Skripsi Ke 1
Skripsi Ke 1
Oleh:
HOIRUS SOLEH
NIM: 1603403027
i
SKRIPSI
Oleh:
HOIRUS SOLEH
NIM: 1603403027
ii
SKRIPSI
Oleh:
HOIRUS SOLEH
NIM: 1603403027
iii
SKRIPSI
Oleh:
HOIRUS SOLEH
NIM: 1603403027
iv
MOTTO
“Tidak ada kata kegagalan yang ada hanyalah masukan kecuali anda menyerah,
maju terus pantang mundur raihlah semua mimpimu karena kegagalan adalah
guru terbaik bagi orang-orang yang mau belajar dari setiap kegagalan’’
“INGAT, kegagalan mu bukanlah akhir dari setiap usaha, tetapi kegagalan adalah
awal dari setiap usaha, tanamkan baik baik tekat yang kuat penuh semangat dan
tetaplah yakin pada dirimu bahwa Tuhan selalu bersama anda”
v
PERSEMBAHAN
Skripai ini saya persembahkan untuk:
1. kedua orang tua yang telah membesarkan dengan penuh kasihsayan, serta
pengorbanannya selama ini demi anak-anaknya.
2. Guru-guru yang telah mendidik dan mengarahkan mulai dari SD, hingga
Perguruan Tinggi. Karena merekalah saya sampai sejauh ini.
3. Seluruh staf Fakultas Hukum Universitas Islam Jember yang telah
mengarahkan, memberikan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Almamater Fakultas Hukum Universitas Islam Jember
5. kepada Balai Taman Nasional Meru Betiri
6. dan kepada seluruh teman-teman yang telah membantu, memberikan dukungan
hingga sampai selesai penulisasn skripsi ini.
vi
SKERIPSI TELAH DI SETUJUI
PADA TANGGAL......................
Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
MUSFIANAWATI, S.H., MH
NIDN: 0701097201
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Islam Jember
vii
PENGESAHAN
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
NIDN: NIDN:
Anggota
NIDN:
Mengesahkan:
Universitas Islam Jember
Fakultas Hukum
Dekan
SUPHIA, SH.,M.Hum
NIDN: 0723016002
viii
PERNYATAAN
Saya yang bertandang tangan dibawah ini:
Nama : HOIRUS SOLEH
Nim : 1603403027
HOIRUS SOLEH
NIM: 1603403027
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul
‘’PERLINDUNGAN HUKUM KAWASAN KONSERVASI MERU BETIRI
DARI PEMBALAKAN LIAR (ILLEGAL LOGGING)’’
Penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada dosen
pembimbing Fakultas Hukum Universitas Islam Jember ibu Tioma R Hariandja,
SH., MH., ibu Musfianawati, S.H.,MH. Yang menjadi pembimbing utama dan
anggota hingga terselesainya penelitian skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kaprodi Ilmu Hukum,
ibu Tioma R Hariandja, SH., MH., sekaligus sebagai ketua tim penguji skripsi,
yang telah memberikan koreksi dan bantuan samapai terselesaikanya skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah penulis memberikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuannya selama awal penulisan
hinggan terselesaikan sampai saat ini:
1. Rektor Universitas Islam Jember Drs. Abd. Hadi, S.Pd. S.H, M.M atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan pada fakultas Hukum Universitas Islam Jember.
2. Dekan Fakultas hukum Universitas Islam Jember Suphia, SH., M.Hum
Universitas Islam Jember.
3. Semu tenaga pendidikan di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Islam
Jember.
4. Semua teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Islam Jember.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
x
RINGKASAN
Perlindungan hukum kawasan konservasi adalah memberikan
perlindungan hukm terhadap hutan agar fungsing alaminya tetap terjaga. Oleh
karena itu Balai Taman nasional Meru Betiri sebaga salah satu badang yang di
berikan wewenang oleh negara untuk menjaga serta melestarika flora dan fauna
yang terkandung di dalamnya agar tetap lestari dan dapat di jadikan sebagai salah
satu obejek penelitian, pendidikan dan wisata. Balai Taman Nasional Meru Betri
dalam melakukan tugas sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahu 2013
Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN I
HALAMAN SAMPUL DALAM II
HALAMAN MOTTO III
HALAMAN PERSEMBAHAN IV
HALAMAN PERSETUJUAN V
HALAMAN PENGESAHAN VI
HALAMAN PERNYATAAN VII
HALAMAN KATA PENGANTAR VIII
HALAMAN RINGKASAN IX
DAFTAR ISI X
DAFTAR GAMBAR XI
DAFTAR TABEL XII
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 4
1.2.Rumus Masalah 4
1.3 Tinjauan Pustaka 5
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
xii
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37
3.1 Bagaimanakah Pembalakan Liar Yang terjadi
Di Kawasan Konservasi Meru Betiri 37
3.1.1 Pembalakan liar 37
3.1.2 Pembalakan Liara yang Terjadi Dikawasan Konservasi
Meru Betiri 41
3.1.3 Faktor Penyebab Pembalakan Liar Dikawasan
Konservasi Meru Betiri 44
3.2 Bagaimanakah Upaya Hukum Dalam Mencegah dan
Memberantas Pembalakan Liar Dikawasan Konservasi
Meru Betiri 50
3.2.1 Upaya Hukum Yang Dilakukan Balai
Taman Nasional Meru Betiri Dalam Mencegah
dan Memberantas Pembalakan Liar 52
BAB IV PENUTUP 57
4.1 Kesimpulan 57
4.2 Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya alam merupakan kekayaan bumi yang berupa benda mati
maupun benda hidup yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sumber daya alam dapat di bedakan atas sumber daya alam hayati dan sumber
daya alam non hayati. Sumber daya alam memberikan banyak manfaat bagi
keheidupan manusia. Ada beberapa jenis sumber daya alam yang tergolong tak
dapat diperbaharui, suatu ketika akan habis tidak tersisah sama sekali. Oleh sebab
itu, manusia berkewajiban untuk berusaha mengunakan sumber daya alam yang
Definisi sumber daya alam hayati menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 5
hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber
daya alam hewani (satwa) yang bersamaan dengan unsur-unsur non hayati di
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa
konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolan sumber daya alam hayati
1
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keaneka
ancaman faktual disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari
otoritas setempat. Dampak dari pembalakan liar menunjukan bahwa sejak tahun
1985-1997 indonesia telah kehilangan hutan sekitar 1,5 juta hektare setiap tahun
dan diperkirakan sekitar 20 juta hutan produksi yang tersisah. Penebangan liar
penegakan hukum dan pemutihan kayu yang terjadi di luar kawasan tebangan2.
