Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif, menggunakan rancangan

penelitian korelasional dengan desain cross sectional yaitu data variabel

independen dengan variabel dependen diambil pada saat yang bersamaan.

Cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2011).

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke dua tanggal 14 bulan mei, di

Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2012.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah Penderita TB

paru yang tercatat diregister Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun

2011 pada bulan November sampai dengan bulan April (2 triwulan) yaitu

sebanyak 57 orang (berdasarkan data studi pendahuluan).

2. Besar sampel

Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Tb Paru

pada Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin.

30
31

Besar sampel dari penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

menurut Slovin 1992 :

N
n= 2
N ( d ) +1

keterangan

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat signifikan

57
n=
57 ( 0,1 )2+1

= 36,3

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapat jumlah sampel yang diteliti

sebesar 36,3 dibulatkan menjadi 37 orang.

3. Cara pengambilan sampel

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2001). Teknik sampling dalam

penelitian ini yaitu mengunakan teknik aksidental sampling karena cara

pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu, artinya

apabila sampel dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan langsung

di jadikan sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Variabel Independen merupakan

variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(Notoatmodjo, 2010). Variabel Dependen merupakan variabel yang


32

dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Notoatmodjo, 2010).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Persepsi pada penderita Tb

Paru dan variabel dependen adalah Perilaku Kesehatan pada penderita Tb

Paru.

E. Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Hidayat, 2009). Penelitian ini menggunakan variabel independen

yaitu Persepsi dan vaeiabel dependen yaitu Perilaku Kesehatan pada penderita

Tb Paru.

Berikut ini akan diuraikan definisi dari variabel-variabel yang terkait

dalam penelitian ini :


33

Tabel 3.1 definisi operasional


No Variabel Defenisi Parameter instrument Skala Skor
Operasional

1 Persepsi suatu proses -Minat Kuesioner Ordinal Sangat


yang mengamati -Kepenting Baik : 61-
atau cara an 75 = 5
pandang -Kebiasaan Baik : 46-
seseorang -Konstansi 60 = 4
terhadap suatu Cukup :
objek atau 31-45 = 3
penyakit. Kurang :
16-30 = 2
Sangat
Kurang :
1-15 = 1
2 Perilaku Suatu respon -Perilaku Observasi Ordinal Baik : 7-
kesehatan sesorang seserang 12=1
terhadap terhadap Tidak
ransangan yang sakit dan Baik : 0-
berkaitan penyakit 6= 0
dengan sakit -Perilaku
dan penyakit. terhadap
sistem
pelayanan
kesehatan
-Perilaku
terhadap
makanan
-Perilaku
terhadap
lingkungan

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner dan observasi. Pengukuran Persepsi dilakukan dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup dengan


34

jumlah pertanyaan 15 item yang berisi tentang Persepsi mengenai penyakit Tb

Paru.

Untuk mengetahui Perilaku Kesehatan pada penderita Tb Paru,

instrument yang digunakan adalah checklist observasi yang terdiri dari 12 item

pertanyaan.

Tabel 3.2 kisi-kisi kuesioner Persepsi


Variabel Indikator No item Jumlah
Persepsi Minat 1,2,3,4,5,6 6
klien tentang Kepentingan 7,8,9,10,11 5
Tb Paru Kebiasaan 12,13 2
Konstansi 14,15 2

Total 15 15

G. Uji validitas dan reliabilitas

Sebelum dilakukan pengambilan data dengan koesioner maka terlebih

dahulu koesioner harus diuji agar koesioner valid dan reliable. Uji validitas

dan realibilitas dilakukan dengan cara uji coba instrument kepada populasi

yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan responden yang

digunakan dalam penelitian sebenarnya.

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Kuesoner

Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 20 penderita TBC di

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin dengan karakteristik yang

hampir sama dengan responden yang digunakan dalam penelitian

sebenarnya (Arikunto, 2010).


35

Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel

atau item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas yaitu

dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

total menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment, setelah itu

diuji dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari

indeks korelasinya.

Rumus Pearson Product Moment

n ( ∑ XY )−( ∑ X ) . ( ∑ Y )
r h itung=
√ [ n . ∑ X − ( ∑ X ) ] . [ n . ∑ Y −( ∑ Y ) ]
2 2 2 2

Keterangan

r : koefisien korelasi product moment

∑Xi : skor tiap pertanyaan/ item

∑Yi : skor total

n : jumlah responden

Rumus Uji T

r √(n−2)
t h itung :
√(1−r 2 )
Keterangan

t : nilai t h itung

r : koefisien korelasi hasil r hitung

n : jumlah responden

untuk table tα = 0,05 derajat kebebasan (dk=n-2)

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan

dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan

angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi


36

antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan

dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item

tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (tabel r) untuk n

= 20 pada taraf kesalahan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Selanjutnya

untuk memperoleh alat ukur yang valid maka pertanyaan yang tidak

memenuhi taraf signifikancinya harus diganti, direvisi dan dihilangkan.

b. Uji validitas lembar observasi

Uji kevaliditasnya dengan tehnik content validity untuk

mengetahui substansi pengukuran terhadap konsep (pengertian)

variabel. Tehnik conten validity ini dilaksanakan dengan

memvalidasikan sesuai isi lembar observasi Perilaku Kesehatan pada

penderita Tb Paru.

