sama nasi?
144 Kada tapi mau sama nasinya kan kenyang sudah. Cuma dulu
145 tu inya makan seorang kada mau disuapi. Pernah jua dulu tu
146 aku tekajut beolah teh tu bisa sorang.
147 Bisa bu lah?
148 Hiih, model mandiri banar itu.
149 Itu pabila bu?
150 Waktu umur 4 tahun mengerti sudah, kada jua wani jua pang
151 aku jadi kada bisa kutinggal akan lagi dah. Kompornya gin
152 yang pakai bepicik wahini yang quantum itu, kuganti. kada
153 wani lagi kalo pina meledak kompor. Kada wani lagi dah inya
154 meudak kompor, wahini malah minta layani lagi kada kaya
155 dahulu.“mama, adakah nasi di aman” jar. Maksudnya aman tu
156 di mulawarman kalonya emon malkon temon. Makannya tu Dukungan
157 pagi, kaya tadi pas istirahat pertama, mbah tu istirahat kedua instrumental
158 yang catering, kena sore ya pulang, malam bulik ke emon bisa YH: B156-
172

159 jua 5 kali sehari, tapi awaknya kurus cuma betinggi aja, tinggi B159
160 pada abahnya sudah, Cuma beratnya 38 aja hehe. Kurus
161 karing.
162 Pas pian hamil S tu kadeda masalah apa-apa lah Bu?
163 Dulu tu kada merasa pang. Cuma dulu tuh aku pernah pake Dugaan faktor
164 produk dokter Supriyati yang gasan melicin akan muha tu nah yang membuat
165 gasan memutih akan, nah itu mungkin bisa aja pakai merkuri, anak menjadi
166 kan diawak anak autis tu logam kalo misalnya diperiksa tu, autisme
167 kalau periksa rambut itu biasanya ada unsur logam lah. YH: B163-
168 Mungkin gara-gara itu, cuma kada tau pang. Kan pakai itu tu B180
169 muha tekuyakan kalo jadi bersih banar muha.
170 Inggih.
171 Jangan jangan itu jarku ada merkurinya, bujur ay produk
172 dokter kan.
173 kada sadar jua pang Bu lah.
174 Hiih.
175 Berati pas hamil tu memang kada boleh pakai macam-macam
176 Bu lah?
177 Hiih, bisa jua sebelum hamil mungkin numpuk kalo diawak ni
178 yang merkurinya bisa jua, masuk ke inikan ke bayinya bisa
179 jua, tapi Wallahu’alam pang, kada pernah jua meriksa rambut
180 S.
181 Bejalan pang Bu pas umur berapa bisa bejalan?
182 S tu setahun setengah, gendut kalo jadi lambat berjalannya. Fase-fase
183 Setahun setengah, setahun lebih lah. Kalau kakaknya tu kan perkembangan
184 umur setahun bejalan kan, nah yang nomor 2 tu lambat jua anak
185 lamak, terlambat jua setahun lebih, S jua setahun lebih. YH: B182-
186 Tapi yang kaya merangkak, betiharap? B183
187 Iya itu fase fase, rasanya ada fase yang terlewati S tu, jar Fase-fase
188 urang kan ada yang telewati mun kekanakan kayaitu. Rasanya perkembangan
189 tu ada fasenya yang dilewatinya tu, betingkaung kah rasanya anak
190 tu. YH: B187-
191 Jadi langsung betiharap? B194
192 He eh. Besasar. Harusnya betingaung lah. Merangkak dulu.
193 Itu ada rasanya langsung besasar besasar itu nya. Betingkaung
194 apa rasanya yang terlewati.
195 Berarti habis betiharap, besasar, duduk…
196 He eh. Ada yang telewati. Makanya terapinya itu kalo ABK tu
197 ada yang kaya masuk lorong kaya itu, kalau begendong tu gin
198 biasanya tenang, kalo inya ni naik ke kepala. Mun kita
199 gendong inya merayap, jadi kadeda yang digendong tu inya
200 bujur, gagah banar rupanya.
173

201 Dasar gagah Bu lah dari halus?


202 Mulai di parut tu inya pernah telilit tali pusat jadi lawas banar Proses masa
203 aku tu di Bidan, 3 hari aku. kehamilan dan
204 Itu normal kah pian? melahirkan
205 Di bidan itu sudah kada sanggup lagi di bawa ke Sari Mulya. YH: B202-
206 “Ulun kada kawa sudah ulun usahakan” jarnya, maka sudah B234
207 pendarahan tu sekalinya disuruhnya ke Sari Mulya. Disana
208 disiapkan ruang operasi kalo lawan dokternya, Bidannya
209 bidan Sari Mulya jua. Pas disiap akan aku diruang tunggu,
210 sekalinya di ruang tunggu teperanak hehe, rupanya inya kada
211 tahan lagi inya.
212 Tapi kada papa ay lah pas telilit tali pusat tu?
213 Telepas sorang, rupanya bergagah banar kalo inya di dalam
214 sebelumnya gin sungsang
215 Ooh sungsang jua?
216 Hiih, pas 8 bulan sungsang di USG itu. Kaya apalah jarku,
217 mbah tu ada di parak rumah di Saka Permai tu ada nini bidan
218 kampung tuh, tahu am model percaya kada percaya pang
219 pakai piring polos diputar sidin, kada parutnya yang diurut
220 batisnya yang diurut, mbah tu diputar sidin, habis ke dokter
221 lagi tebulik inya hehe, kan cuma ikhtiar kan, yuha sudah
222 nininya tu adakah yo masih.
223 Dasar ada ilmunya lah orang kaya itu tu hehe.
224 Hiih, tapi yang pas mencari piring tu ngalih banar, yang polos
225 banar kalo disuruh. tapi karna inya begagah banar di dalam ya
226 jadi telilit tali pusat, itu yang meolah lawas di bidan semalam
227 tu. Tapi bidannya senior itu, dokternya aja kada sempat lagi,
228 pas diruang operasi kalo menyiap akan, aku kada tahan lagi
229 maka buhan perawatnya tu kadedaan aku lawan acilku lawan
230 adingku aja, kada tahan lagi sudah jarku bingung jua
231 buhannya, untun membawa bidannya sorang jaka kada kaya
232 apa kah, langsung ay masuk ruangan. “nah lakian” jar pas
233 banar dasar handak lakian hehe, maka halus aja pas lahir tu
234 2,8 beratnya
235 Itu pas 9 bulan lebih kah?
236 He eh. Pas harinya pang. Kalau yang kakaknya nomer 1 itu 3
237 kilo, nah nomer 2 tu yang lamak banar kilo 4 kilo sampai
238 wahini lamaknya, kena kam melihat ay orangnya.
239 Yok kita kesana, sudah tuntung kayanya Penutup
240 Ooh inggih bu YH: B239-
B240
174

WAWANCARA 4

IDENTITAS : Informan 1 (AM), Perempuan, 20 tahun

HUBUNGAN : Anak ke 2 dari JT dan YH

WAKTU : Sabtu, 07 Maret 2020, 14.46-16.07 (22 menit)

LOKASI : Di mobil informan

BARIS URAIAN TEMA


1 Sembil betakun kah ka? Pembukaan dan
2 Oke, siap. perkenalan
3 Ulun kawa aja. I1. JT &YH: B1- B37
4 Ini betakunnya santai aja kada perlu belajar hehe
5 Ey inggih, seapa yang dijawablah?
6 Iya.
7 Sudah semester berapa?
8 Ulun semester 6.
9 Semester 6. Jurusan apa?
10 Jurusan hokum, ilmu hokum.
11 Oh itu langsung lulusnya jadi apa? Langsung jadi pengacara
12 atau apa?
13 Profesi. Ohh itu perlu Pendidikan lagi sih, Pendidikan profesi
14 sama kayak akuntan kan biar dapat gelar, masuk Pendidikan
15 akuntan, cuman kalau ini kan ada Pendidikan advokat .
16 Berarti kalau hukum ini terserah nih mau ambil jaksa atau
17 hakim atau apa terserah gitu ya?
18 Iya terserah, tapi nanti nih nanti semester 7 baru ada
19 konsentrasinya mau perdata pidana, cuman itu tuh sebatas
20 buat skripsi aja, nanti kalau lulus ya tetep jadinya sarjana
21 hukum. Jadi kalau missal ambil pidana atau pengen jadi
22 notaris nanti pendidikannya ambil kenotariatan.
23 Pendidikannya itu berarti ngambil pendidikannya itu setelah?
24 Setelah lulus JT.
25 Berapa tahun pendidikannya itu?
26 Kalau ngga salah profesi itu sekitar setahun, yang lama tuh
27 YHnya. setahun dua tahun tuh mungkin selesai.
28 Tapi harus YH gitu kah?
175

29 Kalau notaris dibarengin YH sih sekarang. Orang tuh kayak


30 dipersulit gitu nah, banyak banget yang sudah lulus lo.
31 Berarti hampir sama kayak jurusan saya ya, saya kan
32 Psikologi. Kalau psikologi tuh ngga bisa kalau JT, harus YH
33 kalau mau jadi psikolog.
34 Oh iya biar jadi praktisi kan, klinis, industri, ada temenan
35 psikologi jua.
36 di mana?
37 Di Unlam tapi, Banjarbaru.
38 Menurut pian Babeh sama Mamah kayak gimana dalam
39 memberikan kasih sayang ke S?
40 Jujur lah dulu waktu ulun tu beda lawan S tu 6 tahunan lah Respon informan 1
41 hampir 7 tahun, dulu waktu kecil tu ulun kada paham jua kepada S
42 masalah S nih berkebutuhan khusus dan lain - lain, jadi ulun I1. JT &YH: B40-
43 kan waktu SD tu ikut aksel, jadi bulik sore tarus jadi jarang B54
44 interaksi lawan S, apalagi waktu SMP ulun pindah ke rumah
45 nini ulun, tapi disitu kan keliatan ulun bulik siang, jadi S tuh
46 ada jua dirumah pada saat itu, tapi karna ulun dari SD tuh
47 emang kada terlalu kawa rakat jua karena ading – ading kecil
48 tuh kan kawa dimain akan lo, sedangkan S ni kan bisi
49 dunianya sorang, jadi ulun tu dulu waktu halus tu berusaha
50 merasuk, tapikan karna emang kededa respon dari S akhirnya
51 ulun kededa lagi berusaha kaya itu nah. Pas SMP tu
52 keterusan, ulun tu kaya biasa aja lawan inya tu, sebenarnya
53 ulun kada ngapa – ngapaiin jua, menyangiti inya kada, tapi
54 model memperhatikan tu kada jua.
55 Oh, kaya biasa ja kaya itu lah?
56 Kaya biasa aja jar ulun, terus tu ulun pernah tapi ulun tu deket
67 banar lawan ading sepupu ulun, sekarang dia udah SMP kelas
68 3 tapikan waktu itu kan masih SD, TK kaya itu nah lo, tapi
69 mamah tu ga pernah sangit kalau babeh itu tegas aja, jadi
70 intinya ulun tuh bukan tipe anak yang dimarahin. Kan orang
71 tu kan bisi orang tua dimarahin, ulun tuh kada pernah, kalau
72 ulun salah aja ulun ditegor kaya itu nah. Terus lo ulun tu
73 mungkin kelas 1 atau 2 kada ingat jua, pernah ulun tuh
74 dipenderi mamah, mamah tu marah lawan ulun, hanyar itu Dukungan emosional
75 ulun dibentak, kadang tu kalau marah tu menegur aja, ini YH
176

76 dasar bujur Mamah tu sampai menangis mengiranya ulun tu I1. JT & YH: B73-
77 malu beisi S ading ulun yang berkebutuhan khusus. Padahal B83
78 enggak, mamah tuh memperhatikan aja kalau ulun tuh kada
79 pernah meherani S dari pada sepupu ulun tuh, pembelaan ulun
80 kan kaya ulun tuh butuh teman bermain jar ulun lo, ulun coba
81 main lawan S, tapi S nya kada kawa, jadi bukannya karna
82 ulun malu dan lain-lain tapi mamah nanggapnya ulun kada
83 beisi kasih sayang ke S. Ulun tersinggung sih ko bisa ulun
84 disambat kaya itu lo, tapi setelah ulun pikirkan lagi, emang
85 sih perlakuan ulun dahulu tu terlihat kaya kada menyayangi S,
86 tapi jar ulun kada, ulun kada masalah, tapi ya ngarannya anu
87 kan perlu dilihatkan jua, jadi semenjak itu ulun yang lebih
88 lihatkan lagi ke S kalau ulun sayang lawan inya tuh, ulun
89 sambat ae ulun pusut-pusut kaya dulu tu emang kada. Tapi
90 disambat malu kada sih, karna ulun melihat mamah
91 menerima, dan alhamdulillah keluarga besar ulun tuh gin
92 welcome, kaya anggapannya, kalau ulun denger cerita dari
93 keluarga ulun tuh ada bisi jua dan dari seluruh keluarga ulun
94 tu dapat kondisi kaya itu tuh kededa menolak sama sekali,
95 dari pihak abah ulun kada papa, dari pihak mama ulun kada
96 papa. Jadi kaya kededa pembedaan tu nah, jadi disitu jua ulun
97 belajar kan, dan disitu ulun belajar menghargai yang kanakan.
98 Apalagi mama kan membuka terapi lo jadi kaya yang ulun
99 hadapi hari-hari kaya itu jua kan, dulu tu tu rancak jua
100 nongkrong di terapi nya S di SMK 2 tu, jadi hari-hari yang
101 ulun hadapi kaya itu jua lo. Mun ulun betamu orang
102 berkebutuhan khusus tu kada masalah jar ulun, kaya lain hal
103 yang aneh, karna ulun rancak jua melihat dan kaya kada
104 masalah jua, dasar buhannya kadang itu sifatnya jar ulun.
105 Kadang urang tu misalnya tetamu dijalan tu kaya kaget ae
106 nah, kaya apa mehadapi ini, tapi kada papa sih, dan ulun tu
107 kawan parak tu bepilih sih, lawan kawan parak ulun tu, ya Memilih teman yang
108 ulun tu kaya sadar ae kaya anggapannya ulun tu kawa bisa menerima
109 alhamdulillah dan kawanan parak ni berataan nerima S, kaya adiknya untuk
110 mun kawanan parak ni kan bemaianan kerumah lo dan menjaga perasaan YH
111 mereka tu kaya hormat kaya itu nah, kawa menghargai dan I1. JT & YH: B107-
112 disitu ukuran ulun handak bekawanan lawan urang, kaya B120
177

113 anggapannya ulun kada kawa bekawanan lawan urang yang


114 kada menghargai urang, dan alhamdulillah ulun ditamukan
115 lawan kawan-kawan yang bisa lawan S, hakun bemainan
116 lawan S. Karna ulun pernah tedapat bisi kawan pas SMA tu
117 yang kada kaya itu, dan disitu tu ulun merasa jejaraan
118 membawa kawan kerumah kaya itu nah, ulun ni kada papa
119 sebenarnya cuman kada nyaman kelakuan kawan ulun
120 keliatan mama ulun, kena meulah sidin sakit hati, dan S ni
121 pernah jua diganggu di sekolahan, Mamah pernah ceritalah?.
122 Diganggu yang waktu di SD?
123 Iya yang waktu SD. Kemarin kan beberapa bulan yang lalu
124 kan kanakan SMP yang meanuinya, jadi kaya makanya model
125 hahawayan jua lo meanui S kalau ulun tu gin. Mamah ni kan
126 handak S ni handak SMP homeschooling lo, ya jar ulun biar
127 ae dirumah aja, kanakan ni making ganal makin beakal, kaya
128 SD aja ada aja sudah mengganggui walau sedikit
129 kekawanannya dikelas tu, baikan pang, tapi mun SMP tu kada
130 kawa jar ulun, ya bekalahi dirumah ae, kada papa jua
131 Berarti menurut Mbak Babeh sama Mamah tu sangat sangat
132 sayang sama S?
133 Heeh, sampai kawan ulun tuh pernah nyambat ke ulun lo, Dukungan emosional
134 inya tu rancak sembahyang jumat di masjid al-jihad lo, babeh JT
135 tu sayang banar lah lawan S jar kawan ulun tu lo, kenapa jar I1. JT & YH: B133-
136 ulun tu lo, karna tiap kali aku sembahyang jumat tu tetamu B140
137 sidin tu, kena meragap S, jadi kaya sesantai itu kaya kada
138 masalah jar babeh, kaya anak-anak lain jua, jadi biasanya kan
139 kadang penolakan pertama itu kan dari orang tua, ini kededa
140 jadi kaya easy way aja pang hidup S nih alhamdulillah jar
141 ulun nih, untung lahir disini jar ulun lawan mamah babeh.
142 Berarti babeh tuh kalau pas jumatan S diajakin gitu?
143 Iya, kaya ketemuan lah babeh sama S, kena di imbai babeh Dukungan emosional
144 kalau kawa beimbai, mun kada lawan kawanannya diliati JT
145 babeh, kaya ada aja kaya itu nah, kan kantornya deket I1. JT & YH: B143-
146 sekarang. Kada pernah pang kaya model S disembunyikan tu B147
147 kada pernah, kadang tu ulun baca cerita yang
148 menyembunyikan anaknya dari lingkungan, kalau kami kada
149 suah sih, keluar ya keluar ae, dulu tu gin S tu keluar ae, karna
178

