Skripsi
Disusun oleh :
Edeltrada Tian Mahar Tiara
041114035
DESKRIPSI TINGKAT KECEMASAN BERBICARA
DI DEPAN KELAS SISWA KELAS X & KELAS XI
SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Disusun oleh :
Edeltrada Tian Mahar Tiara
041114035
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Edeltrada Tian Mahar Tiara
Nomor Mahasiswa : 041114035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS
SISWA KELAS X & KELAS XISMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2009/2010
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 11 November 2010
Yang menyatakan
v
MOTTO
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya."
(Matius 21:22)
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan waktumu bukanlah
waktuNya.
PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS
SISWA KELAS X & KELAS XI SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2009/2010
vii
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF THE STUDENTS’ ANXIETY LEVEL TO SPEAK
IN FRONT OF THE CLASS GRADE X & XI SMA FRANSISKUS
BANDAR LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2009/2010
Edeltrada Tian Mahar Tiara
Universitas Sanata Dharma
2010
This research was descriptive research which was conducted to: (1) reveal the
anxiety level experienced by the X grade students to speak in front of the class,
(2) reveal the anxiety level experienced by the XI to speak in front of the class and
(3) find out any significant differences between the anxiety level of the X and XI
grade students to speak in front of the class.
The subjects of the research were the X and XI graders of the academic year
2009/2010 SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG. The research population
was 340 whereas the research subjects were 200 students which included 100 X
and 100 XI grade students. The sampling technique was systematic sampling
since the sample was chosen based on the attendance list.
The data gathering technique employed was questionnaire about the anxiety to
speak in front of the class arranged by the writer. The questionnaire consists of 29
favorable and unfavorable items, four of which were always (SL), often (SR),
occasionally (KDG) and never (TP). The questionnaire has coefficient reliability
with Cronbach (ߙ) rxx = 0,906. The data analysis technique was categorization
based on normal distribution with Azwar’s continuum’s level (1999:60). The
category consists of five levels, namely very low, low, average, high and very
high. The technique of the difference experiment was Pearson’s moment product
correlation based on Azwar (1999:60) with limit riΧ ≥ 0,30.
The research results were: (1) 42 students (42%) out of 100 X grade
students had low anxiety level when presenting the tasks results in front of the
class, (2) 50 students (50%) out of 100 XI had very low anxiety level when
presenting the tasks results in front of the class and (3) no significant differences
between the anxiety level of the X and XI grade students to speak in front of the
class based on standard significance 5% with d.b.=1 and value χ 2 tab = 3,841.
viii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala
Depan Kelas Siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Fransiskus Bandar Lampung
Dharma.
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian dan
3. Dr. Gendon Barus, M.Si., Dosen Penguji yang telah memberikan koreksi dan
4. Drs. R.H. Dj Sinurat, MA., Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan koreksi dan masukkan untuk perbaikan skripsi ini.
ix
5. A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
6. Para Dosen Program Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan juga ilmu yang berguna bagi penulis
Sanata Dharma.
SMA Fransiskus Sr. M. Pauli, FSGM., Bapak Abi dan semua guru serta staff,
SMA Fransiskus, atas pertolongan dengan penuh kesabaran dan kasih kepada
9. Para guru Bimbingan dan Konseling SMA Fransiskus yaitu Sr. Mariane,
Bapak Hiskia, dan Bapak Joko yang telah membantu penulis selama proses
10. Para siswa kelas X dan kelas XI SMA Fransiskus Bandar Lampung yang
11. Papa Yohanes Riyatno yang di surga dan Mama Renate Sri Baryati,
orangtuaku tercinta yang dengan penuh cinta dan kasih sayang membesarkan
x
studi di Yogyakarta selama ini. Thank you Papa and Mama, you are the best
parents.
12. Mas Tato dan Mbak Dias tersayang yang selalu mendukung dan memberikan
13. Eyang Uti serta semua keluarga besar Papa dan Mama yang selalu memberi
14. I would like to thank Mas Bowo, someone special who has supported the
16. Teman-temanku yang satu bimbingan skripsi yaitu Sr. Briggitta, Trias, dan
penulisan skripsi.
17. Bang Renol, kak Bernat, Lenny, kak Monik dan semua teman-teman
18. Teman-temanku (Retno, Maria, Agnes, Dewi, dan Sinta) yang selalu
19. Semua pihak yang tidak saya sebutkan yang selalu memberikan semangat
xi
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Kecemasan
xii
3. Penyebab-penyebab Kecemasan …………………… 17
D. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner …………………………………………… 37
A. Hasil Penelitian
xiii
1. Tingkat Kecemasan Berbicara di Depan Kelas Pada
BAB V Penutup
A. Ringkasan ……………………………………………….. 70
B. Kesimpulan ………………………………………………. 72
C. Saran ……………………………………………………… 73
LAMPIRAN ……………………………………………………… 78
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2 Hasil Uji Coba Skala Kecemasan Berbicara di Depan Kelas Siswa
Kelas X ……………………………………………………….. 56
xv
Tahun Ajaran 2009/2010 ……………………………………… 62
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengajar di dukung oleh tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada pasal
belajar mengajar dan siswa sebagai penerima tentang apa yang disampaikan
oleh guru. Pada tahun 2006 istilah pengajaran diganti dengan pembelajaran.