Dan Pemberantasan Perusakan Hutan Pasal 1 ayat (4), “pembalakan liar adalah
semua kegitan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi .
Pembalakan liar yang sering ter jadi khusunya di kabupaten jember adalah di
Taman Nasional Meru Betiri. Taman nasional Meru Betiri terletak di regional
jawa timur bagian selatan pada kordinat geografis 8 21`8 34`LS, 113`58`BT,
tunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1982 oleh Menteri Pertania dengan luas
wilayah sekitar 58.000 dengan nama diambil dari nama gunung tertinggi di
1
http://Ojs.unud.ac.id/index.php/karthanegara/articele/downdload/9139/6897. Diakses tanggal
3Juni 2020 Jam 16:47
2
http://id.m.wikipedia.org Tentang Pembalakan Liar Diakses Tanggal 3 Juni 2020 Jam 17:16
2
kawasn ini yaitu Gunung Betir (1.223m). secara administeratif, taman nasional
meru betiri berada dalam dua wilayan kabupaten yakni kabupaten jember dan
kabupaten banyuwang .
terjerat hukuum.
3
4. Upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan belum optimal.
konservasi maka penulis tertarik untuk di jadikan bahan penelitian karya ilmia
Betiri?
yang digunakan sebagai pedoman dan tolak ukur dari suatu penelitian. Sehingga
nantinya penelitian mempunyai arah dan tujuan berdasar fakta dilapangan dan
sesuai dengan rumus masalah yang terjadi. Adapun tujuan penulisan karya ilmia
4
1.3.1 Tujuan Umum
hukum kehutanan.
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia, baik masa kini maupun masa yang
akan datang. Sumber daya alam hayati yang terdiri dari unsur-unsur sumber daya
dengan ekosistem merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang
cukum potensial dan strategis. Oleh karena itu sumber daya alam hayati dan
lingkungan itu an sich digunakan dalam rangka pelestariang lingkungan alam dan
daerah aliran sungai, area tepi sungai, daerah pantai, bagian tertentu dari zona
ekonomi eksklusif indonesia, daerah pasang surut, jurang dan areal berpopulasi
berat serta pemanfaatan secara lestari hutan produksi yang memerlukan tindakan
6
sebagaimana tercantum dalam pasal 2 UUPPLH yaitu pelestarian kemampuan
mengenai kawasan pelestarian dan konservasi suaka alam asas yang di gunakan
sehingga mencapai tujuan penciptaan. Semua diciptakan oleh Tuhan untuk suatu
tujuan, sesui dengan firmannya bahwa kami tidak menciptakan langit dan bumi
di berikan berada dalam setatus alaminya. Kualitas air, perlindungan sumber daya
daya alam terpulihkan atas dasar berkelanjutan, semua tergantang pada pelestarian
kawasan alami5.
Dalam hidup dan kehidupan manusia, sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya mempunyai fungsi dan peranan yang sangat vital mengingat bahwa
7
Keaneka ragaman sumber daya alam hayati yang terbentuk dalam suatu
dikordinasi selaras, serasi dan seimbang. itulah sebabnya dalam Pasal 33 ayat 3
Undang-Udang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sejak didni telah
(propenas) 2004 Bab X tentang Pembagunan Sumber Daya alam Dan lingkungan
cerminan dari pereoritas kegiatan yang akan di lakukan dalam bidang sumber
daya alam dan lingkungan hidup, di jabarka kedalam lima program pembangunan
tersebut saling terkait antara satu samalain dengan tujuan akhir adalah
peningkatan kesejah teraan mayarakat yang adail dan berkelanjutan dalam kualitas
lingkungan hidup yang semakain baik dan sehat. Program tersebut adalah sebagai
berikut:
8
2. Program peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasy
lingkungan hidup.
Tujuan dari program ini adalah untuk meninkatkan peranan dan kepedulian
pihak- pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
Sasaran program ini adalah tersedianya sarana bagi masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup sejak perumusan kebijakan
Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya antara lain
dirumuskan bahwa:
9
keseimbangan, baik antara manusia dengan tuhan penciptanya, antara
Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
pengamalan pancasila.
berikut:
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudra dengan iklim teropis dan cuaca serta musim yang
hayati dan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan itu perlu
Indonesia juga berada pada posisi yang sangat rentan terhadap dampak
10
Kesediaan alam secara kuantitas, ataupun kualitas, tidak merata sedangkan
daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya
dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas bekelanjutan,
dan asas keadilan. Setelah itu, pengelolaan lingkungan hidup harus memberikan
suatu sistem yang terpadu berupa sebuah kebijakan nasional perlindungan dan
di atas, maka dalam era maraknya pembangunan disegala bidang dewas ini,
menimbulkan resiko berupa kerusakan pada kemampuan dang fungsi sumber daya
11
mendukun sebagai mana dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja, bahwa kita
hendak jangan melihat persoalan ini sebagai soal pilihan mutlak yang tidak dapat
dipertemukan. Artinya, kita harus menelaah lebih jauh samapai dimanakah kita
yang diametral, akan tetapi harus di tempatkan pada suatau hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang. Walaupun dalam banyak hal kenyataan tidaklah demikian8.
integral dari pembangunan nasional secara makro yang harus pula turut
diwujudkan dan akan disukseskan. Konservasi sumber daya alam hayati dan
sumber daya alam dan lingkungan hidup mengemban tugas dalam rangka tetap
datang.