150 inya nya yang koler keluar. Dulu tu lapas tarus, mun ada
151 pagar dipanjatnya, wahini malah S menyuruh ulun manjat
152 pagar, inya wahini anteng pang. Kalau dulu tu dasar, bukah-
153 bukah, hyper aktif lah, mun wahini kada lagi.
154 Kalau Iyo tuh bisa lah bekisah-bekisah kayagitu sama mama
155 atau sama babeh?
156 Perlu dipancing sih.
157 Tapi kalau misalkan dia cerita itu pasti didengarkan atau
158 kayak gimana?
159 Iya didengerin aja, ya walaupun kadang enggak nyambung, Dukungan emosional
160 jadi iih akan aja, “S ni ngomong tarus lah” ada yang nyeletuk JT dan YH
161 kaya gitu jadi jar babeh “mending lagi, maka dulu kita I1. JT & YH: B159-
162 berusaha biar inya ngomong, eeh lah, bujur jua jar ulun. Jadi B165
163 kadang malah yang membuat ulun bepikir mamah lawan
164 babeh ulun sorang kaya itu nah lo, Alhamdulillah mereka
165 saling support aja.
166 S biasanya dapat penghargaan reward atau dikasih apa gitu
167 dari orang tua?
168 Iya dipuji dipeluk. Menurut ulun S ini termasuk anak yang Dukungan
169 dimanjakan pang, makanya kan kadang inya tu kalau kada tu penghargaan JT dan
170 bisa marah lo, ulun tu dulu pernah lo mencoba supaya YH
171 dikurangi pang mah, jangan dimanjai, cuman mamah tu I1. JT & YH: B168
172 sayang banar sama S, kaya makanan tu disiap akan, dulu tu Dukungan emosional
173 nya disuapi, wahini sudah bisa sendiri. Ulun ni sadar ae kaya YH
174 ke menegas akan tu ulun kadang inya minta lajari masang I1. JT & YH: B171-
175 baju tu, soalnya yang maksa inya makai baju tu ulun jua. Inya B173
176 tu sampai tetangis lawan ulun lo, tapi ulun tu kada menyangit,
177 pasang pang jar ulun lo, ulun sudah nukar akan baju, baju tu
178 dipasangi. Awalannya inya kaya beanu sampai inya mantah
179 kalau melawani ulun akhirnya inya mau, sampai tebiasa, tapi
180 kaya beanu jua pang kaya pas bejalan aja pakai baju ini atau
181 pas ini ja baju ini, tapi wahini sudah lebih nyaman lagi. Dulu
182 tu inya cuma mau makai baju putih.
183 baju putih?
184 Baju putih, kaos kutang baju putih, mbah tu kaya coba ditukar
185 akan inya kada mau mencolok lo, jadi bajunya yang warna
186 biru muda, hitam, abu, tapi tetap kededa gambarnya, imbah tu
179

187 dinaik akan pulang lo ulun kadang kalau liburan tu umpat


188 tante ulun, mun ke Jakarta ke lain-lain tu, kalau ulun menukar
189 akan S tu oleh-oleh paling baju atau selawar, karna ulun tu
190 handak banar melihat S bebaju kemeja jar ulun dari dulu tu,
191 pas ulun tukarakan belum dipakainya jua lo sampai kaya
192 setahun kemudian hanyar dipakainya, dan ulun himung banar
193 tu nah, kaya akhirnya tepakai jua, bagus ae ding ae jar ulun
194 lo, tapi pang maksanya tu ngalih banar
195 Kalau S sejauh ini sering difasilitasin apa gitu sama Mamah
196 Babeh?
197 Iih sejauh ini dikasih aja pang kaya yang inya perlu lah, kaya Dukungan
198 HP ja ada, bahkan kadang babeh tu bekalah, kaya babeh tu instrumental JT dan
199 bulik siang diambil tu hp babeh, jadi kena HP babeh tu ada YH
200 kawan nelpon atau apa HP nya masih ditangannya. I1. JT & YH:
201 Bekalah aja kaya itu lah? B197-B198
202 Kalau ulun karasi pang jar ulun, biar ae sudah jar, kaya itu
203 pang mama lawan abah ulun pasrah. Tapi kalau sudah S tu
204 kelewatan lo dipadahi babeh, kada boleh gitu, kena inya karna
205 itu jarang kaya itu jadi mudah terisinggung, iya yang sampai
206 marah tu yang huuu, hayo jar ulun, haa tidak jar nya lo.
207 Karna terbiasa disayang lah?
208 Iya, padahal perasa ulun nih S ni dimanja.
209 Jadi babeh sama mama tuh selalu meluangkan waktu ya?
210 Dulu tu S ni dipijat lo, dulu seminggu 2 kah 3 kali, behalat Dukungan
211 hari, jadi kaya imbah ashar antri tuh, bisa sampai sejam. instrumental JT dan
212 Itu mama sama babeh tu nganter? YH
213 Iya, setelah ulun sadari S tuh terapi dari umur 2 tahun, umur 7 I1. JT & YH: B210-
214 tahun hanyar bepender, sampai 5 tahunan tu terus terusan tiap B215
215 hari. Kalau autis ini kan ada khasnya, kalau S ini punya Obsesi S pada suatu
216 obsesi sama satu barang, dulu tu pesawat, jadi kaya tiap hari benda
217 tu inya kepasar lo nukar mainan, nukar pesawat karna inya I1. JT & YH: B215-
218 ketuju, jadi sampai kaya tuntung TK aman lo, kena diantar B232
219 babeh lo kerumah nini membawa tu sekontaineran isinya
220 pesawat, bujur pang yang nukar paling harga 10-15 ribuan,
221 tapi tiap hari. Bahkan inya tu 1 roda hilang inya tahu, tahu
222 dia, hamuk, jadi kaya kami mencari kemana jar kami tu nah
223 lo, dan ampihnya tu ngalih banar.
180

224 Itu bisa berapa lama tuh suka sama..


225 Bisa berbulan bulan, imbahnya tu kan ketuju bendera,
226 bendera merah putih, dikaitakan ke tongkat pramuka. Jadi
227 membawa dari rumah ke terapi ke TK tuh tiap hari membawa
228 kayak pramuka, kan diantar ada lawan sepupu ulun, bendera
229 tuh ganal dibawa naik motor di tengah nanti mamah paling
230 belakang. Ya setiap hari bawa itu, pesawat jua setiap hari,
231 bisa jua membawa laptop. Inya tu kalau ketuju tu, itu aja
232 setiap hari yang dianunya.
233 Tapi walaupun kayak gitu tetep dijalanin aja ya?
234 Iya dijalanin lawan mama abah ulun tuh. kakak ulun lawan S
235 ni sama kaya ulun jua, biasa aja lawan S, jadi dulu tu pernah
236 inya menagis lo, ulun lawan kaka ulun tu mengetawakan nya
237 aja lagi, ulun lawan kaka ulun kontak jua, karna inya tu
238 sayang jua lawan S, kada membedakan, mungkin karna
239 semua keluarga ulun kaya itu, kada bisi alasan ulun menolak
240 jua.
241 Terus berarti kalau pekerjaan sekolah kayak PR sekolah gitu
242 gimana?
243 Oh itu mamah, mamah tuh pinter mamah, dulu itu kan waktu Dukungan
244 ulun SD mamah begawi tapi itu sampai ulun kelas 1 kelas 2 instrumental YH
245 aja, karna kelas 3 tu kan S harus sudah diurusi, jadi biasanya I1. JT & YH: B243-
246 ulun tu kada tapi diurusi, tapi yaudah lah orang ngaran ading B245
247 jua. Inya tu rancak lo ulangan, jadi mama ulun yang melajari, Dukungan informasi
248 sampai bemalaman. Adanya malah kena mama yang belajar, YH
249 S nya kada, habis tu mama kena yang melajari S, mbah tu S I1. JT & YH: B247-
250 nya koler, jadi mama tu hakun belajar. B250
251 Ooh gitu lah, supaya paham dulu, Kalau babeh biasanya
252 meluangkan waktunya ngapain aja biasanya?
253 Biasanya paling kaya apa lah, S ni lain tipe kalau kanakan
254 lain tu kawa dibawai meulah apa-apa, rancak ulun pang lawan
255 babeh. Kalau S ni inya main sorang ae, mun misalnya anu Dukungan
256 inya main HP lawan babeh biasa disampingnya, tapi instrumental JT
257 ketujunya S ni menyender, menyender di batis ulun di batis I1. JT & YH: B255-
258 babeh, dibatis mamah, kaya itu inya, jadi kaya gawian tetap B256
259 gawian inya, tapi kaya dihiga kami, kaya nempel aja kaya itu
260 nah.
181

261 Jadi memang ya anak seperti ini punya dunia sendiri.


262 Iya jadi kita yang harus memahami.
263 Paling sebatas dikawani ya.
264 Tapi kadang inya mun misalnya ulun, abah, mamah, kami nih
265 bepanderan betiga, inya bisa cemburu, inya bisa merasa minta
266 perhatian jua, tapi kaya kami libatkan inya kada paham jua.
267 Iih diherani lo, tapi setumat, kami bepanderan pulang lo, inya
268 minta herani pulang
269 Iyo ini kayak suka sejarah ya.
270 Iya sejarah.
271 Itu awalnya dari mana
272 Iya dia browsing sendiri, semenjak bisa baca tu inya kaya dan
273 bisa menggunakan internet, apa-apa kah dicarinya, tapi kalau
274 inya ketuju membaca tu, ulun gen lawan kaka ulun ketuju
275 membaca, mama gen ketuju membaca jadi memang ketuju
276 membaca kalo lah walaupun kada jelas hehe. Sudah sampai
277 masuk aja dulu ka lah Penutup
278 Oh iyaa, makasih yaa waktunya I1. JT & YH: B276-
279 Inggih. B279
182

WAWANCARA 5

IDENTITAS : Informan 2 (YY), perempuan 47 tahun

HUBUNGAN : Adik dari YH dan adik ipar JT

WAKTU : Sabtu, 07 maret 2020, 16.00-16.25 (25 menit)

LOKASI : Warung si Palui

BARIS URAIAN TEMA


1 Bu, ulun bisa minta waktu pian sebentar lah, mau tanya- Pembukaan
2 tanya tentang orang tua S? I2. JT & YH: B1-B6
3 Bisa, apa judulnya penelitiannya?
4 ulun ni skripsinya tentang dukungan sosial orang tua, jadi
5 kaya apa dukungan sosial babeh lawan mamanya kepada S?
6 ooh iyaa.
7 Jadi handak tau kaya apa menurut pandangan pian, orang
8 tua S itu terhadap S?
9 Kalau dari lagi halus kan perhatiannya anu.. lebih lah kasih Dukungan emosional JT
10 sayangnya tuh lebih lah gasan S tu, nah.. tapi kalo dipadah dan YH
11 akan telambat tu kada jua pang anu.. tahunya tu kalo lah I2. JT & YH: B9-B10
12 karna kan memang kalo anak biasa dengan kasih sayang
13 yang ada itu memang sudah luar biasa dengan kondisi kalo
14 yang biasa, tapi kalo kaya kondisi S ini kan kita tahunya
15 umur 2 tahunan lah karena inya speech delay lah, nah hanyar
16 tahunya tu karna abah mamanya tu waktu umur anu.. kada
17 yang dari awal tu nah tahunya, cuma kan setelah tahu tu Dukungan emosional JT
18 semakin perhatiannya kuitan ni kan, dari.. kada cuma.. kan dan YH
19 maksudnya kaya ini, anak inikan kada cuma perlu kasih I2. JT & YH: B17-B20
20 sayang.. kasih sayang tu wajib tapi jua perlakuan nya.
21 Misalnya yaa itu tadi me.. apa eee terapi salah satunya, nah Dukungan instrumental
22 tu mama abahnya tu rajin banar membawa terapi anu belum JT dan YH
23 lagi yang secara anunya apa.. alternatif yang pijat segalaan. I2. JT & YH: B21-B23
24 Nah itu tu dukungan keluarganya full lah, full kalo dipadah
25 akan kurang kada..
26 Ooh inggih full Bu lah?
27 Hiih full dukungannya, kasih sayangnya, mau terapi, untuk Dukungan instrumental
28 dukungan anak ini untuk umpat terapi, mamanya sampai JT dan YH
183

29 menunggui sekolah. Sekolahpun kan sampai kelas 4 atau 5 I2. JT & YH: B27-B28
30 pakai pendamping. Pokoknya setahunan ini ja yang kada Dukungan instrumental
31 pakai pendamping lagi tapi mamahnya tetap kada YH
32 meninggalkan. Tetap dukungan itu tu, kada ditinggal akan I2. JT & YH: B28-B29
33 nangkaya anak yang biasa tu kan, kanakan SD ni orang tua Dukungan instrumental
34 kada boleh kalo melihati atau anu, pokoknya inya bulik ja JT dan YH
35 kalo hanyar dilihati, kalo ini kada, tetap aja. I2. JT & YH: B29-B30
36 Berarti mamanya selalu nganter jemput lah?
37 Iya, jam istirahat datang pulang kena mamahnya. Jadi Dukungan instrumental
38 meantar.. istirahat itu kan 3 kali lah, jadi 3 kali jua YH
39 mamanya datang karena kadeda pakai pendamping. Tapi I2. JT & YH: B37-B40
40 waktu ada pendamping mamanya tetap jua melihati, cuma
41 kan kada yang kaya ini nah tanpa ada pendamping, karena
42 apa.. kalo kaya inya ni kah kita masih perlu diawasi jua kalo
43 kaya apa inya belajar dan sebagainya. Kan beda jua kalo
44 lawan anak normal. Kalo mamanya tetap setiap hari,
45 mamanya kada bisa berkendaraan jadi bebeca, begrab,
46 beojek hehehe.
47 Oh berarti datang terus lah, waktu masih ada pendamping
48 jua mamah tetep ada?
49 Ya tetap meantar jua, cuma kalo jam istirahat tu masih Dukungan instrumental
50 kawa tuh mamanya kada datang karna masih ada anu, tapi YH
51 bulikan tu tetap mamanya jua yang harus ada sebelum.. tapi I2. JT & YH: B49-B51
52 memang keinganan orangtuanya jua bukan S yang
53 mengharuskan harus ada sebelum bulikan sekolah tu.
54 Kalau babehnya kayak apa menurut pian?
55 Sama aja kurang lebih mamanya, cuman kan karena
56 kendalanya kan babeh kan begawi jadi jam kerja kan
67 otomatis.. itu tu istri yang meurus, jadi saling support ja.
68 Kalau misalnya S ada melakukan suatu kesalahan kaya apa
69 orang tuanya menegur?
70 Ditagur, ditagur biasa aja tapi kada jua yang dimamai banar Dukungan emosional JT
71 karna memang kada biasa memamai anak kayaitu dan YH
72 Jadi ditegur, ditegur ajalah? I2. JT & YH: B70-B71
73 Ditegur, tapi kalo inya tantrum segala kan sudah tahu kalau Dukungan emosional JT
74 anak autis S tantrum harus dipeluk. Kalau mama abahnya dan YH
75 sudah tahu cara mengendalikannya kalau anak autis tantrum I2. JT & YH: B73-B77
184

76 itu harus diberi pelukan menenangkannya, dan itu memang


77 harus dilakukan.
78 Berarti S ni sering tantrum kah?
79 Wahini kada lagi, jarang dah dulu aja bisa karena kan faktor
80 makanan, kan waktu dulu inya kada tapi kawa menjaga si
81 anaknya, kalau sekarang kan S sudah tahu ja bahwa ini
82 makanan yang kada boleh ini yang boleh dimakan, inya tu
83 sudah paham. Beratikan kesadaran inya tu dari dukungan
84 orang tua jua kan memberi pendidikannya selain dari terapi
85 atau dari sekolahan.
86 Kalau S misalnya melakukan sesuatu yang baik ada dikasih
87 sesuatu atau reward atau penghargaan?
88 Ada jua, “Bagus S” pasti kaya itu diberikan pujian, kada Dukungan penghargaan
89 pang yang hadiah anu tu kada. JT dan YH
90 Fasilitas selama ini menurut pian, S selalu difasilitasi lah? I2. JT & YH: B88-B89
91 Yang inya ketuju kaya handphone, cuma kalau di sekolah Dukungan instrumental
92 inya kada boleh megang handphone, kecuali kalau di rumah. JT dan YH
93 Tapi kalau jadwalnya belajar inya belajar, tetap ada jua I2. JT & YH: B90-B91
94 jadwal-jadwalnya.
95 Kalau ada pengen sesuatu misal selain handphone selalu
96 diberikan kah atau bagaimana?
97 Kada selalu jua, dilihati kepentingannya kalau inya perlu,
98 abah mamanya bisa aja memanderi kada langsung dibari.
99 Inya tu wahini paham aja, apalagi sudah makin beganal ni.
100 Kada kaya dahulu, inya bepandir gin kita kada paham apa
101 yang dihandakinya. Wahini kan sudah paham inya, kada
102 ngalih lagi toh.
103 Berati kalau inya bepandir-pandir itu didangar akan aja jua
104 lah?
105 Heeh didangar akan, apa inya handaknya. Tapi dasar lagi Dukungan emosional JT
106 halus pang lah karna mbah sadar bahwa inya ni anak ABK dan YH
107 yaa jadi mama abahnya sampai meulah ada terapi untuk I2. JT & YH: B105
108 anak-anak ABK karna alasan tu karna S. Dukungan instrumental
109 Ooh jadi memang karna S lah sidin meulah tempat terapi JT dan YH
110 anak ABK tu dirumah? I2. JT & YH: B107-
111 Heeh, kan S dulu tu dibawa ke sana kemari terapi, alternatif, B108
112 pijat segala macam sudahnya. Karna kan banyak orang tua Dukungan instrumental
185

113 hanyar yang beisi anak ABK, jadi kena mamanya S yang JT dan YH
114 memanderi jadi dirumah tu kaya tempat sharing buhan orang I2. JT & YH: B111-
115 tua yang beisi anak ABK. Karna kan pengalaman dari yang B112
116 tedehulu sudah senior lah anggapannya beisi anak ABK.
117 Berarti pencetus sidin meolah tempat terapi itu karna ada
118 S?
119 Iya, karna ada S itu salah satunya.
120 Berati S itu mulai terapi dari umur?
121 2 tahun, sampai yang alternatif pijat segalaan tu dari halus, Dukungan instrumental
122 kan ke dokter dulu tu mbah tu terapi yang disekolahan tu, JT dan YH
123 hanyar pijat. Pijat tu sampai wahinian jua. Alhamdulillah I2. JT & YH: B121-
124 wahini inya mulai paham sudah, tahu mana makanan yang B123
125 boleh mana yang kada, kena inya bisa nolak sorang kalau
126 dikasih yang kada boleh dimakan. Kaya dibari coklat, inya
127 langsung nolak “nggak mau S nggak boleh, nanti S tantrum”
128 Oh berarti tahu sendiri lah?
129 Iya paham sudah, karena abah mamanya kan memadahi jua, Dukungan informasi JT
130 “kena S ini..” nah itu yang diingatnya. dan YH
131 Kalau S itu sendiri pernah lah nanya-nanya sesuatu yang I2. JT & YH: B129-
132 kada dipahaminya, langsung ditanyakan kah atau gimana? B130
133 Ada, kadang inya sudah tahu cuma handak menguji kami,
134 mun kami kada tahu inya sarik, jadi kadang kita browsing.
135 Kayak di jalan gitu misal lihat apa terus nanya?
136 Biasanya pesawat atau bangunan lah tertariknya itu.
137 Itu nanti langsung dijelaskan aja atau bagaimana?
138 Iya langsung dijelaskan aja kayak anak anak biasa, langsung
139 dijelasakan karna kami menganggap jua kayak anak biasa.
140 Awalnya tu kaya gimana respon orang tua S pas tahu anak
141 sidin berkebutuhan khusus?
142 Nah itu kita kada tahu lah di dalamnya kaya apa, tapi Respon JT dan YH
143 dihadapan orang tu anu aja pang tegar aja kelihatannya, kada ketika mengetahui anak
144 tahu di dalamnya bedua laki bini kaya apa, tapi pokoknya autisme
145 setahuku setelah tahu tu langsung berupaya kaya apa.. I2. JT & YH: B142-
146 mencari referensi segala macam, makanya akhirnya yang B144
147 dicari akan terapi, selain itu kan betakun takun lawan orang Dukungan instrumental
148 “ohh di ini aja, sambil dipijit” jar orang, pokoknya JT dan YH
149 diupayakan semaksimal mungkin, jadi kada cuman lewat I2. JT & YH: B145-
186