1
2
belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa.
oleh siswa dan dukungan yang dapat diberikan oleh guru seperti memberikan
siswa sendiri yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang siswa alami.
oleh SMA Fransiskus Bandar Lampung hampir di semua mata pelajaran. Siswa
di SMA Fransiskus dalam proses pembelajaran di kelas selalu diajak oleh guru
untuk ikut terlibat aktif seperti menjawab pertanyaan dari guru atau
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang sampai saat ini, menurut
3
karena ceramah paling mudah dilakukan guru. Guru sudah terbiasa dan
guru dalam proses belajar mengajar dapat memberikan dampak positif dan
negatif pada diri siswa. Dampak positif dari metode ceramah adalah membuat
materi pelajaran yang cukup banyak yang telah dirangkum oleh guru, dan
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai siswa (Sanjaya, 2006:146).
Dampak negatif dari metode ceramah adalah materi yang dikuasai oleh siswa
hanya terbatas pada materi pelajaran yang dikuasai oleh guru, siswa akan
menjadi bosan jika guru kurang mampu menyampaikan materi pelajaran secara
menarik, peran serta siswa dalam proses pembelajaran sangat sedikit, dan
(Yamin, 2007:154).
adalah metode tanya jawab. Tanya jawab adalah proses dialog antara orang
informasi adalah seorang ahli atau yang dianggap mengenal dan mengetahui
suatu masalah secara baik. Si penanya mengharapkan informasi yang luas atas
apa yang ditanyakan (Dori, 1991:113). Metode tanya jawab merupakan cara
4
jawab, terutama dari guru, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini
termasuk metode tertua dan yang banyak digunakan dalam proses pendidikan,
1987:118). Metode tanya jawab ini masih digunakan oleh guru sampai
sekarang.
dalam diri siswa. Dampak positif metode tanya jawab adalah siswa memiliki
keberanian bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami, siswa
memiliki keberanian untuk berdiskusi dengan teman yang lain jika ada
perbedaan pendapat saat tanya jawab, dan siswa memiliki keberanian untuk
kreativitas siswa dalam berpendapat hanya terbatas pada materi pelajaran yang
disampaikan pada saat itu saja dan terkadang siswa mengalami kesalahan
dengan membahas materi pelajaran lain yang sedang tidak di bahas saat itu
(Yamin, 2007:156).
tanya jawab masih sering digunakan oleh guru. Metode ini bila kita lihat dalam
pada guru. Guru lebih banyak memberikan informasi kepada siswa dan siswa
menerima informasi yang diberikan guru. Siswa dalam hal ini lebih banyak
sebagai pendengar yang baik dan mengolah informasi yang diberikan oleh guru
proses pembelajaran di kelas bukan hanya metode ceramah dan metode tanya
pembelajaran yang mengajak siswa untuk ikut berperan aktif. Peran aktif siswa
materi yang disampaikan saat itu, memberikan pendapat atau masukan kepada
diskusi tentang hasil tugas yang disampaikan kepada teman-teman sekelas dan
siswa menyampaikan hasil tugas yang diberikan oleh guru dan siswa lain dapat
menyampaikan hasil tugas yang diberikan oleh guru dan siswa yang lain dapat
negatif pada diri siswa. Dampak positif metode presentasi adalah siswa
materi yang dipresentasikan saat itu, siswa menjadi bisa menghargai pendapat
teman lain, dan siswa memiliki keberanian untuk tampil dan berbicara di depan
merasa gugup ketika berbicara di depan teman-teman sekelas, dan siswa akan
dipresentasikan.
guru bimbingan dan konseling serta guru bidang studi berkaitan dengan
sekelas dan orang banyak. Guru bidang studi juga menambahkan bahwa
sebelum berbicara di depan kelas dalam menyampaikan hasil tugas siswa diberi
presentasi yang berkaitan dengan hasil tugas. Hasil tugas tersebut akan
diri siswa meskipun siswa sudah melakukan persiapan. Perasaan cemas yang
ada dalam diri siswa ini yang nantinya juga akan di bahas dalam penelitian ini.
respon terhadap rangsangan menakutkan yang terjadi sekarang dan sudah jelas
saat ini. Menurut pendapat beberapa tokoh tentang kecemasan ini dapat dilihat
ditunjukan oleh ketakutan lebih bersifat langsung seperti berlari dengan objek
yang jelas juga, sedangkan kecemasan respon yang diberikan tidak langsung
siswa. Kecemasan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah kecemasan
berbicara di depan kelas dalam kegiatan presentasi hasil tugas secara individual
presentasi dalam kegiatan belajar. Kegiatan presentasi ini masih ada pada
siswa-siswi kelas XII dan mungkin lebih sering dilakukan dalam kegiatan
belajar, namun dalam penelitian ini siswa-siswi kelas XII tidak dipilih sebagai
untuk persiapan ujian akhir sekolah. SMA Fransiskus Bandar Lampung dipilih
metode ceramah dan metode tanya jawab. Penelitian ini akan lebih
memfokuskan pada kegiatan presentasi hasil tugas dari guru secara individual.
