Anda di halaman 1dari 14

1

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN


PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS
Septiyana Kalistiyani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surabaya
e-mail: septiyana.kalistiyani@gmail.com

Abstract

Every company has a goal to increase the value of the company by maximizing profitability.
Many factors affect the level of profitability of a company. Therefore, this study aims to determine
whether there is an effect of cash turnover, accounts receivable turnover, and inventory turnover
variables on the profitability of foods and beverages companies listed on the Indonesia Stocks Exchange
for the period 2015 to 2020. This study uses multiple linear regression analysis method. The results
showed that the inventory turnover variable had a positive and insignificant effect on profitability, cash
turnover and accounts receivable turnover had a significant negative effect on the profitability of foods
and beverages companies listed on the Indonesia Stocks Exchange for the period 2015 to 2020.

Keywords: working capital, financial management, financial ratio

Abstrak

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan


memaksimalkan profitabilitas. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel perputaran
kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2020. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perputaran
persediaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, perputaran kas dan perputaran
piutang berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2020.

Kata Kunci: modal kerja, manajemen keuangan, rasio keuangan

PENDAHULUAN
Profitabilitas merupakan masalah penting bagi perusahaan karena dengan analisis
profitabilitas dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik
hubungannya dengan penjualan, harta, atau modal. Profitabilitas yang tinggi akan berdampak
positif pada perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan
kepercayaan investor, dan dapat menarik investor baru untuk berinvestasi. Perusahaan selalu
mengharapkan profitabilitas yang tinggi, oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan
2

faktor apa saja yang mempengaruhinya tinggi rendahnya profitabilitas diantaranya adalah
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020. Ada 32 perusahaan sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tetapi hanya ada 8 perusahaan yang
menyediakan laporan keuangan periode 2015-2020. Berdasarkan data laporan keuangan yang
didapat dari www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan, berikut adalah rata-rata rasio ROA,
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan:

Tabel 1. Rata-rata Rasio

Tahun
Rasio
2015 2016 2017 2018 2019 2020
11,5
ROA 9,86 12,60 14,49 12,63 6,79
2
15,2
Perputaran Kas 13,98 14,70 19,08 12,71 11,84
6
Perputaran Piutang 9,05 10,17 8,35 7,54 7,21 6,54
Perputaran
5,37 5,64 4,89 4,72 4,72 4,57
Persediaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui pada tahun 2017 perputaran piutang mengalami
penurunan sedangkan ROA mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2018 perputaran piutang
dan ROA sama-sama mengalami penurunan. Pada tahun 2017 perputaran persediaan mengalami
penurunan sedangkan ROA mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2020 perputaran
persediaan dan ROA sama-sama mengalami penurunan. Sehingga belum diketahui bagaimana
sebenarnya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap
profitabilitas yang mana dalam penelitian ini menggunakan rasio Return On Assets (ROA).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh Perputaran
Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur – sub sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2020”.

KAJIAN PUSTAKA
Profitabilitas
Menurut Sartono, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lestari, 2016). Makin
3

tinggi laba atau profit yang diharapkan maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh
dan berkembang serta tangguh menghadapi persaingan.

Tingkat profitabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya (Yuesti & Kepramareni, 2019).

Menurut Kasmir, rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan


perusahaan untuk mencari keuntungan. Rasio-rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas
antara lain yaitu net profit margin, gross profit margin, return on asset, dan return on equity
(Lestari, 2016).

Rasio adalah perbandingan unsur-unsur/elemen-elemen/pos-pos dari laporan keuangan


(Margaretha Leon, 2020). Menurut Riyanto, Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bersih (Nurafika, 2018). Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Perputaran Kas
Menurut Harjito dan Martono, kas merupakan salah satu dari bagian aktiva yang
memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam satu
transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva
tetap, membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan
(Dewi & Rahayu, 2016).

Akan tetapi bukan berarti perusahaan harus tetap memper- tahankan kas dalam jumlah
besar seterusnya. Jumlah kas yang disimpan terlalu besar akan berakibat banyaknya sumber
modal kerja menganggur, hal ini dapat mengurangi produktifitas maupun profitabilitas dalam
jumlah yang lebih tinggi (Waskito, 2019).

Menurut Menuh, perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada
saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas
sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin tinggi perputaran kas akan
semakin baik, hal ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang
diperoleh akan semakin besar (Dewi & Rahayu, 2016). Rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut:
4

Perputaran Piutang
Menurut Muslich, piutang terjadi karena adanya penjualan barang dan jasa yang
dilakukan secara kredit, pada umumnya bertujuan untuk memperbesar penjualan (Lestari,
2016). Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas namun menimbulkan
piutang dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk yang berasal
dari pengumpulan piutang tersebut. Kebijakan penjualan kredit yang timbul akibat adanya
piutang ini tentunya akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah
administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan
biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Namun biaya piutang tersebut dapat terimbangi
dengan meningkatnya penjualan perusahaan.