8
Mochtar Kusumaatmadja. 1972. Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup Manusia,
Beberapa Fikiran Dan Saran, Lembaga pendidikan Hukum Dan Kriminologi Fak. Hukum
UNPAD, Penerbit Bintang Cipta Bandung Hlm 7.
12
Dalam hubungan hal diatas, Moc, Soerjani mengatakan bahwa perhatian
tidak hanya mengejar jumlah, tetapi berorientasi kepada mutu. Artinya, bukan
hanya berapa besar kemakmuran material bisa dicapai, tetapi bagai mana
mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Hanya dalam iklim pembangunan.
Sumber daya alam hayti tergolong sebagai sumberdaya alam yang dapt
Dalam hubungan ini lah Munadja Danusaputro menyatakan bahwa kalau sumber
kekayaan alam berupa hasil tambang akan memenuhi kepunahan, maka sumber
daya alam yang bertentangan di area pertanian, kehutanan dan kelautan dapat
diatur sedemikian rupa, sehingga secara terus- menerus akan dapat memberikan
manfaat, tidak saja untuk masa kini, akantetapi juga untuk generasi-generasi
pengelolaan sumber daya alam oleh generasi-generasi masakini dan masa depan
9
Moh. Soerjani. 1987 Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam
pembangunan. Penerbit UI Jakarta, Hlm 158
10
Munadjat Danusaputro, st. 1985 Hukum Lingkungan 1 Umum Hlm 158 dan Buku II Hlm 79.
13
Relevan dengan panduan diatas, oleh Emil Salim dikemukakan bahwa
sunggu pun panjang waktu pembangunan ini, namun tujuan mulia harus sudah
memengaruhi cara-cara membangun yang kita tempuh itu, sehingga dalam cara
membangun sudah di tempuh ciri-ciri yang terkandung dalam tujuan mulia itu.
Sehubungan dengan uraian di atas, mendasar pula untuk di simak apa yang
dikemukan oleh presiden Soeharto (waktu) itu (dalam Emil Salim) bahwa salah
alam kita untuk memenuhi keperluan pembangunan ini, sedangkan sumber daya
alam tersebut serba terbatas. Itulah sebabnya maka menjadi penting untuk berlaku
bijak sana dan hemat dalam mengelola sumber-sumber daya alam untuk
pembangunan ini. Hal ini berarti bahwa kondisi yang sekaran terdapat dalam
sumber-sumber alam secara minimal harus dipertahankan. Oleh karena itu, secara
bertahap di ikhtiarkan agar tingkat kesuburan tana, luas area hutan, kedalaman
sungai, kejernihan danau, sungai dan laut, kebersihan udara dan potensi
bukan hanya berarti pelestarian dan perlindungan semata, akan tetapi juga
pemanfaatan secara bijaksana sesuai dengan perinsip/asas dan norma hukum yang
11
Emil Salim. 1989. Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Penerbit Mutiara Sumber Widya
Jakarta. Hlm
12
Ibid Hlm 119
14
berlaku. Berdasarkan hasil kajian terhadap perinsip hukum pelestarian fungsi
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Diantaranya ada 13 prinsip
peruntukan, fungsi, dan pengunaan kawasan hutan, agar dapat di cegah terjadinya
perinsip akses pada informasi, perinsip partisipasi publik, perinsip kehati hatian,
jaminan kepastian hukum atas setatus kawasan hutan; perisip penanggulangan dan
penegakan hukum; baik prefentif maupun represif secara tegas dan konsisten.
fungsi dan pengunaan kawasan hutan, yang diberikan kepada perusahaan besar,
pelangaran yang terjadi, baik dilihat dari aspek kewenangan prosedur maupun
apanila para pengambil keputusan taat asas dan konsisten menerapkan perinsip
15
dimaksud sebagai acuan dalam penetapan kebijakan dan atau pengambilan
keputusanya13
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang-ndang ini merupakan lex
mengatur seebagian mengenai hutan hutan dan kawasan hutan yang telah diatur
sumber daya alam hayati di indonesia itu sendiri baik itu sumber daya alam nabati
(tumbuhan) maupun sumber daya alam hewani (satwa) hal ini mengacu kepda
ketentuan pasal 21 ayat (1) dan (2) yang mana menyatakan sebagai berikut.
13
http://dinamikahukum..fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/downliad/180/128 penulis
Iskandar.Fakultas Hukum Universitas Bengkulu. Tentang Aktualisasi Prinsip Hukum Pelestarian
Fungsi Lingkungan Hidup Dalam Kebijakan Perubahan Peruntukan, Funsi< dan Pengunaan
Kawasan Hutan.
