Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurjanah

NIM : 3301419024

Mata Kuliah : Literasi Digital dan Kemanusiaan

Dosen Pengampu : Niam Wahzudik, S. Pd., M. Pd.

RANCANGAN PROGRAM AKSI

Topik : Dampak Positif dan Negatif Teknologi

Lokasi : Natuna

Tanggal Pelaksanaan : 20 Juli 2021

Latar Belakang : Teknologi merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan yang
terencana. Tanpa adanya perkembangan teknologi, maka perubahan zaman tidak akan secepat dan
secanggih seperti sekarang. Dengan adanya teknologi bisa mempermudah dalam mengakses
berbagai platform. Pada saat ini pengguna teknologi seperti gadget tidak hanya berasal dari
kalangan pekerja saja, namun hampir semua kalangan termasuk anak-anak. Dalam hal ini, dampak
positif dari perkembangan teknologi adalah mempermudah pertukaran informasi dan membuka
lapangan pekerjaan. Sedangkan dampak negatif dari perkembangan teknologi adalah kecanduan
dalam bermain game, dan banyaknya berderar informasi hoax.

1. Nama program aksi/terapan


Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah Penyebaran Berita Hoax di Daerah Natuna Tahun 2021.
2. Rasional pentingnya program aksi/terapan tersebut dilakukan
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak sedikit orang yang
memanfaatkan teknologi dengan tidak bijak. Salah satunya adalah pemanfaatan media
sosial. Sebagai contoh, penyebaran berita bohong atau kita kenal dengan istilah hoax
melalui media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya.
Berita hoax sangat berpengaruh bagi masyarakat yang langsung percaya tanpa mencari
kebenaran terlebih dahulu. Adanya berita hoak ini sangat berdampak buruk bagi
masyarakat. Selain itu berita hoax bisa memicu perpecahan, baik itu antar individu maupun
antar kelompok tertentu. Berita hoax juga bisa menurunkan reputasi si korban dan
menguntungkan pihak tertentu. Yang paling mengerikan dari berita hoax yaitu mampu
membuat fakta tidak lagi dipercaya. Dengan demikian program aksi “Sosialisasi Cara
Cerdas Mencegah Penyebaran Berita Hoax di Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021”
sangat membantu, berguna dan bermanfaat bagi masyarakat di Natuna dalam menyikapi
berita hoax. Oleh karena itu, pentingnya pemahaman tentang cara mencegah berita hoax
dan tidak ikut serta dalam penyebaran berita hoax.
3. Identifikasi aspek/ berbagai hal yang perlu dipersiapkan/dibutuhkan
Hal yang perlu disiapkan dalam program aksi “Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah
Penyebaran Berita Hoax di Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021” adalah sebagai
berikut.

No Keterangan
1. Sarana dan Prasarana: ruang sosialisasi, mikrofon, sound system, proyektor,
banner, kursi, dan meja.
2. Konsumsi: snack, minuman, dan nasi kotak
3. Lain-lain: panitia penyelenggara, anggaran, moderator, pemateri sosialisasi,
peserta sosialisasi (terbuka untuk umum) dan rundown acara.

4. Deskripsi metode/ strategi/ teknik cara untuk merealisasikan


Cara untuk merealisasikan program aksi “Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah Penyebaran
Berita Hoax di Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021” adalah dengan membentuk
panitia penyelenggara, yang terdiri dari ketua panitia, sekretaris, bendahara, seksi
konsumsi, dan lain-lain. Panitia penyelenggara bertugas mempersiapkan segala hal yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan sosialisasi. Selain itu panitia penyelenggara bisa
menyebarkan brosur sosialiasi kepada para masyarakat sehingga masyarakat tertarik untuk
mengikuti sosialisasi tersebut.
5. Deskripsi cara atau metode bagaimana mengukur keberhasilan/ketercapaian dari
masing-masing program aksi/terapan
Keberhasilan program aksi “Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah Penyebaran Berita Hoax di
Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021” dapat diukur dari pelaksanaan sosialisasi
yang berjalan dengan lancar, jumlah peserta sosialisasi lebih dari 50 orang, yang terdiri
dari masyarakat sekitar, dan para remaja. Sosialisasi berlangsung dengan tertib dari awal
sampai akhir dan peserta aktif bertanya terkaoi hal-hal yang tidak dimengerti serta dapat
mengaplikasikan hal yang telah dipaparkan saat sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Perkiraan aspek-aspek yang mendukung realisasi program aksi/terapan
Aspek yang mendukung “Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah Penyebaran Berita Hoax di
Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021” adalah aspek Sumber Daya Manusia yaitu
para remaja dan masyarakat sekitar yang antusias dalam mengikuti sosialisasi ini, dan
panitia penyelenggara yang sudah mempersiapkan acara sosialisasi dengan matang dan
baik.
7. Perkiraan aspek-aspek yang menghambat realisasi program aksi/terapan
Aspek yang menghambat terealisasinya program aksi “Sosialisasi Cara Cerdas Mencegah
Penyebaran Berita Hoax di Sosial Media di Daerah Natuna Tahun 2021” adalah
pelaksanaan sosialisasi yang tidak tepat waktu.
RANCANGAN PROGRAM AKSI

