Shalat Fardhu
Shalat Fardhu
MAKALAH KELOMPOK
Disusun oleh :
Siti Maryanah (1211025634)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang hanya dengan limpahan Rahmat, Taufik serta Ridlo-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Shalat Fardhu".
Salawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dan
pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih khususnya kepada:
1. Bapak dosen pembimbing mata kuliah Studi fiqh ibadah yang
telah mencurahkan segalanya demi kesempurnaan makalah ini.
2. Segenap orang tua saya yang telah banyak mendukung kami.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
penulis dalam penulisan makalah ini, maka penulis yakin bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun yang dapat penulis jadikan pedoman penulisan di waktu
yang akan datang.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis senantiasa mohon curahan berkah
dan rahmat-Nya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
I
Daftar isi
Bab I ..................................................................................................................1
Pendahuluan ......................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................5
Bab II.................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................6
A. Pengertian Sholat.................................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................... 24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu bagian dari Rukun Islam, yang wajib kita
yang paling utama, yang diwajibkan kepada kita semua sebagai muslim.
tanpa pelantara malaikat Jibril, pada malam Isro Miraj nya Rasul ke sidrotul
shalat juga merupakan salah satu media komunikasi kita dengan Allah
SWT, dengan shalat sebagai media komunikasi kita kepada Allah, maka kita
bisa menangis, memelas, berkeluh kesah atas segala sesuatu hal yang
menyesakkan dada. Dalam shalat telah terhimpun segala bentuk dan tatacara
yang dikenal oleh kalangan umat manusia sebagai bentuk pengagungan dan
1
Saleh al Fauzan, Fiqh Sehari-hari, Alih Bhs.Abdul Hayyie al Kattani dkk (Depok: Gema Insani,
2009), hlm.58.
1
Walaupun secara logika shalat merupakan kegiatan rutin yang
sujud, tunduk dan sebagainya. Hal demikian yang kita lakukan sebagai
bentuk rasa syukur kita terhadap Allah SWT. Menurut seorang tokoh
bahwa shalat dalam Agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat
ditandingi oleh ibadah manapun juga. Karena shalat merupakan tiang agama
bagi umat Islam. Ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak
الصال ة عام ادل ين من امقها فقد اقا م ادل ين و من هد هما فقد هد م ادل ين
meruntuhkan agama itu bukan umat yang lain akan tetapi tergantung pada
Takhrij Haditsnya :
As-syaikh berkata : “aku tidak mendapati matan hadits yang seperti ini.
2
Sayyid Sābiq, Fiqh Sunnah, (Kairo: al Fatḥu li al I’lām al ‘Arābī, ), hlm. 63.
3
Sentot Hariyanto, Psikologi Salat, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 156.
2
Lafadz seperti ini dikeluarkan oleh Imam Baihaqi dalam “Syu’abul Iman”
pertamakali di hisab kelak dihari kiamat. Oleh sebab itu jangan pernah
Shalat itu wajib bagi atas orang yang beragama Islam, yang berakal lagi
عن اانءم حىت يستيقظ وعن اصيب حىت حيتمل وعن اجملنون حىت يعقل: رفع القمل عن ثال ث
Artinya :
bermimpi, dan dari oranggila sampai ia sadarkan diri” (H.R Ahmad dan Ash
habus Sunan serta Hakim yangmengatakan sah dengan syarat Bukhari dan
shalat bagi kita yang beragama Islam. Sebab wajibnya shalat tersebut maka
tidak ada celah bagi kita untuk menghindarinya. Walau faktanya dizaman
khawatir sedikitpun.
3
Dalam kaitannya dengan ibadah shalat ada tiga golongan umat Islam
amal pun, sebagaimana tiada diterima dengan ada syirik karena salat itu
dimana rumah itu tidak bisa berdiri tegak tanpa adanya tiang (shalat).
ibadah shalat dengan beberapa alasan atau sebab seperti sebab lupa atau
sebab ketiduran. itu tidak menjadi masalah asalkan ketika ia bangun dan
yang ia tinggalkan.
waktu shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat
Seluruh ulama sepakat bahwa mengqaḍa bagi mereka yang tertidur dan
lupa adalah wajib, berdasarkan Hadits yang disebut di atas, namun mereka
4
T.M. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Salat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm.25.
