Anda di halaman 1dari 6

KONTROVERSI TERHADAP FUNGSI POKIR (POKOK-POKOK PIKIRAN) DPRD

DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT

1
Sintia Ulfa, 2Sa’adatul maghfira, 3Hidayati Fitri, 4Dian Pertiwi
1
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Sintiaulfaa95@gmail.com
2
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Saadatul.m@iainbatusangkar.ac.id
3
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
hidayatifitri@iainbatusangkar.ac.id
4
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
dianpertiwi@iainbatusangkar.ac.id

Abstract: Penelitian ini mengkajji tentang fungsi dari DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah) selaku lembaga Legislatif menerima Aspirasi Masyarakat sekaligus berfungsi
penyaluran dana yaitu Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) DPRD. Yang diberikan kepada
masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat. Dari permsalahan tersebut muncul
pertanyaan bagaimana fungsi dari pokir DPRD tersebut dalam mensejahterakan
masyarakat. Ini merupakan penelitian kepustakaan. bahan diperoleh melalui penelitian
setelah bahan yang terkumpul diolah dengan cara deduktif dan dianalisi dengan
kualitatif. penelitian ini menemukan hasil bahwa Fungsi Pokir DPRD ini belum
sepenuhnya mensejahterakan masyarakat, karena belem mertanya pembagian Pokir
tersebut di setiap daerah dan juga belum sepenuhya terlaksana. Fungsi Pokir (Pokok-
Pokok Pikiran) dalam pandangan Siyasah Dusturiyah bahwa Ahlul Ahli Wal Aqdi
memiliki wewenang untuk mengawasi anggaran Negara. Ahlul Ahli Wal Aqdi berhak
untuk membuat rancangan kebijakan umum Negara dalam bidang ekonomi yang
mendukung kemajuan Negara dan menjadikannya mampu mengikuti perkembangan dan
kemajuan. Jika dibandingkan dengan Siyasah Dusturiyah, dana Pokir (Pokok-Pokok
Pikiran) DPRD ini sedikit berbeda dengan fungsi Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) DPRD di
Indonesia saat ini, di Indonesia fungsi Pokir DPRD untuk alokasi dananya itu sudah
jelas, sedangkan pada masa Pemerintahan Islam untuk alokasi dananta tidak mempunyai
tranparasi dana, jadi memang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan
dana yang ada dipemerintahan islam.
Kata kunci: Pokir, DPRD, Siyasah Dusturiyah

1
Pendahuluan
Topik yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah terkait dengan salah satu fungsi
DPRD yaitu fungsi Anggaran. Kedudukan dan fungsi DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah, mempunyai
fungsi menyusun PERDA, penganggaran, dan pengawasan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 pasal 92 dan 149). Mengenai fungsi Anggaran DPRD yang salah satunya yaitu kebijakan
atau Peraturan Daerah mengenai kebijakan Pokir (Pokok-Pokok Pikiran), yang mana dulunya
Pokir ini disebut sebagai dana aspirasi. Pokir adalah kajian permasalahan pembangunan daerah
yang diperoleh dari DPRD. Masa reses atau reses adalah masa dimana DPR melakukan kegiatan
di luar masa sidang, terutama di luar gedung DPR. Misalnya untuk melakukan kunjungan kerja,
baik anggota yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Masa reses dihapuskan pada
sidang terakhir satu periode keanggotaan DPR.Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan
dilakukan berdasarkan pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Peneltian seputar Penelitian ini mengkajji tentang fungsi dari DPRD (Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah) selaku lembaga Legislatif menerima Aspirasi Masyarakat sekaligus berfungsi
penyaluran dana yaitu Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) DPRD. Yang diberikan kepada masyarakat
untuk mensejahterakan masyarakat. Dari permsalahan tersebut muncul pertanyaan bagaimana
fungsi dari pokir DPRD tersebut dalam mensejahterakan masyarakat. (konsep) telah dilakukan
oleh beberapa penelitian dari penelitian-penelitian yang ada dapat dipetakan menjadi 2
prespektif. Presepektif pertama dilihat dari segi fungsi anggaran DPRD seperti yang dilakukan
oleh Fauzi Ani Putri. Preseptif kedua melihat dari segi implementasi fungsi anggaran dan
APBD seperti yang dilakukan oleh Djafar Yusuf. sejauh ini belum ada penelitian tentang
fungsi dari Pokir DPRD dalam mensejahterakan masyarakat, oleh karena itu penulis akan
memfokuskan penelitian pada kontroversi terhadap fungsi pokir (pokok-pokok pikiran) dprd
dalam mensejahterakan masyarakat.
Penelitian ini akan diungkap tentang kontroversi terhadap fungsi pokir (pokok-pokok
pikiran) dprd dalam mensejahterakan masyaraka.t untuk meneliti persoalan tersebut diaukan
pertanyaan tentang 1. Bagaimanakah fungsi Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) DPRD dalam
mensejahterakan masyarakat?. 2. Bagaimanakah pandangan Siyasah Dusturiyah terhadap fungsi
Pokir DPRD dalam mensejahterkan masyakarat?
Penting tentang kontroversi terhadap fungsi pokir (pokok-pokok pikiran) dprd dalam
mensejahterakan masyaraka, untuk nelihat apakah sudah terlaksana atau belum terlaksana.
Literatur Riview
Salah satunya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) yang merupakan lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
peran serta tanggung jawabnya dalam mewujudkan efesiensi, efektifitas produktivitas dan
akuntabilitas penyelenggara pemerintahan daerah untuk melaksanakan hak, kewajiban, tugas
wewenang dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai ketentuan peraturan Perundang-
undang. DPRD mempunyai tiga fungsi yaitu, pertama fungsi Legislasi dimana fungsi Legislasi
ini diwujudkan dalam bentuk peraturan daerah bersama Bupati, kedua fungsi anggaran yang