150 pendidikan biasa, tapi yaa jelas sakit hati kuitan tu pasti ada, B148
151 tapi inya kada meanukan disitu. Pokoknya seberapapun
152 diupayakan gasan anaknya, tapi kami kada handak jua
153 menganggap anaknya berbeda itu kada jua, kami seperti
154 biasa supaya inya.. kami kahandaknya tu inya bisa tumbuh
155 normal jua, kada nang harus kita bedakan. Makanya kaya
156 sekolah kan kada usah yang di SLB, sebenernya kan anak ini
157 anak istimewa, jadi disekolahkan seperti anak biasa tapi
158 tetep diupayakan dengan terapi dan lain lain. Mama abahnya
159 tu pokoknya kadeda bestop an sampai wahini.
160 Berarti dalam sehari tu pasti selalu dikawani si S tu lah?
161 Hiih S tu selalu ada ada yang mengawani setiap hari, mun Dukungan instrumental
162 mamanya misalnya haur kemana, ada abahnya kah atau JT dan YH
163 kakanya kah yang mengawani. I2. JT & YH: B161-
164 Kalau kegiatan jalan-jalan kayak ini hampir setiap minggu B163
165 kah orang tuanya membawai?
166 Hiih selalu dibawa ikut jalan, pernah inya ketuju airport Dukungan instrumental
167 hampir setiap minggu ke airport tuh dari yang belum tuntung JT dan YH
168 sampai sudah tuntung haha. I2. JT & YH: B166-
169 Berati selalu dibawai bejalanan aja lah? B168
170 Hiih dibawa tarus, inya kada kawa melihat sungai behari tu
171 bila melihat sungai langsung handak betajun. Main keran tu
172 bisa handak sejam, bisa aku bayar banyu tu parak sejuta, tiap
173 hari inya membuka banyu dijadikannya kolam renang bak
174 mandi tu jadi harus dikuras habisnya. Tiap hari kaya itu
175 bulikan sekolah haha. Tapi itu sudah masa lalu lah.
176 Inggih, sekarang inya sudah paham lah?
177 Paham sudah, mandiri, berkawanan bisa dah di sekolahan
178 sudah mulai bisa bersosialisasi.
179 Awalnya S bisa melakukan hal-hal sendiri tu sejak kapan?
180 Ya setahunan ini lah. Karna memang sudah kadeda
181 pendamping jadi inya sudah bisa belanja sorang, semalam tu Dukungan emosional JT
182 ada kanakan SMP meanu S tu, langsung dilabrak babeh I2. JT & YH: B181-
183 kepala sekolahnya hehe. Yaa memang itu tu yang kita B183
184 khawatirkan pada saat inya dilingkungan sosial tu nah. Kita
185 paham tapi anak urang kada paham, wahini maka rancak
186 banar kekanakan yang membully bully tu, ya itu pang gara-
187

187 gara tontonan segala macam. Makanya S ni harus dijaga jua


188 didampingi. Yaa semalam tu yang kanakan SMP meanu S
189 ditunjulnya kah diapainya apakah betiga meanu S
190 dipeuduan.
191 Ada yang melihat kah?
192 Kawannya, kawannya bepadah ke mama S kasian kalo Dukungan emosional JT
193 melihat S, S nya bediam aja kada melawan. dan YH
194 Jadi kaya apa setelah kawannya memadahakan ke orang tua I2. JT & YH: B192-
195 S tu? B197
196 Langsung didatangi ay kepala sekolah lawan gurunya di
197 SMP tu, pas itu tu ada kanakan yang meanu S tu, “itu nah
198 yang meanu S tu” jar kawanan S. hanyar mengaku,
199 begayaan ja jar awalnya kada mengaku mbah tu betunjul
200 tunjulan hanyar mengaku. Itu gin sebenarnya S kada mau
201 lah, inya kan kada ketuju yang beteriak teriak kaya itu
202 “jangan, jangan jar S. Yang kawan disekolahnya disasahinya
203 tu gin gara-gara beteriak jua, padahal yang diteriaki lain
204 inya. Pina sensi tu bila mendangar yang beteriak-teriak tu.
205 Ulun minta tandatangan pian lah gasan persetujuann
206 diwawancarai
207 Dah lah? Penutup
208 Inggih, pian ading kah? I2. JT & YH: B207-
209 Hiih ading. B211
210 Inggih, makasih dulu Bu lah waktunya
211 Iyaa, sama-sama.
188

WAWANCARA 6
IDENTITAS : Informan 3 (RH), Perempuan, 46 tahun
HUBUNGAN : Wali kelas di sekolah anak dari JT dan YH
WAKTU : Rabu, 04 Maret 2020, 09.00-09.23 (23 menit)
LOKASI : SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin

Baris Uraian Tema


1 Terimakasih banyak Bu, sudah mau meluangkan waktunya Pembukaan
2 gasan diwawancarai. I3. JT & YH:
3 Iyaa, sama-sama. Apa tadih pertanyaannya? B1-B3
4 Ulun kan di sini ngambilnya tuh tentang dukungan sosial
5 orang tuanya, nah ulun tu handak tahu bagaimana
6 pandangan pian tuh ee... terhadap orang tuanya si S tuh
7 kayak gimana?
8 Oh kayaitu.
9 Inggih, ee.. menurut pian selama ini orang tuanya tuh gimana
10 ke S?
11 Ee.. mendukung aja ee apa setiap.. ada apatuh tuh
12 maksudnya.. ee.. mendukung dan setiap hari sidin tu ada terus Dukungan
13 Maksudnya setiap hari ada terus tuh gimana? instrumental
14 Ada.. apa.. dia kan terlambat datangnya jadi ngantar kemuka YH
15 kelas, ada terus jadinya toh. I3. JT & YH:
16 Mamanya atau abahanya? B11-B17
17 Mamanya.
18 Oh mamanya meantar terus ke kelas, berarti maksudnya telat
19 tuh setiap hari kah atau apa telatnya kayak gimana?
20 Heeh, Setiap hari, kan lambat bangunnya
21 Oh tergantung inya?
22 Kan mood kalo, buhan anak-anak autis nih.
23 Oh inggih-inggih, terus kalau komunikasi lawan orang tuanya
24 pian kaya apa?
25 Bagus-bagus aja.
26 Oh bagus aja, adalah sidin tu betakun-betakun atau kaya apa
27 tentang S di sekolah?
28 Heehh ada, masalah pelajaran biasanya. Kaya misalnya esok
29 ada ulangan apa, kan biasanya aku catat di papan tulis, bisa
30 sidin masuk ke kelas melihati catatannya. Atau aku share kan Dukungan
31 di WA, kan bisa jua kada teshare kalo sidin ada terus kalo instrumental
32 melihat memantau, di anu sidin apanya.. yang mau ulangan YH
189

33 tuh. Setiap misalnya perpindahan pak atau mau ulangan I3. JT & YH:
34 mamanya tu pang meambilakan buku, tapi anaknya disuruh B28-B36
35 misalnya “S ambil buku matematika kan esok ulangan”, S nya
36 yang meambil, paham aja kalau disuruh tu inya.
37 Sidin tu datang terus kalau meantar, kalau jemputnya pang?
38 Jemput sidin jua, kada ditunggui pang, Cuma meantar jemput, Dukungan
39 kecuali ada masalah, misalnya nya sakit kah, ada apakah, instrumental
40 moodnya kah kurang anu ada tu sidin, tapi munnya ada apa- YH
41 apa di telpon ja sidin langsung ada. I3. JT & YH:
42 Selama ini pang S tu pernah melanggar kesalahan atau apa B38-B41
43 kaya gitu?
44 Enggak ada.
45 Berarti anaknya anteng-anteng aja Bu lah?
46 Kada anteng jua, aktif aja jua orangnya. kalau kita tu lah, Saat S di
47 kayak aku kan pertama kalo menyambut S ini, kan dari 12345 sekolah
48 aku pulang kelas 6 nya. lawan baru sekali mendapatkan siswa I3. JT & YH:
49 kayak S itu, jadi kadang kalau memberi pelajaran tu gin. Kan B46
50 biasanya kita kan semua anak berasa sama kalo, jadi misalnya Hal yang tidak
51 kalau kita keras anu.. ada to mulai sudah moodnya kada baik disukai S di
52 moodnya kalau kita keras tuh, kan kalo kita misalnya sekolah
53 (memukul meja) nah mulai sudah moodnya berubah I3. JT & YH:
54 Berubah lah, padahal kada maksud ke inya. B50-B53
55 Iya dia kan gitu kalo, jadi misalkan ini kemaren ini nih kada Kegiatan S di
56 tau jua pang aku tu, biasa.. menapak kaya ini.. lalu inya umpat sekolah
57 jua. Tapi kalo “S berhenti” mau inya, tapi sekarang S mulai I3. JT & YH:
58 apa, kan seumpamanya apa itu bergaul bersosialiasi, jadi jalan B55-B61
59 terus, modelnya apa yoo kesana.. kemari ke kelas-kelas inya,
60 melihat orang, jadi orang tu takut kalo biasanya melihat
61 kayaitu, naah.. tapi pede aja inya. Sifat kebangsaannya tu Hal yang
62 bagus, kaya apa itu.. patriotis kaya pancasila jokowi, apa itu.. disukai S
63 pernah sih misalnya tuh di kayak gambar jokowi kah apa tu I3. JT & YH:
64 dimuka tu kada sependapat lawannya, suruhnya turun akan, B61-B68
65 munnya kada diturun akan, itu ajaa.. “Bu turun akan” paksa
66 ku turun akan. Hanyar.. apa tuh.. orangnya kaya apa yo.. sama
67 wakilnya kan belum ada gambarnya kalo, “Bu, itu tidak ada
68 wakilnya” belum ada lagi di pasaran jar ku hehe.
69 Oh inggih inggih.
70 Jiwa apanya nih.
71 Jiwa patriotismenya.
72 Nah itu hiih, kalo masalah IPS kam nah bagus, masalah ke
73 tata negaraan tuh nah, hapalan kayak bahasa-bahasa apa gitu Hal yang
74 ngomongnya, bagus inya tu padahal cuma yaa itu pang karena disukai S
190

75 apa autis tu, kalau kita kan misalnya “Bu, pagi Bu baca ee I3. JT & YH:
76 lagu Indonesia Raya”, ada maunya kalo, maju inya benyanyi B72-B77
77 hehe, ke muka inya benyanyi sorang.
78 Kawanannya kaya apa Bu?
79 Biasa.. sudah mulai dari kelas berapa nya sekelas, jadi paham, Respon teman
80 malah menjaga S nya S di sekolah
81 Ooh inggih, pian dari kelas berapa bu sama S tu? I3. JT & YH:
82 Kelas 6 aja sayang ay. B79-B80
83 Oh baru dari kelas enam.
84 Satu lain, dua lain, tiga lain, kan guru wali kelasnya
85 Kalau masalah prestasinya bagus aja atau kaya gimana?
86 Kan biasanya kalo autis ni didampingi, kalau didampingi
87 bagus, kalau kada didampingi.. gitu kan biasanya, ni kaya
88 ujian nih, ujian try out didampingi oleh guru autisnya.
89 Guru inklusif
90 Eh guru inkusif tuh tesalah menyambat.
91 Ibu?
92 Sapariah.
93 Oh ibu Sapariah lawan inya lah?
94 Hooh
95 Sampai hari apa Bu?
96 Sampai isuk kamis.
97 Kamis.
98 Hooh.
99 Ooh setelah itu sudah masuk seperti biasa?
100 Heeh, seperti biasa jumat belajar
101 Kena ulun kapan-kapan handak ke kelas melihat S di kelas
102 bisa lah Bu?
103 Bisa.. hari jumat ini, inya belajar
104 Inggih inggih
105 Kawa ja, lihati kam. Tapi munnya aku kadeda berati ngajar
106 dilain lah atau telpon dulu.
107 Atau pas pian ngajar hari apa?
108 Hari apalah.. senin, tapi jamnya itu jam habis zuhur kadapapa
109 lah?
110 Inggih Bu kadapapa.
111 Inya kan atu KTSP jadi perbidang.
112 Inggih kadapapa, orang tuanya selalu komunikasi lah lawan Dukungan
113 pian? misalnya kalau ada masalah ada apa. emosional YH
114 Hu’uh selalu I3. JT & YH:
115 Itu ibunya kah atau ayahnya? B112-B116
116 Ibunya.
191

117 Kalau ayahnya kaya gimana Bu?


118 Cuma.. apa.. tapi jarang pang ayahnya, ibunya aja.
119 Ibunya yang rancak betamu?
120 Hu’uh ibunya.
121 Kalau ayahnya tu pernah ke sini atau kaya gimana?
122 Kalau ada masalah aja, misalnya S apa itu ada sakit kah, minta Dukungan
123 dijemput misalnya kaya itu, mama nya apa kah kada kawa instrumental
124 menjemput. JT
125 Ooh abahnya yang jemput kalo mamanya kada kawa? I3. JT & YH:
126 Hu’uh, tapi rata-rata kebanyaakan mamanya pang, abahnya tu B122-B124
127 jarang, abahnya kan begawi di belakang sini jua.
128 Inggih kantor di belakang sekolah ni Bu lah?
129 Hu’uh jarang, nyaman ja S tu, kalau mau pulang mamanya
130 kada menjemput lo tunggu di anu.. sini.. bilangin aku “Bu,
131 kata mama S tunggu di warung belakang” kaya itu.
132 Sorangan bisa aja Bu?
133 Bisa, bisa belanja sendiri, makan masih.. eh semalam
134 dibukakan wadahnya wahini sudah bisa buka sorangan, makan
135 wahini kada mau lagi di kelas, makan di kantin bisa jua ke
136 kelas, yaa jar ku tadih bisa bergaul dah, disuruh mamanya
137 bergaul tapi kadang-kadang bargaul kan tahu ja ikam, inya Sosialisasi S di
138 bergaul tu kan tetamu kawan-kawan yang lain suka apa.. itu.. sekolah
139 membully ay namanya, tapi orangnya cuek aja, kalau di anui I3. JT & YH:
140 inya bukah, kembali ke kelas kaya itu biasanya. B136-B140
141 Pernah lah inya nangis atau apa?
142 Bisa nangis, bisa.
143 Gara-gara apa tuh Bu?
144 Gara-gara misalnya ee.. misalnya nih kejadiannya apa tuh
145 yang tadi yang aku anu eeh (memukul meja), bisa jua inya di
146 lantai beduduk tapi kada menangis pang cuma di.. kada mau
147 duduk, bisa di lantai duduk kada mau kekursi.
148 Kenapa duduk di lantai Bu?
149 Yaa.. kada tahu jua, ditakuni “Kenapa duduk di lantai?” kada
150 menyahuti inya, cuma sautannya tuh model menggerutu tuh
151 ehmm ehmmm (bergumam)..hehe. Kalau mengaji anu.. S
152 maju lo mengaji misalnya al-fatihan audzulbillah, ini sudah,
153 bismillah segala alhamdulillah.. lanjutnya ahamm ahmmm
154 ahmmm (berguman) model kadeda menyambung inya tuh,
155 model kada.. hehe kaya itu pang. Itu ibu Sapariah ja kam
156 takuni hehe
157 Inggih kena lawan ibu Sapariah.
158 Kami ni kan guru bidang hehe, Jadi kena ada ibu Sapariah tuh,
192

159 hari rabu aja pang adanya tuh, hari rabu kah inya full meanu si
160 S. Inklusi kan sedikit gurunya.
161 Kalau tugas-tugas sekolah tu pang Bu ngerjain sorangan atau
162 dibantu orang tua?
163 Hu’uh dibantu.
164 Dibantu.. tapi kaya yang menulisnya inya kah kaya gitu?
165 Inya aja yang nulisnya, inya kada mau misalnya soal kita Dukungan
166 menjawab akan tu inya kada mau “S sendiri yang mau jawab” instrumental
167 jarnya, kada mau inya dijawab akan, tapi tetap di bantu orang JT dan YH
168 tuanya. I3. JT & YH:
169 Inggih, biar salah kah tetap ay inya handak sendiri lah? B165-B168
170 He’eh, keculi Sapariah tuh inya kan bisa kalau meanu tuh, kita
171 kan orang awam kalo hehe, kada bisa jua aku tu hehe.
172 Sapariah ni bisa paham inya, mencari Sapariah rajin tu, “Bu,
173 ibu Sapariah mana?”mencari inya.
174 Ooh bisa, komunikasinya lancar lah bu, misalnya bisa aja
175 inya betakun bedehulu?
176 Bisa, misalnya eee ni kaya ulangan, anu.. , ini misalnya ku
177 julung ni kertas ulangan, “mau ulangan kah Bu?”, “iih,
178 kasihkan sama mama” jar ku. Kasih kannya lawan mamanya,
179 orangnya kawa dititipi pesan.
180 Berarti nyambung aja kalau diajak ngomong?
181 Nyambung kalo, ini ni nyambung aja cuma salang di arahkan. Komunikasi S
182 Ada yang diarahkan ada jua yang kelas berapa tuh, tapi kada dengan wali
183 mau menggawi. Kalo S ni diarahkan inya mau menggawi, kelas
184 misalnya “Bu, halaman berapa Bu?” betakun inya halaman ini I3. JT & YH:
185 ini jarku, “nulisnya kaya apa Bu? Kaya itu betakun. B181-B185
186 Kalau di dalam kelas tu inya di dalam kelas aja kah atau
187 kayaapa?
188 Bejalan sayang ay inya, belanja..
189 Pas di kelas padahal masuk pelajaran?
190 Misalnya ni belajar, ke WC lo.. ke WC inya sorangan, anu
191 misalnya lagi istirahat sudah ada dijulungi makanan oleh Dukungan
192 mamanya, beli minuman.. belinya disangui mamanya duit instrumental
193 sagan belanja, bisa jua kemarin tu kalo kada tahu pang YH
194 misalnya makanannya tu telalu anu tu nah.. apa misalnya ada I3. JT & YH:
195 penyedap-penyedap, kalinya inya tu beli apa tuh di al-jihad B191-B193
196 mart sebungkusan, sangka ku kan dibiarkan aja kadapapa kalo
197 sekalinya bisa meanu apa.. model merangsang inya
198 menyangit-menyangit kaya itu. Tapi jar mamanya diberi tahu Dukungan
199 jua pang amunnya S beli makanan, berbagi jangan makan informasi YH
200 sendiri, ini makan soranganan hehe, sangka ku bagus ay inya I3. JT & YH:
193