5
Ibid, hlm.60.*
4
berbeda pendapat dalam hal qadha shalat bagi mereka yang sengaja
Shalat merupakan ibadah yang dibatasi awal dan akhir waktunya. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak sah suatu shalat yang dikerjakan
sebelum dan sesudah waktunya. Maka apabila ada seorang muslim yang
dalam waktunya, wajib bagi mereka mengerjakan shalat itu ketika mereka
muslim harus mengerjakan shalat farḍu lima waktu, akan tetapi realitanya
B. RUMUSAN MASALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Secara bahasa, kata sholat berasal dari bahasa Arab yang berarti
do’a,pengertian ini antara lain terlihat dari firman Allah SWT dalam surat At-
Para ahli mengartikn shalat secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah
shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya serta
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
6
[Sayyid Sabiq., Fiqh al-Sunnah, jilid I, Dar al_Fikr, Beriut, 1983. h. 78. }
6
atau keduaduanya.7 Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat
45:
صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ – ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ – ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم ِ َٱ ْت ُل َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْيكَ ِمنَ ْٱل ِك ٰت
َّ ب َوَأقِ ِم ٱل
َّ صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل
ََماتَصْ نَعُون
Artinya :
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Sholat merupakan cara menyembah Allah yang telah ada sejak sebelum
diutusnya nabi terakhir, Muhammad SAW. Hanya saja, berkat rahmat Allah
ta’ala Rasulullah diberi wahyu untuk memperbaharui syariat sholat yang telah
‘alaihissalam:
sholat dan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhoi disisi Tuhan-Nya”
7
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,(Sinar Baru Algensindo), hlm. 53
7
Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi
Isa ‘alaihissalam:
ت َحيًّا
ُ صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َما ُد ْم َ َْوَأو
َّ صانِي بِال
kepada Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, yang terjadi sekitar
Seperti yang diriwayatkan dalam hadist sahih Imam Bukhari (No. 342)
memfardhukan sholat 50 waktu pada ummatku, maka aku kembali lagi, dan
Dia (Allah) berfirman: “sholat 5 waktu itulah (pahalanya sama dengan) sholat
Sejak saat itulah sholat wajib atau fardhu yang lima waktu sehari
Adapun waktunya ialah shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. sholat lima
waktu tersebut pahalanya sama seperti sholat 50 waktu, terlebih jika dilakukan
di masjid secara berjamaah bagi laki-laki dan di rumah bagi perempuan, akan
8
Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat
yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan
bawah ini:
َالص– ٰلوة
َّ الص– ٰلوةَ ۚ اِ َّن ْ ض ْيتُ ُم الص َّٰلوةَ فَ ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ قِيَا ًما َّوقُ ُع––وْ دًا َّوع َٰلى ُجنُ––وْ بِ ُك ْم ۚ فَ–ا ِ َذا
َّ اط َم– ْأنَ ْنتُ ْم فَ–اَقِ ْي ُموا َ َفَا ِ َذا ق
َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا
ْ َكان
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana
biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. (QS. al-
Baqarah: 238)
9
Terdapat juga dalam hadits Rasulullah SAW, yang artinya “Dari
Abdullah bin Umar r.a, berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “dasar (pokok)
Islam itu didirikan atas lima hal, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
Syarat-syarat shalat
Lazim diketahui bahwa syarat shalat terbagi menjadi dua; syarat wajib
dan syarat sah. Syarat wajib ini maknanya, seseorang tidak dibebani kewajiban
1. Beragama Islam
2. Balig
3. Berakal sehat,
5. Mendengar informasi ihwal dakwah Islam (Ini nyaris tak ditemukan sekarang),
dan
Dampaknya, tidak wajib shalat bagi yang tunanetra dan tunarungu sejak
lahir. Sebab ia tak dapat menerima pelajaran shalat baik dengan isyarat atau
kalimat.
8
Muhammad Nashiruddin al Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, (Penerjemah: Asep Saefullah dan
Kamaluddin Sa’adyatulharamain, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), cet. ke-3, hal. 14
10
Syarat sah itu sendiri, sebagaimana Syekh al-Islam Abu Zakariya al-
menjadi barometer sah dan tidaknya shalat. Artinya, bila ini tidak terpenuhi,
1. Beragama Islam
2. Mumayyiz (syarat ini untuk mengecualikan orang gila dan anak kecil yang
8. Menutup aurat bagi yang mampu (dengan batasan tertentu bagi perempuan dan
laki-laki)
orang yang dalam kecamuk perang, dan orang yang buta arah ‘isytibahul qiblah’).