Hal ini disebabkan oleh keingintahuan peneliti tentang tingkat kecemasan yang
dialami oleh siswa ketika berbicara di depan kelas, serta melihat ada tidaknya
perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan yang muncul pada siswa-
individual ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca ataupun guru
B. Rumusan Masalah
di depan kelas pada siswa kelas X dan siswa kelas XI SMA Fransiskus
C. Tujuan Penelitian
kecemasan berbicara di depan kelas pada siswa kelas X dan siswa kelas XI
di depan kelas.
D. Manfaat Penelitian
dapat membuat program bimbingan yang dapat melatih siswa untuk berani
dan percaya diri tampil di depan umum atau di depan teman-teman sekelas.
10
2. Bagi siswa: siswa menjadi lebih berani dan percaya diri untuk tampil dan
E. Batasan Istilah
nyaman terhadap kondisi tersebut dan memberikan respon yang kurang baik
jari untuk mengurangi rasa gugup dan jantung berdetak lebih cepat.
merupakan informasi yang berkaitan dengan hasil tugas dan hasil tugas
ataupun pernyataan.
4. Siswa pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan kelas XI SMA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian
yang baik dalam ujian, perasaan bahagia karena lulus ujian dengan
prestasi yang baik, perasaan gembira karena lulus tes masuk sekolah
karena gagal dalam ujian masuk sekolah favorit, perasaan takut ketika
akan bertemu dengan guru yang galak, perasaan cemas ketika di minta
papan tulis, tetapi siswa memiliki rasa takut karena siswa tersebut
11
12
keinginan siswa untuk menyelesaikan tugas dan rasa takut terhadap guru
dengan cara siswa menyelesaikan soal dari guru pada buku tulis siswa
sendiri.
aspek subjektif emosi. Kecemasan dalam definisi ini tidak sama dengan
disini adalah kegelisahan yang disebabkan oleh perasaan cemas pada diri
diamati melalui sikap siswa yang sibuk memainkan bolpoin ketika akan
depan kelas.
yang dimiliki seseorang dalam hal ini seperti prasangka dalam berpikir,
yang wajar dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi. Tapi jika
seorang siswa yang merasa kaku pada bagian leher di saat siswa tersebut
akan maju ke depan kelas dan menyampaiakan hasil tugas yang telah
pencernaannya.
pendapat tokoh Spilberg dan Sarason (2009) serta Yul Iskandar (2009),
2. Jenis-jenis Kecemasan
seseorang dalam menilai situasi dan kondisi yang sama. Kecemasan ini
waktu yang berikutnya berbeda dengan keadaan yang dialami pada waktu
bagian yaitu:
a. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi
mudah marah ketika siswa merasa cemas karena akan maju ke depan
b. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup
kronis.
baik, nantinya siswa akan mendapatkan hukuman dari guru yang saat
dengan hukuman dan ancaman dari orang tua maupun orang lain
3. Penyebab-penyebab Kecemasan
a. Faktor kurikulum
pemberian tugas dari guru yang terlalu padat, atau sistem penilaian
guru yang terlalu galak dengan siswa, guru yang judes dan kurang
sangat terbatas.
kecemasan karena:
Seorang anak yang selama masa kecilnya sering di beri nasehat atau
orang lain. Merasa kurang percaya diri akan kemampuan yang ada
dalam diri.
20
a. Perasaan kurang layak atau rendah diri. Hal ini boleh jadi dimulai
memiliki harga diri yang rendah dan menyebabkan rasa percaya diri
b. Rasa bersalah. Hal ini boleh jadi karena tindakan amoral yang dia
di masa lalu. Hal ini bisa dicontohkan seorang siswa tidak memiliki
d. Rasa tak aman. Hal ini terjadi karena anak dihadapkan pada
menyedihkan.
yang terlalu banyak yang diberikan oleh guru, kondisi sekolah dengan
tata tertib yang terlalu ketat yang membuat siswa merasa tertekan serta
sikap siswa yang merasa bersalah ketika melakukan suatu hal yang
4. Gejala-gejala Kecemasan
yang dapat langsung dilihat dan ada juga yang tidak dapat langsung
informasi pada diri kita bahwa kita atau orang lain sedang mengalami
perasaan cemas. Pada penelitian ini akan lebih difokuskan pada gejala-
gejala kecemasan yang tampak dan dapat dilihat secara langsung serta
psikologis melalui :
tidak nyata.
yang biasanya ramah dan baik, kini tiba-tiba menjadi tidak peduli
a. Nafsu makan yang hilang atau nafsu makan yang terlalu berlebihan.
d. Jantung berdebar-debar.
e. Wajah memerah.
atau wajah.