201 makan sorangan ini nih, kalinya kada bulih banyak cuma B198-B200
202 sebuting babagi kaya itu, nah semalam tu yang pertama tu
203 nah.
204 Kalau orang tuanya tuh pernah memfasilitasi apa Bu ke S?
205 Misalnya apa?
206 Misalnya di sekolah dibawakan apa?
207 Itu banar ay makanan tu.
208 Makanan aja lah?
209 Iya, makanan pas istirahat. Istirahat pertama, istirahat kedua Dukungan
210 kan anu umpat kantin kan inya, umpat apa itu.. catering, instrumental
211 Itu sampai jam empat kah? JT dan YH
212 Hooh sampai setengah 4, nah kalaunya kelawasan inya anu I3. JT & YH:
213 jua, pusang. B209-B210
214 Kelawasan di sekolah?
215 Hooh
216 Berati biasanya inya bulik sungsung tarus lah Bu?
217 Kada jua, sama aja. Munnya kelihatan kaya itu nah pina
218 pusang, baik kusuruh bulik aja. Lawan itu.. jam tu nah, inya
219 kan jam setengah 4. Dilihatinya tu pang bila jam sudah
220 setengah 4 inya harus bulik.
221 Ooh Inggih.
222 Kada mau kada, langsung bawa tas.
223 Keluar inya? padahal belum waktunya?
224 Hiih keluar inya, padahal belum.
225 kalau ibunya kada paham, tekajut-kajut toh, tapi sudah paham
226 bubuhannya, pokoknya bila jamnya jam setengah 4 misalnya, Dukungan
227 habis ashar mamahnya ada sudah di bawah. instrumental
228 Oh mamahnya nungguin dimana? YH
229 Di bawah, itu kelasnya di sebelah sana I3. JT & YH:
230 Ooh yang lewat al-jihad mart kah? B226-B227
231 Ah iya jua ay itu.
232 Berarti mamahnya sudah nungguin kayak gitu bu lah?
233 Hooh sudah ada, paginya diantar mbah tu bulikan diambili.
234 Diantarnya sampe masuk kelas kah? Dukungan
235 Kada, sampai di muka aja, bisa juga di tangga sebelum naik instrumental
236 tangga, di bawah, inya naik ke tangga langsung sorangan YH
237 keatas. I3. JT & YH:
238 Bulik ditunggui sudah. B233-B241
239 Hiih, langsung aja kan mamanya nunggui di bawah.
240 Setiap hari kayaitu mamanya lah?
241 Hiih setiap hari
242 Kayanya itu aja gin dulu Bu lah, kena berarti ulun ketemu Penutup
194

243 lawan pian hari senin lagi. I3. JT & YH:


244 Hooh telpon aja lah, WA ku rajin tu kada aktif. B242-B252
245 Inggih, habis dzuhur Bu lah?
246 Hiih, senin aku habis dzuhur, tapi senin ujian praktek rasanya
247 kada belajar.
248 Kadapapa Bu ay, ulun melihat inya aja kaya apa dikelas.
249 Ooh kaya itu, olahraga rasanya pang, kena kulihati lah. Ajaa
250 lihati jaa kadapapa jua, kaya apa keadaannya di kelas.
251 Inggih, makasih banyak Bu lah waktunya.
252 Iyaa, sama-sama.
195

WAWANCARA 7

IDENTITAS : Informan 4 (A), perempuan

HUBUNGAN : Guru BK di sekolah anak JT dan 2

WAKTU : Kamis, 20 Februari 2020, 11.30-11.45 (15 menit)

LOKASI : SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin

Baris Uraian Tema


1 Sebelumnya ulun mau terimakasih dulu lawan pian karna Pembukaan
2 sudah mau meluangkan waktunya gasan diwawancarai. I4. JT & YH:
3 Iya, iya. B1-B6
4 Ulun mahasiswa dari UIN jurusan Psikologi Islam mau ambil
5 data disekolah ini tentang anak autis, kebetulan karna pian
6 guru BK jadi ulun mau tanya-tanya tentang anak autis disini.
7 Ooh iyaa, lawan wali kelasnya belum lah?
8 Belum Bu.
9 Semalam menemui kepala sekolah kah?
10 Inggih.
11 Ada surat izinnya masuk?
12 Sudah, jar sidin hubungi aja pian nya, palingan minta
13 datanya dulu terkait anak autis, langsung aja Bu lah ulun
14 tanya-tanya.
15 Iya, silahkan.
16 gitu
17 Gimana interaksi S di sekolah Bu?
18 Ini tapi setahu ku ya, maksudnya yang paling lengkap itu
19 dengan wali kelas pang. Kalau untuk interaksi dia bisa lah, Informasi S di
20 bisa ngajak temennya ngobrol juga bisa, tapi emosinya masih sekolah
21 cenderung labil kalau untuk sekarang karena ini temen- I4. JT & YH:
22 temennya kan di sini kalau kelas lima kelas enam kan diacak B19-B50
23 kalau kelas satu dulu memang S suka tantrum mau kabur dari
24 kelas, suka kabur dari kelas walaupun ada guru pendamping.
25 Nah guru pendampingnya itu bukan lulusan PLB dulu itu tuh
26 kayak jagain aja, jadi mungkin beliau juga kurang paham, pas
27 aku hanyar masuk di sekolah ini, aku ajarin gimana cara
28 menanganinya sampai akhirnya enggak kabur-kaburan lagi
29 gitu. Sampai bisa kita jaga kita kunci apa pintunya kita kalau
30 dia lagi begini begini loh tekniknya, jadi begini begini begini
196

31 loh. Sampai S sampai kelas empat kah kalau enggak salah


32 sama guru pendamping itu ya sampai kelas empat, abis itu Bu
33 Nuri nikah, dan dia enggak mau sama yang lain. Dia enggak
34 mau dengan guru yang lain maunya sama Bu Nuri aja, pas
35 kelas lima, kelas satu tuh berapa bulan aja abis itu enggak
36 kabur-kaburan lagi, paling nangis atau apa, tapi kan enggak
37 kabur keluar, dulu sampai kita ngejar kabur ke sini. Kalau
38 enggak suka apa maunya kabur, kalau kesukaannya S tuh suka
39 main komputer sampai sekarang gitu, pernah ada yang lucu, S
40 dapat ulangan seratus bingung kan guru-guru juga bingung
41 kok S bisa, tanya kan takutnya soalnya dijawabin sama guru
42 pendamping atau apa. Ternyata dia cari jawaban di komputer
43 katanya begitu, jadi dia ngetik soal jawabannya cari
44 jawabannya di komputer jadinya nilai ulangannya bisa seratus
45 artinya dia paham kan sesuatu. Karena menurut guru
46 pendampingnya walaupun bukan lulusan PLB tapi bisa lah
47 ngajarin, jadi kalau ngerjain soal dulu S tuh bisa dengan
48 arahan, mengerjakan tugas-tugasnya. Nah kalau sekarang sih
49 kalau diganggu temennya dia nangis kenceng kelas enam
50 kemarin kan baru-baru ini kayaknya kan usia puber ya. Di
51 kelasnya itu pernah jadi masalah tuh, kita pernah panggil Dukungan
52 orang tuanya S ee.. babeh mamah nya itu dateng sih, waktu itu emosional JT
53 kita ngobrol, cuma mau ngasih tau gitu kan, nanti akan ada dan YH
54 masa pubernya anak autis itu beda dari anak yang lain, I4. JT & YH:
55 akhirnya memang sebenernya udah kejadian, enggak bisa di B51-B54
56 bercandain sedikit nangis ngamuk teriak-teriak di depan kelas, Guru BK
57 jadi akhirnya kita masuk ke kelas ketemu temen-temen yang menangani
58 lain, aku panggil semua kan ada siapa aja, yaudah dikasih tau masalah S
59 semua. untuk sekarang sih belum ada laporan mungkin bakal I4. JT & YH:
60 dicek lagi nanti itu sekitar bulan kemarin apa kita tanganin B55-B80
61 sebelum keluar ditanganinnya itu temen... yang ganggunya itu
62 temen kelas lain yang ngga paham, ada sih yang sekelas dia,
63 akhirnya kan karena wali kelasnsya udah yaa.. Ibu Ayu tuh
64 panggilkan Bu Ayu katanya gitu, naiklah ke, oh berarti kan
65 dari temen sekelasnya dikasih tau akhirnya temen-temen
66 perempuannya yang jaga, kan kita bilang tolong dijaga
67 temenmu ni autis yang berkebutuhan khusus, kan kalau
68 enggak kalian siapa lagi kayak gitu-gitu lah dikasih tahu.
69 Terus udah baru dikomunikasikan ke yang lain siapa aja kan,
70 mereka itu kayak lucu kan ngajarin temennya bahasa kotor
71 segala macem anak autis kan mereka mengulang tanpa tahu
72 apa artinya. Nah itu sih, jadi ketika ada.. temen-temen
197

73 perempuannya kemarin datang ke sini katanya Bu Ayu si ini


74 ngajarin ini ini ini, yaudah nanti ibu naik ke atas ngelitin ini,
75 temen-temen perempuan tolong jagain ya, iya katanya. Kalau
76 perempuan kan lebih kasian empatinya lebih tinggi, temen
77 cowonya sih kita bilang kalau enggak mau bertemen sama dia
78 ya sudah tapi jangan ganggu. Gitu aja sih kalau, enggak suka
79 bertemen yaudah tapi jangan ganggu, karena kalau kalian
80 yang menggangu kalian yang kurang kerjaan gitu kan.
81 Jadi S dari kelas satu sampai kelas empat aja kah ada guru
82 pendampingnya?
83 Iya hu’uh dari kelas empat, kelas lima udah lepas
84 Kalau untuk nilai di sekolah kayak gimana bu?
85 Kalau nilai di sekolah standarisasi untuk anak berkebutuhan Penilaian S di
86 khusus, kalau enggak 60, 65 apa.. makanya kan mereka di sekolah
87 kelas C kelas terbawah. Ya segitu sih nilainya kalau enggak I4. JT & YH:
88 60 65 nanti tanya wali kelasnya khusus anak berkebutuhan B85-B96
89 khusus. Tapi terkadang nilai mereka bisa lebih tinggi dari
90 anak normal, jadi kadang-kadang kan jadi bercandaan nih
91 mana anak yang bekebutuhan khusus mana anak yang reguler.
92 Kenapa nilai kalian bisa lebih rendah dari pada anak
93 kebutuhan khusus gitu. Palingan males ya, males belajar gitu.
94 Jadi enggak bontot-bontot banget, ada yang lebih dibawah
95 lagi padahal anak reguler maksudnya bukan kebutuhan
96 khusus.
97 Berarti S itu dia lebih suka ke komputer ya?
98 Komputer iya, Kalau S lebih condong keliatan di situ Hal yang
99 hobinya, kemampuannya, bisa.. dia buka youtube dia disukai S
100 seacrching, dia mau cari tahu apa ia searching sendiri dia di I4. JT & YH:
101 ketik sendiri. Ya aku pernah ngobrol sih sama orang tuanya ya B98-B101
102 perlu diprotect kan kita bilang ya hati-hati gambar-gambar
103 yang apa atau video yang kayak gimana atau gimana. Kalau
104 orang tuanya S mereka punya tempat terapi sendiri di Malkon Dukungan
105 Temon, makanya perkembangannya juga bagus, yayasan apa instrumental JT
106 gitu.. lupa, itu mereka orang tuanya juga tipe yang sangat dan YH
107 mendukung sekali terkait perkembangan atau apa, misalnya I4. JT & YH:
108 kita panggil gitu kan menghadap, langsung aja, enggak perlu B103-B109
109 apa-apa segala macem. Karna stand by aja rumahnya di
110 daerah sini, malah S sekarang enggak mau ditungguin pas
111 kelas enam, mungkin karena pubernya itu ya kalau dulu kan,
112 tapi orang tuanya yang khawatir, paling nanti datang ke wali
113 kelas nanya gimana S kayak gitu Dukungan
114 S sebelumnya ditungguin dari kelas? emosional JT
198

115 Iya dari kelas satu walaupun ada guru pendamping orang tua dan YH
116 nya selalu nungguin, mamahnya sih yang stand by, karna I4. JT & YH:
117 enggak kerja kan, kalau papah nya kerja, jadi mamah nya ada B112-B113
118 aja di sekolah nanti makan siang gitu dateng. Kalau sekarang Dukungan
119 S enggak mau lagi, malah di suruh pulang ya kayak anak-anak instrumental
120 biasa mungkin malu atau apa, masa pubernya ya pas kelas YH
121 enam. Jadi waktu kelas lima sih, waktu dia lepas dari I4. JT & YH:
122 pendamping enggak ada masalah, kayak biasa aja paling ya B115-B118
123 ngeliatin ya biasa aja.
124 Yang bermasalah itu temen-temennya yang ganggu dia itu kan
125 Iya Hu’uh karena kan dari kelas lain ya kecampur. Pas kelas
126 enam ya paling misalnya dia lagi puber tuh, dia suka sama
127 anak perempuan ya dia kejar, dikasih tahu aja kalau diberitahu
128
maksudnya kalau suka ya jangan dikejar, temennya kan takut
129
130 gitu
131 Berarti ada kejadian dia ngejar temennya.
132 Ada pernah mamanya cerita, dia katanya sih suka cewek- Dukungan
133 cewek putih yang imut-imut tipe-tipe yang imut-imut gitu nah, emosional YH
134 jadi mau berteman cuma temannya takut kan dia ngejar I4. JT & YH:
135 soalnya gitu itu sih, tapi mau kok berinteraksinya, kalau S B132-134
136 suka ngajak ngobrol, misalnya aku lewat aja, ‘ibu ini ada ini
137 bu’ buka komputer kan
138 Berarti bukan tipe yang terlalu asik dengan dunianya?
139 Enggak juga, kalau si S ee bisa sudah ngomong ‘ibu ini ada
140 kebakaran ini ini ini’ katanya, ‘oh iya’ ajak ngobrol, jadi dia
141 suka bercerita ada ini ada ini gitu. Interaksinya lebih gampang
142 dengan S Mungkin tarafnya ringan aja kalau S.
143 Ohh inggih kayaknya itu aja dulu bu pertanyaan dari ulun Penutup
144 Seadanya aku jawabnya ya setahu aku aja I4. JT & YH:
145 Inggih Bu, kada papa makasih banyak waktunya. B143-B147
146 Iyaa, nanti kalau masih kamu bisa aja ke wali kelas nanya-
147 nanya karna dia yang lebih tahu
199

WAWANCARA 8
IDENTITAS : YH, Perempuan, 51 tahun
WAKTU : Rabu, 01 Juli 2020
VIA : Chat

Baris Uraian Tema


1 Assalamualaikum ibu, gimana kabar pian? Pembukaan
2 Alhamdulillah baik, Aya kayapa? masih di kotabaru kah? W8.YH: B1-B7
3 Selamat atas pernikahannya...semoga menjadi keluarga yang
4 samawa
5 Alhamdulillah baik jua bu, inggih masih di kotabaru kada
6 wani ke banjar masih pandemic, Aamiin, makasih bu, S kaya
7 apa kabarnya bu?
8 Sdh lulus SD...sabtu nih rencana wisuda online
9 Alhamdulillah, jadi lah S homeschooling bu?
10 Insyaallah... sudah mendaftar di primagama homeschooling Dukungan
11 Alhamdulillah, ibu ulun handak betakun takun lagi lawan instrumental
12 pian, lewat chat aja kadapapa lah bu? W8. YH: B10
13 Kadapapa
14 Inggih, langsung aja bu lah.. Semalam kan waktu ulun
15 wawancara, buhan pian ada bepadah waktu pertama kali S
16 divonis sama dokter autis kan buhan pian syok.. Nah kira-
17 kira berapa lawas proses buhan pian menyimpulkan kalo itu
18 kadapapa dan bisa ditangani? Kalo pian ngalih beketik
19 menjawab nya, bisa aja pakai voice note bu
20 Kada sampai sebulan syoknya...setelah bisa menerima baru Dukungan
21 kami mencari info lebih jauh tentang autisme informasi
22 Ohh inggih, pas pian mencari info lebih jauh tentang autisme W8. YH: B20-
23 tu berapa lawas waktunya bu sampai pian menyimpulkan B21
24 kalo autisme itu kadapapa dan masih bisa ditangani?
25 Beberapa hari habis itu aku langsung menghubungi
26 keponakan yang berprofesi sebagai terapis untuk menerapi S
27 di rumah Dukungan
28 Berati kalo digabung dari syok sampai mencari info trus instrumental
29 langsung menghubungi terapis kira-kira sebulan bu lah? W8. YH: B25-
30 Ya B27
31 Itu lawasnya proses buhan pian berdua kah, atau pian aja
32 bu?
33 Kami bedua, Betakun jua lawan kawan yang beisi anak autis, Dukungan
34 lalu semangat kami muncul informasi
35 Betakun apa bu lawan kawan buhan pian sampai meulah W8. YH: B33-
200

36 semangat itu muncul? B34


37 Jarnya kasus satrio nih lebih ringan daripada anaknya... Tapi
38 dengan penanganan yang tepat insyaallah akan mengalami
39 perkembangan yang baik ke depannya
40 Ohh inggih, itu dulu uln tanyai ke pian bu lah.. Kna kalo ada Penutup
41 yg belum jelas uln takuni pian lagi.. Makasih banyak bu W8. YH: B40-
B41
201