11. Tidak banyak bergerak selain gerakan shalat (Imam Syafi’i membatasinya tiga
gerakan)
9
Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar as-Syathiri dalam Syarh al-Yaqut an-Nafis fi Madzhab
Ibni Idris (halaman 140-147) membahas 15 syarat shalat secara rinci dan gamblang
11
13. Tidak dalam keraguan apakah sudah bertakbiratulihram atau belum
14. Tidak berniat memutus shalat atau tidak dalam keraguan apakah akan
Rukun Shalat
riwayat al-Bukhari ini mengajarkan bahwa tidak ada cara shalat selain seperti
Dan, para ulama berhasil merumuskan fardlu atau rukun shalat menjadi
Berikut rinciannya;
1. Niat
2. Takbiratulihram
4. Berdiri bagi yang mampu (hal ini berdasarkan hadits al-Bukhari yang
artinya, ‘Shalatlah dengan cara berdiri, bila tak mampu, maka boleh duduk.
10
“Fathu Al-Qorib Al-Mujib Fi Syarhi Alfazhi At-Taqrib”.kitab fathu qarib.bab 3
12
Ada tambahan dalam riwayat an-Nasa’i, ‘jika masih tidak mampu, boleh
yaqra’ bi fatihatil kitab, “Shalat tak akan sah bagi yang tidak membaca surah
al-Fatihah”. Bila tidak mampu, boleh membaca ayat lain yang diketahuinya.
Jika masih tak mampu, boleh berdzikir atau membaca doa-doa, dan pilihan
terakhir kalau tetap tak mampu adalah berdiam sekadar waktu membaca surah
al-Fatihah)
6. Rukuk
7. I’tidal
8. Sujud
11. Tasyahhud akhir
13. Melafalkan salam
lahiriah. Adapun untuk shalat batiniah, satu hal yang tak boleh hilang, yaitu
13
kesadaran akan esensi kerendahan kita sebagai hamba di hadapan keagungan
Tuhan (rububiyyah).
Inilah yang kita kenal dengan khusyuk. Allah berfirman dalam surah
َ َواِنَّهَا لَ َكبِ ْي َرةٌ اِاَّل َعلَى ْال ٰخ ِش ِع ْي ۙن ۗ صب ِْر َوالص َّٰلو ِة
َّ َوا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال
shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
أنه من حيث ال يعتقد في فعلها ثوابا وال في تركها وإنها ثقيلة على من لم يخشع:وإنما المراد بقوله
khusyuk’, yaitu dilihat dari aspek ketika ia tak meyakini pahala karena
melakukan shalat, dan siksa karena meninggalkannya, sehingga tentu berat saat
melakukannya.
14
Orang yang tidak mantap hati melihat kesungguhan Allah memberi
ganjaran terbaik-Nya (pahala) bagi yang khusyuk, juga siksa terberat-Nya bagi
sederhananya, menurut ar-Razi, sungguh absurd bila seseorang rela sibuk lagi
rutin melakukan sesuatu yang baginya tiada berguna sama sekali. Namun, bagi
yang merasa bahwa hal itu sangat penting, bahkan pada dirinya terdapat candu
tanpa tenaga seakan raga tanpa nyawa. Juga seperti kisah Abu Sa’id Abul
shalat, dapat diakses secara mudah pada buku-buku tentang tata cara shalat
(shifat as-shalâh).
15
Hukum shalat fardhu ada 5 waktu,bila dikerjakan mendapat pahala dan
akhir waktu dzuhur adalah apabila bayangan benda sama dengan ukuran
bendanya.
(b) Shalat Ashar. Awal waktunya adalah apabila bayangan sama dengan
benda lebih sedikit. Akhir waktu Ashar dalam waktu ikhtiyar adalah apabila
bayangan benda 2 (dua) kali panjang benda; akhir waktu jawaz adalah sampai
terbenamnya matahari.
merah sedangkan akhirnya untuk waktu ikthiyar adalam sampai 1/3 (sepertiga)
malan; untuk waktu jawaz adalah sampai terbitnya fajar yang kedua (shadiq).
(e) Shalat Subuh. Awal waktunya adalah terbitnya fajar kedua (fajar
shadiq) sedang akhirnya waktu ikhtiyar adalah sampai isfar (terangnya fajar);
takbir, 9 tahiyat, 10 salam, 153 tasbih. Jumlah rukun dalam shalat ada 126
rukun. Shalat subuh 30 rukun, maghrib 42 rukun, shalat empat rakaat ada 54
rukun.
