Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN


Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: adityaseptyananda@gmail.com

ABSTRAK

Sektor industri masih menjadi salah satu sektor yang mampu menyerap tenaga kerja paling banyak jika
dibandingkan dengan sektor lainnya dalam perekonomian di Indonesia. Kegiatan sebuah sektor industri juga
mampu memberikan dampak terhadap sektor lain dalam hal penyerapan output dan penyediaan input.
Keterkaitan Industri Keripik Tempe Sanan mengalami beberapa kendala antara lain ketergantungan bahan baku
impor, penyediaan modal untuk produksi yang masih minim dan skala pemasaran yang masih belum menjangkau
seluruh wilayah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem produksi yang ada pada
Industri Keripik Tempe Sanan, mengidentifikasi keterkaitan ke belakang (bahan baku, modal, teknologi dan
tenaga kerja) dan keterkaitan ke depan (Pemasaran produk dan pemasaran limbah) yang terjadi selama kegiatan
Industri Keripik Tempe Sanan berlangsung dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis
keterkaitan ke belakang dan ke depan diketahui bahwa Industri Keripik Tempe Sanan memiliki keterkaitan
dengan sektor lain dalam hal input produksi, proses produksi hingga output produksi, sedangkan hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor nilai produksi dan modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan bahan baku dan teknologi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe sanan. Faktor modal menjadi faktor yang paling
dominan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, sehingga semakin bertambahnya modal maka akan mampu
menambah jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri keripik tempe sanan.

Kata Kunci : Industri, Linkage-System, Penyerapan-Tenaga-Kerja

ABSTRACT

The industrial sector is still one of the sectors that is able to absorb the most labor when compared to other sectors
in the economy in Indonesia. The activity of an industrial sector is also able to have an impact on other sectors in
terms of absorption of output and supply of inputs. The interrelationship of the Tempe Chips Industry of Sanan
experienced was several obstacles including dependence on imported raw materials, the provision of capital for
production was still minimal and the scale of marketing still did not reach all regions in Indonesia. This study aims
to identify existing production systems in the Tempe Chips Industry of Sanan, identify backward linkages (raw
materials, capital, technology and labor) and future linkages (product marketing and waste marketing) that occur
during the Tempe Chips Industry of Sanan activity takes place and identify the factors that influence labor
absorption using multiple linear regression analysis. Based on the results of backward and forward linkage
analysis, it is known that the Tempe Chips Industry of Sanan has links with other sectors in terms of production
input, production process to production output, while the results of multiple linear regression analysis shows that
the factor of production value and capital has a positive and significant effect on absorption labor, while raw
materials and technology have a negative and significant effect on employment in the tempe chips sanan
industry. The capital factor is the most dominant factor affecting labor absorption, so that the increase in capital
will be able to increase the number of workers absorbed in the Tempe Chips Industry of Sanan.

Keywords: Industry, Linkage-System, Labor-Absorption

barang yang mempunyai nilai tambah atau


PENDAHULUAN
manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Menurut undang-undang nomor 3 tahun Pembangunan sektor industri hampir
2014 tentang Perindustrian, menjelaskan bahwa selalu mendapatkan prioritas utama dalam
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi rencana pembangunan negara-negara
yang mengolah bahan baku atau memanfaatkan berkembang, hal ini disebabkan karena sektor
sumber daya industri sehingga menghasilkan industri dianggap memiliki peran yang penting

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 97
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