16
1. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
lindungi;
Terhadap pelaku tindak pidana Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem diatur pada UU RI No. 5 Tahun 1990 Pasal 40 ayat (1); menyatakan,
perubahan keutuhan kawasan suaka alam, dan pasal 33 ayat (1), yaitu melakukan
kegiatan yang mengakibatkan perubahan keutuhan zona inti taman nasional, maka
dapat dipidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak dua
terhadap ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat (2),
yaitu melakukan kegiatan terhadap tumbuhan dan satwa yang paling dilindungai,
17
serta pasal 33 ayat (3), yaitu melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi
zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata alam, dipidanan dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda
Sedangkan kelainan diataur pada ayat (3) dan ayat (4), menetapkan masing-
masing pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda paling banyak seratus
juta rupiah serta pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda paling banyak
indonesia yang ada, tidak memuat definisi mengenai kawasan konservasi secara
jelas. Adapun pengertian kawasan konservasi yang ditemukan dan digunakan oleh
Menurut Undang-Undamg No. 5 tahun 1990 palas (1) ayat 9.’’ Kawasan
suaka alam adalah denagn ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan
14
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthanegara/article/download/9139/6897/ Oleh: Kadek Nicky
novita Tentang Bentuk-bentuk Perlindungan Konservasi Daya Alam Hayati Di Indonesia.
Fakultas Hukum Universitas Udayana.Diakses Tanggal 10 Juni 2020 Jam 09:41 WIB
15
http://ecopedia.wordpress.com/2006/01/08/kawasan-konservasi. Diakses tanggal 12 juni 2020
Iam 14;15 WIB
18
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsin sebagai wilayah
perlindungan, secara harfiah, berasal dari bahasa inggris conservation yang artinya
5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilaya dapat dikelola
16
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya.
19
konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan, kawasan itu sendiri
mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya
mencangkup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta
adalah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan.
Konservasi itu sendiri berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata
con (together) dan sevase (kepp/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya
memelihara apa yang kita punya (kepp/save what you have), namun secara
bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt konsep
the ise use of nature resource (pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam
sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Apabila merujuk
berikut.
keperluan manusi dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama
20
2. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antara waktu (generasi) yang
Pada tahun 1972 dilakukan pertemuan yang merupakan tonggak penting dalam
Pada tahun 1992, Earth Summit di Rio de janeiro, Brazil, atau yang
atau yang dikenal dengan istilah KTT bumi membahas berbagai cara untuk
21
perlindungan lingkungan dan kebutuhan mengentaskan kemiskinan di negara
Di Asia timur, konservasi sumber daya alam hayati (KSDAH) dimulai saat
Raja Asoka memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan
terhadap binatang liar, ikan, dan hutan. Sedangkan di Inggri, Raja William I pada
saat itu telah memerintah para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku
berjudul Doomsday book yang berisi inventarisasi dari sumber daya alam milik
kerajaan. Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk
konservasi sumber daya alam hayati pada masa tersebut, yaitu raja asoka
melakukan pengelolaan sumber daya alam hayati atas dasar adanya data yang
akurat. Berdasarkan pada fakta sejarah tersebut, dapat dilihat nahwa sejak zaman
dahulu, konsep konsevasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun
Konsep tersebut adalah konsep kuno konsevasi yang merupakan cikal bakal
pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak sana.
mana pada zaman dahulu, upaya konservasi lebih buruk dari pada sekaran17
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang
17
http://repository.ut.ac.id/4331/1/PWKL4220-M1.pdf . Oleh Dr Joko Christanto,M.Sc. tentang
Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan.
22
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasn pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga
1. Cagar Alam;
2. Suaka Margasatwa;
Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam
insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di habitat aslinya
adalah konservasi jenis flora dan fauna yang di lakukan di luar habitat aslinya.
PSPK;
23
2. Pengawetan Keaneka Ragaman Jenis Tumbuhan Dan Satwa Beserta
Ekosistemnya
ekosistemnya.
Eksitu)
berdaasarkan Prinsip konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang
18
http://pediailmu.com/teknik-lingkungan/konsepkonservasi-sumber-daya-alam-dan-lingkungan/
Diakses Tanggal 10 Juni 2020 Jam 18:35 WIB
24
tertuang dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAHE dan
yaitu
ekosistemnya;
4.
Sebelah Utara
Curahtakir
Sebelah Timur
Berbatasan Dengan Desa Sarongan Dan Kawahan PTPN XXI Sumber Jambe
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Kawasan PTPN XII Kalisanen, PTPN Kottah Bleter, dan Perum Perhutani RPH
Sabrang19
19
https://merubetiri.id/ Tentang Profil Meru Betiri. Diakses Tanggal 10 Juni 2020 Jam 19:59 WIB
25
2.3.2 Sejarah Meru Betiri
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang diman faatkan
20
Meru betiri bersetatus sebagai hutan lindung yang penetapan berdasarkan Besluit
van den Directur van Landbouw Neverheiden Handel yaitu pada tanggal 29 Juli
1931 Nomor: 7347/B serta Besluit Directur van Economiche Zaken tanggal 28
Tahun 1972:
20
https://merubetiri.id/. Foto Luas kawasan Taman Nasional Meru Betiri Diakses Tanggal 10 Juni
2020 Jam 1;30 WIB.
26
Berdasarkan surat keputusan Mentri Pertanian Nomor : 529/Kpts/Um/6/1982
tanggal 21 Juni 1982 Kawasan Suaka Marga Satwa Meru Betiri di perluas
menjadi 58,000 hektare. (perkebunan bandealit dan Sukamade Baru seluas 2.155
hektare, serta kawasan hutan lindung sebelah Utara dan Kawasan perairan laut
sepanjang pantai Selatan seluas 845 hektare). Surat pernyataan Mentri Pertanian
Tahun 1999 :
Zona Taman Nasional Meru Betiri seluas 58.000 hektare bedasarkan SK Dirjen
Tahun 2014 :
Penetapan kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri seluas 52.626.04 hektare
Tahun 2016 :
Peraturan yang menaungi kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri dalam
melaksanakan tugas sesuai fungsinya sebagai Taman Nasional Meru Betiri adalah
27
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang jenis Tumbuhan dan Satwa
Yang Di Lindungi.