Topik : Konsep dan Pemanfaatan E-Commerce

Lokasi : Natuna

Tanggal Pelaksanaan : 28 Agustus 2021

Latar Belakang : Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya dunia baru yang


disebut dunia maya. Di dunia maya setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk
berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Dengan
demikian, seluruh aspek kehidupan manusia terkena dampak dari kehadiran internet. Dalam hal
ini, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut
dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai permintaan
konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini muncul transaksi yang menggunakan media
internet untuk menghubungkan produsen dan konsumen. Transaksi bisnis melalui internet lebih
dikenal dengan nama e-business dan e-commerce. Melalui e-commerce, seluruh manusia di muka
bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil berbisnis di dunia
maya.

1. Nama program aksi/terapan


Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha Kecil dan Menengah Dalam Beradaptasi Dengan
Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga Desa di Natuna.
2. Rasional pentingnya program aksi/terapan tersebut dilakukan
Kehadiran era Revolusi Industri keempat sudah tidak bisa dicegah lagi. Era Revolusi
Industri 4.0 berdampak pada UKM sebagai pembangun sektor ekonomi. Industri 4.0
mengacu pada konsep penggunaan internet of things serta smart and cloud based
manufacturing. Perubahan revolusi industri dihadapi dengan Making Indonesia 4.0 dengan
salah satu prioritasnya adalah pemberdayaan UKM. Salah satu kendala pelaku UKM
adalah pemasaran, keterampilan manajerial, dan penggunaan teknologi sehingga
diperlukan sebuah kesiapan UKM dalam menghadapi Industri 4.0 ini. Dalam upaya
mengembangkan indutri kecil dan menengah, kelemahan-kelemahan yang ada harus
diatasi. Menyadari akan permasalahan tersebut, maka diadakan “Pelatihan E-Commerce
Bagi Usaha Kecil dan Menengah Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0
Bagi Warga Desa di Natuna”, yang diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam hal
pemasaran bisnis melalui internet marketing (e-commerce) serta dapat memotivasi para
UKM untuk menjalankan usahanya secara profesional. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini berupa pelatihan e-commerce. Hasilnya menyatakan banyak pelaku UKM
berusia muda mampu beradaptasi dan menangkap peluang perkembangan masa kini dan
permintaan pasar. Maka dapat disimpulkan bahwa program pengabdian kepada masyarakat
ini telah mampu memberikan manfaat yang sangat besar dan tepat sasaran bagi pelaku
usaha mikro kecil dan menengah. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan bentuk yang
sangat efektif untuk memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta pengetahuan
baru di bidang teknologi informasi.
3. Identifikasi aspek/ berbagai hal yang perlu dipersiapkan/dibutuhkan
Hal yang perlu dipersiapkan dalam rogram aksi “Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha Kecil
dan Menengah Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga Desa
di Natuna” adalah sebagai berikut.

No Keterangan
1. Sarana dan Prasarana: aula balai desa, mikrofon, sound system, proyektor,
banner, kursi, meja, hp, dan laptop.
2. Konsumsi: snack, minuman, dan nasi kotak
3. Lain-lain: panitia penyelenggara, anggaran, moderator, pemateri pelatihan E-
Commerce, peserta pelatihan (warga desa dan masyarakat sekitar) dan rundown
acara.

