Strategi Prilaku Industri Fix
Strategi Prilaku Industri Fix
Oleh
Tahun 2013
Penulis Khavidhurrohmaningrum
Latar Belakang output tambah industri besar dan sedang terjadi di tahun-tahun berikutnya
hingga pada tahun 2011, kontribusi nilai tambah yang di Semarang, nilai
ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2007 meskipun peningkatan yang
pengolahan di Kota Semarang dewasa ini tenaga kerja yang tiap tahun
cenderung tahun 2011 jumlah perusahaan di industri ini unit perusahaan
yang sebelumnya indDemikian pula dalam hal penyerapan tenaga orang.
Hal ini tidak sebanding dengan kontribusi PDRB di Kota Semarang yang
tiap tahunnya perubahan dari struktur industri itu sendiri,keadaan industri
pengolahan di Kota Semarang, struktur pasar yang terjadi dalam industri
persaingan usaha yang tidak sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana struktur dan
Tujuan Penelitian
perilaku industri pengolahan di Kota Semarang
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio
konsentrasi (CR) yaitu CR4, CR8 dan Indeks Herfindahl
penelitian ini adalah analisis rasio konsentrasi (CR) yaitu CR4, CR8 dan
Indeks Herfindahl. Penelitian ini juga menggunakan Minimum Efficiency
Scale untuk melihat bagaimana hambatan masuk pasar pada industri
pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio konsentrasi (CR)
tenaga kerja, CR bahan baku, dan CR nilai tambah mengalami
peningkatan baik pada CR4 maupun CR8. Ini berarti struktur Industri
pengolahan di Kota Semarang memiliki tipe pasar oligopoli penuh
dimana rata-rata nilai CR4 dan CR8 sebesar 87%-99%. Rata-rata nilai
Indeks Herfindahl tenaga kerja dengan 4 perusahaan terbesar selama 5
Hasil Penelitian
tahun sebesar 0,42% dan untuk 8 perusahaan terbesar 0,41%. Rata-rata
nilai Indeks Herfindahl bahan baku 4 perusahaan terbesar sebesar 0,36%
dan untuk 8 perusahaan terbesar sebesar 0,40%. Nilai rata-rata Indeks
Herfindahl nilai tambah 4 perusahaan terbesar sebesar 0,42% dan 8
perusahaan terbesar sebesar 0,42%. Nilai Indeks Herfindahl baik 4
perusahaan terbesar maupun 8 perusahaan memiliki struktur perusahaan
dominan. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai hambatan pasar pada
industri pengolahan di Kota Semarang cukup tinggi yaitu dengan rata-rata
nilai MES sebesar 30,18%.
Berdasarkan pengamatan oleh reviewer diperoleh pada jurnal
memaparkan proses dan rangkaian penelitian secara jelas, Pada metode
Kekuatan Jurnal penelitian dijelaskan secara rinci dan mudah dimengerti. Kata yang
digunakan juga dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan Kamus
EYD Bahasa Indonesia.
Pada jurnal cover tidak terdadapt nama jurnal nomor dan volume
penelitian, latar belakang masalah terlalu ringkas sehinnga kurang
Kelemahan Jurnal
dipahami permasalahnnya, dan ada beberapa space penulisan dan paragraf
yang tidak teratur.
Saran saya kepada jurnal ini agar dapat memperjelas pembahasan,
Saran Jurnal lebih baik ditambah pustaka dan referensi hasil penelitian lain
sebagai acuan.
EDAJ 2 (3)
(2013)
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana struktur dan perilaku industri
Diterima Juli 2013 pengolahan di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Disetujui Juli 2013 rasio konsentrasi (CR) yaitu CR4, CR8 dan Indeks Herfindahl. Penelitian ini juga
Dipublikasikan menggunakan Minimum Efficiency Scale untuk melihat bagaimana hambatan masuk pasar
Agustus 2013 pada industri pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio konsentrasi (CR) tenaga
kerja, CR bahan baku, dan CR nilai
tambah mengalami peningkatan baik pada CR4 maupun CR8. Ini berarti struktur Industri
Keywords: pengolahan di Kota Semarang memiliki tipe pasar oligopoli penuh dimana rata-rata nilai CR4
Industri Pengolahan, dan CR8 sebesar 87%-99%. Rata-rata nilai Indeks Herfindahl tenaga kerja dengan 4
Rasio Konsentrasi, perusahaan terbesar selama 5 tahun sebesar 0,42% dan untuk 8 perusahaan terbesar 0,41%.
Indeks Herfindahl, MES Rata-rata nilai Indeks Herfindahl bahan baku 4 perusahaan terbesar sebesar 0,36% dan
untuk 8 perusahaan
terbesar sebesar 0,40%. Nilai rata-rata Indeks Herfindahl nilai tambah 4 perusahaan terbesar
sebesar 0,42% dan 8 perusahaan terbesar sebesar 0,42%. Nilai Indeks Herfindahl baik 4
perusahaan terbesar maupun 8 perusahaan memiliki struktur perusahaan dominan. Hasil
penelitian juga menunjukkan nilai hambatan pasar pada industri pengolahan di Kota Semarang
cukup tinggi yaitu dengan rata-rata nilai MES sebesar 30,18%.
Abstract
This research is intended to describe how structure of industry manufacture and to analyze how conduct
of industry manufacture in Semarang city. Method being used in this research is concentration ratio
(CR) either CR4 or CR8 and Herfindahl Index. This research is also uses Minimum Efficiency Scale to
see how barrier to entry of industry manufacture. The result of research are concentration ratio (CR) of
total employment, CR of raw material, CR of added value all of those are increase both CR4 and
CR8. This means that structure of industry manufacture in Semarang city have a type oligopoly full
with the CR4 and CR8 value an average of 87%-99%. The average index value Herfindahl labor 4
companies over the next 5 years was 0,42% and for 8 companies was 0,41%. An average index value
Herfindahl raw material 4 companies was 0,36% and for 8 companies was 0,40%. And an average
index value Herfndahl of added value 4 companies was 0,42% and 8 companies was 0,42%. Herfindahl
Index value either 4 or 8 companies the company has a dominant company type. The result of this
research also indicate that barrier to entry of industry manufacture in Semarang city in high with a
value of MES of 30,18 percent.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati,
Semarang Telp/Fax: (024) 8508015, email:
ekonomi@unnes.ac.id
Khavidhurrohmaningrum / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia disebabkan karena adanya struktur pasar yang
pada pertengahan tahun 1997 menyadarkan tercermin dalam konsentrasi industri (variabel
pemerintah bahwa semakin penting untuk penguasaan pasar, tenaga kerja, nilai tambah,
memberdayakan industri-industri.. Sektor
output, modal). Konsentrasi industri merupakan
industri merupakan salah satu sektor yang
ukuran yang digunakan untuk melihat derajat
mampu menopang perekonomian di Jawa
penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan
Tengah. Sektor ini mampu menggantikan peran
dalam suatu industri. Struktur pasar merupakan
sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja
suatu bahasan yang penting untuk mengetahui
dan sumber pendapatan wilayah. Industri
perilaku dan kinerja suatu industri. Struktur
Pengolahan merupakan sektor yang terbukti
(structure) suatu industri akan menentukan
mampu bertahan dalam menghadapi krisis
bagaimana perilaku para pelaku industri (conduct)
ekonomi. Tahun 2005- 2009 adalah masa
yang pada akhirnya menentukan kinerja
pemulihan dan pengembangan industri setelah
(performance) industri.
krisis di tahun 1997/1998 di Indonesia. Adanya
Pada gambar 1 dibawah ini
revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi
menunjukkan bahwa struktur dan perilaku saling
industri masih menjadi salah satu fokus
berhubungan. Hubungan Struktur (Structure),
kebijakan industri. (Departemen Perindustrian,
Perilaku (Conduct), dan Kinerja (Performance)
dalam Kuncoro 2007).
