(KOMMAS)
Jl. Tanjung Duren Selatan I Kel. Tanjung Duren Selatan, Kec. Grogol Petamburan
Jakarta Barat 11470 CP. 088-200-775-842-5
Kepada Yth.
1. Pimpinan DPR RI
2. Pimpinan Fraksi-fraksi di DPR RI
3. Badan Legislasi (Baleg) DPR RI
Dengan hormat,
Kami, Koalisi Orang Muda dan Masyarakat Sipil (KOMMAS) Jakarta Kawal RUU
Daerah Khusus Jakarta, dengan ini menyampaikan surat protes dan desakan penundaan
pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Daerah Khusus Ibukota Negara (DKI)
Jakarta. Kami mencermati dengan seksama perkembangan pembahasan RUU Daerah Khusus
Jakarta (DKJ) di DPR RI. Kami menilai bahwa proses pembahasan RUU DKJ masih
banyak terdapat kekurangan dan belum sepenuhnya mengakomodir aspirasi dan
kebutuhan masyarakat DKI Jakarta.
Hal-hal kritis yang menjadi alasan protes dan desakan penundaan kami:
1. Tidak adanya partisipasi publik yang bermakna dalam pembahasan RUU Derah Khusus
Jakarta (DKJ). Sosialisasi dan dialog publik yang dilakukan belum cukup luas dan
mendalam untuk menjaring aspirasi dan masukan dari berbagai kelompok masyarakat.
2. Kami menduga RUU Derah Khusus Jakarta (DKJ) berpotensi melayani kepentingan
oligarki dan kelompok tertentu, dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Hal ini
terlihat dari beberapa pasal yang mengatur tentang tata kelola dan kewenangan yang
dikhawatirkan akan memperkuat sentralisasi dan melemahkan kontrol publik.
3. RUU Derah Khusus Jakarta (DKJ) masih mengandung banyak pasal yang kurang jelas dan
berpotensi menimbulkan tumpang tindih kewenangan antara pemerintah pusat dan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
4. Buruknya Kajian dan analisis dampak RUU Derah Khusus Jakarta (DKJ) terhadap
berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya, belum tuntas dilakukan.
Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif yang tidak terukur di masa depan.
Oleh karena itu, kami mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk:
Kami percaya bahwa penundaan pengesahan RUU DKJ adalah langkah yang tepat untuk
memastikan terciptanya UU DKJ yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada kepentingan
rakyat.
Narahubung: