Filsafat modern dalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda
berakhirnya era skolasitisme. Waktu munculnya filsafat modern adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 Eropa di Barat dan Amerika Utara Filsafat Modern ini pun dimulai sejak munculnya Rasinalisme lewat pemikiran Descrates seorang filsuf terkemuka pada zaman Modern. Masa modern menjadi identitas di dalamn Filsafat Modern Pada masa ini rasionalismesemakin dipikirkan.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan. berhenti.Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaisans. Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu.Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Kungfu dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting. Satu hal yang menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika kita melihat perkembangan pemikirannya.Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang menjadi awal dari masa modern. Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis. Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme. Aristotelian menguasai seluruh Abad Pertengahan ini melalui hal-hal tersebut. Pada masa Modern terjadi perkembangan yang pesat pada bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari kota-kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan, pertukaran barang, kegiatan ekonomi monoter, dan perbankan. Kaum kelas menengah melakukan upaya untuk bangkit dari keterpurukan dengan mengembangkan suatu kebebasan tertentu.]Kebebasan ini berkaitan dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan uang. Makanisme pasar pun sudah mulai mengambil peranan penting untuk menuntut manusia untuk rajin, cerdik, dan cerdas. Dari sudut pandang sosio-ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab berdasarkan kemampuan akal budi yang mereka miliki. Kemampuan ini tanpa harus mengacu kepada otoritas lain, entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah feodal, maupun ajaran muluk-muluk dari para filsuf.