24
dapat dilihat oleh orang lain dan dapat dirasakan oleh individu sendiri
antara lain :
seperti mag.
g. Kepala pusing.
a. Merasa takut.
d. Tidak berdaya.
e. Rendah diri.
25
g. Tidak tentram.
lain :
dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare yang parah (kronik),
yang jelas.
(excited).
26
antara lain :
a. Gelisah.
b. Gemetar.
d. Pusing.
e. Jantung berdebar-debar.
f. Berkeringat.
a. Kegelisahan, kegugupan.
c. Banyak berkeringat.
m. Panas dingin.
c. Berkeringat dingin.
d. Kepala pusing.
antara lain yaitu tidak bisa tidur, mudah marah, gelisah, sulit
selain metode ceramah dan tanya jawab. Metode presentasi ini digunakan
oleh guru bidang studi hampir pada semua mata pelajaran. Metode
mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar. Peran aktif
yang dapat dilakukan oleh siswa misalnya dengan cara bertanya tentang
hasil tugas yang telah mereka kerjakan secara individual (sendiri). Kegiatan
masukkan kepada siswa berkaitan dengan hasil tugas yang sudah mereka
presentasikan.
maksud dari kegiatan presentasi dalam proses belajar di kelas itu adalah
untuk melatih siswa agar terbiasa tampil di depan orang banyak. Guru
di dalam kelas, siswa juga dapat melatih diri untuk terbiasa tampil di depan
membantu siswa untuk melatih diri tampil di depan kelas dan juga di depan
orang banyak.
musik, ektrakurikuler olah raga, OSIS, atau terkadang siswa diminta oleh
misalnya lomba cerdas cermat, lomba pidato, lomba olah raga basket, atau
lomba panduan suara. Kegiatan ekstra di luar jam sekolah inilah yang juga
31
untuk tampil di depan orang banyak selain melalui kegiatan presentasi pada
Kelas
untuk dilakukan, namun bukan juga suatu hal yang sulit untuk dilakukan.
Seseorang bisa berbicara di depan umum tidak perlu memiliki bakat khusus
agar bisa melakukan hal itu. Seseorang bisa berbicara dengan baik di depan
umum jika sering melakukan latihan berbicara di depan orang banyak dan
melalui latihan itu nantinya seseorang akan terlatih untuk tampil dan
Pada bagian ini akan di bahas tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan
yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri. Metode
Pearson. Hasil pertama yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya
depan umum. Hasil uji korelasi kedua variable menunjukkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara pola pikir yang cenderung negatif
dengan pola pikir negatif yang tinggi akan mengalami kecemasan berbicara
di depan umum yang tinggi. Sebaliknya, individu dengan pola pikir negatif
rendah pula.
0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang sangat
dengan setelah pelatihan, dimana rerata sebelum pelatihan sebesar 23,18 dan
analisis lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan
presentasi yang tetap. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kesiapan antar
presentasi, menjadi lebih siap dan yakin sehingga mampu mengelola rasa
speaking.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa RSBI kelas 11 tahun
tentang praktek apa yang harus dilakukan di kemudian hari. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data numerik dan data non-numerik.
deskriptif, mencari rata- rata nilai test dan peningkatan hasil test yang
kosakata dan bentuk tata bahasa yang sesuai, (e) peningkatan ekspresi siswa
yang meliputi bahasa dan gerak tubuh, kontak mata, dan suara yang sesuai;
dan 2. teknik 3-P dapat meningkatkan situasi kelas, yang berkaitan dengan
di dalam kelas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dari kuesioner, validitas dan reliabilitas, uji daya diskriminasi/daya beda, serta uji
A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
depan kelas adalah siswa kelas X dan siswa kelas XI SMA Fransiskus
100 orang dan jumlah siswa kelas XI sebanyak 100 orang yang dibagi
menjadi 2 bagian yaitu 50 siswa kelas IPS dan 50 siswa kelas IPA.
1. Populasi Penelitian
35
36
jumlah siswa 186 siswa dan kelas XI terdiri dari 6 pararel dengan
2. Sampel Penelitian
/
5%
186
Kelas X : × 181 = 99,01 = 99
340
154
Kelas XI : × 181 = 81,98 = 82
340
dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 200 orang.