4. Deskripsi metode/ strategi/ teknik/ cara untuk merealisasikan


Cara untuk merealisasikan program aksi “Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha Kecil dan
Menengah Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga Desa di
Natuna” adalah dengan membentuk panitia kegiatan, meminta izin kepada kepala desa atau
ketua RT/RW setempat. Panitia mengundang warga desa dan masyarakat sekitar untuk ikut
berpartisipasi dalam acara pelatihan E-Commerce.
5. Deskripsi cara atau metode bagaimana mengukur keberhasilan/ketercapaian dari
masing-masing program aksi/terapan
Keberhasilan program aksi “Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha Kecil dan Menengah
Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga Desa di Natuna” dapat
diukur dari peningkatan warga desa dalam menggunakan E-Commerce sebagai suatu
media dalam memasarkan bisnis secara online. Dalam hal ini, diperlukan strategi
pemasaran dan penjualan yang efektif, mudah, dan murah dalam mendorong keberhasilan
UKM untuk memperluas akses pasar melalui pemberian fasilitas teknologi informasi
berbasis web dengan metode pembuatan kerangka kerja (framework) web system. Dengan
demikian, warga desa tidak perlu mengeluarkan banyak modal terutama untuk menyewa
tempat dalam berbisnis, karena dengan adanya E-Commerce bisa dilakukan dirumah.
Pelatihan yang dilaksanakan dapat membantu masyarakat untuk memahami dan mampu
menerapkan ilmu yang didapatkan dari pelatihan penjualan online tersebut. Sehingga
masyarakat nantinya dapat mengembangkan usaha secara online.
6. Perkiraan aspek-aspek yang mendukung realisasi program aksi/terapan
Aspek yang mendukung terealisasinya program aksi “Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha
Kecil dan Menengah Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga
Desa di Natuna” adalah antusias warga dan masyarakat sekitar dalam mengikuti pelatihan
ini.
7. Perkiraan aspek-aspek yang menghambat realisasi program aksi/terapan
Aspek yang menghambat terealisasinya program aksi “Pelatihan E-Commerce Bagi Usaha
Kecil dan Menengah Dalam Beradaptasi Dengan Perkembangan Industri 4.0 Bagi Warga
Desa di Natuna” adalah warga desa setempat masih ada beberapa yang kurang paham
tentang teknologi, sehingga pelatih agak kesulitan dalam menyampaikan materi.

RANCANGAN PROGRAM AKSI

Topik : Etika Dunia Siber

Lokasi : Natuna

Tanggal Pelaksanaan : 10 Oktober 2021

Latar Belakang : Pengertian data pribadi menurut Peraturan Menteri Komunikasi Dan
Informatika Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam
Sistem Elektronik adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran
serta dilindungi kerahasiaannya. Penggunaan/pengelolaan data tersebut harus dilakukan dengan
berhati-hati dan penuh tanggung jawab guna menghindari terjadinya pemanfaatan data yang
mengarah pada tindakan kejahatan siber. Kejahatan siber merupakan kejahatan yang
memanfaatkan perkembangan teknologi computer khusunya internet.

1. Nama program aksi/terapan


Seminar Ancaman Cyber Crime di Tengah Wabah Covid-19
2. Rasional pentingnya program aksi/terapan tersebut dilakukan
Di Indonesia, cyber crime sesungguhnya bukan tindak kejahatan yang baru. Cyber crime
ialah sebuah istilah yang menunjukkan pada ktivitas kejahatan dengan menggunakan
komputer atau jaringan komputer sebagai alat, atau sebagai sasaran, serta, lokasi terjadinya
kejahatan. Salah satu faktor yang menyebabkan para hacker dan penjahat siber mudah
menjalankan aksinya yaitu, ketika masyarakat yang tengah menghadapi kecemasan dan
dilanda ketakutan yang berlebihan akibat pemberitaan tentang bahaya covid-19 yang terus
menerus memborbardir dunia maya dan media sosial. Banyak kasus membuktikan
masyarakat menjadi korban penipuan praktik jahat pelaku cyber crime yang memanfaatkan
momen ketika permintaan terhadap alat medis seperti masker dan hand sanitizer melonjak
tajam. Masyarakat yang berusaha membeli masker atau hand sanitizer lewat situs-situs
penjualan di dunia maya, tak jarang menjadi korban orangorang yang tidak bertanggung
jawab. Sebagian masyarakat yang sudah terlanjur membeli barang via online dan telah
mentransfer sejumlah uang, ternyata mendapatkan barang yang tidak diinginkan. Bahkan,
barang yang mereka pesan sama sekali tidak pernah terkirim. Oleh karena itu program aksi
“Seminar Ancaman Cyber Crime di Tengah Wabah Covid-19” sangat penting, karena agar
terhindar dari tindak kejahatan seperti kejadian di atas.
3. Identifikasi aspek/ berbagai hal yang perlu dipersiapkan/dibutuhkan
Hal yang perlu dipersiapkan dalam rogram aksi “Seminar Ancaman Cyber Crime di
Tengah Wabah Covid-19” adalah sebagai berikut.