2
diwujudkan dalam membahas dan menyetujui anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama
Bupati, ketiga fungsi Pengawasan yang diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap
pelakasanaan Peraturan Perundang-undang, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan kebijakan
yang di tetapkan oleh Pemerintah Daerah.(Jimly Asshiddiqie, 2006, p. 35)
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif atau yang disebut dengan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang mengkaji kajian
terhadap dokumen-dokumen (dokumen yang ada), yang menggunakan data, baik data primer
seperti peraturan perundang-undangan, teori hukum, maupun data sekunder seperti pendapat para
sarjana.

Hasil Diskusi
A. Fungsi Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) DPRD Dalam Mensejahterakan Masyarakat
Setiap penyusunan APBD kata-kata Pokir aspirasi telah dianggap “bahagian” dari
suatu proses perencanaan pembangunan yang cukup dominan dan hangat di perbincangkan.
Pokir merupakan Pokok-pokok pikiran yang disampaikan DPRD sebagai tindak lanjut hasil
reses para anggota DPRD ke masing-masing daerah. Pokir diselaraskan dengan target dan
prioritas pembangunan serta ketersediaan kapasitas anggaran riil. Hasil kajian Pokir
dirumuskan dalam daftar masalah pembangunan yang ditandatangani pimpinan DPRD dan
disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh
Kepala BAPPEDA.(lapananda, 2021). Tujuan dari usulan pemberian dana Pokir oleh
anggota Legislatif ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan
pembangunan dan percepatan turunnya dana pembangunan ke daerah yang selama ini di
rasakan masih kurang memuaskan.
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan fungsi pokir dalam
mensejahterakan masyarakat yaitu untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi,
menjamin kesinambungan pembangunan dan pemerintahan serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat, adanya keutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak teratas dan terus
berkembang, sedangkan sumber daya yang ada semakin terbatas, untuk menyakinkan bahwa
Pemerintah Daerah telah bertanggung jawab terhadap rakyat, anggaran publik mempunyai
beberapa fungsi utama yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah dalam upaya
pelaksanaan pembangunan daerah, serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan
menjamin penggunaan sumber daya yang efekif, efesien, adil dan berkelanjutan.
Sebenarnya untuk fungsi Pokir DPRD dalam mensehjaterakan masyarakat masih
belum sepenuhnya terpenuhi, berdasarkan contoh kasus yang sudah penulis paparkan di
dalam bab 1sebelumnya yaitu : PADANG, HARIANHALUAN.COM - Kelompok Tani
(Poktan) Sago Lestari Jorong Tanjung Modang, Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau
Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar mengeluhkan pengadaan sapi dan kambing di Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Pasalnya, proses bantuan dilakukan dengan
memanfaatkan dana Pokir (Pokok Pikiran) anggota DPRD Sumbar yang dititipkan melalui
OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) terkait tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut

3
salah seorang Poktan, bahwa asal bantuan sapi tersebut berasal dari dana pokir
anggota DPRD Sumbar, Jefri Masrul dari Lintau Buo. "Di Kabupaten Tanah
Datar bermasalah seluruh sapinya. Dana yang dianggarkan untuk kelompok Rp
230.000.000,". .Berdasarkan Surat Edaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar,
disebutkan bahwa sehubungan dengan telah ditetapkan nama-nama petugas pendamping di
Kelurahan masing-masing. Maka dengan ini diberitahukan pengumuman sebagai berikut:
1. Pendamping bertanggung jawab dalam pengawasan di Kelurahan mulai dari
CPCL, pendistribusian bahan kandang, pendistribusian pakan dan kedatangan
ternak.
2. Berhubung pemenang bahan kandang di provinsi sudah kena SP3 karena
kelalaian pihak rekanan dalam hal penyediaan, maka diminta kepada petugas
pendamping untuk  memberitahukan kelompok jika berkenan kelompok untuk
menyediakan kandang lebih dulu tanpa menunggu kedatangan bahan kandang
dari provinsi. Silahkan kelompok untuk menyegerakannya mengingat ternak
sudah tersedia tinggal pendistribusian saja lagi baik itu sapi, kambing itik dan
ayam.
B. Pandangan Siyasah Dusturiyah terhadap fungsi pokir DPRD dalam mensehjaterkan
masyakarat
Lembaga Ahlul Ahli Wal Aqdi memiliki fungsi dan wewenang dalam memutuskan
dan menentukan atas umat, serta mensejahteraka umat. Ahlul Ahli Wal Aqdi mempunyai
wewenang mengarahkan kehidupan masyarakt kepada yang maslahat.