untuk mendorong perkembangan sektor lainnya, kegiatan produksi keripik tempe Sanan, dimana
seperti pertanian dan jasa. Selain itu dengan adanya kegiatan produksi Industri Keripik
pertumbuhan ekonomi pada jangka panjang di Tempe Sanan telah mampu menyerap tenaga
negara yang mengutamakan sektor industri dan kerja sebanyak 266 orang.
negara berkembang menunjukkan bahwa sektor
industri secara umum memiliki pertumbuhan METODE PENELITIAN
yang lebih cepat dibandingkan sektor pertanian Penelitian analisis keterkaitan dan faktor
(Arsyad, 1991). yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga
Industri sebagai salah satu sektor kerja pada Industri Keripik Tempe Sanan
perekonomian memiliki peran penting dalam hal merupakan penelitian kualitatif dengan
mendukung pertumbuhan ekonomi, dimana pendekatan kuantitatif.
pertumbuhan ekonomi merupakan proses Data yang digunakan dalam penelitian ini
perubahan terhadap kondisi perekonomian dari terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
suatu negara secara berkesinambungan menuju primer adalah data yang didapatkan pada saat
keadaan (perekonomian) yang lebih baik selama melakukan survei primer yaitu data hasil
periode tertentu, dimana pertumbuhan ekonomi observasi lapangan, hasil wawancara, hasil
yang berkesinambungan dapat meningkatkan dokumentasi dan hasil kuisioner. Sedangkan data
kemakmuran masyarakat (Ernita, 2013). Untuk sekunder adalah data yang didapatkan saat survei
mencapai pertumbuhan ekonomi terdapat sekunder yaitu dokumen dan literatur penunjang.
beberapa sumber pertumbuhan ekonomi dapat Metode analisis yang digunakan dalam
terdiri dari kenaikan kualitas dan jumlah tenaga penelitian ini adalah:
kerja, penambahan modal melalui tabungan dan 1. Mengetahui sistem produksi serta keterkaitan
investasi, serta adanya penyempurnaan teknologi ke belakang (backward linkage) dan
(Mustika, 2009), jika sumber pertumbuhan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang
ekonomi tersebut dapat dicapai maka akan terjadi pada Industri Keripik Tempe Sanan
berdampak pada kondisi ekonomi yang stabil. menggunakan analisis deskriptif untuk
Industri sebagai salah satu sektor yang mengidentifikasi sistem produksi dan
berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi keterkaitan yang terjadi pada Industri Keripik
di Indonesia mengalami perkembangan yang Tempe Sanan.
pesat dimana tidak hanya perkembangan industri 2. Mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh
dengan skala besar dan menengah saja yang terhadap penyerapan tenaga kerja pada
mendominasi perekonomian di Indonesia akan Industri Keripik Tempe Sanan menggunakan
tetapi industri kecil dan rumah tangga telah analisis regresi linier berganda dengan
memainkan peran yang sangat penting dalam bantuan software SPSS.
perekonomian indonesia melalu penyerapan
tenaga kerja, meningkatnya jumlah unit usaha Populasi penelitian
dan mendukug peningkatan pendapatan rumah Populasi dalam penelitian ini adalah
tangga (Kuncoro, 2000). seluruh Industri Keripik Tempe Sanan yang
Perkembangan industri kecil dan rumah berada di wilayah Kawasan Sentra Industri Keripik
tangga juga dialami oleh industri di wilayah Kota dan Tempe Sanan Kelurahan Purwantoro, Kota
Malang, dimana Kota Malang memiliki industri Malang dan terdaftar pada paguyuban IKM
kecil dan rumah tangga yang terkenal yaitu Sanan, dimana diketahui bahwa populasi pada
Industri Keripik Tempe Sanan. Untuk mendukung penelitian ini berjumlah 95 industri yang tersebar
perkembangan industri pengolahan tempe di RW 14, RW 15 dan RW 16.
tersebut, Pemerintah Kota Malang telah
menetapkan wilayah di Kelurahan Purwantoro Metode analisis
yang terdiri dari RW 14, RW 15 dan RW 16 sebagai Analisis data yang digunakan untuk
Kawasan Sentra Industri Keripik dan Tempe mengetahui tujuan penelitian mengetahui
Sanan (BPS, 2019). keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan
Keberadaan Industri Keripik Tempe Sanan ke depan (forward linkage) yang terjadi pada
telah mampu membantu menggerakkan roda Industri Keripik Tempe Sanan, dan faktor yang
perekonomian karena hubungan keterkaitan ke berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja
belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke pada Industri Keripik Tempe Sanan dilakukan
depan (forward linkage) yang disebabkan karena

98 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat

dengan dua analisis yaitu analisis linkage system X2 = Nilai Produksi (Rupiah)
dan analisis regresi linier berganda. X3 = Modal (Rupiah)
X4 =Teknologi (Jumlah unit)
Linkage System
X5 = Upah (Rupiah)
Analisis linkage system yang terdiri dari β1 β2 β3 β4 β5 = Koefisien regresi
backward linkage dan forward linkage digunakan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
keterkaitan yang terjadi selama kegiatan industri
Sistem Produksi industri keripik tempe sanan
keripik tempe sanan mulai dari input produksi,
proses produksi hingga output produksi. Sistem produksi industri adalah masukan
Backward linkage merupakan bentuk keterkaitan berupa bahan baku yang selanjutnya bahan baku
dengan input, sedangkan forward linkage tersebut dikonversikan (dengan bantuan
merupakan keterkaitan dengan output (Sjafrizal, peralatan, uang, tenaga kerja dan sebagainya)
2008). menjadi keluaran yang disebut produk akhir,
berupa produk dan limbah (Hendra, 2009).
Analisis regresi linier berganda
Sistem produksi industri keripik tempe
Analisis regresi linier berganda yang sanan terbagi menjadi 3 tahapan yaitu input
digunakan pada penelitian ini dengan tujuan produksi, proses produksi dan output produksi.
mengetahui pengaruh variabel bebas Input produksi Industri Keripik Tempe Sanan
(independen) yang terdiri dari baku (X1), nilai berupa bahan baku yang digunakan pada
produksi (X2), modal (X3), teknologi (X4) dan kegiatan produksi, dimana bahan baku Industri
upah (X5) terhadap variabel terikat yaitu Keripik Tempe Sanan terbagi menjadi 2 yaitu
penyerapan tenaga kerja (Y) pada industri keripik bahan baku utama dan bahan baku penolong.
tempe sanan. Model persamaan untuk regresi Selanjutnya bahan baku tersebut diproses oleh
linier berganda dalam penelitian ini sebagai Industri Keripik Tempe Sanan, dimana pada tahap
berikut: proses dibantu dengan modal, tenaga kerja dan
y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 peralatan. Hingga pada akhirnya menghasilkan
Keterangan : output produksi berupa produk akhir dan juga
Y = Tenaga kerja (orang) limbah produksi. Sistem produksi Industri Keripik
X1 = Bahan baku (Rupiah) Tempe Sanan dapat dilihat pada (Gambar 1).

Gambar 1. Sistem Produksi Industri Keripik Tempe Sanan.