No Keterangan
1. Sarana dan Prasarana: ruang seminar, mikrofon, sound system, proyektor, banner,
kursi, meja, hp, dan laptop.
2. Konsumsi: snack, minuman, dan nasi kotak
3. Lain-lain: panitia penyelenggara, anggaran, link seminar, moderator, pemateri
seminar siber, peserta seminar (terbuka untuk umum) dan rundown acara.

4. Deskripsi metode/ strategi/ teknik/ cara untuk merealisasikan


Cara untuk merealisasikan program aksi “Seminar Ancaman Cyber Crime di Tengah
Wabah Covid-19” adalah membentuk panitia penyelenggara, yang terdiri dari ketua
panitia, sekretaris, bendahara, seksi konsumsi, dan lain-lain. Panitia penyelenggara
bertugas mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seminar. Selain
itu panitia penyelenggara bisa menyebarkan brosur sseminar kepada para masyarakat
sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti sosialisasi tersebut.
5. Deskripsi cara atau metode bagaimana mengukur keberhasilan/ketercapaian dari
masing-masing program aksi/terapan
Keberhasilan program aksi “Seminar Ancaman Cyber Crime di Tengah Wabah Covid-19”
dapat diukur dari pelaksanaan seminar yang berjalan dengan lancar, jumlah peserta yang
ikut berpartisipasi lebih dari 50 orang, dan terlaksananya kegiatan seminar sesuai dengan
rundown. Seminar berlangsung dengan tertib dari awal sampai akhir dan peserta aktif
bertanya terkait hal-hal yang tidak dimengerti serta dapat mengaplikasikan hal yang telah
dipaparkan saat sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Perkiraan aspek-aspek yang mendukung realisasi program aksi/terapan
Aspek yang mendukung terealisasinya program aksi “Seminar Ancaman Cyber Crime di
Tengah Wabah Covid-19” adalah kerjasama panitia penyelenggara yang baik, peserta
seminar memenuhi target, acara yang dilaksanakan berjalan lancar dan sesuai, materi yang
bisa diterima dengan baik dan peserta sosialisai sangat antusias.
7. Perkiraan aspek-aspek yang menghambat realisasi program aksi/terapan
Aspek yang menghambat terealisasinya program aksi “Seminar Ancaman Cyber Crime di
Tengah Wabah Covid-19” adalah kegiatan yang dilaksanakan secara online memiliki
kendala salah satunya kendala jaringan, ditengah pelaksanaan kegiatan tiba-tiba tidak ada
suara dan putus-putus.

RANCANGAN PROGRAM AKSI

Topik : Aturan Hukum Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Lokasi : Natuna

Tanggal Pelaksanaan : 20 Desember 2021

Latar Belakang : Di era digital ini, masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahaya
jejak digital yang tersimpan di media sosial. Digital footprint atau jejak digital adalah sesuatu yang
tidak bisa dengan mudah dihilangkan dan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Didukung oleh gadget canggih yang dimiliki, mereka kerap membagikan foto hingga video
pribadi di media sosial. Hingga kini masih banyak pengguna yang membagikan informasi
pribadinya di internet. Padahal tindakan tersebut berisiko mendatangkan berbagai masalah serius
di masa mendatang. Salah satu bahaya yang ditimbulkan jejak digital adalah mencoreng reputasi
menjadi salah satu bahaya yang patut dikhawatirkan lantaran dapat menghancurkan karir
seseorang. Perlu diketahui, di era digital ini banyak recruiter yang memanfaatkan platform media
sosial untuk mencari tahu background calon karyawannya. Tentu hal ini bisa sangat merugikan
pelamar jika sedari awal tidak berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi di platform
digitalnya. Imbasnya, reputasi profesional pelamar akan tercoreng dan membuat pelamar kesulitan
mencari pekerjaan di kemudian hari.