2. Uji reabilitas

Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berani

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama,dengan menggunakan alat ukur yang sama.

a. Kuesoner Persepsi

Dalam penelitian, instrument ini cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data jika instrument tersebut riliabel

yaitu dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan cara yan

sama. Maka perlu mengukur reliabilitas data. Dalam mengukur

reliabilitas digunakan:
37

Rumus Alpa Cronbach

{ ∑s
}
2
k
r i= 1− 2 i
(k−1) si

Keterangan :

ri : koefisien korelasi Alpa cronbach

k : mean kuadrat antara subyek

∑ si2 : mean kuadrat kesalahan

S2i : varians total

Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti

0,6. Menurut sekaran (2002), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

b. Lembar observasi Perilaku Kesehatan pada penderita Tb Paru.

Observasi diuji cobakan dengan melakukan pengamatan pada saat

responden melakukan tindakan.

H. Teknik pengumpulan data

1. Tahap persiapan pengumpulan data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data kuantitatif, peneliti melakukan

pendekatan kepada responden, menyebarkan serta pengumpulkan

kuesioner dan observasi data pada responden sesuai dengan pedoman

kuesioner.

2. Tahap pengumpulan data


38

Setiap penderita Tb Paru yang setuju menjadi responden dapat

menandatangani inform consent dan diberikan kuesioner, namun terlebih

dahulu memberikan penjelasan tentang pengisian koesioner, bila

responden telah mengerti, responden diminta untuk mengisi koesioner

dengan jujur, jelas dan lengkap. Setiap responden diminta untuk mengisi

kuesioner kemudian semua koesioner yang telah diisi dikumpulkan

kembali.

I. Jalannya penelitian

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan dari bulan September 2011 sampai

Februari 2012 meliputi ijin kepada Pihak Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin, Kepala Puskesmas Pekauman, studi pendahuluan,

penyusunan proposal, konsultasi dengan dosen pembimbing, dan ujian

proposal, perbaikan proposal, dan persiapan lapangan yaitu mengurus

surat ijin uji validitas dan relibilitas.

2. Tahap pelaksanaan penelitian uji validitas dan reabilitas

Uji validitas dan relibilitas kuesioner yang dilakukan di Puskesmas

Teluk Dalam Banjarmasin yaitu pada tanggal 9 bulan April 2012 terhadap

20 responden dengan kriteria yang hampir sama dengan subjek penelitian

yang sebenarnya. Data yang didapat diperiksa, diberi kode kemudian

dihitung dengan cara total item correlation menggunakan rumus korelasi

product moment. Kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan rumus Alfa Cronbach.


39

Hasil uji validitas dan reliabilitas yang didapat yaitu valid dan riliabel

untuk semua item pertanyaan dari lembar kuesoner dengan nilai r hitung >

r tabel 0,444, sehingga semua pertanyaan yang ada pada lembar kuesoner

selanjutnya digunakan dalam penelitian. Setelah hasil uji validitas dan

riliabilitas didapatkan, peneliti meminta surat ijin penelitian dari kampus

yang akan ditunjukan ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tentang

persetujuan penelitian, setelah mendapatkan ijin penelitian dari Dianas

Kesehatan Kota peneliti meminta ijin ke pihak yang bersangkutan di

tempat penelitian yaitu Puskesmas Pekauman Banjarmasin.

Setelah mendapatkan ijin dari Puskesmas Pekauman Banjarmasin,

maka peneliti melakukan persiapan selanjutnya adalah penetapan

responden. Proses pemilihan responden ditentukan berdasarkan kriteria

inklusi. Bagi responden penderita TB Paru yang tidak memenuhi kriteria

untuk jadi responden, maka tidak dimasukkan dalam penelitian dan

peneliti mencari responden yang memenuhi kriteria.

3. Tahap pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan pada minggu ke dua bulan mei yaitu dari

tanggal 14 sampai tanggal 30 mei 2012. Pelaksanaan penelitian diawali

dengan mengunjungi rumah responden yang memenuhu kriteria inklusi

sebagai subyek penelitian dan bersedia menjadi responden dalam

penelitian dengan menandatangani inform concent. Bila responden tidak

bisa mengisi kuesoner, pengisian kuesoser dilakukan oleh anggota

keluarga yang kompoten atau bila anggota keluarga tidak ada maka
40

pengisian kuesoner dilakukan oleh peneliti berdasarkan jawaban atau

pernyataan dari responden sendiri.

