Anda di halaman 1dari 9

MENDIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MELITUS

DENGAN MENGGUNAKAN METODE


EXTREME LEARNING MACHINE

Jefri Junifer Pangaribuan


Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan Medan
E-mail : jefrijunifer@yahoo.co.id

ABSTRACT
In 2010, the World Health Organization (WHO) through the Global Status Report
reported that 60 percent of the cause of death of all ages in the world is because the
disease is not contagious, and is one of the diseases are not contagious that seized much
attention is diabetes mellitus. By 2030 it is predicted the upcoming Indonesia will have
21.3 million people with the world's oldest diseases. The increase in the number of
diabetes caused terlambatnya diagnosis of the disease. Therefore, it is necessary a new
forecast that can be a tool in the determination of whether a person suffering from
diabetes or not. So many of the methods used to produce accurate forecasts, one of which
is a method of artificial neural network. This research will implement a new method of
artificial neural network that is Extreme Learing Machine (ELM). ELM is the neural
network Adaptive feed-forward with one or more hidden layers that are known by the
term single layer feed-forward hiden neural. Based on the results of experiments, seen
that the method of ELM is capable of giving a good prediction accuracy results with the
speed of a very good predictions.

Keywords: diagnosis, diabetes mellitus, artificial neural networks, extreme


learning machine

ABSTRAK
Pada tahun 2010 lalu, World Health Organization (WHO) lewat Global Status Report
melaporkan bahwa 60 persen penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena
penyakit tidak menular, dan salah satu penyakit tidak menular yang menyita banyak
perhatian adalah diabetes melitus. Diperkirakan pada tahun 2030 mendatang Indonesia
akan memiliki 21.3 juta jiwa penyandang penyakit tertua di dunia ini. Peningkatan
jumlah diabetes disebabkan terlambatnya diagnosis penyakit tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan suatu ramalan baru yang dapat menjadi alat bantu dalam penentuan apakah
seseorang menderita diabetes atau tidak. Begitu banyak metode yang digunakan untuk
menghasilkan ramalan yang akurat, salah satunya adalah metode jaringan saraf tiruan.
Penelitian ini akan mengimplementasikan suatu metode baru dari jaringan saraf tiruan
yaitu Extreme Learing Machine (ELM). ELM merupakan jaringan saraf tiruan feed-
forward dengan satu atau lebih hidden layer yang dikenal dengan istilah single hiden
layer feed-forward neural. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, terlihat bahwa
metode ELM mampu memberikan hasil akurasi prediksi yang baik dengan kecepatan
prediksi yang sangat baik.

Kata kunci: diagnosa, diabetes melitus, jaringan saraf tiruan, extreme learning machine