Visi
Menjadi Taman Nasional Meru Betiri dengan Biodiversity yang tinggi sebagai
pusat wisata edukasi, yang dilola secara kolaboratif, terpadu, nyata, mantab dan
berwibawa.
Misi
kesejahteraan masyarakat;
Pemanfaatan lestari SDAH dan Taman Nasional Meru Betiri, yaitu peman
faatan SDAH dan E yang diarahkan pada upaya memelihara kelestarian eksistensi
21
https://merubetiri.id/. Sejarah Meru Betiri Diakses tanggal 10 Juni 2020 Jam 01:30 WIB
28
dan kelestarian fungsi SDAH dan E Meru Betiri, secara Umum Kegitatan peman
4. Ekspedisi
indonesia. Berikut ini beberapa peraturan yang perlu di pedomi dalam konservasi
SDAH dan E:
Hidup;
Pembangunan Nasional;
29
8. Undang-undang Republik Indonesia no. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
Liar;
Liar
Pelestarian Alam;
Buru 22.
kegiatan memanen proses biologis dan ekosistem yang telah terakomulasi selama
daur hidupnya. Kegiatan ini harus dicapai dengan rencana sehingga menimbulkan
danpak negatif seminimal mungkin. Penebangan dapat dilakukan oleh siapa saja
22
http://merubetiri.id/website/detailkonten/14. Diakses tanggal 10 Juni 2020 Jam 22:12 WIB
30
selama mengikuti kriteria pengelolaan hutan lestari (sustainable forest
management).
pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan kayu yang bertentangan dengan aturan
yang saling terkait, mulai dari produsen kayu illegal yang melakukan penebangan
kayu secara illegal hingga ke pengguna atau konsumen bahan baku kayu. Kayu
dilakukan, yang bertentangan dengan hukum atau tidak sah menurut hukum.
Menurut Forest watch Indonesia dan Global forest watct, pengertian illegal
Logging adalah semua kegiatan kehutanan yang berkaitan dengan pemanenan dan
pengelolaan, serta perdagangan kayu yang tidak sesuai dengan hukum Indonesia23.
Pembalakan liar atau lebih dikenal dengan illegal logging adalah kegitan
kayu yang tidak sah dan tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Secara umum,
kegiatan ini dilakukan terhadap areal hutan yang dilarang untuk pemanenan kayu.
Konsep pembalakan liar yaitu dilakukannya pemanenan pohon hutan tampa izin
23
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/214/11840020_files5.pdf. Op. Cit. Pendapat
Para Ahli Tentang illegal Logging Diakses Tanggal 12 Juni 2020 Jam 20:05.
31
dengan tidak dilakukannya penanaman kembali sehingga tidak dapat di kata
semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi.
Hal tersebut mengandung arti kegiatan ini bisa dilakukan oleh suatu kelompok
yang didalamnya terdiri dari dua orang atau lebih yang bertindak bersama
dan satwa yang dilindungi sebagai mana dimaksud dalam lampiran yang
merupakan baian tidak terpisah dari peraturan mentri ini; Pasal 2, “ pada saat
peraturan Mentri ini mulai berlaku, lampiran peraturan pemerintah no. 7 tahun
1999 tentang pengawetan jenis Tumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara Republik
Nomor 3803), di cabut dan dinyatakan tidak berlaku; Pasal 3, “Peraturan Mentri
32
Berikut adalah daftar jenis tumbuh-tumbuhan khsusnya kayu yang dilindungai:
alam juga sangat terasa. Hutan-hutan sudah banyak yang dibabat bergantian
dengan pemukiman, gedung atau dijadikan perkebunan. Hal ini tentu saja
yang tidak bertanggung jawab yang mencari keuntungan tanpa berfikir tentang
kelestarian alam.
33
melindungi tumbuh-tumbuhan yang terancam kepunahan. Berikut ini beberapa
1
Hangkang Palaquium leiocarpu
2
Jelutung Dyera sp
3
Katiu Ganna metloyauma
4
Kemenyan Stura sp
5
Malam merah Pakaquium gutta
7
Mata kucing Shorea sp
Tabel 1 Jenis Jenis Kayu Yang Dilindungi
1
Balang suntai Palaquium walsurifolium
2
Enau Arenga pinnata
Tabel 2Jenis Jenis Kayu Yang Dilindungi
1
Bayur Pterospermum sp
2
Eucalyptus Eucalyptus sp
3
Ipil Instsia amboinensis
34
4
Kayu Bawang Scordocarpus borneensis
5
Kayu Hitam Diospyros sp
6
Ketium Timonius sericcus
7
Purnamasada Cordia subcordata
8
Sawo Kecik Manilkata kauki
9
Sano Keling Dalbergia latifolia
10
Suren Toona sureni
11
aker dan Mata Buta Duabangga meluccana dan
fagraea fragrans
Tabel 3 Jenis Jenis Kayu Yang Dilindungi
1
Hongi/saya Myristica 0rgentea
2
Kayu Kuning Caundrania sp
3
Kayu Sepang Caesalpina sappan
4
Kayu Lawang Cinnamomun cullilawan
5
Massoi Cryptocaria massooi
6
Mata Buta Excoecaria agallocha26
26
http://www.negeripesona.com/2015/04/Tumbuhan-dilindungi-di-indonesia.html?m=1 Diakses
Tanggal 10 Juni 2020 Jam 23:21 WIB
35
Tabel 4 Jenis Jenis Kayu Yang dilindungi
BAB III
PEMBAHASAN
Meru Betiri
penampung karbon dioksida (CO2), penghasil oksigen (O2), penyedia air, dan
36
flora dan fauna di dalamnya akan tertekan akibat kegiatan penghilangan hutan
yang tidak bertanggung jawab atau yang biasa disebut illegal logging atau
pembalakan liar.