Penentuan jumlah sampel ini lebih baik lebih dari 181 orang
D. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
atau rasa sakit pada otot karena kejang. Aspek psikologis terdiri
skor 3.
Tabel 1
Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Sebelum Uji Coba dan Penelitian
a. Validitas Kuesioner
valid adalah alat ukur yang dapat mengukur apa yang diteliti.
b. Reliabilitas Kuesioner
antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak.
Oleh karena itu aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang
relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
X = skor skala
n = banyaknya subjek
4. Uji Coba
populasi yang telah diberi nomor urut. Pada penelitian ini peneliti
yang ganjil sebagai subjek untuk uji coba instrumen dan nomor
urut presensi siswa yang genap dipilih oleh peneliti sebagai subjek
penelitian.
hal-hal yang mau diungkap. Subjek yang digunakan untuk uji coba
45
IPA dan 7 siswa kelas XI IPS. Jumlah total subjek untuk uji coba
adalah 30 orang.
presensi siswa ganjil saja yang kuesionernya diolah untuk uji coba
yang dipilih oleh peneliti untuk subjek uji coba instrumen adalah
siswa dengan nomor urut presensi 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19,
21, 23, 25, 27, dan 29. Jumlah siswa kelas X yang dipilih oleh
nomor urut presensi siswa yang ganjil saja. Pemilihan nomor urut
46
siswa yang ganjil saja untuk subjek uji coba ini berdasarkan
5, 7, 9, 11, dan 13. Siswa kelas XI IPA 1 yang dipilih oleh peneliti
untuk subjek uji coba instrumen adalah siswa dengan nomor urut
0,30 dari 40 aitem. Aitem yang tersisa setelah uji coba hanya 26
Tabel 2
Hasil Uji Coba Skala Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Siswa Kelas X & Kelas XI SMA Fransiskus Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2009/2010
penelitian 29 aitem yang terdiri dari 26 aitem setelah uji coba dan 3
penelitian ini telah memiliki batasan riΧ ≥ 0,30 yang artinya aitem-
sudah lolos dari uji daya beda tersebut kemudian disajikan dalam
lampiran 2.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
berikut :
total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap aitem
pernyataan.
Keterangan :
dalam skala.
dalam skala.
skala.
minimum.
Xmaksimum teoretik : 29 x 3 = 87
Xminimum teoretik : 29 x 0 = 0
Range : 87 – 0 = 87
σ (teoretik) : 87 : 6 = 14,5
Tabel 3
Norma Kategorisasi Tingkat Kecemasan Berbicara di Depan
Kelas Siswa Kelas X dan Siswa Kelas XI Tahun Ajaran
2009/2010
rendah).
Keterangan :
skala.
teoretik.
54
sebagai berikut :
Tabel 4
Norma Kategorisasi Skor Aitem Berbicara di Depan Kelas
Siswa Kelas X dan Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2009/2010
χ2 =
(
n ad − bc − 1 n
2
)2
χ 2 = Chi-Kuadrat
penelitian.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab ini adalah tingkat
berbicara di depan kelas siswa kelas XI, dan perbedaan tingkat kecemasan
berikut ini :
Tabel 5
Tingkat Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Untuk Siswa Kelas X
56
57
pada kategori sangat rendah (28 orang ; 28%) sampai rendah (42
Tabel 6
Gejala-Gejala Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Berdasarkan Tingkat Kecemasan dan Jumlah Responden
mengalami rasa tegang pada bagian leher dan rasa mual pada perut.
teman-teman sekelas.
terasa mual dan bagian leher yang tegang karena perasaan cemas.
Aspek psikologis yang juga sering dirasakan oleh siswa kelas X ketika
dari siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS adalah sebagai
berikut:
Tabel 7
Tingkat Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Berdasarkan Norma Kategorisasi
Siswa Kelas XI
berbicara di depan kelas yang dimiliki oleh sebagian besar siswa kelas
Tabel 8
Gejala-Gejala Kecemasan Berbicara di Depan Kelas
Berdasarkan Tingkat Kecemasan dan Jumlah Responden
bagian perut yang terasa mual dan bagian leher yang terasa tegang.
berkeringat.
khususnya pada bagian perut yang terasa mual dan jantung yang
psikologis.