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 99
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

Bahan baku utama Industri Keripik Tempe


Backward linkage industri keripik tempe sanan
Sanan adalah tempe yang terbuat dari kedelai
Keterkaitan ke belakang (backward impor yang dimana tempe tersebut didapatkan
linkage) merupakan keterkaitan yang terjadi oleh Industri Keripik Tempe Sanan dari 34 industri
antara suatu sektor dengan sektor lainnya dari sisi tempe yang ada di sekitar kawasan sentra industri
penyediaan input yang berasal dari sektor lainnya keripik dan tempe Sanan. Untuk sekali produksi
(Muljarijadi, 2011). Selain itu backward linkage 95 Industri Keripik Tempe Sanan membutuhkan
juga dapat di definisikan sebagai keterkaitan 3.075 Kg tempe, dimana Industri Keripik Tempe
dengan input (Sjafrizal, 2008). Keterkaitan ke Sanan telah mampu menyerap 12% hasil output
belakang (backward linkage) yang dimaksud 34 industri tempe dengan nilai bahan baku tempe
adalah keterkaitan yang terjadi pada Industri sebesar Rp. 10.495.000 dalam sekali produksi.
Keripik Tempe Sanan dengan sektor bahan baku, Bahan baku pendukung yang digunakan
tenaga kerja, modal dan teknologi. oleh Industri Keripik Tempe Sanan meliputi telor,
Bahan baku kemiri, garam, gula, bawang putih, tepung kanji,
minyak goreng, tepung terigu, air, plastik
Bahan baku yang digunakan oleh Industri kemasan dan LPG. Untuk memenuhi kebutuhan
Keripik Tempe Sanan dapat dikelompokkan ke bahan baku pendukung. Bahan baku pendukung
dalam dua kategori yaitu bahan baku utama yang didapatkan oleh industri keripik tempe sanan dari
meliputi tempe dan bahan baku pendukung yang 26 warung atau toko yang ada di sekitar kawasan
terdiri dari telor, kemiri, garam, gula, minyak sentra industri keripik dan tempe Sanan, dimana
goreng, tepung terigu, tepung kanji, bawang Industri Keripik Tempe Sanan membutuhkan
putih, air, LPG dan plastik kemasan. Kebutuhan bahan baku pendukung senilai Rp. 25.082.500
bahan baku utama dan bahan baku pendukung untuk memenuhi kebutuhan setiap kali produksi.
yang dibutuhkan oleh 95 industri keripik tempe Backward linkage bahan baku Industri Keripik
sanan dalam memproduksi produk keripik tempe Tempe Sanan dapat dilihat pada (Gambar 2).
dengan berat 200 gram membutuhkan total nilai
bahan baku sebesar Rp. 2.100 – Rp. 2.700.

Gambar 2. Backward Linkage Bahan Baku Industri Keripik Tempe Sanan.

100 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat

Tenaga kerja
Industri Keripik Tempe Sanan dalam hal
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Industri memberikan upah kepada tenaga kerja bervariasi
Keripik Tempe Sanan bervariasi tergantung dengan menyesuaikan kemampuan yang dimiliki
dengan kapasitas produksi masing-masing oleh masing-masing industri. Upah yang
industri dan kebutuhan industri tersebut, diberikan kepada setiap tenaga kerja oleh Industri
kebutuhan tenaga kerja pada industri keripik Keripik Tempe Sanan berkisar pada Rp. 55.000 –
tempe sanan berkisar pada 2-8 orang tenaga Rp. 60.000 untuk setiap kali melakukan produksi.
kerja. Untuk memenuhi kebutuhan terkait
Modal
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, Industri
Keripik Tempe Sanan mempekerjakan tenaga Modal yang digunakan oleh industri keripik
kerja dari berbagai wilayah di sekitar sanan tempe sanan dibutuhkan untuk memenuhi
hingga luar wilayah sanan. Berikut merupakan kebutuhan pengeluaran keseluruhan dari
tenaga kerja yang terserap oleh 95 Industri kegiatan produksi. Kebutuhan modal masing-
Keripik Tempe Sanan. Jumlah tenaga kerja masing Industri Keripik Tempe Sanan dipengaruhi
berdasarkan asal yang terserap oleh Industri oleh kapasitas produksi yang dilakukan oleh
Keripik Tempe Sanan dapat dilihat pada (Gambar masing-masing industri. Modal yang dimiliki oleh
3). Industri Keripik Tempe Sanan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan produksi, mulai
bahan baku hingga kebutuhan upah yang harus
Jumlah Tenaga Kerja
dibayarkan oleh Industri Keripik Tempe Sanan
11 Area Sanan kepada para pekerja.
37 Modal yang digunakan oleh 95 industri
Kota Malang keripik tempe sanan berkisar pada nilai Rp.
218 6.000.000 – Rp. 34.000.000 Sedangkan total
modal yang dimiliki oleh 95 Industri Keripik
Tempe Sanan untuk produksi selama satu bulan
Gambar 3. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan senilai Rp. 1.548.200.000. Modal yang digunakan
Asal. oleh Industri Keripik Tempe Sanan selama proses
produksi per bulan di dapatkan dari dua sumber,
Berdasarkan (Gambar 3) diketahui bahwa yaitu dari modal pribadi dan modal pinjaman dari
jumlah tenaga kerja yang terserap oleh Industri bank. Jumlah industri berdasarkan sumber modal
Keripik Tempe Sanan adalah 266 orang tenaga dan backward linkage modal Industri Keripik
kerja yang terdiri dari 218 orang berasal dari area Tempe Sanan dapat dilihat pada (Tabel 1) dan
sekitar kawasan sentra industri keripik dan tempe (Gambar 5).
Sanan, 37 orang berasal dari luar wilayah Tabel 1. Sumber Modal Industri Keripik Tempe
Kawasan Sentra Industri Keripik dan Tempe Sanan
Sanan akan tetapi masih pada wilayah Modal
administrasi Kota Malang dan 11 orang berasal Industri Keripik Tempe
Sanan Pinjaman
Sendiri
dari luar wilayah Kota Malang. Backward linkage Bank
tenaga kerja Industri Keripik Tempe Sanan dapat RW 14 4 -
RW 15 41 18
dilihat pada (Gambar 4). RW 16 20 12
Total 65 30

Gambar 5. Backward Linkage Modal Industri


Gambar 4. Backward Linkage Tenaga Kerja Keripik Tempe Sanan.
Industri Keripik Tempe Sanan.