Setelah data terkumpul kemudian peneliti akan melakukan

pengolahan data dengan :

a. Editing, memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari responden,

setelah menerima hasil kuesoner yang diisi oleh responden, peneliti

melakukan pengecekan isian kuesoner, mencakup kelengkapan,

kejelesan, relevan, konsisten. Apabila masih ada yang belum terisi

maka peneliti meminta responden untuk mengisi kembali poin

pernyataan yang belum terisi tersebut.

b. Coding, merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka atau bilangan, peneliti memberi kode tiap

kuesoner yang telah diisi oleh responden secara berurutan.

c. Scoring yaitu menentukan skor atau nilai untuk setiap item pernyataan

dan menentukan nilai terendah atau tertinggi. Peneliti memberikan

nilai (Skor) pada kuesoner berdasarkan setiap kategori soal. Untuk

variabel persepsi pernyataan menggunakan rentang, 61-75 = sangat

baik = 5, 46-60 = baik = 4, 31-45 = cukup = 3, 16-30 = kurang = 2, 1-

15 = sangat kurang = 1. Dan untuk variabel perilaku kesehatan yang

menggunakan lembar observasi, 7-12 = baik = 1, tidak baik = 1-6 = 0.

d. Tabulating, setelah semua kuesoner terisi penuh dan benar, serta sudah

melewati pengkodean, maka selanjutnya data dimasukkan ke dalam

tabel, untuk di processing.


41

e. Enty data, memasukkan data yang telah di kumpul dari kuesoner ke

program computer.

f. Cleaning, merupakan kegiatan pengecekan data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak, pada saat meng-entry ke computer

atau dalam data yang salah (tidak konsisten).

J. Cara analisa datas

1. Analisis univariat

Analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk

mendeskripsikan distribusi frekuensi.

a. Karakteristik responden, dari koesioner ini, karakteristik dihitung

hasil pencapaian yang diperoleh, kemudian diubah dalam bentuk

presentase dengan rumus :

p= x 100%

Keterangan :

p : hasil prosentase

f : Hasil yang pencapaian

n : Skor maksimal

b. Hasil skor persepsi, dimasukan dalam rentang skor sebagai berikut :

1) Sangat Baik = 61-75 = 5


42

2) Baik = 46-60 = 4

3) Cukup = 31-45 = 3

4) Kurang = 16-30 = 2

5) Sangat kurang = 1-15 = 1

c. Perilaku kesehatan

Observasi ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan

pada responden mengenai perilaku kesehatan . Jumlah item

pengamatan ada 12 item pengamatan dengan pilihan jawaban “ya”

dan “tidak”. Dimana setiap jawaban ya diberi skor = 1 dan jawaban

tidak diberi skor = 0. Observasi perilaku kesehatan dilakukan

hanya 1 kali.

Hasil perhitungan dari hasil observasi pencapaian setiap

responden kemudian diinterprestasikan ke dalam kategori menurut

sebagai berikut :

Dengan kriteria :

Baik : 7-12 (50-100%) = 1

Tidak baik : 1-6 (<50%) =0

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yaitu

Hubungan persepsi dengan perilaku kesehatan pada penderita Tb Paru.

Tujuan dari analisa ini adalah mengetahui hubungan antar variabel

independen yaitu persepsi dan variabel dependen yaitu perilaku kesehatan.

Dalam penelitian ini analisa yang digunakan adalah korelasi tata jenjang

melalui Spearman Rank (Hidayat, 2009) Rumus : Spearman Rank


43

2
6∑ b
i
p=1−
n ( n −1 )
2

Keterangan :

rs = nilai korelasi Sperman Rank

bi = selisih setiap pasangan Rank

n = sampel

Interprestasi nilai korelasi yang disusun berdasarkan pendapat

Sugiyono (2008) ditentukan melalui pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.3 Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Interval Tingkat hubungan


0,000-0,199 Sangat lemah
0,200-0,399 Lemah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat kuat
Karna n lebih dari 30, dimana dalam tabel rho tidak ada, maka pengujian

signifikansinya menggunakan rumus sebagai berikut :

t=r √
n−2
1−r 2
Keterangan :
t : harga t hitung
r : hasil rank spearmancorelation
Untuk mengetahui harga t ini signifikan atau tidak, maka perlu

dibandingkan dengan tabel t, untuk derajat kesalahan 5% dengan dk = n-2.

Jika harga t hitung lebih besar dari pada t tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima (Sugiyono, 2007).

K. Kesulitan penelitian
44

Selama berlangsungnya proses penelitian, peneliti menemukan

beberapa hambatan yaitu pelaksanaan penelitian mundur dari rencana semula

serta sulitnya mencari tempat responden.

Anda mungkin juga menyukai