Didalam Kaidah Fiqih pemerintahan bahwa:

Artinya: “Perbuatan yang mencakup kepentingan orang


Menurut Khalid Ali Muhammad al-anbari, Ulil Amri termasuk dalamnya Ahlul
Ahli Wal Aqdi memliki tugas-tugas tertentu salah satunya di dalam bidang keuangan dan
pemerintahan yaitu:

1. Memungut dan mendistriusikan zakat, jiziyah, fai, dan kharaj


2. Member perhatian kepada harta-harta yang di wakafkan untuk tujuan
kebaikan an mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4
3. Memilih mereka yang berkelayakan untuk melakukan tugas-tugas yang ada
kaitan dengan kaum muslimin dan orang banyak. Sehingga tugas yang
dipercayakan kepadanya dapat dilakukan dengan baik
4. Mengawasi pelaksanan tugas-tugas yang berkaitan dengan urusan umat,
sehingga dapat segera diketahui jika ada pihak-pihak tertentu melakukan
pengkhiatan atau penipuan.(Swardi, 2018)

Jadi menurut analisa penulis mengenai pandangan Siyasah Dusturiyah terhadap


fungsi Pokir DPRD dalam Islam tidak menjelaskan secara khusus tentang fungsi
Pokir DPRD, tetapi lebih menjelaskan fungsi ekonominya yang memiliki tujuan
untuk mensejahterakan masyarakat

Kesimpulan

fungsi pokir dalam mensejahterakan masyarakat yaitu untuk meningkatkan


prekonomian masyarakat dan mensejahterakan hidup masyarakat untu hidup lebih baik lagiserta
mendukung kemajuan Negara dan membuatnya mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan.
Dalam Islam belum secara khusus menjelaskan tentang fungsi Pokir DPRD, tetapi lebih
menjelaskan fungsi ekonominya yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Yaitu
dengan menjaga kekayaan kaum muslimin dan mengembangkannya dengan membangun
pertanian dan industri atau menyesuaikannya dengan lingkungan setempat, menyiapkan sarana
dan prasarana yang memadai yang mendukungnya, kemudian menyerahkannya kepada kaum
muslimin secara adil agar tidak ada pihak yang merasa lebih diuntungkan atau diuntungkan.
kurang beruntung..

Referensi
Al-mawardi. al-ahkham al-sultaniyah. beirut: dar al fikr.
al-Zuhayli, W. (2010). Ushul al-Fiqh al-islami. dhamaskus: dara-fikr.
Amirul, S. (2020). analisa tentang kebijakan pemerintah. jakarta: Amirullah Syarbini.
Beni, S. (2013). Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik. bandung: pustaka setia.
Dadang. (2020). kedudukan dan fungsi rekomendasi DPRD . purwokerto selatan: CV. pena
persada.
Dayanto. (2015). peraturan daerah reponsif . yogyakarta: CV BUDI UTAMA.
Djazul. (2013). Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta:
Prenadamedia Group.

5
Djazuli. (2007). Fiqh Siyâsah. jakarta : Kencana.
Djazuli. (2019). Fiqh Siyasah Implementasi Kemashalatan Umat Dalam Ramburambu Syariah.
Jakarta: kencana.Dkincai, R. (2021).
Gunawan, M. (2008). Buku Pintar calon anggota & anggota legislatif. jakarta selatan: trans
media pustaka.
gunawan, m. (2008). Buku pintar calon anggota Legislatif, dprd, dpr, dpd. jakarta.
gunwan, m. (2008). buku pintar calon anggota dan anggota legislaif (dpr, dprd, dan dpd).
jokakarta: transmedia pustaka.
Huda, N. (2010). Ilmu Negara. Yogyakarta.
Iqbal, M. (2017). Fiqh Siyasah. Jakarta: Gaya media pratama.
Iqbal, M. (2014). fiqih syiasah. jakarta: prenada media group.
Kartika, Y. (2018). lembaga legislatif dalam prespektif siyasah dusturiyah. lembaga bantuan
hukum bengkulu , 33.
Peraturan Perundang-undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 92 dan 149 Tentang Fungsi Anggaran Daerah.

Jurnal
Wibowo, K. A. (2020). jurnal pokir. strategi pemberdaya sdm sekretariat dprd dalam pelayanan
pokok-pokok pikiran dprd , 2.
Lapananda, Y (2021). Jurnal pokir. Pokir kebijakan yang terbaik. Birokrasi Akuntable

Anda mungkin juga menyukai