Pembalakan liar atau illegal logging bisa terjadi pada kondisi hutan yang
sulit dijangkau oleh orang lain sehingga sulit dilakukan pengawasan. Mirisnya,
penebangan yang tidak didasari oleh surat izin sah sangat marak terjadi di
Indonesia. Pengusaha produksi kayu lebih memilih jalan yang sangat singkat dari
yang telah terakumulasi selama daur hidupnya. Kegiatan ini harus di capai dengan
dapat dilakukan oleh siapa saja selama mengikuti kriteria pengelolaan hutan
serta penjualan kayu maupun hasil olahan kayu yang tidak sah dan tidak memiliki
izin dari otoritas setempat. Secara umum, kegiatan ini dilakukan terhadap area
hutan yang dilarang untuk pemanenan pohon hutan tampa izin dengan tidak
37
semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi.
Hal tersebut mengandung arti kegiatan ini bisa dilakukan oleh suatu orang atau
perusakan hutan. Pembalakan liar dan Deforestasi, hutan yang memiliki keaneka
ragaman tinggi menjadi sumber kekayaan bagi Negara tempat hutan tersebut.
Flora dan fauna yang hidup didalamnya akan mendukung terciptanya ekosistem
yang marak terjadi di berbagai negara ini sangat membahayakan fauna dan flora
yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena hilangnnya tutupan atau yang
dampak negatif akibat hilangnya tutupan hutan. Kebutuhan manusia akan bahan
(illegal logging) tentu saja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju
38
Pada beberapa tempat, seperti pada wilayah gambut, hilangnya pohon akan
sehingga ketinggian tanah berkurang. Kondisi ideal pada lahan gambut yaitu
adanya tutupan tanah berupa tajuk pohon yang melindungi tanah mengalami
evaporasi sehingga tanah tidak kering. Kegiatan pembalakan liar (illegal logging)
oleh penjahat akan menghilangkan tutupan hutan tersebut dan tidak bertanggung
jawab atas perubahan yang terjadi pada lahan tersebut. Fakta-fakta pembalakan
liar, kegitan pembalakan liar sangat berhubungan dengan hilangnya tutupan hutan.
dukungan dari pihak tertentu dan dapat dengan mudah menjalankan oprasi
dimulai pada akhirtahun 1960-an dan berlanjut hinga tahun 2000. Lebih dari
150.000 Km hutan hujan AMAZON hilang dari tahun 2000 hingga 2008.
hutan di Indonesia. Hasil analisis Forest watch Indonesia (FWI) dan (GFW)
merupakan akibat dari sistem politik dan ekonomi yang memerlukan sumber daya
39
Meurut Nurdjana, teguh prasetyo dan sukardi, pengertian pembalakan liar
(illegal logging) adalah rangkaian kegiatan dalam bidang kehutanan dalam rangka
pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan kayu yang bertentangan dengan aturan
yang saling terkait, mulai dari produsen kayu illegal yang melakukan penebangan
kayu secara illegal hingga ke pengguna atau konsumen bahan baku kayu. Kayu
kawasan Taman Nasiobal Meru Betiri (TNMB) yang berada di kabupaten Jember
dan Banyuwangi, selama lima bulan terakhir (Januari-Mei) 2011. Menurut kepala
tersebut, hanya empat kasus yang diproses oleh petugas TNMB dan aparat ke-
temuan petugas dan tidak ada tersangkanya. Petugas hanya menemukan bekas
kayu hutan yang sudah ditebang dan sejumlah glondongan kayu di pinggir hutan,
27
http://foresteract.com/illegal-logging-pembalakan-liar/ Diakses Tanggal 5 Juli 2020 Jam 00:05
WIB.
28
Op.cit hlm 33
40
kasus penebangan kayu secara ilegal terbanyak berada di kawasan Seksi
28.370 hektare (Ha). ”Kawasan SPTN Wilayah II meliputi Desa Sanen Rejo,
Andongsari, Wonosari dan Bandealit. Jumlah petugas yang memantau wilyah itu
sangat terbatas, sehingga pembalakan liar masih saja terjadi di Kawasan Taman
yang paling banyak ditebang oleh pelaku biasanya jenis kayu sapen, kemuning
dan garu karena kayu tersebut mudah dijual untuk kebutuhan rumah seperti untuk
pintu dan jendela. Selain pembalakan liar, lanjut dia, selama lima bulan terakhir
juga terjadi perburuan satwa liar sebanyak dua kasus, perambahan hutan sebanyak
kawasan konservasi Meru Betiri seluas 58.000 hektare (ha) tidak seimbang,
katanya menjelaskan. Menurut dia, jumlah pembalakan liar tahun 2010 sebanyak
43 kasus, tahun 2009 sebanyak 58 kasus, dan tahun 2008 sebanyak 65 kasus,
”mudah-mudahan kasus pembalakan tahun ini menurun dengan kerja keras yang
belum jera, terbukti Gakkum KLHK tanggkap pelaku ilegal logging di Taman
Nasional Meru Betiri, Sidoarji-Tim Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan
balai penegakan hukum (Gakkum) LHK Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tengara
mengungkap dugaan kasus penebangan liar yang bersal dari Taman Nasional
29
http://www.antaranews.com/berita/261486/pembalakan-liar-mengancam-meru-betiriDiakses
Tanggal 18 Juli 2020 Jam 21:16 WIB.