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 101
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

Berdasarkan (Tabel 1) diketahui bahwa oleh 33 industri, teknologi pada proses


sebanyak 65 Industri Keripik Tempe Sanan untuk pembuatan adonan yang terdiri dari 79 industri
memenuhi kebutuhan modal tersebut telah menggunakan mixer dan seluruh Industri
menggunakan modal pribadi, sedangkan 30 Keripik Tempe Sanan telah menggunakan blender
industri lainnya menggunakan modal pinjaman pada proses ini. Pada proses penggorengan,
bank untuk kebutuhan produksi. Modal pribadi seluruh Industri Keripik Tempe Sanan masih
lebih dipilih oleh para pemilik Industri Keripik menggunakan teknologi tradisional begitu juga
Tempe Sanan dengan alasan bahwa pemilik pada proses pemberian varian yang masih
Industri Keripik Tempe Sanan tidak mau memiliki menggunakan teknologi tradisional sedangkan
hutang dan berurusan dengan pihak bank. pada tahap pengemasan 53 industri telah
menggunakan teknologi modern. Untuk
Teknologi
memenuhi kebutuhan teknologi baik modern dan
Teknologi yang digunakan oleh Industri tradisional, Industri Keripik Tempe Sanan
Keripik Tempe Sanan dapat dikelompokkan ke mendapatkan teknologi tersebut dari pemasok
dalam dua kategori yaitu industri yang atau penjual yang ada di Kota Malang. Jumlah
menggunakan teknologi modern dan industri industri berdasarkan jumlah penggunaan
yang menggunakan teknologi tradisional. teknologi pada proses produksi dapat dilihat pada
Teknologi modern yang digunakan oleh Industri (Gambar 6) dan backward linkage teknologi
Keripik Tempe Sanan terdiri dari teknologi pada Industri Keripik Tempe Sanan dapat dilihat pada
proses pengirisan tempe yang telah digunakan (Gambar 7).

Teknologi Industri Keripik Tempe Sanan


95 95 95 95
100
79
80
62
60 53
42
40 33
16
20
0 0 0 0
0
Pengirisan Tempe Pembuatan Pembuatan Penggorengan Penirisan Pemberian Varian Pengemasan
Adonan (Mixer) Adonan (Blender) Rasa

Modern Tradisional

Gambar 6. Jumlah Teknologi pada Industri Keripik Tempe Sanan.

Gambar 7. Backward Linkage Teknologi Industri Keripik Tempe Sanan.

102 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat

Industri Keripik Tempe


Forward linkage Industri Keripik Tempe Sanan Nilai Produksi (Rupiah)
Sanan
Rp. 650.001 - Rp. 850.000 28
Keterkaitan ke depan (Forward linkageI) Rp. 850.0001 - Rp. 1.050.000 14
merupakan keterkaitan yang terjadi antara suatu Rp. 1.050.001 - Rp. 1.250.000 15
Rp. 1.250.001- Rp. 1.450.000 9
sektor dengan sektor lainnya dari penyediaan
Total 95
input bagi sektor lainnya (Muljarijadi, 2011).
Berdasarkan (Tabel 2) diketahui bahwa
Selain itu forward linkage juga dapat di
Nilai produksi yang dimiliki oleh 95 Industri
definisikan sebagai keterkaitan dengan output
Keripik Tempe Sanan untuk sekali produksi
(Sjafrizal, 2008). Keterkaitan ke depan (forward
berkisar pada nilai Rp. 450.000 – Rp. 1.450.000.
linkage) yang dimaksud adalah keterkaitan yang
Total nilai produksi yang dimiliki oleh 95 industri
terjadi pada Industri Keripik Tempe Sanan dengan
keripik tempe senilai Rp. 79.997.500 untuk sekali
sektor pemasaran.
produksi.
Pemasaran Produk Dalam hal memasarkan produk, Industri
Keripik Tempe Sanan memiliki skala pemasaran di
Industri Keripik Tempe Sanan dalam hal
beberapa wilayah Provinsi Jawa Timur, Jawa
memenuhi permintaan pasar dapat
Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Barat, Bali, Sumatera
menghasilkan produk keripik tempe dengan
Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan,
kapasitas produksi yang berbeda-beda antar
Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan
industri. Hal tersebut dipengaruhi oleh modal
dan NTB.
yang dimiliki, jumlah bahan baku yang digunakan,
Dalam hal memasarkan produk keripik
teknologi yang digunakan dan jumlah tenaga
tempe sanan, pemilik industri memiliki berbagai
kerja yang dimiliki oleh masing-masing Industri
cara yaitu dengan mengikuti beberapa event
Keripik Tempe Sanan. Tingkat produktivitas
pameran yang ada di Kota Malang hingga luar
masing-masing Industri Keripik Tempe Sanan
Kota Malang. Selain itu Industri Keripik Tempe
dalam sekali produksi mampu menghasilkan 100-
Sanan juga melayani penjualan produk keripik
250 bungkus dengan berat 200 gram. Untuk satu
tempe Sanan dengan menyertakan lebel industri
bungkus keripik tempe Sanan dengan berat 200
atau tanpa lebel produksi. Hal tersebut dilakukan
gram dipasarkan dengan harga Rp. 4.500 – Rp.
oleh Industri Keripik Tempe Sanan untuk menarik
5.500. Berikut merupakan nilai produksi yang
peminat dan permintaan dari konsumen atau
dimiliki oleh industri keripik tempe Sanan.
reseller agar dapat memberikan lebel tersendiri
Tabel 2. Nilai Produksi Industri Keripik Tempe dari reseller tersebut. Forward Linkage Industri
Sanan Keripik Tempe Sanan dapat dilihat pada (Gambar
Industri Keripik Tempe
Nilai Produksi (Rupiah) 8).
Sanan
Rp. 450.000- Rp. 650.000 29

Gambar 8. Forward Linkage Produk Industri Keripik Tempe Sanan.

