BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan yang maksimal. Hal ini masih menjadi masalah kesehatan yang
masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus
dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-
angka kejadian lebih banyak terjadi pada bayi dan balita (Muhajirin,
2007).
dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air
penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan
perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan
yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. Diare dapat
ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air
dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi
(Wulandari, 2009).
per kelahiran hidup dari sebelumnya pada tahun 1990 sebanyak 97 per
kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2000 Incident Rate (IR) diare adalah
301/1000 dan data terakhir yaitu pada tahun 2010 menunjukkan IR diare
411/1000. Terjadi peningkatan sekitar 36,5% dalam sepuluh tahun ini. Ini
ini. Penurunan angka KLB (Kejadian Luar Biasa) Diare juga kurang
signifikan.
penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak balita. Begitu pula di
Indonesia, angka diare dan ISPA sangatlah tinggi terutama pada kelompok
balita hingga 25% untuk diare dan 16% untuk ISPA. Berbagai sebab
tersebut. Selain kekurangan zat gizi atau defisiensi zat gizi tertentu seperti
vitamin, asam lemak, asam amino, zat besi, dan beberapa elemen penting
lainnya, status gizi buruk akibat kekurang energi dan protein akan
bertambah buruk seiring dengan penyakit infeksi yang ada pada seseorang,
buruk maka akan sulit meningkatkan status gizi sehingga kaitan antara
status gizi dengan penyakit infeksi seperti lingkaran setan yang agak sulit
penanganannya.
terbagi atas tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Belitung Utara dari 21 rumah
tangga yang disurvei 4 (19,05%) rumah tangga sehat dan 17 rumah tangga
tidak sehat, Kelurahan Kuin Cerucuk dari 21 rumah tangga yang disurvei 4
(19,05%) rumah tangga sehat dan 17 rumah tangga tidak sehat dan
rumah tangga sehat dan 17 rumah tangga tidak sehat, pada tahun 2011 di
(33,33%) rumah tangga yang sehat dan 140 rumah tangga tidak sehat,
(31,42%) rumah tangga sehat dan 144 rumah tangga tidak sehat dan
Kelurahan Kuin Selatan dari 210 rumah tangga yang disurvei 68 (32,38%)
rumah tangga sehat dan 142 rumah tangga tidak sehat (Puskesmas Kuin
Raya, 2011).
diperoleh data jumlah balita yang menderita diare pada tahun 2010
sebanyak 7.571 orang yang terdiri dari 4.071 orang laki-laki (53,77%) dan
3.500 orang perempuan (46,23%) dan pada tahun 2011 sebanyak 8.163
orang yang terdiri dari 5.931 orang laki-laki (72,66%) dan 2.232 orang
2011 sebanyak 1.357 orang, sedangkan balita yang menderita diare pada
tahun 2010 sebanyak 502 orang dan pada tahun 2011 sebanyak 562 orang
lainnya dan masih ada warga yang menggunakan jamban sebagai tempat
ibu tersebut yaitu dalam pengolahan air minum. 3 orang Ibu mengatakan
meminum air dari kran tanpa dimasak karena mereka beranggapan bahwa
air kran itu sudah bersih dan 2 orang ibu mengatakan menggunakan air
wilayahnya di lalui oleh aliran sungai, sehingga apabila air pasang hampir
dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Kuin Raya
Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
perilaku hidup bersih ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesma
C. Tujuan
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
Raya Banjarmasin.
Raya Banjarmasin.
D. Manfaat Penelitian
kesehatan.
b. Bagi Puskesmas
masalah diare
tersedia.
penyakit diare.
E. Keaslian Penelitian
untuk berobat dengan total sampel yaitu 136 ibu. Instrumen yang
sikap dan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak umur 1-5 tahun,
keluarga yang sumber air bersihnya berasal dari air PDAM dan air
diare, dan (3) ada hubungan antara perilaku PHBS dengan kejadian
Kabupaten Sragen.
Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia <5 tahun yang
dalam penelitian ini yaitu deskriptif korelasional dan Peneliti hanya akan