41
Meru Betiri-Jember Penyidik menahan 2 orang pelaku, beserta barang bukti 1 truk
berisi kayu olahan illegal logging jenis kluncing, rau dan bayur. Jumat,
dan data intelijen Tim Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan Balai
Gakkum Jbal Nussra. Tim Oprasi Balai TNMB berhasil menangkap 2 orang
pelaku dengan barang bukti 1 truk berisi kayu olahan illegal logging tampa di
lengkapi dengan dokumen surat keterangan Sahnya Hasil hutan (SKSHH) di Desa
menyerahkan tersangka inisial FF dan M beserta barang bukti kayu olahan dan
truk pengangkut kepada penyidik PNS Gakkum JabalNusra, Pukul, 14:30 WIB
19/03/2020.
sedangkan barang bukti berupa kayu olahan 364 batang dan truk untuk sementara
diamankan di kantor Balai Gakkum Jabalnusra-Sidoarjo. Saat ini, tim PPNS Balai
kasus ini untuk mengungkap keterlibatan pihak lain yang merupakan jaringan
predaran kayu illegal. Dua orang pelaku lapangan yang sudah diamankan ini
menjadi pintu masuk untuk menjerat para pemodal” kata Muahammad Nur selaku
hidup dan merugikan masyarakat. Harus ada efek jera. KLHK tidaka akan
42
berhenti menindak pelaku kejahatan lingkungan seperti ini.”Kata Rasio Ridho
huruf e Jo Pasal 83 Ayat (1) huruf b Pasal 16 jo 88 Ayat (1) huruf a, Undang-
Hutan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling
Kayu illegal di Kabupaten Jember-Jawa Timur. “kami akan bekerja terus untuk
pembalakan lair (illegal logging) di Indonesia. Baik faktor yang bersifat langsung
maupun tidak langsung. Akar dari semua faktor tersebut adalah praktek korupsi
tersebut diantaranya:
30
http://corpsnews.com/2020/03/21/gakkum-klhk-tangkap-pelaku-ileggal-logging-di-taman-
nasional-meru-betiri/ Diakses Tanggal 18 Juli 2020 Jam 14:44 WIB.
43
untuk kebutuhan industri sehingga timbulah pasar kayu ileggal, baik di
Sanksi hukum yang dikenakan kepada para cukong kayau illegal logging
sehingga para cukong kayu illegal logging masih mempunyai celah untuk
44
melakukan perbuatan suap-menyuap untuk memperlancar dalam
Integritas penegakan hukum (Polisi Hutan, Polri, jaksa TNI, Hakim) yang
logging). Pelaku utama yang terlibat dalam penebangang liar adalah sebagai
berikut:
besar, sedang dan kecil pembeli kayu curian (penadah), termasuk sawmil
2. Pemegang HPH yang mengambil kayu di luar ketentuan jatah tebang dari
Rencana Karya Lima Tahun (RKL) dan Rencana Karya Tahunan (RKT).
3. Pengusaha yang hanya mencari keutungan cepat, dimana aspek legal tidak
31
http://deviratnasavitri.wordpress.com/illegal-logging/ Diakses Tanggal 19 Juli 2020 Jam 15:54
WIB.
45
4. Unsur-unsur dari penegak hukum yang tidak jujur, yang mendukung dan
lain-lain.
Betiri
Musafa proses yang dilakukan pelaku illegal logging memang beragam tetapi
proses yang sering terjadi atau yang sering digunakan oleh para pelaku illegal
logging di Taman Nasional Meru Betiri biasanya terdiri dari tiga bagian yang
2. Pemodal
46
3. Distributor
sebagai pelaku illegal logging yan terjun langsung dihutan dalam proses
penabangan kayu, sedangkan pemilik modal adalah orang yang mempunyai modal
menebang pohon secara liar, pemodal yang menjamin semuanya dari pralatan
Hutan
kaidah manajemen hutan untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan telah
menyebabkan berbagai dampak negatif dalam berbagai aspek. Sumber daya hutan
kian menjadi rusak akibat maraknya penebangan liar dalam jumlah yang sangat
besar. Kerugian akibat penebangan liar memiliki dimensi yang luas tidak saja
terhadap masalah ekonomi, tetapi juga terhadap masalah sosial, budaya, politik
ekonomi yang muncul akibat penebangan liar bukan saja kerugian finansial akibat
47
hilangnya pohon, tidak terpungutnya DR dan PSDH akan tetapi lebih berdampak
pada ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan
masyarakat sekitar, bahkan masyarakat dunia, tidak hanya kerusakan secara nilai
ekonomi, akan tetapi juga mengakibatkan hilangnya nyawa yang tidak ternilai
sebagai berikut:
Dampak yang sudah mulai terasa sekarang ini adalah pada saat musim
hujan wilayah Indonesia sering dilanda banjir dan tanah longsor. Banjir
32
http://repository.unej.ac.id/handle/12345789/58751/ Oleh Zahrotun Nazia tentang Kajian
Yuridis Mengenai illegal logging di Kawasan Hutan
48
mengakibatkan masyarakat di sekitar hutan kekurangan air bersih dan air
untuk irigasi.
Lapisan tanah yang subur sering terbawa arus banjir yang melanda
dari sektor Kehutanan, kecuali pemasukan dari pelelangan atas kayu sitaan
Indonesia sebagai paru-paru dunia telah hancur oleh ulah para pelaku
mengancam dunia33.