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 103
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

Pemasaran Limbah
Analisis Regresi Linier Berganda
Industri Keripik Tempe Sanan dalam
melakukan kegiatan produksi 1 kg tempe mampu Analisis regresi linier berganda digunakan
menghasilkan produk keripik tempe sebanyak 5 untuk mengetahui pengaruh bahan baku, nilai
bungkus keripik tempe Sanan dan limbah produksi, modal, teknologi dan upah yang ada
produksi berupa 0,005 liter sisa adonan, 0,015 pada industri keripik tempe sanan terhadap
liter minyak jelanta, 50 gram remahan keripik penyerapan tenaga kerja dengan bantuan
tempe. Sedangkan limbah plastik sisa kemasan software SPSS.
dalam satu kali produksi menghasilkan 2 pcs Sebelum melakukan pengolahan data,
limbah plastik. Limbah produksi berupa sisa terdapat beberapa tahap pengujian yang
adonan dapat digunakan kembali oleh produsen dilakukan terhadap data. Terdapat 3 uji yang
industri keripik tempe sebagai bahan adonan dilakukan terhadap data yaitu pengujian
produksi selanjutnya, sehingga tidak terdapat lagi multikolinieritas, pengujian normalitas dan
limbah berupa sisa adonan hasil produksi keripik pengujian heteroskedastisitas.
tempe sanan.
Uji multikolinieritas
Limbah produksi yang selanjutnya adalah
remahan keripik tempe, dimana remahan keripik Uji multikolinieritas dilakukan untuk
tempe dapat digunakan kembali oleh Industri mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
Keripik Tempe Sanan sebagai tester kepada para terjadi antar variabel independen. Uji
konsumen terkait produk keripik tempe hasil multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat
olahan para produsen, sehingga limbah berupa nilai yang ada pada Variance Inflation Factor (VIF)
remahan keripik tempe dapat digunakan kembali atau tolerance pada masing-masing variabel
oleh Industri Keripik Tempe Sanan, limbah lainnya bebas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
adalah sisa plastik kemasan dimana oleh pada (Tabel 3).
produsen industri keripik tempe sanan sisa plastik Tabel 3. Uji Multikolinieritas
tersebut langsung dibuang. Limbah hasil kegiatan Variabel Collinearity Keterangan
produksi yang terakhir adalah limbah minyak Independen Statistics
VIF Tolerance
jelanta, dimana limbah tersebut merupakan hasil
Bahan Bebas
dari minyak pada proses penggorengan. Limbah X1 1,103 0,906
baku Multikolinieritas
minyak jelanta tidak dapat digunakan kembali X2
Nilai
8,499 0,118
Bebas
Produksi Multikolinieritas
oleh Industri Keripik Tempe Sanan karena apabila Bebas
minyak tersebut digunakan berkali-kali akan X2 Modal 7,460 0,134
Multikolinieritas
berdampak pada rasa dan kualitas keripik tempe X3 Teknologi 2,754 0,363
Bebas
Multikolinieritas
tersebut, sehinga setiap kali melakukan produksi Bebas
minyak akan selalu diganti dengan yang baru. X4 Upah 1,065 0,939
Multikolinieritas
Untuk mengatasi limbah produksi Industri Keripik
Tempe Sanan berupa minyak jelanta, para Berdasarkan (Tabel 3) diketahui bahwa
produsen mengumpulkan minyak tersebut untuk nilai VIF masing-masing variabel independent
selanjutnya dijual kepada pengepul yang ada di memiliki nilai lebih kecil dari 10, sehingga dapat
Kota Malang, dimana minyak jelanta tersebut dikatakan tidak terjadi multikolinieritas dalam
diambil oleh para pengepul dengan harga Rp. model regresi.
4.000 – Rp. 4.500 per liter. Forward linkage
Uji normalitas
limbah Industri Keripik Tempe Sanan dapat dilihat
pada (Gambar 9). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel
berdistribusi secara normal atau tidak. Analisis
regresi linier diharapkan berdistribusi secara
noramal. Analisis regresi linier dinyatakan
residual berdistribusi secara normal atau tidak,
dapat diketahui melalui grafik Probability Plot,
dimana data dinyatakan berdistribusi secara
Gambar 9. Forward Linkage Limbah Industri Keripik normal apabila data menyebar disekitar garis
Tempe Sanan. diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau

104 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat

grafik histogramnya. Hasil uji normalitas dapat Berdasarkan (Gambar 11) diketahui bahwa
dilihat pada (Gambar 10). titik-titik residual menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual memiliki ragam yang
homogen dan hasil pengujian heteroskedastisitas
dinyatakan terpenuhi.
Output analisis regresi linier berganda
Setelah data dilakukan uji multikolinieritas,
uji normalitas dan uji heteroskedastisitas dan
dinyatakan lulus, maka data tersebut selanjutnya
dapat dilakukan analisis regresi linier berganda.
Data yang digunakan untuk analisis regresi
linier berganda diolah dengan bantuan software
SPSS. Setelah dilakukan pengolahan data,
diperoleh hasil output regresi linier berganda
yang dapat dilihat pada (Tabel 4).