tidak hanya merupakan hubungan linier saja
Perkembangan ekonomi di Kota Semarang
akan tetapi merupakan hubungan yang saling
semakin meningkat selama tiga tahun terakhir ini,
berkaitan dan mempengaruhi.
salah satu diantaranya adalah kegiatan ekonomi
dari sektor industri pengolahan. Hal ini
221
Khavidhurrohmaningrum / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
LANDASAN TEORI
Konsep Ekonomi Industri Pendekatan Struktur, Perilaku, dan
Ekonomi industri merupakan cabang ilmu
Kinerja
yang khusus mempelajari tentang organisasi Dalam teori organisasi industri, terdapat
industri yakni yang mempelajari keterkaitan
sebuah konsep SCP atau structure, conduct, and
antara struktur, perilaku, dan kinerja industri.
performance. Teori tersebut menjelaskan bahwa
Ekonomi industri merupakan suatu keahlian
kinerja suatu industri pada dasarnya sangat
khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi ini
dipengaruhi oleh struktur pasar. Struktur pasar
membantu menjelaskan mengapa pasar perlu
(structure) dianggap akan mempengaruhi
diorganisir dan bagaimana pengorganisasiannya
perilaku dan strategi perusahaan dalam suatu
mempengaruhi cara kerja pasar industri.
industri dan perilaku (conduct) akan
Perilaku industri tentu sangat berhubungan erat
mempengaruhi kinerja (performance). Paradigm
dengan tujuan-tujuan industri. Setiap keputusan
SCP berpendapat bahwa konsentrasi pasar yang
bisnis yang diambil oleh produsen akan sejalan
tinggi membuat perusahaan lebih mudah untuk
dengan tujuan ekonomi yang telah ditentukan
menguasai pasar dan menghasilkan keuntungan
sebelumnya. Tujuan tersebut tercermin dalam
atau marjin yang tinggi. Dengan kata lain,
bentuk keuntungan yang didapat dalam jangka
struktur pasar mempengaruhi profitabilitas secara
panjang.
positif.
Pengertian industri secara luas adalah
suatu unit usaha yang melakukan kegiatan
Struktur Pasar
ekonomi yang mempunyai tujuan untuk
Struktur pasar merupakan bentuk atau
menghasilkan barang dan jasa yang terletak
tipe keseluruhan pasar industri. Struktur pasar
pada satu bangunan atau lokasi tertentu serta
juga menunjukkan karakteristik pasar, seperti
memiliki catatan administrasi tersendiri
jumlah pembeli dan penjual, keadaan produk,
mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
pengetahuan penjual dan pembeli, serta keadaan
seseorang atau lebih yang bertanggung jawab
hambatan masuk pasarnya. Perbedaan pada
atas resiko usaha tersebut (Hasibuan, 1993).
elemen-elemen tersebut akan membedakan cara
Kajian mengenai struktur, perilaku dan kinerja
masing-masing pelaku pasar dalam berperilaku.
suatu industri menjadi penting untuk dipelajari.
Perbedaan berperilaku ini akhirnya akan
Hal ini tidak terlepas dari semakin tingginya
menentukan perbedaan kinerja pada pasar itu
konsentrasi struktur pasar yang menciptakan
sendiri. Jumlah penjual dalam pasar akan
kecenderungan ke arah oligopoli. Ketika
mempengaruhi harga jual yang berlaku dan
konsentrasi oligopoli berada pada tingkat yang
output yang terdapat dalam pasar.
sangat ketat, maka barrier to entry juga akan
223
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
224
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
pemusatan (concentration) dan hambatan masuk meningkat, maka tingkat persaingan di pasar
pasar (barrier to entry). antar industri menurun, dan jika tingkat
1. Konsentrasi Industri konsentrasi dalam keadaan menurun, maka
Tingkat konsentrasi industri dan halangan kondisi tingkat persaingan meningkat. (Prasetyo,
masuk (barrier to entry) merupakan variabel 2010:50).
