Anda di halaman 1dari 2

PARA PEMAHAT BATU KARANG

Tentu tidak mudah memahat batu karang. Tatah demi tatah. Palu demi palu terus
diayunkan. Butuh ketekunan. Butuh keuletan. Begitulah membangun organisasi. Seperti
memahat batu karang, ada seni dalam membangun organisasi. Seni adalah kecapakan,
imajinasi dan kreatifitas untuk menghasilkan sesuatu yang indah, estetis. Sebuah
organisasi yang indah apabila ia dicintai oleh rakyat, seperti kumbang mencintai mawar.
Bagaimana ada organisasi bisa dicintai rakyat?

Mawar adalah bunga yang ajaib: bunganya harum, tapi batangnya penuh duri. Seperti
mawar, sebuah organisasi harus menyebarkan keharuman ke sekitarnya. Tentu saja
dengan membuat program yang berpihak kepada kepentingan rakyat. Bila sesuai,
maka rakyat akan mendekat pada organisasi kita. Untuk tahu program yang sesuai
dengan kepentingan rakyat, setiap kader harus membaur dengan rakyat. Tidak ada
jarak dengan rakyat. Kader benar-benar berada di tengah-tengah rakyat. Nasi yang
dimakan rakyat, dimakan pula oleh kader. Tempat kader sama dengan tempat tidur
rakyat. Dengan begitu setiap kader akan mengetahui masalah nyata yang dihadi oleh
rakyat.

Selama ini ada jarak yang terbentang jauh antara kader dengan rakyat. Para kader
asyik dengan pikirannya sendiri. Mereka hanya datang kepada rakyat hanya saat
membutuhkan. Tidak setia menemani rakyat. Sebagian besar waktunya tidak
dihabiskan bersama rakyat. Kenyataan ini membuat sebuah organisasi tidak dapat
menyebarkan keharumannya kepada rakyat.

Evaluasi mesti dilakukan kenapa organisasi kita kecil, tidak mendapatkan dukungan
rakyat secara luas. Padahal tugas kita membela dan mengajak rakyat terlibat dalam
perjuangan. Sebuah organisasi yang elitis tentu tidak akan mendapatkan simpati dari
rakyat. Sebuah organisasi perjuangan mesti menjangkar ke bumi, bukan mengapai
langit. Para kader mesti diarahkan lebih banyak berbuat banyak untuk rakyat, bukan
malah merapat ke elit politik.

Saat ini rakyat berada dalam posisi yang terjepit. Himpitan ekonomi semakin menjadi-
jadi. Kesejahteraan rakyat menurun. Inilah tugas organisasi perjuangan untuk bersama-
sama bersama rakyat untuk mengatasi problem tersebut. Tak lelah mendampingi,
mencarikan solusi dan melakukan aksi bersama rakyat. Dengan begitu sebuah
organisasi perjuangan akan selalu dekat dengan rakyat.

Pidato Mao ini bisa kita renungkan:

“Saya mengajukan kepada Kongres dengan sungguh-sungguh, bahwa kita harus


memperhatikan masalah-masalah penghidupan massa dengan mendalam, dari
masalah tanah dan kerja sampai pada masalah keperluan se-hari-hari, seperti kayu api,
beras, minjak dan garam.”

Mao dengan jelas mengatakan bahwa kita harus memperhatikan masalah sehari-hari,
seperti kayu, beras, minyak dan garam. Mungkin kita melihat ini persoalan sepele,
padahal itulah persoalan yang dihadapi oleh rakyat. Persoalan seperti itulah yang dekat
dengan persoalan rakyat.

Lebih lanjut Mao menyatakan:

“Kaum wanita ingin belajar membajak dan menajak; siapakah yang diminta untuk
mengajarnja ? Kanak-kanak ingin bersekolah; apakah sekolah rakyat sudah didirikan?
Jembatan kayu didepan itu terlampau sempit dan orang-orang yang berjalan mungkin
jatuh; apakah itu tidak perlu dibetulkan ? Banyak orang dihinggapi penyakit kulit dan
jatuh sakit; tindakan apakah yang harus kita pikirkan? Semua masalah penghidupan
massa ini harus dimasukkan dalam acara kita, dan kita harus mengadakan diskusi,
mengambil keputusan, mendjulankannja dan memeriksanja. Kita harus bertindak agar
massa mengerti, bahwa kita mewakili kepentingan mereka, dan kepentingan kita adalah
erat berhubungan dengan kepentingan mereka.”

Kita mesti selalu dekat dengan rakyat. Semua masalah penghidupan rakyat harus kita
kuasai. Rakyat membutuhkan hasil nyata, bukan kata-kata indah. Seperti yang
dikatakan Mao, “kepentingan kita adalah erat berhubungan dengan kepentingan
rakyat.” Apakah selama ini kita sudah melakukannya? Kalau belum, maka segeralah
turun ke tengah-tengah rakyat.

Bila kita telah melakukan hal-hal di atas, organisasi kita akan bisa seharum bunga
mawar. Pelajaran selanjutnya dari bunga mawar selain menebarkan keharuman juga
batangnya yang berduri. Artinya apa? Kita harus bisa melindungi organisasi kita dari
serangan musuh. Duri adalah upaya dari bunga mawar untuk melindungi dari tangan-
tangan jahil. Siapakah musuh organisasi dan sekaligus musuh rakyat?

Musuh kita adalah kekuasaan yang korup dan menindas. Kita sering menyebutnya
borjuasi. Mereka inilah yang selama ini melakukan penindasan kepada rakyat tanpa
henti-henti. Terhadap kekuasaan semacam ini haram hukumnya untuk bekerjasama.
Seringkali demi alasan pragmatis, organisasi perjungan justru bekerjasama dengan elit-
elit borjuasi. Akibatnya, kepala, tangan dan kaki organisasi tersebut menjadi
tergadaikan. Inilah yang harus kita hindari. Kita harus berpegang teguh kepada
kepentingan rakyat, bukan kepentingan borjuasi.

Oleh karena itu organisasi perjuangan harus memiliki duri, agar ia disegani oleh lawan.
Apakah duri pelindung itu? Tidak lain adalah ideologi. Sebuah organisasi tanpa meliliki
organisasi maka ia akan berkembang menjadi organisasi yang tidak memiliki penderian,
akan menjadi oportunis. Ideologi kerakyatan adalah pegangan bagi semua kader agar
bisa melindungi diri dan rakyat dari serangan lawan-lawan politik. Inilah mengapa
kesadaran ideologi penting untuk diperkuat.

Marilah kita menjadikan organisasi kita seperti bunga mawar, selain menebarkan
keharuman juga mampu melindungi diri dari serangan lawan-lawan politik. Bila kita bisa
mewujudkan, organisasi kita akan dicintai oleh rakyat. Jadilah pemahat batu karang,
yang tekun membangun organisasi dan berjuang untuk rakyat. ***

Anda mungkin juga menyukai