Anda di halaman 1dari 2

Horatio Spafford adalah seorang pengusaha dan pengacara yang sukses di Amerika, tepatnya di

Chicago. Ia adalah seorang yang aktif di dalam mendukung pelayanan, dan ia merupakan seorang
pengikut Kristus yang taat. Ia memiliki keterikatan yang kuat di dalam mendukung pelayanan
bersama sahabatnya D.L. Moody yang juga dari Chicago.

Awal mula peristiwa yang menyedihkan terjadi di kehidupan Spafford yakni pada tahun 1870 dimana
ia kehilangan anak laki-lakinya yang terkena virus demam berdarah dan membuatnya begitu sedih.
Setahun peristiwa duka yang ia alami itu berlalu, Spafford harus kembali diperhadapkan pada
kenyataan pahit. Pada tahun 1871 terjadilah satu peristiwa bencana dahsyat yang dicatat di dalam
sejarah sebagai bencana yang terbesar di abad itu yakni The Great Chicago Fire. Peristiwa kebakaran
hebat yang terjadi selama 3 hari ini menewaskan ± 300 orang. Api yang tidak terpadamkan itu juga
menghabiskan bangunan-bangunan elit sepanjang kurang lebih 9 km. Gedung-gedung serta
perumahan Real Estate termasuk di dalamnya properti gedung dimana Spafford berinvestasipun ikut
habis dilalap api yang membabi-buta.

Peristiwa ini ternyata membuat Spafford dan keluarga merasa terpukul. Terlebih khusus isterinya,
Anna. Dalam beberapa tahun, Anna masih merasa terpukul dan goncang dengan peristiwa tersebut.
Sehingga Pada November tahun 1873, Spafford merencanakan sebuah perjalanan untuk keluarganya
yakni dia, isterinya serta ke-empat anaknya. Ia ingin membawa anggota keluarganya menikmati
liburan yang dirangkaikan dengan menghadiri pelayanan D.L. Moody sahabatnya, di Eropa. Hal ini
untuk menghibur hati sang Istri. Akan tetapi, ketika mereka hendak berangkat, tiba-tiba Spafford
harus terbentur dengan urusan bisnis tiba-tiba yang tidak dapat ia tinggalkan. Oleh sebab itu,
Spafford harus tinggal dan menyelesaikan urusannya, dengan janji ia akan menyusul beberapa hari
kemudian. Sementara itu isteri dan anaknya tetap berangkat dan melanjutkan perjalanan liburan
mereka menuju Eropa menggunakan kapal S.S. Ville du Havre yang berlayar menuju Perancis.

Hal yang tidak terduga terjadi, kapal yang ditumpangi Isteri dan ke-empat anak Spafford ini harus
mengalami tabrakan dengan kapal cepat Skotlandia yang kemudian menenggelamkannya dalam
waktu 12 menit. Kapal S.S. Ville du Havre tenggelam dan terbawa hingga ke dasar laut. Sejarah
mencatat bahwa peristiwa ini menewaskan 226 penumpang termasuk ke-empat anak Spafford.
Beruntungnya, isteri Spafford dapat terselamatkan dari peristiwa naas ini bersama dengan 77 orang
penumpang dan kru.

Ketika kapal yang menolong korban kecelakaan kapal yang ditumpangi keluarga Spafford ini
mendarat di Cardif, Wales beberapa hari kemudian, Isteri Spafford segera mengirim telegram
kepada suaminya yang berisi tulisan “Saved alone” yang berarti selamat seorang diri. Ketika
menerima telegram ini, Spafford bergegas berangkat menemui isterinya dengan perasaan terpukul
dan hancur.

Spafford dengan segera menumpang kapal untuk menyusul isterinya yang sudah tentu dalam
keadaan tergoncang secara hebat karena kehilangan sekaligus empat anak mereka. Ketika ia sedang
berada di atas kapal dan memandang ke arah lautan luas, ia mulai menuliskan suatu lirik dari hasil
perenungan di dalam dukanya yang mendalam, yang belakangan menjadi lagu yang begitu apik:

When peace like a river attendeth my way

(Ketika kedamaian seperti sungai hadir dalamku)

When sorrow like sea billows roll

(ketika kesedihan seperti lautan yang bergelora)


Whatever my lot Thou hast thought me to say

(Apapun keadaanku Engkau Tuhan telah mengajariku untuk berkata)

It is well it is well with my soul

(Baik-lah, Baik-lah Jiwaku)

Perasaan Spafford tertuang di dalam lirik lagu ini yang menggambarkan imannya yang teguh
terhadap Allah yang ia percayai. Apapun keadaan yang ia alami, ia yakin dan percaya bahwa di dalam
Tuhan semua baik-baik saja.

Peristiwa ini membuat Spafford tentunya bersedih. Ia harus rela kehilangan semua anak-
anaknya yang masih kecil-kecil sekejap. Tetapi lirik lagu ini menggambarkan betapa ketabahan
Spafford yang tetap kuat dan berserah kepada Tuhan.

Ternyata peristiwa pahit yang di alami oleh Spafford tidak berhenti sampai disitu. Pada tahun
1878 ia dikarunai seorang anak peremupuan bernama Bertha yang sayang sekali tidak berumur
panjang. Sama seperti anak pertama Spafford, Bertha harus meregang nyawa karena penyakit
demam berdarah.

Secara sosiologis, peristiwa menyedihkan yang bertubi-tubi dan di alami oleh keluarga
Spafford ternyata berpengaruh buruk hingga menimbulkan keresahan dan penilaian negatif. Ia harus
di asingkan, bahkan diusir dari lingkungan tempat tinggal mereka, karena mereka dianggap sebagai
keluarga yang dikutuk oleh Allah. Mereka dianggap membawa petaka dan kesialan bagi masyarakat.
Peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam hidup keluarga Spafford dan Anna, mulai dari kematian
anak pertama hingga Bertha, dianggap sebagai hukuman Allah atas hidup Spafford dan isterinya.
Masyarakat menolak kehadiran mereka dan mengusir keluarga ini untuk keluar dari Chicago.

Pada akhirnya, Spafford dan isterinya meninggalkan Amerika dan pindah ke Yerusalem setelah
kelahiran anak mereka pada tahun 1881. Di sana, ia tinggal dan memulai hidup yang baru bersama
dengan orang-orang Amerika lainnya yang melayani Yesus Kristus dalam satu koloni yakni orang-
orang kristen yang tergabung dalam Christian Philanthropic Society.

It Is Well With My Soul (NKB.119. Kendati Hidupku Tentram) adalah sebuah judul hymn yang sangat
terkenal bukan hanya melodi dan susunan lirik yang begitu mendalam yang menggambarkan
kesungguhan iman yang dalam kepada Allah sekalipun keadaan hidup penuh dengan derita. Tetapi
kisah dibalik lagu ini menjadi suatu cerita yang sungguh sangat menarik untuk disimak dan menjadi
contoh bagaimana kehidupan seorang kristen yang bergumul dengan kebaikan Allah dan kenyataan
hidup yang pahit.

Horatio Spafford adalah sosok dibalik lirik lagu ini. Rangkaian kata dan makna yang dalam
akan penghayatan imannya kepada Tuhan mengajarkan kita bahwa hidup mengikut Tuhan tidak
menjamin kita dapat merengkuh kenikmatan hidup sebagaimana yang di dambakan oleh setiap
orang. Tetapi sekalipun demikian, bukankah Allah tetap baik karena ia menjamin jiwa kita? Kira-kira
demikian Spafford menulis lirik lagu ini.

Anda mungkin juga menyukai