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 2528-5114 1


PENDAHULUAN diantaranya terjadi di negara ber-
Diabetes adalah penyakit tertua di kembang.[2]
dunia. Diabetes berhubungan dengan
metabolisme kadar glukosa dalam Peningkatan jumlah diabetes disebabkan
darah. Secara medis, pengertian diabetes keterlambatan penegakan diagnosis
melitus meluas pada suatu kumpulan penyakit tersebut. Pasien sudah
aspek gejala yang timbul pada seseorang meninggal akibat komplikasi sebelum
yang disebabkan oleh adanya adanya penegakan diagnosis. Penyebab
peningkatan kadar gula darah keterlambatan penegakan diagnosis
(hiperglikemia) akibat kekurangan tersebut adalah banyaknya faktor yang
insulin.[1] berpengaruh terhadap pilihan-pilihan
yang ada atau beragamnya variabel.
Diabetes melitus sangat erat kaitannya Oleh karena itu diperlukan suatu
dengan mekanisme pengaturan gula ramalan yang dapat menjadi alat bantu
normal. Peningkatan kadar gula darah dalam penentuan apakah seseorang
ini akan memicu produksi hormon menderita diabetes melitus atau tidak.
insulin oleh kelenjar pankreas. Diabetes
melitus merupakan penyakit yang paling Banyak metode yang digunakan untuk
banyak menyebabkan terjadinya mendapatkan hasil ramalan yang akurat.
penyakit lain (komplikasi). Komplikasi Salah satunya adalah metode jaringan
yang lebih sering terjadi dan mematikan saraf tiruan yang mengadopsi sistem
adalah serangan jantung dan stroke. Hal pembelajaran pada otak manusia.
ini berkaitan dengan kadar gula darah Jaringan saraf tiruan banyak
meninggi secara terus-menerus, diaplikasikan secara intensif pada
sehingga berakibat rusaknya pembuluh peramalan khususnya sales forecasting,
darah, saraf dan struktur internal karena kelebihannya pada kontrol area,
lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari prediksi dan pengenalan pola. Banyak
gula didalam dinding pembuluh darah penelitian menyimpulkan bahwa metode
menyebabkan pembuluh darah menebal. jaringan saraf tiruan lebih baik daripada
Akibat penebalan ini, maka aliran darah metode-metode peramalan konven-
akan berkurang, terutama yang menuju sional.
ke kulit dan saraf.[1]
Penelitian ini akan mengimplemen-
Menurut Prof. Dr. Sidartawan tasikan suatu metode baru dari jaringan
Soegondo, Indonesia menjadi negara saraf tiruan yaitu Extreme Learning
keempat di dunia yang memiliki angka Machine (ELM). ELM merupakan
diabetes terbanyak dan mengalami jaringan saraf tiruan feed-forward
peningkatan hingga 14 juta orang. Hal dengan satu hidden layer atau lebih
ini berdasarkan laporan World Health dikenal dengan istilah single hidden
Organization (WHO), dimana jumlah layer feed-forward neural.[3] Metode
penderita diabetes di Indonesia pada ELM mempunyai kelebihan dalam
tahun 2000 adalah 8,4 juta orang setelah learning speed, serta mempunyai tingkat
India (31,7 juta), Cina (20,8 juta) dan akurasi yang lebih baik dibandingkan
Amerika Serikat (17,7 juta). Untuk dengan metode konvensional seperti
penderita diabetes di seluruh dunia, Moving Average dan Exponential
WHO melaporkan terdapat lebih dari Smoothing[4]. Selain karena metodenya
143 juta orang penderita, dan jumlah ini yang tergolong baru, implementasi ELM
diproyeksikan prevalensinya akan untuk mendiagnosis penyakit diabetes
meningkat menjadi dua kali lipat pada melitus belum pernah dilakukan.
tahun 2030 dan sebanyak 77%