62
depan kelas antara siswa kelas X dan siswa kelas XI digunakan rumus
X 8 42 50
(a) (b)
XI 2 37 39
(c) (d)
Σ 10 79 n= 200
63
χ2 =
(
n ad − bc − 1 n
2
)2
χ =
2
{
200 (8x37) − (42x2) − 1 200
2
}
2
(500)(3081)
200(112)
2
χ2 =
1540500
200(12544)
χ2 =
1540500
2508800
χ2 = = 1,62
1540500
Derajat kebebasan :
= (2-1) (2-1)
=1x1
=1
Nilai χ 2 emp = 1,62 lebih kecil daripada χ 2 tab . Berarti tidak ada
telah mereka lakukan, dan dilatih untuk mengolah kekurangan itu agar
sehingga siswa dapat belajar lagi untuk lebih baik ketika akan
orang banyak.
mual atau merasakan kaku pada bagian leher ketika akan maju ke
depan kelas. Rasa mual dan kaku pada bagian leher mungkin
kelas dan menggejala pada fisik siswa seperti rasa mual pada perut dan
dan perasaan gugup serta perasaan takut untuk tampil di depan kelas
ekstrakurikuler yang telah mereka pilih dari kelas X, selain itu para
fisiologis. Siswa merasakan mual pada perut, rasa tegang pada bagian
siswa kelas XI merasa gugup pada awal akan berbicara di depan kelas.
guru yang kurang bersahabat terhadap siswa atau guru yang terlalu
galak.
kecemasan.
Fransiskus
antara siswa kelas X dan siswa kelas XI. Tidak ada perbedaan tingkat
terlebih dahulu.
siswa kelas XI. Siswa kelas X dan siswa kelas XI sama-sama memiliki
depan kelas antara siswa kelas X dan siswa kelas XI adalah faktor
guru.
berbicara di depan kelas antara siswa kelas X dan siswa kelas XI.
BAB V
PENUTUP
A. Ringkasan
kelas, dan (3) melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
depan kelas.
Lampung. Populasi penelitian ini adalah 340 orang dan pada penelitian ini
penelitian ini adalah 200 orang yang terdiri dari 100 orang siswa kelas X
dan 100 orang siswa kelas XI (50 orang kelas XI IPA dan 50 orang kelas
70
71
proses pembelajarannya.
terdiri dari penyataan favorable dan unfavorable. Kuesioner ini harus diisi
oleh para siswa kelas X (100 orang) dan siswa kelas XI IPA (50 orang)
dan IPS (50 orang). Perhitungan uji validitas isi pada kuesioner kecemasan
Programme For Social Windows) versi 14 dengan perolehan hasil riΧ ≥ 0,30
reliabilitas yang diperoleh sebesar rxx = 0,906, sehingga dapat dikatakan bahwa
jawaban yang sudah diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor
dari masing-masing butir item skala, (2) menghitung total skor masing-
masing respoden/subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan, (3)
kelas.
depan kelas.
sekelasnya.
B. Kesimpulan
depan kelas yang dimiliki oleh siswa SMA Fransiskus tahun ajaran
73
2009/2010 berarti bahwa perasaan cemas itu tetap ada ketika siswa
yang ada dalam diri siswa juga melatih siswa untuk berani tampil di
C. Saran
Lampung
rendah ketika berbicara di depan kelas dan tidak ada perbedaan yang
Lampung
orang banyak. Siswa juga dilatih oleh guru bimbingan dan konseling
untuk bisa mengolah rasa cemas yang siswa alami ketika berbicara di
depan orang banyak. Cara mengolah rasa cemas itu misalnya dengan
tentang persepsi siswa terhadap guru bidang studi. Hal ini karena
DAFTAR PUSTAKA
Clerq, Linda De. (1994). Tingkal Laku Abnormal dari Sudut Pandang
Perkembangan. Jakarta: PT. Grasindo.
http://dianti-konselor.blogspot.com
http://majalahqalam.com/artikel/artikel-pendidikan/mencegah-kecemasan-siswa
http://pasca.uns.ac.id/?p=554
http://www28.indowebster.com/ac2d8c89734f144a40a1a4f5790e6a83.pdf
76
77
Nevid, Jeffrey S., dkk. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
IDENTITAS SISWA
Silahkan mengisi identitas diri Anda di bawah ini sebelum mengisi
kuesioner.
Nama Lengkap :
Kelas :
Jenis kelamin : L/P
Contoh Pengerjaan :
No. Pernyataan SL SR KDG TP
1. Nafsu makan saya menjadi berkurang √
karena memikirkan tugas presentasi
yang belum selesai disusun
Contoh Pembetulan
No. Pernyataan SL SR KDG TP
1. Nafsu makan saya menjadi berkurang √ √
karena memikirkan tugas presentasi
yang belum selesai disusun
79
berada di depan teman‐teman sekelas
untuk menyampaikan hasil tugas.
tepat dalam menjawab pertanyaan
teman meskipun berada di depan kelas.
36. Suara saya menjadi terdengar bergetar
ketika mempresentasikan hasil tugas di
depan teman‐temna sekelas.
37. Jari‐jari tangan saya menjadi dingin
ketika saya berdiri di depan teman‐
teman sekelas untuk mempresentasikan
hasil tugas.
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
IDENTITAS SISWA
Silahkan mengisi identitas diri Anda di bawah ini sebelum mengisi kuesioner.
Nama :
Jenis kelamin : L/P
Kelas :
KUESIONER
11. Saya merasa was‐was (khawatir)
akan gagal dalam
mempresentasikan hasil tugas.
mempresentasikan hasil tugas di
depan kelas.