WAWANCARA 9

IDENTITAS : Subjek YH, Perempuan 51 tahun

WAKTU : Jum’at, 20 November 2020, 10.15– 10.30

VIA : Telpon

Baris Uraian Tema


1 Assalamu’alaikum Pembukaan
2 Wa’alaikumussalam, maaf mengganggu waktunya bu lah W9.YH: B1-B7
3 Iya, kadapapa
4 Dimana pian ni Bu? Di rumah kah?
5 Di malkon temon, dirumah
6 Oh inggih, ni ulun langsung bertanya aja bu lah
7 Hiih ayuja
8 Kemaren kan pian ada bepadah tu kalo buhan pian
9 memberikan kasih sayang ke S itu seperti memanggil dengan
10 sebutan sayang atau tidur masih dipeluk
11 Heeh
12 Nah, itu menurut buhan pian manfaatnya tu apa Bu?
13 Memberikan kasih sayang itu
14 Eee sebelumnya tu inya kaya kada mau disentuh tu nah Ya ai, Manfaat dukungan
15 jadi pas kita paraki tu bejauh inya jadi kami an uterus tu nah emosional dengan
16 dibiasakan sampai inya mau, supaya ada kedekatan tu nah memberikan kasih
17 Oh inggih, supaya ada kedekatan Bu lah sayang
18 Hiih, biasanya kada mau lalu di peluk tu, model anti banar tu W9. YH: B14-B19
19 nah, sampai mau akhirnya kan
20 Terus yang pas pian memberikan perhatian atau kepedulian
21 kaya setiap pulang sekolah itu ditanyain “S ngapain aja hari
22 ini?” diawasin terus juga segala sesuatunya, itu menurut pian
23 manfaatnya apa Bu?
24 Supaya tahu kaya apa pelajarannya, supaya kawa meumpati tu Manfaat dukungan
25 nah, supaya kami kada ketinggalan kan hehe kada ketinggalan emosional dengan
26 pelajaran inya tu nah, soalnya mun kada ditakuni inya kada memberikan
27 pernah bepadah, mun kada kita yang aktif, lawan jua supaya perhatian dan
28 aman kaya itu nah kada terjadi apa-apa ke inya makanya kepedulian
29 diawasi W9. YH: B24-B29
30 Inggih, pian ada jua bepadah S kawa ja dah dipercaya, kawa
31 ja ditinggal, kawa ja menuju kantor abahnya, nah menurut
32 pian itu kaya gimana Bu manfaatnya?
202

33 Nah itu kemajuan banar pang Manfaat dukungan


34 Inggih sosial dengan
35 Manfaatnya tu, terapi gasan aku pang istilahnya soalnya aku memberikan
36 ni khawatir tarus rancak tu kepercayaan
37 Inggih, jadi supaya pian kada khawatir jua Bu lah W9. YH: B33-B39
38 Eeh, jadi S nya bisa mandiri biarpun parak kan jadi aku kada
39 telalu cemas banar tu nah
40 Inggih, nah jar pian jua S itu kalo melakukan hal-hal yang
41 baik tu diberi reward kaya pelukan atau pujian, itu menurut
42 pian manfaatnya apa Bu?
43 Supaya merasa dihargaikan usahanya tu nah, paling model Manfaat dukungan
44 dipuji aja gen himung dah inya hehe penghargaan dengan
45 Supaya inya merasa dihargai jua Bu lah memberikan pujian
46 Heeh atau tindakan
47 Trus pas pian kasih fasilitas ke S kaya HP, laptop, disediakan W9. YH: B43-B44
48 wifi.. itu menurut pian giman manfaatnya Bu?
49 Eeh, memang passionnya disitu kan keperluannya jua jadi Manfaat dukungan
50 disediakan ai, dulu pernah jua ku arah kan ke musik tapi kada instrumental dengan
51 anu jua inya kada mau, kada tertarik.. dari halusnya tu memberikan materi
52 tertariknya lawan itu pang, lawan laptop kaya gadget kaya itu atau fasilitas
53 nah hehe W9. YH: B49-B57
54 Oh inggih, jadi kaya searching-searching kaya itu Bu lah?
55 Heeh, kaya ketuju mengambar-gambar di laptop tu, belajar
56 sorang kan inya tu kada suah dilajari, tahu sorang inya
57 caranya hehe
58 Inggih, otodidak Bu lah
59 Heeh, hehe
60 Trus kaya pian membawa inya ke tempat terapi, ke pijit saraf,
61 antar jemput S sekolah bahkan pian meolah tempat terapi
62 juga kan di rumah. Itu menurut pian kaya gimana Bu
63 manfaatnya?
64 Manfaatnya kami berbagi juga kan, artinya kami kada sendiri Manfaat dukungan
65 mengalami kan instrumental dengan
66 Inggih memberikan bantuan
67 Jadi kawa menularkan pengalaman kan lawan orang tua yang pekerjaan atau jasa
68 terapi wadah kami tu kan, kan banyak jua yang putus asa kaya W9. YH: B64-B83
69 itu tu, jadi sambil ai sambil dikisah akan mun dudukan tu
70 Inggih
71 Jadi, kada semudah membalikkan telapak tangan jar kami
72 tahunan, prosesnya tu panjang banar hehe
73 Inggih, sampai akhirnya S bisa kaya sekarang Bu lah
74 Heeh, jadi manfaat di S ada jua di orang lain ada jua
203

75 manfaatnya
76 Kalo menurut pian di S itu kaya apa manfaatnya Bu?
77 Maksudnya dari lagi halus kah?
78 Inggih
79 Yaa, ikhtiarnya kan berbuah jua, ada aja tuh hasil dari ikhtiar,
80 memang lambat pang lambat banar prosesnya tapi kan tetap
81 harus dijalani, akhirnya kan ada jua kelihatan kan
82 perkembangannya, walaupun sampai saat ini ai kan masih
83 jalan, membantu jua kan gasan inya hehe
84 Oh inggih inggih, nah trus kan buhan pian kan sama babeh
85 jua meluangkan waktu banyak gasan S kan, kalo pian kada
86 kawa kan babeh yang mengawani, kalo babeh kada kawa
87 pian yang mengawani jadi kaya begantian tu lah menemani S,
88 menurut pian gimana manfaatnya Bu?
89 Heeh, jadi supaya inya kada merasa seorangan tu nah ada Manfaat dukungan
90 terus yang mendampingi merasakan kehadiran kita, kalo instrumental dengan
91 kaka-kakanya kan kada kawa karna jauh kan, jadi kami meluangkan waktu
92 barang kan ada terus untuk anak
93 Inggih, trus adakan pas awal-awal pian baru mengetahui S W9. YH: B89-B92
94 mengalami autisme kan buhan pian searching-searching di
95 google trus menakuni kekawanan jua, apa manfaat yang pian
96 rasakan Bu?
97 Yaa, sebelumnya tu kan khawatirnya tu berlebihan banar kalo
98 pas mbah tahu tu nah, awalnya tu syok pang, khawatir kaya
99 apa selanjutnya kan, kehidupannya tu nah kaya apa.. kan
100 kehidupan kami langsung berubah kalo drastis, yang biasanya
101 santai menghadapi kakak-kakaknya tu model biasa aja, kaya
102 perhatian biasa aja ini harus berubahkan, harus 100% ai lagi
103 hehe
104 Jadi pas pian dapat informasi-informasi dari searching-
105 searching sama betakun lawan kekawanan tu, ada
106 manfaatnya lah Bu yang pian rasakan?
107 Gasan kami?
108 Inggih
109 Eee jadi kaya lebih tahu kan apa itu autisme mbah tu kaya apa Manfaat dukungan
110 solusinya kan, kalo mencari penyebabnya tu yaa kadeda informasi dengan
111 habisnya kan jadi solusinya ai lagi yang dicari mencari tahu
112 Inggih, trus juga kan kalo S betakun-takun tu buhan pian kan informasi yang
113 selalu menjawab dengan jawaban yang dimengerti inya, nah dibutuhkan orang tua
114 menurut pian gimana itu Bu manfaatnya? tentang autisme
115 Yaa supaya inya tahu ai kaya itu nah, karna kadang jua mun W9. YH: B109-B111
116 inya kada tahu inya bisa mencari sorang di google jadi kaya Manfaat dukungan
204

117 tetahu inya tu hehe informasi dengan


118 Inggih, mungkin itu dulu Bu lah yang ulun tanyakan ke pian memberi tahu
119 makasih banyak Bu waktunya informasi yang
120 Iyaa, sama-sama kena mu nada apa-apa takun akan aja lagi dibutuhkan anak
121 lah W9. YH: B115-B117
122 Inggih, makasih Bu Assalamu’alaikum Penutup
123 Wa’alaikumussalam W9. YH: B118-B123
205

LAMPIRAN 9. AXIAL CODING

AXIAL CODING JT

URAIAN
NO TEMA INDIKATOR SUB TEMA INFORMAN INFORMAN INFORMAN INFORMAN
SUBJEK
1 2 3 4
1 Dukungan Memberikan Dukungan kalau kita tegur, Heeh, sampai Kalau dari
emosional kasih sayang emosional mukanya kawan ulun lagi halus kan
(merupakan JT & YH: langsung sedih, tuh pernah perhatiannya
B265-B269 air matanya ada. nyambat ke
ungkapan anu.. lebih lah
Dia mendam. ulun lo, inya
empati, Dukungan Puncaknya dia tu rancak kasih
kepedulian emosional mukul, “mama sembahyang sayangnya tuh
dan perhatian JT & YH: nakal”. Tapi jumat di lebih lah
terhadap B511-B515 kalau udah masjid al- gasan S tu.
orang yang meledak, kita jihad lo, babeh
bersangkutan) Dukungan sayangi. tu sayang cuma kan
emosional Kita minta banar lah
setelah tahu tu
JT maaf. lawan S jar
Maaf, nggak kawan ulun tu semakin
I1. JT & perhatiannya
sengaja, gitu lo, kenapa jar
YH: B133- ulun tu lo, kuitan ni kan,
B140 Aku kan karna tiap kali dari.. kada
manggil dia kan aku cuma.. kan
Dukungan jarang sembahyang maksudnya
emosional namanya. Pasti jumat tu kaya ini, anak
JT dan YH “sayang”. “sini tetamu sidin
tu, kena inikan kada
I2. JT & sayang”. Ya
meragap S, cuma perlu
YH: B9-B10 memang kita
sayangi begitu. jadi kaya kasih sayang..
206

Sampai sesantai itu kasih sayang


Dukungan sekarang. kaya kada tu wajib tapi
emosional Kalo mau masalah jar jua perlakuan
JT dan YH guring tu babeh, kaya
nya.
diragapi. anak-anak lain
I2. JT &
Masih sampe jua, jadi
YH: B17- sekarang itu. biasanya kan Ditagur,
B20 kadang ditagur biasa
penolakan aja tapi kada
Dukungan pertama itu jua yang
emosional kan dari orang dimamai
JT dan YH tua, ini kededa
banar karna
I2. JT & jadi kaya easy
way aja pang memang kada
YH: B70- biasa
hidup S nih.
B71 memamai
anak kayaitu.

Menunjukkan Dukungan Cuma Iya, kaya Ditegur, tapi kelasnya itu


kepedulian emosional pengawasannya ketemuan lah kalo inya pernah jadi
dan perhatian JT & YH: ekstra penuh. babeh sama S, tantrum masalah tuh,
B70-B71 Iya pengawasan kena di imbai
segala kan kita pernah
penuh. babeh kalau
kawa beimbai, sudah tahu panggil orang
Dukungan
emosional Iya. Sekarang mun kada kalau anak tuanya S ee..
JT & YH: udah nggak. lawan autis S babeh mamah
B460 “bisa nggak kawanannya tantrum harus nya itu dateng
ulangan?” diliati babeh, dipeluk. sih, waktu itu
Dukungan “bisa” “berapa kaya ada aja
207

emosional nilainya?” kaya itu nah, Kalau mama kita ngobrol,


JT & YH: “100”. Aku kan kantornya abahnya cuma mau
B477-B481 lihat, dapet 50 deket sudah tahu ngasih tau
hehe. Tapi sekarang.
cara gitu kan, nanti
Dukungan kalau yang lain Kada pernah
bagus. pang kaya mengendalika akan ada
emosional
JT & YH: Matematika aja. model S nnya kalau masa
B522-B523 Kalau yang disembunyika anak autis pubernya
lainnya nggak. n tu kada tantrum itu anak autis itu
Dukungan Ada yang dapat pernah. harus diberi beda dari
emosional 0 matematika pelukan anak yang
JT & YH: ulangan.
menenangkan lain.
B654-B659 nya, dan itu
Jadi pager itu
dobel. Pager memang tapi orang
Dukungan
kunci. harus tuanya yang
emosional
dilakukan. khawatir,
JT & YH:
kalau pulang paling nanti
B665-B667
sekolah juga datang ke
semalam tu wali kelas
Dukungan ditanya-tanyain ada kanakan
biasanya. nanya gimana
emosional SMP meanu S S kayak gitu
JT: B96-
tu, langsung
B98 Aku dulu tu
ibaratnya dilabrak
Dukungan menebalkan babeh kepala
emosional muka. Orang sekolahnya
kan biasanya hehe.
JT
ada yang
I1. JT & anaknya autis
208

YH: B143- kan malu. Kawannya,


B147 Disembunyikan. kawannya
Kalau aku bepadah ke
nggak. Aku
Dukungan mama S
kubawa bawa
emosional ke Duta Mall kasian kalo
JT dan YH mandi bola. Ya melihat S, S
I2. JT & tapi aku nya bediam
YH: B73- berbicara sama aja kada
B77 orang di melawan.
sebelahnya Jadi kaya apa
“mohon maaf
Dukungan setelah
lah anak ulun
emosional hiperaktif”. kawannya
JT memadahakan
I2. JT & Jadi aku lah ke orang tua S
YH: B181- yang mohon tu?
B183 maaf dulu, Tapi Langsung
tetep kita awasi. didatangi ay
Aku
Dukungan kepala
menebalkan
emosional muka. Tapi sekolah lawan
JT dan YH kupaksa dia gurunya di
I2. JT & berinteraksi SMP tu
YH: B192- dangan
B197 lingkungan.
Artinya dia
terbiasa.
Dukungan
emosional
209

JT dan YH Kalau inya


I4. JT & senengnya
YH: B51- sejarah
B54 kayaknya.
Sejarah, Bahasa
Dukungan inggris. Tapi ini
emosional karna beisi
JT dan YH kawan anu
I4. JT & Bahasa Jawa
YH: B112- jadinya inya..
B113

Bersedia Dukungan Iya didengerin


mendengarka emosional aja, ya
n anak JT dan YH walaupun
I1. JT & kadang
YH: B159- enggak
B165 nyambung,
jadi iih akan
Dukungan aja, “S ni
emosional ngomong
JT dan YH tarus lah” ada
I2. JT & yang nyeletuk
YH: B105 kaya gitu jadi
jar babeh
“mending
lagi, maka
210

dulu kita
berusaha biar
inya
ngomong, eeh
lah, bujur jua
jar ulun. Jadi
kadang malah
yang membuat
ulun bepikir
mamah lawan
babeh ulun
sorang kaya
itu nah lo,
Alhamdulillah
mereka saling
support aja.

Heeh didangar
akan, apa inya
handaknya.

Memberikan Dukungan Dulu kan kalau


kepercayaan emosional pas jamnya
JT & YH: shalat, langsung
B346-B353 shalat. Nah
makin gede ini
211

Dukungan dia makin


emosional bandel. “ayok
JT & YH: shalat subuh”,
B551-B553 “ah sendiri aja”.
Dulu kan
Dukungan jamaah kan
emosional pahalanya 27
JT & YH: kali kan. Ya
B557-B558 sekarang
sendiri.
Shalatnya ya
cuma cek cek
cek, cepet
banget. Ya
udahlah aku
pikir nggak
masalah, nanti
yang penting
dia tahu oh ini
waktunya
shalat, dia harus
shalat. Masalah
bener atau
salah, ya saya
masih toleran.

Dulu kami
tungguin itu
seharian di
212

sekolah.
Sekarang bisa
kami lepas
sudah. Bisa tahu
jalan kesini, ke
kantorku.

Iya takut dulu,


ditunggunya itu
sampai kelas 5
masih
ditungguin.
Kelas 6 sudah
bisa dilepas.

2 Dukungan Memberikan Dukungan Kayaknya harus Iya dipuji Ada jua,


penghargaan reward atas penghargaan ada syarat. dipeluk. “Bagus S”
(berupa hal positif JT & YH: Motivasi. pasti kaya itu
B418-B422
ungkapan yang Misalnya kalau diberikan
hormat atau dilakukan Dukungan mau jalan, dia pujian, kada
penghargaan anak penghargaan nggak mau. pang yang
positif untuk JT & YH: Nanti kita hadiah anu tu
orang yang B576-B577 inikan, kita kada.
bersangkutan) kasih reward.
Dukungan Terus mau
penghargaan
dianya. Kalau
JT & YH:
B583-B584 nggak ada
213

reward yah
Dukungan udah aja nggak
penghargaan dipedulikan dia
JT dan YH kalau nggak ada
I1. JT & rewardnya.
YH: B168
Bebaskan. Kita
Dukungan turuti. Kadang
penghargaan sabtu minggu
JT dan YH kita jalan “ayok
I2. JT & kita ke Mall”.
YH: B88- “Nggak, capek.
B89 Capek sekolah.”

Ya kasih
ungkapan-
ungkapan gitu
lah “wih hebat”.
Dihargai lah.