Menurut Riyanto, semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, hal ini berarti
semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar
(Nurafika, 2018). Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Perputaran Persediaan
Menurut Riyanto, persediaan merupakan elemen utama dari modal kerja yang
merupakan aktiva dalam keadaan selalu berputar dan terus-menerus mengalami perubahan.
Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek langsung
terhadap keuntungan perusahaan. Karena jika terjadi kesalahan dalam penetapan besarnya
investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Begitu juga sebaliknya, jika
investasi terlalu kecil dalam persediaan akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga
(Dewi & Rahayu, 2016).

Rasio perputaran persediaan adalah cara untuk mengetahui berapa kali dalam suatu
periode tertentu sebuah perusahaan menjual persediaannya. Perusahaan- perusahaan
5

menggunakan perputaran persediaan untuk menilai kemampuan mereka dalam menghadapi


persaingan, merencanakan laba usaha, dan secara umum mengetahui seberapa baiknya mereka
menjalan kan kegiatan perusahaan mereka (Hamdani et al., 2021).

Menurut Rahayu dan Susilowibowo, perputaran persediaan adalah berapa kali barang
dijual dan diadakan kembali selama 1 periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan, maka semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal
dalam persediaan dan transaksi penjualan (Nurafika, 2018). Rumus perhitungannya adalah
sebagai berikut:

Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas


Menurut Rahma, perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu
(Amaral Canizio, 2017). Menurut Riyanto, semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik,
hal ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan
semakin besar (Nurafika, 2018).

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas


Menurut Riyanto, semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan semakin baik
pengelolaan piutangnya menandakan pengembalian laba yang baik (Nurafika, 2018). Keadaan
perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan
mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan (Lestari, 2016).

Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas


Menurut Munawir, semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko
terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera
konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap
persediaan tersebut (Amaral Canizio, 2017).
6

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode tahun 2015 sampai 2020. Penelitian dilakukan pada bulan Juni
2022. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari situs resmi perusahaan.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2020 yaitu sebanyak 32 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
sub sektor makanan dan minuman yang menyediakan laporan keuangan periode tahun 2015-
2020 yaitu sebanyak 8 perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian
menggunakan data berupa angka yang diolah dengan statistik. Metode pengelolaan data
menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Science) versi 16 berupa statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji heterokedastisitas) dan uji
analisis regresi liniear berganda (uji t dan uji F). Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan data kuantitatif.
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang
(X2), Perputaran Persediaan (X3), Profitabilitas (Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini berdasarkan pengolahan data dengan SPSS versi 16 yang meliputi uji
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji regresi linier berganda.

Uji Statistik Deskriptif


Tabel 2. Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Perputaran Kas 48 .71 71.12 14.5950 13.45712
Perputaran Piutang 48 2.97 17.59 8.1448 3.76953
Perputaran Persediaan 48 .91 10.77 4.9833 2.00579
ROA 48 -6.87 52.67 11.3156 12.95738
Valid N (listwise) 48

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diatas dapat dilihat nilai maximum,
minimum, mean dan standar deviation.
7

Uji Normalitas

Perputaran Perputaran
Perputaran Kas Piutang Persediaan ROA

N 48 48 48 48

Normal Parameters a
Mean 14.5950 8.1448 4.9833 11.3156

Std. Deviation 13.45712 3.76953 2.00579 1.29574E1

Most Extreme Differences Absolute .174 .158 .090 .137

Positive .174 .158 .070 .137

Negative -.151 -.101 -.090 -.088

Kolmogorov-Smirnov Z 1.204 1.097 .621 .948

Asymp. Sig. (2-tailed) .110 .180 .835 .330


Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diolah dalam penelitian
ini berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji sample
KolomogorovSmirnov dengan standar statistik yaitu apabila nilai signifikan > 0,05 yang artinya
data berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil uji KolmogorovSmirnov pada tabel 3, variabel ROA (Y) memiliki
nilai signifikan 0,330 lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, variabel Perputaran
Kas (X1) memiliki nilai signifikan 0,110 lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal,
variabel Perputaran Piutang (X2) memiliki nilai signifikan 0,180 lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal, dan pada variabel Perputaran Persediaan (X3) memiliki nilai signifikan
0,835 lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keseluruhan data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan layak untuk dilakukan pengujian
berikutnya.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linear
antar variabel dependen dan variabel independen dengan melihat nilai Tolerance dan VIF.
Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Perputaran Kas .993 1.007
Perputaran Piutang .927 1.079
Perputaran Persediaan .922 1.085
8

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4, dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas antar independen dalam model regresi. Hal ini
dikarenakan nilai signifikan tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10.

Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan pada
model regresi linier dengan melihat gambar scatterplot. Apabila scatterplot membentuk pola
berarti terdapat masalah heterokedastisitas pada model regresi tersebut, dan jika scatterplot
menyebar secara acak berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi tersebut.
Adapun hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan melihat gambar scatterplot dapat


dikatakan bahwa sebaran pola titik-titik terpencar jauh dan menyebar secara acak sehingga tidak
membentuk pola. Oleh sebab itu dari hasil penelitian ini maka dapat dinyatakan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas pada model regresi tersebut.

Uji Regresi Linier Berganda


Uji regresi linier berganda dalam sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Ada
9

2 bentuk uji regresi linier berganda yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan). Adapun hasil
pengujian regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Uji t
Uji t (parsial) dalam sebuah penelitian digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dengan melihat
tabel coefficient, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh pada
model regresi tersebut dan jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh pada model regresi tersebut. Adapun hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Tabel 5. Hasil Uji t (Parsial)

Model B t Sig.
1 (Constant) 16.216 2.851 .007
Perputaran Kas -.311 -2.435 .019
Perputaran Piutang -1.038 -2.200 .033
Perputaran Persediaan 1.622 1.826 .075

Adapun persamaan penelitian dari model regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persamaan penelitian

Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+e

Y=16,216-0,311X1-1,038X2+1,622X3

Untuk mengetahui hasil uji t (parsial) dengan melihat kolom t dan nilai signifikan. Adapun hasil
uji t (parsial) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perputaran Kas

Perputaran Kas (X1) mempunyai nilai t sebesar -2,435 dengan nilai signifikan 0,019.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikan dari perputaran kas lebih kecil
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berpengaruh secara signifikan dan
negatif terhadap ROA.

b. Perputaran Piutang

Perputaran Piutang (X2) mempumyai nilai t sebesar -2,200 dengan nilai signifikan 0,033.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikan dari perputaran piutang lebih
10

kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap ROA.

c. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan (X3) mempunyai nilai t sebesar 1,826 dengan nilai signifikan 0,075.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap ROA.

Uji F
Uji F dalam sebuah penelitian dilakukan untuk menguji pegaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama) dengan melihat tabel
anova. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh pada model regresi
tersebut. Adapun hasil dari uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji F

Model F Sig.
1 Regression 4.446 .008a
Residual
Total

Berdasarkan hasil uji F dengan melihat tabel anova maka dapat diyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan pada variabel perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Hal ini dikarenakan nilai signifikan
0,008 lebih kecil dari 0,05 yang berarti berpengaruh signifikan.

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan


Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan terhadap profitabilitas secara simultan (F) atau bersama-sama pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2020.
Penelitian ini sejalan dengan teori Hermawati, yang menyatakan bahwa modal kerja dalam
perusahaan akan selalu berputar sesuai dengan perputaran operasi perusahaan (Nurafika, 2018).
11

Perputaran Kas (X1) terhadap Profitabilitas


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
perputaran kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan-
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Menurut Riyanto, semakin tinggi
perputaran kas ini akan semakin baik, yang artinya penggunaan kas tersebut sudah efisien dan
keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Nurafika, 2018). Agar profitabilitas di dalam
suatu perusahaan terus meningkat perusahaan harus meningkatkan volume penjualan baik itu
tunai atau secara kredit. Dengan meningkatkan penjualan diharapkan kepada perusahaan untuk
menambah alat likuid dari perusahaan seperti kas atau piutang. Apabila tingkat perputaran kas
didalam perusahaan terus meningkat maka perusahaan juga tidak akan kesulitan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Perputaran Piutang (X2) terhadap Profitabilitas


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan-
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa
perputaran piutang telah berjalan baik dan lancar sehingga cepat berubah menjadi kas. semakin
tinggi tingkat perputarannya maka semakin tinggi pula profitabilitas yang dicapai.

Hal ini sejalan dengan teori Fitri, yang menyatakan bahwa suatu perputaran piutang
yang tinggi harus disertai dengan penagihan piutang yang relatif cepat. Apabila tidak, maka
modal kerja tersebut akan terikat untuk waktu yang lebih lama (Nurafika, 2018).