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 2


Permasalahan yang diangkat pada machine), dan memori kerja (working
penelitian ini adalah bagaimana memory). [6]
mendiagnosis penyakit diabetes melitus
dengan menggunakan metode ELM Data Mining
dengan hasil yang akurat dibandingkan Data mining merujuk pada kesuluruhan
dengan metode backpropagation. proses yang terdiri dari pengumpulan
Tujuan penelitian ini adalah dan analisis data, pengembangan model
implementasi ELM untu k diagnosis pembelajaran induktif dan adopsi
penyakit diabates melitus serta praktek pengambilan keputusan serta
menganalisis keakuratan hasi l konsekuensi dari tindakan berdasarkan
diagnosis. Data yang sudah pengetahuan yang diperoleh.[7]
dikumpulkan dari UC Irvine Machine Kegiatan data mining dapat dibagi
Learning Repository akan diuji dan menjadi dua bagian utama penelitian,
selanjutnya membangun model sesuai dengan tujuan utama dari
diagnosis menggunakan ELM dengan analisisnya yaitu interpretasi dan
tool MATLAB. prediksi. Ada tujuh kegiatan dasar data
mining, yaitu: karakterisasi dan
Diabetes Melitus diskriminasi, klasifikasi, regresi, time
Menurut American Diabetes series, asosiasi, clustering, serta
Association (ADA) tahun 2010, diabetes deskripsi dan visualisasi.
melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik Jaringan Saraf Tiruan
hiperglikemia yang terjadi karena Jaringan saraf tiruan telah secara luas
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, diterapkan untuk klasifikasi pola dan
atau kedua-duanya.[5] masalah regresi. Alasan utama
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada keberhasilan dari jaringan saraf tiruan
penyandang diabetes. Kecurigaan adalah kemampuannya dalam
adanya DM perlu dipikirkan apabila memperoleh fungsi model perkiraan
terdapat keluhan seperti di bawah ini : [5] non-linier yang menggambarkan
a. Keluhan klasik DM berupa: poliuria hubungan antara variabel dependen dan
(buang air kecil yang berlebihan), independen dengan menggunakan input
polidipsia (rasa haus yang sampel yang diberikan.[8]
berlebihan), dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan Meskipun jaringan saraf tiruan memiliki
sebabnya. banyak kelebihan seperti kemampuan
b. Keluhan lain dapat berupa: lemah pendekatan yang lebih baik serta
badan, kesemutan, gatal, mata kabur, struktur jaringan yang sederhana,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta namun, masih memiliki kelemahan
pruritus vulvae pada wanita seperti minima lokal, tingkat
pembelajaran yang kurang tepat, serta
Sistem Pakar pemilihan jumlah hidden neuron yang
Sistem pakar merupakan suatu sistem kurang tepat.
terkomputerisasi yang menggunakan
pengetahuan bidang tertentu untuk Extreme Learning Machine (ELM)
mencapai solusi suatu masalah dari ELM merupakan jaringan saraf tiruan
bidang tersebut. Untuk membangun feed-forward dengan satu hidden layer
sistem pakar yang baik diperlukan atau lebih dikenal dengan istilah single
beberapa komponen, antara lain: antar hidden layer feed-forward neural
muka pengguna (user interface), basis network. ELM memiliki fitur yang
pengetahuan (knowledge base), menarik dan signifikan, berbeda dengan
mekanisme inferense (inference algoritma pembelajaran berbasiskan

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 3


gradien yang populer untuk jaringan properti material[10], prediksi permintaan
saraf feed-forward. Fitur yang dimaksud barang[4] dan prediksi penjualan di
adalah : [9] industri retail.[11]
a. Kecepatan belajar ELM sangat Hasil penerapan metode ELM untuk
cepat. Dalam simulasi yang prediksi permintaan barang
dilaporkan dalam literatur, fase menunjukkan bahwa metode ELM
pembelajaran ELM dapat memiliki tingkat akurasi lebih baik
diselesaikan dalam hitungan detik dibandingkan dengan metode
untuk banyak aplikasi. Sebelumnya, konvensional seperti Moving Average
tampaknya ada penghalang (MA) dan Exponential Smoothing (ES),
kecepatan virtual yang sebagian dimana tingkat kesalahan (Mean Square
besar algoritma pembelajaran klasik Error dan Mean Absolute Percentage
tidak dapat menembusnya. Dan Error) metode ELM lebih kecil
bukan hal yang tidak biasa lagi kalau dibandingkan dengan dua metode
pelatihan jaringan saraf feed-forward konvensional tersebut.[4]
yang menggunakan algorima
pembelajaran klasik memerlukan Di dalam sebuah simulasi (11), Grey
waktu yang cukup lama bahkan Relation Analysis (GRA) dan ELM
untuk aplikasi yang sederhana. dikombinasikan untuk model prediksi
b. ELM memiliki kinerja generalisasi industri retail yang disebut dengan
yang lebih baik dibandingkan GELM. Kinerja GELM dibandingkan
pembelajaran berbasiskan gradien, dengna model prediksi Generalized
seperti backpropagation dalam ARCH (GARCH), Gereneralized
kebanyakan kasus. Backpropagation Network (GBPN), dan
c. Algoritma pembelajaran klasik GRA Multilayer Functional Link
berbasiskan gradien dan beberapa Network (GMFLN) dengan hasil
algoritma pembelajaran lainnya sebagai berikut:
menghadapi beberapa masalah
seperti minima lokal, tingkat Tabel 1. Perbandingan Hasil dari
pembelajaran yang tidak tepat, dan Model Prediksi yang berbeda
lain-lain. Untuk menghindari
masalah ini, beberapa metode seperti Tipe MAD Trainin
peluruhan bobot dan metode Model g Time
pemberhentian lebih awal sering Model GARCH 0.13876 -
digunakan pada algoritma klasik ini. time
Algoritma pembelajaran ELM series
terlihat jauh lebih sederhana dari statisti
algoritma pembelajaran jaringan k
saraf feed-forward kebanyakan. Model GBPN 0.09837 11.573
jaring GMFLN 0.08911 4.216
d. Tidak seperti algoritma an GELM 0.07039 0.3750
pembelajaran berbasiskan gradien saraf
yang hanya bekerja untuk fungsi tiruan
aktivasi terdiferensiasi, algortima
extreme learning machine dapat Sebagai teknik pembelajaran, ELM
digunakan untuk melatih SLFNs telah mendemonstrasikan potensi yang
dengan banyak fungsi aktivasi yang bagus untuk menyelesaikan masalah
tidak terdiferensiasi. regresi dan klasifikasi. Akhir-akhir ini,
teknik ELM menerima perhatian yang
Meskipun tergolong algoritma baru, cukup banyak dari komunitas
beberapa penerapan ELM untuk computational intelligence dan machine
prediksi telah dilakukan, seperti prediksi