struktur pasar yang penting. Struktur pasar Konsentrasi dalam skripsi ini dihitung
industri menjadi ukuran penting dalam menggunakan Concentration Ratio (CR) dan
mengamati perilaku dan kinerja industri yang Herfindahl-Hierschman Index (HHI) yang akan
bersangkutan. Konsentrasi industri dapat dijelaskan dalam metode analisis. Rasio
diartikan sebagai suatu dimensi atau ukuran konsentrasi (concentration ratio) atau biasa disebut
relative yang memperhatikan derajat CR merupakan cara yang paling sering
N
penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi
dalam suatu industri yang berada di dalam industri. Untuk kondisi tertentu, jika di mana
pasar. Ada beberapa ukuran dalam konsentrasi jumlah industri di suatu daerah atau negara
industri diantaranya adalah Andil Perusahaan, tersebut cukup banyak, maka dapat digunakan
Kurva Lorenz, Indeks Gini, dan indeks hingga sejumlah 20 andil perusahaan dalam
lainnya. Hasil dari berbagai ukuran tingkat industri tersebut yang dapat dihitung rasio
konsentrasi ada yang meningkat dan ada yang konsentrasinya. (Prasetyo, 2010:52).
menurun. Jika tingkat konsentrasi dalam
keadaan
Tabel 3 Dimensi batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri
Dimensi Ukur Nilai Nilai Struktur
Menurut CR-4 CR-8 Industri
Stigler - 60% Oligopoli
Joe S.Bain :
Kelompok I (IA & 87% 99% Oligopoli penuh
IB)
Kelompok II 72% 88% Oligopoli tipe 2
Kelompok III 61% 77% Oligopoli tipe 3
Kelompok IV 38% 45% Oligopoli tipe 4
Kelompok V 22% 32% Oligopoli tipe 5
<32% Tak
terkonsentrasi
228
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
CR8
CR Tenaga
Kerja 97,2 98,2 97,6 97,4 97,7
CR Bahan
Baku 97,8 99,5 99,4 99,3 99,7
CR Nilai
Tambah 99,2 99,2 99,1 98,9 99,1
Sumber: Data diolah
maupun CR8 adalah Oligopoli penuh, dimana
Berdasarkan pada tabel 4 dapat dilihat menurut Joe S. Bain industri dengan tingkat
bahwa tingkat konsentrasi pada industri konsentrasi antara 87%-99% dikatakan tipe
pengolahan di Kota Semarang baik CR4 oligopoli penuh.
229
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
230
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
Dalam Jurnal Persaingan Usaha (Edisi I). ------------------. 2010. Ekonomi Pembangunan.
RI: KPPU. Jakarta: Erlangga.
Alistair, Armytha. 2004. “Analisis Pendekatan Meier, Gerald M., Robert E. Baldwin. 1972.
Struktur-Perilaku-Kinerja pada Industri
Pembangunan Ekonomi. Terjemahan Drs.
Tepung Terigu di Indonesia Pasca
P. Sitohang. Jakarta: Bratara.
Penghapusan Monopoli Bulog”. Skripsi.
Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Skripsi, Tesis, Disertasi,dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan.
Edisi Keempat.Yogyakarta: STIE YKPN.
Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro
Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.
Asaad, Muhammad dan Rasidin Karo-Karo
Sitepu. 2011. “Analisis Struktur Industri
-------------------. 2010. Ekonomi Industri.
Pengolahan di Provinsi Sumatera Utara”.
Yogyakarta: Beta Offset.
Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Sumatera Utara: Universitas Islam
Pratiwi, Gustyanita. 2011. “Analisis Struktur,
Sumatera Utara.
Kinerja, dan Perilaku Industri Rokok
Kretek dan Industri Rokok Putih di
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah. 2012.
Indonesia Selama Periode 1991-2008”.
Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012.
Skripsi. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Jawa Tengah: BPS.
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
232
Ardhuan Yuananda/ Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
233
Khavidhurrohmaningrum / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)
234