3 Dukungan Memberikan Dukungan Mbah tu ada Iih sejauh ini Sekolahpun Iya, makanan
instrumental dukungan instrumental terapis dikasih aja kan sampai pas istirahat.
(berupa berupa materi JT & YH: kemenakan pang kaya kelas 4 atau 5 Istirahat
B56-B57 kami… terapis
dukungan atau fasilitas yang inya pakai pertama,
di Gatot di
langsung, Dukungan Harapan Bunda. perlu lah, kaya pendamping. istirahat
seperti instrumental Nah itu kami HP ja ada. kedua kan anu
214

bantuan JT & YH: kiau ke rumah. Fasilitas umpat kantin


secara B59 selama ini kan inya,
financial atau Iya. Habis itu menurut pian, umpat apa
Dukungan langsung kami
bantuan S selalu itu.. catering.
instrumental
dalam sekolahkan. difasilitasi
JT & YH:
mengerjakan B67-B69 lah?
tugas atau Jadi ya akhirnya Yang inya
membantu Dukungan kita waktu itu ketuju kaya
instrumental kita ambil jalan,
pekerjaan handphone.
JT & YH: kita kasih ke
tertentu) PAUD biar
B85-B88
berbaur sama yaa jadi mama
Dukungan orang kan. Ya abahnya
instrumental akhirnya kita sampai
JT & YH: sekolahkan. meulah ada
B95-B100 terapi untuk
kita bisa anak-anak
Dukungan melangkah ke
ABK karna
instrumental depan. Nah
akhirnya alasan tu
JT & YH:
Langkah karna S.
B144-B155
pertama ya itu,
Dukungan kita sekolahkan 2 tahun,
instrumental PAUD. Terapi sampai yang
JT & YH: kita jalankan ya. alternatif pijat
B160-B161 Terapi di
segalaan tu
rumah.
dari halus,
Dukungan
215

instrumental 3 tahun itu ke kan ke dokter


JT & YH: terapis… dulu tu mbah
B164-B165 Sekolah PAUD tu terapi yang
tapi pindah
disekolahan
Dukungan sekolahnya.
instrumental Abis itu tu, hanyar
JT & YH: dimasukkan ke pijat. Pijat tu
B169-170 TK… eh… sampai
TK dulu pagi. wahinian jua.
Dukungan Jadi masih satu
instrumental lingkungan TK
JT & YH: Inklusi.
B172 Sama kami juga
ada tradisional
Dukungan pijit.
instrumental Pijit saraf.
JT & YH:
B184-B190 Ada diet.
Diet makan,
Dukungan diet apa.
instrumental Pokoknya
JT & YH: berbagai
B298-B299 informasi dah
kita kumpulkan.
Dukungan Susu di stop.
instrumental Susu sapi
JT & YH: Susu nggak
B391-B396 boleh, apa
nggak boleh.
216

Dukungan Dulu orangnya


instrumental gemuk tuh.
JT & YH: Begitu nggak
B578 minum susu
lagi, dia kurus.
Dukungan Nah begitu kita
instrumental stop itu,
JT & YH: hiperaktifnya
B587-B589 mulai kurang.
Kurang ya?
Dukungan Iya. Itu
instrumental makanan
JT & YH: berpengawet,
B711-B713 cokelat, kita
stop. Pokoknya
Dukugan makannya yang
instrumental sesuai aja.
JT & YH: Berarti diet diet
B729 yang manis
dikurangin ya?
Iya. Diet tepung
Dukungan ya.
instrumental
JT: B53- Kan ada guru
B54 pendamping.
Dari PAUD itu
Dukungan pakai
instrumental pendamping.
JT dan YH
217

I1. JT &
YH: Dari awal
B197-B198 sampai kelas 4
SD pakai kami
pakai
pendamping
Dukungan
terus.
instrumental
JT dan YH Intinya
I2. JT & pendamping itu
YH: B29- sekaligus
B30 terapis. Jadi ada
ilmunya.
Dukungan
instrumental Untuk terapis
kami di rumah,
JT dan YH
kami buka juga
I2. JT & ya.
YH: B90-
B91 Akhirnya kita
bikin ya, kamar
Dukungan aja kita sekat 2
instrumental orang. Tapi kita
JT dan YH orientasinya
bukan profit,
I2. JT &
tapi tetep ada ya
YH: B107- untuk kesana.
B108 Akhirnya rumah
kami itu kita
218

Dukungan punya 7 atau 8


instrumental ya.
JT dan YH 8 terapis.
Eh iya 8 terapis.
I2. JT &
Muridnya
YH: B121- hampir 25 itu di
B123 rumah itu.
Ada 30
Dukungan sekarang.
instrumental
JT dan YH 4 tahun dia
I3. JT &
sudah mulai
YH: B209-
B210 bisa animasi itu
kan. setiap hari
mainnya laptop.

Mau ditempat
yang nggak ada
nyamuknya.
Nanti makan
yang di tempat
yang pakai AC,
di rumah
makan.
Biasanya di
warung…
Mau makan di
tempat yang
219

nggak ada
nyamuknya.
Artinya yang
tertutup.

Jadi laptop
biasanya lah,
hape. Itu aja
mainannya.

Laptop berapa
butir itu udah
dihancurnya.
Ya dipasangin
speedy. Ya
pokoknya yang
keperluan inya
tu pang.

Nggak terapi
lagi. Paling kalo
pas libur
handak ulangan
baru di
masukkan lagi
terapi untuk
belajar aja juga.
220

Kalau ada
terapis yang
kosong.

Pijit saraf masih


seminggu sekali
lah.

Kada, inya
pakai boneka
yang ada ay.
Kakak-
kakaknya dulu
ketuju boneka
kalo. Mun
sudah
diingkutinya tu,
inya ay lagi.
Memberikan Dukungan Ke Banjar Baru, Dulu tu S ni Misalnya yaa Kalau ada
dukungan instrumental muter muter dipijat lo, dulu itu tadi me.. masalah aja,
berupa JT & YH: kita. Kemana seminggu 2 apa eee terapi misalnya S
B105-107 aja. Pokoknya apa itu ada
pekerjaan kah 3 kali, salah satunya,
ada orang urut, sakit kah,
atau jasa bisa. Itu lah… behalat hari, nah tu mama minta
Dukungan
instrumental Ikhtiar hehe… jadi kaya abahnya tu dijemput
JT & YH: imbah ashar rajin banar misalnya kaya
B336-B340 Iya. Minta antri tuh, bisa membawa itu, mama nya
ulangin, dia. sampai sejam. terapi anu apa kah kada
221

Dukungan Minta balik Itu mama belum lagi kawa


instrumental lagi, lewat jalan sama babeh tu yang secara menjemput.
JT & YH: yang bener. nganter? anunya apa..
B620-B625 Kalau nggak, Inya aja yang
Iya, setelah alternatif yang
dia nangis terus nulisnya, inya
Dukungan itu. ulun sadari S pijat segalaan.
kada mau
instrumental Jadi dia nangis tuh terapi dari misalnya soal
JT & YH: kalau pian yang umur 2 tahun, Hiih full kita
B631-B641 melanggar… umur 7 tahun dukungannya, menjawab
Iya jadi kita hanyar kasih akan tu inya
Dukungan balik lagi. Kita bepender, sayangnya, kada mau “S
instrumental lewatin dulu, sendiri yang
sampai 5 mau terapi,
JT: B4-B7 lewat jalan yang mau jawab”
bener. tahunan tu untuk
jarnya, kada
Dukungan PR lah. Kalau terus terusan dukungan mau inya
instrumental ada PR. tiap hari. anak ini untuk dijawab akan,
JT: B9-B14 Terus pian umpat terapi. tapi tetap di
bantuin dia bantu orang
Dukungan yang Heeh, kan S tuanya.
ngerjakan?
instrumental dulu tu
Iya. Dibantuin
JT dan YH tapi kalau kita dibawa ke
I1. JT & yang ngerjakan, sana kemari
YH: B210- dia nggak mau. terapi,
B215 “S bisa”, alternatif,
katanya gitu. pijat segala
Dukungan Cuma kita
macam
instrumental lihatin. Dia
pantang kalo sudahnya.
JT dan YH
222

I2. JT & mau dibantuin


YH: B21- gitu. Ya dia bisa
B23 kadang tapi
salah.
Dukungan
Kan begitu
instrumental
pulang sekolah
JT dan YH jemput dia
I2. JT & langsung sama
YH: B27- mamanya.
B28 Makan siang
dia catering tapi
Dukungan tetap dilihati
jua. Sekarang
instrumental
kada mau lagi
JT dan YH dilihati. Jadi
I2. JT & sore aja
YH: B111- diambili.
B112 Soalnya pas aku
datang itu minta
Dukungan potong akan
iwaknya.
instrumental
Padahal kalau
JT dan YH aku kadeda inya
I2. JT & makan sendiri.
YH: B161- Kalau dulu kada
B163 bisa kawannya
yang disuruh
motongkan.
Dukungan
223

instrumental Jadi kawannya


JT ngerti.
I3. JT & Bergantian.
YH: B122- Atau wali kelas.
B124 Sekarang bisa
sudah. Tapi
Dukungan kalau aku
instrumental datang, “mama
JT dan YH potongin”. Jadi
I3. JT & siang aku
YH: B165- dateng, aku
B168 diluar. Kada ku
liati, makan
sorang ai inya.

Yaa, hobi kami


ni banyak.
Paling kalau
handak
berenang yaa
berenang. Tapi
ni pas musim-
musim kayak
gini ni pas
garing kalo jadi
inya kada tapi
handak jua inya.
224

Berenang,
ngawani inya
berenang
biasanya, jalan,
makan kaya itu
aja.
Yaa kalau pas
mamanya
kadeda, aku ay
dah. Umpanya
tu kami berdua
tu pang atau
salah satu, kalau
handak guring
yaa bededua tu
pang jua. paling
minta makan,
soalnya mandiri
ajakan sudah,
beapa-apa bisa
aja sorangan
dah. Paling
kalau makan
kita sediakan
aja kan.
Selebihnya
mengawani inya
tu pang yang
225

penting inya
kada seorangan,
ada kawannya
lah.
Hiih S tu selalu
ada ada yang
mengawani
setiap hari, mun
mamanya
misalnya haur
kemana, ada
abahnya kah
atau kakanya
kah yang
mengawani.
Meluangkan Dukungan Iya semua Kalau S ni Hiih selalu Kalau orang
waktu instrumental dijalanin. Jadi inya main dibawa ikut tuanya S
menemani JT & YH: senin rabu sorang ae, jalan, pernah mereka punya
B120-124 jum’at tu aku
anak mun misalnya inya ketuju tempat terapi
terapi…
Senin rabu anu inya main airport hampir sendiri di
Dukungan
jumat sabtu tu HP lawan setiap minggu Malkon
instrumental
pijit saraf. babeh biasa ke airport tuh Temon,
JT
Kalau disampingnya dari yang makanya
I1. JT & sekolahnya, dia belum tuntung perkembanga
YH: B255- tiap hari. Pagi. sampai sudah nnya juga
B256 Sampai siang.
tuntung. bagus,
Dukungan Sorenya itu...
226

instrumental yayasan apa


JT dan YH gitu.. lupa, itu
I2. JT & mereka orang
YH: B166- tuanya juga
B168 tipe yang
sangat
Dukungan mendukung
instrumental sekali terkait
JT dan YH perkembanga
I4. JT &
n atau apa,
YH: B103-
B109 misalnya kita
panggil gitu
kan
menghadap,
langsung aja,
enggak perlu
apa-apa
segala
macem.
4 Dukungan Mencari tahu Dukungan Aku tuh punya setahuku
informasi informasi informasi temen ini setelah tahu tu
(berupa terkait JT & YH: katanya puasa langsung
B364-B372 tuh bagus buat
dukungan autisme berupaya kaya
detox, anak
yang Dukungan autis itu puasa. apa.. mencari
mencakup informasi Kan kalau autis referensi
JT & YH: itu kan
227

pemberian B749-B753 kecenderungan segala


saran, permasalahan macam,
nasehat, Dukungan dari makanya
instrumental pencernaan.
petunjuk atau akhirnya yang
JT dan YH Usus.
umpan balik Pencernaannya dicari akan
tentang I2. JT & terapi, selain
nggak bagus.
bagaimana YH: B145- Kalau kita itu kan
cara B148 ngefeknya kan betakun takun
memecahkan makan, dicerna lawan orang
masalah) dulu. Kalau dia “ohh di ini
makan kayak
aja, sambil
misalnya gula
atau apa, itu dipijit” jar
kotor, nggak orang.
ada
saringannya.
Jadi dia
langsung
hiperaktif. Tapi
dengan adanya
puasa itu bisa
bagus buat
detox katanya.

Kalau
terapisnya
ngajarin, kita
pelan-pelan
228

juga ambil
ilmunya. Jadi
yang penting
fungsi
kontrolnya.
Kalau S mau
apa, kita turutin.
Kelar. Tapi
kalau kita tegas
nggak boleh,
nangis biar aja.
Ya memang itu
nggak boleh.
Besoknya pasti
nggak lagi.

Memberi tahu Dukungan sekalinya nukar Iya paham


informasi informasi wadai-wadai sudah, karena
yang JT & YH: yang ada bahan abah
B243-B248 terigu,
diperlukan mamanya kan
pengawet,
anak Dukungan biasanya tu memadahi
informasi diberi tapi kada jua, “kena S
JT & YH: banyak. Ada ini ini..” nah itu
B271-B275 sebungkus yang
sehari jar wali diingatnya.
Dukungan kelasnya, kada
informasi bebarian. Mbah
JT & YH: itu dikelas lah
229

B317-B330 kaya kada fokus


lagi, habis itu
Dukungan diberi
informasi penjelasan,
JT & YH: kada mau lagi
B436-B439 inya nukar
sampai
Dukungan sekarang.
informasi
JT & YH: Ada yang
B487-B491 kawannya
memarahi,
Dukungan kawannya gin
informasi kada marah
JT & YH: lawan inya tapi
B499-B506 nada tinggi.
Inya sarik jua,
Dukungan sarik lawan
informasi yang memarahi
JT & YH: pakai nada
B601-B604 tinggi tu. Jadi
dipadahi ay
Dukungan kawanannya
informasi inya kada bisa
JT & YH: kalo nada suara
B688-B690 tinggi.

Dukungan Ya kayak orang


informasi lain juga, kalau
230

JT: B76- melanggar


B81 aturan. Tapi
karena kita
Dukungan tetep ini nggak
informasi boleh, itu nggak
JT: B113- boleh, dia mau
B114 keluar gitu, kita
bilang ga boleh,
Dukungan trus pas aku
informasi mau keluar
JT: B86- buang sampah
B93 dia marah besar.
Nggak boleh.
Dukungan Dimarahinnya
informasi JT kita, nangis dia.
dan YH Bisa jua kaya
tanda-tanda lalu
I2. JT &
lintas gitu
YH: B129- dilanggar
B130 abahnya, oh
ngamuk dia di
mobil. Jadi ya
emang halus.
Jadi kita harus
konsisten lah.
Apa yang kita
nggak boleh,
kita ya jangan
ngelanggar.
231

Padahal sampah
haluus gitu kan
mau dibuang
kelur mobil,
marah dia.
Nggak boleh tu
pang pokoknya.
Padahal kecil
aja sampahnya,
kaya plastik
tutup botol gitu
gitu. Nggak
boleh pokonya
buang sampah
sembarangan.

Tapi kita ajarin,


kalau nggak
bisa dilewatin
aja. Nah
sekarang karna
banyak yang
nggak bisa,
banyak yang
dilewatinnya.
Sekarang kita
malah yang
nanyain, bisa
apa enggak.
232

Tapi kalau aku


ajarin, bisa. Ini
soalnya ini.
Bisa dia
ngerjain. Tapi
kalau di
sekolah, nggak
tahu dia.
Mungkin
basicnya dia
masalah
tambahan
perkalian masih
manual tangan.
Nah kalau di
rumah kan kita
tungguin. Oh
betul, betul,
betul. Bisa
sebenernya dia.

Tapi kalau ada


5 soal, aku
tungguin, bisa.
Kalau aku kan
bisa metode
matematikanya
anak anakku
233

aku bikin
mudah, gini loh
gini loh. Bisa.
Tapi saya
paham betul
karena basicnya
yang tambah
kalinya yang
kurang bagus.
Jadi kada kami
tuntut jua,
mengalir aja…
Mengalir aja
inya. Artinya
nanti mana
yang kita
explore, mana
yang dia bisa.

Dulu kan ada


buku yang
sempet ditarik
karena ada
pornografi, wuh
dulu dia
explore. Kan
biasanya berita
kayak gitu
linknya kemana
234

mana kan. Itu


nggak boleh itu.
Diberikan
pehaman lah.

Iya, diberi
penjelasan nanti
dia ngerti kalau
kada jelas, lihati
digoogle jar
kita.
Soalnya inya
tuh dari situ
kena betakun
pulang.

hitungnya bisa
inya. Kalau aku
pegang, aku
ajari setumat aja
bisa inya, kaya
1 kilo merapa
meter? Ku lajari
pakai tangga itu
kan. Km, hm,
dam. Kalau 1
turun kebawah
berarti dikali
10, kalo dari
235

meter ke anu
dibagi 10. Kan
dia 10x10=100.
Bisa dia itu.
Tapi kan angka
yang full, kalau
aku combine
kayak 3.5 meter
tambah ini, bisa
inya. Cuma itu
tadi kan.

Dulu bisa,
marah sama
mamanya misal,
tulisnya
“goblok” mbah
tu
dinyalakannya.
Eh nggak boleh
ngomong gitu.

kada mau
menghapal dia.
Sementara
kalau mamanya
melajari kada
anu, mamanya
tergantung aku
236

kalau melajari
matematika,
tapi aku kan
kadang-kadang
bulik sore jadi
habis maghrib
melajari, kada
bisa kepegang
gitu nah. Tapi
kalo yang lain
sama mamanya,
kalau
matematika
kada bisa
menjelaskan ke
inya tu, kalau
aku kan ku
kasih pengertian
gitu, tak kasih
rumusnya pakai
ini, kayak
semacam
contoh kaya itu.
237

AXIAL CODING YH

URAIAN
NO TEMA INDIKATOR SUB TEMA INFORMAN INFORMAN INFORMAN INFORMAN
SUBJEK
1 2 3 4
1 Dukungan Memberikan Dukungan kalau kita cuman Kalau dari
emosional kasih sayang emosional tegur, mamah tu lagi halus kan
(merupakan JT & YH: mukanya sayang banar perhatiannya
B265-B269 langsung
ungkapan sama S, kaya anu.. lebih lah
sedih, air
empati, Dukungan matanya ada. makanan tu kasih
kepedulian emosional Dia mendam. disiap akan, sayangnya tuh
dan perhatian JT & YH: Puncaknya dulu tu nya lebih lah
terhadap B511-B515 dia mukul, disuapi. gasan S tu.
orang yang “mama
bersangkutan) Dukungan nakal”. Tapi cuma kan
emosional kalau udah
setelah tahu tu
YH meledak, kita
sayangi. semakin
I1. JT & YH: perhatiannya
Kita minta
B171-B173 maaf. kuitan ni kan,
Maaf, nggak dari.. kada
Dukungan sengaja, gitu cuma.. kan
emosional JT
maksudnya
dan 2 Aku kan
kaya ini, anak
I2. JT & YH: manggil dia
kan jarang inikan kada
B9-B10
namanya. cuma perlu
Pasti kasih sayang..
238

Dukungan “sayang”. kasih sayang


emosional JT “sini sayang”. tu wajib tapi
dan 2 Ya memang jua perlakuan
kita sayangi
I2. JT & YH: nya.
begitu.
B17-B20 Sampai
sekarang. Ditagur,
Dukungan Kalo mau ditagur biasa
emosional JT guring tu aja tapi kada
dan YH diragapi. jua yang
I2. JT & YH: Masih sampe dimamai
B70-B71 sekarang itu.
banar karna
memang kada
biasa
memamai
anak kayaitu.