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 4


learning, baik dari segi teori dan
aplikasinya.[12]

METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Pada tahap awal penelitian dimulai
dengan menentukan latar belakang dan
tujuan penelitian serta mendefinisikan
ruang lingkup. Studi literatur dilakukan
untuk memperdalam pemahaman
mengenai cara kerja metode ELM serta
tahapan-tahapan apa saja yang
diperlukan untuk diagnosis diabetes
dengan menggunakan metode ELM.

Gambar 2. Tahapan Penelitian

Metode Pengumpulan Data


Data set diabetes yang digunakan pada
penelitian ini adalah data set bersifat
klasifikasi (classification) yang diambil
dari UCI Repository. Data set diabetes
ini diberikan oleh Vincent Sigillito dari
The Johns Hopkins University dan
diberikan untuk National Institute of
Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases pada 9 Mei 1990.
Data set ini terdiri dari populasi wanita
yang berumur paling muda 21 tahun dan
Gambar 1. Metode ELM
tinggal di daerah Phoenix, Arizona.
Data set diambil menurut kriteria World
Tahap kedua dari penelitian ini adalah
Health Organization (WHO), dimana
pengumpulan data. Tahap ketiga adalah
ada total 768 orang yang diambil
implementasi metode ELM melalui
menjadi data set pada penelitian ini
pembagian data, training dan testing
yang nantinya akan dibagi menjadi data
ELM. Tahap keempat adalah analisis
training dan data testing.
hasil prediksi ELM, kemudian tahap
terakhir adalah menarik kesimpulan dan
Metode Diagnosis dengan ELM
memberikan saran.
Diagnosis penyakit diabetes melitus
dengan ELM ini akan menggunakan
MATLAB sebagai tool-nya.