23. Saya tetap rileks ketika berbicara
di depan guru dan teman‐teman
sekelas.
24. Perasaan saya tetap tenang
meskipun waktu untuk
mempresentasikan hasil tugas
sudah dekat.
Lampiran 3
Hasil Perhitungan
Validitas Aitem
Item-Total Statistics
Reliabilitas Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.906 .904 29
Lampiran 4
Siswa Kelas X
89
Lampiran 5
Siswa Kelas XI
91
Lampiran 6
Penskoran Per-aitem
Siswa Kelas X
93
94
95
96
Lampiran 7
Penskoran Per-aitem
Siswa Kelas XI
97
98
99
100
Lampiran 8
Siswa Kelas X
101
Tingkat Kecemasan
Kategori Sangat Rendah
Kecemasan Per-aitem
No. No. Urut Siswa Kategori Sangat Rendah
1. 1
2. 7 No.aitem Fav UnFav Jmlh
3. 11 1. ‐ √ 1
4. 26 2. ‐ ‐ ‐
5. 37 3. ‐ √ 1
6. 39 4. √ ‐ 1
7. 40 5. ‐ ‐ ‐
8. 41 6. ‐ ‐ ‐
9. 43 7. ‐ ‐ ‐
10. 51 8. ‐ √ 2
11. 52 9. ‐ √ 2
12. 53 10. ‐ ‐ ‐
13. 55 11. ‐ ‐ ‐
14 58 12. ‐ ‐ ‐
15. 59 13. ‐ ‐ ‐
16. 61 14. ‐ ‐ ‐
17. 63 15. ‐ ‐ ‐
18. 65 16. ‐ ‐ ‐
19. 66 17. ‐ ‐ ‐
20. 67 18. ‐ √ 1
21. 73 19. ‐ ‐ ‐
22. 77 20. ‐ ‐ ‐
23. 78 21. ‐ ‐ ‐
24. 80 22. ‐ ‐ ‐
25. 81 23. ‐ ‐ ‐
26. 89 24. ‐ ‐ ‐
27. 94 25. ‐ ‐ ‐
28. 95 26. ‐ ‐ ‐
27. ‐ ‐ ‐
28. ‐ ‐ ‐
29. √ ‐ 1
102
36. 92
37. 93
38. 96
39. 97
Tingkat Kecemasan Kategori Rendah
40. 98
41. 99
No. No.Urut Siswa
42. 100
1. 2
Kecemasan Per-aitem
2. 4
Kategori Rendah
3. 5
4. 6 No.aitem Fav UnFav Jmlh
5. 16 1. ‐ ‐ ‐
6. 18 2. ‐ ‐ ‐
7. 19 3. ‐ √ 4
8. 23 4. √ ‐ 2
9. 24 5. ‐ ‐ ‐
10. 27 6. √ ‐ 1
11. 29 7. √ ‐ 4
12. 30 8. ‐ √ 12
13. 31 9. ‐ √ 14
14. 32 10. ‐ ‐ ‐
15. 34 11. √ ‐ 7
16. 35 12. ‐ ‐ ‐
17. 44 13. √ ‐ 6
18. 45 14. √ ‐ 1
19. 47 15. ‐ √ 1
20. 54 16. ‐ √ 1
21. 56 17. ‐ ‐ ‐
22. 57 18. ‐ √ 1
23. 60 19. √ ‐ 2
24. 62 20. √ ‐ 3
25. 64 21. √ ‐ 2
26. 68 22. ‐ ‐ ‐
27. 71 23. ‐ √ 1
28. 72 24. ‐ √ 1
29. 75 25. ‐ √ 2
30. 79 26. √ ‐ 1
31. 82 27. √ ‐ 2
32. 86 28. √ ‐ 1
33. 87 29. √ ‐ 2
34. 90
35. 91
103
Tingkat Kecemasan
Kategori Sedang Kecemasan Per-aitem
Kategori Sedang
No. No.Urut Siswa
1. 3 No.aitem Fav UnFav Jmlh
2. 8 1. ‐ √ 1
3. 9 2. ‐ ‐ ‐
4. 10 3. ‐ √ 3
5. 12 4. √ ‐ 2
6. 14 5. ‐ ‐ ‐
7. 21 6. ‐ ‐ ‐
8. 22 7. √ ‐ 4
9. 25 8. ‐ √ 4
10. 28 9. ‐ √ 4
11. 33 10. ‐ ‐ ‐
12. 36 11. √ ‐ 4
13. 38 12. ‐ ‐ ‐
14. 46 13. √ ‐ 10
15. 48 14. √ ‐ 5
16. 50 15. ‐ √ 3
17. 69 16. ‐ √ 1
18. 70 17. ‐ ‐ ‐
19. 74 18. ‐ √ 3
20. 76 19. ‐ ‐ ‐
21. 83 20. √ ‐ 4
22. 84 21. √ ‐ 1
22. ‐ √ 1
23. ‐ √ 3
24. ‐ √ 1
25. ‐ √ 1
26. ‐ ‐ ‐
27. √ ‐ 1
28. ‐ ‐ ‐
104
29. √ ‐ 4
Tingkat Kecemasan
Kategori Tinggi Kecemasan Per-aitem
Kategori Tinggi
No. No.Urut Siswa
1. 13 No.aitem Fav UnFav Jmlh
2. 15 1. ‐ ‐ ‐
3. 17 2. ‐ √ 1
4. 20 3. ‐ √ 6
5. 42 4. √ ‐ 2
6. 49 5. ‐ ‐ ‐
7. 85 6. √ ‐ 1
8. 88 7. √ ‐ 2
8. ‐ √ 2
9. ‐ √ 2
10. ‐ √ 4
11. √ - 5
12. ‐ ‐ ‐
13. √ ‐ 6
14. √ ‐ 3
15. ‐ √ 3
16. ‐ √ 2
17. ‐ √ 1
18. ‐ ‐ ‐
19. ‐ ‐ ‐
20. √ ‐ 6
21. √ ‐ 2
22. ‐ √ 2
23. ‐ √ 2
24. ‐ √ 2
25. ‐ √ 2
105
26. √ ‐ 1
27. √ ‐ 7
28. √ ‐ 2
29. √ ‐ 3
Lampiran 9
Siswa Kelas XI
105
26. ‐ ‐ ‐ 33. 86
27. ‐ ‐ ‐ 34. 92
28. ‐ ‐ ‐ 35. 97
29. ‐ ‐ ‐ 36. 99
37. 100