Pasal 33 yat (3) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bumi air,
33
http://Isc.Bphn.go.id/tips op.cit
49
pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pribadi dalam memberantas
Nasional Meru Betiri tidak hanya bekerja sendiri, melainkan bekerjasama dengan
yang marak terjadi kawasan Taman Nasional Meru Betiri, antara lain Meru Betir
bekerjasama dengan:
resort Taman Nasional Meru Betiri yang berada di Desa Curah Takir Kecamatan
di curah takir yang bertugas sebagai informan apabila terjadi kerusakan atau
kejahatan hutan yang terjadi di sekitar kawasan hutan, sebagai ujung tombak
dilakukan oleh Balai Taman Nasional Meru Betiri mencangkup semua aspek, dari
peran Pemerintah sampai peran serta masyarakat. Ada beberapa alasan mengapa
aktivitas pembalakan liar di Taman Nasional Meru betiri sulit untuk dihentikan
oleh resot curah takir, yaitu, penebangan liar yang terjadi di kawasan Balai Taman
34
http://repotsitory.unej.ac.id/handle/123456789/58751. Artikel zahroutun Naziah Diakses
Tanggal 30 Juni 2020 Jam 22.22
50
Nasional Meru Betiri dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan sebagai sumber
mata pencarian meraka di dukung oleh penyokong dana atau cukon. serta
masyarakat sekitar masih berspektif bahwasanya hutan adalah milik negara yang
menurut pemahaman mereka segala sesuatu yang ada dihutan boleh di ditebang,
ekosistem hayati yang harus di jaga kelestarianya agar tetap lestari. Adapun faktor
sebgai berikut:
Faktor Pendidikan
hutan
3.2.1Upaya hukum yang dilakukan Balai Taman Nasional Meru Betiri dalam
Pemberantasan Perusakan Hutan, Pasal (3) yang berbunyi, perusakan hutan adalah
proses, cara, atau perbuatan merusak hutan melalui pembalakan liar, pengunaan
kawasan tampa izin, yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin
di dalam hutan yang telah ditetapkan, yang telah ditunjuk, ataupun yang sedang
35
Bahrudin polhut pelaksana resort curah takir Balai Taman Nasional Meru Betiri
51
diproses penetapanyan oleh pemerintah. Pasal (4) pembalakan liar adalah semua
pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi. Adapun upaya
hukum yang dilakukian Balai Taman Nasional Meru Betiri sebagai berikut:36
1. Tindakan Prefentif
masyarakat.
36
Undang-Undan No.18 Tahun 2013
52
Upaya memberantas pemabalakan liar illegal looging telah dilakukang
akan tetapi belum memperlihatkan hasil yang maksimal karena masih lemahnya
hukuman ringan atau bahkan bebas sama sekali. Tindakan represif merupakan
unnsur penegakan hukum yaitu penyidik (polisi dan PNS), Jaksa penuntut umum
pemberian sanksi hukum harus tepat. Adapun tindakan yang perlu dilakukan
diatanranya:
53
Untuk mendukung penegakan hukum, sesunguhnya telah ada berbagai aturan,
diantaranya:
a. UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya.
kehutan.
Pelestarian Alam.
Liar.
ilegal dan peredaran hasi hutan ilegal di kawasan ekosistem leuser dan
Indonesiah.
54
pemberantasan penebangan kayu secara illegal di kawasan hutan dan
a) Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan kayu yang
berasal dari kawasan hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat
yang berwenang.
diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil
kayu.
d) Membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut
atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang.37
Illegal Logging
Illegal Logging terdapat dalam Pasal 58, Pasal 59, Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62
37
http://repotsitory.unej.ac.id/handle/123456789/58751. Artikel zahroutun Naziah Diakses
Tanggal 30 Juni 2020 Jam 22.22
55
dan Pasal 63 Undan-Uadan No.18 tahun 2013 Tentang Pencegahan dan
BAB 1V
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hukukm Kawasan Konservasi Meru Betiri dari Pembalakan Liar illegal logging
hadapi Balai Taman Nasional Meru Betiri dalam pokok kerjanya, salah satu faktor
sering terjadinya pembalakan liar di Kawasan Balai Taman nasional Meru Betiri
hutan, Menurut bapak Bahrudin selaku Polhut yang merangkap menjadi kepala
38
Undang-undang No. 18 tahun 2013 Perlindungan dan Pencegahan Pemberantasan Perusakan
Hutans
56
Resort curah takir tersebut, dan ditambah faktor ekonomi masyarakat sekitar
hukum.
4.2 Saran
penting agar kasus-kasus pembalakan liar tidak terjadi lagi, serta menjadikan
masyarakat sekitar sebagai pelaku utama dalam melindungi hutan agar tetap
mereka.
57
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Prof. Abdullah Marlan, S.H.,M.H. dan Rina Maryana, SH.,MH Hukum Konsevasi
Quraish Shihab. 1993. Membumikan Al-qur’an, Penerbit Mizan Jakarta. Hlm 295
John. 1990. Pengelolaan Kawasan Yang dilindungi Daerah Tropika, Gajah Mada
University, Hlm 17
58
Emil Salim. 1989. Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Penerbit Mutiara
Moh. Soerjani. 1987 Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam
Munadjat Danusaputro, st. 1985 Hukum Lingkungan 1 Umum Hlm 158 dan Buku
II Hlm 79.
Peraturan Perundang-undangan
Perusakan Hutan.
Dari Internet
http://Ojs.unud.ac.id/index.php/karthanegara/articele/downdload/9139/6897.
Jam 17:16
59
Iskandar. Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Tentang Aktualisasi Prinsip
http://dinamikahukum..fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/downliad/180/128
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthanegara/article/download/9139/6897/ Oleh:
Lingkungan.
http://pediailmu.com/teknik-lingkungan/konsepkonservasi-sumber-daya-alam-
01:30 WIB
60
http://merubetiri.id/website/detailkonten/14. Diakses tanggal 10 Juni 2020 Jam
22:12 WIB
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/214/11840020¬¬_files5.pdf. Op.
Cit. Pendapat Para Ahli Tentang illegal Logging Diakses Tanggal 12 Juni 2020
Jam 20:05
http://www.negeripesona.com/2015/04/Tumbuhan-dilindungi-di-indonesia.html?
http://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
http://www.trasiskom.com/2016/3/pengertian-studi-kepustakaan.html?m=1
61
62