1. Nama program aksi/terapan


Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital Bagi Para Karyawan
2. Rasional pentingnya program aksi/terapan tersebut dilakukan
Media sosial diam-diam sudah mencatat setiap aktivitas di dunia maya. Secara teknis
semua konten yang pernah diunggah ke jagat internet tidak bisa dihapus.Jika yang
diposting adalah konten-konten berbau SARA, memecah belah dan hasutan, serta berita
bohong alias Hoax, tentu akan menjadi arsip abadi yang bisa mencederai diri kita sendiri.
Jejak yang ditinggalkan di dunia maya merupakan informasi yang dapat menggambarkan
kepribadian. Bila tidak segera dikelola, banyak orang tidak bertanggung jawab yang bisa
menyalahgunakannya. di era modern ini, setiap orang pasti pernah meninggalkan jejak
digital. Entah itu di media sosial maupun platform lainnya. Baik di dunia maya maupun di
kehidupan nyata. Dengan demikian program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital
Bagi Para Karyawan” sangat penting untuk dilaksanakan, karena rekam jejak digital sangat
berbahaya jika kita tidak menggunakan media sosial dengan baik dan jika tidak
mengunakan media sosial dengan baika maka bisa berdampak pada pekerjaan.
3. Identifikasi aspek/ berbagai hal yang perlu dipersiapkan/dibutuhkan
Hal yang perlu dipersiapkan dalam program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital
Bagi Para Karyawan” adalah sebagai berikut.

No Keterangan
1. Sarana dan Prasarana: ruang seminar, mikrofon, sound system, proyektor, banner,
kursi, meja, dan laptop.
2. Konsumsi: snack, minuman, dan nasi kotak
3. Lain-lain: panitia penyelenggara, anggaran, link seminar, moderator, pemateri
seminar, peserta seminar (para karyawan dan terbuka untuk umum) dan rundown
acara.

4. Deskripsi metode/ strategi/ teknik/ cara untuk merealisasikan


Cara untuk merealisasikan program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital Bagi Para
Karyawan” adalah dengan membentuk panitia penyelenggara, mempersiapkan tempat
seminar, membuat pamflet seminar di media sosial sehingga banyak karyawan maupun
masyarakat umum yang tertarik dan mengikuti seminar, membuat link seminar serta
seminar dilaksanakan sesuai dengan rundown acara yang telah dibuat oleh panitia.
5. Deskripsi cara atau metode bagaimana mengukur keberhasilan/ketercapaian dari
masing-masing program aksi/terapan
Keberhasilan program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital Bagi Para Karyawan”
dapat diukur dari pelaksanaan sseminar yang berjalan dengan lancar, jumlah peserta yang
ikut berpartisipasi lebih dari 50 orang, dan terlaksananya kegiatan sosialisasi sesua dengan
rundown. Seminar berlangsung dengan tertib dari awal sampai akhir dan peserta aktif
bertanya terkait hal-hal yang tidak dimengerti.
6. Perkiraan aspek-aspek yang mendukung realisasi program aksi/terapan
Aspek yang mendukung terealisasinya program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak Digital
Bagi Para Karyawan” adalah kerjasama panitia penyelenggara yang baik, peserta seminar
memenuhi target, acara yang dilaksanakan berjalan lancar dan sesuai, materi yang bisa
diterima dengan baik dan peserta sosialisai sangat antusias.
7. Perkiraan aspek-aspek yang menghambat realisasi program aksi/terapan
Aspek yang menghambat terealisasinya program aksi “Seminar Bahaya Rekam Jejak
Digital Bagi Para Karyawan” adalah kegiatan yang dilaksanakan secara online memiliki
banyak kendala, waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan rundown dan peserta seminar
kurang memperhatikan pemateri saat menyampaikan materi seminar.

Anda mungkin juga menyukai