Perputaran Persediaan (X3) terhadap Profitabilitas


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI maka dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan makanan dan minuman tersebut belum mampu mengelola perputaran persediaan
yang dimiliki, yang mengakibatkan perputaran persediaan dari tahun ke tahun belum mampu
meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori Siswantini, yang menyatakan bahwa
persediaan dan pembelian yang efisien akan menyebabkan perputaran persediaan lebih cepat
maka akan lebih sedikit risiko kerugian jika persediaan itu turun nilainya, atau jika terjadi
perubahan mode (Nurafika, 2018). Biaya yang berhubungan dengan perputaran persediaan tidak
berkurang sehingga tidak dapat meningkatkan profitabilitas.
12

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji SPSS yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh secara
simultan. Sedangkan secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas, akan tetapi perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap
profitabilitas pada perusahaan manufaktur – sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Amaral Canizio, M. (2017). Pengaruh Perputaran Kas,Perputaran Piutang, Perputaran


Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Supermarket Di Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Udayana, 10, 3527. https://doi.org/10.24843/eeb.2017.v06.i10.p04
Dewi, L., & Rahayu, Y. (2016). PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP
PROFITABILITAS. 5, 1–17.
Hamdani, A. H., Azhar, I., Nur, M., Cut, Y., Hasrina, D., Ardiany, Y., Rinanda, Y., Arfan, N.,
Muhamad, I., Noch, Y., Penerbitan, M., Produksi, D., Hendrawan, D., Penerbitan, K.,
Fahrurrozi, :, & Harmain, H. (2021). MANAJEMEN KEUANGAN 1.
http://www.penerbitmadenatera.co.id
Lestari, A. (2016). ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014. 31–48.
http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/12620012/index.pdf
Margaretha Leon, F. (2020). Manajemen Keuangan. http://www.penerbitsalemba.com
Nurafika, R. A. (2018). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Semen. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS :
Jurnal Program Studi Akuntansi, 4(1). https://doi.org/10.31289/jab.v4i1.1532
Waskito, J. S. (2019). Manajemen Keuangan Bisnis Penulis Cetakan Pertama.
Yuesti, A., & Kepramareni, P. (2019). Manajemen Keuangan.
13

LAMPIRAN
TABULASI DATA

Perputaran Perputaran Perputaran


ROA
NO KODE NAMA TAHUN Kas Piutang Piutang
Y X1 X2 X3
Akasha Wira
1 ADES International Tbk. 2015 5,03 25,19 5,84 3,44
2016 7,29 29,90 6,39 4,40
2017 4,55 26,78 5,56 3,69
2018 6,01 12,59 5,90 3,82
2019 10,20 6,61 5,74 4,44
2020 14,16 2,88 5,30 4,16
2 DLTA Delta Djakarta Tbk. 2015 18,50 3,46 8,68 4,67
2016 21,25 2,88 11,18 4,84
2017 20,87 1,03 5,28 1,12
2018 22,19 0,99 5,89 1,26
2019 22,29 0,92 4,26 1,12
2020 10,07 0,71 2,97 0,91
Multi Bintang
3 MLBI Indonesia Tbk. 2015 23,65 10,98 9,11 6,00
2016 43,17 8,73 13,07 8,28
2017 52,67 10,82 7,87 7,22
2018 42,39 13,75 6,20 6,90
2019 41,63 19,25 5,06 8,44
2020 9,82 5,58 3,32 6,21
4 MYOR Mayora Indah Tbk. 2015 16,42 12,37 4,62 5,69
2016 10,75 11,38 4,75 6,92
2017 10,93 11,12 4,12 8,02
2018 10,01 10,24 4,25 6,82
2019 10,78 9,14 4,36 5,57
2020 10,61 7,24 4,31 6,14
Prasidha Aneka
5 PSDN Niaga Tbk 2015 -6,87 28,52 13,29 4,25
2016 -5,61 15,06 17,00 4,20
2017 4,66 19,17 17,59 5,75
2018 -6,68 25,10 14,31 5,26
2019 -3,37 25,35 14,94 5,57
2020 -6,83 32,61 12,02 4,40
6 SKBM Sekar Bumi Tbk. 2015 5,25 11,71 13,39 10,77
2016 2,25 14,85 11,89 7,58
2017 1,59 9,87 10,27 6,23
2018 0,90 7,14 8,76 5,81
14

2019 0,05 9,58 8,04 5,16


2020 0,31 18,23 9,92 7,14
Tunas Baru
7 TBLA Lampung Tbk. 2015 2,16 13,07 7,07 3,96
2016 4,93 30,85 6,75 4,82
2017 6,80 71,12 6,03 2,84
2018 4,68 49,18 4,46 2,86
2019 3,81 27,31 4,41 2,89
2020 3,50 24,23 4,39 3,67
Ultra Jaya Milk
8 ULTJ Industry & Tra 2015 14,78 6,57 10,42 4,14
2016 16,74 3,95 10,29 4,07
2017 13,88 2,68 10,09 4,22
2018 12,63 3,07 10,57 5,05
2019 15,67 3,57 10,88 4,57
2020 12,68 3,23 10,14 3,91

Anda mungkin juga menyukai