Gambar 10. Hasil Uji Normalitas. Tabel 4. Output Regresi Linier Berganda
Variabel Standa T Probab
Unstandardized rdized Hitung ilitas
Berdasarkan (Gambar 10) diketahui bahwa Coeficients Coeffis (sig.t)
ient
data menyebar tidak jauh dari garis diagonal, hal
Konstanta 2,916 1,879 0,064
ini menunjukkan bahwa pola distribusi normal
Bahan baku -0,001 -0,170 -5,068 0,000
dan dapat disimpulkan bahwa menurut grafik Nilai
probability plot, asumsi normalitas sudah 0,000002528 0,427 4,587 0,000
Produksi
terpenuhi. Modal 0,0000001725 0,680 7,791 0,000
Teknologi -0,295 -0,144 -2,724 0,008
Uji heteroskedastisitas Upah -0,000002101 -0,030 -0,899 0,371
F Statistic = 178.052 Probabilitas = 0,000
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk R-square = 0,909 Adj R-square 0,904
mengetahui apakah residual memiliki ragam yang
homogen (konstan) atau tidak. Pengujian ini
Uji koefisien determinasi
dilakukan dengan melihat scalter plot. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada (Gambar Pengujian koefisien determinasi atau R2
11). digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
Besaran kontribusi yang dimiliki oleh
variabel independen (X) yang meliputi bahan
baku, nilai produksi, modal, teknologi dan upah
terhadap variabel dependen (Y) yaitu penyerapan
tenaga kerja pada Industri Keripik Tempe Sanan
berdasarkan (Tabel 4) koefisien determinasi (Adj
R2) yaitu sebesar 0,904 sehingga variabel
independen memiliki kontribusi terhadap
variabel dependen sebesar 90,4%, sedangkan
9,6% sisanya merupakan kontribusi dari variabel
lain yang tidak digunakan pada penelitian ini.
Pengaruh dominan
Pengaruh dominan variabel independen
kepada variabel dependen dapat dilihat
berdasarkan nilai yang ada pada standardized
coefficient yang paling besar. Berdasarkan pada
(Tabel 4) diketahui variabel dengan nilai
Gambar 11. Hasil Uji Heteroskedastisitas.

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 105
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

standardized coefficient terbesar berada pada terdapat pengaruh signifikan variabel bahan
variabel modal dengan nilai sebesar 0,680. Hal baku, nilai produksi, modal, teknologi dan upah
tersebut disebabkan karena semakin besar modal terhadap penyerapan tenaga kerja secara
yang dimiliki oleh masing-masing industri maka individu pada Industri Keripik Tempe Sanan.
akan berdampak lurus pada kemampuan industri
Uji T variabel bahan baku (X1)
untuk meningkatkan produktivitas yang dimiliki,
dengan meningkatkan produktivitas maka akan Variabel bahan baku (X1) memiliki
membawa dampak signifikan pada penyerapan pengaruh negatif sebesar 0,170 dengan
tenaga kerja, karena dengan adanya modal yang menghasilkan Thitung sebesar -5,068 dan
meningkat atau semakin besar maka industri probabilitas sebesar 0,000. Sehingga hasil
akan mampu meningkatkan produktivitas dan pengujian tersebut menunjukkan Thitung ≤ Ttabel
mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak (5,068 ≤ 1,986) dan probabilitas < level of
juga. significance (0,000 < 0,05). Maka disimpulkan
bahwa hipotesis (H1) yang berbunyi “Bahan baku
Uji F
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Pengujian simultan (F) digunakan untuk penyerapan tenaga kerja pada Industri Keripik
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Tempe Sanan”, diterima.
serempak variabel independen bahan baku, nilai Berdasarkan kondisi eksisting pada harga
produk, modal, teknologi dan upah terhadap bahan baku yang digunakan oleh Industri Keripik
variabel dependen penyerapan tenaga kerja pada Tempe Sanan, diketahui bahwa memiliki harga
industri keripik tempe sanan. Terdapat kriteria yang tidak menentu dan dapat berubah sewaktu-
dalam pengujian simultan (F) yaitu jika nilai Fhitung waktu, hal tersebut disebabkan karena Industri
≥ Ftabel (Ftabel = 2,32) atau probabilitas < level of Keripik Tempe Sanan menggunakan bahan baku
significance (α) maka dapat disimpulkan bahwa berupa tempe yang terbuat dari kedelai impor,
terdapat pengaruh yang signifikan secara sedangkan nilai impor ditentukan oleh kurs mata
simultan variabel bahan baku, modal, teknologi uang.
dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja
Uji T variabel nilai produksi (X2)
pada Industri Keripik Tempe Sanan.
Pengujian hipotesis secara simultan Variabel Nilai Produksi (X2) memiliki
menghasilkan nilai Fhitung sebesar 178.052 dengan pengaruh positif sebesar 0,427 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,000. Hasil pengujian menghasilkan Thitung sebesar 4,587 dan
tersebut menunjukkan nilai Fhitung ≥ Ftabel dan probabilitas sebesar 0,000. Sehingga hasil
probabilitas < level of significance (α=5%). pengujian tersebut menunjukkan Thitung ≥ Ttabel
Sehingga hipotesis yang sesuai yaitu H0 ditolak (4,587 ≥ 1,986) dan probabilitas < level of
dan H1 diterima, hal ini berarti secara simultan significance (0,000 < 0,05). Maka disimpulkan
atau bersama-sama terdapat pengaruh yang bahwa hipotesis (H2) yang berbunyi “Nilai
terjadi secara signifikan dari variabel bahan baku, Produksi berpengaruh positif dan signifikan
modal, teknologi dan upah terhadap penyerapan terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri
tenaga kerja di Industri Keripik Tempe Sanan. Keripik Tempe Sanan”, diterima.
Berdasarkan kondisi eksisting pada nilai
Uji T
produksi yang dimiliki oleh Industri Keripik Tempe
Pengujian parsial (T) digunakan untuk
Sanan, diketahui bahwa Industri Keripik Tempe
mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh
Sanan setuju dengan meningkatnya nilai produksi
bahan baku, nilai produksi, modal, teknologi dan
akan berdampak pada peningkatan penyerapan
upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada
tenaga kerja.
Industri Keripik Tempe Sanan secara individu.
Besaran pengaruh yang dimiliki oleh masing- Uji T variabel modal (X3)
masing variabel independen terhadap variabel Variabel modal (X3) memiliki pengaruh
dependen dapat dilihat pada (Tabel 4) pada positif sebesar 0,680 dengan menghasilkan Thitung
kolom standardized coeffisient. Kriteria pengujian sebesar 7,791 dan probabilitas sebesar 0,000.
signifikasi menyatakan jika nilai Thitung ≥ Ttabel (Ttabel Sehingga hasil pengujian tersebut menunjukkan
= 1,986) atau probabilitas < level of significance Thitung ≥ Ttabel (7,791 ≥ 1,986) dan probabilitas <
(α=0,05) maka dengan melihat hasil perhitungan level of significance (0,000 < 0,05). Maka
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa hipotesis (H3) yang berbunyi