11
“Fathu Al-Qorib Al-Mujib Fi Syarhi Alfazhi At-Taqrib”.kitab fathu qarib.bab 3
16
Dari kelima waktu tersebut, waktu yang paling utama dalam
waktu ini, didasarkan pada sabda Rasulullah yaitu: “Awal waktu itu ridha
Allah dan akhirnya adalah maafnya Allah. Dan jika tidak diperbolehkan
dengan mengakhirkannya”.
shalat diakhir waktu tanpa alasan yang jelas menurut Ibnu Abbas termasuk
waktu yang seharusnya.” Selain itu juga termasuk kategori orang-orang yang
lupa akan shalatnya. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada
Rasulullah saw, tentang orang-orang yang lupa akan salatnya (menurut QS. Al-
17
shalat fardhu berarti melepaskan diri dari jaminan Allah. Mu’adz bin Jabal
wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah Azza wa Jalla,”
(HR Ahmad).
Hal ini karena shalat sunnah dapat menjadi penyempurna shalat fardhu yang
sunnah muthlaq bisa dilakukan kapan saja karena tidak ditentukan waktunya.
mengerjakan shalat sunnah. Menurut catatan HR. Muslim (I/294) dan Abu
Dawud (2/1277), ada tiga waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat
sunnah, yaitu: ketika matahari mulai terbit hingga naik, ketika matahari berada
di tengah (tengah hari), dan ketika matahari doyong hendak terbenam hingga
terbenam.
Akan tetapi terkait shalat Tahiyat, sujud tilawah, sujud syukur, shalat
Id, shalat Kusuf, shalat Jenazah, dan shalat-shalat yang diqadha, menurut Imam
18
Abu Hanifah dan madzhab lainnya, shalat-shalat di atas termasuk yang
Hal yang membatalkan shalat ialah berhadas, baik hadas besar maupun
hadas kecil.
Hadas dalam hal ini ialah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim
yang telah baligh. Yang terbagi dalam hadas besar dan hadas kecil.
Contoh hadas kecil ialah setelah kencing, atau setelah buang air besar.
“Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika darah haid tersebut
sudah berhenti, maka mandilah dari darah tersebut, lalu shalatlah.” (HR.
2. Terkena Najis
Salah satu hal yang membatalkan shalat ialah terkena najis. Najis
19
Terkena najis adalah hal yang membatalkan shalat. Najis seperti
kencing, kotoran, darah haid, air mani, minuman keras, kotoran hewan yang
haram dimakan, hingga bangkai hewan kecuali bangkai manusia, ikan, dan
belalang. Contoh najis tersebut jika menempel pada tubuh atau pakaian yang
shalat. Berbicara dalam hal ini ialah bukan melantunkan bacaan doa dan zikir
sehari-hari.
Hal yang membatalkan shalat ini telah dilarang oleh Nabi Muhammad
manusia. Shalat itu hanya tasbih, takbir dan bacaan Alquran.” (HR. Muslim).
membatalkan shalat ini tidak berlaku jika auratnya terbuka secara tidak
20
sengaja. Mudahnya, aurat yang terbuka secara tidak sengaja akan
menyebabkan shalat batal jika terbuka sekilas dan segera ditutup kembali.
seorang hamba kepada Allah SWT. Niat yang lurus diperlukan agar
tercapainya doa da harapan tersebut. Berubahnya niat shalat dapat menjadi hal
Meski tidak terkena hadas maupun najis, niat merupakan kunci utama
dalam menjalankan shalat. Dalam hati seorang muslim yang sedang shalat,
tiba-tiba terbentik niat untuk tidak melakukan shalat dalam hatinya. Maka saat
Dalam shalat, harus menerapkan rukun shalat yang tepat. Tidak kurang
dan tidak lebih sesuai dengan tuntunan dalam syariat Islam. Hal yang
sengaja.
7. Membelakangi Kiblat
21
“..Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana
Secara sengaja bertolak dari arah kiblat merupakan salah satu hal yang
membatalkan shalat.
Dalam shalat berjamaah ada aturan khusus yang mengatur antara imam
shalat. Misalnya saat bangun dari sujud, mendahului instruksi dari imam dan
mendahuluinya. Kecuali mendahului gerakan imam tanpa sengaja, hal itu tidak
9. Banyak Bergerak
SAW. Secara baku, gerakan shalat ini tidak dapat diubah. Selain itu tidak
10. Tertawa
tidak bisa menahan tawa hingga tertawa hingga mengeluarkan suara. Beberapa
22
perbedaan pemahaman terjadi, bahkan tertawa baik itu tersenyum sekalipun
hal utama yang harus dipegang seseorang dalam menjalankan ibadah shalat.
shalat.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku berdasar pada Gerakan shalat itu
24