Menunjukkan Dukungan Cuma pernah ulun Ditegur, tapi Inggih kelasnya itu
kepedulian dan emosional pengawasann tuh dipenderi kalo inya kadapapa, pernah jadi
perhatian JT & YH: ya ekstra mamah, tantrum orang tuanya masalah tuh,
B70-B71 penuh. selalu
mamah tu segala kan kita pernah
Iya komunikasi
Dukungan pengawasan marah lawan sudah tahu lah lawan panggil orang
emosional penuh. ulun, hanyar kalau anak pian? tuanya S ee..
JT & YH: itu ulun autis S misalnya babeh mamah
B460 Jadi pager itu dibentak, tantrum harus kalau ada nya itu dateng
239

dobel. Pager kadang tu dipeluk. masalah ada sih, waktu itu


Dukungan kunci. kalau marah Kalau mama apa. kita ngobrol,
emosional tu menegur abahnya Hu’uh selalu cuma mau
JT & YH: Iya. Sekarang Itu ibunya kah
aja, ini dasar sudah tahu ngasih tau
B477-B481 udah nggak. atau
“bisa nggak bujur Mamah cara ayahnya? gitu kan, nanti
Dukungan ulangan?” tu sampai mengendalika Ibunya. akan ada masa
emosional “bisa” menangis nnya kalau pubernya
JT & YH: “berapa mengiranya anak autis anak autis itu
B522-B523 nilainya?” ulun tu malu tantrum itu beda dari anak
“100”. Aku beisi S ading harus diberi yang lain.
Dukungan lihat, dapet 50
ulun yang pelukan
emosional hehe. Tapi
JT & YH: kalau yang berkebutuhan menenangkan tapi orang
B654-B659 lain bagus. khusus. nya, dan itu tuanya yang
Matematika Padahal memang khawatir,
Dukungan aja. Kalau paling nanti
enggak, harus
emosional yang lainnya datang ke wali
mamah tuh dilakukan. kelas nanya
JT & YH: nggak. Ada memperhatika
B665-B667 yang dapat 0 gimana S
n aja kalau Kawannya, kayak gitu.
matematika
Dukungan ulangan. ulun tuh kada kawannya
emosional pernah bepadah ke Ada pernah
YH: B2-B3 kalau pulang meherani S mama S mamanya
sekolah juga cerita, dia
dari pada kasian kalo
Dukungan ditanya- katanya sih
sepupu ulun melihat S, S suka cewek-
emosional tanyain
tuh, nya bediam cewek putih
YH: B5-B8 biasanya.
pembelaan aja kada yang imut-
imut tipe-tipe
240

Dukungan Aku dulu tu ulun kan kaya melawan. yang imut-


emosional ibaratnya ulun tuh butuh Jadi kaya apa imut gitu nah
YH: B64- menebalkan teman setelah
B66 muka. Orang
bermain jar kawannya
kan biasanya
Dukungan ada yang ulun lo, ulun memadahakan
emosional anaknya autis coba main ke orang tua S
YH kan malu. lawan S, tapi tu?
Disembunyik S nya kada Langsung
I1. JT & YH:
an. kawa, jadi didatangi ay
B73-B83 Kalau aku bukannya kepala
nggak. Aku
Dukungan karna ulun sekolah lawan
kubawa bawa
emosional JT ke Duta Mall malu dan lain- gurunya di
dan YH mandi bola. lain tapi SMP tu.
I2. JT & YH: Ya tapi aku mamah
B73-B77 berbicara nanggapnya
sama orang di ulun kada
sebelahnya beisi kasih
Dukungan
“mohon maaf
emosional JT sayang ke S.
lah anak ulun
dan 2 hiperaktif”.
I2. JT & YH: Jadi aku lah
B192-B197 yang mohon
maaf dulu,
Dukungan Tapi tetep
emosional kita awasi.
YH Aku
I3. JT & YH: menebalkan
241

B112-B116 muka. Tapi


kupaksa dia
Dukungan berinteraksi
emosional JT dangan
dan 2 lingkungan.
I4. JT & YH: Artinya dia
B51-B54 terbiasa.

Dukungan eh aya ini aku


emosional JT menunggui S,
dan YH inya lagi diare
I4. JT & YH: jadi kada
B112-B113 wani
meninggalkan
Dukungan kalo pina
emosional kambuh.
YH
I4. JT & YH: Tesalah
B132-134 makan
kayanya pang
2 harian ni
dah, sudah jua
diminumi
obat, pagi tadi
kadeda ke
WC lagi pang
tapi takutnya
pas di sekolah
ni iya pulang,
242

makanya
ditunggui aja
sekolahnya
setumat aja
jua pang
sekolah lagi
try out kalo
nih.

2 jam jar
sehari tu tapi
digatot situ
yang di
seberangnya
Cak Hari
yang soto tu.
Ku lihati
model rami
pang mungkin
karna sedikit
aja jadi
gurunya
efektif banar
mengajar.

Bersedia Dukungan Iya didengerin Heeh


mendengarkan emosional JT aja, ya didangar
anak dan YH walaupun akan, apa inya
I1. JT & YH: kadang handaknya.
243

B159-B165 enggak
nyambung,
Dukungan jadi iih akan
emosional JT aja, “S ni
dan YH ngomong
I2. JT & YH: tarus lah” ada
B105 yang nyeletuk
kaya gitu jadi
jar babeh
“mending
lagi, maka
dulu kita
berusaha biar
inya
ngomong, eeh
lah, bujur jua
jar ulun. Jadi
kadang malah
yang
membuat ulun
bepikir
mamah lawan
babeh ulun
sorang kaya
itu nah lo,
244

Alhamdulillah
mereka saling
support aja.
Memberikan Dukungan Dulu kan
kepercayaan emosional kalau pas
JT & YH: jamnya
B346-B353 shalat,
langsung
Dukungan shalat. Nah
emosional makin gede
JT & YH: ini dia makin
B551-B553 bandel. “ayok
shalat subuh”,
Dukungan “ah sendiri
emosional aja”. Dulu
JT & YH: kan jamaah
B557-B558 kan pahalanya
27 kali kan.
Ya sekarang
sendiri.
Shalatnya ya
cuma cek cek
cek, cepet
banget. Ya
udahlah aku
pikir nggak
masalah,
nanti yang
245

penting dia
tahu oh ini
waktunya
shalat, dia
harus shalat.
Masalah
bener atau
salah, ya saya
masih toleran.

Dulu kami
tungguin itu
seharian di
sekolah.
Sekarang bisa
kami lepas
sudah. Bisa
tahu jalan
kesini, ke
kantorku.

Iya takut
dulu,
ditunggunya
itu sampai
kelas 5 masih
ditungguin.
Kelas 6 sudah
bisa dilepas.
246

2 Dukungan Memberikan Dukungan Kayaknya Iya, dipuji Ada jua,


penghargaan reward ata hal penghargaan harus ada dipeluk. “Bagus S”
(berupa positif yang JT & YH: syarat. pasti kaya itu
B418-B422
ungkapan dilakukan anak Motivasi. diberikan
hormat atau Dukungan Misalnya pujian, kada
penghargaan penghargaan kalau mau pang yang
positif untuk JT & YH: jalan, dia hadiah anu tu
orang yang B576-B577 nggak mau. kada.
bersangkutan) Nanti kita
Dukungan inikan, kita
penghargaan
kasih reward.
JT & YH:
B583-B584 Terus mau
dianya. Kalau
Dukungan nggak ada
penghargaan reward yah
JT dan YH udah aja
I1. JT & YH: nggak
B168 dipedulikan
dia kalau
Dukungan nggak ada
penghargaan rewardnya.
JT dan YH
I2. JT & YH: Bebaskan.
B88-B89 Kita turuti.
Kadang sabtu
247

minggu kita
jalan “ayok
kita ke Mall”.
“Nggak,
capek. Capek
sekolah.”

Ya kasih
ungkapan-
ungkapan gitu
lah “wih
hebat”.
Dihargai lah.
248

3 Dukungan Memberikan Dukungan Mbah tu ada Iih sejauh ini Sekolahpun misalnya lagi
instrumental dukungan instrumental terapis dikasih aja kan sampai istirahat sudah
(berupa berupa materi JT & YH: kemenakan pang kaya kelas 4 atau 5 ada dijulungi
B56-B57 kami…
dukungan atau fasilitas yang inya pakai makanan oleh
terapis di
langsung, Dukungan Gatot di perlu lah, pendamping. mamanya,
seperti instrumental Harapan kaya HP ja beli
bantuan JT & YH: Bunda. Nah ada. Fasilitas minuman..
secara B59 itu kami kiau selama ini belinya
financial atau ke rumah. menurut pian, disangui
bantuan Dukungan S selalu mamanya duit
instrumental Iya. Habis itu
dalam difasilitasi sagan belanja.
JT & YH: langsung
mengerjakan B67-B69 lah?
tugas atau kami Yang inya Iya, makanan
membantu Dukungan sekolahkan. ketuju kaya pas istirahat.
pekerjaan instrumental handphone. Istirahat
tertentu) JT & YH: Jadi ya pertama,
B85-B88 akhirnya kita
yaa jadi mama istirahat
waktu itu kita
ambil jalan, abahnya kedua kan anu
Dukungan
instrumental kita kasih ke sampai umpat kantin
JT & YH: PAUD biar meulah ada kan inya,
B95-B100 berbaur sama terapi untuk umpat apa
orang kan. Ya anak-anak itu.. catering.
Dukungan akhirnya kita ABK karna
instrumental sekolahkan.
alasan tu
JT & YH:
karna S.
B144-B155 kita bisa
249

melangkah ke 2 tahun,
Dukungan depan. Nah sampai yang
instrumental akhirnya alternatif pijat
JT & YH: Langkah
segalaan tu
B160-B161 pertama ya
itu, kita dari halus,
Dukungan sekolahkan kan ke dokter
instrumental PAUD. dulu tu mbah
JT & YH: Terapi kita tu terapi yang
B164-B165 jalankan ya. disekolahan
Terapi di tu, hanyar
Dukungan rumah.
pijat. Pijat tu
instrumental
JT & YH: sampai
3 tahun itu ke
B169-170 terapis… wahinian jua.
Sekolah
Dukungan PAUD tapi
instrumental pindah
JT & YH: sekolahnya.
B172 Abis itu
dimasukkan
Dukungan ke TK… eh…
instrumental TK dulu pagi.
JT & YH: Jadi masih
B184-B190 satu
lingkungan
Dukungan TK Inklusi.
instrumental Sama kami
JT & YH: juga ada
250

B298-B299 tradisional
pijit.
Dukungan Pijit saraf.
instrumental
JT & YH: Ada diet.
B391-B396 Diet makan,
Dukungan diet apa.
instrumental Pokoknya
JT & YH: berbagai
B578 informasi dah
kita
Dukungan kumpulkan.
instrumental Susu di stop.
JT & YH: Susu sapi
B587-B589 Susu nggak
boleh, apa
Dukungan nggak boleh.
instrumental Dulu
JT & YH: orangnya
B711-B713 gemuk tuh.
Begitu nggak
Dukugan minum susu
instrumental lagi, dia
JT & YH: kurus. Nah
B729 begitu kita
stop itu,
Dukungan hiperaktifnya
instrumental mulai kurang.
YH: B15- Kurang ya?
251

B19 Iya. Itu


makanan
Dukungan berpengawet,
instrumental cokelat, kita
YH: B33- stop.
B35 Pokoknya
makannya
Dukungan yang sesuai
instrumental aja.
YH: B56- Berarti diet
B62 diet yang
manis
Dukungan dikurangin
instrumental ya?
YH: B74 Iya. Diet
tepung ya.
Dukungan
instrumental Kan ada guru
YH: B129- pendamping.
B130 Dari PAUD
itu pakai
Dukungan
instrumental pendamping
YH: B156-
B159 Dari awal
sampai kelas
Dukungan 4 SD pakai
instrumental kami pakai
JT dan YH pendamping
252

I1. JT & YH: terus.


B197-B198
Intinya
Dukungan pendamping
instrumental itu sekaligus
terapis. Jadi
JT dan YH
ada ilmunya.
I2. JT & YH:
B29-B30 Untuk terapis
kami di
rumah, kami
Dukungan buka juga ya.
instrumental
JT dan YH Akhirnya kita
I2. JT & YH: bikin ya,
kamar aja kita
B90-B91
sekat 2 orang.
Tapi kita
Dukungan orientasinya
instrumental bukan profit,
JT dan YH tapi tetep ada
I2. JT & YH: ya untuk
B107-B108 kesana.
Akhirnya
rumah kami
Dukungan itu kita punya
instrumental 7 atau 8 ya.
JT dan YH 8 terapis.
I2. JT & YH: Eh iya 8
253

B121-B123 terapis.
Muridnya
hampir 25 itu
di rumah itu.
Dukungan
Ada 30
instrumental
YH sekarang.
I3. JT & YH: 4 tahun dia
B191-B193 sudah mulai
bisa animasi
Dukungan itu kan. setiap
instrumental hari mainnya
JT dan YH
laptop.
I3. JT & YH:
B209-B210
Mau ditempat
Dukungan yang nggak
instrumental ada
W8. YH: B9 nyamuknya.
Nanti makan
Dukungan yang di
instrumental tempat yang
W8. YH: pakai AC, di
B25-B27 rumah makan.
Biasanya di
warung…
Mau makan
di tempat
yang nggak
ada
254

nyamuknya.
Artinya yang
tertutup.

Jadi laptop
biasanya lah,
hape. Itu aja
mainannya.

Laptop berapa
butir itu udah
dihancurnya.
Ya dipasangin
speedy. Ya
pokoknya
yang
keperluan
inya tu pang.

Nggak terapi
lagi. Paling
kalo pas libur
handak
ulangan baru
di masukkan
lagi terapi
255

untuk belajar
aja juga.
Kalau ada
terapis yang
kosong.

Pijit saraf
masih
seminggu
sekali lah.

Dulu waktu
lawan Bu
Rini waktu
masih ada
waktu kan S
tu diliburakan
dulu disini
handak ujian.
Nah
semingguan
tuh siapa
terapis yang
kosong.
Terapis yang
256

melajari akan,
tenyaman
kalo, mun
terapis kan
mengerti lah
kaya apa
supaya masuk
pelajarannya

Inya handak
homeschoolin
g jar, yang di
Gatot tu ada
kalo pun
Primagama.
Jadi sekelas
tu be enam
maksimal
orangnya,
kada guru
yang ke
rumah tapi
kita yang
kesana.

He eh, kalo di
257

Muhammadiy
ah ni wahini
lawan
catering tujuh
setengah an,
tapi mun kada
becatering
lima
setengah,
soalnya lawan
cicilan
perpisahan
supaya kada
melibuk
bayarnya,
bisa sejutaan
bayar mun
kada dicicil,
jadi tiap bulan
dicicil kada
terasa, aturan
tiga setengah
waktu kelas 5,
nih lima
setengah
tambah
catering tujuh
setengah.
Kalau home
258

schooling ku
takuni
semalam
delapan ratus
jar sebulan.

Iya kena
ngiau guru di
rumah gin
kawa.

Iya, ADHD
nya
betambah,
dulu kada tau
ada kan ada
susu 240 ml
yang ganal
dot nya, nah
itu 8 botol
sehari.

Makannya tu
pagi, kaya
tadi pas
istirahat
259

pertama,
mbah tu
istirahat
kedua yang
catering, kena
sore ya
pulang,
malam bulik
ke emon bisa
jua 5 kali
sehari.

Insyaallah.sud
ah mendaftar
di primagama
homescholing

Beberapa hari
habis itu aku
langsung
menghubungi
keponakan
yang
berprofesi
sebagai
terapis untuk
menerapi S di
rumah
260

Memberikan Dukungan Ke Banjar Dulu tu S ni Misalnya yaa Ee.. Iya dari kelas
dukungan instrumental Baru, muter dipijat lo, itu tadi me.. mendukung satu walaupun
berupa JT & YH: muter kita. dulu apa eee terapi aja ee apa ada guru
B105-107 Kemana aja. setiap.. ada
pekerjaan atau seminggu 2 salah satunya, pendamping
Pokoknya ada apatuh tuh
jasa orang urut, kah 3 kali, nah tu mama maksudnya.. orang tua nya
Dukungan
instrumental bisa. Itu lah… behalat hari, abahnya tu ee.. selalu
JT & YH: Ikhtiar jadi kaya rajin banar mendukung nungguin,
B336-B340 hehe… imbah ashar membawa dan setiap hari mamahnya sih
antri tuh, bisa terapi anu sidin tu ada yang stand by,
Dukungan Iya. Minta sampai sejam. belum lagi terus karna enggak
instrumental ulangin, dia. Maksudnya
Itu mama yang secara kerja kan,
JT & YH: Minta balik setiap hari
sama babeh tu anunya apa.. ada terus tuh kalau papah
B620-B625 lagi, lewat
jalan yang nganter? alternatif yang gimana? nya kerja, jadi
Dukungan bener. Kalau Iya, setelah pijat segalaan. Ada.. apa.. dia mamah nya
instrumental nggak, dia ulun sadari S kan terlambat ada aja di
JT & YH: nangis terus tuh terapi dari Hiih full datangnya sekolah nanti
B631-B641 itu. umur 2 tahun, dukungannya, jadi ngantar makan siang
Jadi dia kemuka
umur 7 tahun kasih gitu dateng.
Dukungan nangis kalau kelas, ada
hanyar sayangnya, terus jadinya
instrumental pian yang
melanggar… bepender, mau terapi, toh.
YH: B103-
B105 Iya jadi kita sampai 5 untuk Mamanya
balik lagi. tahunan tu dukungan atau
Dukungan Kita lewatin terus terusan anak ini untuk abahanya?
instrumental dulu, lewat Mamanya.
tiap hari. umpat terapi.
YH: B108- jalan yang Heehh ada,
B110 bener. masalah
261