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 5


Langkah 1: Pembagian data training dan yang stabil dengan jumlah hidden
testing. neuron 0-30 (Sun, et al., 2008).
Proses training dan testing mutlak Tetapi, jika output yang dihasilkan
diperlukan pada proses diagnosis ELM kurang optimal, maka jumlah
dengan menggunakan ELM. Proses hidden neuron-nya akan diubah.
training digunakan untuk c. Menghitung Bobot Input, bias dari
mengembangkan proses ELM hidden neuron, dan bobot output
sedangkan proses testing digunakan Output dari proses training ELM
untuk mengevaluasi kemampuan ELM adalah bobot input, bobot output,
sebagai alat diagnosis. Pembagian data dan bias dari hidden neuron dengan
training dan testing akan dibagi dengan tingkat kesalahan rendah yang
komposisi sebagai berikut: diukur dengan Mean Square Error
a. Data training diambil sebanyak 75% (MSE). Bobot input ditentukan
dari total data secara random, sedangkan bobot
b. Data testing diambil sebanyak 25% output merupakan invers dari
dari total data matriks hidden layer dan output.
Secara matematis dapat ditulis
Langkah 2: Training ELM sebagai berikut:
a. Normalisasi Data Training
Data yang akan dimasukkan ke 𝛽 = 𝐻𝑇𝑇 (2)
dalam ELM dinormalisasi sehingga
mempunyai nilai dengan rentang 𝐻 = (𝑤i, … , 𝑤𝑁, 𝑏i, … , 𝑏𝑁, 𝑥i, … , 𝑥𝑁)
tertentu. Hal ini diperlukan karena
fungsi aktivasi yang digunakan akan
menghasilkan output dengan rentang 𝑔(𝑤i. 𝑥i + 𝑏i) ⋯ 𝑔(𝑤𝑁. 𝑥i + 𝑏𝑁)
data [0,1] atau [-1,1]. Berikut ini = ⁝ ⁝ ⁝
merupakan rumus yang digunakan 𝑔(𝑤i. 𝑥𝑁 + 𝑏i) ⋯ 𝑔(𝑤𝑁. 𝑥𝑁 + 𝑏𝑁)
untuk normalisasi:
𝛽𝑇 𝑡𝑇
(𝑥𝑝−𝑚i𝑛 𝑥𝑝) 𝛽= ⁝1 𝑇= ⁝ 1
𝑥 = 2 × (𝑚𝑎𝑥 𝑥𝑝− 𝑚i𝑛 𝑥𝑝) − 1 (1) 𝑇 𝑇

𝑁 �
𝑁

Dimana:
𝑥 = nilai hasil normalisasi dengan d. Denormalisasi Data Training
rentang antara -1 sampai 1 Output yang dihasilkan dari proses
𝑥𝑝 = nilai data asli yang belum training selanjutnya di denormalisasi
dinormalisasi dengan menggu nakan rumus di
bawah ini:
𝑚i𝑛 𝑥𝑝 = nilai minimum pada data
set 𝑥 = 0.5 × (𝑥𝑝 + 1) × (max 𝑥𝑝 −
𝑚𝑎𝑥 𝑥𝑝 = nilai maksimum pada data 𝑚i𝑛 𝑥𝑝) + 𝑚i𝑛 𝑥𝑝 (3)
set
b. Menentukan Fungsi Aktivasi dan Dimana:
Jumlah Hidden Neuron 𝑥 = nilai data setelah denormalisasi
Pada proses training, jumlah hidden 𝑥𝑝 = nilai data asli yang belum
neuron dan fungsi aktivasi dari ELM denormalisasi
ditentukan terlebih dahulu. 𝑚i𝑛 𝑥𝑝 = nilai minimum pada data set
Penelitian ini akan menggunakan sebelum normalisasi
fungsi aktivasi sigmoid tan. ELM 𝑚𝑎𝑥 𝑥𝑝 = nilai maksimum pada data set
menghasilkan output peramalan sebelum normalisasi.