Tingkat Kecemasan
Kategori Rendah
Tingkat Kecemasan
Kategori Sedang Kecemasan Per-aitem
Kategori Sedang
No. No.Urut Siswa
1. 3 No.aitem Fav UnFav Jmlh
2. 9 1. ‐ ‐ ‐
3. 10 2. ‐ ‐ ‐
4. 11 3. ‐ √ 1
5. 15 4. ‐ ‐ ‐
6. 48 5. ‐ ‐ ‐
7. 49 6. ‐ ‐ ‐
8. 67 7. √ ‐ 2
9. 68 8. ‐ √ 3
10. 69 9. ‐ √ 4
11. 85 10. ‐ √ 1
11. √ ‐ 3
12. √ ‐ 2
13. √ ‐ 2
14. √ ‐ 1
15. ‐ ‐ ‐
16. ‐ ‐ ‐
17. ‐ ‐ ‐
18. ‐ ‐ ‐
19. √ ‐ 1
20. √ ‐ 3
21. √ ‐ 1
22. ‐ √ 1
23. ‐ √ 1
24. ‐ √ 1
25. ‐ ‐ ‐
26. √ ‐ 1
27. √ ‐ 3
108
28. √ ‐ 1
29. √ ‐ 4
26. ‐ ‐ ‐
27. √ ‐ 1
28. ‐ ‐ ‐
29. √ ‐ 2
Lampiran 10
Lampiran 11
Daftar Absensi
Lampiran 12
a. Kegelisahan, kegugupan.
b. Tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar.
c. Banyak berkeringat.
d. Telapak tangan yang berkeringat.
e. Pusing atau pingsan.
f. Sulit berbicara atau sulit bernafas.
g. Jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang.
h. Suara yang bergetar.
i. Sering buang air kecil dan diare.
j. Leher dan punggung terasa kaku.
k. Jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin.
l. Tangan yang dingin dan lembab.
m. Panas dingin.
n. Gangguan sakit perut dan mual.
o. Mulut atau kerongkongan terasa kering.
p. Wajah terasa memerah.
Gejala-gejala kecemasan yang bersifat fisik dan dapat
dilihat langsung antara lain :
d. Kepala pusing.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Tidur tidak nyenyak.
g. Dada sesak nafas.
III. Cara-cara Mengatasi Kecemasan
Cara mencegah kemunculan gangguan kecemasan antara
lain:
a. Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini
disebabkan otak “bekerja” memutuskan fight or flight ketika
respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen
untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan
jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat
tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan
gangguan visual. Cara mengatasinya adalah ambil dalam-
dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-
lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol
pernafasan juga dapat menghindari serangan panik.
b. Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal
terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara
yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi
dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan,
usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.
c. Intervensi kognitif
Kecemasan timbil akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi
permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus
berkembang pikiran. Cara mengatasinya dalah dengan
melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif,
sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran
yang tidak realistis. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan
119
Sumber :
Nevid, Jeffrey S., dkk. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
http://www.pikirdong.org/psikologi/psi18axdi.php
Lampiran 13
40. 0,573 ‐ √