106 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Aditya Septyananda, Fadly Usman, AR Rohman Taufiq Hidayat

“Modal berpengaruh positif dan signifikan kerja yang ada sehingga tidak akan melakukan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri penyerapan tenaga kerja.
Keripik Tempe Sanan”, diterima.
Model Regresi Linier Berganda
Berdasarkan kondisi eksisting diketahui
bahwa Industri Keripik Tempe Sanan mayoritas Berdasarkan (Tabel 4) dapat dituliskan
memiliki modal yang berasal dari modal pribadi, model regresi yang kemudian dirumuskan dalam
hal tersebut lebih dipilih dari pada modal persamaan regresi linier berganda sebagai
pinjaman karena pihak Industri Keripik Tempe berikut.
Sanan merasa keberatan terhadap bunga Y= 2,916 – 0,001(X1) + 0,000002528(X2) +
pinjaman. Akan tetapi, Industri Keripik Tempe 0,0000001725(X3) - 0,295(X4)
Sanan setuju bahwa ketika modal bertambah Berdasarkan persamaan diatas dapat
maka kemampuan untuk penyerapan tenaga diketahui bahwa apabila nilai bahan baku (X1),
kerja semakin meningkat. nilai produksi (X2), modal (X3) dan teknologi (X4)
memiliki nilai konstan atau nol maka nilai
Uji T variabel teknologi (X4)
penyerapan tenaga kerja pada Industri Keripik
Variabel teknologi (X4) memiliki pengaruh Tempe Sanan sebesar 2,916.
negatif sebesar 0,144 dengan menghasilkan Thitung
Pengaruh bahan baku terhadap penyerapan
sebesar -2,724 dan probabilitas sebesar 0,008.
tenaga kerja industri keripik tempe sanan
Sehingga hasil pengujian tersebut menunjukkan
Thitung ≤ Ttabel (2,724 ≤ 1,986) dan probabilitas < Berdasarkan (Tabel 4) menunjukkan bahwa
level of significance (0,008 < 0,05). Maka variabel bahan baku (X1) berpengaruh negatif
disimpulkan bahwa hipotesis (H4) yang berbunyi terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri
“Teknologi berpengaruh negatif dan signifikan Keripik Tempe Sanan dengan koefisien regresi
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri sebesar -0,001, artinya apabila harga bahan baku
keripik tempe sanan”, diterima. mengalami peningkatan sebesar 1 rupiah maka
Berdasarkan kondisi eksisting pada akan menurunkan penyerapan tenaga kerja
teknologi yang digunakan, diketahui bahwa sebesar 0,001.
Industri Keripik Tempe Sanan yang menggunakan Pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan
teknologi modern berjumlah 33 industri, tenaga kerja industri keripik tempe sanan
sedangkan 62 indutri keripik tempe memilih
menggunakan teknologi tradisional. Teknologi Berdasarkan (Tabel 4) menunjukkan bahwa
modern diakui oleh Industri Keripik Tempe Sanan variabel nilai produksi (X2) berpengaruh positif
mampu mempercepat proses produksi, sehingga terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
pengalihan tugas tenaga kerja dapat dilakukan, keripik tempe sanan dengan koefisien regresi
atau bahkan mampu mengurangi jumlah tenaga sebesar 0,000002528, artinya apabila nilai
kerja. produksi mengalami peningkatan sebesar 1
rupiah maka akan meningkatkan penyerapan
Uji T variabel upah (X5) tenaga kerja sebesar 0,000002528.
Variabel upah (X5) memiliki pengaruh Pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga
negatif sebesar 0,030 dengan menghasilkan Thitung kerja industri keripik tempe sanan
sebesar -0,899 dan probabilitas sebesar 0,371.
Sehingga hasil pengujian tersebut menunjukkan Berdasarkan (Tabel 4) menunjukkan bahwa
Thitung ≤ Ttabel (0,899 ≤ 1,986) dan probabilitas > variabel modal (X3) berpengaruh positif terhadap
level of significance (0,371 > 0,05). Maka penyerapan tenaga kerja pada Industri Keripik
disimpulkan bahwa hipotesis (H1) yang berbunyi Tempe Sanan dengan koefisien regresi sebesar
“Upah berpengaruh negatif dan tidak signifikan 0,0000001725, artinya apabila modal mengalami
terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri peningkatan sebesar 1 rupiah maka akan
Keripik Tempe Sanan”, ditolak. meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar
Berdasarkan kondisi eksisting pada upah 0,0000001725.
yang diberikan oleh Industri Keripik Tempe Sanan Pengaruh teknologi terhadap penyerapan
berkisar pada Rp. 55.000 – Rp. 60.000, dalam hal tenaga kerja industri keripik tempe sanan
ini apabila terjadi peningkatan pada upah tenaga
kerja maka industri akan memaksimalkan tenaga Berdasarkan (Tabel 4) menunjukkan bahwa
variabel teknologi (X4) berpengaruh negatif

Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 107
ANALISIS KETERKAITAN DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN

terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri dipasarkan oleh Industri Keripik Tempe Sanan
Keripik Tempe Sanan dengan koefisien regresi kepada pengepul yang ada di Kota Malang.
sebesar -0,295, artinya apabila bertambahnya 1 4. Faktor nilai produksi, modal memiliki nilai
unit teknologi yang digunakan oleh industri positif dan signifikan terhadap penyerapan
keripik tempe maka akan menurunkan tenaga kerja, sedangkan bahan baku,
penyerapan tenaga kerja sebesar 0,295. teknologi memiliki nilai negatif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja.
KESIMPULAN 5. Faktor modal menjadi variabel yang paling
Berdasarkan hasil penelitian dan dominan dalam mempengaruhi penyerapan
perhitungan, dapat diambil kesimpulan sebagai tenaga kerja, dimana artinya semakin
berikut: bertambahnya modal akan menambah jumlah
1. Industri Keripik Tempe Sanan memiliki tenaga kerja yang terserap pada Industri
hubungan keterkaitan ke belakang (backward Keripik Tempe Sanan. Untuk itu untuk
linkage) dengan penyedia input produksi mengembangkan industri keripik tempe sanan
berupa bahan baku yang di dapatkan dengan dalam hal penyerapan tenaga kerja maka
melibatkan beberapa industri dan sektor pemerintah dapat berfokus pada bantuan
perdagangan dan jasa. Dimana untuk modal yang dimiliki oleh Industri Keripik
mencukupi kebutuhan bahan baku utama Tempe Sanan.
Industri Keripik Tempe Sanan mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA
dari 34 industri tempe yang ada di sekitar
Kawasan Sentra Industri Keripik dan Tempe Arsyad, Lincolin. 1991. Struktur dan Kinerja
Sanan, sedangkan bahan baku pendukung Negara-Negara ASEAN. Bussiness
diperoleh dari 26 warung atau toko yang News, Jakarta.
tersebar di sekitar Kawasan Sentra Industri Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Blimbing
Keripik dan Tempe Sanan. dalam Angka 2019. Kota Malang. BPS.
2. Industri Keripik Tempe Sanan memiliki Ernita, Dewi., Amar, Syamsul., Syofan, Efrizal.
hubungan keterkaitan ke belakang (backward 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi,
linkage) dengan penyedia sarana dan Investasi dan Konsumsi di Indonesia.
prasarana pada proses produksi yang berupa Jurnal Kajian Ekonomi Vol. 1, No.02,
modal, teknologi dan tenaga kerja. Sebanyak Januari 2013. Hal 176-193.
65 industri memiliki modal yang berasal dari Hendra, Kusuma. 2009. Manajemen Produksi:
modal pribadi sedangkan 30 industri lainnya Perencanaan dan Pengendalian
mendapatkan modal dari pinjaman pihak Produksi. Edisi 4. Yogyakarta. Penerbit
perbankan. Tenaga kerja yang terserap oleh Andi.
Industri Keripik Tempe Sanan sebanyak 266 Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi
orang yang terdiri dari 218 orang berasal dari Pembangunan: Teori, Masalah dan
area Kawasan Sentra Industri Keripik dan Kebijakan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Tempe Sanan, 37 orang berasal dari Kota Muljarijadi, Bagdja. 2011. Pembangunan
Malang dan 11 orang berasal dari luar Kota Ekonomi Wilayah Pendekatan Analisis
Malang. Untuk memenuhi kebutuhan Tabel input-Output. Bandung. UNPAD
teknologi pada proses produksi, Industri PRESS.
Keripik Tempe Sanan mendapatkan teknologi Mustika, Made Dwi Setyadhi. Investasi Swasta
tersebut dari pemasok yang ada di Kota Sektor Pariwisata dan Penyerapan
Malang. Tenaga Kerja di Provinsi Bali (Sebuah
3. Industri Keripik Tempe Sanan memiliki Analisis Tipologi Daerah). Jurnal
hubungan keterkaitan ke depan (forward Ekonomi dan Sosial Vol. 1, No.01,
likage) dengan penyerap output produksi Februari 2009 . Hal 15-19.
berupa produk akhir dan juga limbah produksi. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan
Industri Keripik Tempe Sanan memiliki skala Aplikasi. Padang. Padang Baduose
pemasaran produk hingga menjangkau Media.
wilayah diluar Pulau Jawa, sedangkan untuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
limbah produksi berupa minyak jelanta, Tahun 2014 tentang Perindustrian.
Jakarta.

108 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020

Anda mungkin juga menyukai