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 6


Langkah 3: Testing ELM Hasil Prediksi
Berdasarkan bobot input dan bobot Salah satu hal yang perlu ditentukan
output yang didapatkan dari proses dalam prediksi menggunakan ELM
training, maka tahap selanjutnya adalah adalah jumlah input. Penelitian ini akan
melakukan diagnosis dengan ELM. menggunakan 8 buah variabel input,
Pada tahap ini, data input dinormalisasi diantaranya umur, index masa tubuh,
dan didenormalisasi dengan rentang dan tekanan darah terendah pada setiap
rumus yang sama dengan data training. peredaran darah, glukosa darah yang
konsentrasi pada tes oral toleransi
Metode Analisis Kinerja ELM glukosa, jumlah kehamilan, fungsi asal-
Analisis keakuratan hasil kinerja ELM asul diabetes, ketebalan lipatan kulit dan
akan dilakukan dengan melihat tingkat serum insulin.
kesalahan Mean Square Error (MSE)
yang kecil. Berikut ini adalah rumus Penentuan jumlah hidden neuron akan
dari MSE: berpengaruh pada prediksi ELM yang
𝑚𝑠𝑒 = 1 (𝑦i − 𝑡i)2 (4) optimal. Prediksi ELM sendiri
∑𝑁
𝑁 i=1
menghasilkan output peramalan yang
Dimana:
stabil dengan rentang jumlah hidden
𝑁 = jumlah data
neuron 0 sampai dengan 30 (Sun, et al.,
𝑦i = data output
2008). Data tingkat akurasi yang
𝑡i = data actual
dihasilkan dari prediksi menggunakan
metode ELM berdasarkan nilai jumlah
hidden neuron dapat dilihat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4 di bawah ini.
Hasil Pengumpulan Data
Dengan melakukan pencarian pada situs
UCI Machine Learning Repository,
dapat diperoleh data set diabetes yang
bersifat klasifikasi. Data set ini terdiri
dari 769 populasi wanita yang tinggal di
daerah Phoenix, Arizona, dan diambil
menurut kriteria WHO. Informasi nilai
data set disediakan dalam file teks.

Gambar 4. Grafik Akurasi


Prediksi ELM Terhadap Perubahan
Jumlah Hidden Neuron

Tabel 2 di bawah ini menunjukkan


perbandingan kinerja antara ELM dan
backpropagation dari segi kecepatan.
Meskipun kecepatan prediksi dihitung
dalam satuan detik, hal ini tentu akan
berpengaruh jika data yang diolah dalam
jumlah besar.

Gambar 3. Ekstraksi Data Set

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 7


Tabel 2. Perbandingan Kecepatan ELM dibandingkan backpropagation. Tingkat
dan Backpropagation pada Data akurasi ELM dalam melakukan prediksi
Training dan data Testing menggunakan data training adalah 1.12
Backpropagatio
ELM n kali lebih baik dibandingkan
Data backpropagation, dan pada data testing
Trainin Traini Testin
(pers Testing
on)
g
Speed
ng g 2.14 kali lebih baik dari
Speed Speed Speed backpropagation
(s)
(s) (s) (s)
0.904
1 0.5156 0.0085 0 0.0116

2 0.0937 0.0057
0.500
0.0501 KESIMPULAN
2
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
0.681
3 0.0938 0.0009 0 0.0140 bahwa ELM memiliki tingkat akurasi
0.422 dan kecepatan yang sangat baik untuk
4 0.0625 0.0064 5 0.0204
mendiagnosis penyakit diabetes melitus.
0.109 Dari segi kecepatan, kinerja ELM lebih
5 0.0781 0.0006 1 0.0170
Aver 0.523 baik dibandingkan backpropagation,
age 0.1687 0.0044 4 0.0226 dimana kecepatan data diukur ketika
proses prediksi mulai dijalankan per
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat setiap data. Kinerja ELM dari tingkat
bahwa kecepatan prediksi ELM pada akurasi juga lebih baik dibandingkan
data training adalah 3.102 kali lebih backpropagation, dimana tingkat akurasi
cepat dari backpropagation dan pada dianalisis dengan melihat tingkat
data testing 5.136 kali lebih cepat dari kesalahan Mean Square Error (MSE).
backpropagation. Secara keseluruhan data, tingkat
Tabel 3 di bawah ini menunjukkan kesalahan MSE untuk ELM pada data
perbandingan kinerja antara ELM dan testing adalah 0.4036 dan tingkat
backpropagation dari segi akurasi. Pada kesalahan MSE untuk backpropagation
penelitian ini, keakuratan dianalisis pada data testing adalah 0.9425. Tingkat
dengan melihat tingkat kesalahan Mean kesalahan yang mendekati 0 adalah hasil
Square Error (MSE) yang kecil. yang paling baik.