PR lah. Kalau Oh itu mamanya pelajaran


Dukungan ada PR. mamah, sampai biasanya.
instrumental Terus pian mamah tuh menunggui Kaya
bantuin dia misalnya esok
JT dan YH pinter mamah, sekolah.
yang ada ulangan
I1. JT & YH: ngerjakan? dulu itu kan apa, kan
B210-B215 Iya. waktu ulun Iya, jam biasanya aku
Dibantuin tapi SD mamah istirahat catat di papan
Dukungan kalau kita begawi tapi datang pulang tulis, bisa
instrumental yang itu sampai kena sidin masuk
YH ngerjakan, dia ulun kelas 1 mamahnya. ke kelas
I1. JT & YH: nggak mau. melihati
kelas 2 aja, Jadi meantar..
“S bisa”, catatannya.
B243-B245 karna kelas 3 istirahat itu
katanya gitu. Atau aku
Dukungan Cuma kita tu kan S harus kan 3 kali lah, share kan di
instrumental lihatin. Dia sudah diurusi. jadi 3 kali jua WA, kan bisa
JT dan YH pantang kalo mamanya jua kada
I2. JT & YH: mau dibantuin datang karena teshare kalo
B21-B23 gitu. Ya dia kadeda pakai sidin ada terus
bisa kadang kalo melihat
pendamping.
tapi salah. memantau, di
Dukungan Tapi waktu anu sidin
instrumental ada apanya.. yang
Kan begitu
JT dan YH pulang pendamping mau ulangan
I2. JT & YH: sekolah mamanya tuh. Setiap
B27-B28 jemput dia tetap jua misalnya
langsung perpindahan
melihati.
sama pak atau mau
Dukungan
mamanya. ulangan
instrumental
262

YH Makan siang Ya tetap mamanya tu


I2. JT & YH: dia catering meantar jua, pang
B28-B29 tapi tetap cuma kalo meambilakan
dilihati jua. buku, tapi
jam istirahat
Sekarang anaknya
kada mau lagi tu masih disuruh
Dukungan dilihati. Jadi kawa tuh misalnya “S
instrumental sore aja mamanya ambil buku
YH diambili. kada datang matematika
I2. JT & YH: Soalnya pas karna masih kan esok
B37-B40 aku datang itu ada anu, tapi ulangan”, S
minta potong nya yang
bulikan tu
akan meambil,
Dukungan iwaknya. tetap paham aja
instrumental Padahal kalau mamanya jua kalau disuruh
YH aku kadeda yang harus tu inya.
I2. JT & YH: inya makan ada sebelum..
B49-B51 sendiri. Kalau
dulu kada Heeh, kan S Jemput sidin
bisa jua, kada
Dukungan dulu tu
kawannya ditunggui
instrumental yang disuruh dibawa ke
pang, Cuma
JT dan YH motongkan. sana kemari
meantar
I2. JT & YH: Jadi terapi, jemput,
B111-B112 kawannya alternatif, kecuali ada
ngerti. pijat segala masalah,
Bergantian. misalnya nya
macam
Atau wali sakit kah, ada
Dukungan kelas. sudahnya.
apakah,
263

instrumental Sekarang bisa moodnya kah


JT dan YH sudah. Tapi Hiih S tu kurang anu
I2. JT & YH: kalau aku selalu ada ada ada tu sidin,
datang, tapi munnya
B161-B163 yang
“mama ada apa-apa di
potongin”. mengawani telpon ja sidin
Dukungan Jadi siang aku setiap hari, langsung ada.
instrumental dateng, aku mun
YH diluar. Kada mamanya Inya aja yang
I3. JT & YH: ku liati, nulisnya, inya
misalnya haur
B11-B17 makan sorang kada mau
kemana, ada
ai inya. misalnya soal
Dukungan abahnya kah
kita
instrumental Beurut kaya atau kakanya
menjawab
YH itu jua, mun kah yang akan tu inya
I3. JT & YH: antri bete mengawani. kada mau “S
B28-B36 sendiri yang
banar tu pang
mau jawab”
Dukungan inya, sampai
jarnya, kada
instrumental disuruh yang mau inya
YH tukang dijawab akan,
I3. JT & YH: urutnya tapi tetap di
B38-B41 bedehulu, bantu orang
paksa minta tuanya.
Dukungan
maaf ay
instrumental pokoknya bila
JT dan YH lawan nang
jamnya jam
I3. JT & YH: lain.
setengah 4
B165-B168 misalnya,
264

Setumat aja habis ashar


Dukungan paling 10 mamahnya
instrumental menitan saraf ada sudah di
YH bawah.
aja kalo
I3. JT & YH:
B226-B227 supaya lakas
bepandir,
Hooh sudah
Dukungan dulu tu ada, paginya
instrumental macam- diantar mbah
YH macam ay tu bulikan
I3. JT & YH: usaha kaya diambili.
B233-B241 Diantarnya
dikarik pakai
cincin pas sampe masuk
Dukungan kelas kah?
instrumental urang azan
Kada, sampai
YH jum’at. di muka aja,
I4. JT & YH: bisa juga di
B115-B118 tangga
sebelum naik
tangga, di
bawah, inya
naik ke tangga
langsung
sorangan
keatas.
Bulik
ditunggui
sudah.
Hiih,
265

langsung aja
kan mamanya
nunggui di
bawah.
Setiap hari
kayaitu
mamanya
lah?
Hiih setiap
hari.
Meluangkan Dukungan Iya semua Hiih selalu Kalau orang
waktu instrumental dijalanin. Jadi dibawa ikut tuanya S
menemani JT & YH: senin rabu jalan, pernah mereka punya
B120-124 jum’at tu aku
anak inya ketuju tempat terapi
terapi…
Senin rabu airport hampir sendiri di
Dukungan
instrumental jumat sabtu tu setiap minggu Malkon
YH: B92- pijit saraf. ke airport tuh Temon,
B94 Kalau dari yang makanya
sekolahnya, belum tuntung perkembanga
Dukungan dia tiap hari. sampai sudah nnya juga
instrumental Pagi. Sampai
tuntung haha. bagus,
siang.
JT dan YH yayasan apa
Sorenya itu...
I2. JT & YH: gitu.. lupa, itu
B166-B168 mbah tu mereka orang
dimasukkan tuanya juga
Dukungan ke al-jihad tu tipe yang
instrumental sangat
266

JT dan YH qur’an dah mendukung


I4. JT & YH: kawa. sekali terkait
B103-B109 Tergantung perkembanga
sorang jua n atau apa,
pang mun kita misalnya kita
mau ja panggil gitu
beuyuh kan kan
meantar inya menghadap,
tiap hari langsung aja,
enggak perlu
apa-apa
segala
macem.

4 Dukungan Mencari tahu Dukungan Aku tuh setahuku


informasi informasi informasi punya temen setelah tahu tu
(berupa terkait autisme JT & YH: ini katanya langsung
B364-B372 puasa tuh
dukungan berupaya kaya
bagus buat
yang Dukungan detox, anak apa.. mencari
mencakup informasi autis itu referensi
pemberian JT & YH: puasa. Kan segala
saran, B749-B753 kalau autis itu macam,
nasehat, kan makanya
petunjuk atau Dukungan kecenderunga akhirnya yang
instrumental n
umpan balik dicari akan
JT dan YH permasalahan
267

tentang I2. JT & YH: dari terapi, selain


bagaimana B145-B148 pencernaan. itu kan
cara Usus. betakun takun
Pencernaanny
memecahkan Dukungan lawan orang
a nggak
masalah) informasi “ohh di ini
bagus. Kalau
W8. YH: aja, sambil
kita
B20-B21
ngefeknya dipijit” jar
kan makan, orang
Dukungan
dicerna dulu.
informasi
Kalau dia
W8. YH:
makan kayak
B33-B34
misalnya gula
atau apa, itu
kotor, nggak
ada
saringannya.
Jadi dia
langsung
hiperaktif.
Tapi dengan
adanya puasa
itu bisa bagus
buat detox
katanya.

Kalau
terapisnya
ngajarin, kita
268

pelan-pelan
juga ambil
ilmunya. Jadi
yang penting
fungsi
kontrolnya.
Kalau S mau
apa, kita
turutin. Kelar.
Tapi kalau
kita tegas
nggak boleh,
nangis biar
aja. Ya
memang itu
nggak boleh.
Besoknya
pasti nggak
lagi.

setelah bisa
menerima
baru kami
mencari info
lebih jauh
tentang
autisme
269

Betakun jua
lawan kawan
yang beisi
anak autis,
lalu semangat
kami muncul

Memberi tahu Dukungan sekalinya Inya tu rancak Iya paham menyangit-


informasi yang informasi nukar wadai- lo ulangan, sudah, karena menyangit
diperlukan JT & YH: wadai yang jadi mama abah kaya itu. Tapi
B243-B248 ada bahan
anak ulun yang mamanya kan jar mamanya
terigu,
Dukungan pengawet, melajari, memadahi diberi tahu jua
informasi biasanya tu sampai jua, “kena S pang
JT & YH: diberi tapi bemalaman. ini..” nah itu amunnya S
B271-B275 kada banyak. Adanya malah yang beli makanan,
Ada ini kena mama diingatnya. berbagi
Dukungan sebungkus yang belajar, jangan makan
informasi sehari jar wali
S nya kada, sendiri.
JT & YH: kelasnya,
B317-B330 kada habis tu mama
bebarian. kena yang
Dukungan Mbah itu melajari S,
informasi dikelas lah mbah tu S nya
JT & YH: kaya kada koler, jadi
B436-B439 fokus lagi, mama tu
habis itu
hakun belajar.
Dukungan diberi
270

informasi penjelasan,
JT & YH: kada mau lagi
B487-B491 inya nukar
sampai
Dukungan sekarang.
informasi
JT & YH: Ada yang
B499-B506 kawannya
memarahi,
Dukungan kawannya gin
informasi kada marah
JT & YH: lawan inya
B601-B604 tapi nada
tinggi. Inya
Dukungan sarik jua,
informasi sarik lawan
JT & YH: yang
B688-B690 memarahi
pakai nada
Dukungan tinggi tu. Jadi
informasi dipadahi ay
YH: B10- kawanannya
B12 inya kada bisa
kalo nada
Dukungan suara tinggi.
informasi
YH Ya kayak
orang lain
I1. JT & YH:
juga, kalau
B247-B250
271

melanggar
Dukungan aturan. Tapi
informasi JT karena kita
dan 2 tetep ini
nggak boleh,
I2. JT & YH:
itu nggak
B129-B130 boleh, dia
mau keluar
Dukungan gitu, kita
informasi bilang ga
YH boleh, trus
I3. JT & YH: pas aku mau
B198-B200 keluar buang
sampah dia
marah besar.
Nggak boleh.
Dimarahinnya
kita, nangis
dia.
Bisa jua kaya
tanda-tanda
lalu lintas gitu
dilanggar
abahnya, oh
ngamuk dia di
mobil. Jadi ya
emang halus.
Jadi kita
harus
272

konsisten lah.
Apa yang kita
nggak boleh,
kita ya jangan
ngelanggar.
Padahal
sampah
haluus gitu
kan mau
dibuang kelur
mobil, marah
dia. Nggak
boleh tu pang
pokoknya.
Padahal kecil
aja
sampahnya,
kaya plastik
tutup botol
gitu gitu.
Nggak boleh
pokonya
buang sampah
sembarangan.

Tapi kita
ajarin, kalau
nggak bisa
dilewatin aja.
273

Nah sekarang
karna banyak
yang nggak
bisa, banyak
yang
dilewatinnya.
Sekarang kita
malah yang
nanyain, bisa
apa enggak.

Tapi kalau
aku ajarin,
bisa. Ini
soalnya ini.
Bisa dia
ngerjain. Tapi
kalau di
sekolah,
nggak tahu
dia. Mungkin
basicnya dia
masalah
tambahan
perkalian
masih manual
tangan. Nah
kalau di
rumah kan
274

kita tungguin.
Oh betul,
betul, betul.
Bisa
sebenernya
dia.

Tapi kalau
ada 5 soal,
aku tungguin,
bisa. Kalau
aku kan bisa
metode
matematikany
a anak anakku
aku bikin
mudah, gini
loh gini loh.
Bisa. Tapi
saya paham
betul karena
basicnya yang
tambah
kalinya yang
kurang bagus.
Jadi kada
kami tuntut
jua, mengalir
aja…
275

Mengalir aja
inya. Artinya
nanti mana
yang kita
explore, mana
yang dia bisa.
Dulu kan ada
buku yang
sempet ditarik
karena ada
pornografi,
wuh dulu dia
explore. Kan
biasanya
berita kayak
gitu linknya
kemana mana
kan. Itu nggak
boleh itu.
Diberikan
pehaman lah.

Iya, diberi
penjelasan
nanti dia
ngerti kalau
kada jelas,
lihati
digoogle jar
276

kita.
Soalnya inya
tuh dari situ
kena betakun
pulang.

Hiih belajar
ay sambil
dilajari jua,
yaa malam
tadi tu
abahnya yang
melajari
akhirnya,
sekarang
kalau
matematika
abahnya yang
melajari kalo
aku pelajaran
yang lainnya
aja
277

AXIAL CODING TAMBAHAN

URAIAN
NO TEMA INDIKATOR SUB TEMA
SUBJEK
1 Manfaat dukungan Manfaat Manfaat Eee sebelumnya tu inya kaya kada mau disentuh tu nah Ya
sosial dukungan dukungan ai, jadi pas kita paraki tu bejauh inya jadi kami anu terus tu
emosional emosional nah dibiasakan sampai inya mau, supaya ada kedekatan tu
dengan nah
dengan
memberikan Oh inggih, supaya ada kedekatan Bu lah
memberikan kasih sayang Hiih, biasanya kada mau lalu di peluk tu, model anti banar tu
kasih sayang W9. YH: nah, sampai mau akhirnya kan
B14-B19
Manfaat Manfaat Supaya tahu kaya apa pelajarannya, supaya kawa meumpati
dukungan dukungan tu nah, supaya kami kada ketinggalan kan hehe kada
emosional emosional ketinggalan pelajaran inya tu nah, soalnya mun kada ditakuni
dengan dengan inya kada pernah bepadah, mun kada kita yang aktif, lawan
memberikan memberikan jua supaya aman kaya itu nah kada terjadi apa-apa ke inya
perhatian dan perhatian dan makanya diawasi
kepedulian kepedulian
W9. YH:
B24-B29
Manfaat Manfaat Nah itu kemajuan banar pang
dukungan dukungan Inggih
sosial dengan sosial dengan Manfaatnya tu, terapi gasan aku pang istilahnya soalnya aku
memberikan memberikan ni khawatir tarus rancak tu
kepercayaan kepercayaan Inggih, jadi supaya pian kada khawatir jua Bu lah
YH. YH: Eeh, jadi S nya bisa mandiri biarpun parak kan jadi aku kada
B33-B39 telalu cemas banar tu nah
278

2 Manfaat dukungan Manfaat Manfaat Supaya merasa dihargaikan usahanya tu nah, paling model
penghargaan dukungan dukungan dipuji aja gen himung dah inya hehe
penghargaan penghargaan
dengan dengan
memberikan memberikan
pujian atau pujian atau
tindakan tindakan
YH. YH:
B43-B44
3 Manfaat dukungan Manfaat Manfaat Eeh, memang passionnya disitu kan keperluannya jua jadi
instrumental dukungan dukungan disediakan ai, dulu pernah jua ku arah kan ke musik tapi
instrumental instrumental kada anu jua inya kada mau, kada tertarik.. dari halusnya tu
dengan dengan tertariknya lawan itu pang, lawan laptop kaya gadget kaya
memberikan memberikan itu nah hehe
materi atau materi atau Oh inggih, jadi kaya searching-searching kaya itu Bu lah?
fasilitas fasilitas Heeh, kaya ketuju mengambar-gambar di laptop tu, belajar
W9. YH: sorang kan inya tu kada suah dilajari, tahu sorang inya
B49-B57 caranya hehe
Manfaat Manfaat Manfaatnya kami berbagi juga kan, artinya kami kada
dukungan dukungan sendiri mengalami kan
instrumental instrumental Inggih
dengan dengan Jadi kawa menularkan pengalaman kan lawan orang tua yang
memberikan memberikan terapi wadah kami tu kan, kan banyak jua yang putus asa
bantuan bantuan kaya itu tu, jadi sambil ai sambil dikisah akan mun dudukan
pekerjaan atau pekerjaan tu
jasa atau jasa Inggih
W9. YH: Jadi, kada semudah membalikkan telapak tangan jar kami
B64-B83 tahunan, prosesnya tu panjang banar hehe
Inggih, sampai akhirnya S bisa kaya sekarang Bu lah
279

Heeh, jadi manfaat di S ada jua di orang lain ada jua


manfaatnya
Kalo menurut pian di S itu kaya apa manfaatnya Bu?
Maksudnya dari lagi halus kah?
Inggih
Yaa, ikhtiarnya kan berbuah jua, ada aja tuh hasil dari
ikhtiar, memang lambat pang lambat banar prosesnya tapi
kan tetap harus dijalani, akhirnya kan ada jua kelihatan kan
perkembangannya, walaupun sampai saat ini ai kan masih
jalan, membantu jua kan gasan inya hehe
Manfaat Manfaat Heeh, jadi supaya inya kada merasa seorangan tu nah ada
dukungan dukungan terus yang mendampingi merasakan kehadiran kita, kalo
instrumental instrumental kaka-kakanya kan kada kawa karna jauh kan, jadi kami
dengan dengan barang kan ada terus
meluangkan meluangkan
waktu untuk waktu untuk
anak anak
YH. YH:
B89-B92
4 Manfaat dukungan Manfaat Manfaat Eee jadi kaya lebih tahu kan apa itu autisme mbah tu kaya
informasi dukungan dukungan apa solusinya kan, kalo mencari penyebabnya tu yaa kadeda
informasi informasi habisnya kan jadi solusinya ai lagi yang dicari
dengan dengan
mencari tahu mencari tahu
informasi yang informasi
dibutuhkan yang
orang tua dibutuhkan
tentang autism orang tua
tentang
280

autisme
W9. YH:
B109-B111
Manfaat Manfaat Yaa supaya inya tahu ai kaya itu nah, karna kadang jua mun
dukungan dukungan inya kada tahu inya bisa mencari sorang di google jadi kaya
informasi informasi tetahu inya tu hehe
dengan dengan
memberi tahu memberi
informasi yang tahu
dibutuhkan informasi
anak yang
dibutuhkan
anak
W9. YH:
B115-B117
281

LAMPRAN 10. OBSERVASI SUBJEK


282

LAMPIRAN 11 Kriteria Autisme Dsm-VRIT


Inisial Anak :S
Usia : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Observer : Syamya Nor Hasanah
Telah Divalidasi : Shanty Komalasari, M. Psi., Psikolog

ERIA AUTISME DSM-V


283

Flayer

Anda mungkin juga menyukai