Tabel 3. Perbandingan Tingkat Akurasi


ELM dan Backpropagation pada Data DAFTAR PUSTAKA
Training dan data Testing
[1] Sumadewi, N. L. U., 2011. Isolasi
ELM Backpropagation Senyawa Tanin dan Uji Efek
Dat Testin Traini Hipoglikemik Ekstrak Kulit Batang
Testing
a Training g ng
(per Accurac Accur Accur
Accura Bungur (Lagerstroemia Speciosa
cy Pers.) terhadap Darah Mencit
son) y (mse) acy acy
(mse)
(mse) (mse) yang Diinduksi Aloksan, Bali,
1 0.370 0.387 0.483 0.894 Indonesia: Unud Library.
2 0.368 0.382 0.425 0.901
3 0.361 0.392 0.372 0.854
4 0.362 0.405 0.390 0.763 [2] Darmono, 2005. Pengaturan Pola
5 0.373 0.399 0.386 0.798 Hidup Penderita Diabetes Untuk
Ave Mencegah Komplikasi Kerusakan
rage 0.367 0.393 0.411 0.842
Organ-Organ Tubuh, Semarang,
Indonesia: Fakultas Kedokteran
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat
Universitas Diponegoro.
bahwa tingkat akurasi ELM dalam
melakukan prediksi lebih baik

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 8


[3] Sun, Z. L., Choi, T. M., Au, K. F. & [10] El-Sebakhy, E. A., 2008. Extreme
Yu, Y., 2008. Sales Forecasting Learning Machine as a New
using Extreme Learning Machine Framework in Predicting Material
with Application in Fashion Properties: Methodology and
Retailing. Elsevier Decision Comparison. Goa, India, s.n.
Support System 46, pp. 411-419
[11]Chen, F.-L. & Ou, T.-Y., 2011.
[4] Agustina, I. D., Anggraeni, W. & Constructing a Sales Forecasting
Mukhlason, A., 2010. Penerapan Model by Integrating GRA and
Metode Extreme Learning ELM: A Case Study for Retail
Machine untuk Peramalan Industry. International Journal of
Permintaan. ITS Library. Electronic Business Management,
pp. 107-121.
[5] PERKENI, 2011. Konsensus Penge-
ndalian dan Pencegahan Diabetes [12] Huang, G.-B., Wang, D. H. & Lan,
Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Y., 2011. Extreme Learning
Jakarta, Indonesia: s.n. Machine: A Survey. International
Journal of Machine Learning and
[6] Masykur, F., 2012. Implementasi Cybernetics (IJMLC), pp. 107-122.
Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
Diabetes Mellitus Menggunakan
Metode Fuzzy Logic Berbasis Web,
Semarang, Indonesia: Undip
Library.

[7] Vercellis, C., 2009. Business Intel-


ligence: Data Mining and
Optimization for Decision Making.
Chennai: John Wiley & Sons Ltd.

[8] Singh, R. & Balasundaram, S., 2007.


Application of Extreme Learning
Machine Method for Time Series
Analysis. International Journal of
Electrical and Computer
Engineering.

[9] Huang, G.-B., Zhu, Q.-Y. & Siew,


C.-K., 2006. Extreme Learning
Machine: Theory and
Applications. Neurocomputing, pp.
489-501.

Jurnal ISD Vol.2 No.2 Juli - Desember 2016 ISSN : 9

Anda mungkin juga menyukai